30 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15207

Pencabutan APBD Momok Klub Liga Indonesia

Diharamkannya APBD untuk klub-klub sepak bola di Indonesia mulai musim depan, diprediksi akan menjadi momok yang akan membuat banyak klub gulung tikar.
Tak terkecuali PSMS yang hingga saat ini masih menyusu APBD. Sepanjang perjalanannya di liga profesional, PSMS baru sekali lepas dari APBD ketika dibesut pengusaha muda Sihar Sitorus.

Sayang dukungan kepada Sihar tidak maksimal sehingga akhirnya PSMS degradasi dari ISL.
Musim depan, PSMS juga belum memberikan pernyataan resmi terkait masa depannya. Kalau masih mengharap APBD maka dipastikan PSMS akan tersendat-sendat prestasinya. Di lain hal, manajemen dan pengurus PSMS hingga kini tak mampu mendatangkan sponsor murni untuk bekerjasama.

“Semua fans ingin melihat timnya mandiri. Meski butuh proses panjang, tapi setidaknya harus kita mulai dari sekarang. Kita memang belum melihat tim yang benar-benar lepas dari APBD di Indonesia, kecuali tim-tim LPI. Tapi kenapa tidak mencoba memulainya. Lagi-lagi ini menegaskan soal kinerja pengurus dan manajemen.

Kalau memang tidak sanggup menghidupi PSMS dengan propit saling menguntungkan, maka mundur saja,” terang Nata Simangunsong, Ketua Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan kemarin. “Ya maksudnya tidak ada lagi istilah kerja bakti. Selama ini pengurus dan manajemen kan beralasan mereka itu tidak dibayar untuk mengurus PSMS dan malah kadang keluar uang. Ke depan kami harap tidak ada lagi hal itu. Jadi yang bekerja untuk PSMS memang dibayar sesuai kemampuannya, kalau yang tak berkompeten jangan direkrut,” sambung Nata.

Kondisi soal APBD sendiri sudah memakan korban sejumlah klub di ISL maupun Divisi Utama. Bahkan sebelum musim tanpa ABPD dimulai, banyak klub yang pailit. Salah satunya Persebaya yang main di Divisi Utama.

Nestapa para pemain Persebaya tampaknya akan memaksa mereka untuk bertindak. Jika gaji para pemain belum terbayar hingga APBD untuk KONI Surabaya cair, para pemain Persebaya berencana untuk tidur di rumah Ketua Umum Persebaya Wishnu Wardhana.

M. Kusen pemain senior Persebaya yang berlaga di Divisi Utama menyatakan bahwa para penggawa Green Force baru saja berkumpul di mes di kawasan Villa Jasmine Sidoarjo, Selasa lalu (31/5).

Dalam pertemuan itu, dia menjelaskan bahwa para pemain sepakat akan beberapa hal. Pertama, mereka akan menunggu kabar cairnya APBD Surabaya. Jika waktu pencairan APBD untuk KONI Surabaya telah tiba, tapi tidak ada tanda-tanda gaji mereka akan dibayar, mereka sepakat bertindak. (ful/uan/jpnn)

Bidik Dzumafo

MEDAN- Bintang Medan berusaha membenahi kualitas skuadnya agar mendapatkan perhatian dari publik pecinta sepak bola di Medan. Selama putaran pertama kerap sepi penonton, Bintang Medan berhara putaran kedua bisa menggaet penonton yang datang ke markasnya di Stadion Teladan.

Salah satu cara yang digeber adalah menambah skuad. Tak lagi menggebu-gebu mendatangkan pemain asing yang tak pernah main di Indonesia sama sekali, kali ini manajemen Bintang Medan berupaya mendatangkan pemain yang sudah punya nama di belantika sepak bola tanah air.

Yang terbaru adalah pemain asing yang kini merumput di PSPS Pekan Baru, Herman Dzumafo Epandi.
Kebutuhan akan striker masih menjadi hal tak terbantahkan bagi Bintang Medan. Sepanjang putaran pertama, Bintang Medan hanya bertumpu kepada sosok Cosmin Vansea. Maka itu kehadiran Djuamfo diharapkan mampu memberikan ketajaman di lini depan.

Saat ini, Cosmin Vansea menjadi satu-satunya penambang gol paling produktif di klub berlambang bintang tersebut yang sejauh ini baru melesakkan 10 gol dari 18 pertandingan yang digelar di putaran pertama. Alasan itu pula yang membuat Chief Executive Officer (CEO) Bintang Medan Dityo Pramono mulai mendekati eks anak buahnya di PSPS Pekan Baru itu.

“Kami sedang menjalin komunikasi dengan Herman Dzumafo. Saya yakin dia cukup tepat untuk jadi bagian dari Bintang Medan di putaran kedua mendatang,” ujar Dityo kemarin.

Menurut Dityo, kemampuan striker tim berjuluk Askar Bertuah itu cukup baik selama di PSPS. Di musim liga Indonesia 2010, pemain berpaspor Kamerun itu memang baru melesakkan 11 gol di penghujung musim ini, raihan gol yang tidak begitu baik. Namun, di musim sebelumnya, dia mengoleksi 16 gol dan 17 gol ketika skuad asuhan Abdul Rahman Gurning itu masih merasakan kompetisi Divisi Utama 2008 lalu.

Menurut Dityo, bisa saja karena alasan kebosanan, Dzumafo tidak begitu tampil trengginas di musim ini dan membutuhkan penyegaran dengan menjadi bagian klub lain seperti Bintang Medan. Momen tersebut itulah yang membuat mantan ketua umum PSPS Pekan Baru itu berniat menggaet Dzumafo.

Dia optimis, kebersamaan yang pernah terjalin antara dirinya dan Herman Dzumafo di PSPS beberapa tahun silam bisa mewujudkan harapannya itu. “Kami kan pernah bekerja sama. Saya yakin, dia mau menerima ajakan saya,” kata mantan anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI itu.Sementara itu pada perkembangan seleksi pemain baru Bintang Medan, empat nama akhirnya lolos. Selain mantang gelandang PSMS Medan Donny F Siregar yang otomatis lolos, ada tiga nama lagi yang dinyatakan lolos ke putaran seleksi berikutnya, yakni Dede Ariandi, Ibrahim dan Riko.

Menurut Pelatih Bintang Medan Michael Feichtenbeiner, ketiga nama tersebut selanjutnya akan kembali diseleksi bersama pemain seleksi lainnya yang datang di hari-hari berikutnya. (ful)

Pemain PSMS Masih Terikat Kontrak

Sejumlah pemain PSMS mengaku masih terikat kontrak bervariasi antara hingga Juni ini dan ada yang sampai Juli 2011. Kondisi ini jadi bahan pertanyaan, sebab PSMS sudah dibubarkan mendadak oleh Sekum PSMS Idris.

Artinya skuad PSMS hanya akan makan gaji buta di sisa-sisa kontrak karena praktis tidak ada lagi aktivitas di tubuh PSMS. Bahkan kabarnya pemain asing masih menyisakan dua bulan kontrak lagi. Namun pernyataan dari kubu PSMS sisa kontrak akan dibayarkan pertengahan bulan ini.

Keterikatan kontrak ini menjadikan pemain bingung, sebab di saat bersamaan datang tawaran dari klub lain untuk bergabung. “Benar, saya memang masih terikat kontrak hingga Mei kemarin. Saya kan memang hanya lima bulan dikontrak. Kalau yang lain kabarnya sampai Juni dan ada yang sampai Juli,” kata Donny Fernando Siregar kemarin.

Mendapati kondisi itu ada keraguan apakah manajemen PSMS yang juga sudah dibubarkan oleh Idris, akan menepati janji membayarkan gaji pemain.

“Kita lihat saja nanti. Yang pasti itu hak pemain, maka semua pasti akan menuntut haknya. Kita sebagai pemain kan selalu percaya kepada pengurus. Mari menanti janji itu,” kata Donny.
Maka itu keputusan membubarkan tim dan manajemen secara mendadak oleh Idris mendapatkan protes dan pendapat negatif dari berbagai pihak.

Terlepas dari kondisi itu, Donny sendiri mengaku masih mempertimbangkan tawaran main di Bintang Medan. Menurutnya dia masih berpikir sampai waktu yang belum ditentukan.  (ful)

Perbaiki Lampu Jalan

06177701xxx
Halo Dinas Pertamanan (Distaman) Kota Medan, tolong perbaiki lampu jalan di Pintu Air IV Gang Pribadi lewat Al-Azhar, mulai November 2010 kalian buat putus waktu mangkas pohon yang rawan dan rimbun. Terima kasih Sumut Pos

Kami Perbaiki
Terima kasih informasinya, untuk pelaksanaan perbaikan lampu jalan sudah kami lakukan. Tapi, apabila berkaitan dengan alat-alat, kami masih melakukan pengadaan terlebih dahulu agar bisa dilaksanakannya pemasangan di wilayah tersebut. Kami segera pasang bila alatnya sudah ada.

Erwin Lubis
Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan

Berantas Judi Biliar

085362416xxx
Kepada yang terhormat bapak Kapoldasu, tolong berantas judi biliar, permainan kartu leng hingga pagi hari, lokasi narkoba dan juga daerah curanmor di Jalan Tani Asli sebelah klinik Fatiha Medan Sunggal sudah sangat meresahkan masyarakat.  Terima kasih atas perhatian Bapak Kapoldasu.

Kami Tindak Lanjuti
Terima kasih informasinya, kami segera tindak lanjuti dan segera berkordinasi dengan Polresta Medan, karena poldasu tetap komitmen memberantas segala bentuk judi di wilayah hukum poldasu.

AKBP Raden Heru Prakoso
Kabid Humas Poldasu

Tanda Kurung Siku […]

Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat dinaskah asli.

Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.(net/jpnn)

Awas Kau, Kutembak Kau Nanti

Cleaning Service Bank BRI Tewas di Tangan Polisi

Maksud hati hanya ingin bercanda, namun fatal akibatnya. Peristiwa ini dialami Muhammad Dermawan (21) warga Pasar VII, Tembung, Medan yang tertembak senjata laras panjang jenis SSI V2 milik Briptu Vico Panjaitan, personel Sabhara Polresta Medan bahagian Ba Sat Pam Objek Vital di BRI Jalan Putri Hijau depan Capital Building, Selasa (31/5) sekitar pukul 15.30 WIB.

Keterangan yang diperoleh di lokasi, awalnya Dermawan yang baru lima bulan bekerja sebagai cleanic service, sedang mencuci sepeda motornya, Yamaha Vega hitam BK 2806 CH, di basement Kantor BRI Cabang Putri Hijau. Usai mencuci, Dermawan kemudian melapnya dengan kain kering ditemani personel polisi yang ngepam di lokasi tersebut, sambil duduk sekitar parkiran sepeda motor.

Tak berapa lama, Vico turun dari lantai I menuju Basement sambil memegang senpi. Sambil bercanda, Vico mengarahkan senjatanya ke tubuh Dermawan. Menurut saksi mata bernama Daniel Panjaiatan, saat itu Vico memang sedang bercanda. “Keduannya teman akrab dan sering bercanda. Waktu turun dari lantai satu, polisi itu mengatakan kepada Dermawan: ‘Awas kau, kutembak kau nanti’, “ ujar pria yang bertugas sebagai cleaning service di lantai III kantor itu.
Teman Vico yang berada di parkiran sempat mengingatkan agar Vico tidak bermain-main dengan senjatanya. “Temannya mengingatkan dan mengatakan ‘Gila Kau’,” ucapnya lagi.
Dalam jarak tiga meter, senjata Vico yang ternyata tidak terkunci meledak tiba-tiba dan mengenai tubuh Dermawan hingga terjatuh bersimbah darah.
Polisi yang baru dua bulan ngepam di BRI itu kalut. Dalam keadaan kebingungan langsung menggendong korban dan membawanya keluar dari basement menuju ke RS Tembakau Deli, tak jauh dari lokasi kejadian. Sayang,  nyawa Dermawan tak tertolong lagi.
“Jadi Luka tembak dari punggung sebelah kanan tembus ke dada kanan hingga tembus ke lengan tangan kanannya hingga mengenai cakram sepeda motornya,” kata Tim Identifikasi Polresta Medan yang berada dilokasi.
Karyawan BRI yang mendengar suara lentusan senjata api langsung mendatangi sumber suara. Kemudian melaporkannya ke Polsek Medan Barat yang meneruskannya ke Polresta Medan.
“Pelaku sudah diamankan di Polresta Medan untuk diperiksa dan dimintai keterangannya,” ungkap Kapolsek Medan Barat, Kompol Arke F Ambat saat ditemui di lokasi.
Polisi yang tiba di lokasi langsung memasang garis polisi melakukan olah TKP. “Pemeriksaan sementara, karena kelalaian saat bercanda dengan temannya. Kita tunggu lah hasil pemeriksaannya,” beber Arke.
Bisa saja senjata tersebut memang sudah tidak bagus. “Senjata itu sangat bahaya kalau dimain-mainkan, karena ada setannya. Sedangkan untuk jenis senjata SSI V2 tersebut memang kurang bagus, bila tertekan belakangnya, sensitif, akan meledak,” ungkapnya mengakhiri.
Kabid Humas Poldasu AKBP Raden Heru Prakoso mengatakan sudah melakukan pemeriksaan terhadap personil polisi tersebut. “ Kita lihat saja hasil pemeriksaannya. Hasilnya yang dapat membuktikan dia bersalah atau tidak,” cetus Heru.

Dari rumah sakit, jenazah Muhammad Dermawan dibawa ke rumah duka di Jalan Amal Bakti Pasar VII Percut Sei Tuan Deli Serdang. Di rumah duka tampak Waka Polresta Medan, AKBP Pranyoto, beserta jajarannya dan teman kerja almarhum.
Di mata keluarga, Dermawan dikenal sebagai sosok yang pendiam, taat ibadah, pekerja keras dan sering membantu kebutuhan keluarga. Korban merupakan anak 7 dari 8 bersaudara dari pasangan Darussalam dan Sau Leberti.
Alumni Pondok Pensantren Al-Ulmul Al-Qur’an di Kabupaten Langkat itu baru 3 bulan bekerja sebagai cleaning service di Bank BRI. Penghasilannya disisihkan untuk membeli sepeda motor buatan tahun 2004. Dermawand iketahui memiliki teman wanita bernama Tika.
Adik korban, Darma Alwi (18) mengatakan, pihak keluarga tidk memiliki firasat apapun sebagai tanda-tanda kemadian abangnya. “Abang terlalu cepat meningglkan kami. Ibu saja masih di Padang, di perjalanan pulang,” katanya.
Rencananya korban akan dikebumikan di pemakaman Muslim yang tidak jauh dari rumah duka pukul 13.00 WIB, setelah Salat Dzuhur.
Paman korban, Chaidir Sulaiman meminta peristiwa itu diusut tuntas dan pelakunya dihukum sesuai peraturan yang berlaku. “Saya memawakili keluarga meminta keadilan yang seadil-adilnya kepada pihak kepolisian,” tegasnya.
Pengamat Kriminologi dan Hukum Pidana dari Fakultas Hukum UMSU, Nursarini Simatupang, melihat kelalaian Briptu Vico Panjaitan tidak lepas dari sifat pamer kekautan.
Nursaini mengingatkan, polisi yang memegang sejata harusnya mempunyai kondisi tubuh yang sehat fisik dan psikologis supya senjata yang dipegangnya tidak membayakan diri sendiri dan orang sekitarnya.
“Kedepan, polisi harus melakukan pengetesan ulangan seperti kesehatan, psikologis serta jangan sekali lagi polisi menunjukkan kekuatan yang berlebihan sehingga hal seperti ini tidak terjadi kembali,” tandasnya.(adl/mag-7)

BRI Dibobol, Rp1,1 M Lenyap

Hanya 500 Meter dari Mapolsek

TAPTENG-Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Pinangsori yang berada di jalan Sibolga-Padangsidempuan kilometer (Km) 33 Kecamatan Pinangsori Kabupaten Tapteng, dibobol. Berankas berisi uang sebesar Rp1,1 miliar dan receiver CCTV berhasil dibawa kabur kawanan pencuri.

Aksi ini baru diketahui pihak BRI Unit Pinangsori, Selasa (31/5) pukul 06.00 WIB, saat Elida br Situmorang (16) yang sehari-harinya bertugas sebagai cleaning service melihat pintu samping bank terbuka. Elida kemudian menghubungi Nigonggom Banjarnahor (38), penjaga malam di BRI Unit Pinangsori. Nigonggom kemudian melaporkan kejadian tesebut ke Mapolsek Pinangsori yang berjarak 500 meter.

Kapolsek Pinangsori AKP Kamdani SAg dan anggotanya langsung melakukan olah TKP di kantor bank berbentuk bangunan semi permanen itu. Dari olah TKP diketahui, brankas berisi uang transaksi nasabah sebesar Rp1,1 miliar serta receiver CCTV yang berfungsi untuk merekam seluruh kegiatan yang ditangkap dua unit CCTV yang terpasang di dua ruangan bank, sudah tidak berada di tempatnya.

“Kita menemukan beberapa kerusakan di sejumlah pintu. Pelakunya professional, lebih dari lima orang,” jelasnya.
Untuk membawa brankas seberat 1 ton, kemungkinan besar pelaku juga membawa mobil. Brankas diseret menggunakan pasir sungai yang sudah dipersiapkan. “Pasir ditabur di lantai bank sampai keluar. Berdasarkan temuan sejumlah jejak kaki di tiga kursi di bawa ventilasi udara, diduga jejak kawanan yang bertugas memonitor kondisi di luar gedung,” jelasnya.

Untuk menghilangkan jejak, kawanan pencuri membawa kabur receiver CCTV yang berfungsi merekam berbagai kegiatan di ruang utama dan ruang kepala unit bank BRI Pinangsori.

“Ada dua unit CCTV yang dipasang di bank BRI Unit Pinangsori ini, satu dipasang di salah satu sudut ruang utama bank dan satu lagi di dalam ruangan kepala unit bank. Pencuri membawa kabur receiver untuk menghikangkan jejak,” ucapnya.

Kerja profesional dan akurat dari para pelaku ini ditengarai melibatkanorang dalam. “Merujuk keterangan penjaga malam, Nigonggom Banjarnahor, dia meninggalkan bank pukul 00.30 WIB karena istrinya sakit. Ada dugaan keterlibatan orang dalam, namun belum bisa kita pastikan,” kata Kapolsek.

Saat ini polisi masih memeriksa petugas jaga malam dan meminta keterangan petugas cleaning service  dan pihak bank, termasuk memeriksa semua hand phone (HP) pegawai bank untuk mengumpulkan informasi.
Dan untuk mempersempit ruang gerak kawanan pembobol bank, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian kabupaten Tapanuli Selatan dan kepolisian Padangsidempuan, karena kuat dugaan kawanan pencuri bergerak kearah dua arah tersebut.

Informasi dihimpun METRO TAPANULI (grup Sumut Pos) di TKP, kawanan perampok ini sudah paham situasi bank. Kawanan rampok tidak mengganggu ATM, langsung masuk ke ruang kepala unit untuk mengambil berankas.
Sementara kondisi bangunan kurang layak, karena sebahagian bangunan masih terbuat dari papan. Sementara pintu depan bank dikunci hanya menggunakan plang pintu dari dalam, sedangkan pintu samping terbuat dari tripleks.
Untuk merusak gembok dan menghancurkan semen cor penahan brankas, dibutuhkan kerja keras dan pasti menghasilkan suara yang keras. Namun warga sekitar sama sekali tidak ada yang mendegar atau mengetahui kejadian tersebut.

Kepala Bank BRI unit Pinangsori, Rudianto Tambunan, memastikan dipastikan tidak akan membuat rugi para nasabahnya. “Pihak nasabah tidak akan dirugikan karena bank BRI menggunana sistem data sentralisasi. Seluruh data nasabah tersimpan secara online di BRI pusat,” ucapnya.
Untuk sementara, BRI Unit Pinangsori ditutup serta nasabah diarahkan bertransaksi ke BRI Unit Sibabangun. “Rabu (hari ini, 1 Juni 2011, Red), BRI Unit Pinangsori kembali beroperasi seperti biasa,” ujarnya. (afn/smg)

Intel KPK Awasi Syamsul di RS

Kondisi Membaik, Sudah Mulai Berbicara

JAKARTA-Meski dalam kondisi sakit dan di rawat di Rumah Sakit (RS) Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat, Gubernur Sumut nonaktif, Syamsul Arifin, masih juga diawasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain menempatkan dua personel Brimob yang mengawasi 24 jam, KPK juga melakukan pengawasan secara ‘tertutup’. Siapa saja yang menemui Syamsul di ruang rawat inap, tampaknya dianggap penting bagi KPK.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Sumut Pos dari beberapa petugas RS Jantung Harapan Kita, petugas berpakaian preman yang mengaku dari KPK pernah menanyakan buku tamu, yang berisi nama-nama pembesuk terdakwa perkara dugaan korupsi APBD Langkat itu. Hanya saja, lantaran pihak keluarga Syamsul tidak menyediakan buku tamu, petugas RS hanya menyebutkan nama-nama tokoh yang terkenal saja, atau yang dikenalnya.
“Dan itu sudah biasa, setiap ada tahanan yang dirawat di sini, selalu ada petugas KPK yang mengawasi.  Biasanya mereka melihat buku tamu. Kalau tidak ada buku tamu pasti mereka tanya ke Brimob yang menjaga,” terang seorang pegawai RS Jantung Harapan Kita kepada Sumut Pos, Selasa petang (31/5).

Koran ini lantas menanyakan ke petugas keamanan dalam (pamdal) RS, yang menjaga pintu utama lima ruang VIP di lantai III, yang salah satu ruangnya ditempati Syamsul. Menurut petugas, memang pihak keluarga Syamsul tidak menyediakan buku tamu. “Kalau ada buku tamunya enak, meski ganti shif jaga, kita tetap bisa tahu siapa saja yang datang dari pagi hingga malam,” ujar petugas jaga.

Sedang seorang anggota Brimob yang sedang menjaga Syamsul di pintu masuk, tidak mau banyak komentar. “Kita jaga saja Mas. Kita siap menjalankan perintah saja,” ujar anggota Brimob yang sudah akrab dengan para wartawan yang biasa meliput di pengadilan tipikor itu. Dia menyebut, kawan satunya lagi sedang salat.

Entah apa yang dibutuhkan KPK terkait pemantauan terhadap diri Syamsul dan para pembesuknya itu. Bisa saja, ini lantaran proses persidangan belum selesai. KPK, lewat jaksa penuntut umum (JPU)-nya, masih punya tanggung jawab membuktikan dakwaannya terhadap Syamsul bisa terbukti di persidangan. Barangkali, KPK tak mau ada ‘anasir-anasir’ lain yang bisa mengganggu proses pembuktian.

Juru Bicara KPK Johan Budi saat dikonfirmasi mengenai pengawasan Syamsul meski sedang sakit itu, tidak membantahnya. Jadi memang benar ada intel KPK yang terus mengawasi? “Ya yang kayak gini nggak mungkin lah aku omongkan,” kilah Johan.

Yang pasti, lanjutnya, prosedur bakunya adalah KPK meminta bantuan kepolisian untuk menempatkan dua personel Brimob melakukan pengawasan 24 jam. “Jadi, memang pemantuan oleh kepolisian itu atas permintaan KPK,” ujar Johan.

Mengenai kondisi Syamsul sendiri, memasuki hari keempat dirawat, kemarin, kondisinya mulai membaik. “Kondisinya sudah mulai bagus. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, kesehatan beliau sudah menuju ke arah yang lebih baik, setidaknya dibanding ketika pertama kali masuk. Gulanya juga sudah normal,” terang anggota kuasa hukum Syamsul, Abdul Hakim Siagaan, sesaat setelah keluar dari ruang perawatan Syamsul. Meski mulai membaik, Syamsul masih menggunakan alat pacu jantung temporer (temporary pacamaker/TPM).

Rencananya, hari ini Syamsul kembali menjalani pemeriksaan yang sifatnya lebih menyeluruh. “Besok (hari ini, Red) kita berharap sudah ada rekomendasi dari dokter mengenai kondisi beliau. Kita berharap, rekomendasinya menyatakan kesehatan sudah bagus,” ujar Abdul Hakim.

Dia cerita, meski masih lemah, Syamsul sudah mulai bicara, walau masih terbatas. Diceritakan Hakim, pihaknya sempat menceritakan proses persidangan singkat di pengadilan tipikor Senin (30/5) lalu. “Beliau merespon, dengan mengatakan, ‘kalau Senin kemarin sidang, tinggal sedikit lagi ya”. Karena beliau ingin persidangan cepat selesai,” terang Hakim, anggota kuasa hukum Syamsul yang paling rajin mengunjungi kliennya itu di RS.
Hakim menyebutkan, pada Selasa kemarin, sejumlah tokoh yang datang membesuk Syamsul antara lain Menteri Agama Suryadharma Ali, Ketua Fraksi PPP DPR Hasrul Azwar, bupati Langkat Ngongesa Sitepu, dan beberapa lagi yang lain. Petugas di RS juga menyebutkan, Kapolda Sumut Irjen Pol Wisnu Amat Sastro juga datang siang hari.

Tuai Empati

Sempat mengalami kemunduran kesehatan, membuat sejumlah orang yang dekat Syamsul Arifin merasa berempati dengan cara langsung menjenguk mantan Bupati Langkat tersebut. Salah satunya, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Sumut Hardi Mulyono.

“Aku baru nyampe Jakarta, dan sekarang sedang di rumah sakit lagi menjenguk datok (Syamsul Arifin, Red),” ujarnya saat dihubungi Sumut Pos melalui telepon seluler, kemarin.

Diceritakannya, setelah tiga hari masuk rumah sakit, kondisi Syamsul Arifin sudah membaik. Besar kemungkinan, Syamsul Arifin sudah diperbolehkan keluar rumah sakit, hari ini (1/6). “ Alhamdulillah…. Mungkin hari ini sudah bisa keluar,” katanya.

Sedangkan Wakil Sekretaris DPD Golkar Sumut, Sabar Syamsurya Sitepu, saat ditanyakan tanggapannya, enggan memberikan komentar. “Cukup di hati saja lah. Kita politisi, nanti berkomentar malah disalahartikan,” ungkapnya.
Sabar terakhir bertemu Syamsul Arifin, Senin (23/5) lalu, saat Syamsul hendak menjalani persidangan. “Saya menyempatkan waktu mengikuti persidangan itu. Seusai sidang, saya salami Datok (Syamsul Arifin, red) dan tak berapa lama saya langsung balik ke Medan. Jadi tidak lama-lama,” bebernya.

Menurut Wakil Ketua DPRD Medan ini, Syamsul Arifin memang tampak lebih kurus dari sebelumnya saat masih menjadi Gubsu. “Kalau masalah sakit jantungnya, memang sudah lama. Tapi mungkin nggak terlalu dirasakan. Yang waktu itu masih dipersoalkan sakit saluran kemihnya saja,” paparnya.

Sakit ini juga, lanjut Sabar, menjadi salah satu panduan bagi Dewan Pimpinan Daerah (DPP) Dolkar untuk memutuskan memberhentikan sementara Syamsul Arifin sebagai Ketua DPD Golkar Sumut.
“Ini lah Golkar dengan sikap pemberhentian sementara itu. Agar tidak semakin membuat beban kepada yang bersangkutan, meskipun belum ada putusan incraht dari Pengadilan Tipikor,” terangnya.
Sabar juga menyesalkan, terlalu lamanya proses persidangan yang dijalani Syamsul Arifin. “Prosesnya masih menanyai saksi-saksi terus, terlalu lama turun vonisnya. Kalau sudah turun, kan tinggal menjalani waktu penahanannya saja,” cetusnya.(sam/ari)

Lima Dara Medan Wakili 5 Provinsi

Miss Indonesia

Lima dara cantik asal Kota Medan tampil di malam puncak Miss Indonesia ke-7 tahun 2011 di Central Park, Jakarta, Jumat, 3 Juni 2011. Kelimanya akan bertarung membela lima provinsi yang mereka wakili.

Malam puncak Miss Indonesia ke-7 tahun 2011 dengan tema Ragam Cantik Indonesia akan dihadiri Miss World 2010, Alexandria Mills dan Chairwoman Miss World Organization, Julia Morley, Asyifa Latief, Miss Indonesia 2010, akan menyerahkan mahkotanya kepada Miss Indonesia 2011 pada akhir acara.

Sebanyak 33 wanita cantik siap bersaing memperebutkan gelar wanita tercantik, pintar, sehat, dan bernilai ketimuran. Dari data yang dilansir wikipedia dari 33 dara itu 5 diantaranya berasal dari Kota Medan.
Kelima dara cantik asal Medan itu masing-masing Eviliana mewakili Propinsi Bangka Belitung, Veny Desi Arti mewakili Propinsi Bengkulu, Mellyza Shavira mewakili Nangroe Aceh Darusalam (NAD), Asti Lukita Wardani mewakili Jawa Tengah serta wakil Propinsi Sumatera Utara, Liza Lestari Ginting.

Ajang Miss Indonesia 2011 ini diawali dengan audisi di beberapa kota besar menghasilkan 33 finalis dari perwakilan seluruh provinsi Indonesia. Mereka sudah menjalani karantina sejak 24 Mei hingga puncak penganugerahan Miss Indonesia 2011 pada 3 Juni 2011

“Berbagai pembekalan diberikan dalam masa itu sehingga cara bersikap, wawasan, jiwa sosial, dan kepribadian mereka terlihat serta menjadi salah satu penilaian dewan juri,” terang Ketua Dewan Juri Miss Indonesia, Liliana Tanoesoedibjo di Hard Rock Cafe, Thamrin, Jakarta, Senin (30/5).

“Seorang wanita akan tampak lebih cantik jika dia dapat memperlihatkan kepribadian dirinya dan mempunyai prinsip yang baik dalam hidup,” sambung Liliana.

Dalam gelaran yang berlangsung rutin setiap tahun, juri lainnya seperti Martha Tilaar, Ferry Salim, Tantowi Yahya, dan Harry Darsono juga akan mengumumkan kategori lain selain Miss Indonesia. Kategori tersebut antara lain Miss Kulit Cantik, Miss Tubuh Indah, Miss Persahabatan, Miss Favorite, Miss Lifestyle, dan Miss Online.
Dalam malam final, akan diwarnai kolaborasi antara musisi papan atas dipadu dengan penampilan 33 finalis dalam balutan busana dan aksesoris para desainer. Finalis yang terpilih sebagai pemenang akan mewakili Indonesia dalam ajang Miss World 2011. (fal/bbs)