26 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 15223

Polisi Vietnam Dilarang Ngobrol

HANOI- Pemerintah Vietnam menerbitkan peraturan untuk polisi, antara lain larangan mengenakan kacamata hitam, merokok, mengobrol dan memasukkan tangan ke dalam saku saat bertugas di ruang publik. Hal itu dilakukan demi meningkatkan citra kepolisian.

Aturan itu diterbitkan lantaran kepolisian di negara tersebut cendrung berprilaku korup. Sejumlah aturan yang harus ditaati para polisi yakni tengah bertugas.

Koran berbahasa Inggris Tuoi Tre melaporkan para polisi Vietnam tak boleh lagi mengenakan kacamata hitam, ngobrol, merokok dan memasukkan tangannya ke saku celana saat bertugas di ruang publik.

Sesuai peraturan yang diterbitkan, Kementerian Keamanan Publik seorang petugas polisi harus menjaga sikapnya dan berada dalam posisi yang benar saat bertugas.
Aturannya membuat seorang polisi lalulintas tak boleh lagi bersembunyi di balik pepohonan menjebak pelanggar lalulintas dan mendendanya. Apalagi, sebagian besar warga Vietnam menilai polisi lalulintas adalah satu petugas negara yang korup.

Laporan surat kabar itu mengatakan polisi yang bertugas dilarang membaca buku, menelepon tak terkait tugasnya, minum keras dan makan di restoran yang melanggar batas trotoar. (bbs/jpnn)

Suara Demokrat Menurun, PDIP Naik Lewati Golkar

JAKARTA- Terpaan isu yang menimpa Partai Demokrat ternyata berpengaruh pada kepercayaan publik. Hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia menyebutkan, Demokrat masih menjadi pemenang dalam perolehan suara. Namun, memasuki tahun 2011, persentase kemenangan Demokrat menurun menjadi 18,9 persen.

“Hubungan partai dengan pemilih pada tahun ini terus melemah. Lebih banyak pemilih mengambang dari mereka yang memilih partai,” ujar Saiful Mujani, Direktur Eksekutif LSI, dalam keterangan pers di Jakarta, kemarin (29/5).
Survei LSI pada 15-25 Mei itu menunjukkan, hampir seluruh partai penghuni parlemen mengalami penurunan perolehan suara. Golkar yang selalu berada di tempat kedua di belakang Demokrat, kini turun di peringkat tiga dengan 12,5 persen suara. Hanya PDIP yang tren suaranya naik, dari 14,3 persen di survei terakhir, kini melonjak menjadi 16,7 persen.

Menurut Mujani, kecenderungan Demokrat saat ini memang masih unggul. Namun, sentimen responden terhadap partai berlambang mirip segitiga Mercy ini terus menurun. Bulan madu Demokrat pasca pemilu 2009 yang menunjukkan tren kenaikan saat ini sudah berakhir. “Ini sejarah pertama Demokrat, ada penurunan tren suara pemilu,” kata dia.

Penurunan suara Demokrat, ujar Mujani, belum memperhitungkan dampak isu negatif kasus yang menimpa kader Demokrat Muhammad Nazaruddin. Ini karena, survei LSI ketika itu sama sekali tidak mengukur keterkaitan itu dalam pertanyaan kepada responden. “Bisa saja pengaruh itu besar, namun kami belum memiliki ukurannya,” jelasnya.
Mujani menyatakan, kecenderungan turunnya suara Demokrat disebabkan karakter pemilihnya yang tidak stabil. Ini berbeda dengan suara yang diraih Partai Golkar dan PDIP. Kedua partai itu tidak mengalami fluktuasi yang tajam. Hal ini disebabkan kecenderungan dua partai lama itu yang memiliki pemilih loyalis.

Hanya bedanya, PDIP yang berada di luar pemerintahan lebih diuntungkan dipilih oleh responden. “Golkar dan PDIP stabil, namun Golkar tidak mampu menarik pemilih baru,” kata Mujani. Para pemilih yang tidak stabil itu berasal dari responden dengan latar belakang pendidikan tinggi. Sementara Golkar dan PDIP memiliki pemilih loyal di masyarakat dengan latar pendidikan lebih rendah.

Secara keseluruhan, turunnya tren pemilih disebabkan banyak responden yang belum menjatuhkan pilihannya kepada salah satu partai. Responden yang masih mengambang itu jumlahnya signifikan, mencapai 29,6 persen. Mayoritas mereka memilih belum memilih partai karena kecewa dengan kinerja anggota dewan yang mengecewakan.
Mujani, instabilitas pemilih partai ini merupakan tren yang tidak sehat. Para pemilih nampaknya sudah mulai jenuh dengan kinerja partai. Indikatornya, di tiga gelaran pemilu terakhir memiliki pemenang yang berbeda-beda.
Fakta yang patut dikhawatirkan, jumlah pemilih di tiga pemilu terakhir juga terus merosot. “Penurunan jumlah pemilih ini terlalu tajam dan cepat,” ujarnya mengingatkan. Pengamat Psikologi Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai, kelemahan yang dimiliki parpol di Indonesia adalah ketidakmampuan merekrut pemilih loyalis.

Sebagai lembaga politik, parpol di Indonesia tidak mampu bersosialisasi di tengah publik secara luas. “Kalau partai sudah bekerja, dia pasti menjadi diinginkan. Otomatis pemilih mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari partai,” kata Hamdi di tempat yang sama.

Yang terjadi di parpol Indonesia adalah lemahnya pemilih memiliki identitas partai secara spesifik. Parpol tidak memberikan sumbangsih berdasarkan isu yang dibutuhkan oleh publik. Kecenderungan parpol selalu memberikan kampanye instan yang tidak substantif. “Kalau party ID (pemilih dengan identitas partai) lemah, berarti partai tidak hadir di tengah publik,” kata dia.

Karena tidak memiliki kerja nyata, parpol di Indonesia acapkali mengandalkan tokoh sebagai nilai jual. Kampanye semacam ini memang efektif, namun tidak sehat. Pada akhirnya parpol tidak akan bekerja, dan hanya berlomba-lomba mencari tokoh demi nilai jual. “Di sini, parpol bukan lembaga publik, tapi characteristic personal,” jelasnya.

Turunnya partisipasi pemilih di tiga periode terakhir pemilu, juga merupakan peringatan berbahaya. Publik bisa jadi memiliki sikap tidak percaya kepada parpol akibat kinerjanya yang tidak pernah berubah. Perlu ada perubahan dari parpol sehingga menjadi lembaga publik yang sebenarnya. “Bagaimana keluar dari ini” Parpol harus hilang dari dukungan dana cukong,” tandasnya. (bay)

Golkar Kambinghitamkan Koalisi

PARTAI Demokrat berusaha memahami hasil survei LSI terakhir. Namun, partai peraih suara terbanyak pada Pemilu 2009 lalu itu tetap yakin kalau penurunan suara itu hanya sementara.

“Tidak apa-apa, masih ada waktu, ini semua kan masih berproses hingga 2014,” ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua, saat dimintai komentar terkait hasil survei LSI terakhir. Dia mengakui, ribut-ribut terkait keterlibatan sejumlah kader dalam dugaan kasus sesmenpora memang berpengaruh. Terutama, terhadap persepsi publik terhadap partai.

Namun, dia yakin, dengan komitmen partainya tetap bekerja bagi bangsa maka rakyat dengan sendirinya akan kembali memberikan kepercayaan. “Harus tetap bijak melihat (hasil survei), kami yakin kedepan hasilnya akan pulih dan berkembang lagi,” tandasnya.

Golongan Karya menilai turunnya perolehan suara mereka disebabkan oleh faktor koalisi di pemerintahan. Meskipun menjadi anggota koalisi yang kritis, kinerja Golkar dianggap menurun saat roda pemerintahan saat ini berjalan kurang efektif.

“Golkar itu selalu memegang dampak aspek, karena semua resiko yang terkait di pemerintah berimbas di koalisi,” kata Nurul Arifin, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar saat dihubungi kemarin.

Menurut Nurul, jika melihat tren yang terlihat di survei, seluruh partai anggota koalisi menurun. Saat ini, Demokrat yang diterpa berbagai isu negatif mengalami penurunan yang tidak sedikit. Hal itu ternyata berimbas pada Partai Golkar sebagai anggota koalisi. “Jika Demokrat menurun, otomatis Golkar menurun,” kata dia.
Menurut Nurul, ada baiknya jika Golkar mempertimbangkan sikapnya di dalam koalisi. Ini karena, kekritisan Golkar nantinya bakal lebih berguna dan dilihat publik jika berada di luar pemerintahan. “Karena apapun yang kita kerjakan, mengkritisi akan dianggap sandiwara,” sorotnya.

Terhadap keberadaan pemilih mengambang yang jumlahnya signifikan, Nurul menilai hal itu harus dimanfaatkan. Partai Golkar memiliki pengalaman panjang untuk membangun komunikasi dengan publik. Salah satu caranya, dengan memberikan program nyata yang langsung menyentuh rakyat. “Selama ini, hal itu yang menjadi keunggulan Golkar,”  jelasnya.

Sekretaris Fraksi PDI-P Bambang Wuryanto menilai hasil survei LSI tidak bisa dijadikan ukuran. Sebab, dengan situasi dan perkembangan isu saat ini.(dyn/bay/jpnn)

Giliran Andi Nurpati Dilaporkan Mahfud

JAKARTA- Pengurus Partai Demokrat Andi Nurpati dilaporkan ke kepolisian oleh Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dugaan pemalsuan surat. Andi siap menghadapi pelaporan atas dirinya tersebut. “Tentu saja siap. Jadi nanti kita lihatlah bagaimana kinerja kepolisian,” tutur Andi kepada wartawan di Kantor DPP Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5) malam.

Andi mengatakan dirinya menyerahkan hal ini sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku. Selain itu, Kepala Divisi Komunikasi Partai Demokrat ini menyebut rentang waktu untuk mengadukan pidana pemilu telah habis.
“Dilaporinya Februari 2010, sekarang sudah setahun lebih. Selain itu, laporannya kan kalau Februari 2010 terlalu jauh. Lagi pula seluruh pidana Pemilu, kan sudah selesai semua. Dengan batas waktunya. Ya serahkan saja ke polisi, mereka kan yang berwenang,” papar Andi.

Sebelumnya Andi Nurpati dilaporkan ke polisi oleh Mahkamah Konstitusi. Dugaan pidana itu dilakukan Andi Nurpati terkait putusan sengketa Pemilu yang dikeluarkan MK pada 2009 lalu. Nurpati diduga memalsukan putusan MK terkait gagalnya Dewi Yasin Limpo menduduki kursi DPR dari Partai Hanura dengan daerah pemilihan Sulawesi Selatan.

Berdasarkan penuturan Ketua MK Mahfud MD, kasus bermula dari munculnya surat MK palsu tanggal 14/8/2009 yang digunakan oleh KPU untuk tentukan kemenangan Dewi Limpo. Kemudian MK membuat surat yang benar & asli tanggal 17-8-2009, surat asli itu diterima oleh Andi Nurpati.

“Tapi saat ambil keputusan akhir KPU tetap gunakan surat palsu karena Andi Nurpati tak menyampaikan surat asli MK itu,” jelas Mahfud. Menurut Mahfud, MK telah menegaskan kalau surat yang dipakai KPU salah. Namun ternyata KPU tetap menggunakan surat MK palsu sebagai bahan rujukan.

Tak hanya itu, Mahfud juga menegaskan tujuannya mempolisikan Andi Nurpati bukan untuk merongrong Partai Demokrat.

Laporan soal pemalsuan dan penggelapan dokumen ini sudah dilaporkan Mahfud, jauh sebelum Andi Nurpati bergabung ke Demokrat. “Ini tak ada politisnya, karena sudah dilaporkan ke Polri jauh sebelum Andi Nurpati masuk ke Partai Demokrat,” ujar Mahfud.(net/jpnn)

Pendaftaran Calon Pimpinan KPK Dibuka

JAKARTA- Hari ini (30/5) pendaftaran calon pimpinan KPK resmi dibuka. Ketua Pansel KPK Patrialis Akbar mengatakan bahwa masa pendaftaran calon pimpinan  KPK terhitung sejak hari ini dan akan ditutup pada 20 Juni mendatang.

Jumat (27/5) lalu, pansel pimpinan KPK menggelar rapat pertamanya. Patrialis mengatakan, dalam rapat perdana tersebut, pansel membahas tentang beberapa hal penting yang berkaitan dengan proses seleksi. Misalnya, tentang apa saja tahapan tes yang akan ditempuh para pendaftar calon pimpinan.

“Ada enam tahapan yang harus dilalui bagi calon,” kata Patrialis di Jakarta. Sebenarnya enam tahapan tes tersebut tidak jauh berbeda dengan proses seleksi pimpinan KPK sebelumnya. Pria yang juga menjabat sebagai Menkum HAM itu lalu menerangkan enam tahap tersebut adalah seleksi administrasi, tanggapan masyarakat, pembuatan makalah (Paper), personal assesment, process tracking, dan wawancara.

Nah menurut Patrialis, masyarakat pun bisa ikut andil dalam proses seleksi. Sebab di tahap tanggapan masyarakat, publik pun dipersilakan untuk memberikan pendapatnya tentang calon-calon yang ada. Tak hanya tanggapan, khalayak juga diperbolehkan untuk memberikan masukan kepada calon. “Jadi kami juga ingin tahu bagaimana penilaian masyarakat,” imbuhnya.

Selain, itu, politisi PAN itu menjelaskan, dalam tahap process tracking, pansel KPK akan meminta masukan dan penilaian kepada instansi lainnya seperti kepolisian, kejaksaan, Komisi Yudisial (KY) dan lainnya tentang para calon yang ada.  Soal persyaratan calon pemimpin KPK, Patrialis mengatakan tidak ada yang baru dan semua UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK.(kuh/jpnn)

Baliho Calon Wali Kota Ditertibkan

TEBING-TINGGI- Panitia Pengawas Pemilukada Kota Tebing Tinggi bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menertibkan, puluhan baliho dan spanduk gambar pasangan calon Wali Kota Tebing Tinggi di sejumlah tempat strategis, Sabtu (28/5).

”Dalam dua hari ini, sudah 50 baliho dan spanduk gambar calon Wali Kota Tebing Tinggi yang diturunkan, diantaranya di gedung sekolah, Kantor Dinas, Kantor Lurah, rumah sakit umum, dan tempat umum lainnya,” ucap Ketua Panwaslu Tebing Tinggi, Sufriadi ST didampingi anggota Suarno Arifin SE.

Penurunan spanduk tersebut atas laporan masyarakat tentang banyaknya spanduk dan baliho salah satu pasangan calon Wali Kota terpajang, karena dalam pemungutan suara ulang yang 28 Juni 2011 ini tidak ada masa kampanye, maka seluruh spanduk dan baliho gambar pasangan calon Wali Kota harus dibersihkan, walau dalam baliho dan spanduk tersebut tidak ada bertuliskan calon Wali Kota, namun berbau kampanye.

“Walaupun dikatakan bermaksut untuk sosialisasi program pemerintah  atau  program KPU, sosialisasi pilkada hanya dilaksanakan KPUD atau Panwaslu,” tegasnya. (mag-3)

Sering Permisi Saat Rapat Pembahasan Anggaran

Sekda Langkat Surya Djahisa Pasca Ditetapkan Tersangka oleh Kejari Stabat

LANGKAT- Sejak ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) 21 PNS tahun 2001-2002 dengan kerugian negara Rp1,1 miliar, kinerja Sekda Langkat Surya Djahisa dinilai terus merosot.
Bahkan, mantan Kadis PU dan Kabag Keuangan Pemkab Langkat itu nyaris kehilangan wibawa di kalangan pejabat SKPD Pemkab Langkat. Tak hanya itu, Surya Djahisa juga sering tidak hadir saat rapat anggaran di DPRD Langkat. Padahal Surya merupakan ketua tim anggaran eksekutif.

Surya yang juga Ketua Korpri Langkat, belum lama ini memberikan  instruksi kepada seluruh SKPD agar melaksanakan tugas secara baik dan dapat menjadi contoh yang baik bagi stafnya dalam pelaksanaan disiplin kehadiran, disiplin pelaksanaan tugas serta disiplin pertanggung jawaban anggaran.

“Bapak Bupati telah menginstruksikan kepada saya untuk mengambil langkah tegas terhadap tindakan disiplin bagi PNS yang mengabaikan tanggung jawabnya”. Pernyataan tersebut disampaikan Surya Djahisa  saat memimpin apel harian di sekretariat halaman Kantor Bupati, Selasa (24/5).

Ketua DPRD Langkat, Rudi Hartono Bangun mengaku sangat prihatin atas kasus dugaan korupsi yang melibatkan Sekda Langkat Surya Djahisa. Dirinya berharap agar Kejari Stabat dapat secepatnya menyelesaikan perkara itu sesuai prosedur hukum berlaku.

Sehingga, nantinya tidak dapat menimbulkan polemik yang berkepanjangan dan juga dapat mengganggu stabilitas pemerintahan. Kedepan, sambung Rudi pejabat di lingkungan Pemkab Langkat dihimbau agar lebih fokus bekerja dan berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya, sehingga tidak terjadi kesalahan sampai terseret kasus dugaan korupsi.
“Perkara ini sedang diproses di Kejari Stabat, biarkan pihak kejaksaan yang bekerja dan mengambil langkah-langkah yang terbaik guna mengusut kasus dugaan korupsi tersebut sampai tuntas, nantinya proses hukumlah yang memutuskan apa bersalah atau tidak,” kata Rudi Hartono Bangun.

Ketika ditanya apa tanggapannya soal status dugaan korupsi yang melibatkan Sekda Langkat, Rudi Bangun menjelaskan, sejak ditetapkan sebagai tersangka, Surya Djahisa memang sering meminta izin untuk tidak dapat menghadiri rapat sidang paripurna di DPRD Langkat.  Sehingga, tentu saja hal ini dirasa sangat mengganggu berlangsungnya rapat itu.

“Bapak Surya Djahisa sebagai Ketua Panitia Anggaran Eksekutif memang diketahui sering meminta izin untuk tidak dapat hadir dalam rapat, alasannya karena dirinya sedang menjalani pemeriksaan di Kejaksaan, secara otomatis kondisi ini dirasakan sangat berdampak sekali dengan rapat yang sedang berlangsung,” ujar Hartono Bangun.(mag-1)

Salah Paham, Ibu dan Anak Aniaya Istri Sopir Angkot

NAGA PITA- Tangan kanan patah tulang, kepala membengkak dan di sekujur tubuh mengalami luka memar. Hal ini yang dialami, Nurhayati Marbun alias mak Bora (30) warga Jalan Bineka, Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar Martoba,  akibat dipukul pakai kayu (Andalu Red) dan dijambak tetangganya, Rosdiana br Lubis (40) dengan putrinya Elda Tampubolon (17), Sabtu (28/5) sekira pukul 20.00 WIB.

Kejadian ini berawal karena kesalah pahamam. Malam itu mak Bora dan temannya R Panggabean alias Mak Nando (36) ingin ke rumah tetangganya. Masih 10 meter keluar dari rumah, berpapasan dengan Rosdiana yang saat itu menumpangi sepedamotor.

“Tadinya kami ke rumah teman, di tengah jalan berpapasan dengan Rosdiana.  Saat itu saya dan Mak Nando lagi cakap-cakap. Saya bilang sama mak Nando, copot. Maksudnya mencopot kartu di dalam hape. Nggak tahu kenapa, Rosdiana tiba-tiba berhenti. Rosdiana membentak mengatakan, apanya maksudmu Mak Bora,” ucap istri supir angkot jurusan simpang dua ini, Sarifuddin Siahaan. Saat itu, mak Bora malah kembali bertanya.

“Kenapa rupanya. Nggak ada apa-apa. Malahan kau tadi siang yang mengatakan sarbut (Jambak red),” terangnya.
Hari itu, terjadi pertengkaran mulut sampai mengundang warga termasuk Elda putrinya Rosdiana. Tiba-tiba, Elda meludahi wajah Mak Bora disaksikan banyak orang.

“Wajah saya diludahi Elda disaksikan banyak orang. Saat saya mau meludahi Elda, Rosdiana (ibunya Elda) menjambak dari belakang. Kemudian saya ambil Batu mau lempar Elda, tetapi Elda sudah lari ke rumahnya,”ujar ibu dua anak ini.

Sementara malam kejadian itu, Elda langsung melaporkan Mak Bora ke Mapolresta Siantar dengan tuduhan membuat perasaan tidak senang, karena dibilang perempuan tidak baik (lonte) dengan nomor LP/372/V/2011/SU/STR.
Kapolresta Siantar AKBP Alberd TB Sianipar S.Ik MH yang dikonfirmasi melalui kasubag humas AKP Altur Pasaribu membenarkan telah menerima laporan kedua belah pihak. Elda melaporkan Mak Bora dengan tuduhan membuat perasaan tidak senang.

Sedangkan siang tadi, Mak Bora mengadukan Rosdiana dan Putrinya ke polisi dengan tuduhan melakukan penganiayaan secara bersama-sama. Saat membuat laporan, Mak Bora membawa kayu bulat yang digunakan Elda memukul tangan kanannya sebanyak dua kali. (osi/smg)

Ribuan Bibit Ikan Terancam Mati

HUMBAHAS- Ribuan bibit ikan yang ada di Balai Benih Ikan (BBI) Pusuk I, di Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan terancam mati. Pasalnya, saluran air menuju BBI tersebut, tertimbum longsoran tanah seluar 30 meter,  Jumat (27/5). Warga di Dusun Hutanapa, Desa Pusuk I, kini juga terancam kekurangan air bersih akibat peristiwa itu.
Kepala Seksi Produksi Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan Humbahas, Rudi TH Simamora SPi, Minggu (29/5) saat dihubungi melalui ponselnya mengatakan, saluran air yang tertimbun longsor tersebut seluas 30 meter dengan kedalaman sekitar 25 meter.

Dibeberkannya, debit air di kolam BBI Pusuk I, kini sudah mulai berkurang. Sehingga, jika saluran tersebut tidak segera diperbaikai, maka ribuan bibit dan induk ikan yang ada di BBI tersebut terancam mati. “Kita telah meninjau lokasi begitu mendapat laporan dari petugas BBI kita yang ada disana. Longsor pertama hanya seluas 10 meter saja, namun saat ini sudah menjadi 30 meter. Hasil pantauan kami kemarin (sabtu, 28/5), air di kolam BBI sudah berkurang. Sehingga, induk dan bibit ikan yang ada di BBI terancam bermatian,” ujar Rudi TH Simamora. Namun tutur Rudi, hingga kini pihaknya belum melakukan perbaikan saluran air tersebut akibat kondisi longsor yang sangat parah.
“Kita akan segera melakukan perbaikan saluran air itu secepatnya. Ada dua opsi sementara yang akan kita lakukan. Pertama, mengalihkan sementara saluran air dengan pipa, dan kedua mengalihkan saluran air melalui rute baru,” tuturnya. Lokasi longsor tersebut, sebut Rudi, berjarak 300 meter dari lokasi BBI Pusuk I.

, dan sekitar 700 meter dari Dusun Hutanapa. Sementara itu, jenis ikan yang ada di BBI Pusuk I saat ini adalah, ikan mas, ikan nila dan bawal. “Bibit ikan yang ada di kolam BBI itu, ada ikan mas, lele dan bawal. Jadi, kolam BBI saat ini hanya mengandalkan air hujan,” sambungnya.(hsl/smg)

Tubuh Terbakar Disambar Lampu Minyak

Petaka Menjelang Maghrib

Malang nian nasib Matahari Bitcar Br Sihombing (17) warga Desa Serbajadi B, Perdomuanauli, Pondok Batak, Kabupaten Deli Serdang ini. Pasalnya, ia mendapat petaka tepat saat menjelang Maghrib, dimana tubuh bagian kanan anak baru gede (ABG) itu terbakar lampu minyak, Senin (23/5).

Akibat kejadian itu, dengan seketika ia terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) dr Djoelham Binjai, Kecamatan Binjai Kota, guna mendapat perawatan intensif atas luka bakar yang dideritanya.

Lubuk Sihombing (59) orang tua Matahari, Minggu (29/5), menceritakan awal kejadian yang dialami anaknya tersebut. Dimana, saat hari menjelang Maghrib, anaknya seperti biasa menghidupkan lampu minyak yang ada di rumahnya untuk dijadikan alat penerangan rumah. Sebab, di rumah mereka sampai saat ini belum ada penerangan listrik.

Dengan mengambil mancis, anak bungsu dari lima bersaudara ini, lantas menghidupkan lampu sentir yang terletak di atas meja tepat di ruang tamu mereka. Tanpa ada rasa was-was, ia langsung menghidupkan lampu sentir tersebut.
Namun naas, begitu lampu minyak menyala langsung menyambar sejadi-jadinya. Sehingga, anak ABG itupun kaget dan melemparkannya ke arah dinding rumahnya. Tapi, lampu yang terpental ke dinding rumahnya, kembali terpental ke arahnya dan mengenai tubuh di bagian kanannya. Dikarenakan api yang terpental ke tubuhnya sudah membesar, Matahari tak dapat mengelak dan api mengenai tubuh bagian kanannya serta membakar pakaiannya.
Lantas, Matahari langsung berteriak dan menjerit sejadi-jadinya guna meminta tolong kepada orang tuanya agar api yang telah membakar tubuhnya segara dipadamkan.

Mendengar teriakan tersebut, orang tua Matahari yang berada di belakang rumah, langsung kaget dan berlari mengejar anaknya. “Saya kaget dan saya lihat api sudah besar. Lantas saya berlari dan saya langsung membuka pakaiannya. Untuk selanjutnya saya bawa ke rumah sakit untuk dirawat,” ujar Lubuk Sihombing dengan raut wajah sedih.

Melihat luka bakar di tubuh anaknya itu, Lubuk Sihombing seakan tak kuasa. Apalagi, biaya untuk mengobatkan anaknya sangat besar.

Namun, Lubuk dapat bernafas lega, setelah semua biaya pengobatan anaknya ditanggung melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

“Syukurlah, kalau tidak ada Jamkesmas, barang kali nyawa anak saya tidak tertolong. Sebab, anak saya akan menjalani operasi dan membutuhkan biaya yang besar,” ucapnya.

Sementara itu terbakarnya tubuh Matahari disebabkan rendahnya ekonomi kedua orang tua yang tak mampu memasukan listrik ke rumahnya.

Meski tidak ada penerangan dari lampu listrik, Matahari dapat dikatakan orang yang gigih untuk melanjutkan sekolah. Buktinya, dengan penerangan seadanya, ABG berkulit putih, berbadan tinggi ini, dapat menamatkan sekolahnya sampai tingkat SMA di SMA Negeri 6, Kelurahan Nangka, Kecamatan Binjai Timur.
Bahkan, Matahari ternyata baru tamat sekolah tahun 2011 ini dan ijazahnya belum sempat diambil. “Baru tahun ini dia tamat dan ijazahnya juga belum diambil. Memang, dia ini mau melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, tapi saya merasa tidak sanggup,”ucap Lubuk Sihombing.

Lubuk Sihombing juga mengakui, kalau ia pernah berniat ingin memasukan listrik ke rumahnya. Namun, anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp15 Juta. “Saya ini hanya tukang becak yang mangkal di Kampung Lalang, Medan. Dapat makan satu hari saja sudah syukur, bagaimana mau masukan listrik sampai Rp15 juta,”pungkasnya. (dan)