26 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15238

PS Kosek III Tundukkan Siwo PWI Sumut

MEDAN- PS Kosek III Lanud Medan berhasil mengalahkan PS Siwo PWI Sumut dengan skor telak 4-1, dalam pertandingan persahabatan yang dilaksanakan di Lapangan Sepakbola Kosek III Lanud Medan, Kamis (26/5) kemarin.
Empat gol Kosek III Lanud Medan diciptakan oleh Kol Tek. I Nyoman Sudarsana (2 gol), Mayor Kes. NHG Aritonang dan Ketkol. Tek Untung Kusmiandono.  Sedangkan  gol semata wayang PS SIWO PWI Sumut diciptakan oleh Syamsir.
Pertandingan itu sendiri berlangsung menarik, karena kedua tim bermain sportif dan PS Kosek III Lanud Medan berhasil unggul terlebih dahulu setelah mendapat hadiah penalti dari wasit Mayor ADM Marshal setelah pemain belakang PS Siwo PWI Sumut Abdul Malik Ariadi Hands ball di kotak penalti.

Kol Tek. I. Nyoman Sudarsana yang tampil sebagai algojo berhasil menjalankan tugasnya untuk menaklukkan penjaga gawang Denny pane, sehingga PS Kosek III Lanud Medan unggul 1-0.  Namun keunggulan itu tidak bertahan lama setelah Syamsir berhasil menciptakan gol balasan ke gawang Kosek III Lanud Medan yang dikawal oleh Serda Wirna.
Namun, di pertengahan babak I Kosek III Lanud Medan kembali unggul lewat Kol. Tek I Nyoman Sudarsana.  Mayor Kes. NHG Aritonang turut  menambah gol.

Di babak II Kosek Lanud menambah gol melalui Letkol Lek. Untung  melengkapi keunggulan 4-1 hingga berakhirnya pertandingan.  (jun)

Oknum Pengurus PSSI Sumut Terlibat K-78

MEDAN-Aksi Kelompok 78 (K-78) ternyata tidak cuma mengakibatkan  deadlock-nya Kongres PSSI yang berlangsung di Jakarta pada 20 Mei lalu, tetapi juga telah  memecah belah kepengurusan PSSI di Sumatera Utara (Sumut).

Anggota Komisi Etik PSSI Sumut, Indra Gunawan, mengungkapkan  hal itu di Medan, Rabu (25/5). “Sejak awal, K-78 memang  telah memprovokasi beberapa unsur pengurus PSSI  Sumut. Stimulusnya, saya kira, tak lain adalah fulus. Mohon maaf, saya tidak  menyebutkan nama, tetapi saya kira pecinta sepak bola di Sumatera Utara ini sudah mengetahui siapa mereka,” ujarnya.

Menjelang kongres, lanjut Indra, perpecahan di PSSI Sumut  memuncak. Legalitas Idrus Djunaidi selaku pelaksana tugas (Plt) Ketua  Umum pasca meninggalnya H. Risuddin, Ketua Umum terpilih dalam Muswawarah  Provinsi PSSI Sumut 2009 lalu, coba digugat oleh beberapa unsur pengurus yang telah berafiliasi ke K-78.

“Mereka berkolaborasi dengan beberapa pengurus lain yang  sebelumnya tidak pernah aktif di PSSI Sumut, bahkan ada yang sudah  direshufle semasa H. Risuddin masih memimpin PSSI Sumut,” jelas Indra.

Puncaknya terjadi sehari sebelum kongres berlangsung. Sejumlah oknum pengurus yang berafilasi pada K-78 itu ngotot agar Komite Normalisasi  melegalkan mereka sebagai peserta dari Sumatera Utara. Padahal, Idrus Djunaidi  ketika itu juga sudah berada di Jakarta dengan legalitas yang dimilikinya,  yaitu SK pengangkatan sebagai Plt Ketua Umum dan mandat dari mayoritas pengurus harian  PSSI Sumatera Utara.

“Yang saya tahu, karena memang tidak membawa misi pribadi ke  Kongres tersebut, dengan besar hati Idrus Djunaidi meminta agar Komite  Normalisasi meniadakan hak suara Pengprov PSSI Sumut,” tambah Indra.
Sayang, lanjut dia, Komite Normalisasi akhirnya justru  melegalkan oknum pengurus PSSI Sumut yang terkontaminasi K-78 sebagai peserta kongres. Ini terjadi berkat lobi-lobi dari orang berpengaruh di  Komite Normalisasi yang sangat berkepentingan dengan suara Sumut dalam kongres lantaran ikut mencalonkan diri sebagai eksekutif komite (exco).

“Saat ini keterlibatan beberapa pengurus Pengprov PSSI Sumut  dalam Kelompok 78 sudah diketahui banyak pihak, termasuk pengurus cabang  (pengcab) PSSI beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara. Ini sangat memalukan, di saat sebagian besar fungsionaris PSSI Sumut sedang berupaya memperbaiki  citra dengan cara berupaya meloloskan Tim Sumut pada PON XVIII nanti,” tandas  Indra.
Apalagi, masih menurut Indra, para oknum pengurus tadi selama ini justru tak punya perhatian  terhadap Tim Pra-PON. Bahkan, melihat anak-anak di Tim Pra-PON berlatih pun mereka tak pernah.
Kekesalan yang sama juga diungkapkan Sekretaris Pengcab PSSI Karo Petra  Purba. Penggila sepak bola yang rela menghabiskan  banyak uang untuk pembinaan atlet di Kabupaten Karo itu mengaku sudah mengendus adanya keterlibatan beberapa oknum pengurus yang tergabung dalam K-78.
“Awalnya kita mengira K-78 adalah reformis sepak bola nasional. Nyatanya mereka yang justru  menghancurkan. Kita malu karena ada orang Sumut yang terlibat di dalamnya. Kalau  mereka-mereka yang terlibat di K-78 masih bercokol di tubuh PSSI  Sumatera Utara, maka bakal hancurlah masa depan sepak bola kita,” bilang Petra. (jun)

Melawan Mental

Indonesia vs Jepang

QINGDAO- Indonesia menemui rintangan lumayan berat pada babak perempat final Piala Sudirman 2011. Pebulu tangkis Merah Putih harus menjalani laga menentukan melawan Jepang di Qingdao Sports Center Gymnasium, Qingdao, Tiongkok, malam nanti (27/5).

Setelah sukses melewati ujian pertama dan mencapai target menjadi juara grup 1B, Indonesia harus mengahdapi ujian kedua untuk bisa memenuhi target melaju hingga ke babak semifinal. Untuk itu, Indonesia bakal menerapkan strategi yang berbeda dibanding saat melawan Malaysia pada Rabu (25/5).

Indonesia sampai sesi latihan kemarin petang (26/5) memang belum memastikan siapa saja yang akan ditampilkan saat menghadapi Jepang.

Alasannya, mereka masih melihat kondisi terakhir pebulu tangkis dan sedang menunggu masukan terkait komposisi terbaik yang dipersiapkan tampil dari tim pelatih.

“Nanti (malam ini, Red) baru kami rapatkan lagi, besok (pagi ini, Red) kami pastikan siapa yang akan diturunkan. Kami masih harus melakukan diskusi lebih jauh tentang lawan yang akan kami hadapi,” kata Manajer Tim Indonesia Hadi Nasri saat mendampingi anak asuhnya” latihan kemarin.

Namun, dari wawancara yang dilakukan saat sesi latihan itu, terlihat para ofisial dan pelatih memiliki kekhawatiran tinggi akan lawan yang akan dihadapi. Bahkan, Hadi kesulitan memprediksi di nomor apa saja Indonesia yang lebih unggul seperti saat melawan Malaysia.   Dia menilai, kekuatan tim Matahari Terbit lebih merata dibandingkan dengan lawan-lawan sebelumnya.  (aam/jpnn)

Nulis Togel untuk Biaya Sekolah Anak

Apes benar nasib Sumaralim (39). Warga Jalan Asrama, Medan Denai itu ditangkap polisi karena kedapatan menulis togel, kemarin (25/5)

Pedagang bakso itupun harus mendekam di tahanan Mapolresta Medan.
Sumaralim mengaku, dia menjadi penuli togel untuk mencari uang tambahan. Pasalnya, hasil menjual bakso tak mencukupi.

“Untuk cari tambahan soalnya menjual bakso sangat sedikit untungnya. Makanya aku menjadi penuli togel. Tak tahunya yang masang polisi,” ujarnya.

ikatakannya, kerjaan tambahan itu dilakoninya sekitar dua minggu yang lalu lantaran desakan ekonomi untuk menghidupi tiga orang anaknya yang saat ini duduk di kelas 3 SMP.

“Anakku ada tiga dan paling besar kelas 3 SMP dan dua lagi masih SD, mereka butuh uang buku, uang saku dan uang bajunya apalagi ini menjelang naik kelas. Jadi banyak kebutuhannya makanya aku nekat,” katanya.
Kanit Vice Control Polresta Medan, AKP Hartono mengatakan, pihaknya melakukan penangkapan terhadap tersangka berdasarkan informasi dari masyarakat, sehingga dilakukan penyamaran.

Dikatakannya, dari tersangka polisi mengamankan barang bukti berupa uang kontan Rp58.000, sebuah buku tafsir mimpi dan sebuah kertas yang berisi lembaran rekapan nomor-nomor togel yang disimpan tersangka di steling gerobak jualan baksonya.

Tersangka dijerat pasal 303 tentang tindak pidana judi dan diancam dengan hukuman maksimal 7 tahun penjara. (mag-8)

Nelayan Tradisonal pun Bisa Punah

Hingga saat ini persoalan sampah dan limbah pabrik yang mencemari perairan Belawan berdampak kepada kehidupan biota laut dan nelayan di Belawan. Apa dampaknya? Berikut wawancara wartawan Sumut Posn
Nopan Hidayat dengan Wakil Ketua DPC HNSI Medan Bidang Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Sumber Kelautan, Alfian MY.

Apa tanggapan Anda soal sampah dan limbah pabrik yang mencemari perairan Belawan?
Kita sangat prihatin terhadap para pelaku usaha industri di Kota Medan yang hanya mencari keuntungan belaka, tanpa memikirkan aspek lingkungan hidup bagi masyarakat dan juga kesadaran masyarakat terhadap lingkungan pun kurang, sehingga seenaknya saja membuang sampah ke sungai. Saya kecewa dengan sikap Pemko Medan yang hanya diam saja dan tidak tegas menyikapi permasalahan tersebut.

Apa dampaknya?
Dampak pencemaran tersebut cukup banyak bagi kehidupan masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai dan pantai Belawan. Berdasarkan hasil investigasi kita di sungai Belawan tercatat ada 12 jenis ikan air asin yang sudah punah. Hal tersebut dikarenakan, biota laut tersebut sudah tercemar zat-zat berbahaya yang berasal dari limbah industri. Juga berdampak kepada kehidupan ekonomi masyarakat nelayan tradisional dan kami berkeyakinan tidak terlalu lama lagi, nelayan tradisional pun punah.

Apa yang harus dilakukan Pemko Medan?
Pemerintah Kota Medan dan DPRD Kota Medan wajib membuat Perda tentang pelarangan pembuangan sampah dan limbah industri ke sungai-sungai yang ada di Kota Medan dan diberikan sanksi terhadap pelaku berupa denda, kurungan dan juga pencabutan izin usaha. Namun, komitmen tersebut harus terimplementasikan ke masyarakat dengan membuat perangkat hukumnya antara lain satuan tugas penindakan hukum langsung terhadap pelanggaran tersebut guna menimbulkan efek jerah kepada pelakunya. Setiap pelaku industri yang ingin dan atau memperpanjang izin usahanya harus benar-benar selektif, apakah usaha yang dibangun atau yang sudah berjalan telah memenuhi unsur kepedulian terhadap lingkungan termasuk sistem pengolahan limbah, kalau belum jangan diberikan izin.

Apa solusi lainnya?
Menurut saya, solusi atas pencegahan kawasan perairan Belawan bebas sampah yakni dengan Gerakan Masyarakat Bersih Pantai yang sebelumnya disosialisasikan. Selain itu, imbauan atas larangan buang sampah dan juga limbah pabrik juga diperlukan agar mereka tidak sesuka hatinya saja membuang sampah dan juga limbah ke sungai.

Apa harapan Anda?
Laut dan sungai adalah sumber kehidupan bagi nelayan, mari sama-sama kita menjaga dan melindunginya demi masa depan kehidupan anak cucu kita. Mulai saat ini, stop membuang sampah dan juga limbah ke sungai demi kelangsungan hidup bersama. Saya berharap di tahun 2012 aliran sungai di Kota Medan merupakan kawasan bebas sampah dan limbah Industri. (*)

Rahudman Dinilai tak Objektif

Lagi, Lima SKPD Bakal Dicopot

MEDAN-Pencopotan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota (Pemko) Medan, bukan rumor belaka. Diawali pencopotan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH), Purnama Dewi, kemudian yang paling baru adalah Asisten Umum (Asmum) Sulaiman.

Siapa lagi yang bakal menyusul? Informasi yang berkembang akhir-akhir ini, ada 5 SKPD yang santer diberitakan akan dicopot antara lain, Pelaksana Tugas (Plt) Humas Pemko Medan Khairul Buhori. Begitu pula dengan Kepalan
Badan Ketahanan Pangan (BKP), Eka Rezeki YD serta Kepala Dinas Perhubungan Medan, Syarif Armansyah alias Bob. Kemudian muncul lagi dua nama yakni, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Qamarul Fattah serta Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora), Hanas Hasibuan, juga masuk nominasi akan dicopot.

“Ini A1. Kepala BLH dan Asmum sudah dicopot. Tinggal Kadishub dan Kadispora yang belum. Ada nama-nama lainnya, Humas juga diganti, Kepala BKP sudah pasti. Kemungkinan minggu-minggu depan sudah ada yang keluar SK pencopotannya,” ungkap salah seorang SKPD di Pemko Medan kepada Sumut Pos sembari berbisik-bisik, Rabu (25/5).

Sejumlah SKPD yang ada di Pemko pada saat itu, juga terlihat gusar. Beberapa di antara SKPD tersebut, menghampiri Sumut Pos sembari mempertanyakan kebenaran hal itu. “Iya, benar yang kalian tulis waktu itu ya. Tiba-tiba Kepala BLH dan Asmum langsung dicopot. Aku masuk nggak ya?” tanya SKPD yang juga berbisik-bisik dan enggan disebutkan namanya kepada Sumut Pos di lantai II Balai Kota Medan.

Informasi yang dihimpun wartawan koran ini, pencopotan SKPD itu dilatarbelakangi emosional sesaat. Pencopotan dilakukan karena SKPD yang bersangkutan tertangkap basah atau dilaporkan telah menggunjingkan kehidupan pribadi dan keluarga Wali Kota Medan. “Makanya kalau menggunjingkan wali kota jangan di depan orang-orangnya, kalau sampai terdengar atau dilaporkan, pasti kayak Bu Dewi (Purnama Dewi, Red),” ujar seorang pejabat Pemko Medan.

Sumber itu mengatakan, Purnama Dewi menggunjingkan persoalan rumah tangga wali kota kepada orang dekat istri Rahudman. Pejabat lainnya mengatakan, pencopotan Sulaiman sebagai Asisten Umum juga karena persoalan yang sama. “Memang sebagai bawahan seharusnya tak menggunjingkan atasannya, apalagi sampai kepada persoalan pribadi,” tukasnya.

Benarkan? Wali Kota Medan, Rahudman yang dikonfirmasi langsung Sumut Pos mengenai kebenaran isu tersebut dengan sedikit meradang membantah hal itu. “Nggak ada. Tahu kau, itu karena orang itu tidak menunjukkan kinerja yang baik. Jangan kau politik-politikan. Sekali lagi, tidak menunjukkan kinerja yang baik,” tegasnya.
Pengamat politik asal Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Rafdinal SSos menilai, keputusan yang diambil Rahudman dalam upaya pencopotan karena alasan pribadi tersebut adalah sikap dan tindakan yang tidak tepat.

“Kalau pencopotan atas dasar suka atau tidak suka, itu tidak tepat. Ukurannya seharusnya kinerja. Berarti ini menandakan ketidakobjektifan Wali Kota Medan dalam mengambil keputusan dan kebijakan,” ungkapnya.
Rafdinal juga menyesalkan sikap para SKPD tersebut. Menurutnya, seharusnya para SKPD itu tidak perlu menggunjingkan persoalan orang lain terutama lagi atasannya.

“Meskipun itu sudah menjadi konsumsi publik, tapi secara etika memang tidak baik. Kalau memang berani, ya laporkan ke penegak hukum agar penegak hukum yang memproses itu. Kemungkaran perlu dicegah, iya memang. Tapi bukan dengan cara berbisik-bisik. Laporkan saja, baik ke inspketorat atau penegak hukum. Seharusnya juga bawahan itu tidak terikut-ikut dengan kasus itu. Biar kasus itu ditangani penegak hukum, SKPD tetap bekerja memberikan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat,” terangnya. (ari)
(ari)

Syaiful Syafri Mau Gantikan Rahudman

Nyeletuk Saat Pidato di SMA Negeri 1 Medan

MEDAN- Wali Kota Medan Rahudman Harahap mendapat tantangan dari Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Syafri. Tak tanggung-tanggung, tantangan itu menyangkut kursi kekuasaan di Pemko Medan. Tantangan menggebu-gebu itu dikemukakan Kadisdik Sumut Syaiful Syafri, saat menyampaikan, pidatonya pada saat acara yang digelar di halaman di SMAN 1 Medan, Jalan Cik Di Tiro Medan, Kamis (26/5) dalam rangka apresiasi dan ucapan terima kasih Wali Kota Medan kepada Kepala Sekolah SMP, SMA dan SMK se-Kota Medan.

“Dalam periode kedua masa kepemimpinan Wali Kota Medan, nanti saya yang akan menggantikan bapak Wali Kota Medan,” ungkap Syaiful Syafri.

Pernyataan yang terkesan tidak pada tempatnya, membuat suasana berubah dari khidmat menjadi senyap. Semua undangan yang hadir yakni, para Kepala Sekolah SMP se-Kota Medan sebanyak 354 orang, SMA 203 orang, SMK 138 orang sontak terdiam.

Karena tidak mendapat respon positif dari para undangan, Syaiful Syafri langsung sadar dan menyatakan, pernyataan itu adalah sebagai bentuk aspirasi yang harus disampaikan. “Ini kan bentuk aspirasi saja,” kilahnya.
Wali Kota Medan Rahudman Harahap yang dikonfirmasi Sumut Pos ketika hendak meninggalkan SMAN 1 menganggap pernyataan Syaiful Syafri hanyalah sebuah guyonan yang tidak lucu. Bahkan, Rahudman sempat tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan tersebut.

“Hahahahahaha,” tawa Rahudman pecah yang diikuti Kepala Dinas Pendidikan Medan, Hasan Basri. Tak lama berselang, Rahudman beberapa kali mengeluarkan kata-kata menembak, yang entah apa maksudnya sembari mencontohkannya dengan tangannya ke atas seperti pistol.

“Nembak itu dia. Nembak dia, hahahaha!” katanya sembari memasuki mobil dinasnya Toyota Camry BK 1 D dan meninggalkan halaman depan SMA N 1 Medan.(ari)

Warga Mengeluh Pembangunan Berlangsung Siang-Malam

Dinas TRTB tak Konsisten Bongkar Bangunan Nanyang International School

MEDAN- Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan dinilai tidak konsisten membongkar pembangunan gedung Sekolah Nanyang International School, di Jalan Abdullah Lubis Medan yang bermasalah.

Sejumlah warga yang tinggal di sekitar bangunan sekolah Nanyang Zhi Hui mengatakan, pihak sekolah Nanyang Zhi Hui sama sekali tidak mengindahkan instruksi Dinas TRTB Kota Medan untuk membongkar sendiri bangunannya dalam waktu 2×24 jam sejak Senin (26/5) lalu.

“Kepala Dinas TRTB Kota Medan melalui Kabid Pengendalian Dinas TRTB Kota Medan Ahmad Basaruddin sudah memberi waktu 2×24 jam kepada pihak sekolah untuk membongkar bangunannya dan pihaknya akan segera membongkar paksa jika tidak diindahkan.

Instruksi Dinas TRTB itu sepertinya hanya lips service, terbukti hingga saat ini aktivitas pembangunan masih berlanjut,” kata Mangasi Sianipar kepada wartawan, Kamis (26/5).

Meskipun sudah ada instruksi pembongkaran itu, dari pantauan wartawan hingga Kamis (26/5) sore, aktivitas pembangunan gedung tahap kedua Sekolah Nanyang Zhi Hui Modern International School terus berjalan. Bahkan, tiang-tiang bangunan yang sebelumnya sudah berupaya dirubuhkan oleh Dinas TRTB Kota Medan, Senin (23/5) lalu, terlihat sudah kembali diperbaiki oleh pihak sekolah dan tangga tangga ke lantai II bangunan itu juga dibangun.
Mangasi Sianipar dan sejumlah warga lainnya, seperti Suwito Ryan Kacaribu, Jeffry menilai, sikap pengelola sekolah yang terus memerintahkan para pekerja bangunan melanjutkan proyek pembangunan bermasalah pada siang maupun malam tanpa hambatan itu merupakan suatu bentuk pembangkangan dan tidak perduli pada Pemerintah Kota (Pemko) Medan.

“Kita sudah cukup menderita akibat pembanguan ini. Pemilik sekolah tampaknya juga tidak lagi menghargai pemerintah,” cetus Ryan.

Selain persoalan pembangunan tahap kedua gedung sekolah tersebut berdekatan dengan rumah penduduk, kata Ryan, aktivitas sekolah tersebut seperti kegiatan bulutangkis dan karate di malam hari sangat mengganggu ketenteraman warga di sekitarnya.
“Karena itu, kami berharap Wali Kota Medan Rahudman Harahap dan pihak-pihak terkait lainya dapat segera menuntaskan permasalahan bangunan sekolah Nanyang Zhu Hui yang sudah menyalahi ini, sehingga masalah ini tidak tidak berkepanjangan,” ujar Sianipar. (ari)

Pelajar Jangan Cuma Berani Menulis di Blog Pribadi

Penyuluhan Akan Pentingnya Menulis Bagi Kaum Muda

Suasana riuh terpancar serta aplaus yang bersambutan hingga teriakan luapan kegembiraan pun mengakhiri Penyuluhan Tentang Pentingnya Menulis Bagi Kaum Muda yang dilaksanakan Kelompok Anak Muda Cinta Menulis (Kamis) di SMA Harapan 1 Medan, Selasa (24/5) lalu.

INDRA JULI, Medan

Tampak ke-40 peserta dari siswa/i SMA Harapan 1 Medan yang direkomendasi begitu antusias mengikuti kegiatan. Apalagi ketiga pemateri yang sengaja didatangkan dari Pers Mahasiswa Suara Universitas Sumatera Utara (USU) seperti Wan Ulfa Nur Zuhra mengenai “Menulis dan Perubahan” dilanjutkan Shahnaz Asnawi Yusuf bahwa menulis semudah berbicara, dan Richka Hapriyani dengan pengenalan penulis-penulis muda sebagai motivasi bagi peserta. Dilengkapi fasilitas yang memadai, pemaparan yang disampaikan ketiga pemateri pun diserap dengan baik.

Tak pelak semua pemahaman yang didapat langsung ditumpahkan sebagai tulisan di sesi berikutnya saat seluruh peserta diminta untuk membuat tulisan mengenai kondisi di sekitarnya dalam hal ini lingkungan sekolah SMA Harapan 1 Medan. Gejolak aspirasi yang dimiliki pun tertuang dalam bentuk kritik terhadap berbagai kebijakan, program, hingga fasilitas yang ada. Dikemas menjadi sebuah masukan yang tentunya untuk kebaikan di masa yang akan datang. Turut pula digelar beberapa cuplikan mengenai penulis muda pada slide proyektor yang ada.

Ahdika Hakam M, siswa kelas XH yang mengangkat judul “Tuntutan Banyak, Banyak Macam” dan Mentari Dwianjani Puteri siswi kelas XH dengan judul tulisan “Minimnya Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Proses Belajar Mengajar” keluar sebagai terbaik dan masing-masing mendapatkan buku kumpulan tulisan kritik sosial dari panitia.
Salah satu peserta Mahla Fina siswi kelas II IPA 5 mengaku sangat senang terlibat dalam kegiatan. Selain mendapatkan pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai menulis, dirinya mengaku termotivasi untuk melanjutkan aktivitas menulis dalam media yang nyata. “Saya jadi paham ragam bentuk tulisan dan bahwa sebenarnya menulis itu tidak sulit. Selama ini cuma menulis di blog pribadi,” ucap Fina yang pada kegiatan mengangkat judul “Kamar Mandi Sekolah”.

Seperti halnya antusias para siswa, pihak SMA Harapan 1 Medan turut memberi apresiasi terhadap kegiatan. Selain menyediakan fasilitas ruang kelas, pihak sekolah juga turut merekomendasikan 40 siswanya untuk mengikuti kegiatan. “Kita dari sekolah menyambut baik kegiatan mengingat dapat memotivasi para siswa untuk menulis. Mulai dari yang kecil untuk mengembangkan kemampuan siswa itu sendiri,” ucap Guru Bimbingan Konseling SMA Harapan 1 Medan, Diaudin, usai kegiatan.

Seperti yang disampaikan Ketua kelompok Kamis, Dimas kegiatan yang dilaksanakan merupakan tugas dari mata kuliah Komunikasi Penyuluhan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU. Dalam hal ini mereka mengangkat minat membaca dan menulis di kalangan pelajar yang semakin hilang. Sementara peran para pelajar tadi sangat diharapkan untuk melakukan kritik membangun.

“Kita merupakan kelompok IV dan melihat kesadaran membaca dan menulis di kalangan pelajar kian menurun. Ini tentunya sangat memprihatinkan. Untuk itu bersama Pers Mahasiswa Suara USU kita menggelar penyuluhan ini untuk membangkitkan minat dan kesadaran para pelajar akan pentingnya membaca dan menulis tadi. Ternyata seluruh peserta menunjukan feed back yang cukup baik,” ucap Dimas didampingi Dosen Pendamping, Rehia Barus. (*)

Rahudman Kembali Umbar Janji Selesaikan Sari Rejo

MEDAN-Untuk menyelesaikan sengketa Tanah Sari Rejo yang berkepanjangan, Wali Kota Medan Rahudman Harahap kembali berjanji akan melakukan pembicaraan secara langsung dengan pihak TNI AU.
Hal itu dikemukakan Rahudman saat dikonfirmasi Sumut Pos di Balai Kota Medan, Rabu (26/5). “MoU Pemko sudah diantarkan ke TNI AU, dan sebaliknya MoU TNI juga sudah kita terima. Saya akan ke Jakarta dalam jangka waktu dekat ini, untuk membicarakan itu,” ungkapnya.

Dijelaskannya, dalam poin-poin MoU tersebut antara lain, tanah tersebut sudah sekian lama dikuasai oleh masyarakat, Bandara Polonia akan dipindahkan ke Kualanamu serta persoalamn ganti rugi lahan.
Masyarakat Sari Rejo melalui Ketua Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas), Riwayat Pakpahan menuturkan, Senin (30/5) pekan depan, Formas akan beraudiensi guna melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi A DPRD Sumut.

“Surat kami telah dibalas Komisi A, dan rencananya akan ada pertemuan membahas soal Sari Rejo pada Senin  pekan depan pukul 14.00 WIB,” kata Riwayat Pakpahan kepada Sumut Pos.(ari)