27 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15258

Triliunan Rupiah tak Jelas Bakal Dilapor ke KPK

Hasil Lahan eks DL Sitorus pun Diduga Dikorupsi

JAKARTA-Hasil pengelolaan lahan perkebunan yang dulunya dikuasai Darianus Lungguk (DL) Sitorus, disinyalir tidak jelas. Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat mengendus ada ketidakberesan pengelolaan lahan milik negara itu, yang nilainya per tahun bisa mencapai triliunan rupiah.

“Sudah setahun lebih tidak jelas siapa sebenarnya yang mengelola, dan kemana uang hasil produksinya itu. Sebab saya memperkirakan nilainya triliunan,” ujar Martin Hutabarat Sumut Pos di Jakarta, kemarin (22/5).
Martin mengaku sudah pernah menanyakan hal ini kepada kepala kejaksaan tinggi (kajati) Sumut saat dijabat Sution Usman Adji, dalam forum resmi saat rapat kerja jajaran Kejaksaan dengan Komisi III DPR. Hanya saja, lanjut politisi dari Partai Gerindra itu, hingga jabatan kejatisu beralih ke AK Basuni Mn
Komisi III DPR belum juga mendapatkan penjelasan mengenai hal tersebut.

Martin juga mengatakan, pihaknya juga sudah beberapa kali menanyakan hal ini ke Kejaksaan Agung. “Kita selalu kejar, tapi belum juga ada penjelasan. Kalau kejaksaan belum juga menyampaikan laporan ke Komisi III, maka akan kita laporkan ke KPK,” ujar vokalis di komisi yang membidangi masalah hukum itu.

Karenanya, dia mendesak kejati Sumut untuk proaktif mencari data dan segera melaporkan ke Komisi III DPR. “Harus diperjelas siapa yang mengelola dan dikemanakan hasilnya,” cetusnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Padang Lawas (Kadishutbun Palas), Ir Soleman Harahap, pernah menjelaskan, bekas lahan yang dulunya dikuasi DL Sitorus melalui PT Torus Ganda dan Koperasi Bukit Harapan, yang masuk register 40 adalah 24 ribu hektare, selebihnya masuk Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta). Untuk yang berada di Kabupaten Paluta ini luasnya mencapai 47.000 hektar.

Soleman pernah mengatakan, pemerintah menunjuk sementara pengelola aset milik terpidana DL Sitorus kepada BUMN PT Inhutani sesuai dengan surat penunjukan dari Menteri Negara BUMN melalui surat nomor :S-152/MBU/2009 tanggal 4 maret 2009. (sam)

Tol Medan-Kualanamu Selesai Awal 2012

Tiga Wakil Menteri Tinjau Pembangunan Bandara

LUBUK PAKAM-Tiga Wakil Menteri (Wamen) meliputi Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Wakil Menteri Perdagangan Mahandra Siregar, meninjau pembangunan Bandara Kualanamu, akhir pekan silam.

“Kita meninjau sampai dimana proses pembangunan Bandara Kualanamu ini, termasuk mengkoordinasikan sejauh mana pekerjaan membangun jalan nasional, jalan tol serta jalan non tol,” bilang Wakil Menteri PU Hermanto Dardak kepada wartawan disela-sela kunjungan.

Akses jalan non tol yang harus di kerjakan sepanjang 13 kilometer dan ditargetkan selesai awal tahun 2012, begitu juga flay over menuju stasiun kecil kereta api. Sedangkan masalah jalan non tol yang berada di tanah pembebasan atau HGU ada 3,5 kilometer yang harapkan segera selesai.

“Pembangunan jalan tol yang berada ditanah pembebasan sudah kita kerjakan, sementara anggaran untuk pergantiannya ada 5 kilometer ditambah flay over 3,4 persen, tinggal diproses saja” kata Hermanto tanpa merinci berapa dana pembebasan dan pembangunan jalan akses menuju banadara pengganti Bandara Polonia tersebut

Pembangunan jalan tol dibagi dua meliputi jalan tol Medan-Tebing Tinggi, Jalan Tol Medan-Bandara Kualanamu yang dibangun oleh pemerintah. “Anggaran dari pemerintah yang mendapat pinjaman dari Cina, dan awal 2013 Bandara ini bisa sudah beroprasi. Karenanya, jalan non tol menuju Bandara Kualanamu ini adalah yang paling utamakan kita selesaikan,” papar Hermanto sambil bergegas pulang menuju helikopter.

Di sisi lain Kepala Satuan kerja (Satker) Bandara Kualanamu, Darpin Sinaga menjelaskan bahwa progres pengerjaan sisi udara (sektor publik) sudah mencapai 80,5 persen. Sedangkan progres sisi darat (sektor privat) baru 64 persen.
Tetapi pihaknya mengalami kendalan karena pasokan material berupa pasir untuk runway (landasan pacu) bermasalah sehingga proses pembangunan terhenti sejenak. Pasalnya, lokasi penambangan pasir ditutup Pemkab setempat. “Hampir sepekan ini tidak ada kegiatan pengerjaan runway,” ungkap Darpin Sinaga. Penutupan lokasi penambangan pasir ditutup karena penambang pasir belum memiliki izin galian C.

“Bila mendapatkan pasir, maka pembangunan bandara tidak akan tersendat. Untuk itu saya berharap agar semua pihak mendukung proses pembangunan Bandara Kualanamu ini,” harapnya. (btr)

Geram Kelompok 78, Wartawan Lempari Televisi

Cerita Lain di Balik Kisruh Kongres PSSI

Kongres PSSI berlangsung memalukan. Diwarnai adu interupsi yang tidak jelas, kongres akhirnya dibubarkan. Ada banyak cerita menarik di balik kongres yang berujung ancaman sanksi dari FIFA itu. Seperti apa?

M ALI MACHRUS, Jakarta

Matahari bersinar terang ketika kongres PSSI hendak dimulai Jumat siang (20/5). Tapi, meski sinar matahari masih menyengat, hujan lumayan deras mengguyur seputaran Hotel Sultan, tempat kongres PSSI dihelat.

Hujan di tengah sinar matahari itu membuat puluhan orang yang tidak jelas dari mana asalnya, yang awalnya ingin “meramaikan” kongres, kocar-kacir. Massa yang sudah siap berbaris di seberang pintu masuk hotel itu pun lari tunggang langgang untuk mencari tempat berteduh.

Sebenarnya tidak ada gangguan berarti untuk kongres yang agenda utamanya memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Executive Committee (Exco) PSSI periode 2011–2015 itu, selain gangguan dari peserta kongres sendiri. Sebelum rencana demo oleh massa yang akhirnya dibubarkan oleh hujan tersebut dilaksanakan, setelah salat Jumat massa Forum Betawi Rembug (FBR) mendekat ke arena kongres. Massa berseragam hitam-hitam itu meneriakkan yel-yel dan membawa poster bertulisan ajakan menyukseskan kongres. Salah satu poster yang dibawa bertulisan “Nyok Kita Selesaikan Masalah tanpa Masalah”.

“Kami hanya ingin mengamankan jalannya kongres PSSI,” kata Panglima FBR Harul Ghozali kepada wartawan. “Sebagai orang Jakarta, kami wajib ikut mengamankan jalannya kongres itu. Kami menurunkan sekitar 2.000 anggota untuk mengamankan kongres tersebut,” lanjutnya.

Tidak ingin peristiwa Pekanbaru terulang, kala banyak orang tidak jelas, yang mayoritas berambut cepak, masuk arena kongres, komite normalisasi (KN) bersama pihak kepolisian merancang sistem keamanan dengan sangat ketat. Jika tidak memiliki ID card peserta, panitia, atau peninjau, jangan berharap bisa mendekati Golden Ballroom, lokasi kongres. Di ujung lorong menuju ballroom, pemeriksaan ketat dilakukan oleh pihak keamanan.

Dengan alasan mengamankan kongres pula, para awak media harus rela ber-home base di tenda besar yang disiapkan di halaman hotel, yang kira-kira berjarak 100 meter dari hotel. Agar tetap bisa mengikuti jalannya kongres, panitia menyedikan tiga set pesawat televisi flat di tenda. Sayang, hanya satu set yang sound system-nya menyala. Akibatnya, awak media yang berjumlah lebih dari 150 orang itu harus berdesak-desakan di depan salah satu televisi.

Para awak media sangat antusias dalam mengikuti jalannya kongres mulai awal sampai akhir sambil menikmati makanan dan minuman yang disiapkan oleh panitia. Kumpulan wartawan tulis, fotografer, kamerawan, wartawan radio, dan media online itu menyimak dengan saksama menit per menit yang terjadi di ruang kongres dari layar televisi. Ada yang menyimak sambil lesehan di karpet. Ada juga yang duduk di kursi sambil pencet-pencet laptop atau BlackBerry ketika ada pernyataan menarik dari peserta kongres.

Tapi, setelah sekian lama dicekoki tayangan “drama kongres” yang memuakkan, emosi sebagian awak media terpancing. Teriakan huuuuu atau paraaaaah menggema jika ada anggota Kelompok 78 yang melakukan interupsi dan melontarkan kalimat-kalimat kacau. Saking tidak tahannya dengan kelakuan para pentolan Kelompok 78, apalagi salah seorang di antara mereka berbicara dengan kata-kata kasar dan menghina, salah seorang awak media tak bisa menahan emosi dan melempari pesawat televisi itu dengan bungkus makanan. Yang dilakukan oleh awak media tersebut pun mendapatkan aplaus dari awak media lain.

Sekitar pukul 22.00 WIB, debat kusir atau saur manuk seperti yang dipamerkan oleh salah seorang peserta kongres masih saja terjadi. Beberapa wartawan semakin tidak kuasa menahan emosi. Selain muak dengan tingkah orang-orang yang katanya melakukannya demi sepak bola itu, mereka dikejar deadline dari kantor masing-masing.

“Teman-teman, bagaimana kalau kita ambil alih saja kongres di dalam dan orang-orang yang banyak bicara itu kita suruh keluar. Masak pukul segini kongres masih ribut begitu-begitu saja,” teriak Wimbo Satwiko, wartawan Jakarta Globe, yang disambut teriakan setuju sambil tawa ngakak beberapa wartawan lain.

Soal adu interupsi dan caci maki saat kongres, sumber Jawa Pos mengungkapkan bahwa semua itu sudah dirancang dengan matang. Malam sebelum kongres, bertempat di salah satu hotel di Jakarta, mereka melakukan geladi resik tentang hal yang akan mereka “pentaskan” di kongres. “Awalnya, bahkan dirancang sampai ada aksi saling cekik. Tapi entah kenapa, itu tidak jadi dilakukan saat kongres. Mungkin karena Pak Agum menutup kongres sebelum selesai,” ucap sumber tersebut. (c11/nw/jpnn)

Bikin Film Sepak Bola

Nova Eliza

Setelah lama tidak terdengar kabarnya, Nova Eliza kembali muncul di dunia hiburan. Tidak lama lagi, kemampuannya berakting di depan kamera bisa segera dinikmati.

Ibu satu anak itu tengah bersiap untuk merilis film terbaru bergenre komedi yang berjudul Golden Goal.
Dalam film tersebut, Nova berperan sebagai manajer tim sepak bola. Dia mau bermain di film itu karena yang menjadi sutradara adalah suaminya, Mirwan Suwarso.

“Yang membuat saya tertarik adalah perannya. Faktor lainnya, suami saya yang men-direct. Saya men-support semua yang dilakukan Mirwan,” jelasnya.

Sejak menikah dengan Mirwan pada September 2007 dan melahirkan putrinya, Naima Malinka, pada 26 Desember 2008, Nova tidak banyak tampil di hadapan kamera. Perempuan 30 tahun itu memilih untuk berkonsentrasi mengurus kehidupan rumah tangganya. Baru setelah sang putri bisa ditinggal, dia tidak berkeberatan untuk syuting lagi.
Nova mengungkapkan enjoy meski harus menerima arahan suami untuk berakting. “Dia nggak pernah marah saat men-direct. Dia nggak galak,” katanya.

Apakah Nova dibayar tinggi oleh suaminya? “Dia malah ikut membayar karena kami sama-sama produser. Yang pasti, kami senang karena film tersebut bisa keluar setelah tiga tahun,” papar Mirwan.

Sebenarnya, film tersebut dipersiapkan sejak tiga tahun lalu dan siap tayang pada 2010. Namun, penayangannya diundur dengan beberapa pertimbangan. “Film itu mengungkap banyak kekonyolan dalam dunia sepak bola. Kami takut kurang bijak kalau film itu keluar saat ramai Piala Dunia,” jelas Mirwan. (fed/c12/any/jpnn)

Nenek 62 Tahun Dibunuh Anak Kosnya

KARO- Sempat diduga korban kecelakaan lalu lintas, nenek 62 tahun, Riamsi Boru Tumeang, warga lingkungan Listrik Bawah, Kelurahan Tambak Lau Mulgab I, Berastagi tewas dibunuh anak kosnya sendiri, Santi Boru Sagala  (31), Minggu ( 22/5) dinihari .

Pembunuhan ini diduga bermotif  sakit hati. Kasus yang  mengegerkan suasana pagi di kawasan pemukiman yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari  tugu Perjuangan kota Berastagi itu,  berawal dari temuan masyarakat atas sesosok tubuh wanita tua tergeletak di sisi jalan menuju ke Medan, persis di tangga menurun seberang atas rumah korban, Minggu pagi sekira pukul 06.30 WIB .

Dugaan yang timbul, janda tua bernama, Riamsi, itu tewas karena ditabrak kenderaan bermotor, apalagi kepala korban sedikit berada di badan jalan. Namun cerita jadi berubah ketika penduduk lainnya yang jeli melihat bercak darah yang banyak berceceran mulai arah samping rumah nenek yang saban hari masih kuat bekerja sebagai buruh tani (aron, Red) tersebut.

Warga segera membuat laporan ke pihak kepolisian, petugas polisi dari Satlantas Polres Karo dan Polsekta Berastagi turun ke TKP. Langkah penyidikan mulai dilakukan, dari sekadar mengecek jalur ceceran darah, hingga memeriksa dua wanita yang tinggal serumah bersama Riamsi sebagai anak kos di rumah milik kerabat Riamsi itu.

Tiada pengakuan kala pertanyaan demi pertanyaan dilayangkan kepada Hotmauli Boru Simarmata dan Santi Boru Sagala. Dengan tenang,  keduanya mengaku  tidak tahu menahu atas kejadian ini. Bahkan mereka menyebut kalau korban semalamnya tidak pulang dari kepergiannya bekerja sejak pagi.

Namun rasa curiga pada jawaban keduanya tidak berhenti sampai di situ,  walau bagi wanita yang baru tinggal sejak Februari lalu di rumah itu menolak menjawab lebih jauh. Sambil membiarkan Santi terdiam dalam jongkoknya, petugas lain langsung mengalihkan upaya pengungkapan kasus dengan membongkar pakaian pakaian di rumah itu.
Saat itu tanpa sengaja polisi menarik satu pakaian wanita berwarna cream yang masih dalam keadaan basah dengan sisa bercak darah. Pertanyaan lalu kembali muncul. Santi akhirnya buka mulut dan mengaku kalau ialah pelaku  pembunuh Riamsi.

Di depan Kapolres Tanah Karo, AKBP Ig Agung Prasetyoko, SH MH, perempuan yang juga bekerja harian sebagai buruh tani itu mengatakan nekad melakukan aksinya karena emosi sesaat akibat fitnahan terhadapnya dari korban setiap hari.

“Saya difitnah setiap hari mencuri uangnya, padahal aku nggak ada ngambil uangnya, tiap hari itu saja yang diucapkannya (korban,red), oleh karena itu, semalam aku naik pitam dan nekad melakukan itu,” papar Santi dengan tenang.

Beberapa saat kemudian, Santi menunjukkan lokasi pembantaian tepatnya di samping rumah mereka dengan menggunakan batu conblock setelah terlebih dahulu mengajak korbannya keluar. Setelah Riamsi rubuh, Santi pun beberapa kali melakukan pemukulan, hingga ajal menjemput wanita yang selama ini sudah ia anggap ibu sekaligus nenek tersebut.

Yakin Riamsi telah meninggal, Santi  lalu mencari akal, dalam heningnya suasana dinihari di kawasan itu, Santi membopong korbannya ke jalan yang berada sekitar 20 meter dari rumah, disanalah jasad kaku korban diletakkan dengan harapan orang berfikir kalau Riamsi tewas akibat kecelakaan.

Terkait keterlibatan teman Santi, Hotmauli dalam kasus pembunuhan ini masih secara intensif diselidiki polisi. Kapolres Tanah Karo, AKBP Ig Agung Prasetyoko, SH MH didampingi Kapolsekta Berastagi, Kompol P Sufiyatno mengatakan,  kasus  tersebut masih dalam tahap pengembangan.(wan)

Kamar Biologis Sudah Beroperasi

MEDAN- Setiap hari Minggu, kamar khusus bagi tahanan di Rumah Tahanan Sementara (RTS) Polresta Medan untuk memenuhi kebutuhan biologis tahanan diliburkan. Pasalnya, tidak diharuskan bagi tamu dan tahanan untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Setiap Hari minggu Libur, memang tidak diharuskan, sesuai dengan peraturan yang berlaku, “ ujar  Wakasat Reskrim Polresta Medan AKP Ruru Wichaksono, Minggu (22/5) saat ditemui di Polresta Medan .

Dijelaskan Ruru, kamar yang di buat untuk mengurangi tingkat kejenuhan para tahanan hanya dapat digunakan saat jamnya besuk, Senin hingga Sabtu.

Ternyata, sejak diresmikan oleh Kapolda Sumatera Utara Irjend Pol Wisnju Amat Sastro, Sabtu (21/5) lalu. Ada satu tamu yang sudah melakukan uji coba kamar bilogis dengan membawa surat nikah.

“Sejak diresmikan, kamar biologis sudah dimanfaatkan seorang tamu,” ujar Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga, Minggu (22/5).

Menurut Kapolda, kamar bilogis di Maporesta Medan baru pertama kali ada di Indonesia. (adl)

SBY Puji Satgas Merah Putih

JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku bangga terhadap kinerja Satuan Tugas (Satgas) Merah Putih-Duta Samudera yang berhasil membantu pembebasan anak buah kapal MV Sinar Kudus dari perompak Somalia. Satgas yang beranggotakan 999 personil gabungan itu menewaskan empat perompak Somalia.
“Atas nama negara dan pemerintah dan selaku pribadi saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan,” ujar SBY di dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok kemarin (22/5).

SBY mengaku, sejak hari pertama Sinar Kudus dibajak, dia telah mendapat laporkan dari para menteri terkait. Presiden lantas menggelar rapat terbatas lima kali berturut-turut untuk menyiapkan rencana pembebasan KMV Sinar Kudus dan para awaknya.

SBY mengaku, Satgas telah dibekali persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer tersebut. Meski demikian, tak ada orang yang tahu kalau satgas telah diberangkatkan ke lokasi sasaran. Dia tetap diam meski dihujani kritik sebagai pemimpin yang lamban. “Saya menahan untuk tidak ngomong selama dua bulan. Tidak mungkin saya bilang sudah kirim, posisinya di sini, sama saja dengan setor nyawa,” ucapnya.

Dalam berbagai operasi pembebasan yang dilakukan negara lain, lanjut SBY, banyak warga mereka yang tidak selamat. Termasuk di antaranya, negara adidaya seperti Amerika Serikat, ternyata tidak mampu menyelamatkan nyawa warganya dari perompak. “Banyak yang tidak selamat. Ada warga negara Amerika, semua tewas karena ada upaya untuk membebaskan itu,” cetusnya.

Untuk itu, SBY mengaku telah memberikan tiga tiga tugas pokok kepada anggota Satgas yang berjumlah 999 orang itu.”Pertama, menyelamatkan 20 warga Indonesia yang ditahan. Kedua, membawa KMV Sinar Kudus ke Indonesia, atau mengawal kapal kargo itu ke tujuan semula, Eropa. Tugas ketiga, setelah warga negara Indonesia selamat, mereka boleh mengejar para pembajak. “Ketiganya dirumuskan menjadi misi,” tambahnya.

Hanya saja, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal, PT Samudera Indonesia, akhirnya memilih membayar tebusan. Meski begitu, Satgas akhirnya berhasil menewaskan empat perompak dalam baku tembak yang sengit. Tidak satupun anggota TNI yang terluka. “Kita memang sudah siapkan segalanya, makanya kita kirimkan kekuatan lebih dari satu batalion,” ujar SBY.

Atas keberhasilannya itu, Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat Kolonel Laut Ahmad Taufiqoerachman dinaikkan pangkatnya menjadi Laksamana Pertama TNI. (wir/jpnn)

Jatah Haji Sumut 8.234

JAKARTA- Pembahasan penetapan Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji (BPIH) musim 2011 masih belum kunjung dilakukan. Meskipun begitu, beberapa pihak memprediksi BPIH tahun ini naik. Kondisi penurunan BPIH seperti yang terjadi pada 2010, sulit terulang. Sementara kuota calon jemaah haji sudah ditetapkan.

Pada musim haji 2010 lalu, Komisi VIII DPR RI dan Kementerian Agama (Kemenag) sepakat menetapkan BPIH sebesar 3.342 US Dollar. Atau turun 80 US dolar dibanding BPIH periode 2009 yaitu 3.422 US Dollar. Pemerintah saat itu mengklaim penurunan BPIH tersebut sebagai prestasi. Sebab, pada waktu yang sama pemerintah Arab Saudi menaikkan biaya sewa pemondokan.

Bagaimana dengan BPIH tahun ini? Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Slamet Riyanto menuturkan, dia belum bisa memastikan. Sebab, hingga sekarang rapat pembahasan BPIH dengan Komisi VIII masih belum digelar. Sebelumnya, Kemenang dan Komisi VIII sepakat menggelar pembahasan BPIH pasca reses.
“Mudah-mudahan bisa cepat. Sebab resesnya kan sudah rampung,” tandas Slamet usai rapat dengar pendapat tentang Negara Islam Indonesia (NII) di Komisi VIII.

Saat dicecar pertanyaan apakah BPIH akan kembali turun seperti 2010 lalu, Slamet menjawab sulit terulang. “Tahun ini mana ada biaya yang turun,” kata dia. Termasuk juga penetapan BPIH.

Indikator prediksi kenaikan BPIH tersebut, tambah Slamet, muncul dari beberapa faktor. Diantaranya adalah harga minyak dunia. Faktor kedua yang bisa ikut mendongkrak kenaikan BPIH tahun ini adalah, konflik di beberapa negara timur tengah.

Kondisi harga minyak dunia cukup berpengaruh terhadap penetapan BPIH. Sebab, Slamet memperkirakan, 80 persen dari seluruh BPIH habis digunakan untuk ongkos penerbangan. Sisanya, tersedot untuk biaya pemondokan.
Sebelum muncul gejolak di negara Timur Tengah dan kenaikan harga minyak, Ketua Komisi VIII Abdul Kadir Karding optimis ada penghematan dalam penetapan BPIH.

Namun, setelah kondisi berubah dia mengatakan akan berhati-hati dalam menentukan BPIH. Pembahasan penetapan BPIH sendiri, bakal digelar secepatnya. (wan/jpnn)

Polisi Kantongi Hacker Situs Polri

JAKARTA- Situs resmi Mabes Polri di www.polri.go.id, sepekan yang lalu dibajak orang. Aksi itu tidak disepelekan oleh Korps Bhayangkara. Penyidik unit cybercrime Bareskrim Polri sudah menemukan titik terang pelaku yang berhasil mengubah situs polisi menjadi situs ‘jihad’ itu.

“Ya, sudah diketahui. Pelakunya lebih dari seorang,” ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri  Kombes Boy Rafli Amar kemarin. Dari penelusuran, website itu dicoba diserang dari luar negeri. “Tapi, pelakunya yang di Indonesia juga ada,” kata Boy.

Siapa? Mantan Kanit Negosiasi Densus 88 Polri ini belum mau membuka. “Tunggu dari Bareskrim saja,” katanya.  Menurut Boy, sang hacker dapat dijerat dengan Pasal 30 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 yang berbunyi ‘Setiap orang tanpa hak secara melawan hukum menerobos sistem jaringan elektronik yang mengakibat suatu pelanggaran dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara. Situs Polri diretas pada 15 Mei 2011 lalu bersamaan saat Densus 88 menggelar operasi di Sukoharjo.

yang menewaskan dua orang yakni Sigit Qurdowi dan Hendro Yunianto. Saat itu, jika situs resmi Polri di alamat www.polri. go.id dibuka yang muncul hanya halaman putih kosong. Domain tersebut tidak bisa diakses sama sekali.
Namun, setelah diarahkan ke alamat http://www.polri.go.id/backend /index.html muncul tampilan warna hitam dengan gambar dua orang siluet. Salah satunya sedang mengangkat bendera. Di atas foto tersebut terdapat tulisan berisi pesan kepada umat Islam untuk mendukung mujahidin.

Dalam situs itu tertulis Tiada tuhan kecuali Allah-Muhammad hamba dan utusan Allah Bangkitlah singa-singa Islam memperingati Hari Nakba Mengingat apa yang telah mereka perbuat kepada umat muslimin di negeri muslimin. Harus tetap sadar akan upaya pembusukan Islam dan jihad yang dilakukan intelejen dan pejuang-pejuang anti syariah Islam.
Hingga tiga hari  dari tanggal 15 hingga 18 Mei 2011 situs Polri down dan tidak bisa diakses. Baru tanggal 19 Mei lalu, situs normal lagi. “Kita tidak anggap sepele masalah ini. Yang menangani penyidik Cybercrime,” tegas Boy.
Secara terpisah, sumber Jawa Pos menjelaskan, hacker itu menggunakan sistem retas cermin (mirror site). “Seolah-olah kalau dicek biasa situs dikendalikan dari Kazakhstan. Tapi, setelah diteliti lagi, dari Jakarta,” katanya kemarin.  Apakah pelaku sudah teridentifikasi?
Menurut alumni kursus ahli cybercrime dan kejahatan transnasional Sidney Australia 2007 itu, dari identitas digital sudah terlacak. “Nanti, dikombinasikan dengan penelusuran manual dan bantuan dari teman-teman ID SIRTII akan diketahui,” katanya. ID SIRTI adalah singkatan dari  Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure. ID-SIRTII memiliki tugas pokok yakni melakukan pemantauan dini, pendeteksian dini, peringatan dini terhadap ancaman terhadap jaringan telekomunikasi dari dalam maupun luar negeri khususnya dalam tindakan pengamanan pemanfaatan jaringan.(rdl/iro/jpnn)

Pelihara Jenggot dan Kumis

M Qodari

Ada yang berbeda pada tampilan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Adakah hubungan tampilan wajahnya dengan survei terbarunya terkait orde baru versus orde reformasi? Jelas tidak ada hubungan tampilan wajah Qodari dengan hasil survei Indo Barometer yang memunculkan kontroversi di publik. Tampilan muka baru Qodari ini terlihat dari kumis dan jenggot yang kini ia pelihara. Sebelumnya, dia hanya memelihara sedikit kumisnya.
“Saya sudah empat bulan memelihara jenggot dan kumis,” akunya. Qodari mengaku, setiap mencukur  kumis dan jenggotnya terjadi iritasi.(net/jpnn)