29 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 15283

Gara-gara Kompor Meledak

Jangan biasakan mematikan kompor minyak tanah dengan cara menghembus. Pasalnya, hal tersebut dapat mengakibatkan kompor meledak dan membahayakan diri sendiri. Seperti yang dialami Romaida (37), warga Jalan Turi Gang Perhubungan, Kecamatan Medan Denai.

Dia mengalami luka bakar akibat kompor minyak tanah miliknya meledak. Kini Rimaida harus dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Pirngadi Medan.

Saat kejadian, Romaida yang sedang berbadan dua ini baru selesai memasak untuk keluarganya. Kemudian dia hendak mematikan kompor dengan cara menghembusnya. Bukannya padam, api malah menyambar kepermukaan minyak tanah dan meledak. Tak ayal, api menyambar ke tubuhnya.

Keluarga korban yang mengetahui hal itu langsung membawa korban ke RSU Pirngadi Medan untuk mendapatan perawatan. Tim medis telah memberikan pertolongan secara medis dengan memberikan salap untuk luka bakar yang dialami korban.  Tampak suami korban dalam keadaan kebingungan ketika melihat istrinya yang tengah hamil muda terbaring di tempat tidur, dengan keadaan kulit melepuh.(mag-7)

Tagih Janji Wali Kota

Tiga bulan sudah para pejabat eselon II dan III dilantik Wali Kota Medan. Namun, belum terlihat kinerja yang maksimal dari para pejabat yang dilantik pada 18 Februari 2011 lalu. Karenanya, Wali Kota Medan diminta untuk melakukan evaluasi sesuai janji yang pernah diucapkannya beberapa waktu lalu.

Hal ini diungkapkan analis politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Rafdinal S Sos kepada wartawan Sumut Pos Ari sisworo, Rabu (18/5). Berikut petikan wawancaranya.

Apakah kinerja para kepala SKPD yang dilantik pada 18 Februari lalu itu sudah maksimal?
Skala prioritas kinerja, yang menentukan adalah Pemerintah Kota (Pemko) Medan dalam hal ini Wali Kota Medan Rahudman Harahap. Namun, dari perkembangan yang ada terlihat beberapa SKPD yang kemarin tepat menjabat tiga bulan belum menunjukkan hasil yang maksimal.

SKPD apa saja?
Kita ketahui Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan Pardamean Siregar sempat diusir anggota DPRD Medan, dalam sebuah rapat yang digelar beberapa waktu lalu. Kemudian, program 1 April Medan bebas sampah juga belum terlihat hasilnya. Ini salah satu rujukan bagi wali kota untuk memberikan penilaian yang kemudian dilanjutkan dengan upaya evaluasi.

Selain Dinas Kebersihan, SKPD mana lagi yang patut diberi perhatian serius?
Dinas Perhubungan juga bisa menjadi salah satu nominasi. Kita lihat memang, perkembangan lalulintas di Medan belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Kemacetan masih terus terjadi, dan beberapa kendala lainnya juga bisa teratasi. Untuk Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) juga bisa diberi perhatian terkait adanya dugaan korupsi itu.

Apa perlu dilakukan evaluasi?
Evaluasi dilakukan harus secara objektif. Evaluasi dilakukan berdasarkan target-target pencapaian yang telah ditentukan oleh wali kota dengan disinkronkan dari hasil yang terlihat saat ini. Kalau memang tidak ada perubahan atau peningkatan kinerja, harus ditegur. Kalau memang dianggap tidak mungkin kagi memberikan perbaikan ada baiknya diganti saja.

Bagaimana dengan janji evaluasi setelah tiga bulan yang disampaikan wali kota?
Pernyataan itu harus ditagih. Karena sebagai seorang pemimpin harus sesuai antara perkataan dengan perbuatan. Apalagi, dengan perkembangan yang ada banyak hal yang bisa menjadi masukkan bagi wali kota untuk melakukan evaluasi. Maka dari itu, kita sebagai masyarakat menagih janji itu.(*)

Usai Gelar Perkara, Tersangka Ditetapkan

Dugaan Korupsi Proyek Drainase di Dinas Bina Marga Medan

MEDAN- Penyidik polisi dari Polda Sumut akan segera menyeret tersangka kasus dugaan korupsi di Dinas Bina Marga Kota Medan dengan pagu P-APBD 2009 sebesar Rp38,8 miliar. Untuk mengetahui siapa pejabat yang dianggap bertanggung jawab tersebut, penyidik Reserse dan Kriminal Khusus (Reskrimsus) Poldasu terlebih dulu menggelar perkara yang dijadwalkan berlangsung pekan ini.

Hal ini memungkinkan dilakukan, menyusul telah diterimanya hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas kerugian negara mencapai Rp2,4 miliar.

“Reskrimsus akan menggelar perkara kasus tersebut. Ini untuk mengetahui siapa yang terlibat dan yang akan dijadikan tersangka,” ujar Kabid Humas Poldasu, AKBP Raden Heru Prakoso kepada Sumut Pos, Rabu (18/5).
Dijelaskan Heru, gelar perkara tersebut dilakukan terkait adanya kendala dalam penyidikan Sat III Tipikor Dit Reskrimsus Poldasu. “Biar ada masukan, mungkin ada bukti-bukti yang kurang makanya kita gelar perkaranya sekalian mengetahui yang terlibat,” ucap Heru lagi.

Saat disinggung kapan akan dilaksanakan gelar perkara tersebut, Heru mengaku belum mengetahui secara pasti kapan waktunya. Namun, Heru dapat memastikan gelar perkara tersebut akan dilaksanakan dalam minggu ini. “Untuk lebih jelasnya Reskrimsus yang tahu pelaksanaannya. Tapi dalam minggu ini akan digelar, “ beber Heru.
Seperti diketahui, penyidik Poldasu sudah mendapatkan hasil audit dari BPKP dengan total kerugian negara Rp2,4 miliar atas proyek drainase di Dinas Bina Marga Kota Medan. “Hasil audit dari BPKP, kerugian negaranya mencapai Rp2,4 miliar,” ujar Kabid Humas Poldasu AKBP Raden Heru Prakoso, Selasa (17/5).

Sebelumnya, untuk mengungkap kasus dugaan korupsi Dinas Bina Marga Medan senilai Rp39 miliar dari P-APBD 2009. Polda Sumut terpaksa menyita barang bukti dokumen dari sembilan perusahaan (rekanan) terkait pelaksanaan proyek. Sebab diketahui, proyek tersebut dibagi menjadi 495 paket yang terletak di 21 kecamatan dengan pagu sebesar Rp38.810.760.150 atau bila dibulatkan menjadi Rp38,8 miliar. Penyidik juga telah mengumpulkan sejumlah dokumen seperti fotokopi surat perjanjian kontrak, surat pengangkatan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran, Red), PPTK (Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan, Red), dan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa.

Dalam pengerjaan proyek yang dilakukan secara penunjukan langsung (PL), penyidik menemukan adanya keterlibatan sembilan perusahaan dalam pengerjaan proyek tersebut. Kesembilannya adalah, CV Rahmat Abadi, CV Mustika Cemerlang, CV Rifki Faldo Abadi, CV Surya Gemilang, CV Mitra Anugrah, CV Rahmat, CV Wiraspati Kencana, CV Sumber Rezeki dan UD Perdana.

Tujuh terperiksa yang telah diwawancarai secara tertulis oleh penyidik adalah Dr Ir Gindo Maraganti Hasibuan, MM selaku Kadis Bina Marga (sekarang mantan, Red), Ahmad Buhari Siregar ST selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Ir Utuh Januar Sitompul, Mardian Habibi Gultom ST, Suwito, Gindo Purba, ketiganya selaku pejabat pembuat teknis kegiatan (PPTK), dan Eddy Zalman Saputra ST MT selaku Ketua Panitia Pemilihan Langsung.(adl)

Dijamin Bebas Kedipan

LG Luncurkan Produk TV Terbaru

PT LG Electronics Indonesia kembali meluncurkan produk terbarunya. Peluncuran ini ditandai dengan pameran yang dilaksanakan di Atrium Utama Sun Plaza Medan sejak 17 hingga 22 Mei 2011 mendatang.

“Dalam pameran ini, masyarakat Medan dapat merasakan secara langsung kecanggihan teknologi terkini LG,” ujar Tito, Branch Manager Area Medan dan sekitarnya dari PT LG Electronics Indonesia.

Peluncuran ini untuk produk LG Cinema 3D TM TV dan LG Smart TV dengan masing-masing teknologi yang digunakan. LG Sinema 3D TM TV hadir dengan teknologi terbaru yaitu FPR (Film Patterned Retarder), dimana teknologi ini tidak akan membuat mata lelah ketika menonton televisi. Berbeda dengan teknologi lainnya. Dimana merk lain masih menggunakan teknologi shutter glasses.

“Untuk kacamata yang menggunakan FPR, harganya jauh lebih mahal, dan terkadang membuat kepala jadi pusing dan menimbulkan rasa mual,” ujar Terry Putera Santoso, Product marketing Flat Panel Display PT LG Electronics Indonesia. Selain itu, produk TV ini mendapat sertifikat uji resmi dari dua lembaga berskala Internasional untuk jaminan bebas kedipan.

Sementara itu, untuk produk LG Smart TV, memiliki teknologi point, click, control dan simply smarter. TV ini memungkinkan pengguna memperoleh akses pada kekayaan konten melalui sambungan internet, atau layaknya seperti smartphone. LG juga menaruh perhatian lebih pada tampilan dan susunan antar muka LG Smart TV dengan merancang tampilan utama (home dashboard) yang menawarkan akses mudah untuk menimati konten didalamnya.
Untuk konten sendiri, konten dilengkapi dengan konten global pilihan seperti YouTube, Picassa dan AccuWheater, selain itu untuk konten juga dilengkapi dengan konten lokal terbaik dan pilihan. Untuk pameran, Medan merupakan daerah pertama di Indonesia dalam peluncuran produk ini, “Ini merupakan suatu prestasi yang sangat membanggakan, karena Medan menjadi kota pilihan pertama,” lanjut Tito.(mag-9)

 

Gatot Diminta Copot Kabiro Binsos

MEDAN- Massa yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar) berdemo di Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, Rabu (18/5). Mereka menuntut agar Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho mencopot Kepala Biro Keuangan Muhammad Syafi’i dan Kepala Biro Binsos Provsu Hasbullah Lubis, karena diduga terlibat kasus dugaan korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos) di Pemprovsu Tahun Anggaran (TA) 2009 sebesar Rp215,17 miliar.

Selain itu, massa juga meminta Gatot Pujo Nugroho untuk mencopot Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprovsu, yang terindikasi korupsi serta melakukan kocok ulang usulan Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu.
“Sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu, harusnya bisa mengambil sikap atas bawahannya yang telah melakukan korupsi. Kita ingin Sumut ini bersih dari para koruptor,” ungkap Rahman Sirait, koordinator aksi dalam orasinya.

Tuntutan lainnya yang dikemukakan massa Lempar, meminta Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) mengusut tuntas kasus dugaan korupsi penyelewengan dana Bansos tersebut. “Apabila Kejatisu kurang mampu dalam waktu semaksimal mungkin, untuk mengusut tuntas kasus dugaan korupsi tersebut, kami akan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk turun secepatnya ke Sumut guna menuntaskan kasus korupsi itu,” tegas Rahman lagi. (ari)

Produksi 200 Butir Sehari

Polresta Medan Gerebek Home Industri Pil Ekstasi di Glugur

MEDAN- Sebuah rumah kontrakan di kawasan Jalan Pembangunan III Glugur Medan yang dijadikan tempat home industri narkoba jenis ekstasi digerebek Sat Narkoba Polresta Medan, kemarin. Dalam penggerebekan tersebut, petugas menyita barang bukti berupa 3.000 butir ekstasi siap edar, dua mesin cetak dan bahan baku pembuatan pil ekstasi.

Sedangkan penghuninya atau pembuatnya, Andika alias Ationg (34) asal Bagan Siapiapi ditangkap di rumah makan siap saji di Jalan Sumarsono dengan barang bukti 2.000 butir pil ekstasi.

Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga didampingi Kasat Narkoba Kompol Amry Siahaan, Rabu (18/5), kepada wartawan koran ini di ruang kerjanya mengatakan, penangkapannya berawal, petugas mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada seorang peracik pil ekstasi berada di rumah makan siap saji di Jalan Sumarsono untuk menyerahkan ribuan butir pil ektasi agar diedarkan.

Berdasarkan laporan tersebut, petugas langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Setibanya di lokasi, petugas yang melihat tersangka sedang duduk di salah satu meja yang berada dipojok dengan memegang bungkusan plastik merasa curiga. Kemudian petugas langsung menghampirinya dan menangkapnya. Saat diperiksa, ternyata bungkusan plastik yang dipegang pria tersebut berisi 2.000 butir pil ekstasi. Sedangkan kurirnya tidak berhasil ditangkap karena keburu kabur.

Tersangka langsung diboyong ke komando untuk diperiksa. Saat diintrogasi, tersangka mengaku membuat pil ekstasi sendiri di rumah kontrakannya di kawasan Jalan Pembangunan III Glugur Medan. Berdasarkan pengakuan tersangka, petugas langsung menuju ke rumah kontrakannya tersebut. Di rumah kontrakan itulah petugas berhasil menemukan mesin pembuatan pil ekstasi dan sebanyak 3.000 butir pil ekstasi yang telah siap edar.

Dari pengakuan tersangka Ationg, ia sudah beroperasi selama 6 bulan. Dirinya hanya sebagai pembuat, sedangkan yang mengedarkan ada seorang temannya yang sekarang ini masih buron. Dikatakannya, bahan baku pembuatan pil ekstasi ini dibelinya di Medan semuanya. Mengenai peredarannya tidak diketahui karena yang mengedarkan bukan dirinya.

Dari hasil pemeriksaan, kata Kapolresta Medan, diketahui, satu butir ektasi tersebut dijual dengan harga Rp60 ribu sampai Rp80 ribu. “Kami belum bisa memastikan peredaran barang haram ini di mana saja. Karena kami terputus informasi, karena kurirnya belum tertangkap. Maka dari itu kami akan tangkap kurirnya biar mengetahui peredarannya di mana saja dan apakah tersangka ini mempunyai jaringan internasional atau tidak,” ungkap Tagam.
Kemudian diterangkannya, dalam sehari dua mesin cetak tersebut bisa memproduksi 200 butir pil ekstasi. Sekarang ini, tersangka masih menjalani pemeriksaan secara intensif guna menunggu proses selanjutnya sekaligus untuk dilakukannya pengembangan. Saat ini petugas masih terus memburu kurir yang kabur tersebut.(mag-8)

Keterlibatan Razali Terus Ditelusuri

Kasus Pungli Jembatan Timbang Sibolangit

MEDAN- Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara masih terus menelusuri keterlibatan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumatera Utara Razali terkait pungutan liar di sejumlah jembatan timbangan di Sumut.

“Kasus itu masih bergulir. Saat ini kita masih menelusuri adanya indikasi keterlibatan pejabat itu (Razali, Red). Sedangkan ketiga oknum pegawai Dishub Sumut itu, sekarang BAP hanya tinggal penyempurnaan saja,” kata Kasi Penkum Kejatisu Edi Irsan Tarigan SH kepada wartawan, Rabu (18/5).

Dikatakan Edi Irsan, sejauh ini pihaknya masih menelusuri soal adanya dugaan keterlibatan pejabat di kalangan Dinas Perhubungan Sumut. “Sudah banyak yang kita periksa dalam perkara tersebut. Kalau tidak salah 16 orang yang sudah diperiksa termasuk Kepala Dinas Perhubungan Sumut Razali. Mengenai adanya keterlibatan pejabat yang bersangkutan,” tegas Edi.

Dia juga mengatakan, penelusuran itu guna mencari tahu soal adanya informasi tentang aliran dana sebesar Rp300 juta per bulan pada pejabat yang bersangkutan. “Kita belum dapat membuktikan apakah aliran dana itu masuk ke rekening bank yang bersangkutan atau tidak. Apabila tidak ditemukan, maka yang bersangkutan tidak bisa dilibatkan dalam pungli itu,” bebernya.

Sebelumnya, dua pejabat Dishub Sumut yakni Wakil Kepala Jembatan Timbang Maju Tarigan dan Bendahara penerimaan Reti Meliana diperiksa penyidik Kejatisu.

Keduanya dimintai keterangannya terkait kasus dugaan korupsi di Jembatan Timbang Sibolangit, Deli Serdang.
Pemeriksaan kedua pejabat tersebut untuk mencari tahu aliran dana yang dikutip tiga oknum pegawai Jembatan Timbang Sibolangit. Sebab, ketiganya yang telah berstatus tersangka itu menyebutkan kemana aliran uang tersebut.
Diketahui, tiga pegawai Dishub Sumut yang bertugas di Jembatan Timbang Sibolangit yakni Marlon Sinaga, Ahmad Sofyan dan Panal Simamora tertangkap tangan menerima uang suap dari para sopir truk. Berdasarkan pengembangan penyelidikan, perbuatan tersangka termasuk korupsi. Tim Kejaksaan juga menyita Rp16,4 juta serta uang hasil retribusi sesuai yang tertera dalam buku registrasi senilai Rp1,2 juta. (rud)

Spesialis Pembongkar Brankas Dibekuk

MEDAN- Unit Jahtanras Dit Reskrim Poldasu meringkus seorang tersangka dari kawanan spesialis pembongkar brankas di perkantoran, Rabu (18/5) dini hari.

Keterangan yang diperoleh, tersangka Santoso (40), diringkus dirumahnya di Desa Pegajahan, Serdang Bedagai. Penangkapan ini berdasarkan hasil pengembangan atas keterangan tersangka lainnya, Teguh (36) yang telah diringkus duluan.

Menurut Kasubid II Krim Um, Kompol Andri Setiawan, tersangka sudah empat kali melakukan aksi pembongkaran brankas di Medan. “Dari pengakuannya di Jalan Kapten Sumarsono dan Padang Bulan, sedangkan dua lagi dia sudah lupa. Karena, selain di Medan, tersangka juga melakukan aksinya di Kalimantan. Dan tersangka juga pernah menjalani hukuman di Kalimantan,” ucap Andri.

Dalam menjalankan aksinya, lanjut Andri, tersangka bersama kompolotannya berjumlah delapan orang, menjalankan aksinya setelah melakukan perencanaan yang matang. “Sampai saat ini untuk membongkar yang lainnya kita masih melakukan pengejaran,” beber Andri. (adl)

Protes Doorsmeer, Warga Demo Camat

MEDAN – Masyarakat Jalan Halat Gang H Syafiah, Kelurahan Kota Matsum III, Kecamatan Medan Kota, berunjuk rasa ke Kantor Camat Medan Kota, Rabu (18/5) pagi. Mereka menuntut peninjauan ulang keberadaan Doorsmeer Perdana Ekspress Service, di lingkungan mereka karena dianggap telah mencemari lingkungan dan mengganggu kenyamanan warga sekitar.

Dalam aksi itu, massa juga meminta Wali Kota Medan mencopot Camat Medan Kota Irfan Syarif Siregar, Lurah Kota Matsum III dan Kepala Lingkungan 18. Pasalnya, menurut warga, mereka dinilai memanfaatkan jabatan untuk melakukan tindakan kolusi dan intimidasi terhadap warga yang memprotes keberadaan doorsmeer tersebut.

Camat Medan Kota Irfan Syarif Siregar yang dikonfirmasi malah mempertanyakan, mengapa baru sekarang warga protes. Padahal, doorsemeer tersebut telah dibangun empat tahun lalu. Namun begitu, dia berjanji akan menindaklanjuti keluhan warga itu.(adl)

Penimbunan Distop, Aktivitas Tetap Jalan

MEDAN- Sudah tiga hari truk pengangkut tanah timbun tak masuk ke areal pembangunan komplek ruko yang rencananya akan dijadikan showroom distributor kendaraan bermotor di Jalan SM Raja, Medan Amplas. Namun, aktivitas di dalam lokasi area pembangunan tetap berjalan.

Camat Medan Amplas Edliyati Siregar yang dikonfirmasi wartawan koran ini mengungkapkan, pihaknya tidak melarang aktivitas yang ada di dalam areal pembangunan tersebut.

Namun yang dilarang adalah aktivitas keluar masuknya truk yang mengangkut tanah timbun, karena dapat mengganggu kenyamanan masyarakat.  “Aktivitas masuknya truk tidak diizinkan, tapi aktivitas di dalam areal dipersilahkan saja. Karena dasarnya mereka sudah memulai pembangunan,” ujar Edliati Siregar yang dikonfirmasi melalui ponselnya, Rabu (18/5).

Dikatakan Eldiati, aktivitas keluar masuknya truk tidak dizinkan hingga izinya diurus ke Dinas Bina Marga.
Sementara Kapolsek Patumbak, Kompol S W Siregar menuturkan, pihaknya tetap menjalankan perintah dari Muspika Medan Amplas untuk menutup aktivitas penimbunan sampai pihak pembangunan mengurus izinnya ke dinas terkait.

“Kita tetap menjalankan perintah dari Muspika setempat untuk menutup aktivitas penimbunan,” beber Soni.
Sementara pantauan wartawan koran ini, mobil patroli Polsek Patumbak tetap melakukan penjagaan di sekitar lokasi dengan memarkirkannya di pinggir Jalan SM Raja. Personil yang memakai pakaian sipil terlihat duduk disekitar warung yang berdiri didepan lahan area pemabngunan untuk mengantisipasi akan adanya penimbunan yang dilakukan secara diam-diam. Sedangkan aktivitas didalam araea tetap tidak dilakukan. Kita disini menjaga bukan melakukan pengawasan dari adanya aktivitas penimbunan di area,” ujar petugas patroli yang berjaga.(adl)