25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15342

Jangan Buat Warga Terkatung-katung

Sengketa Tanah Sari Rejo

MEDAN- Nota Kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU) yang telah disampaikan Pemko Medan ke TNI AU di Jakarta beberapa waktu lalu, hingga saat ini belum mendapat balasan.

Pengakuan itu dikemukakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaiful Bahri kepada Sumut Pos, Senin (11/4).
“Belum ada balasannya. Kita akan upayakan secepatnyan Nanti akan kita hubungi lagi pihak TNI AU mengenai hal itu,” katanya.

Sementara itu, anggota Komisi A DPRD Sumut Marasal Hutasoit kepada Sumut Pos menegaskan, seharusnya persoalan sengketa tanah ini segera diselesaikan Pemko Medan. Karena, dengan berlarut-larutnya persoalan ini membuat masyarakat Sari Rejo terus terkatung-katung tanpa kejelasan.

Diungkapkannya, harusnya juga Pemko Medan juga memberi penjelasan kepada masyarakat Sari Rejo terkait langkah-langkah apa yang telah diambil. Karena selama ini kesannya, tidak ada pemberitahuan secara langsung kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa tidak dipedulikan.

Selain itu pula, Pemko Medan juga harus terus mencari langkah-langkah lainnya guna mempercepat proses penyelesaian sengketa tersebut. “Bukan hanya dengan tim dari AU saja, tapi harus juga mencari alternatif lain untuk ditempuh. Karena persoalan ini sudah cukup lama, sehingga membuat masyarakat terus-terusan cemas dan tertekan dan selalu harap-harap cemas,” tukasnya.

Lebih dari itu, Marasal menuturkan, tidak ada alasan bagi Pemko Medan untuk tidak mementingkan kepentingan masyarakat.(ari)

Bandar Besar Belum Tertangkap

Pemberantasan narkoba sedang giat-giatnya dilakukan. Namun, sepanjang 2010 lalu, kasus narkoba yang terjadi di Sumatera Utara berkisar 8.000-an kasus, namun yang mampu diungkapn Direktorat Narkoba Kepolisian Sumatera Utara (Poldasu) hanya 2.600 hingga 2.800 kasus (35 persen) dengan jumlah tersangka berkisar 3.000 hinga 3.200 orang. Sedangkan sisanya, berkisar 65 persen belum berhasil diungkap dan tersangkanya masih berkeliaran bebas.
Lalu, seperti apa Direktur Narkoba Poldasu Kombes Pol Drs Jhon Turman Panjaitan menyikapi hal ini? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Adlansyah Nasution dengan Kombes Pol Drs Jhon Turman Panjaitan, beberapa hari lalu.

Bagaimana peredaran Narkoba di Sumut?
Peredaran Narkoba di Sumut cukup cepat dan mudah. Hal itu  dikarenakan faktor ekonomi. Sehingga banyak masyarakat yang mau diminta untuk jadi perantara dan kurir dalam jaringan peredaran narkoba. Apalagi upah yang ditawarkan cukup besar.

Harga sabu-sabu di Sumut juga termasuk murah, yakni berkisar Rp80 ribu hingga Rp1 juta per gram untuk pembelian dalam partai besar maupun kecil. Sementara di Malaysia, pasarannya hanya Rp350 ribu hingga Rp450 ribu. Jadi, hanya dengan modal Rp100 ribu, orang sudah bisa beli sabu-sabu. Jadi, begitu mudahnya untuk mencari jaringan dan merekrut jaringan. Semua karena faktor ekonomi.

Menurut Anda, apa kendala Poldasu dalam memberantas Narkoba?
Sebenarnya, masalah narkoba ini bukan cuma masalah polisi saja, tapi masalah dan tanggung jawab kita semua. Nah, kendala yang kita hadapi, keterbatasan alat, kemampuan kinerja polisi dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam memberantas Narkoba. Jadi, penangkapan tersangka belum tuntas, masih banyak berkeliaran di luar sana.

Dimana saja lokasi peredaran narkoba yang belum terawasi?
Pintu masuk ke Sumatera Utara cukup banyak, sehingga belum dapat terawasi dengan maksimal, terutama di jalur perairan. Nah, ini tantangan kita.
Berbagai cara kita lakukan untuk dapat meminimalisir peredaran narkoba di Sumut, salah satunya dengan memasang alat X Ray di jalur perbatasan oleh Bea Cukai. Namun, untuk mengelabui petugas, ada banyak modus yang dilakukan para pengedar narkoba.

Seperti apa saja modus yang sering dilakukan para pengedar?
Di antaranya, tersangka sering menjatuhkan barang bukti yang sudah terbungkus rapi ke dalam laut. Dimana, modus ini pernah kita tangkap di Tanjung Balai. Tersangka menjatuhkannya ke dalam laut, kan barang tersebut mengapung. Lalu ada orang lain yang mengambilnya.

Di Sumut, lokasi yang dianggap rawan dimana saja?
Lokasi yang dianggap rawan dan dianggap sebagai basis peredaran narkotika jenis sabu-sabu khususnya di Medan yakni Tembung, Panah Hijau Marelan dan Kampung Kubur, Medan Baru. Sementara ladang ganja terbesar di Madina. Di mana, di wilayah tersebut, kita sering gagal menangkap dan mengungkap pengedarnya, karena petugas sering diserang masyarakat saat di lokasi.
Saya belum puas dengan apa yang telah saya lakukan selama menjabat sebagai Dir Narkoba di Polda Sumut, karena bandar-bandar besarnya belum terungkap.

Jadi langkah kedepannya bagaimana?
Polisi berharap partisipasi masyarakat untuk sadar dan meninggalkan bisnis atau mengkonsumsi barang haram tersebut. Karena efeknya sangat tidak baik. Selain itu, kita juga melakukan sosialisasi denga mendatangi sekolah-sekolah sebagai media penghubung polisi.(*)

Keluarga Noval Harapkan Jamkesmas

MEDAN- Selama masih menunggu selesainya berkas Jaminan Kesehatan yang dijanjikan anggota DPD RI Parlindungan Purba, serta Sekretaris Komisi B DPRD Medan, Khairuddin Salim, kini Noval Attaya, bocah penderita kelainan hati masih  menjalani perobatan alternatif sebagai upaya penyembuhannya.
Perobatan yang telah dijalani anak dari pasangan Sri Mulyani (30) dan Kusnadi (32) ini sejak Selasa (5/4) lalu, setidaknya memberikan banyak kemajuan terhadap kondisi Noval.

“Noval telah menjalani perobatan alternatif herbal sejak keluar dari RSU Permata Bunda. Selama perawatan, bengkak pada bagian kaki dan perutnya mulai berkurang,” ucap Kusnadi saat dikonfirmasi wartawan koran ini, Senin (11/4).
Dari pengakuan Kusnadi, sepanjang perawatan yang dijalani anak semata wayangnya itu, selain kondisi yang menunjukkan banyak perubahan, Noval juga mulai terlihat lebih ceria di banding sebelumnya.
Sejauh ini, keluarganya masih menunggu kepastian Jamkesmas yang rencananya akann dikeluarkan dinas sosial untuk memastikan diagnosa penyakit  yang dialami Noval.

Mengingat, dokter yang menanganai Noval sebelumnya menyarankan pihak keluarga untuk segera merujuk buah hatinya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

“Kita sudah tidak punya biaya lagi untuk membawa Noval ke Jakarta. Setidaknya dengan adanya Jamkesmas yang akan dikeluarkan nantinya bisa memudahkan kami untuk membawa Noval,” sebutnya dengan penuh harap.
Sementara saat disinggung mengenai status keluarga Kusnadi di kantor kelurahan, dirinya mengakui jika dia dan anaknya telah terdaftar sebagai masyarakat miskin yang menerima jaminan kesehatan Medan Sehat.

“Waktu saya urus di kantor lurah tadi, mereka bilang kami sudah terdaftar untuk mendapatkan jaminan kesehatan Mdan Sehat. Namun masih menunggu kartunya dalam beberapa hari ke depan,” ungkap Kusnadi. Hanya saja jaminan kesehatan tersebut tidak akan berlaku jka nantinya akan digunakan di luar Kota Medan.

Untuk itu, Kusnadi dan sang isteri berharap agar proses jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yang dijanjikan dinas sosial bisa segera terealisasi.

Noval, bocah berusia dua tahun yang memiliki kelainan pada hati sejak berusia 1,5 tahun. Sekujur tubuh bocah ini, termasuk bagian mata menguning, serta membesarnya bagian perut dan kaki serta berat badan tidak wajar yang hanya 8,9 kilogram. Kelainan hati yang dialami Noval hampir serupa dengan yang dialami almarhumah Melati alias Imel (6), bocah penderita Atresia Billier asal Belawan yang telah tiada sejak Senin (7/2) lalu.(uma)

Kajatisu Dituntut Ungkap Korupsi

AK Basyuni Masyarif Gantikan Sution Usman Adji

MEDAN- Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, resmi diserahterimakan di Kejaksaan Agung Republik Indonesia(Kejagung RI) Senin (11/4) di Jakarta. Sution Usman Adji digantikan dengan AK Basyuni Masyarif dari Kejagung RI.

Demikian dikatakan Kepala Seksi Penerangan Umum (Kasi Penkum) Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Edi Irsan Kurniawan Tarigan SH, pada wartawan Senin (11/4) di Jalan AH Nasution Medan. Edi Tarigan mengatakan, sertijab tersebuttidak mempengaruhi, proses penyelidikan dan penyidikan beberapa kasus dugaan korupsi yang saat ini sedang mereka tangani.

“Proses penyelidikan dan penyidikan tidak, terpengaruh kita tetap eksis melakukan kerja untuk membongkar kasus korupsi yang sedang kita tangani,” tegas Tarigan. Sementara itu, sambung Tarigan, Kejatisu akan mempersiapkan segara kebutuhan pisah sambut yang akan digelar di Medan.

Sementara itu, pengamat hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Nuriyono, mengatakan, proses pergantian Kajatisu dari Sution Usman Adji ke AK Basyuni Masyarif, jangan menjadi alasan untuk tidak menerusman penyelidikan dan penyidikan korupsi di yang saat ini ditangani Kejatisu. “Diharapkan Kajati yang baru ini harus tegas dalam memberantas korupsi di Sumatera Utara,” tegas Nuriyono.

Menjelang masuknya Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara yang baru, AK Basyuni Masyarif, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara memanggil beberapa instansi pemerintah yang terindikasi tersandung masalah korupsi.
Ruangan Tindak Pidana Khusus dan ruangan Bidang Intelijen Kejatisu tidak seperti biasanya. Beberapa tamu baik yang mengenakan seragam PNS ataupun pakian biasa terlihat hilir mudik, keluar masuk kedua ruangan baik Pidsus dan Intelijen di Kejatisu.

Rata-rata tamu yang datang membawa segala bundelan yang dikemas dalam map, yang diyakini sebagai dokumen penting yang diduga diminta penyidik. Bahkan ruangan penyelidikan intelejen, juga banyak yang keluar masuk, para tamu yang diduga sudah dimintai keterangannya. Salah satu penyelidikan yang dilakukan Bidang Intelijen, terkait dugaan rehabilitasi ruangan kelas Sekolah Dasar (SD) 066044 Helvetia Medan. (rud)

Ubah Diri ke Paikem Gembrot

Pada 2006 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam bermitra dengan Decentralized Basic Education Thre (DBE3). Bersama program yang dirancang oleh USAID Indonesia itu, SMP Negeri 2 Lubuk Pakam melaksanakan program Student Center.

Menariknya dari jalinan kerjasama itu, guru-guru mendapat pelatihan dari narasumber yang berperan sebagai fasilitator. Bahkan, pada setiap sesi fasilitator selalu melaksanakan tugas berdua (team teaching).
Saat kegiatan pelatihan peserta duduk dalam kelompok sesuai dengan mata pelajaran masing-masing, kemudian diberikan tugas serta diskusi bersama-sama, dan dipresentasikan. Pembelajaran dilakukan secara aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta peserta gembira.

Ya, sejak tahun 1977 (sekolah berdiri) sampai dengan berakhirnya tahun pelajaran 2007/2008, SMP Negeri 2 Lubuk Pakam, melaksanakan proses pembelajaran secara konvensional yang telah mendarah daging bagi para pendidik, di mana seluruh siswanya  menghadap satu arah, yaitu menghadap ke depan (baca, guru) dalam setiap proses pembelajaran.

Guru menjadi satu-satunya sumber belajar dan menjadi pustakawan berjalan. Guru mendominasi pembelajaran, tanpa mempedulikan keberagaman dan keaktifan siswa. Dengan kata lain, guru adalah segala-galanya bagi siswa serta proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centred). Hingga, tanpa guru. siswa tidak pernah memiliki keberanian untuk berkembang.

Model semacam itu pun kini diubah menjadi Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan Gembira dan Berbobot (Paikem Gembrot). “Ini menjadi tantangan bagi kepala sekolah untu mendorong terciptanya perubahan pembelajaran secara menyeluruh,” bilang Kepala di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam, Drs H Adi Mutia MPd.
Adi Mutia menambahkan, kepala sekolah, guru, dan pegawai adalah tiga sejarangan (menurut pepatah minang). Di mana, peran masing-masing saling mendukung, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Mereka semua dijadikan sebagai keluarga atau teman tanpa membedakan antara satu dengan lainnya.

Sewaktu akan memasuki tahun pelajaran baru, diadakan pertemuan dengan seluruh stakeholder sekolah untuk mengevaluasi program yang telah dilaksanakan dan  merancang program yang akan dilaksanakan satu tahun ke depan. Pertemuan ini  dimaksudkan adalah untuk mencari masukan, untuk dijadikan sebagai analisis kebutuhan bagi guru mata pelajaran (mapel) masing-masing. Guru dapat mengajukan kebutuhan akan mapel yang akan diajarkannya satu tahun ke depan seperti alat peraga, media pembelajaran. Semua itu didiskusikan untuk menentukan skala prioritas agar direalisasikan. (btr)

Berikan Penampilan Terbaik

Dendang Celoteh Wak Uteh Sambut Ultah ke-63 Sumut

Wak Uteh, musisi kebanggaan warga Sumatera Utara yang terkenal lewat lagu Angin Koncang, bakal memberikan penampilan terbaik mereka di hari ulang tahun Sumut ke-63. Konsistensi penyanyi lagu pesisir yang setia memadukan nuansa Melayu, Batak, Jawa dan Qasidah ini pantas menjadi kebanggaan warga Sumut.

Dendang celoteh kocak dan bernafaskan makna kehidupan serta perpaduan beberapa budaya di Sumut menjadikan musisi asal Tanjung Balai ini tepat mengisi acara pemuncak ulang tahun Sumatera Utara.

“Kami senang dapat menghibur warga Sumatera Utara, kesempatan seperti ini merupakan satu bentuk perhatian Pemprovsu bagi musisi daerah,” ugkap Wak Uteh.

Selain penampilan Wak Uteh, beberapa kegiatan seperti fun bike, SKJ antar instansi, gerak jalan massal dan beregu serta aerobic dipersiapkan Dispora Sumut dalam merayakan HUT Sumut.(mag-9)

 

Usung Student Center

SMP Negeri 2 Lubuk Pakam

Keberadan SMP Negeri 2 Lubuk Pakam yang berada di Jalan Galang Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam, kerab menjadi tempat langanan studi banding untuk model pembelajaran student center. Student center adalah murid menjadi fokus dari proses pembelajaran.

Demikian disampaikan Kepala sekolah SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Drs H Adi Mutia MPd ketika ditemui Sumut Pos, diruang kerjanya, Senin (11/4).

Lanjut, alumni antropologi Universitas Sumatera Utara (USU) itu, bahwa selama ini sistem pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah menganut sistem pembelajaran guru teacher center atau guru menjadi pusat pembelajaran. Sedangkan, siswa hanya terpaku mendengarkan apa yang disampaikan guru.

Namun, untuk tiga tahun terakhir ini, dibuat terobosan baru bagi Kelas I dan Kelas II diterapkan sistem student center. “Untuk kelas III lebih dikonsentrasikan untuk menghadapi ujian akhir nasional,” bilang Adi Mutia.
Ditambahkanya, untuk mendukung program model student center tersebut, para guru dilengkapi dengan sertifikasi. Dari 62 guru yang ada, sekira 52 telah disertifikasi.

Sedangkan sistem duduk siswa dalam proses belajar berbentuk kelompok. Satu kelompok enam orang. Jadi setiap kelas ada enam kelompok. Ketika proses belajar, guru menjelaskan mata pelajaran. Siswa dipersilahkan untuk mendiskusikannya, selanjutnya mempersentasekan dihadapan murid-murid yang lain.

Selain itu, siswa juga langsung praktik bila dalam proses belajar. Untuk pelajaran matematika, siswa diminta membuat kubus atau balok dari bahan karton. Sedangkan bahan praktiknya disediakan pihak sekolah. “Mulai gunting, karton, lem, bahkan spidol disiapkan pihak sekolah,” tambahnya.

Nah, karena berani membuat model pembelajaran student center itulah, aku Adi Mutia sekolahnya kerab didatangi instansi serta sekolah dari kabupaten/kota baik di Pulau Sumatera bahkan Pulau Jawa.

Bahkan, dalam tiga bulan sekali kunjungan studi banding selalu datang. “Yah, memang capek melayani tamu. Namun, di sisi lainnya kehadiran mereka menjadi motivasi kepada guru-guru yang ada di sini,” beber langanan juara dua kepala sekolah teladan tingkat kabupaten Deli Serdang ini. (btr)

Gandeng Mahasiswa, Telkomsel Kembangkan Industri Kreatif Melalui Lembaga Pendidikan

Telkomsel bekerjasama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus) menggandeng 100 mahasiswa pengembang konten dan aplikasi untuk dilatih menjadi wirausahawan muda di bidang kreatif. Program Mobile Technopreneurship ini merupakan langkah nyata Telkomsel untuk memajukan industri kreatif nasional melalui lembaga pendidikan.

Pencanangan program ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama oleh Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, Direktur Utama Bina Indonusa System (Binus Enterprise) Robert T. Hadipuspito, dan Rektor Universitas Bina Nusantara Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM di Kampus Anggrek Binus, Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, Sarwoto mengatakan, “Berbagai inovasi konten dan aplikasi yang kami ciptakan bagi pelanggan merupakan bukti komitmen kuat kami untuk memandu kemajuan industri kreatif nasional. Kali ini melalui lembaga pendidikan kami berupaya memfasilitasi komunitas mahasiswa yang memiliki talenta dalam mengembangkan konten dan aplikasi yang bisa dioptimalkan untuk menjadi peluang usaha. Kami berharap program ini mampu melatih mahasiswa untuk menjadi wirausahawan dan mewadahi hasil karya konten dan aplikasi yang mereka kembangkan untuk ditawarkan kepada pelanggan Telkomsel.”

100 mahasiswa yang mengikuti program ini terpilih berdasarkan hasil seleksi potensi, minat, dan bakat yang diselenggarakan Universitas Binus dan Bina Indonusa System. Para mahasiswa yang telah melalui proses seleksi dapat secara langsung berkonsultasi dengan Telkomsel untuk membahas konten atau aplikasi apa saja yang dibutuhkan pelanggan Telkomsel. Konten atau aplikasi yang dikembangkan ke depannya bisa dijual langsung ke pelanggan Telkomsel, di mana para mahasiswa ini bisa menikmati pendapatan dari konten atau aplikasi yang terjual. Dalam program ini, Bina Indonusa System berperan sebagai mitra content provider Telkomsel yang menjadi wadah pengembangan dan komersil para mahasiswa Binus yang terpilih menjadi content provider.

“Kami melihat program yang dilakukan Telkomsel ini merupakan langkah strategis dalam menjembatani dunia akademis dengan dunia kerja. Inilah solusi yang memberikan manfaat nyata bagi mahasiswa, serta pengembangan konten dan aplikasi pada umumnya,” ungkap Robert.

Melalui program Mobile Technopreneurship ini, konten dan aplikasi yang dikembangkan mahasiswa bisa dinikmati pelanggan Telkomsel. Buah karya akademisi kini dihargai, sehingga konten dan aplikasi yang dihasilkan mampu menghasilkan pendapatan bagi mahasiswa pengusaha sekaligus manfaat bagi pelanggan Telkomsel.

Dengan penambahan 100 mahasiswa Binus sebagai content provider Telkomsel, kini Telkomsel telah bekerjasama dengan sekitar 500 content provider dalam menyediakan lebih dari 10.000 jenis layanan konten. Ke depannya Telkomsel juga akan mengadakan program kerjasama pengembangan konten dan aplikasi dengan mahasiswa dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi ternama lainnya.

Aplikasi Mobile Financial Index (MFI)

Bersamaan dengan pencanangan program Mobile Technopreneurship, Telkomsel mengumumkan peluncuran aplikasi mobile financial index (MFI) dalam waktu dekat. MFI adalah aplikasi mobile berbasis widget, hasil kerjasama Telkomsel dengan Bina Indonusa System dan Thomson Reuters yang menghadirkan informasi finansial berskala global di ponsel. Aplikasi finansial ini menampilkan berbagai informasi indeks keuangan, antara lain: saham, mata uang, obligasi, berita seputar ekonomi dan bisnis, dan lain-lain, baik dari dalam maupun luar negeri, secara realtime.

MFI merupakan layanan mobile Thomson Reuters pertama di Indonesia yang akan menjadi mobile solution yang ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar dari industri finansial, seperti: investor, kalangan perbankan, money changer, dan korporat. Seperti diketahui, Thomson Reuters adalah penyedia data indeks yang memiliki reputasi kelas dunia dalam hal data indeks yang komprehensif dan akurat, serta kecepatan proses data yang teraktual.

Pelanggan Telkomsel dapat menggunakan MFI dengan harga yang sangat kompetitif dan terjangkau, dengan paket-paket layanan lokal maupun internasional yang bisa dikustomisasi sesuai paket data atau informasi indeks yang dibutuhkan. Dengan memanfaatkan aplikasi MFI, pelanggan bisa melakukan aktivitas monitoring informasi finansial global secara cepat, realtime, dan mobile, kapan pun dan di mana pun mereka berada, tanpa harus berada di kantor atau ruangan tertentu.

Lagi, Sidang Tuntutan Ramli Ditunda

MEDAN- Untuk kedua kalinya Pengadilan Negeri Medan menunda persidangan perkara ruislagh Kebun Binatang Medan (KBM) dengan terdakwa mantan Wakil Walikota Medan, Senin (11/4). Ditundanya persidangan tukar guling lahan KBM ini, alasan jaksa penuntut umum (JPU) Rehulina Purba, karena belum turunnya tuntutan dari Kejaksaan Agung RI.

Untuk itu, majelis hakim yang dipimpin, Sugiyanto langsung mengetok palu, sembari mengingatkan jaksa penuntut umum, minggu depan harus sudah siap-tuntutan tersebut. “Saudara jaksa penuntut umum, minggu depan harus sudah selesai semua segala tuntutan,” tegas Sugiyanto. Pekan lalu, hakim juga telah mengingatkan jaksa penuntut umum untuk tidak lagi menunda persidangan. Sementara itu terdakwa mantan walikota Medan Ramli Lubis, menjadi kesal karena dirinya sudah dua kali mengalami penundaan.(rud)

Lingkungan Asri, Prestasi Segudang

Ada yang menarik ketika mendatangi SMP Negeri 2 Lubuk Pakam. Bagaimana tidak, lokasi sekolah yang berada di Jalan Galang Keluarahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam memiliki luas sekitar 10000 meter persegi atau 1 hektare. Selain itu, suasanya pun tampak asri.

Ya, pepohonan yang berada di depan menambah bersahabatnya lingkungan sekolah. Siang itu, Sumut Pos berkesempatan menyaksikan murid-murid duduk-duduk di bawah pohon yang ada di sana.
Menurut siswa, tempat duduk favorit adalah di bawah pohon besar di lingkungan sekolah. Soalnya, di sana disediakan bangku terbuat dari semen. Kemudian ditambah lagi, setiap harinya lingkungan sekolah selalu disapu bersih dari dedaunan yang gugur.

“Selain menanam pepohonan, sekolah ini memiliki waduk kecil. Waduk dibuat untuk menampung air hujan. Disana ditanam tanaman air serta diisi ikan,” beber Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Drs H Adi Mutia MPd.
Pihak sekolah juga menyediakan dua unit tong sampah di setiap depan kelas.

Setiap tong dibedakan warnanya. Warna merah untuk sampah nonorganik dan warga hijau sampah organik. Sehingga semenjak dini diajarkan kepada siswa bahwa membung sampah harus memperhatikan jenis sampahnya. Soalnya sampah organik akan dijadikan kompos untuk memupuki tanaman yang ada di pekarangan sekolah. Selain itu, sekolah juga menyediakan musholah sekolah, laboratorium komputer serta bahasa yang dilengkapi dengan sistem Informasi Teknologi (IT).

Dengan fasilitas semacam itu, prestasi SMP 2 Lubuk Pakam tak perlu diragukan lagi. Mulai tahun pelajaran 2008/2009 siswa  SMP Negeri 2 Lubuk Pakam terpilih menjadi  Juara III Siswa Berprestasi Tingkat Kabupaten Deli Serdang atas nama Erdian Chrismas Ginting. Kemudian menjadi duta Kabupaten Deli Serdang ke tingkat Provinsi dalam Olimpiade Biologi, atas nama Rulli Dwi Sahputra. Dalam Lomba Story Telling, seorang siswa sebagai utusan kabupaten untuk berlomba di tingkat provinsi atas nama Iga Arizka Tarigan.

Dalam pertandingan Tenis Meja Putri tingkat SMP, Marisa Nurul Atika menjadi wakil Provinsi Sumatera Utara ke tingkat nasional. (btr)