25 C
Medan
Thursday, January 1, 2026
Home Blog Page 15400

Tak Pernah Suntik Vitamin C

AKHIR pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diisukan terkena stroke. Isu tersebut menyebar dengan cepat, termasuk ke Cikeas, kediaman pribadi SBY. Namun, SBY enteng menanggapi kabar tersebut.

“Alhamdulilah saya sehat. Saya juga mendoakan semua sehat,” tutur SBY sebelum memulai rapat kabinet terbatas di kantor presiden, kemarin (25/4).

Menurut pensiunan jenderal kelahiran Pacitan itu, mungkin ada pihak yang menyebarkan berita dan cerita yang aneh. “Karena disuntik vitamin C, katanya jadi stroke,” kata SBY.

“Saya sudah puluhan tahun tidak pernah suntik (vitamin C),” sambung mantan Menko Polkam tersebut lantas tertawa. Sebelumnya, pada Rabu lalu (20/4), SBY melakukan medical checkup di RSPAD Gatot Soebroto. (fal/c8/ttg/jpnn)

Kawin Lagi, Anak Bakar Ayah Hidup-hidup

Seorang anak, Sadikin tega membakar ayahnya, Mahyudin hidup-hidup dengan bensin di Ciputat, Tangerang Selatan. Sang ayah menderita luka bakar parah.Pembakaran ini terjadi Senin (25/4) pukul 21.00 WIB di sebuah rumah di Kampung Cilalung, RT 2 RW 5, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.

Sadikin membakar ayahnya, Mahyudin sedang asyik menonton TV. Sadikin lalu datang dan keduanya lantas cekcok mulut. Sadikin lalu pergi ke dapur mengambil botol berisi bensin. Secara spontan, Sadikin menyiram tubuh ayahnya dengan bensin, dan langsung disundut korek api gas yang diambil dari celananya.

Sontak api langsung menyulut tubuh Mahyudin. Adik Sadikin, Robi (13) terbangun di kamarnya. Dengan sigap dia mengambil air dari kamar mandi, dan mengguyur ayahnya yang berguling-guling di lantai. Api yang menjilat tubuh Mahyudin, sekejap mati. Setelah membakar ayahnya, Sadikin langsung kabur.

Menurut Kapolsek Ciputat Kompol Alif, di rumah tersebut ada Sadikin (22) dan ayahnya Mahyudin (52) yang sedang menonton TV.

“Keduanya saat itu sedang duduk menonton TV di ruang tamu, tiba-tiba disiram bensin oleh pelaku yang diduga sudah disiapkan karena ada botol bensinnya. Disiram lantas dibakar dengan korek gas,” kata Alif.

Menurut Alif, pelaku sadar dan tidak sakit jiwa. Saat kejadian, mereka hanya berdua di ruang keluarga. Sementara istri Mahyudin berada di dalam kamar.

Menurut keterangan, Sadikin diduga kesal karena sang ayah menikah lagi dan tidak bertanggung jawab dengan keluarganya yang lama. Menurut Alief, Mahyudin sudah setahun terakhir menikah lagi. Sejak menikah dengan istri muda, Mahyudin mulai berubah dalam menafkahi keluarga. Sebagai anak sulung, Sadikin merasa ayahnya perlu diberi pelajaran.

“Pelaku kesal pada ayahnya yang tidak bertanggung jawab,” ujar Alief.

“Dia kesal karena mendengar ayahnya menikah lagi. Dampak dari pernikahan ayahnya itu, keluarganya menjadi terlantar karena Mahyudin jarang memberi nafkah lagi,” ujar Neneng, tetangga korban. (net/jpnn)

Apakah Pihak PSDKP Melakukan Permainan?

Tak Kompak Soal Ikan Tangkapan dari Tiga Kapal Malaysia

Ceritanya, ketiga kapal tersebut ditangkap oleh Pengawas HIU 003 dan juga HIU 009 milik Direktorat Jendral Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kementrian Perikanan dan Kelautan (PSDKP) Stasiun SDKP Belawan. Nah, kini muncul dugaan oknum PSDKP melakukan kecurangan dengan melakukan permainan penjualan ikan hasil tangkapan dari kapal tersebut.

Kisah ini bermula ketika Penyidik PSDKP Belawan, Suhartono, mengatakan kepada publik kalau tak ada ikan dalam tiga kapal tersebut. “Ketiga kapal tersebut tidak ada ikan hasil tangkapannya karena pada saat petugas menangkap ketiga kapal tersebut mereka sedang menebarkan jaring,” ujarnya.

Pernyataan ini bertolak belakang dengan apa yang diungkapkan oleh Mukhtar Api. Kepala PSDKP Stasiun SDKP Belawan ini malah mengatakan kalau tidak benar jika tidak ada ikan hasil tangkapan dari ketiga kapal Malaysia tersebut.

Dia mengatakan bahwa ikan-ikan itu sudah dilelang di dua gudang berbeda tempat disandarkan ketiga kapal tersebut. Satu kapal hasil tangkapan ikan dilakukan pelelangan di gudang KUD, sedangkan yang dua kapal lainnya dilakukan pelelangan di Gudang Atlantik.

“Kami sudah lakukan pelelangan ikan dari hasil tangkapan ketiga kapal tersebut. Hal itu dilakukan karena barang bukti merupakan barang yang cepat busuk jadi harus cepat dilelang,” ujarnya, Selasa (26/4).

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa ikan-ikan tersebut dilelang oleh para pedagang dan nelayan yang berada di Gabion Belawan. Namun, saat ditanya berapa barang bukti ikan yang dilelang, Mukhtar tidak bisa menjawab. “Laporan resminya belum saya terima,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Medan, Zulfahri Siagian mengatakan bahwa pihak PSDKP harus transparan dalam melakukan pelelangan. Pasalnya, menurut informasi yang dia terima sudah ada dilakukan penjualan ikan pada saat kapal tersebut baru bersandar. “Saya tanya dengan nahkoda kapal, katanya ada mereka membawa hasil tangkapan ikan,”ujarnya.

Dia menjelaskan, apabila ketiga kapal ikan berbendera Malaysia tersebut tidak ada hasil tangkapan ikannya, itu tidak mungkin. “Mustahillah, mana mungkin ketiga kapal tersebut tidak ada menangkap ikan. Ada apa ini sebenarnya? Apakah pihak PSDKP melakukan permainan?” ungkapnya.

Zulfahri meminta kepada aparat hukum untuk melakukan penyelidikan atas penangkapan tiga kapal tersebut. Dia menduga ada oknum penyidik PSDKP yang melakukan manifulasi dalam proses lelang. “Kita akan laporkan kepada pihak kepolisian,” tegasnya.

Terkait dengan itu, kemarin Konsulat Jenderal Malaysia yang berada di Medan berkunjung ke PSDKP Stasiun SDKP Belawan. Kedatangan Konjen Malaysia itu untuk melakukan peninjauan kepada sejumlah kapal ikan berbendera Malaysia yang melakukan illegal fishing. Selain itu, untuk melihat Anak Buah Kapal (ABK) serta menanyakan identitas mereka. “Mereka hanya melihat dan menanyakan identitas ABK saja, tidak untuk memprotes penangkapan tersebut,” tegas Mukhtar Api. Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan atas ketiga kapal ikan Malaysia tersebut. “Kami terus melakukan proses  penyidikan,” tambahnya. (mag-11)

Kurang Bukti, 6 Kapal Dilepas

PSDKP Stasiun SDKP Belawan akhirnya melepaskan enam kapal penangkap ikan tuna yang beberapa waktu lalu berhasil diamankan. Keenam kapal itu dilepaskan pada Selasa (26/4) karena tidak ditemukan bukti pencurian ikan.
Sebelumnya, keenam kapal tersebut ditangkap kapal patroli Hiu Macan 001 milik PSDKP Stasiun SDKP Belawan, saat menangkap ikan tanpa izin di perairan Zona  Ekonomi Eksekutif Indonesia (ZEEI) sebelah barat Aceh.

“Ya, sudah kami lepaskan karena tidak cukup bukti,”ujar Mukhtar Api, Kepala PSDKP Stasiun SDKP Belawan, Mukhtar Api, Selasa (26/4).

Dia menjelaskan, keenam kapal penangkap ikan tuna tersebut dilepaskan karena telah melengkapi surat izin penangkapan ikan dari Dirjen Tangkap dan tidak terbukti melakukan illegal fishing.  Menurut Mukhtar, enam kapal yang terdiri atas dua berbendera Taiwan dan empat berbendera Indonesia tersebut tidak melanggar hukum.
“Kapal tersebut hanya melintas saja,” tambahnya.

Mukhtar mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak PSDKP Pusat terkait pelepasan keenam kapal tersebut. “Kami sudah berkoordinasi kepada PSDKP Pusat,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua HNSI Medan, Zulfahri mengaku kecewa dan mendesak PSDKP Belawan memberikan keterangan secara terbuka atau transparan mengenai pelepasan keenam kapal tersebut.
“Kalau kapal tersebut dilepas oleh pihak PSDKP harus transparanlah kepada media agar publik mengetahuinya, kalau begini kan seperti ada permainan yang dilakukan PSDKP,” ujarnya.

Zulfahri menambahkan bahwa dari keterangan sejumlah ABK kapal ikan tuna tersebut diperoleh informasi kalau kapal tersebut tidak pernah menjual hasil tangkapannya di Indonesia. “Seharusnya hal tersebut sudah bisa menjerat keenam kapal tersebut. Izin diberi tapi hasilnya tidak pernah dijual di Indonesia,” tegasnya.(mag-11)

Jalan Makin Terjal

Persitara vs PSMS

JAKARTA- PSMS takluk 1-0 saat melawat ke Stadion Tugu markas Persitara, Selasa (26/4). Gol Singgih Nurcahyo menit ke-74 cukup membuat PSMS merana. Jalan menuju babak delapan besar pun semakin terjal. Saat ini persaingan menuju delapan besar di Wilayah I semakin ketat. Intinya bagi PSMS adalah kemenangan kontra Persikabo. Kalau sukses meraih tiga angka, maka PSMS lenggang di peringkat ketiga. Itupun, dengan catatan Persita kalah atau seri melawan Persih Tembilan.

Saat ini, PSMS merosot ke peringkat empat dengan raihan 42 angka. Sama dengan angka Persita di peringkat tiga, tapi PSMS kalah selesih gol. Di peringkat lima ada Persih yang mengumpulkan 41 angka. Dan di peringkat enam ada Persipasi yang sudah mengumpulkan 40 poin.

Di atas kertas, langkah PSMS berat karena sulit menang di kandang Persikabo. Maka peluang lolos ke babak delapan besar ada di tangan Persih yang menyisakan satu laga kandang. Lawannya adalah Persita. Keduanya harus bertarung keras untuk lolos. Kalau sampai Persita yang menang, maka Persita yang lolos. Meskipun PSMS menang kontra Persikabo dan Persita juga menang kontra Persih, maka yang akan lolos adalah Persita karena selisih gol. Yang membuat PSMS lolos adalah Persih menang, dan PSMS menang.

Kembali ke pertandingan, skuad  PSMS punya banyak peluang. Bahkan sempat membuat gol lewat tandukan Rahmat di menit 71. Namun gol itu dianulir wasit karena dianggap offside. Berawal dari sontekan Gaston Castano lewat tendangan bebas, bola membentur tiang dan liar ke kotak penalti. Diheading Mahadi Rais lalu bola menuju jangkauan kepala Rahmat. Disundul dan gol. Sayang lines man mengangkat bendera, sedangkan wasit awalnya tampak akan mensahkan gol itu.

Kecewa dengan keadaan, skuad terlena. Menit ke-74, gantian Persitara menyerang dengan cepat. Singgih Nurcahyo berhasil lepas dari kawalan dan dengan lelusa menyontek bola ke gawang Andy Setiawan. Gol 1-0. Selebihnya, PSMS kembali menyerang. Namun apa daya, peluang tak bisa dimanfaatkan menjadi gol. Apalagi di penghujung laga terjadi kericuhan. Dimulai dengan kartu merah yang diberikan wasit kepada Vagner Luis. Vagner yang kesal dan mengacungkan jari tengah ke arah penonton. Melihat hal itu, oknum Panpel Persitara memukul Vagner. Vagner marah dan membalas memukul. Lalu Vagner dikeroyok massa. Fans PSMS yang hadir ke stadion dari kelompok PSMS Medan Fans Club mencoba melindungi Vagner, tapi kubu tuan rumah dari kalangan Panpel dan suporter balik menyerang fans. Alhasil seorang fans luka bacok di bagian leher. Kericuhan tak terhindarkan. Wasit yang awalnya memberikan injuri time empat menit langsung menghentikan laga.

Suharto, Arsitek PSMS tampak pasrah dengan kondisi itu. Namun Suharto tak menyerah dan membeberkan kalau timnya masih punya peluang. “Kalau dibilang kurang beruntung ya memang kita tak beruntung. Tapi kan memang main kita juga kurang baik dengan banyaknya peluang tidak ada yang jadi gol. Kondisi lapangan juga tidak bisa diandalkan. Melawan Persikabo harus bisa menang meskipun itu berat,” terang Suharto.(ful)

Kubu Persita Kecewa

TANGERANG- Persita Tangerang mengungkapkan rasa kecewa kepada PT Liga Indonesia (PT LI) terkait penundaan jadwal pertandingan antara Persitara Jakarta Utara kontra PSMS Medan. Semula, laga PSMS yang merupakan pesaing Persita dalam perebutan tiket 8 Besar, dijadwalkan digelar pada Senin 25 April.

Tapi, tanpa pemberitahuan yang jelas dari PT LI, jadwal tersebut diundur menjadi Selasa 26 April. Itulah yang membuat kubu Pendekar Cisadane meradang dan menyebut PT LI tidak peka pada unsur fair play.

“Meski alasannya adalah demi sponsor, jelas kami (Persita, Persipasi dan Persih) yang sedang fight untuk meraih tiket 8 besar, sangat merasa dirugikan. Kami lihat ini menguntungkan PSMS Medan karena mereka bisa intip peluang setelah yang lain habis-habisan,” jelas manajer Persita, Ahmed Rully Zulfikar, Senin (25/4). “Apalagi perubahan jadwal ini terkesan diskenariokan, karena tim yang berada satu grup tidak mendapat informasi lengkap dari PT LI,” tambahnya.
Baginya, Persita bukan melihat siapa yang menang pada pertandingan nanti, tapi lebih condong karena sangat kental aroma PT LI yang tidak fair play kepada klub peserta lainnya. Rully menegaskan fair play dibutuhkan karena hasil pertandingan 4 tim yang sedang berusaha mendapat tiket 8 Besar sangat menentukan. “Bayangkan saja, kami dan tim lain saling sikut. Sementara PSMS duduk manis menunggu hasil kami dan baru bertarung dengan Persitara keesokan harinya,” tegas Rully.

Pengunduran jadwal Persitara kontra PSMS Medan, baru diketahui kubu Persita, Senin (25/4). Itupun, setelah diinformasikan oleh wartawan media ini. Kubu Pendekar Cisadane seperti disampaikan sekretaris Persita, Ali Subhan Waiskurni, tidak menerima kabar pengunduran jadwal tersebut. “Tidak ada pemberitahuan oleh PT LI baik lewat email maupun faksimili. Makanya, kami kaget saat diberitahu PSMS pertandingannya diundur,” jelas Ali. (net/bln/jpnn)

Dituduh Curi Ringgit

Baru saja pulang dari perantauan, Sucipto (39), warga Jalan Mesjid, Pasar IX, Desa Bandar Khalifah, Percut Sei Tuann
langsung mendapat naas. Dia dikeroyok gara-gara dituduh mencuri uang ringgit milik Syahrul Siregar (44), warga Jalan Mesjid Dalam, Medan Tembung. Tak senang, dia lantas mengadukan pengeroyokan itu ke Polsekta Percut Sei Tuan.

Kejadian itu dialami Sucipto pada Kamis (7/4) lalu. Saat itu, dia baru saja pulang dari perantauan. Dia mengaku dipukul secara beramai-ramai oleh Syarul Siregar dan teman-temannya. Atas kejadian itu, diapun mengadu ke Polsekta Percut Sei Tuan dengan STBL : LP/862/IV/2011/7 April 2011.

Atas pengaduan itu, pada Senin (25/6) sore, Syahrul dibekuk petugas dari rumahnya. Di hadapan petugas, Syarul mengaku, pemukulan itu dilakukan karena Sucipto tak mengaku kalau telah mengambil uang ringgit miliknya. “Dia saya tanya bagus-bagus tetapi tidak mengaku. Saya yakin dia yang mengambil uang saya karena begitu uang saya hilang, Sucipto tidak kelihatan lagi dan baru sekarang dia kelihatan. Memang saya khilaf lalu memukulnya,” jelasnya.

Kapolsekta Percut Seituan, Kompol Maringan Simanjuntak SH membenarkan penangkapan ketua OKP tersebut. Dijelaskannya, pihaknya masih melakukan pemeriksaan intensif kepada ketua OKP tersebut. “Tersangka dikenakan Pasal 351 jo Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara. Tersangka bersama dengan anggota memukul Sucipto yang tidak lain anggota ketika korbannya pulang dari perantauan,” ungkap Maringan Simanjuntak.(jon)

Pemko Carikan Lahan untuk Warga

Kasus Sari Rejo

MEDAN- Pemerintah Kota (Pemko) Medan berupaya mencari lahan seluas tanah yang kini disengketakan warga Sari Rejo dengan TNI AU, sebagai pengganti lahan tersebut. Hal ini dikemukakan Wali Kotan Medan Rahudman Harahap saat menerima masyarakat Sari Rejo yang diwakili Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) di Ruang Rapat I Lantai II Balai Kota Medan, Selasa (26/4).

“Kita telah berupaya menyelesaikan masalah ini, kita sudah buat MoU dengan pihak TNI AU pusat. Nanti, poin-poin yang kita sepakati akan kita tandatangani bersama. Dalam satu usulan kerjasama itu, kita akan sama berupaya mencari lahan baru seluas yang sama dengan tanah Sari Rejo,” ungkap Rahudman.

Rahudman sangat berharap, agar tahun ini masalah sengketa tanah tersebut selesai, sehingga masyarakat bisa lebih tenang, nyaman dan dapat beraktivitas kembali. Menurutnya, dia tidak mau masyarakat Sari Rejo dianggap penggarap liar, walaupun mereka tidak memiliki surat, karena masalah surat akan dicari solusinya, inilah upaya dan langkah yang sedang dilakukan.

Sementara Ketua Formas Riwayat Pakpahan yang dikonfirmasi Sumut Pos di depan lift Lantai II Balai Kota Medan menuturkan, pihaknya belum mau menyetujui langkah yang akan diambil Pemko Medan tersebut.

Karena, sesuai dengan awal perjuangan masyarakat Sari Rejo yang menuntut sertifikasi tanah yang telah mereka diami sejak Tahun 1948 tersebut. “Kita tetap komit dengan rencana dan niat awal kami yaitu meminta agar Pemko Medan mau menerbitkan sertifikat. Karena tanah ini adalah tanah yang telah kami diami sejak 1948 lalu, dan kami sudah berketurunan di sini. Meski demikian, usulan Pak Wali tadi coba kami pikirkan dan pertimbangkan dulu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Riwayat yang didampingi segenap pengurus Formas menambahkan, apalagi selama ini payung hukum yang telah mereka pegang sudah kuat. Terutama putusan dari Mahkamah Agung (MA).(ari)

Tekan Curanmor dengan Pelayanan Prima

Kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) di wilayah hukum Polsekta Medan Kota merupakan kasus yang paling menonjol. Namun, dari data yang diperoleh di Polsekta Medan Kota, sejak Januari 2010 hinggan Maret 2011, kasus curanmor menurun drastis.

Apa kiat yang diterapkan Kapolsekta Medan Kota dalam menekan angka kasus curanmor di wilayah hukumnya? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos Adlansyah Nasution dengan Kapolsekta Medan Kota Kompol Sandy Sinurat, kemarin.

Selama ini, kasus curanmor di wilayah hukum Polsekta Medan Kota cukup menonjol. Apa kira-kira kendala yang dihadapi dalam menekan angka kasus tersebut?
Kendala pasti ada. Jujur saja, Polsekta Medan Kota kekurangan personel untuk melakukan pengamanan di wilayah hukumnya. Jadi, untuk personel yang ditugaskan ke lapangan harus ditarik untuk melakukan Pam (Pengamanan, Red) bila diperlukan. Harapannya, kepada pimpinan untuk memberikan tambahan personel ke Polsek Medan Kota, sehingga program Polsek kuat tidak menjadi kendala.

Menurut Anda, apa yang menyebabkan kasus curanmor semakin meningkat?
Kalau untuk kasus Curanmor, banyak masyarakat yang masih lalai dengan sepeda motornya. Seperti kunci ditinggalnya dan tidak melihat kondisi parkir. Kalau Polisi saja yang diharapkan, tidak bisa. Jadi masyarakatlah yang harus lebih waspada terhadap sepda motornya. Sedangkan untuk atensi Kapoldasu untuk memberantas judi dan narkoba, itu juga sudah agak berkurang di wilayah hukum kita. Dengan kemampuan personel melakukan lidik di lapangan serta informasi dari masyarakat yang diteruskan dengan melakukan penyelidikan yang lebih maksimal.

Lantas, kiat apa yang dilakukan dalam menekan angka kasus curanmor tersebut?
Kita melakukan kordinasi dengan Muspika setempat. Karena, Muspika dan kepolisian sama-sama tugasnya memberi pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, kita juga tidak bisa kerja sendiri untuk menjaga Kamtibmas, harus bersama masyarakat dalam memberikan pelayanan prima.

Pelayanan prima seperti apa yang diberikan?
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memberikan pelayanan yang prima. Misalnya, terus berbenah diri, baik dalam peningkatan pelayanan dan kenyamanan bagi masyarakat, serta kenyamanan bagi personel yang bertugas.

Seperti apa keseriusan Polri dalam memberi kenyamanan bagi masyarakat?
Keseriusan tersebut diawali dengan renovasi hampir semua ruangan di Polsekta. Misalnya dengan mengecat ruang Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) yang merupakan salah satu ruangan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, ruang penyidik, ruang tahanan, kamar mandi, serta bangunan yang berada di luar bangunan induk Mapolsekta. Untuk penampilan perorangan dilakukan perbaikan serta pengarahan masing-masing personil untuk lebih peduli terhadap penggunaan seragam dan kelengkapan atributnya agar lebih bersih, rapi, baik dan layak. (adl)

Setoran untuk Kadis dari Hasil Butut

Supir Dinas Kebersihan Ngaku Dipungli

MEDAN- Tak hanya mandor yang diminta memberikan setoran bulanan kepada Kadis Kebersihan Medan, Pardamean Siregar. Supir truk sampah juga diminta meberikan ‘upeti’ wajib kepada kepala dinas. Jika besaran setoran wajib para mandor Rp200 ribu-Rp250 ribu per bulan, para sopir truk yang jumlahnya hampir 200 orang tersebut diminta Rp50 ribu per bulan.

Informasi ini diketahui wartawan koran ini, Selasa (26/4), dari sejumlah supir truk sampah yang sengaja menemui wartawan koran ini.

“Supirpun diminta setoran. Darimanalah kami punya uang. Tapi kalau permintaan tersebut tak kami penuhi, ancamannya kami kehilangan pekerjaan,” ujar seorang sopir yang namanya minta tak disebut. Para sopir tersebut mengaku resah. Pasalnya, sebagian besar mereka masih berstatus honorer, sehingga kalau mereka diberhentikan, bisa kehilangan mata pencahrian.

“Permintaan ini gak wajar. Kalau mandor ada uang masuknya, banyak pemilik rumah yang senangnya sampah diangkut, ngasih uang. Atau ada uang masuk lain, dari mana-mana. Kalau kami dari mana dapat uang masuknya. Paling dari bututlah,” tambah seorang sopir yang lain.

Diceritakannya, setiap truk memiliki tiga sampai empat orang awak, sopir dan dua atau tiga petugas pengangkut sampah.

“Biasanya dari sampah yang kami angkut, kami membutut. Barang-barang yang laku dijual lagi, kami pisahkan. Dari situlah uang masuk kami. Dari barang-barang butut itu, kami bisa dapat Rp10 ribu-Rp20 ribu per orang. Untuk makan dan rokok pun cukup. Masak harus setor lagi. Inikan sama dengan Pak Kadis menyuruh kami cari butut, uangnya untuk dia,” tambahnya.

Disebutkan sopir yang lain. Perintah setoran wajib untuk kepala dinas sudah disampaikan seorang kepala bidang sejak bulan lalu, namun sejauh ini belum ada sopir yang memenuhinya. “Setahu kami belum ada yang menyetor, tapi entahlah kalau sopir-sopir yang lain,” ujarnya. Berita sebelumnya, ratusan mandor juga diminta memberikan setoran wajib yang besarnya bervariasi antara Rp200 ribu-Rp250 ribu per bulan.

Persoalan pungutan liar (pungli) yang dilakukan Kepala Dinas Kebersihan terhadap para mandor dan sopir truk sampah ini ditanggapi serius oleh Kepala Inspektorat Pemko Medan, Farid Wajedi. Wartawan koran ini, kemarin, mendatangi Farid dan menceritakan dua persoalan tersebut. Farid berjanji, pihaknya segara melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Dinas Kebersihan, para mandor dan sopir.

“Kita akan tanya, dengan tim pemeriksa untuk mempertanyakan dengan kadis dan semua pegawai di Dinas Kebersihan. Kalau ada ditemukan dari tim pemeriksa tersebut mengenai kasus itu, maka akan kita tindak lanjuti dengan memberi laporan ke wali Kota. Dalam kaitannya dengan persoalan ini, inspektorat hanya memberi pembinaan, sikap serta sanskinya dari wali kota. Untuk persoalan hukumnya, diserahkan kepada penegak hukum,” ungkapnya.

Terkait sanksi, Farid Wajedi menjelaskan, jika terbukti maka yang bersangkutan akan dihadapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP) 53 Tahun 2010. “Kalau terbukti bisa diberi sanksi peringatan, hingga pembebasan atau penonaktifan jabatan. Kalau terindikasi adanya masalah pidana, maka diserahkan kepada pihak penegak hukum,” jelasnya.

Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan, Pardamean Siregar, yang dikonfirmasi wartawan koran ini membantah dan berkilah. Malah, Pardamean menduga, ada muatan politis yang dilakukan oleh salah seorang kepala bidang yang baru diberhentikannya beberapa hari lalu. “Bisa jadi ini ada yang tidak senang dengan saya,” ujarnya sambil menyebut nama seorang mantan kepala bidang di dinasnya. “Katanya ada mau demo (mandor dan sopir, Red) atau sebagainya. Saya tidak ada melakukan itu. Kalau memang ada orang yang melakukan itu, maka akan saya pecat detik ini juga,” tegasnya. (ari)