25 C
Medan
Thursday, January 1, 2026
Home Blog Page 15401

Setahun Mengendap di Kejari

Dugaan Korupsi di Disdik Medan

MEDAN- Dugaan kasus korupsi di Dinas Pendidikan Kota Medan, yang disidik Kejari Medan, sudah setahun lebih mengendap di Bidang Intelijen Kejari Medan. Kasi Pidsus Kejari Medan Dharmabella Timbas kepada wartawan mengatakan, kasus dugaan korupsi dana BOS di Disdik Kota Medan ini belum sampai ke Bidang Pidana Khusus (Pidsus).

“Kasus ini belum ada kita tangani. Bahkan kasus itu belum sampai ke kita, mungkin masih di intel,” kata Timbas pada wartawan, beberapa waktu lalu. Ketika wartawan mencoba menghubungi Kasi Intel Kejari Medan, Ricky Tarigan, Selasa (26/4), dia tidak mau menjawab.

Menurut informasi, penyelidikan yang dilakukan intelijen Kejari Medan, soal pemotongan dana BOS (biaya operasional sekolah) untuk Kadisdik sebesar 10 persen dari dana APBD Medan senilai Rp1,5 miliar TA 2007/2008, yang diduga melibatkan Kadisdik Kota Medan Hasan Basri, ternyata belum juga sampai ke Pidana Khusus Kejari Medan.

Selain diduga terlibat pemotongan dana BOS, Hasan Basri juga diduga terlibat pengutipan dana sertifikasi guru Rp500 ribu per orang, pengutipan buku paket SMA sebesar 10 persen pada SMA negeri se-kota Medan. Juga dugaan pengutipan uang kartu pelajar sebesar Rp500 ribu per siswa. Dana tersebut sebenarnya telah dianggarkan pencetakannya dalam APBD Kota Medan setiap tahunnya dengan anggaran mendekati Rp2 miliar. Bahkan kasus dugaan korupsi di Disdik Kota Medan, sempat menjadi perhatian masyarakat dan menggelar beberapa unjuk rasa di Kejari Medan.

Sementara itu pengamat hukum Kota Medan yang juga Wakil Direktur LBH Medan, Muslim Muis, Selasa (26/4) di Jalan Hindu Medan mengatakan, Bidang Intelijen Kejari Medan sudah mengendapkan kasus korupsi dana bos yang melibatkan Hasan Basri. “Kasus dugaan korupsi dana BOS di Disdik Kota Medan, hampir dua tahun lebih ditangani Kejari Medan, namun belum ada hasil dalam penyelidikan. Bahkan tersangkanya belum ada hingga saat ini, Kejari Medan patut dicurigai ada bermain di balik kasus tersebut,” tegas Muis.

Muis juga meminta agar Kajatisu mengambil alih dan mengusut kembali kasus dana BOS yang diduga melibatkan Hasan Basri. “Kenapa kasus tersebut tidak lagi bergulir, jadi masyarakat pantas saja curiga. Kasus itu disinyalir diendapkan oleh oknum-oknum di Kejari Medan,” tegas Muis.

Diketahui, Kejari Medan mulai melakukan penyelidikan  dugaan kebocoran anggaran DAK mulai tahun 2007 hingga 2009 mencapai Rp8.761.900.000. Sejak tahun 2007 Kadisdik Medan diduga telah melakukan pemotongan anggaran DAK sebesar 30 persen yang mencapai Rp752.400.000. Sedangkan pada tahun 2008 diduga pemotongan  mencapai Rp3.810.900.000, serta pada tahun 2009 diduga dilakukan pemotongan sebesar 20 persen dengan nilai Rp4.198.600.000.

Menyikapi itu, anggota Komisi B DPRD Medan dari Fraksi PKS Salman Al Farisi meminta Wali Kota Medan Rahudman Harahap untuk menindaklanjuti persoalan tersebut. Karena menurut Salman, jika hal ini tidak ditindaklanjuti, sama artinya dengan memberi peluang untuk terjadinya korupsi lainnya, baik di Dinas Pendidikan Medan maupun dinas-dinas lainnya. “Kita mengharap, Wali Kota menindaklanjuti persoalan ini,” katanya.

Lebih lanjut pria yang juga Ketua Fraksi PKS DPRD Medan ini mengatakan, bagi masyarakat yang memiliki bukti dugaan korupsi di Dinas Pendidikan Medan tersebut diminta untuk memberikan bukti atau laporan kepada Komisi B DPRD Medan. Dengan begitu, pihak Komisi B bisa menindaklanjuti.

Untuk itu pula, dari adanya dugaan itu membuat Komisi B DPRD Medan akan kembali meninjau dana APBD Pemko Medan mulai 2007 hingga 2009, guna memastikan adanya dugaan tersebut.
“Kita akan buka kembali, APBD 2007 sampai 2009. Akan kita telusuri temuan itu. Nanti hasilnya akan kita rekomendasikan ke anggota dewan lainnya,” tuturnya.

Lebih lanjut juga, Salman Al Farisi meminta agar, pihak aparat penegak hukum untuk mengambil sikap dan tindakan. Guna membuktikan dugaan tersebut.

“Kita juga meminta penegak hukum untuk merespon ini, baik itu kajaksaan maupun kepolisian. Agar persoalan ini tuntas, sehingga dari hasil pemeriksaan itu bisa jadi masukkan bagi wali kota untuk mengambil sikap,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri berkilah, ketika dikonfirmasi Sumut Pos mengenai hal ini. Hasan menyatakan, yang terjadi bukanlah korupsi tapi melainkan hanya sebatas denda keterlambatan dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Nggak betul itu. Berdasarkan LHP BPK, itu hanya karena keterlambatan pemberian laporan saja. Misalnya, denda keterlambatan itu sebesar Rp700 juta di Tahun 2007. Di tahun 2008 dan 2009 tidak ada denda. Kalau Tahun 2010 lalu besarnya denda Rp25 juta saja,” kilahnya.(ari)

Syaiful Syafri: Silakan Penjarakan Saya

MEDAN- Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) diminta jeli melihat pejabat-pejabat yang akan ditempatkan sebagai Sekda. Pasalnya, hal ini akan berdampak pada pencitraan Pemprovsu ke depan.
“Kalau figur itu terindikasi korupsi tidak semestinya direstui jadi Sekda. Karena ini untuk laju pemerintahan Sumut ke depan,” kata anggota Komisi A DPRD Sumut dari Fraksi PKS Raudin Purba yang ditemui Sumut Pos di gedung dewan, Selasa (26/4).
Lebih lanjut Raudin mengatakan, jika Gatot memang harus memilih Sekda dari ketiga nama yang dicalonkan tersebut yakni Sjafaruddin, Syaiful Syafri dan Aspan Sopian Batubara, maka sebagai masyarakat kita harus mematuhi itu. Namun demikian, tambahnya, kalau memang orang yang terindikasi korupsi itu nantinya tampil menjadi Sekda, maka secara sendirinya akan tereliminasi.

Sebelumnya, Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar) meributi kasus dugaan korupsi Syaiful Syafri yang kini menjabat Kadis Pendidikan Sumut. Syaiful disinyalir melakukan korupsi APBD Kabupaten Batubara tahun 2008 senilai Rp2,7 miliar. Selain itu, Syaiful Syafri juga terindikasi korupsi dana musala Dinas Sosial Sumut tahun 2009 senilai Rp800 juta. Bukan hanya itu, sinyalemen korupsi juga dilakukan Syaiful Syafri terkait bantuan korban banjir bandang di Kabupaten Mandailing Natal senilai Rp2 miliar.

Lempar juga mengaku heran, mengapa pejabat yang diduga korupsi tersebut bukan mendapat sanksi hukuman, malah sebaliknya, karir pejabat tersebut semakin menanjak, dimana Syaiful Syafri masuk dalam nominasi Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu.

Sementara itu, Syaiful Syafri yang dikonfirmasi Sumut Pos mengenai hal itu, menjawabnya dengan datar. “Kalau saya korupsi, sudah dipenjara lah saya. Itu-itu saja, sudah empat atau lima kali pun masalah itu. Kalau memang korupsi, silahkan saja penjarakan saya,” tandasnya.(ari)

Tak Lengkap tanpa Bika Ambon

Mengunjungi Ikon Kuliner Kota Medan (5-Habis)

Selain Bolu Meranti, oleh-oleh khas Kota Medan yang sulit dilupakan adalah Bika Ambon. Tak lengkap rasanya jika datang ke Kota Medan tanpa membawa pulang makanan yang satu ini.

INDRA JULI, Medan

Siapa tak kenal Jalan Mojopahit Medan yang sejak lama populer sebagai pusatnya jajanan oleh-oleh (buah tangan) Bika Ambon khas Medan. Bagi warga Medan, Jalan Mojopahit sudah familiar, bahkan nama jalan ini selalu diidentikkan dengan Bika Ambon.

Penduduk Medan yang bepergian ke daerah lain dan ingin membawa oleh-oleh yang khasn biasanya akan datang ke lokasi ini untuk membeli Bika Ambon. Begitu juga halnya para pendatang, ketika akan pulang ke daerahnya tidak lupa membawa Bika Ambon sebagai buah tangan istimewa dari Medan. Bika Ambon pun tidak jarang dijadikan oleh-oleh bagi relasi bisnis maupun mitra usaha.

Toko Bika Ambon Zulaikha adalah salah satu di antara jejeran toko penjual bika di Jalan Mojopahit. Corak bangunan dengan dominasi warna hijau dan kuning toko ini tampak terang dan mencolok di antara toko lainnya yang ada di sepanjang Jalan Mojopahit.

Meski tergolong pemain baru di bisnis bika, tapi siapa menyangka toko kue bika ambon yang didirikan oleh sang pemilik, Hajjah Mariana tahun 2003 ini tidak kalah dengan pemain lama yang sudah puluhan tahun menggeluti bisnis serupa. Bahkan, Bika Ambon Zulaikha saat ini merupakan salah satu toko bika yang paling ramai. Hampir sepanjang hari keramaian pembeli selalu tampak terlihat di toko Bika Ambon Zulaikha yang menampung 30 karyawan.

“Zulaikha tidak pernah pelit memberikan tester (bika untuk dicoba konsumen, Red). Sebagai pemain baru, orang pasti ingin tahu seperti apa rasa bika yang kami jual. Istilahnya konsumen juga tidak mau beli kucing dalam karung,” tutur Zulaikha, anak Hajjah Mariana yang sehari-hari mengelola bisnis keluarga mengenai kiat sukses mereka.
Salah satu bentuk servis yang diberikan, kata Zulaikha, pelanggan yang datang bisa makan bika serta minum sirup marqisa sepuasnya secara gratis di toko ini. “Yang terpenting adalah kepuasan pelanggan. Prinsipnya keuntungan yang diperoleh tidak hanya untuk hari ini. Jadi servis kepada pelanggan harus bagus supaya pelanggan setia,” tambahnya.

Selain servis yang optimal, menurut Zulaikha, variasi rasa Bika Ambon dan aneka jajanan khas Medan lainnya dapat dibeli di toko ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. “Kalau dulu rasa bika cuma satu yang warna kuning, tetapi sekarang Zulaikha sudah punya lima rasa,” tukasnya. Lima rasa tersebut yaitu bika orisinal berwarna kuning, bika pandan, keju, pandan keju dan coklat.

Diakuinya, resep pembuatan bika miliknya benar-benar halal karena bika Zulaikha hanya menggunakan nira murni yang baru. “Air nira yang digunakan tidak boleh lebih dari 12 jam,” tukasnya. (*)

Ramli Dituntut 2,5 Tahun

MEDAN- Setelah tertunda tiga minggu, akhirnya mantan Wakil Wali Kota Medan Ramli Lubis dituntut 2,5 tahun penjara, Selasa (26/4). Ramli dipersalahkan telah menyalahgunakan wewenang sebagaimana diatur dan diancam Pasal 3 Ayat (1) Jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 diubah menjadi UU No 20/2001 tentang korupsi.

“Selain dituntut 2 tahun 6 bulan, Ramli juga didenda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan,” kata Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang diketuai Rehulina Purba.

Menurut JPU, bentuk penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan Ramli Lubis terkait penurunan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sehingga terjadi penurunan nilai aset.

Atas tuntutan itu, Ramli menyatakan, akan menyampaikan   pembelaan atau pledoi. “Saya akan buat pledio sendiri, di samping yang disusun tim kuasa hukum saya,” katanya.
Usai persidangan, Ketua Tim Advokasi terdakwa, Benni Harahap mengatakan, mereka sudah menyiapkan pembelaan. “Kami tidak tahu apa yang menjadi alasan jaksa menuntut klain kami, padahal tidak terbukti korupsi,” katanya singkat.

Sidang dilanjutkan akan digelar 6 Mei mendatang dengan agenda mendengarkan pembacaan pledoi terdakwa. (rud)
akwa. (rud)

Hanas Bisa Dibebastugaskan

Kemarin Inspektorat Kembali Dipanggil Kejari

MEDAN- Kasus dugaan korupsi di Bagian Humas Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Tahun Anggaran 2010 lalu, membuat Hanas Hasibuan yang saat ini menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Kadispora) Medan terancam pembebasan jabatan atau penonaktifan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Inspektorat Pemerintah Kota (Pemko) Medan Farid Wajedi yang ditemui Sumut Pos di Lantai IV Balai Kota Medan, Selasa (26/4).

“Kalau ada suatu kasus dan pada akhirnya harus dilakukan pemberhentian, maka kasus itu sudah masuk kategori berat. Dan bisa juga, PNS tersebut diberhentikan secara tidak hormat,” ungkapnya. Dikatakannya, sanksi tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 53 Tahun 2010. Dimana dalam kategori tersebut dijelaskan, sanksi bagi kesalahan ringan, sedang dan berat.

“Segala sesuatunya sesuai dengan tingkat kesalahannya. Ada pertimbangan yang tidak bisa ditolerir,” tambahnya. Mengenai proses hukumnya, sambung Farid, diserahkan sepenuhnya kepada aparat penegakan hukum dalam hal ini Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan.

“Hukumnya diserahkan kepada Kejaksaan. Maka dari itu, tunggu saja keputusan dari kejaksaan. Kalau tersangka dan selama masih bisa menjalankan tugasnya, maka tidak serta merta dinonaktifkan. Kalau sudah ada ketetapan terdakwa, baru mau tidak mau akan dicopot dan diganti dengan yang baru,” bebernya.

Farid Wajedi menganalogikan kasus ini dengan kasus Gubsu Syamsul Arifin. “Kalau di kejaksaan, itu masalah hukumnya. Kalau sudah ada ketetapan terdakwa, baru mau tidak mau harus diambil sikap. Sedangkan Pak wali kota saja. Bukan, Pak Gubernur baru jadi terdakwa, dan ditahan maka mau tidak mau. Kok kita terlalu maju,” paparnya.
Farid Wajedi juga mengungkapkan, kemarin pihak Inspektorat Pemko Medan yang diwakili Syahminan memenuhi panggilan Kejari Medan.

“Pak Syahminan hari ini (kemarin, Red) yang ke Kejari untuk memberi penjelasan. Memang dalam suratnya, tidak jelas tanggal berapa kita dipanggil untuk memberikan penjelasan. Tapi, hari ini (kemarin, red) Pak Syahminan yang ke sana,” cetusnya.(ari)

Ajang Kreasi Anak Medan dari Flexi

MEDAN- Telkom Flexi menggelar ‘Ajang Kreasi Anak Medan’ di Graha Telkom Flexi Jalan Putri Hijau Medan, Minggu (24/4) kemarin. Kegiatan berupa musik itu bertujuan agar anak muda lebih kreatif.

Tidak banyak persyaratan untuk mengikuti ajang kreasi ini. Setiap personil band ataupun perwakilan band yang ingin tampil dalam ajang ini cukup menjadi kominitas flexi yang digelar setiap Sabtu dan Minggu. Setelah mengikuti ajang ini, band yang masuk dalam seleksi akan mengikuti festival yang digelar Mei mendatang.

Awaluddin, Manajer Flexi Area Medan, Sumut mengatakan ajang kreasi ini mengusung anak band. Belum ada peningkatan untuk jenis kreasi yang lain. “Tetapi akan ada peningkatan untuk pelaksanaan kreasi lainnya,” jelas Awaluddin.

Selain itu, group band merupakan masih merupakan kegiatan yang paling diminati anak muda.  Selain itu, kegiatan ini belum terlalu terdengar di masyarakat sehingga kurang dikenal. “Ya saya akui itu, selain kegiatan baru tiga kali terselenggara, kita pun kurang mempublikasikannya,” akunya.

Awaluddin berharap kegiatan ajang kreasi ini dapat membantu penjualanan Flexi. Karena para penonton ataupun yang menjadi peserta group band terkadang membeli Flexi yang terkenal dengan paket murah nya. Kertu Flexi gampang didapat, karena selama penyelenggaraan even, stand yang menjual produk Flexi dibuka untuk umum.
Sementara itu, salah satu peserta ajang kreasi anak Medan, Imam dari group band The Helix, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran untuk tampil didepan umum. “Kita bisa belajar untuk menghilangkan rasa gugup,” aku Imam. (mag-9)

Yakin Seratus Persen Lulus meski Sulit Mencerna Soal Ujian

Melihat Empat Siswa Tunarungu Melaksanakan UN SLTP

Penderita tunarungu mendapat pendidikan yang layak bukan cerita baru lagi. Namun, bagaimana jika mereka mengikuti Ujian Nasional (UN)? Untuk itulah Sumut Pos mengikuti empat siswa SMPLB-B Yayasan Karya Murni di Jalan HM Joni Medan.Selasa (26/4) kemarin tepat dengan hari kedua UN untuk tingkat SMP. Mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika. Para siswa diberi waktu 90 menit untuk menjawab 40 soal yang diujikan. Junan Tyson, William Tioda, Hendi Susanto Sembiring dan Cettrin Ganoria Peranginangin tampak semangat. Sedikitpun tak ada perubahan mimik mereka yang menampakan rasa canggung atau tegang. Padahal di ruang yang tak seberapa luas itu hanya ada mereka dan naskah ujian. Kalaupun ada orang lain, hanyalah dua orang pengawas.

“Jangan lupa cantumkan nomor ujian dan teliti sebelum menjawab,” ungkap Kepala Sekolah Yayasan Karya Murni, Florida Paradosi, sebelum ujian dimulai.

Setelah pengarahan dari kepala sekolah, keempat peserta UN tersebut pun langsung bersemangat menyelesaikan tugas. Kenyataan yang tergambar di lokasi, keempat peserta tersebut sedikit mengalami masalah terkait mencerna naskah soal. Meski begitu, sejatinya, persiapan UN untuk keempat siswa ini, pihak sekolah telah melakukan jam pelajaran tambahan serta melakukan simulasi UN yang dilakukan dari Januari sampai awal Bulan April ini. “Kita belum ada kendala besar, cuma kendala siswa kita belum sepenuhnya memahami soal naskah UN, tetapi saya yakin anak didik saya mampu menjawab dan lulus dengan baik,” ujar Florida di sela-sela UN.

Florida menambahkan untuk mengakali hal itu, maka anak didik diwajibkan datang lebih cepat untuk diberi pemahaman sehingga mereka bisa menjawab soal UN dengan baik. “Kita kekurangan tenaga pengajar dan alat pendengaran. Ada juga alat pendengaran kita yang rusak padahal alat pendengar sangat diperlukan untuk menunjang aktivitas belajar mengajar kita sehari-harinya di sekolah ini,” bebernya.

Terlepas dari itu, usai UN seorang peserta Hendi Susanto Sembiring tampak sumringah. Langsung Sumut Pos mendatangi lelaki berkulit kuning langsat tersebut. Begitu berbincang, Hendi langsung mengungkapkan kalau dirinya pasti bisa. Ya, dia tak mau kalah dengan siswa normal yang sekolah di tempat yang normal pula. “Lancar, Bang. Saya sudah belajar di rumah untuk mempersiapkan UN dan saya yakin lulus UN 100 persen!” koarnya.

Lalu, kalau tamat sekolah mau jadi apa? Tanpa sungkan Hendi bercerita kalau sejationya dia ingin menjadi pemain sepak bola profesional. Pengakuannya, dia kini sedang berlatih

Hendi Susanto Sembiring yang bercita-cita ingin pemain bola profesional. “Cita-cita saya ingin menjadi pemain bola. Klub kesukaan saya PSMS-lah! Kalau pemain idola, tentunya Cristiano Ronaldo,” ungkap lelaki berambut lurus itu.
Selain Hendi, Junan Tyson, William Tioda, dan Cettrin Ganoria Peranginangin juga menyatakan hal yang sama. Meski tidak banyak bercerita dan terkesan malu-malu, mereka tetap yakin kalau hasil UN mereka tidak mengecewakan. Bahkan, mereka sangat yakin lulus 100 persen.

“Jangan lupa besok (hari ini, Red) datang lebih pagi ya,” tegur Florida sebelum meninggalkan sekolah.
Setelah kepala sekolah itu berlalu, keempat peserta UN tadi pun pulang. Tak banyak kata, ya, karena memang mereka penderita tunarungu. (*)

Pemerintah Bebaskan 182 Tarif Bea Masuk

Jakarta- Pemerintah membebaskan bea masuk terhadap 182 pos tarif barang modal dan baku. Di saat yang sama, 8 pos tarif barang konsumsi dinaikkan dari 5 persen menjadi 10 persen. Kebijakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing industri domestik terutama manufaktur.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, melalui penurunan tarif bahan baku dan modal, industri hilir diharapkan dapat menghasilkan produk-produk jadi yang berdaya saing. “Sedangkan tujuan menaikkan tarif bea masuk atas produk konsumsi. Melindungi industri hilir yang menghasilkan produk-produk tersebut dari serbuan impor,” kata Bambang di Kantor Kemenkeu, Jakarta, kemarin. Kebijakan tersebut tertuang dalam PMK No 80/2011, yang merupakan revisi dari PMK 241/2010.

Bambang mengatakan, penurunan tarif 157 produk dari 5 persen menjadi 0 persen berlaku seterusnya hingga dirumuskannya kebijakan baru jangka panjang. Sedangkan atas 25 produk barang modal, yaitu 12 pada industri mesin dan 13 industri maritim, kebijakan penurunan tarif menjadi 0 persen diterapkan hanya hingga 31 Desember 2011. “Terhitung sejak 1 Januari 2012, tarif bea masuk dikembalikan seperti semula, yakni 5 persen,” kata dia
Penurunan tarif bahan baku dan modal ditujukan kepada sejumlah kelompok industri. Yakni, industri kimia dasar sebanyak 59 tarif. Lalu, industri makanan (1 pos tarif), mesin (91 pos tarif), elektronika (16 pos tarif), dan industri perkapalan (13 pos tarif).

Terkait industri perkapalan, pembebasan sementara dilakukan hingga 31 Desember 2011, dilakukan termasuk untuk memutihkan bea masuk terhadap 898 kapal.

Direktur Teknis Kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai Heri Kristiono mengatakan, kebijakan tersebut untuk mendukung asas cabotage atau kewajiban pengoperasian kapal berbendera dalam negeri untuk pelayaran domestik. Heri mengatakan, sejak PMK 241 diberlakukan, pihaknya mendapatkan protes dari Asosiasi Pelayaran Indonesia (Insa) terkait pemberlakuan tarif 5 persen. Setelah dikaji, akhirnya tarif diturunkan menjadi 0 persen hingga pengujung tahun 2011. “Ini untuk mendukung pemberlakuan asas cabotage,” katanya. Asas cabotage untuk industri pelayaran akan berlaku efektif pada 7 Mei mendatang.

Heri menjelaskan, dari 898 kapal yang diimpor, sebanyak 432 kapal telah menyelesaikan kepabeanan sebelum PMK 241 diberlakukan. Sedangkan 466 kapal belum menyelesaikan pemberitahuan kepabeanan ketika PMK 241 berlaku. “Artinya, belum bayar 5 persen. Namun, jika memberitahukan pemberitahuan kepabeanan sebelum 31 Desember 2011, akan mendapatkan tarif 0 persen,” kata Heri. (sof/jpnn)

Sukses Berteman, Sukses Berbisnis

H Ajie Karim

Hidup di dunia usaha membuat H Ajie Karim memahami betul pentingnya membangun jaringan dengan berbagai lapisan masyarakat. Dari jaringan tadi, berbagai pengetahuan diperoleh untuk mengatasi krisis yang ada.

Ya, pemilik perusahaan advertising terkenal di Kota Medan inipun memanfaatkan hobi yang diminati untuk memperluas jaringan. Cara itu pun terbukti efektif mengingat Ajie memiliki ketertarikan di berbagai bidang. Salah satu hobi yang masih dilakoni yaitu otomotif.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/4), Ajie yang mengenakan kemeja dan celana berwarna gelap mengaku sudah menyukai otomotif sejak kecil. Hanya saja, minimnya sarana khususnya even dan sirkuit membuatnya sempat terlibat dalam aksi balap liar. Sepeda motor sport seperti Kawasaki Ninja dan Yamaha RX King menjadi favorit putra dari H Surya Sutrisno (Alm) dan Hj Muriati ini. Termasuk motor trail yang diandalkan untuk menaklukkan lintasan offroad.

Pada 1998 Ajie mulai merambah roda empat. Mobil Subaru Impressa STi silver pun menjadi andalannya saat turun di even-even dragrace. Meskipun terjadi kelesuan usai krisis ekonomi, Ajie tetap menjaga ketertarikan tadi dengan menyimpan semua kendaraannya. Ketika geliat otomotif kembali terlihat, Ajie pun seolah tak mau tertinggal dan turun untuk meramaikan.

Pria kelahiran Medan, 3 Januari 1976 ini pun kembali membeli satu unit mobil Subaru Impressa STi untuk even rally di Langkat belum lama ini. Sayang, trouble yang dialami membuatnya tidak dapat melanjutkan lomba dan hanya menjadi saksi ketangguhan pereli-pereli Sumatera Utara. Bahkan kepada Sumut Pos, Ajie mengaku berencana untuk menambah koleksi mobil balapnya dengan mobil Subaru terbaru.

“Ya namanya hobi, selain sebagai ajang refreshing dari kepenatan sehari-hari, kita juga bisa menambah wawasan. Dari cabang otomotif ini saya banyak mendapat pelajaran yang relevan untuk kehidupan sehari-hari dan menjalankan roda perusahaan. Tapi dibalik itu semua, kita bisa mendapat banyak teman. Itu yang lebih penting,” tuturnya.

Dengan pertemanan yang dijalin, Ajie mengaku banyak mendapat pengetahuan yang tidak akan pernah diperoleh dari bangku kuliah. Untuk itu dalam menjalin pertemanan sendiri suami dari Hariati Sari ini tidak memandang latar belakang seseorang.

“Siapapun itu, dari lapisan apa pun, pasti punya arti bagi saya. Tidak sekarang, mungkin di masa depan dia yang menjadi pengantar saya ke liang lahat. Saya juga suka mencangkul dan menangkap lele kok,” aku pria yang murah tersenyum ini.

Tidak hanya di kalangan otomotif, Ajie juga terjun di bidang politik dengan bergabung sebagai Pengurus DPD Gerindra Sumut. Pertemanan yang didapat di bidang ini diakui memberinya satu pelajaran pentingnya sistem yang kuat. Karena pertemanan yang baik tadi pula pemilik gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) di Universitas Padjajaran 2003 silam ini tetap tersenyum pascakekalahan pada Pilkada Legislatif 2009.

Seperti pentingnya sebuah jaringan dan beragam sistem yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Semua itu memberinya banyak peluang dalam pengembangan usaha maupun untuk mengawali usaha yang baru di masa yang akan datang. Seperti saat menghadapi krisis ekonomi 1998 dan 2010 lalu ketika Ajie berhasil mempertahankan perusahaan yang dirintis untuk terus melebarkan sayapnya. Hingga kini Ajie menangani banyak proyek di Sumut.

Ajie sendiri mengawali karir sebagai pengusaha advertising di usia 17 tahun. Pengetahuan manajemen yang didapat secara otodidak diterapkan dalam pemasaran karya-karya sang ayah yang juga pelukis dan pekerja seni. Dari menjual lukisan dan mecetak spanduk, Ajie kini memiliki usaha di berbagai bidang. Selain advertising, ayah dari tiga anak ini juga mengelola perkebunan di daerah Langkat dan Serdang Bedagai.

Prinsip menjaga pertemanan itu pula yang memberinya kesempatan untuk melakoni peran sebagai kontraktor yang belakangan ini dilakoni.

“Seperti persahabatan, bisnis juga khususnya di bidang jasa sangat menjaga kepercayaan. Jadi tetaplah melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan jujur. Sekali tidak dipercaya, kesuksesan pun menjadi hal yang mustahil,” tegasnya. (jul)

Laga Panas

Real Madrid vs Barcelona

MADRID-Lagi, untuk kali keempat Real Madrid dan Barcelona akan saling berhadapan. Pada tiga pertandingan sebelumnya kedua tim sama-sama meraih satu kemenangan dan sekali bermain imbang.

Pada pertemuan pertama yang berlangsung 29 November 2009 lalu di Stadion Nou Camp, Carles Puyol dkk menang 5-0. Selanjutnya, pada pertemuan kedua di Santiago Bernabeu, kedua tim berbagi angka imbang 1-1, setelah Ronaldo mencetak gol bagi Los Merengeus dan Lionel Messi berkontribusi bagi Barcelona.

Pertemuan ketiga menjadi bukti kecanggihan strategi Jose Mourinho. Berkat racikan strateginya, pola permainan khas Barcelona dapat diredam, sekaligus mengakhiri pertandingan dengan skor 1-0 lewat sebuah gol yang dicetak Cristiano Ronaldo di masa injury time.

Nah, pada pertemuan keempat dinihari nanti, siapakah yang akan tampil sebagai pemenang? Apakah Real Madrid, atau kah justru Los Blaugranas yang mampu menebus kekalahan atas Los Merengues pad ababak final Copa Del Rey, pekan lalu?

Terkait peluang timnya saat menjamu Barcelona dinihari nanti, playmaker Real Madrid Kaka mengatakan bahwa kunci kekuatan Los Merengues terletak pada racikan strategi Jose Mourinho.
Karenanya Kaka memprediksi jika pertandingan nanti takkan berbeda dengan laga final Copa Del Rey. “Dia (Mourinho, Red) pelatih hebat yang mampu membangkitkan motivasi tim dan menerapkan strategi yang tepat,” bilang Kaka yang baru saja mendapatkan seorang putri.

Disanjung pemainnya, Mourinho tetap tampil dingin. Hanya saja, pelatihyang beken dengan julukan The Special One itu mengaku jika dia masih menginginkan tropi lainnya, selain Copa Del Rey.
“Saya belum puas dengan satu tropi. Saya mengingkan tropi yang lainnya, termasuk tropi Liga Champions,” bilang Mourinho.

Kendati sama-sama meraih kemenangan di ajang La Liga Primera, akhir pekan lalu, di tempat terpisah  enternador Barcelona Pep Guardiola tak yakin dengan peluang timnya mencuri kemenangan di Santiago Bernabeu. Ditengarai yang menjadi penyebab timbulnya keraguan Pep tadi adalah rapuhnya lini pertahanan Los Blaugranas pasca cedera yang dialami sejumlah pemain pilar seperti Carles Puyol, Adriano, Milito dan Maxwell.

“Kami percaya kepada diri sendiri dan kami harus  mencari peluang meski bertolak belakang dengan apa yang kami miliki. Di Bernabeu, pertandingan harus dilakukan ekstra serius untuk mencetak  gol,” bilang Pep. (net/jpnn)