25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 15527

Bangun Jalan Seram

08192073xxx
Yth Bapak Wali Kota dan pejabat terkait, mohon di tinjau ke Jalan Seram, Medan. Karena jalannya mirip kubangan kerbau

Tunggu Proses Tender
Terimakasih laporannya, kami segera melakukan pembangunannya. Tapi, untuk melakukan pembangunan membutuhkan waktu sesuai amanah peraturan yang ada, seperti mengacu kepada Keppres No 80/2003. Di dalam aturannya harus ada proses tender lelang barang dan jasa.

Untuk lelang barang dan jasa, kami butuh waktu 45 hari. Jadi, terhitung mulai April 2011 ini, maka pada Juni mendatang baru bisa dilaksanakannya pembangunan di Kota Medan.

Gunawan Surya Lubis
Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan

Bayar Gaji Kami

085297261xxx
Kepada yang terhormat Bapak Kepala Dinas Tenaga Kerja Deli Serdang, tolong bantu kami sebagai buruh yang terus ditindas pengusaha meubel PT SLP Jalan Tamora, Batang Kuis, Deli Serdang. Karena kami karyawan PT SLP sudah 8 bulan tidak digaji.

Padahal, perjanjiannya dulu mulai tahun 2007 gaji di bayar 50 persen, tapi selama 8 bulan ini tidak di gaji sama sekali, bahkan Jamsostek kami tidak uang Jamsostek kami tak disetorkan , tolonglah pak diberi peringatan kepada PT SLP tersebut.
Kasihanilah kami pak sebagai buruh yang tertindas ini kepada redaksi Sumut Pos, saya minta tolong informasi ini dimediakan biar Bapak yang di DPR dan di Disnaker dapat membantu kami, buruh ini tolong ya Pak kami ini. Terimakasih

Buat Laporan Tertulis
Terimakasih infonya, kami dari Pemkab Deli Serdang sudah menerima laporannya. Kepada pengirim SMS ini, sebaiknya buat laporan tertulis kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Deli Serdang. Dasar surat itulah yang nantinya bisa menjadi pegangan dinas untuk  menindak lanjuti-nya.
Kemudian, surat ini juga akan dijadikan dasar pembahasan dan pemanggilan pemilik perusahaan. Jadi, sifatnya laporan tertulis dari pengirim SMS ini ke Disnaker sangat diharapkan segera mungkin untuk dikitimkan.

Neken Ketaren
Kabag Humas Pemkab Deli Serdang

Rektor Unimed Dipilih Ulang

MEDAN- Universitas Negeri Medan (UNIMED) akan menggelar kembali penjaringan rektor baru menggantikan Prof Syawal Gultom. Pasalnya, dia mendapatkan jabatan baru sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP).

Demikian disampaikan Ketua Penjaringan Rektor Unimed, Chairul Azmi kepada wartawan, Jumat (1/4) di ruang Inheiren Unimed Lantai 2 Gedung Biro Rektor Unimed.  Menurutnya, penjaringan untuk pengganti rektor Unimed sudah dilakukan Oktober 2010 lalu. Ketika itu, ada tiga calon rektor yang sudah masuk tahap pemilihan. Seperti Prof Syawal Gultom, Prof Khairil Ansari dan Prof Berlin Sibarani.

Namun, dia membeberkan, Syawal Gultom dilantik menjadi Kepala BPSDMP dan PMP oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof Mohammad Nuh di Kemendiknas Jakarta. Secara otomatis sesuai aturan penjaringan, Syawal gugur dari pencalonan rektor Unimed.
“Makanya, kami melakukan penjaringan ulang yang dibuka pada 4 sampai 8 April 2011,” katanya.

Dia menyebutkan, untuk menjadi rektor Unimed ini juga memiliki persyaratan, seperti sudah memiliki gelar doktoral atau profesor, tidak berusia lebih dari 60 tahun tertanggal 12 April 2011. Kemudian, telah bertugas sekurang-kurangnya 5 tahun di Unimed secara berturut-turut. Dan telah menduduki jabatan fungsional akademik dan berkualifikasi serendah-rendahnya Lektor Kepala Golongan IV/a.

“Syarat lain yang harus dipenuhi yakni memiliki kesetiaan, prestasi, tanggungjawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan yang baik sebagaimana tercantum dalam daftar penilaian pekerjaan (DP3) dari calon yang bersangkutan,”paparnya.
Setelah masa penjaringan selesai, nantinya akan menyisakan 3 calon rektor. Selanjutnya, masuk ke masa pemilihan. Pada masa pemilihan tersebut, para tiga calon rektor ini  dikirimkan ke Mendiknas.

“Setelah masa pemilihan ini, pihak Unimed tinggal menunggu keputusan Menteri yang akan melakukan pemilihan dengan hak suara sebesar 35 persen. Sisanya  hak suara dari Dewan Senat Akademik yang berjumlah 65 persen,”ucapnya. (saz)

DPC NIBA Gandeng Jamsostek Fasilitasi Kredit Perumahan

MEDAN-Komitmen  DPC Federasi Serikat Pekerja Niaga Bank Jasa dan Asuransi (FSP NIBA) Kota Medan dalam mensejahterahkan para pekerja di Kota Medan terus dibuktikan.  Setelah melakukan pertemuan dengan pihak Jamsostek Kota Medan,  Rabu(29/3)  lalu, FSP NIBA dipercayakan menjadi mitra Jamsostek untuk mendata para pekerja di Kota Medan dalam rangka memperoleh fasilitas kredit rumah bagi para pekerja di Kota Medan.

Ketua DPC FSP NIBA Kota Medan Elviyanti Tanjung didampingi Ketua DPD FSP NIBA Sumut Bustaman Piliang dan Sekretaris  T Zulfakas Nizam menyampaikan, upaya penyediaan  fasilitas kredit rumah bagi para pekerja di Kota Medan merupakan visi dari FSP NIBA untuk mensejahterahkan para pekerja di Kota Medan yang selama ini terzolimi dan kurang mendapat perhatian.

“Sesuai dengan janji dan komitmen kita saat diberikan amanah oleh para pekerja, kita dari serikat pekerja FSP NIBA akan terus bekerja memberikan kesejateraan bagi para pekerja di Kota Medan. Sehingga, penyediaan sarana fasilitas kredit perumahan tanpa agunan yang disediakan oleh Jamsostek akan terus kita upayakan bagi para pekerja,” ujarnya.

Dijelaskannya, Jamsostek sendiri memberikan kepercayan kepada FSP NIBA untuk membentuk sebuah wadah dalam menjaring para pekerja di Kota Medan terlebih para pekerja yang bekerja di kantor seperti bank,  asuransi, pertokoan hingga pusat perbelanjaan.”Jadi nantinya, setiap pekerja yang tertarik untuk memperoleh fasilitas kredit perumahan tanpa agunan yang disediakan oleh  Jamsostek, kita dari FSP NIBA dipercayakan sebagai perpanjangan tangan untuk memfasilitasinya,” katanya.

Lebih lanjut, pemberian fasilitas kredit perumahan bagi para pekerja akan diatur diantara para pekerja dengan pihak Jamsostek yang akan dijembatani oleh pihak FSP NIBA.  Akan tetapi, lanjutnya,  para pekerja perlu mempersiapkan surat keterangan anggota Jamsostek dengan bukti setahun bekerja, KTP, Kartu Kelurga dan slip gaji yang sudah sesuai dengan Upah Minimum Kota (UMK)
“Syarat untuk memperoleh fasilitas kredit itu tidaklah sulit sehingga upaya ini diharapkan menjadi gebrakan dari FSP NIBA dalam mengangkat derajat para pekerja yang selama ini terpinggirkan. Sebab, program yang kita jalankan ini belum pernah dilakukan oleh serikat pekerja di Kota Medan,” ungkap Ketua DPD FSP NIBA Sumut.

Disinggung mengenai bank yang bersedia memberikan fasilitas kredit bagi para pekerja, Elvi, menyampaikan, Jamsostek sendiri telah menjalin erjasama dengan beberapa bank. Seperti dengan Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Mandiri Syariah. (*/mag-8)

Telkomsel Siapkan Beasiswa Pendidikan ke Luar Negeri

Telkomsel memberangkatkan 4 orang siswa peraih beasiswa TSC (Telkomsel School Community) untuk mengikuti pendidikan di negara-negara Amerika, Eropa, dan Asia. Program beasiswa ini merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan Bina Antarbudaya (YBA), sebagai mitra dalam AFS Intercultural Programs, yang diperuntukkan bagi anggota komunitas sekolah Telkomsel yang ingin menimba ilmu di luar negeri.

Selama mengikuti pendidikan, para peserta program AFS ini akan mengikuti aktivitas sekolah, serta melebur ke dalam lingkungan masyarakat di negara tujuan. Di samping itu, mereka juga akan mengikuti rangkaian kegiatan bermanfaat seperti orientasi, field trip, dan community service.

Menurut GM Community Management & New Segment Telkomsel Yunita Primastuti, Beasiswa TSC untuk AFS merupakan salah satu wujud kepedulian Telkomsel terhadap dunia pendidikan. ‘’Dalam program ini, para anggota komunitas TSC diberi kesempatan untuk mengikuti program pendidikan selama satu tahun di luar negeri,” ujarnya.

Disebutkannya, anggota TSC yang meraih kesempatan belajar di luar negeri dalam program ini harus melalui berbagai tahapan seleksi yang diadakan oleh Bina Antarbudaya sebagai yayasan yang bermitra dengan AFS dalam menyelenggarakan program-program lintas budaya bagi Indonesia. Sejumlah tahapan seleksi tersebut adalah tes bahasa Inggris, tes potensi akademik, wawancara, dan dinamika kelompok.

Setelah memperoleh persetujuan dari orang tua, anggota TSC yang telah lolos seleksi langsung diberangkatkan ke salah satu negara tujuan pertukaran pelajar. Yakni Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Swiss, Belgia, Belanda, Perancis, Norwegia, dan Italia. Program ini hanya bisa diikuti pelajar yang sedang menjalani pendidikan setingkat SMU pada masa kenaikan dari kelas 2 ke kelas 3 di tanggal keberangkatan ke negara tujuan.

Untuk menjadi salah satu peserta program ini, pelajar SMU yang menjadi pelanggan simPATI atau Kartu As harus mendaftarkan diri menjadi anggota TSC. Cukup dengan kirim SMS, ketik SEKOLAH<spasi><School ID>, contoh: SEKOLAH 1235456789, lalu kirim ke 4545. Pendaftaran anggota TSC juga dapat dilakukan melalui email tsc@telkomsel.co.id. Sekolah yang ingin mendapatkan school ID dan bergabung ke dalam TSC dapat menghubungi kantor GraPARI Telkomsel terdekat.

“Selain program beasiswa AFS, Telkomsel juga menyelenggarakan program yang ditujukan kepada elemen civitas akademika, seperti pelatihan akademis dan spiritual bagi guru dan pesantren. Hal lain yang juga difasilitasi oleh Telkomsel untuk dunia pendidikan adalah website www.haisobat.com, SIS (Sistem Informasi Sekolah), dan berbagai dukungan infrastruktur sekolah lainnya,” tambah Yunita.

TSC merupakan komunitas sekolah pertama dan terbesar di Indonesia yang kini memiliki lebih dari 8 juta anggota dari sekitar 8.200 sekolah di seluruh Indonesia. Peningkatan kualitas prestasi siswa dengan mengkombinasikan konsep edukasi dan entertainment menjadi fokus kegiatan TSC. Dengan bergabung di TSC, para anggota dapat mengikuti berbagai kegiatan bermanfaat yang dapat membuka wawasan akademis, baik melalui seminar/ workshop, outbond Super Camp, serta program homestay dan pertukaran pelajar di mancanegara. Akhir tahun 2010 lalu, Telkomsel telah memberangkatkan 20 anggota TSC untuk mengikuti homestay di Australia guna memperdalam kemampuan berbahasa Inggris serta mengenal budaya baru.

Di samping itu, anggota TSC juga mendapatkan berbagai penawaran menarik berupa diskon harga spesial untuk berbagai layanan Telkomsel. Anggota TSC dapat menikmati tarif murah untuk nelpon, SMS, dan internet. Tersedia pula paket spesial chatting melalui layanan Chatbox (Rp 5.500 per 30 hari), paket hemat internet berkecepatan tinggi TELKOMSELFlash (Rp 10.000 untuk 35 MB), diskon penggunaan GPRS menjadi Rp 1/ KB, serta layanan SMS Freedom (Rp 20 per SMS). (*/sih)

Simalingkar Tenggelam

Listrik Dipadamkan, Warga Mengungsi

MEDAN-Hujan yang mengguyur Kota Medan sejak petang hingga dinihari tadi menyebabkan ratusan rumah di kawasan Perumnas Simalingkar tenggelam. Hingga dinihari tadi air sudah merendam rumah warga setinggi 2 meter. Belum ada informasi korban jiwa dalam peristiwa itu, namun warga sudah meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Hingga berita ini naik cetak air masih terus naik.

Laporan wartawan Sumut Pos, Ari Sisworo dan Andri Ginting dari lokasi banjir menyebutkan, daerah yang terendam Merica Raya, Cengkeh Raya, Jahe Raya, Pala Raya, Jahe 2, Jahe 6, Pala Raya 7 sampai 11. Banjir disebabkan karena air Sungai Simalingkar yang membelah Kota Medan dan Deli Serdang meluap, tepatnya di Jalan Merica Raya.
Personel TNI dan polisi tampak berjaga dan memantau di lokasi banjir.

Menurut Jhon Barus, air mulai masuk ke rumah sejak pukul 22.00 WIB. Akibatnya, warga mematikan lampu karena takut korsleting. Warga kemudian mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi. Warga Simalingkar lainnya, br Ginting menyebutkan rumahnya yang berada di Jalan Pala Raya tenggelam setinggi 2 meter. Akibatnya, mereka sekeluarga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi di daerah tersebut. “Hingga dinihari ini air masih seleher orang dewasa,” kata br Ginting.

Banjir memang sering terjadi jika hujan deras mengguyur. Tapi, kali ini air cukup tinggi.”Saya berharap kepada Pemkab Deli Serdang untuk membersihkan parit yang ada di sekitar rumah warga, karena air tersumbat dan sering meluap,” katanya.

Menurut N Batubara, banjir besar ini merupakan yang ketiga setelah bulan Juni 2003 yang lalu.
Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan memperkirakan, curah hujan pada awal April sangat tinggi. BMKG  mengimbau kepada warga Sumatera Utara, untuk mewaspadainya, karena kemungkinan besar bakal terjadi banjir.

Kepala Bidang Pelayanan Data dan Informasi BBMKG, Hendra Suwarta menjelaskan pada awal April ini curah hujan di atas normal. ”Berdasarkan pemantauan yang dilakukan, curah hujan diperkirakan merata dan terjadi hampir di seluruh daerah Sumatera Utara,” ungkapnya.

Dikatakannya, curah hujan itu, menyebabkan adanya potensi luapan sungai atau banjir kiriman yang terjadi di sejumlah daerah. Untuk di wilayah pantai barat, potensi banjir itu ada di Batu Mundam dan Singkuang, Kabupaten Mandailing Natal, Aek Sibundong dan Batang Garigis di Kabupaten Tapanuli Tengah, Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan dan beberapa lokasi di Kabupaten Tapanuli Utara.

Sedangkan di wilayah pantai timur, sebut Hendra, banjir yang muncul karena adanya air kiriman. Daerah banjir berpotensi terjadi di Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, dan Asahan. BBMKG juga memperkirakan, curah hujan itu akan disertai angin kencang, karena adanya gangguan cuaca di arah Selatan.

Dengan faktor gangguan cuaca di arah Selatan dan sedang menerima tiupan angin barat, potensi curah hujan diperkirakan akan terjadi pada sore hingga malam hari. Ditambahkan, pengaruh angin kencang itu juga mempengaruhi kondisi ketinggian air laut di sekitar Sumut.
Disebutkan Hendra, ombak laut akan tinggi diperkirakan ketinggiannya mencapai 1,2 meter di perairan Lhokseumawe dan Selat Malaka, sekitar 2,5 meter di Laut Aceh dan Nias, dan sekitar tiga meter di Samudera Hindia. (ari/dri)

Pengusaha Besar Dalangi Pembunuhan

Penembak Awie Pembunuh Bayaran

MEDAN–Dendam akibat persaingan bisnis tidak bisa diabaikan sebagai motif di balik pembunuhan Kho Wie To (40) alias Awie alias Suwito alias Wito bersama istrinya Dora Halim (28), Kamis (30/3) lalu. Dugaan keterlibatan pengusaha besar yang bisnisnya bersaing dengan Awi, menyewa pembunuh bayaran sebagai eksekutor pembunuh warga Jalan Akasia I, Kelurahan Kampung Durian, Medan, itu semakin menguat.

“Dugaan kuat karena persoalan utang piutang dengan seorang pengusaha juga. Tapi tunggu pemeriksaan lebih lanjutlah,” kata sumber di Polresta Medan.

Menurut perwira tersebut, target pembunuhan sebenarnya bukan Suwito, tetapi ayahnya, To Siau Hua alias Sarwo Pranoto.

Usaha ikan Sarwo diduga sebagian besar dijalani secara ilegal. Diantaranya memasukkan barang-barang selundupan dengan memuatnya dari tengah laut. “Banyak yang benci sama Sarwo. Ia pemain bisnis ilegal, “ ucap sumber itu, Kamis (31/3).

Karena kebencian itu, pengusaha besar diperkirakan menjadi berang dan menyewa para pelaku untuk menghabisi Sarwo. Menurut sumber tersebut, kemungkinan pelaku sudah sering memantau kegiatan Sarwo yang biasanya menggunakan mobil Chevrolet Captiva berwarna hitam dengan nomor polisi BK 333 TO.

Secara kebetulan, di malam naas itu mobil dikendarai Suwito dan keluarganya. “Seharusnya Sarwo yang menjadi sasaran pelaku. Karena mobil yang ditembak itu adalah milik Sarwo, ayah korban. Dan rumah tersebut juga milik Sarwo. Warga saja tahu kalau korban anak yang baik dan tidak pernah punya musuh,” ujar sumber tersebut.
Namun, malam nahas tersebut Suwito bersama istri, anak dan baby sitternya  menggunakan mobil tersebut. Pelaku menembak dan tidak mengetahui jika anak Sarwo, Suwito berada di dalam mobil.

Sejak lima bulan belakangan ini, Sarwo menyerahkan pekerjaannya kepada Suwito untuk meneruskannya. Menjabat sebagai pimpinan, rupanya tak membuat Suwito nyaman. “Keterangan yang diterima, korban (Suwito) sempat mengeluh dengan tugas yang diberikan bapaknya. Entah ada pembagian tidak rata (dengan rekan bisnis lain) atau lainnya,” cetusnya.

Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Hery Subiansauri mengatakan, pendalaman penyelidikan masih terus dilakukan. Tim gabungan yang dibentuk sejumlah enam tim, akan fokus untuk mengungkap penembakan tersebut.
Dengan melakukan pengamanan yang memperketat di Bandara Polonia Medan dan perbatasan yang sudah diinstruksikan untuk diperketat. Ini dilakukan, adanya indikasi, bahwa pelaku telah diketahui petugas. “Pengamanan Bandara dan perbatasan serta daerah lain telah dintruksikan ke masing-masing daerah,” tuturnya.
Penyelidikan tersebut juga akan meminta keterangan dari orang-orang dekat dengan korban. “Penyelidikan dilakukan dari luar ke dalam dan dari luar ke dalam,” bebernya.

Sedangkan pemeriksaan terhadap saksi telah bertambah, menjadi enam orang. Dalam hal ini, katanya, para saksi diberikan pengawalan. “ Perlindungan terhadap saksi kita berikan, “ tandasnya.

Di kediaman Suwito dan Dora di Jalan Bambu 3/Akasia I Kelurahan Kampung Durian, Kecamatan Medan Timur, terlihat garis polisi masih terpasang. Tidak ada aktivitas di rumah yang menjadi perhatian warga sekitar itu. Di depan rumah terlihat makanan dan hio atau dupa.

Sedangkan di tempat persemayaman keduanya di Balai Persemayaman Angsapura Jalan Waja di Blok 4 dan Blok 5, sanak keluarga masih berdatangan mendoakan pasangan suami istri itu.
Jasad pasangan suami istri korban penembakan Kho Wie To alias Awi dan Lim Chi Chi alias Dora Halim, dikebumikan hari ini di Pemakaman Tie Cang Tien Jalan Tanjung Morawa, Jumat (1/4) pukul 15.00 WIB.

Rahasiakan Identitas

Hingga tadi malam, petugas dari Polresta Medan masih terus memeriksa 4 orang yang diduga mengetahui pembunuhan Suwito dan istrinya. Kabarnya, keempatnya kemungkinan telah ditetapkan sebagai tersangka yang ikut merencanakan pembunuhan para korban.

Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga hingga tadi malam tidak kunjung bersedia memberitahukan status hukum apalagi hasil pemeriksaan ketiga orang yang diperiksa tersebut.

Dari informasi yang dikumpulkan wartawan koran ini, Kamis (31/3) sekitar pukul 18.00 WIB, dari keterangan sumber terpercaya di kepolisian maupun dari beberapa petunjuk lain di tempat kejadian perkara (TKP), diduga pelaku pembunuhan saat ini telah diamankan di Mapolresta Medan. “Ya, saat ini (ada yang diperiksa) di Polresta, tetapi masih diperiksa jam kejadiannya kan jam setengah sepuluh malam, paginya jam enam ada yang diamankan, empat orang,” ujar Tagam.

Sementara selongsong peluru dari senjata api (senpi) jenis FN Kaliber 4,5 MM dan Bareta Kaliber 2,9 MM yang digunakan pelaku untuk menghabisi dua korban serta petunjuk lainnya belum mampu mengungkap siapa pelakunya.
Namun Tagam enggan mengungkapkan identitas yang diamankan tersebut. “Biarkanlah kami bekerja dulu, tim sudah dibentuk untuk segera mengungkap kasus ini nanti kebablasan, kalian kira saya banyak omong, jadi kita tunggu saja tim saya bekerja dulu,” tandasnya.

Kapolsekta Medan Timur Kompol Patar Silalahi saat ditemui mengatakan, tim yang dibentuk oleh polisi dalam pengungkapan tersebut ada 5 tim yakni, Tim I Pendalaman Masalah Pekerjaan Korban, Tim II Pendalaman Masalah Tempat Tinggal, Tim III Pendalaman Masalah IV (Informasi dan Teknologi), Tim IV Pendalaman Masalah Selongsong dan Proyektil dan Tim V Pendalaman Uji Balistik. “Cuma lima tim saja bukan enam ya, sudah bekerja. Oke kami mau kerja dulu ada perintah dari Pak Kapolres,” cetusnya sambil pergi.

Sementara itu berdasarkan pantauan wartawan koran ini di lokasi kejadian, selain masih digaris polisi (Police Line) lokasi pembunuhan Wito  dan Dora masih menjadi perhatian warga sekitar. Warga masih mendatangi lokasi. “Kasihan ya anak-anaknya, sadis memang para penembak itu,” ujar seorang warga bernama Rita saat melihat kondisi rumah korban.

Menurutnya, semasa hidupnya, korban memang tidak pernah bergaul dengan masyarakat sekitar akan tetapi bila ada kegiatan di kampung itu, korban mau memberikan sumbangan. Dia dan beberapa warga berharap pelaku pun segera ditangkap. “Memang korban tidak mau bergaul dan sangat tertutup namun sesekali dia mau menyumbang kalau ada kegiatan,” katanya.

Dugaan dendam bisnis yang melatarbelakangi penembakan Suwito dan istrinya Dora juga merebak di sekitar gudang Putra Belawan Perkasa (PBP), milik Sarwo Pranoto, ayah Suwito. Namun warga di sana yakin pembunuhan tersebut tidak salah alamat.

Menurut sebuah sumber yang minta namanya dirahasiakan, beberapa bulan belakangan Suwito disibukkan soal bisnis jual beli ikan, baik hasil tangkapan lokal maupun ikan-ikan segar hasil lelang dari kapal ikan asing tangkapan petugas. “ Kalau diperhatikan diantara pengusaha lainnya di sini, yang berhasil dan berjaya adalah usaha penangkapan ikan dan gudang milik Sarwo yang dikelola anaknya itu. Jadi sangat mungkin motif di balik pembunuhan tersebut karena dendam persaingan bisnis dengan pengusaha lainnya,” ujarnya.

Sumber lainnya mengatakan, kapal-kapal Suwito beberapa kali menjadi sasaran aksi perompakan pria bersenjata di sekitar perairan Aceh. “Baru-baru ini ia juga mengurus dan menebus kapal ikannya yang dibajak perompak di perairan Aceh. Kalau (dijual, red) di sini harganya bisa Rp3 miliar lebih,” jelasnya.

Ketua DPC HNSI Medan, Zulfahri Siagian mengaku terkejut atas pemberitaan beberapa media yang memberitakan bahwa anak pengusaha ikan di Gabion itu tewas ditembak. Zulfahri pun menduga, motif penembkan karena persaingan bisnis. Maklum, dari 24 gudang ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Gabion Belawan, gudang yang dikelola Suwito merupakan yang paling besar.

Namun, ada tiga gudang di Gabion yang menurutnya juga maju yakni gudang ML, PNP dan juga PT. SSS. Dia mengatakan, bahwa gudang milik Sarwo memiliki sekitar 20 Kapal ikan untuk melaut apabila dijual bisa mencapai miliaran rupiah.

Zulfahri berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengusut tuntas kasus tersebut. Karena kasus ini bias berdampak kepada pengusaha gudang ikan yang lainnya. “Imbasnya bisa ke pemilik gudang lainnya yang merasa ketakutan akibat kejadian ini,”tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, usaha penangkapan ini sangat besar dan maju. Sehari minimal bisa mendapat 100 ton ikan.

Sementara itu, suasana di gudang Awi tampak terlihat sepi. Tidak ada aktivitas seperti biasanya, yakni pembongkaran dan penjualan ikan di gudang tersebut. Dua truk yang membawa es batu batangan parkir di depan gudang tersebut. “Iya, hari ini gudang ini tutup bang, tidak ada aktivitas pembongkaran dan penjualan ikan digudang tersebut dikarenakan tidak ada kapal ikan yang masuk untuk melakukan pembongkaran,” ujar soerang pekerja di gudang itu. (adl/mag-8/mag-11)

Biar Saya Rawat Sendiri Cucu Saya…

Kho Wie To alias Awie alias Suwito alias Wito bersama istrinya Dora Halim meninggalkan dua anak yang masih kecil-kecil, Christovin (2) dan Latresia (5). Bagaimana nasib mereka selanjutnya?

Suasana di Balai Angsapura Jalan Wijaya No 2-4 Medan, yang menjadi tempat Kho Wie To alias Awie alias Suwito alias Wito bersama istrinya Dora Halim disemayamkan tampak ramai dikunjungi kerabat dan saudara-saudara korban. Mereka melakukan doa bersama dan penghormatan kepada Suwito dan Dora Halim, suami isteri yang jadi korban penembakan orang tak dikenal, Kamis (31/3).

Lie Chin (30), ipar Wito yang datang ke lokasi untuk bersembahyang sebelum kedua korban diperabukan hari inin
Jumat (1/4)  mengaku masih syok dan trauma pasca penembakan.

Suasana semakin haru saat sejumlah Bhiksu dari Viara Kuan Tei Kong Jalan Irian Barat medan membacakan Doa Hut Co agar arwah kedua korban diterima Budha, Lie Chin yang ikut dalam suasana itu tampak menangis. Saat ditemui wartawan koran ini matanya masih merah.

Lie Chin yang mendampingi Elke (24) adik kandung Dora Halim dan ayah Suwita To Siau Huan
alias Sarwo Pranoto (64) tidak kuasa menahan sedihnya. “Aku tidak tahu harus bagaimana Bang, kami sekeluarga tidak menyangka akan seperti ini,” Papar Lie Chin lagi.

Kerabat korban lainya Aguan (62) warga yang datang dari Jalan Mabar, Kecamatan Medan Timur ini juga tampak ikut berduka saat melakukan sembahyang bersama keluarga besar korban. Lantunan ketukan palu dari sejumlah bhiksu yaang membacakan Doa membuar suasana semakin sendu.

Sesuai adat dan kebiasaan warga Tionghoa, kerabat dan keluarga dekat yang datang melayat ke tempat persemayaman tersebut terlebih dahulu mengadakan upacara dan memanjatkan doa sebelum bercerita tentang luka-duka yang dialami oleh korban.

Di lokasi kurang lebih 8×8 meter itu terdapat foto Suwito dan Dora Halim dengan hiasan sejumlah bunga, dan alat persembahyangan lainya serta patung Omi Topo dan Tie Chang Tien dipajangkan di tempat persemayaman.
Tampak juga sejumlah papan bunga dari berbagai tokoh dan kerabat korban yang tewas akibat hantaman sejumlah peluru yang dimuntahkan dari senjata api Jenis FN itu. Diantaranya dari PPS cabang Belawan S Siagian, tokoh masyarakat Ir Julius Silaen, Dirjend Perikanan Tangkap KKP Jakarta Dr Ir Dedy H Sutisna MS dan Dan Lantamal I.
To Siau Hua alias Sarwo Pranoto, ayah Wito yang sempat syok dan stres namun setelah dihibur kerabat dan keluarga lainya, dia lebih tenang. To Siau juga mau ditemui wartawan. Dengan air mata berderai, To Siau berharapan kepolisian segera mengungkap kasus pembunuhan anak dan menantunya. “Ya, saya berharap pelakunya segera tertangkap,” katanya sedih.

Sementara itu, babby Sitter dan pembantu Wito dan Dora hingga kini masih dirawat di rumah sakit. Karenanya To Siau tidak ingin para cucunya terlantar atau dipelihara orang lain. “Cucu saya yang dua itu akan saya rawat sendiri sebagai kakeknya,” tegas To Siau pasti.

To Siau tak ingin peristiwa serupa terulang. “Cukuplah, ini yang pertama dan terakhir,” cetusnya.
Sementara itu, kondisi Crhistovin, bocah korban penembakan yang kini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Colombia Asia, Medan, membaik. Pihak rumah sakit telah mengizinkannya dibawa pulang untuk menjalani perawatan di rumah.

Ahli bedah sekaligus Direktur RSU Columbia Asia, Edo Subagya mengatakan, tim dokter telah mengeluarkan proyektil peluru dari betis kanan korban.

“Proyektil yang ditemukan telah peot. Dugaan, sebelum mengenai korban, proyektil terlebih dahulu menghantam benda keras lain,” kata Edo di RSU Colombia Asia, Jalan Listrik, kemarin.

Edo juga mengatakan, jika tidak terjadi pembengkakan pada luka tembak, pihak keluarga boleh membawa Crhistofin pulang ke rumah. “Tapi harus menjalani rawat jalan dengan pengawasan rutin oleh tim dokter secara rutin,” sambung dia.

Edo menjelaskan, proyektil peluru yang ditemukan bersarang di betis kanan dan tidak mengenai tulang hingga diyakini tidak berdampak pada pertumbuhan kaki anak itu jika dewasa nanti. Sementara peluru yang mengenai tangan kiri Crhistofin, tembus dan menimbulkan luka koyak.
“Kondisinya mulai baik. Namun psikologisnya harus mendapat perhatian serius agar tidak trauma,” kata Edo.(mag-8)

Gaji Rp500 Ribu, Semprot Antijamur Rp15 Juta

Kisah Para Pegawai di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang Terancam Gulung Tikar

Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, terancam gulung tikar. Penyebabnya, subsidi untuk menopang biaya operasional terus menyusut. Bagaimana para pegawai di tempat itu mampu bertahan di tengah keterbatasan?

GEDUNG PDS H.B. Jassin, lembaga yang didirikan begawan sastra H.B. Jassin itu berlokasi satu bangunan dengan Planetarium. Hanya, pintu masuknya saling membelakangi. Jika Planetarium di sisi depan bangunan, PDS H.B. Jassin di belakang.

Berbeda dengan Planetarium, pintu masuk PDS H.B. Jassin sangat tidak eye-catching. Bahkan, pintu masuk itu harus berbagi pemandangan dengan kios rokok dan camilan. Pintu masuk terletak di lantai dua. Untuk menuju ke sana, terdapat tangga selebar semeter yang harus dilalui pengunjung. Lempengan besi pada anak tangga sering terdengar bising setiap kali diinjak pengunjung.

Senin siang itu (21/3) ruang utama PDS H.B. Jassin terlihat lengang. Hanya ada tiga hingga empat mahasiswa di ruang seluas lapangan voli itu. Mereka tampak sedang membaca koran di pojok ruang. Bilik baca yang diletakkan di sisi utara ruang utama, kondisinya melompong.

Berhadapan dengan bilik baca itu, sebuah meja seperti front office diletakkan. Dari meja tersebut para pengunjung mendapat akses ke koleksi-koleksi lembaga yang dikelola Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin itu. Tepat di belakang meja lobi itulah terdapat pintu masuk khusus selebar empat meter.

“Tapi, pengunjung tidak boleh masuk ke sini. Mereka hanya menyerahkan keperluannya kepada petugas, nanti petugas yang mencarikan ke dalam,” kata Kepala Pelaksana PDS H.B. Jassin Ariyani Isnamurti saat ditemui di gedung PDS.

Ruang di balik meja lobi itu adalah “harta” PDS H.B. Jassin sesungguhnya. Di dalam ruang seukuran lapangan futsal itulah diletakkan puluhan ribu koleksi dokumen sastra yang dikumpulkan sejak 1930 sampai sekarang. “Barangkali, ini pusat dokumen sastra terbesar sedunia,” kata Ariyani lantas terkekeh.

Rang tersebut dipenuhi rak-rak buku yang berbaris rapi. Hanya tersisa ruang lapang selebar kurang dari satu meter di tengah untuk lalu lalang petugas. Buku-buku di rak itu berwarna sama: cokelat lusuh dan sedikit lapuk.

Berbagai dokumen sastra ada di dalamnya. Ada tulisan tangan penyair Chairil Anwar saat menulis Puisi Malam. Bahkan, terlihat coretan tangannya mengoreksi bait demi bait tulisannya.

Ada juga buku prosa sastra Tionghoa. Di antaranya tulisan Lie Kim Hok berjudul Siti Akbari yang terbit pada 1981 dan tulisan Gouw Peng Liang berjudul Boekoe Tjerita Kaoem Pengkhianat yang dirilis pada 1907. “Sastra Tionghoa bukan cuma cerita silat,” kata Ariyani lantas tersenyum.

Masih belum cukup, terdapat buku kumpulan sajak karya W.S. Rendra yang monumental berjudul Sajak-Sajak Sepatu Tua. Dalam buku asli tulisan tangannya itu, terlihat bahwa Rendra awalnya hendak memberikan judul untuk buku itu Djalan Ungaran dan Tempat2 Lainnya. Tulisan itu kemudian dicoret dengan tanda X dan diberi judul kecil di bawahnya seperti yang kemudian banyak dicetak sekarang.

Ariyani menuturkan, sebagian besar koleksi PDS masih dalam wujud aslinya. Mulai kliping, tulisan tangan sastrawan, hingga buku-buku terbitan awal karya-karya bersejarah tersebut. Karena itu, ruang tersebut sering berbau lapuk menyengat. Kertas-kertas juga hampir semuanya berwarna cokelat kusam.

Karena itulah, pengurus PDS sempat mengusulkan agar semua koleksi PDS dikonversi ke media yang lebih permanen, baik berupa CD, film, hingga file-file elektronik. Sebab, jika dibiarkan begitu saja, koleksi itu bisa lapuk dan hilang. “Lagi pula, dalam jangka panjang uang perawatannya jauh lebih mahal daripada biaya konversi,” katanya.

Agar koleksi tidak lapuk, pengurus harus rutin menyemprotkan antijamur. Dalam setahun, minimal dua kali. Padahal, biayanya tidak murah. Sekali semprot biayanya Rp 15 juta. “Daripada harus bayar segitu terus, lebih baik dipakai untuk memindahkan ke format dokumen,” katanya.

Semprot antijamur plus biaya perawatan lain, kata Ariyani, adalah salah satu pengeluaran terbesar. Biaya karyawan, kata dia, tidak seberapa besar. Mereka saat ini mempekerjakan 14 orang dengan gaji yang tidak terlalu besar. Gajinya antara Rp 500 ribu – Rp 1 juta. “Ini bukan instansi pemerintah atau swasta yang punya profit. Kami juga harus menekan pengeluaran,” katanya.

Ariyani menuturkan, untuk hanya bisa beroperasi, PDS paling tidak butuh dana Rp 300 juta. “Dana sebesar itu tidak termasuk uang pengadaan buku-buku baru dan penambahan koleksi lho ya. Artinya, kalau hanya untuk jalan bisa,” katanya.

Berapa angka idealnya? Kata Ariyani, ditambah komputerisasi dan mengubah format dokumen ke format yang lebih awet, paling tidak PDS butuh dana Rp 1 miliar. Dana itu, menurut dia, tidak terlalu besar. Apalagi, kebutuhan terhadap PDS tidak didominasi warga DKI Jakarta saja, tapi secara nasional.

Ketua Dewan Pembina Ajip Rosidi menuturkan, saat diresmikan pada 1977, Gubernur DKI Ali Sadikin menegaskan bahwa koleksi PDS tidak dibeli pemprov. Sebab, Pemprov DKI tidak akan kuat membayar harga semua koleksi. “Tapi, ini tanggung jawab kami untuk merawatnya,” kata Ajip yang juga salah seorang pendiri PDS ini menirukan Ali Sadikin.

Penulis Sajak-Sajak Anak Matahari ini menambahkan, sejak saat itulah dana operasional PDS disubsidi pemprov. Tapi, bukan berarti mereka tidak berupaya. Yayasan yang menaungi terus berupaya mencari dana melalui donatur. Dana dari donatur tidak langsung habis untuk operasional. Sebagian besar disimpan di bank.

Namun, karena tren subsidi pemprov terus turun sejak 2003, mau tidak mau dana simpanan itu harus dipakai. Pada 2003, pemprov menyubsidi hingga Rp 500 juta. Namun, sejak Fauzi Bowo (Foke) menjadi gubernur DKI pada 2007, tiba-tiba dana disunat separo tanpa alasan yang jelas. Ajip meminta bertemu Foke, tapi tak pernah diterima. Tak lama kemudian, dana tersebut sempat ditambah Rp 100 juta menjadi Rp 350 juta.

Tapi, kebiasaan menyunat dana subsidi itu kumat pada 2009. Subsidi kembali dikorting 50 persen menjadi Rp 275 juta. PDS, kata Ariyani, berupaya tetap survive. Dana cadangan dari donatur mau tidak mau dipakai sampai akhirnya habis. Karena itulah, pengurus sempat mengumumkan hendak tutup lantaran tidak ada dana. “Kami bahkan pernah sampai utang lho,” bisik Ariyani. (c2/kum)

Dua Masjid di Aek Loba Terbakar

Aek Loba- Masjid Jamiad Taqwa serta Masjid Nur Hikmah terbakar di Kebun Sayur, Kelurahan Aek Loba Pekan, Kecamatan Aek Kuasan, Asahan, Kamis (31/3)

Peritiwa itu pertama kali diketahui warga sekitar bernama Fauzan lalu melaporkannya kepada Khairul Hasbi (50), nazir Masjid Jamiad Taqwa sekitar pukul 01.15 WIB dinihari.

Setelah sampai di masjid, Khairul melihat sejumlah inventaris masjid seperti Al Quran, 4 lembar sajadah sepanjang 72  meter, mimbar, kipas angina, dan 1 unit sound system rusak, sebagian barang lain sudah gosong.  “Semua barang itu disimpang di miklap,” ujarnya.

Sedangkan kebakaran di Masjid Nur Hikmah, terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, dan pertama sekali diketahui M Amin, petugas nazir masjid tersebut. Dia terjaga dari tidurnya setelah Johan, seorang warga memukul bedug pertanda kebakaran. Sayangnya, mereka malam itu tidak menghubungi petugas pemadam, sehingga hampir 90 persen bangunan masjid itu hangus. Pemadaman dilakukan warga, dengan peralatan seadanya.

Akibat peristiwa itu, kubah masjid Nur hikmah runtuh. Sejumlah barang inventaris seperti Al Quran, sajadah, sound system serta barang barang lainya juga hangus.

Pasca kebakaran itu, sejumlah  petinggi Kabupaten Asahan, termasuk Kapolres, Wakil Bupati, dan lainnya terlihat turun ke lokasi melakukan peninjauan. Dalam kunjungan itu, Muspida Plus mengimbau warga tidak gampang terprovokasi isu-isu miring tentang peristiwa itu.

Kepada polisi, dan unsur Muspida Plus, warga mengaku khawatir musibah itu nantinya akan dijadikan isu memecah belah umat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

“Kalau boleh pun Dek, peristiwa ini enggak usah diberitakan. Kami sekampung takut ada orang yang menungganginya dan menghembuskan isu SARA,” kata Mahfud, salahseorang pengurus Masjid, kepada METRO ASAHAN (grup Sumut Pos).

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asahan, H Usaman Efendi yang turun meninjau ke lokasi menegaskan, musibah itu adalah teguran dari Allah kepada seluruh umat manusia agar berbuat lebih baik. “Kita harus mengambil hikmahnya dalam persitiwa ini,” pesannya. Ia lantas mengatakan, umat Islam agar tidak terprovokasi dengan melakukan perbuatan yang tercela.

Kapolres Asahan AKBP J Didiek J Priantono, ketika dikonfirmasi mengatakan, dugaan sementara, kebakaran diduga karena korsleting arus listrik dari sound system yang lupa dimatikan. Sedangkan Masjid Nur Hikmah, diduga terbakar karena lilin yang dinyalakan, pada saat aliran listrik PLN padam.
Poldasu membantah jika peristiwa dua Mesjid di Desa Aek Loba, Kabupaten Asahan dirusak OTK (Orang Tak Dikenal, Red) dan dibakar. “Bukan dirusak masa dan dibakar karena makna pembakaran dan terbakar berbeda. Pembakaran bisa disengaja sedangkan kebakaran tidak disengaja,” ujar Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Heri Subiansaori, Kamis (31/3).

Hasil pemeriksaan sementara pihak kepolisian, kebakaran itu terjadi karena kerusakan pada bagian kelistrikan. “Petugas Labfor sudah memeriksa ke sana. Hasilnya, terjadi korsleting listrik, yang menyebabkan masjid terbakar, “ ucap Heri.

Analisis lainnya, warga sekitar yang didominasi beragama muslim dan masjid tersebut tempat beribadah warga. Jadi tidak mungkin sengaja dibakar warga sekitar. “Apalagi, menurut Kapolres, tidak ada perbuatan yang menyimpang disekitar lokasi. Jadi, ini murni kebakaran,” tandasnya.
Dengan pertimbangan itu, Polda Sumut tidak menurunkan personel ke Asahan. (ing/put/smg/adl)