27 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15598

Menagih Utang Malah Dipukuli

Air susu dibalas air tuba. Itu ungkapan yang pas untuk Yanti, warga Bagan Deli. Pasalnya, niatnya memberikan pinjaman sebesar Rp4 juta kepada Eva, temannya yang sedang kesusahan, ternyata balasan yang diterimanya adalah pukulan.

Nasib naas ini dialami Yanti ketika dia hendak menagih utang temannya itu. Dia pun mendatangi rumah Eva di Jalan Bom Lama, Medan Labuhan. Namun saat sampai di rumah Eva, dia tak mendapati temannya itun
Dia pun bertemu dengan anak Eva yakni Iyan (17). Menurut Iyan, ibunya sedang tidak di rumah.
Kesal karena orang yang dicari tak di rumah, Yanti pun mengumpat. “Kalau ibumu tidak ada di rumah, tolong dikabarilah sebelumnya. Jadi, saya tidak capek-capek ke sini,” kata Yanti.

Mendengar umpatan itu, Iyan tidak senang dan melempar Yanti. Terkena lemparan itu, Yanti mendatangi Iyan. “Apa maksud kau melemparku?” bentak Yanti. Bukan menjawab, Iyan malah memukuli Yanti.
Tak senang perlakuan Iyan, Yanti pun mengadukan kejadian itu ke Mapolsek Labuhan Deli. “Saya tidak senang dilempar dan dipukuli seperti itu,” ujarnya Yanti.

Yanti mengatakan, Eva berutang kepadanya untuk biaya berobat anaknya yang kecelakaan. “Merasa kasihan, saya berikan sajalah. Saya tak menyangka seperti ini balasannya,” tambahnya.(mag-11)

Sosialisasi ke Sekolah hingga Menambah Koleksi

Museum Negeri Sumatera Utara Terus Berbenah

Rekaman perjalanan sejarah memberi pelajaran berarti bagi sebuah bangsa. Maka dari itu, pendiri negara ini, Ir Soekarno berpesan agar tidak pernah melupakan sejarah yang ada.

Indra Juli,  Medan

Rekaman sejarah yang paling nyata dapat ditemui di museum-museum yang ada di setiap daerah. Di Kota Medan, Museum Negeri terletak di Jalan HM Joni Medan tak jauh dari Stadion Teladan Medan. Bagaimana jejak sejarah dan kebudayaan, baik dari jaman prasejarah masa kolonial, perjuangan kemerdekaan, hingga peristiwa terbaru di Sumatera Utara dapat ditemui di sana.

Salah satunya, peristiwa eksekusi mati terhadap Namsong Sirilak, warga negara Thailand yang tersangkut masalah narkoba. Dari pakaian yang berlubang di bahagian dada sebelah kanan, terlihat bagaimana kehidupan Namsong berakhir setelah peluru regu tembak Brimob Polda Sumut awal Oktober 2004 silam menembus tubuhnya. Turut pula dipajang penutup kepala dan celana panjang bercorak garis berwarna coklat yang merupakan sumbangan dari Yayasan Rahmat kepada Museum Negeri Sumut ini.

Namsong Sirilak adalah satu dari tiga terpidana mati kasus narkoba di Kota Medan. Namsong bersama Saelow Praseart ditangkap pada 21 Januari 1994 beberapa jam setelah mendarat di Bandara Polonia Medan, dengan pesawat Silk Air dari Singapura. Saat pemeriksaan bea cukai Polonia menemukan heroin seberat 12,19 kilogram dari tas tangan keduanya.

Pemajangan perlengkapan itu di sebelah meja informasi akan menarik perhatian setiap pengunjung. Khususnya bagi pelajar yang merupakan kelompok pengunjung terbesar, keberadaan perlengkapan tadi dapat menjadi peringatan akan bahaya narkoba. Kesadaran tadi pun akan membuat pelajar sebagai penerus bangsa ini berusaha menghindar dan tidak bergaul dengan narkoba tadi. Begitu juga dengan beberapa kejahatan yang beresiko dengan hukuman mati lainnya dapat memberi pelajaran bagi pengunjung.

Di tahun yang sama, Pengadilan Negeri Medan juga menjatuhkan eksekusi mati terhadap Ayodya Prasad Chaubey. Selain kasus narkoba, Sumut juga pernah mencatat sejarah hukuman mati terhadap Ahmad Suradji yang dikenal dengan Dukun AS. Namun perlengkapan ketiganya tidak ditemukan di museum tersebut. “Kita memang tidak menyimpan perlengkapan seperti itu karena Museum Negeri ini fokus pada kebudayaan saja. Perlengkapan Namsong Sirilak saat eksekusi itu juga sumbangan dari Pak Rahmadsah,” jelas Pemandu Ruangan Museum Negeri, Sri kepada wartawan Sumut Pos, Jumat (18/3) lalu.

Seperti yang disampaikan Sri, Museum Negeri Sumatera Utara terus melakukan pembenahan dalam rangka meningkatkan kunjungan masyarakat. Selain terus mensosialisasikan ke sekolah-sekolah, juga memperbanyak koleksi yang ada. Bahkan beberapa koleksi masih original.

Seperti berbagai nisan di sisi kanan lantai satu museum. Ada juga keramik Cina tua dan perlengkapan adat dari berbagai suku yang diletakkan di lantai dua museum. Seperti perlengkapan membuat ulos (kain Batak), peralatan musik tradisi, dan alat penangkap ikan yang keasliannya tetap dipertahankan.

Hal itu lanjutnya dilakukan untuk menjaga nilai-nilai yang ingin disampaikan para leluhur melalui berbagai corak yang terdapat di alat-alat kebudayaan tadi. Begitu juga dengan replika beberapa benda bersejarah yang dibuat sepersis mungkin dengan aslinya. Seperti kubur batu dari Pulau Samosir.

Tanpa disadari koleksi-koleksi tua tadi pun memberikan nuansa yang berbeda bagi pengunjung. Seperti dirasakan sekelompok siswi salah satu SMP swasta di Kota Medan yang berfoto di satu prasasti di taman belakang museum. “Ada bayangan hitam tadi waktu aku lihat di kamera. Tapi waktu da difoto kok hilang,” ucap Fitri.

Terlepas dari kehebohan siswi SMP tadi, keberadaan benda-benda sejarah yang masih asli tadi juga diakui beberapa pegawainya menghadirkan kesan mistis. Dengan mengimbau pengunjung untuk menjaga ketertiban mereka pun berharap hubungan dua kehidupan tadi berlangsung harmonis. “Ya namanya juga beberapa benda sejarah masih asli pasti lah ada. Beberapa pengunjung yang memiliki indra ke enam juga pernah menyampaikan itu kepada kita. Makanya dari depan kita ingatkan pengunjung untuk tertib,” ucap seorang pegawai museum yang tak ingin namanya disebut. (*)

Lagi, Tentara Malaysia Rompak Nelayan

BELAWAN- Nelayan asal Belawan semakin takut untuk melaut. Pasalnya, Angkatan Laut Malaysia kembali merampas hasil tangkapan nelayan dan membuang alat pancingnya ke laut, Sabtu (19/3).
Kali ini yang menjadi korban adalah Normansyah (56) dan tiga anak buah kapalnya (ABK) yakni Ariyanto (23), Dedek (21) dan Agus Salim (19) yang merupakan warga Jalan Taman Makam Pahlawan, Lorong Melati, Kelurahan Belawan I, Medan Belawan.

Akibat ulah angkatan laut Malaysia tersebut, mereka kehilangan hasil tangkapannya yakni 400 Kg ikan Tongkol dan alat pancing yang dibuang.

Kejadian tersebut berawal saat keempat nelayan tersebut pergi melaut pada Selasa (15/3) lalu, pukul 08.00 WIB. Keempat nelayan tersebut berangkat menggunakan kapal motor Agus I yakni kapal ikan bermotor Dompeng ukuran 5 Grooston (GT). Mereka berlayar menuju tempat pencarian ikan di Selat Malaka sekitar 40 mil dari perairan Belawan.
Selanjutnya, pada Sabtu (19/3) sore sekitar pukul 17.00 WIB, saat nelayan sedang berputar-putar melakukan pencarian ikan sekitar 40 mil dari perairan Belawan, tiba-tiba kapal Angkatan Laut Malaysia berukuran besar berwarna abu-abu mendekati dan menghadang kapal mereka.

Selanjutnya, Angkatan Laut Malaysia tersebut mengancam nelayan dengan mengatakan, “Sekarang you mau ditarik ke Malaysia atau pergi dari sini”. Karena keempat nelayan tersebut takut dipenjara, maka keempat nelayan tersebut memilih pergi.(mag-11)

Uptrend Kembangkan Bisnis e-Commerce

UNTUK meningkatkan kesejahteraan masyarakat Medan, Uptrend mengembangkan kiprahnya di Medan. Guna mem berikan manfaat yang diterima masyarakat, Uptrend Indonesia menggelar seminar di Hotel Madani Medan, Minggu (20/3) lalu.

Seminar dengan menampilkan Ir Nasir SI, presenter Uptrend ini mengupas peluang usaha teknologi, kesehatan dan bisnis kepada para peserta seminar. ‘’Ada empat bisnis Uptrend yakni kesehatan, teknologi, pendidikan dan hiburan,’’ katanya.

Ia menambahkan, Uptrend memiliki lima karakter sebagai perusahaan yang baik. Antara lain dengan manajemen yang sudah teruji, produk dan perusahaan yang bagus dengan meraih sejumlah penghargaan. Nasir menambahkan, Uptrend juga memiliki inovasi produk secara berkala, menggelar pelatihan untuk sumber daya manusia dan teknologi yang berorientasi global market.

Ia mengatakan, pihaknya mengembangkan tata cara perdagangan melalui internet dengan sistem pembayaran semi multi level marketing. ‘’Program ini sudah lama dikembangkan di luar negeri yang diawali dari Malaysia yang berkembang ke Singapura, Pakistan, India hingga Amerika Serikat,’’ sebutnya.

Nasir menyebut usaha ini baru memasuki tahun pertama beroperasi di Medan. ‘’Seorang pengusaha juga dapat memperkenalkan produknya melalui internet. Ada juga personal website. Untuk menjadi member dapat dilaksanakan melalui registrasi online,’’ jelasnya.

Melalui seminar, lanjut dia, Uptrend ingin memberi edukasi kepada masyarakat mengenai penjualan melalui internet. “E-commerce melalui internet tak perlu lagi ke pertokoan,” ujar Nasir. (ade)

Tiga Pengedar Narkoba Dibekuk

MEDAN- Direktorat Narkoba Polda Sumut, berhasil membongkar jaringan peredaran narkoba dengan tiga orang tersangka yang berperan sebagai pengedar. Dibekuk dari dua lokasi berbeda dengan barang bukti 22,8 gram, Minggu (20/3).
Keterangan yang diperoleh di Mapoldasu, ketiga tersangka masing-masing, Heri Rajali (31), warga Desa Saentis, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Zoelkarnain (44) warga Aceh yang diketahui tinggal di Komplek Mulia Mas No 23 Km 10,5 Medan dan T Oktafizal (41) warga Aceh yang tinggal di Komplek Fortuna Permai No 1 Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara.
Keberhasilan pengungkapan jaringan narkoba tersebut setelah polisi menerima informasi dari masyarakat yang mengetahui maraknya peredaran narkoba di wilayah Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat.
Informasi tersebut pun ditindaklanjuti, hingga petugas mengetahui peredaran sabu-sabu tersebut dilakukan Heri Rajali. (adl)

Tiga Kadis Dievaluasi

MEDAN- Sebulan lebih para pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Medan dilantik. Apa hasil kinerja yang telah dilakukan sejumlah pejabat tersebut selama satu bulan ini?

Menurut pantauan Sumut Pos, Wali Kota Medan Rahudman Harahap dalam satu bulan ini, Wali Kota beberapa kali menyoroti kinerja dari tiga kepala SKPD yang baru dilantik tersebut. Yakni, Kepala Dinas Kependudukan Darussalam Pohan yang sempat disentil saat launching Kartu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat, Jumat (11/3) lalu di Kantor Camat Medan Marelan kawasan Jalan Kapten Rahmad Buddin.

Kemudian, Kepala Dinas Perhubungan Syarif Armansyah juga sempat disoroti dalam beberapa kali rapat di Balai Kota Medan. Kadis Pertamanan Erwin Lubis juga mendapatkan sorotan yang sama dari Wali Kota Medan Rahudman Harahap, tatkala menghadiri acara launching pelayanan kebersihan di Kecamatan Medan Kota, Sabtu (19/3) lalu.
Hal tersebut dibenarkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaiful Bahri yang ditemui Sumut Pos seusai acara pelantikkan Dewan Kota Medan di Lobi Lantai I Balai Kota Medan, Senin (21/3).

“Ya, memang pada beberapa kali kesempatan Wali Kota sempat menyoroti beberapa kepala dinas. Tapi, sepertinya tidak etis kalau kita sebutkan nama-namanya,” kata Syaiful Bahri.

Saat disebutkan satu per satu, seperti Kadisduk Darussalam Pohan, Kadis Perhubungan Syarif Armansyah dan Kadis Pertamanan Erwin Lubis, Syaiful Bahri terlihat tersenyum dan manggut-manggut. “Bulan April ini akan ada evaluasi terhadap kadis-kadis yang ada,” katanya lagi. (ari)

Ratusan Warga Blokir Jalan

MEDAN- Ratusan masyarakat Dusun II, Bangun Setia Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan memblokir Jalan Dusun IV, Senin (21/3) sekitar pukul 09.00 WIB. Bahkan, ratusan orang ini menghadang truk dan alat berat agar tidak masuk melalui jalan tersebut.

Pemblokiran jalan ini dilakukan warga lantaran jalan arah ke kawasan perumahan warga tidak ikut dalam proyek pengaspalan tahun 2011 oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Deli Serdang. Padahal, sesuai perjanjian Pemkab Deli Serdang sejak tahun 2006 lalu jalan tersebut akan diaspal.

Dalam aksi tersebut, tidak hanya kaum laki-laki yang melakukan pemblokiran jalan, melainkan kaum perempuan juga melakukannya. Sambil membawa spanduk dan poster melakukan penghadangan terhadap satu unit truk pengangkut pasir, satu unit beko dan satu unit kendaraan peralatan jalan untuk tidak masuk menuju jalan ke Dusun IV Bangun Setia.
“Pengaspalan seharusnya satu paket, Dusun II dan Dusun IV Bangun Setia. Mengapa hanya Dusun IV saja yang diaspal. Mana keadilan ini,”  ujar Mimpin Beru Ginting (69) perwakilan dari pengunjuk rasa.

Sementara itu, Koordinator Aksi, Barusta Barus (41) mengatakan, permohonan untuk pengaspalan telah diajukan mayarakat sejak 8 tahun lalu. Bahkan,  pada 2006 lalu, ketika Wakil Bupati Deli Serdang, Jusuf Sembiring mewakili Bupati Deli Serdang, Amri Tambunan berjanji akan mengaspal jalan. Tapi pada akhir 2010 lalu, kami dapat kepastian jalan akan diaspal. “Yang membuat kami marah, proyek pengaspalan dilakukan di Dusun IV Bangun Setia. Padahal warga kami lebih banyak, hasil pertanian kami juga lebih banyak. Sementara kami baru diaspal tahun 2012. Ini tidak adil,” ucapnya.

Kepala Desa Amplas Edi Purwanto mengatakan, proyek pengaspalan jalan tersebut sama sekali tidak mengetahui. “Ini proyeknya Dinas PU Deliserdang. Tadi  telah diputuskan, pengaspalan dibagi dua. Seharusnya untuk Dusun IV 1200 meter, dialihkan ke Dusun II. Saya akan koordinasi kan ke Pemkab, “ bebernya. (adl)

Kadishub Medan tak Bisa Atasi Kemacetan

MEDAN- Kemacetan lalulintas di Kota Medan tampaknya terus terjadi. Khususnya di kawasan yang berdekatan dengan lokasi pendidikan. Pasalnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Armansyah Syarief tak memiliki solusi mengatasi kemacetan.

Sejumlah tempat yang menga-lami kemacetan parah terjadi di sejumlah titik, seperti di Jalan Tritura tepatnya berdekatan dengan sekolah Prime One School, Yayasan Harapan di Jalan Imam Bonjol, sekolah Sutomo di Jalan Thamrin, sekolah Methodist di Jalan dan Perintis Kemerdekaan. Munculnya kemacetan lantaran banyaknya mobil penjemput dan pengantar parkir di badan jalan.

Syarif Armansyah Lubis alias Bob tidak menampik kemacetan itu, tapi dirinya sudah berupaya untuk melakukan komunikasi kepada pihak sekolah terkait. Hanya saja, hal yang menjadi persoalan adalah parkir-parkir yang menggunakan badan jalan itu dihapuskan. “Yang susahnya, orang-orang sampingnya alias pemuda setempat dan ormas-ormas yang mengambil keuntungan dari parkir itu keberatan. Jadi, mau bagaimana lagi,” kilahnya.
Menyahuti ini, Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional DPRD Medan, Aripay Tambunan menyampaikan, seharusnya keberadaan Kepala Dinas Perhubungan yang baru yakni, Syarif Armansyah menempatkan persoalan ini menjadi prioritas. (ari)

Exhibition Telkomsel Corp

Penawaran Khusus Hanya untuk Pelanggan Korporat Telkomsel

Hari ini Telkomsel menggelar Eksibisi dan Sharing Session bagi pelanggan korporat, yang menghadirkan beragam penawaran khusus serta menyediakan berbagai inovasi yang dapat dimanfaat  bagi pelanggan korporat Telkomsel.

Eksibisi yang berlangsung di Ballroom Grand Swiss Bell Hotel Medan ini dihadiri oleh sekitar 400 pengunjung dari berbagai perusahaan terkemuka dari wilayah Sumbagut. Pada kesempatan ini, Telkomsel memberikan penawaran beberapa paket khusus bagi pelanggan Corporate, diantaranya free 1 bulan paket Unlimited BlackBerry dan Flash Basic, dan masih banyak penawaran menarik lainnya.

Telkomsel juga mengadakan Sharring Session dengan 15 perusahaan besar yang menggunakan fasilitas Business Solutions dari Telkomsel, diantaranya,  Sampoerna, Indofood, Coca Cola, Orang Tua Group, Alfa Scorpii dan perusahaan lainnya. Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah bagi pelanggan korporat Telkomsel untuk membagi pengalaman dalam menggunakan produk Business Solutions serta meningkatkan pengetahuan tentang produk baru khusus untuk pelanggan korporat antara lain, Business Connect Google Apps.

Pada Acara Sharring Session ini Telkomsel juga menggandeng Nokia untuk bersama sama memberikan service mobile aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh pelanggan korporat untuk meningkatkan performansi bisnisnya.

GM Regional Account Management Sumatera R. Ahmad Sofyan mengatakan,” Merupakan komitmen kami menghadirkan layanan serta memahami dan memenuhi kebutuhan serta keinginan masing-masing perusahaan dengan berbagai inovasi teknologi selullar yang dimiliki Telkomsel “.

Saat ini Telkomsel RAM Sumbagut telah dipercaya oleh sekitar 665 perusahaan dengan lebih dari 39.000 nomor kartuHALO, tingginya kepercayaan tersebut merupakan kebanggaan sekaligus menjadi tanggung jawab besar dalam menghadirkan solusi bisnis yang tepat. Untuk itu Telkomsel selalu berupaya menerapkan solusi komunikasi yang dimaksudkan guna meningkatkan keunggulan kompetitif pelanggan dalam hal efisiensi dan efektivitas kinerja serta pengembangan bisnisnya.

Sofyan manambahkan, “Kami menyadari  ditengah-tengah mobilitas melakukan bisnis, pelanggan membutuhkan untuk tetap terhubung dengan berbagai informasi kapanpun dan dimanapun mereka berada dalam upaya pengembangan bisnisnya. Telkomsel hadir dengan berbagai Solusi Bisnis yang dapat membantu pelanggan korporat untuk tetap dapat mengakses berbagai informasi tersebut”.

Untuk melayani kebutuhan solusi korporat masing-masing perusahaan di Sumatera, Telkomsel memiliki Team Corporate Account Management di berbagai wilayah Indonesia,termasuk di Sumatera yang siap memberikan pelayanan layaknya konsult

Pasukan Nato Serbu Libya, Kadhafi Melawan

Mahasiswa Asal Sumut Tolak Dievakuasi

TRIPOLI-Pemimpin Libya Moammar Kadhafi bereaksi keras terhadap serbuan yang dilakukan pasukan koalisi negara-negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) di Tripoli dan Misrata.

Kemarin (20/3), sembari mengumumkan bakal terus mengobarkan perang, despot Libya yang telah berkuasa selama 41 tahun terakhir itu berjanji akan membuka gudang-gudang senjata untuk mempersenjatai warga sipil.

Selain itu, Kadhafi juga langsung mengirimkan jet tempur, tank, dan tentara ke Benghazi dan Misrata, kota di bagian timur dan barat Libya yang hingga kini masih dikuasai pemberontak. Benghazi ini pula yang diserbu loyalis Kadhafi pada Sabtu (19/3), tepatnya di bagian barat dan selatan. Namun, pemberontak tetap mampu memegang kendali atas kota berpenduduk sekitar satu juta jiwa itu.

”Kami akan terus melawan Anda dalam perang yang tanpa batasan,” kata Kadhafi lewat sambungan telepon kepada televisi pemerintah kemarin pagi waktu setempat, seperti dikutip Associated Press.

Menurut laporan BBC, suara Kadhafi dalam wawancara telepon itu tak terlalu terdengar. Namun, untuk lebih memperlihatkan taji gertakan sang kolonel, pihak televisi menayangkan ilustrasi visual berupa ikan emas raksasa yang menelan jet tempur Amerika Serikat.

“Kami akan melawan Anda inci demi inci. Ini tanah air kami, kami akan mempersenjatai semua rakyat Libya. Siapa saja yang bekerja sama dengan pasukan Salib (sebutan Kadhafi untuk pasukan koalisi, red) adalah pengkhianat,” lanjut Kadhafi.

Untuk menarik simpati, Kadhafi memang selalu berusaha mengaitkan pemberontakan sipil di negaranya dengan isu agama. Sebelumnya dia menyebut Al Qaidah sebagai otak. Kini dia menggunakan istilah yang berkorelasi dengan Perang Salib.

Padahal, sejatinya yang terjadi di Libya tak ubahnya dengan Tunisia dan Mesir: gerakan sipil pro demokrasi yang sumpek dengan kediktatoran yang doyan membungkam dan menghalalkan segala cara untuk bertahan.
Serangan pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, dengan dukungan Kanada dan Italia itu diklaim media pemerintah Libya telah menewaskan 48 orang dan melukai 150 lainnya. Mayoritas korban adalah sipil dan anak-anak.

Tapi, Menteri Keuangan Inggris George Osborne meminta semua pihak agar tak begitu saja menelan angka-angka yang disodorkan kubu berkuasa di negeri bekas jajahan Italia tersebut. “Pihak militer telah sangat berhati-hati agar tidak sampai timbul korban di pihak sipil,” katannya kepada BBC.

Laksamana Mike Mullen, panglima Angkatan Bersenjata AS, juga menegaskan belum ada laporan masuk tentang adanya korban sipil. “Operasi itu bisa dikatakan sukses,” ujar Mullen dalam acara Meet the Press di stasiun televisi NBC.

Memang belum ada konfirmasi dari pihak independen tentang berapa persisnya jumlah korban, utamanya korban sipil, akibat serangan pasukan koalisi. Tapi, Komite Palang Merah Internasional tetap menyatakan sangat prihatin tentang dampak serbuan itu kepada pihak sipil.

Mereka meminta semua pihak agar membedakan  antara warga sipil dan mereka yang bersenjata. Juga mengimbau perlunya diberi akses kepada organisasi kemanusiaan.

Serangan yang disebut sebagai Operasi Odyssey Dawn (Pengembaraan Fajar) itu melibatkan 112 rudal Tomahawk yang ditembakkan dari kapal perang dan kapal selam AS serta Inggris. Sasarannya adalah 20 sistem pertahanan udara Libya yang terletak di ibu kota Tripoli dan Misrata, satu-satunya kota di bagian barat Libya yang dikuasai pemberontak. Itu merupakan serangan militer pertama yang dilakukan secara koalisi sejak invasi ke iraq pada 2003.
Operasi Odyssey Dawn itu dilakukan sebagai hasil pertemuan darurat di Paris yang melibatkan 22 kepala negara atau pemerintahan. Mereka yang hadir dalam ajang tersebut sepakat untuk melakukan segala cara untuk membuat Kadhafi menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB. Yaitu, yang terkait dengan zona larangan terbang serta gencatan senjata.

Pesawat tempur Prancis yang memulai serangan jelang Sabtu tengah malam (19/3) itu. Mereka menggempur pasukan Kadhafi yang baru saja menghajar pertahanan pemberontak di Benghazi. Sempat ada kabar kalau satu pesawat Prancis berhasil dijatuhkan pasukan Kadhafi. Namun, Prancis membantah.

Berkat serangan yang juga melibatkan pesawat pengebom legendaris AS, B-2 Stealth, tersebut, klaim Mullen, zona larangan terbang sekarang benar-benar bisa diterapkan. Namun, belum jelas benar dampak kerusakan yang ditimbulkan serangan pihak koalisi.

Hanya ada konfirmasi dari Mohammed Ali, ketua Front Penyelamatan Libya, organisasi orang-orang yang diasingkan rezim Kadhafi. Dia menyatakan serangan kubu koalisi telah merusak markas Angkatan Udara di Mateiga di bagian timur Tripoli, dan Akademi Penerbangan di Misrata.

Selain didukung PBB via resolusi Dewan Keamanan, Operasi Odyssey Dawn itu juga diapresiasi para kepala negara yang pasukannya terlibat. Presiden AS Barack Obama yang tengah berkunjung ke Brazil menyatakan kalau serbuan itu diperlukan karena dunia tak tahan lagi melihat seorang tiran melakukan kekejaman kepada rakyatnya sendiri. Perdana Menteri Inggris David Cameron juga menganggap operasi militer itu “diperlukan, legal, dan benar.”
Namun, Obama memastikan kalau tindakan militer yang dilakukan di Libya itu sangat terbatas. “Tak ada pasukan darat Amerika yang telah dan akan terlibat,” katanya seperti dikutip Associated Press.

AS pernah menyerang Libya pada 1986, di masa pemerintahan  Presiden George Bush, menyusul pengeboman di sebuah diskotik di Berlin, Jerman, yang diyakini Washington diotaki Tripoli. Ledakan itu menewaskan tiga orang, termasuk dua tentara Amerika. Sedangkan serangan udara AS ke Tripoli membunuh 100 orang, termasuk putri adopsi Kadhafi.

Chaves: Sekutu Ingin Kuasai Minyak Libya

Serangan pasukan sekutu atas nama resolusi PBB ke Libya mendapat reaksi beragam dari dunia internasional. Liga Arab menyebut tindakan tersebut tidak tepat untuk mencari solusi atas krisis Libya.

“Apa yang terjadi di Libya berbeda dengan tujuan pemberlakuan zona larangan terbang. Dan apa yang kita perlukan adalah melindungi warga sipil dan bukan membombardir mereka,” ujar Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Musa kepada wartawan, seperti dilansir Agence France Presse.

Sebelumnya, 12 Maret, Liga Arab mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberlakukan zona larangan terbang kepada Libya dan menyatakan bahwa Muammar Kadhafi telah kehilangan legitimasinya, setelah menyebut para demonstran berencana untuk menjatuhkan dirinya.

Kecaman serupa juga diungkapkan Presiden Venzuela Hugo Chavez. Dia menuduh serangan Amerika Serikat dan sekutu Eropanya bertujuan untuk merebut minyak yang dimiliki Libya.

Sekutu Chavez dan guru ideologi mereka Fidel Castro juga menyatakan keprihatinan yang sama, sebelum serangan pertama dilancarkan. Para pemimpin garis kiri seperti Bolivia dam Nikaragua juga menuduh negara berkuasa melakukan intervensi atas krisis Libya dan mengincar minyaknya.

Chavez, yang menjadi sekutu dekat Muammar Kadhafi, menyatakan perlunya mediasi untuk mencari solusi atas krisis Libya. Dia juga menyebut bahwa tindakan intervensi Amerika Serikat, Prancis, dan sekutunya “menjijikkan?.
“Jatuhnya lebih banyak korban, akan mengakibatkan perang lebih besar. Mereka (AS dan sekutunya) adalah jagonya perang,” tandas Chavez. “Sangat tidak bertanggungjawab. Dan dibalik itu semua adalah kepentingan AS dan sekutu Eropanya,” tegas Chavez.

“Mereka ingin menguasai minyak Libya. Nyawa rakyat Libya tidak mereka pikirkan,” tambah Chavez. “Sangat menyedihkan bahwa, sekali lagi, kebijakan suka berperang Dinasti Yankee (AS) dan sekutunya kembali diberlakukan. Dan menjijikkannya lagi PBB justru mendukung perang. PBB lebih memilih menyetujui pemberlakuan resolusi daripada membentuk komisi untuk dikirim ke Libya,” katanya.

Bertindak atas dasar resolusi Dewan Keamanan PBB, jet tempur Prancis melepaskan tembakan kepada pasukan Kadhafi, Sabtu (19/3). Sementara kapal perang Amerika Serikat dan Inggris meluncurkan rudal mereka ke pangkalan militer Libya beberapa jam kemudian.

“Kami tahu apa yang akan terjadi. Bom, bom, perang, dan semakin banyak korban jatuh,” papar Chavez dalam pidatonya yang disiarkan melalui televisi di Caracas.

Sementara, Iran juga memperingatkan rakyat Libya untuk tidak percaya dengan “niat baik” kekuatan barat untuk membela mereka menyerang pasukan Kadhafi. Menurutnya, tujuan utama AS dan sekutunya adalah memperluas neo kolonialisme terhadap negara kaya minyak tersebut.

Teheran telah menyatakan dukungannya terhadap perlawanan rakyat Libya terhadap pemerintah dan menyebutnya sebagai kebangkitan Islam di dunia Arab.

Namun sebagai musuh besar Amerika Serikat, yang telah menginvasi dua negara tetangganya, Iraq dan Afghanistan, menaruh kecurigaan intervensi militer Barat di Libya.

“Catatan sejarah dan aksi negara-negara berkuasa dalam menginvasi negara lain menunjukkan bahwa setiap tindakan mereka (AS dan sekutunya) selalu mencurigakan,” terang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Iran, Ramin Mehmanparast seperti dikutip kantor berita ISNA.

Tolak Dievakuasi

Dua mahasiswa asal Indonesia menolak dievakuasi dari Libya. Satu diantara mahasiswa itu diketahui asal Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumatera Utara dan seorang lagi asal Sulawesi. Menurut penelusuran yang dilakukan Sumut Pos, mahasiswa laki-laki itu sedang kuliah di Akademi  Dakwah Islam Internasional di Libya.

MAlfiansyah Harahap, yang sudah dievakuasi dari Libya akibat ketegangan di negara itu, mengenal kedua mahasiswa asal Indonesia itu. Saat dihubungi tadi malam, pria yang sudah 5 tahun menetap di Benghadzi menuturkan, di akademi itu ada 113 mahasiswa Indonesia, termasuk kedua mahasiswa yang hingga kini menolak dievakuasi. Keduanya sudah dibujuk oleh teman-temannya sesama mahasiswa dari Indonesia. Tetapi mereka enggan kembali dengan alasan sedang menyelesaikan kuliah juga karena keamanan mereka dijamin pihak Akademi Dakwah Islam Internasional.

Kedua mahasiswa itu minta namanya tidak disebutkan, karena takut membuat khawatir orangtua mereka. ”Kami yakin kami akan baik-baik saja di sini,” begitu ungkapan kedua mahasiswa tersebut kepada Alfiansyah.
Menurut Alfiansyah juga, kedua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa yang baik dan aktif berkegiatan di kampus. Dan keduanya saat ini berada di tingkat 3, atau saat sedang berusia 23 atau 24 tahun.

Alfiansyah menegaskan, sebelum kembali ke Indonesia, ada dua opsi yang diberikan untuk para mahasiswa Indonesia. Pertama, pemerintah Indonesia memfasilitasi pemulangan, kedua menuruti permintaan pihak kampus dan menjamin keamanannya.

Sejak Alfiansyah kembali ke Indonesia, komunikasi dengan kedua mahasiswa tersebut sudah putus. ”Bahkan sejak saya di Tunisia, internet di Libya sudah putus,” katanya. ”Saya akan mencoba untuk telepon mereka langsung, karena internet yang sudah putus,” ujar Alfiansyah. Setelah dicoba, ternyata keduanya belum bisa dihubungi.
Alfiansyah dan WNI yang dievakuasi dari Libya berada di Tunisia awal Maret lalu. Sementara untuk mengetahui kondisi di Libya, Alfiansyah dan teman-temannya memantau berita dari media online atau TV.

Kepulangan Alfiansyah disambut baik oleh keluarga, terutama sang bunda, Nurhamidah Siregar. ”Saya sempat berpikir, apakah anak saya akan aman. Apakah makanan dan kesehatannya baik-baik saja, karena pemberitaan membuat saya merasa sangat sedih dengan keadaan di Libya,” terang Nurhamidah.(ttg/cak/jpnn/mag-9)