26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15708

Bintang Medan Takluk Lagi

Jika Medan Chiefs sukses menang telak, klub sekotanya Bintang Medan malah terperosok di kandang Semarang United. Anak asuh Michael Feicteinbener itu harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor tipis 3-2.
Di Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (27/2) sore, tuan rumah mencetak tiga gol, masing-masing lewat Amarildo Souza (dua gol) dan Simone Quienteri. Sementara, gol balasan Bintang Medan diceploskan Rochmat Dwi Adi dan An Hyo-yoen.

Begitu laga dimulai, pemain kedua tim langsung menggebrak. Saking semangatnya, laga jadi cenderung keras. Guyuran hujan sejak awal pertandingan tak mampu mendinginkan suasana.

Gol pertama SUFC lahir dari tendangan penalti pada menit ke-5 setelah Amancio Fortes dilanggar kiper Bintang Medan, Decky Ardian Cahyadi. Souza berhasil memanfaatkan peluang itu, 1-0 untuk SUFC. Pada menit ke-24, Quienteri menambah gol untuk timnya usai menerima umpan dari sayap. Dengan kaki kiri, pemain asal Italia itu menceploskan bola ke gawang lawan. Bintang Medang memperkecil ketinggalan enam menit kemudian. Gol yang membuat skor jadi 1-2 itu dicetak Rochmat Dwi Adi.

Memasuki babak kedua, hujan yang terus mengguyur membuat lapangan tambah licin. Permainan kedua tim jadi kurang berkembang. Dalam situasi tersebut Bintang Medan kemudian berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat striker asal Korsel, An Hyo-yoen.

Menanggapi kekalahan ini, Dityo Pramono selaku CEO Bintang Medan mengatakan bahwa timnya masih kurang beruntung. Selain faktor cedera pemain yang jadi soal, kondisi lapangan Stadion Jati Diri juga disoal. “Ya kita memang kurang beruntung. Lapangah becek karena hujan,” kata Dityo. (ful)

Gawat, Jajanan Ancam Anak Sekolah

MEDAN- Dugaan keracunan jananan di Kota Medan dan sekitarnya tak kunjung reda. Belum tuntas kasus keracunan yang satu, telah pula muncul kasus lainnya. Keamanan jajanan anak sudah gawat, tapi tak ada satupun kasus keracunan memiliki titik terang.

penyelesaian, apalagi tuntas. Terkesan semua instansi pemerintah baru sibuk, kalau korban keracunan bersifat massif dan dipublikasi media massa.

Banyaknya kasus dugaan keracunan itu harusnya jadi prioritas untuk dituntaskan. Apalagi korbannya adalah anak-anak. Mereka begitu rentan sebagai korban keracunan, tetapi tidak memiliki seleksi rasional memilih jajanan.
“Sangat mungkin penyebab keracunan satu dari penyebab lain adalah pedagang jajanan anak hanya memikirkan keuntungan tanpa mengindahkan kehigienisan makanan yang dijajakan,” kata Direktur Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Sumut, Farid Wajedi kepada wartawan, Minggu (27/2).

Diungkapkannya, berdasarkan uji petik pada 2010, yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan terhadap jajanan di 4.500 sekolah, sebagian besar mengandung bahan kimia berbahaya seperti boraks, pewarna tekstil dan formalin. Boraks atau asam borat merupakan bahan bersifat antiseptik untuk pembuat detergen yang jika sampai tertelan mengakibatkan gangguan pencernaan, diare, sampai kerusakan ginjal dan kegagalan sistem sirkulasi.
“Bahan kimia ini sering dicampurkan dalam bahan makanan bakso, mi basah, serta kerupuk. Formalin merupakan bahan kimia perekat kayu lapis digunakan untuk mengawetkan tahu dan mi basah. Bila dikonsumsi secara terus-menerus, zat formalin akan menimbulkan gejala diare, sakit kepala, kerusakan hati, jantung, dan otak,” ungkap Farid.
“Dalam menyikapi kejadian tersebut, tentu tidak cukup sekadar meminta orangtua supaya memperhatikan makanan anak-anak mereka. Atau, tidak cukup memberi nasehat anak-anak dibekali makanan dari rumah agar terjamin kehigienisannya,” lanjutnya.

Farid juga mengungkapkan, karena kondisi jajanan anak sudah begitu gawat, pemerintah perlu melakukan langkah antisipasi dengan menggelar razia bersama lintas instansi dengan melibatkan unsur pemerintah, kepolisian, legislatif dan perwakilan masyarakat. “Jika perlu jatuhkan sanksi pidana bagi pelanggarnya,” katanya.
Selain itu, kata Farid, Kementerian Kesehatan dalam hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan BPOM segera menyusun program untuk penelitian dan pengawasan pangan/jajanan di sekolah secara terukur dan berkelanjutan.

Peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), guru dan komite sekolah dalam mengembangkan pola dan menjamin mutu jajanan anak di lingkungan sekolah perlu ditingkatkan.

Lebih lanjut Farid mengatakan, pemerintah perlu memfasilitasi pedagang dan industri rumah tangga melalui kerjasama dengan Badan POM, dinas kesehatan, Puskesmas setempat dan dinas perindustrian untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kantin sekolah, melakukan pembinaan pedagang di kantin sekolah, meningkatkan pengetahuan guru sekolah dan orang tua murid melalui pelatihan (training) tentang zat-zat berbahaya pada makanan, memberikan pelatihan tentang penanganan pangan yang aman kepada para Pedagang Kaki Lima yang sering mangkal di depan sekolah.

“Tentunya upaya ini perlu diusahakan dengan biaya yang relatif murah bila dibandingkan jumlah uang jajan harian yang diterima anak. Kemudian melarang segala bentuk bentuk promosi susu atau makanan jajanan anak di sekolah dengan mengeksploitasi anak-anak dengan dalih apapun.” tandasnya(mag-7)

Pelayanan Gratis Bagi Korban DBD

Penanganan Endemi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Medan sampai sekarang belum maksimal. Buktinya, beberapa waktu lalu terdapat tujuh pekerja bangunan asal Jawa Tengah dann Jawa Barat yang bekerja di PT Torganda di Jalan HM Joni terserang DBD. Seperti apa tanggapan anggota Komisi B DPRD Medan Salman Al Farisi mengenai permasalah DBD tersebut? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos Ari Sisworo dengan Salman Alfarisi, Minggu (27/2).

Apa yang menyebabkan DBD masih mewabah di Medan?

DBD merupakan endemi yang seharusnya memang jadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Pemko Medan. Meskipun dalam kaitannya tidak terlepas dari peran aktif masyarakat. Dalam perkembangannya, DBD ini merupakan salah penyakit yang sangat berbahaya, karena bisa merenggut korban jiwa.

Dari kenyataan yang ada, upaya yang dilakukan Pemko Medan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan belum maksimal. Salah satunya, sejauh ini, pengetahuan dari masyarakat terhadap DBD dan penyebarannya serta penanganan dan antisipasinya, tidak secara keseluruhan diketahui masyarakat. Itu artinya, sosialisasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan tidak memberikan hasil yang baik.

Bagaimana dengan fogging yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan saat ini?

Fogging yang dilakukan selama ini, sudah jadi rahasia umum hanya dilakukan di beberapa rumah saja di satu lingkungan, dan bahkan di satu kelurahan. Kesannya, petugas yang melaksanakan fogging tersebut formalitas saja.

Jadi apa yang harus dilakukan?

Secara tahapan sudah ada sosialisasi, melakukan fogging atau penyemprotan di rumah-rumah warga. Tapi, apa yang dilakukan selama ini terkesan lips service saja. Lakukan pemberantasan dan tindakan antisipatif tersebut dengan cara pendekatan lingkungan. Karena pada prinsipnya, Pemko Medan yang memiliki jajaran hingga ke tingkat kelurahan merupakan motor penggerak pembasmian endemi DBD. Bahkan bukan itu saja, semua persoalan mengenai kesehatan lainnya juga merupakan tanggungjawab dari pemko melalui dinas kesehatannya.

Adakah solusi lainnya?

Secara pribadi, saya pernah mengusulkan, khusus mengenai DBD sebaiknya penderita DBD itu diberi fasilitas berobat gratis di rumah sakit. Fasilitas berobat gratis yang selama ini ada, JPKMS dan Jamkesmas diberikan hanya kepada warga miskin. Kalau dikaji-kaji, penderita DBD ini juga kebanyakan warga miskin. Artinya, pemberian biaya pengobatan gratis itu bisa diberikan kepada keseluruhan warga Medan. Hal ini dikarenakan, apakah ada jaminan kepesertaan JPKMS dan Jamkesmas itu mengakomodir semua warga miskin di Medan. Memang, jumlah peserta di JPKMS dan Jamkesmas mencapai 1 juta jiwa, atau 50 persen dari keseluruhan warga Medan. tapi kembali ke masalah itu, tidak ada jaminan warga miskin itu semua masuk dalam Jamkesmas atau JPKMS. Maka dari itu, menurut hemat saya, ada baiknya kalau keseluruhan warga Medan diberi pelayanan kesehatan secara gratis.

Salah satu contohnya, di Kota Palembang sudah menerapkan seperti itu, begitu juga di salah satu kota di Bali. Mungkin, ini bisa menjadi masukan bagi Pemko Medan. Dengan adanya kebijakan seperti itu, penanganan Gizi Buruk yang masih terjadi di Medan juga bisa terantisipasi. Logikanya seperti ini, kalau nanti ditemukan lagi masalah Gizi Buruk di Medan, itu artinya kepesertaan JPKMS dan Jamkesmas juga belum valid. Karena penderita gizi buruk tidak bisa dipungkiri adalah warga miskin. (*)

SMP Negeri 21 Medan Genjot Try Out, Optimis Lulus UN 100 Persen

Ujian Nasional (UN) tinggal hitungan hari. Hal ini memaksa semua sekolah untuk mempersiapkan semua siswanya dalam menghadapi pesta dunia pendidikan tersebut, termasuk SMP Negeri 21 Medan Jalan Bunga Rampe Kecamatan Medan Tuntungan Kelurahan Simalingkar B Medan.

Tentunya SMP Negeri 21 Medan ingin mengulang kiprah mereka pada tahun pelajaran (TP) 2009/2010 lalu dengan hasil yang maksimal yakni 100 persen lulus UN. Kepala SMP Negeri 21 Medan Marita Yetti SPd MM didampingi Wakil Drs Rela Ginting mengatakan, try out yang digelar sejak 3 bulan terakhir ini dimaksudkan untuk melihat sudah sejauh apa kemampuan siswa menjawab berbagai soal mirip UN. “Dengan begitu kita bisa mengevaluasi pembelajaran yang selanjutnya akan diberikan kepada mereka,” terangnya, Sabtu (26/2).

Lebih lanjut, Marita menegaskan, siswa akan terus digenjot untuk mengikuti try out hingga menjelang UN. Untuk pelaksanaan try out ini kami melakukan kerjasama dengan Penerbit Madju, baik dari pembuatan soal, pemeriksaan hingga pengumuman hasil. “Namun, sebelum soal diujikan, kami tetap mengkonfirmasikan soal-soal tersebut ke Disdik Medan. Karena tak semua soal bisa diujikan langsung ke siswa, harus sesuai prasyarat dan tingkatan yang telah diatur oleh Disdik Medan,” jelasnya. Tak hanya try out yang diberikan ke siswa, tambah Rela, tapi juga les tambahan yang intensitasnya 2 kali seminggu. “Yakni pada Senin dan Rabu.

Jadi setiap setelah try out, di les tambahan inilah kembali dievaluasi setiap kelemahan siswa dalam menjawab soal try out. Mereka lebih dimatangkan di sini,” tegasnya.

Marita kembali menjelaskan dengan didukung berbagai fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di sekolah, pihaknya berharap setiap siswa mampu menggunakan fasilitas yang tersedia tersebut secara maksimal. “Saat ini kami telah memiliki laboratorium komputer dengan 40 unit komputer monitor LCD. Laboratorium bahasa dengan 19 unit komputer monitor LCD, laboratorium IPA dan perpustakaan,” ujarnya.

Saat ini SMP Negeri 21 Medan memiliki 812 siswa yang diasuh 68 guru yang sudah sarjana dan seorang diantaranya telah S-2.  “Guru-guru juga selalu diarahkan untuk mengikuti berbagai seminar, lokakarya dan workshop, baik di Kota Medan maupun luar kota.

Hal ini diharapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan guru yang berimbas kepada peningkatan mutu siswa pula,” kata Marita.

SMP Negeri 21 Medan juga memiliki 1 program unik bagi siswa baru atau kelas VII, yakni studi tour ke tempat wisata dalam mengimplementasikan pelajaran IPA langsung ke lingkungan hidup. “Sangat tepat waktunya, siswa kelas VII sebanyak empat kelas dari tujuh kelas yang ada, hari ini (26/2) berangkat ke Kebun Binatang Medan.
Jaraknya kebetulan memang dekat dengan sekolah kami, jadi ini menjadi satu kesempatan yang baik dalam memberikan pengalaman sekaligus mental kepada siswa. Karena tak hanya dituntut mengenali hewan-hewan, siswa juga bisa menikmati out bond yang dipandu oleh guru juga petugas kebun binatang,” jelas Marita.

Sekolah yang telah berdiri sejak 1983 ini telah meghasilkan 4000-an lebih alumni yang kini berkiprah diberbagai bidang kerja termasuk kepemerintahan. Dan tak sedikit pula alumni yang memberikan bantuan kepada sekolah untuk peningkatan mutu siswa, baik dari segi penambahan ataupun pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana baru. “Seperti musala kami yang kini sudah cukup besar untuk menampung siswa dan guru untuk beribadah setiap harinya yang dibangun di kompleks sekolah. Ini merupakan bantuan dari alumni, komite sekolah, para guru juga pemerintah kota,” papar Marita. Rela menambahkan, peran alumni dalam penignkatan mutu pendidikan di sekolah cukup besar dan sangat diharapkan.

“Siapa lagi yang bisa cukup pedli dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini selain para alumni dan sekolah sendiri? Jadi, perhatian-perhatian seperti itu sangat kami harapkan dari para alumni,” katanya. (saz)

Datang Langsung Menang

Chong Wei Yakin Bisa Antarkan SGS Juara

SURABAYA – Sangkuriang Graha Sarana (SGS) PLN Bandung semakin menakutkan pada Djarum Superliga Badminton Indonesia 2011. Itu terjadi setelah pebulu tangkis nomor satu dunia Lee Chong Wei benar-benar bergabung dengan klub yang ber-home base di Kota Kembang tersebut.

Dalam penampilan perdana kemarin (23/2) di DBL Arena, Surabaya, Chong Wei membuktikan kualitasnya. Pebulu tangkis asal Malaysia itu menundukkan tunggal pertama Jaya Raya Adi Pratama dengan skor 21-14, 21-13. Padahal, dia belum sekali pun menjajal lapangan. “Maaf, saya terlambat datang ke sini. Bersamaan tiga hari pertama even ini, saya punya jadwal turnamen di Malaysia,” ujarnya.

Soal pertandingan, Chong Wei menilai, Adi memang bukan kelasnya. Karena itu, dia tidak menuai masalah meski belum mendapatkan atmosfer pertandingan. Yang menggembirakan, dia berjanji tampil di SBI hingga partai final.
Kedatangan Chong Wei membuat Taufik Hidayat tergeser menjadi tunggal kedua. “Saya datang ke sini untuk menambah motivasi tim dan meningkatkan pamor superliga agar ke depan semakin ramai. Kebetulan, saya juga tidak punya jadwal. Saat Taufik meminta saya ke sini, saya siap saja,” jelas pria kelahiran Penang, 21 Oktober 1982, tersebut.

Chong Wei tidak mau merinci nilai kontrak yang diterima dari SGS. “Itu bukan semata-mata soal nilai uang. Yang jelas, nilainya jauh dari yang saya peroleh pada liga di Tiongkok,” jelas pebulu tangkis yang pernah menjadi juara All England tersebut.

Kehadirannya membuat SGS semakin kuat. Sebelumnya, SGS mengandalkan Taufik sebagai tunggal pertama. Pada tiga laga perdana, SGS belum pernah kalah. Hebatnya, saat Taufik tidak hadir di lapangan, SGS tetap mampu menuai kemenangan. Mereka mengalahkan tim tuan rumah Jaya Raya Suryanaga 1-4.

Pada pertandingan itu, SGS memercayakan tunggal pertama kepada Alamsyah Yunus. Torehan tersebut mengukuhkan posisi SGS sebagai pemuncak klasemen sementara kelompok putra. Dengan kondisi itu, Chong Wei optimistis SGS bisa menjadi juara SBI 2011.

Pada laga tadi malam, Taufik juga berperan atas kemenangan SGS. Dia menumbangkan Hermansyah 23-21, 13-21, 21-11. Sebelumnya, ganda pertama Hendri Kurniawan Saputra juga menyumbangkan angka dengan memenangi pertandingan melawan Bona Septano/Rizki Deli Nugraha 21-14, 21-19. Ganda kedua Chayut Tryacart/Flandy Limpele juga tampil cemerlang dengan menundukkan Agripina Prima/Angga Pratama 17-21, 21-18, 21-14. Tomy Sugiarto menutup pertandingan dengan mengalahkan Ichwan Noor Yudha 21-9, 21-7.
Pada babak penyisihan, SGS tinggal menyisakan dua laga lagi. Yakni, kontra Djarum Kudus hari ini (24/2) dan melawan Musica Champion besok (25/2). “Kami harus maksimal mendapatkan kemenangan di pertandingan sisa,” ujar Mulyo Hadi, pelatih SGS.

Dengan kondisi tersebut, tinggal perebutan peringkat kedua yang masih seru. Tangkas dan Suryanaga harus ngotot pada laga yang tersisa untuk memastikan tiket final. (vem/c12/ang/jpnn)

Konser String di Medan Hipnotis Penonton

Beberapa tahun belakangan ini, sejumlah grup vokal yang personelnya terdiri dari kaum perempuan mulai bermunculan. Sebut saja T2, Mahadewi, She, Lima Bidadari dan beberapa lainnya.

Kini, satu grup vokal lagi muncul menyemarakkan dunia musik Tanah Air. Mereka menamakan dirinya String. Grup vokal asal Jakarta ini berformasikan empat perempuan cantik dan enerjik yakni, Araky, Noni, Shaqe dan Dewa.
Dalam waktu dekat ini, String bakal merilis album berisi delapan lagu. Tak hanya itu, String juga telah menelurkan tiga single. “Dalam waktu dekat, album kami yang beraliran genre pop akan selesai. Saat ini kita masih dalam proses penyelesaian,” ujar Araky sesaat sebelum tampil di Barcelona Entertainment, Jumat malam (25/2).

Di Barcelona Jalan Williem Iskandar, Komplek MMTC No 23-28 Medan, String menjadi bintang tamu dari salah satu produsen rokok ClasMild. Dalam even tersebut, String membuat terhenyak para pengunjung Barcelon Cafe, dengan beberapa lagu yang mereka bawakan. Beberapa diantaranya, tembang manis milik Dewa dan single-single String sendiri.

Pada kesempatan itu, String juga membawakan lagu lawas Cinta Anak Kampung dan All Around yang dibawakan String mampu membuat pengunjung Barcelona larut. Ditambah lagi dengan koreografi yang ditampilkan String, seolah menghipnotis para pecinta musik yang hadir saat itu.

Mengenai konsep yang diusung String, Araky yang merupakan pentolan String menyatakan, String berbeda dengan T2, Mahadewi atau grup vokal lainnya. Perbedaannya, String mengandalkan konsep perpaduan antara tarian (koreografi) dan nyanyian. Perbedaan lain, sambung Araky, masing-masing personil juga memiliki ciri khas tersendiri dan berpadu dalam satu wadah.

Tampil di Barcelona Cafe merupakan gelaran pertama mereka di Medan. “Ini kali pertama kita tampil di Medan dan apresiasi masyarakat sangat bagus,” katanya.
Pada penampilan malam itu, Araky Cs didampingi band asal Medan.(ari)

Ada yang Tegang, Ada juga yang Menangis

Lomba Baca Puisi Islami Ibu-ibu Perwiridan se-Kota Medan

Ada yang unik dari perlombaan baca puisi yang digelar Yayasan Pendidikan Hikmatul Fadillah, Jalan Denai Medan, Minggu (27/2). Lomba puisi kali ini khusus diperuntukkan bagi kaum ibu se-Kota Medan. Seperti apa?

Peserta lomba puisi ini terdiri dari ibu-ibu pengajian. Mereka membaca puisi secara berkelompok. Setiap kelompok, terdiri dari 5 orang. Tema puisi yang dibacakan adalah puisi religi.

Sejumlah penonton yang hadirn menyaksikan penampilan ibu-ibu perwiritan ini dengan tersenyum. Pasalnya, mimik wajah ibu-ibu perwiridan itu memang cukup beragam dalam menjiwai puisi yang dibacakan. Ada yang dengan semangat tinggi, ada juga yang sampai meneteskan air mata, sangkin menjiwai puisi tersebut.

Penonton yang menyaksikan perlombaan tersebut juga sempat larut dalam bacaan puisi tersebut. Bahkan, sejumlah penonton sempat terpaku mendengarkan bait-bait puisi yang dibacakan.

Saat MC menggil kelompok peserta, penonton bersorak gembira, khususnya para pendukung mereka yang sengaja datang untuk memberikan dukungan. Para pendukung ini bukan cuma dari sesama ibu-ibu pengajian, tetapi juga datang dari para anak peserta yang turut hadir.“Acara ini untuk meningkatkan silatuhrahmi sesama kaum ibu. Biasanya, lomba baca puisi ini diperuntukkan bagi anak-anak mulai tingkat TK hingga SMP. Tapi kali ini, kita sengaja membuat perlombaan yang sedikit berbeda. Kita mengundang ibu-ibu perwiridan se-Kota Medan, 21 kecamatan dalam acara ini,” ujar Hikmatul Fadillah kepada wartawan Sumut Pos di sela-sela acara, Minggu (27/2).

Disebutkannya, tema puisi ditentukan oleh panitia. “Setiap bait puisi mempunyai pesan agama, sosial dan pesan moral,” ungkapnya lagi. Melihat antusias peserta dan penonton, Himatul Fadillah mengaku gembira dan bangga.
Lebih lanjut diungkapkannya, selain menggelar lomba baca puisi untuk kaum ibu, pada Maret mendatang, yayasan ini juga akan menggelar lomba busana muslim yang pesertanya juga dari kaum ibu yang lanjut usia. “Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian kita terhadap kaum ibu yang ingin menunjukkan kreatifitasnya serta kemampuan yang ada untuk ditunjukkan kepada penonton yang menyaksikan acara ini,” tandasnya.

Untuk lomba baca puisi ini, ungkap Fadillah, hadiah yang diperebutkan cukup menarik. Bagi juara 1 akan diberikan bingkasan serta unag tunai Rp750.000, juara 2 bingkasan serta uang tunai Rp500.000, serta juara 3 mendapatkan bingkasan serta uang tunai Rp250.000.(*)

Ditelepon, Hanas Demam

Dugaan Korupsi Bagian Humas Pemko Medan Rp2,049 Miliar

MEDAN- Mantan Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemko Medan yang saat ini menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Kadispora) Medan Hanas Hasibuan mengaku meriang alias demam karena tersangkut kasus dugaan penyelewengan dana APBD 2010 yang diperiksa Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan. Pengakuan tersebut diungkapkannya sendiri kepada Sumut Pos, Minggu (27/2).

“Karena berita ini, keluarga-keluarga saya menelpon saya untuk menanyakan kebenarannya. Saya beritahu mereka mengenai persoalan ini. Dan mereka juga saya beritahu, media itu adalah sebagai kontrol sosial. Jum’at (25/2) lalu, setelah saya mendampingi Wali Kota Medan Safari Jumat ke Medan Utara, saya meriang. Yah, demam-demam gitu lah. Karena berita inilah. Jadi maaf, kalau waktu itu saya tidak bisa mengangkat telepon. Yang mengangkat telepon waktu itu, supir saya,” ujarnya.

Selanjutnya, Hanas kembali membantah, adanya penyelewengan di Humas Pemko Medan. Dikatakannya, salah satu item yang dipermasalahkan yakni, pengadaan buku bacaan dan perundang-undangan senilai Rp910 juta, saat ini tersisa Rp10 juta. Jadi, yang terpakai hanya Rp900 juta. Dan sisanya itu telah dikembalikan.

Dana Rp900 juta itu, termasuklah biaya pembayaran uang berlangganan koran sebanyak 78 media. Uang sisa Rp10 juta itu, awalnya diperuntukkan untuk pengadaan buku UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) No 14 tahun 2008 yang akan disebarkan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta para camat dan lurah. “Karena tidak jadi pengadaan itu, makanya uangnya dikembalikan,” katanya.

Mengenai Anggaran penyediaan bacaan buku kliping dari surat kabar, majalah dan tabloid sebesar Rp100 juta (dinaikkan menjadi Rp135 juta pada Perubahan APBD 2010), Hanas menjelaskan, adanya penambahan jumlah kliping koran dari 5 menjadi 9 yang peruntukan kliping tersebut bagi Wali Kota Medan, Wakil Wali Kota Medan, Sekda Medan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Medan, Inspektorat Kota Medan dan ke empat Assisten Pemko Medan. Untuk dana ini, telah habis semua karena telah dipergunakan untuk pembuatan kliping koran. “Karena ada penambahan ini, makanya ditambah di PAPBD 2010,” kilahnya.

Lebih lanjut Hanas mengungkapkan mengenai anggaran penerbitan buku petunjuk telepon sebesar Rp104.280.000. Dia menyatakan, anggaran ini tidak dicairkan dan tidak digunakan.

“Buku telepon itukan diberikan pihak yang menjadi langganan telepon Pemko Medan secara gratis, dan begitu pula dengan pelanggan telepon lainnya. Jadi, ketika pihak yang menjadi langganan telepon itu meminta untuk dibayar, maka kami tidak mau membayarnya. Dan dana itu juga tidak jadi dikeluarkan. Itu karena anggarannya sudah ada di bagian lain,” ungkapnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang staf di Humas Pemko Medan yang enggan disebutkan namanya. “Untuk pengajuan itu saja tidak lewat dari dewan. Jadi, tidak bisa dicairkan dan digunakan,” katanya.

Pada kesempatan itu juga, Hanas menjelaskan mengenai biaya perjalanan dinas. Menurutnya, perjalanan dinas telah sesuai dengan aturan dan tidak ada yang diselewengkan. Diketahui, untuk biaya perjalanan dinas yang merupakan kegiatan peliputan dari Humas Pemko Medan saat mendampingi aktivitas Wali Kota Medan Rahudman Harahap.
Besarannya dikatakan Hanas, untuk pejabat Humas Pemko Medan golongan IV menerima Rp90 ribu untuk satu kali kegiatan. Golongan III menerima Rp70 ribu dan Golongan II menerima Rp40 ribu. Petugas-petugas tersebut antara lain, dokumentasi foto dan rekaman kegiatan serta rilis berita kegiatan.

Sementara staf di Humas Pemko Medan yang enggan disebutkan namanya tadi menyatakan, untuk nominal anggaran pembuatan press rilis sebesar Rp45 juta dan menjadi Rp60 juta di PAPBD 2010. Saat ini tersisa Rp34 juta dan telah dikembalikan ke kas daerah.

Dari keterangan lainnya yang diperoleh, ada penambahan di PAPBD 2010, ternyata ada mata anggaran yang penambahannya tidak diketahui Humas Pemko Medan. Tapi, adanya perubahan itu dibiarkan saja. Mata anggaran tersebut adalah pemeliharaan alat tulis kantor yang awalnya sebesar Rp15 juta dan menjadi Rp66 juta lebih di P APBD 2010. Nominal tersebut saat ini tersisa Rp62 juta.

Hanas sendiri kembali menegaskan, apa yang dilakukannya selama ini menjadi telah sesuai dengan keputusan yang ada yakni, Keppres No 80 Tahun 2003 yang sekarang menjadi Keppres 56 Tahun 2008 tentang pengadaan barang dan jasa.

Terkait uang iklan ucapan selamat atas pelantikkan Wali Kota Medan Rahudman dan Wakilnya Dzulmi Eldin terhadap beberapa media, Hanas menyangkal bahwa dirinya telah menjanjikan akan membayar uang iklan tersebut.
“Uang iklan dan papan bunga tidak dianggarkan di APBD. Saya pernah menyarankan kepada wartawan yang mengenai iklan tersebut, sebaiknya langsung saja ke SKPD terkait. Tapi karena didesak, makanya saya iya kan saja. Jadi saya tegaskan, uang iklan itu tidak bisa dibayar, karena dikhawatirkan akan menjadi temuan. Kembali saya tegaskan, saya tidak pernah menjanjikan akan membayar uang iklan itu,” tegasnya.

Di akhir kesempatan, Hanas mengaku pasrah atas bergulirnya persoalan yang menerpa dirinya tersebut. “Jika diproses kejaksaan ya silahkan saja. Kalau ada yang fiktif, pasti saya tidak berani keluar rumah. Tapi saya tetap beraktifitas di luar rumah,” paparnya.(ari)

Ketua BKD dan Baleg Lowong

MEDAN- Di awal 2011 ini, kondisi DPRD Kota Medan semakin tidak jelas. Setelah Badan Kehormatan Dewan (BKD) tidak lagi memiliki ketua, kini giliran Badan Legislasi (Banleg) juga mengalami nasib yang sama.

Ketiadaan ketua di dua badan kelengkapan dewan ini terjadi sejak 22 Februari 2011 lalu. Kondisi seperti ini, dikarenakan dua Surat Keputusan (SK) pengangkatan kedua pimpinan badan tersebut telah berakhir pada tanggal yang sama.

Surianda Lubis SAg saat dimintai konfirmasi wartawan, Minggu (27/2) membenarkan hal tersebut. Surianda menyatakan, dirinya tidak lagi menjabat sebagai Ketua Baleg DPRD Medan, merujuk pada SK yang berkahir pada 22 Februari 2011 lalu.

“Secara administrasi, sesuai dengan SK pengangkatan Ketua Banleg, jabatan saya sebagai ketua sudah berakhir, namun jika merujuk kepada ketentuan Baleg menjabat 2,5 tahun,”n ungkapnya.

Kendati begitu, Surianda menyatakan, kondisi tersebut tidak akan mengganggu rutinitas dan kinerja Baleg. Surianda mengaku, dirinya bersama anggota dewan lainnya yang berada di Baleg masih bekerja seperti biasa. “Soal itu tidak ada masalah, kami (Baleg) bekerja seperti biasa,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) Burhanuddin Sitepu juga mengakui dirinya tidak lagi menjabat sebagai Ketua BKD. “Kalau itu sudah jelas, sesuai dengan SK saya tidak lagi sebagai Ketua BKD terhitung sejak 22 Februari 2011 kemarin,” ungkapnya.

Burhanuddin menuturkan, sebelum ada SK pemberhentian dan proses paripurna pemberhentian sebagai Ketua BKD, dirinya masih terus bekerja sebagai Ketua BKD hingga diangkatnya Ketua BKD yang baru.

Terkait hal itu, Ketua DPRD Medan Amiruddin menyatakan, pihaknya akan segera membawa permasalahan ini ke rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Medan dalam waktu dekat ini. “Dalam waktu dekat ini peroalan itu akan kami bawa ke Bamus untuk segera dibahas,” tuturnya singkat.

Wakil Ketua DPRD Medan Ikrimah Hamidy mengungkapkan, kekosongan Ketua BKD dan Ketua Baleg akan segera diparipurnakan pada 21 Maret 2011 mendatang. Paripurna itu sendiri akan bersamaan dengan perubahan komposisi komisi-komisi DPRD Medan.

“Sudah tidak ada masalah, BKD dan Baleg akan diparipurnakan pada 21 Maret 2011 mendatang bersama penetapan komposisi komisi-komisi,” ungkapnya.(ari)

Bripka Iswanto Terancam Pecat

Polisi Selingkuh Umbar Peluru

MEDAN- Aksi obral peluru yang dilakukan Bripka Iswanto, personel Polsek Patumbak untuk menakuti selingkuhannya berbuntut panjang. Meski Abi, selingkuhan Iswanto tidak melaporkan kejadian itu, namun kasus tersebut tetap diproses di Unit P3D Polresta Medan. Pasalnya, Bripka Iswanto diduga telah melakukan dua pelanggaran.

“Tindakannya sudah menjelekkan nama Polri. Jadi, polisi tersebut sudah melakukan dua pelanggaran, yaitu mempunyai simpanan dari istri yang sah sesuai dengan PP No 10 tahun 1983 tentang izin perkawinan atau pernikahan bagi PNS dan disiplin Polri,” ujar Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Heri Subiansaori, Minggu (27/2).
Dijelaskanya, tidak diperkenankan polisi menggunakan senjata tidak pada tempatnya dan melampaui kewenangannya. Polri punya prinsip, gunakan kewibawaan untuk senjata dan jangan dijadikan senjata untuk kehormatan. “Dalam melumpuhkan pelaku tindak kriminaln boleh gunakan senjata asal tidak melanggar undang-undang,” ucap Heri lagi. Dikatakannya, atas tindakan anggota tugas luar (TL) Polsek Patumbak tersebut, Unit P3D akan segera memeriksa Iswanto.

“Seorang anggota polisi untuk dapat menggunakan senjata harus melalui proses psychotest untuk mengetahui kapan dan tempat dalam menggunakan senjata. Jadi bukan asal-asalan saja menggunakan senjata,” cetusnya.
Ditegaskannya, untuk sanksi pemecatan terhadap Bripka Iswanto masih menunggu hasil pemeriksaan. “Hanya gara-gara WIL (wanita idaman lain, Red) anggota tersebut menembak. Hampir 60 persen polisi melakukan pelanggaran karena perempuan. Jadi untuk Bripka Iswanto, senjatanya akan segera ditarik. Walaupun tidak ada laporan tetap akan kita proses,” beber Heri.

Sementara, Kapolsek Patumbak Kompol SW Siregar yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih memeriksa Iswanto. “Masih dalam pemeriksaan. Jadi kita lidik dulu. Kan belum pasti dia melakukan hal tersebut. Jadi kita lidik dulu ya,” kata Siregar saat dikonfirmasi via ponselnya.

Sedangkan Kanit P3D Polresta Medan AKP Subeno belum dapat dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi via ponselnya, tidak diangkat. Ketika di SMS juga tidak membalas.(mag-1)