SIDANG: Alvis Ahmad Alfian, terdakwa kasus sabu menjalani sidang dakwaan secara virtual, Senin (7/6).agusman/sumut pos.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Alvis Ahmad Alfian (26) terancam mendapat hukuman pidana mati. Warga asal Jawa Timur ini didakwa menjadi kurir sabu seberat 22 kilogram (kg) dari Medan menuju Surabaya, dalam sidang virtual di Ruang Cakra 9 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (7/6).
SIDANG: Alvis Ahmad Alfian, terdakwa kasus sabu menjalani sidang dakwaan secara virtual, Senin (7/6).agusman/sumut pos.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Maria F Tarigan menguraikan dalam dakwaannya, berawal pada 10 Januari 2021, terdakwa berangkat dari Bandara Juanda Surabaya menuju Medan. Terdakwa lalu menchat Atta mengabarkan terdakwa telah tiba di Bandara Kualanamu.
“Atta kemudian menyuruh terdakwa mencari penginapan. Kemudian esok harinya, Atta menchat terdakwa dan menyuruh untuk menunggu. Selanjutnya pada 12 Januari 2021, terdakwa disuruh untuk mencari Halte Bus ALS di Jalan Sisingamangaraja,” ujarnya dihadapan hakim ketua, Murni Rozalinda.
Lebih lanjut, setibanya di halte tersebut, Atta kemudian mengarahkan terdakwa menunggu mobil sedan merah, yang didalam bagasinya terdapat 22 bungkus plastik kemasan teh cina berisi sabu seberat 22 kg. Tak berapa lama, sedan yang ditunggu tiba dan terdakwa lalu mengambil koper warna cokelat dari dalam bagasi mobil tersebut.
Kemudian, usai menerima barang haram tersebut, terdakwa kembali ke penginapan. Pada 13 Januari 2021 dinihari, terdakwa langsung berangkat menuju Pool Bus ALS dengan membawa sabu tersebut menuju Surabaya. Namun naas, saat hendak masuk ke loket bus tersebut, terdakwa sudah ditunggu dua petugas Ditresnarkoba Polda Sumut.
Terdakwa langsung ditangkap, yang sebelumnya telah mendapat informasi dari masyarakat. Petugas menemukan barang bukti sabu seberat 22 kg yang dibungkus dalam teh cina.
“Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (2) UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,” pungkas JPU. (man/azw)
DIGIRING: Para pelaku jual beli vaksin Covid-19 ilegal saat digiring Poldasu untuk ditahan. istimewa/sumutpos.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dugaan jual beli vaksin Covid-19 secara ilegal masih dalam penyidikan di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut).
DIGIRING: Para pelaku jual beli vaksin Covid-19 ilegal saat digiring Poldasu untuk ditahan. istimewa/sumutpos.
Kasus yang telah menyeret 4 tersangka, dan diperiksanya 11 saksi, termasuk mantan dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Plt Kadinkes) Sumut serta Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Tanjunggusta Klas 1 Medan sempat menjadi perhatian publik.
Pasalnya, selain melibatkan para pejabat di Pemerintahan Sumut, kasus jual beli vaksin ilegal ini juga telah merugikan masyarakat dan negara, karena terkait dugaan tindak pidana korupsi.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, hingga kini kasusnya masih dalam penyidikan. Yang ditetapkan tersangka masih empat orang. Kemudian setelah itu diperiksa saksi-saksi masih 11 orang, termasuk mantan dan Plt Kadinkes Sumut serta Karutan Tanjunggusta Medan.
“Kasusnya masih dalam penyidikan. Belum ada bertambah tersangka. Nanti jika ada update terbaru akan kita sampaikan,” kata Hadi kepada Sumut Pos di Medan, Senin (7/6).
Adapun, kasus ini terkuak dari pelaksanaan kegiatan pemberian vaksin Covid-19 yang tidak sesuai peruntukannya kepada beberapa kelompok masyarakat, yang terjadi di Club House Perumahan Jati Residence, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Medan, pada Selasa, 18 April 2021, dan juga di Perumahan Cemara, Perumahan Citra Land Bagya, di Jalan Palangkaraya dan Komplek Puri Delta Mas Jakarta. Empat orang ditetapkan tersangka, yakni SW, dr IW, KS dan SH. (mag-1/azw)
SABU TAK BERTUAN: Polisi memaparkan sabu 57 kg tak bertuan di Sungai Luang Asahan, beberapa waktu lalu.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Propam Polda Sumut) memanggil delapan personel dari Kepolisian Resor (Polres) Tanjungbalai, Sumut untuk menjalani pemeriksaan di Mapolda Sumut, Senin (7/6).
SABU TAK BERTUAN: Polisi memaparkan sabu 57 kg tak bertuan di Sungai Luang Asahan, beberapa waktu lalu.
Pemanggilan tersebut, terkait penemuan Narkotika jenis sabu-sabu seberat 57 Kg, di perairan Sungai Luang, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan, pada Rabu (19/5) lalu. Namun, disayangkan penemuan barang terlarang itu, tidak diketahui pemiliknya alias tak bertuan.
Adapun, ke delapan personel yang dipanggil, di antaranya tiga berasal dari Polair dan lima dari Satresnarkoba Polres Tanjungbalai.
Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengatakan, pemanggilan delapan personel dari Polres Tanjungbalai, terkait dengan penemuan sabu-sabu seberat 57Kg tersebut, untuk dimintai klarifikasinya.
“Sedang dilakukan klarifikasi terhadap anggota Polair dan Satnarkoba Tanjungbalai oleh pihak Propam Polda Sumut,” katanya kepada sejumlah wartawan di Medan.
Namun demikian, MP Nainggolan tidak merinci lebih jauh perihal pemanggilan itu. Dia juga belum bersedia merinci identitas ke delapan personel yang dipanggil.
Diketahui, pihak kepolisian menyita 57Kg sabu-sabu tak bertuan yang diangkut menggunakan perahu bermesin di perairan Sungai Lunang, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan, Rabu (19/5).
Petugas yang berpartroli saat itu curiga terhadap perahu bermesin yang melintas di pinggir Sungai Asahan menuju Sungai Lunang. Selanjutnya, perahu tersebut dikejar petugas dan ditemukan bersandar di tangkahan swasta milik masyarakat di Sungai Lunang. Sedangkan kedua laki-laki yang ada di kapal naik ke darat dan melarikan diri.
Saat dilakukan penggeledahan, petugas menemukan barang bukti 57 kg sabu-sabu yang terdiri dari 41 bungkusan warna hijau merk Qing Shan dan 16 bungkus warna kuning merek Guanyinwang.
Selain sabu-sabu, petugas juga menyita 1 unit perahu dan tas tempat penyimpanan sabu-sabu yang kemudian diboyong ke Polres Tanjungbalai guna penyelidikan lebih lanjut. (mag-1/azw)
TEWAS: Seorang santri Pondok Pesantren Darularafah Raya tewas dan disemayamkan di rumah duka di Aceh Tamiang, Minggu (6/6).
DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Dunia pendidikan di Sumatera Utara (Sumut) tengah menjadi sorotan publik. Karena, terjadi penganiayaan terhadap seorang santri berinsial FW (14) yang tewas saat menimba ilmu di Pesantren Darularafah Raya, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (5/6) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
TEWAS: Seorang santri Pondok Pesantren Darularafah Raya tewas dan disemayamkan di rumah duka di Aceh Tamiang, Minggu (6/6).
Pelaku penganiayaan adalah senior korban, berinsial APH (17). FW tewas diduga setelah dipukul APH dibagian dada. Sehingga jatuh tersungkur dan dibawa ke klinik pesantren, lalu dinyatakan meninggal dunia. Peristiwa ini, menjadi catat buruk dunia pendidikan di tanah air ini.
Untuk pelaku, APH sudah diamankan petugas kepolisian dari Polsek Kutalimbaru. Sedangkan, korban yang merupakan warga Desa Benua Raja, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Medan untuk menjalani otopsi.
Pimpinan Darul Arafah Raya, Ustadz Harun Lubis menjelaskan bahwa peristiwa penganiayaan tersebut, merupakan permasalahan pribadi antara korban dengan pelaku. ”Bukan perkelahian. Jadi sifatnya karena masalah pribadi senioritas. Dan itu satu orang pelakunya,” sebut Harun, Senin (7/6).
Harun menjelaskan insiden terjadi di luar asrama. Namun, masih dalam areal pesantren. Saat itu, sedang dilakukan absen terhadap santri pada malam hari.
“Selesai belajar malam, karena memang kita lagi memang sedang ujian semester. Jadi selesai belajar malam, itu ada waktu pengabsenan. Jadi anak-anak yang belajar malam baik di depan asrama, maupun yang di luar asrama, kita kumpulkan. Nah di situ mereka kejadiannya,” jelas Harun.
Sehingga, peristiwa berujung maut itu. Harun menilai permasalah personal antara pelaku dengan korban. Ia mengatakan menyerahkan keseluruhan proses hukum kepada pihak kepolisian dan siap untuk membantu proses penyeledikan.
“Iya, dalam arti kata memukul. Kalau informasi dari teman-temannya hanya sekali (memukul). Ini informasi sebelum kepolisian, kalau BAP, kami belum tahu,” tutur Harun.
Korban yang diduga dipukul dibagian dada tersungkur dan kemudian. Dibantu teman-teman FW membawanya ke klinik di pesantren tersebut. Harun mengatakan dokter bertugas di pesantren korban sudah meninggal dunia.”Yang kita hadapi, dokter yang menyatakan (korban) meninggal,” sebut Harun.
Harun mengatakan akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang dan Kementerian Agama (Kemanag) Kabupaten Deliserdang untuk menyikapi permasalah ini.
“Terduga pelaku, kalau disesuaikan dengan disiplin, kita penganiayaan saja sudah termasuk pelanggaran berat. Pasti akan ada sanksi yang paling berat. Cuma kita akan berkoordinasi dengan pemerintahan setempat. Pihak kementerian agama, untuk menyikapi status anak kita ini. Supaya tidak menimbulkan masalah baru,” pungkas Harun.
Terpisah, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Deliserdang, Junaidi menilai kasus tewasnya, seorang santri di tangan kakak kelas di Pesantren Darularafah Raya, diduga ada kelalaian dalam pengawasan anak didik oleh pihak pengurus pesantren.
“Saya selaku Ketua LPA Deliserdang mengutuk keras peristiwa penganiayaan dilakukan kakak kelas terhadap santri pria yang berujung meninggal dunia,” sebut Ketua Deli Serdang, Junaidi dalam keterangan tertulis, kemarin.
Untuk itu, Junaidi minta Kementerian PPPA segera cabut status pesantren tersebut, ramah anak pada pesantren Darul Arafah. Ia mengungkapkan rasa ironis melihat pengawasan lemah dilakukan pengurus pesantren tersebut pada malam hari. Karena, seharusnya, sudah bisa dilakukan pencegahan. Bila pengawasan benar-benar dilakukan dengan baik. Jika ada permasalahan antara santri.
“Diberikannya status pesantren ramah anak di Darul Arafah Raya. Agar setiap santri baik pria dan wanita mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan. Begitu juga dengan hak-hak anak dalam proses pembelajaran di sana. Tetapi, hal tersebut berbanding terbalik dengan fakta sebenarnya,” tutur Junaidi.
Junaidi menganalisis terlalu mahal nyawa seorang santri tewas dalam menimba ilmu. Karena, diduga lemahnya pengawasan sehingga menimbulkan kekerasan dalam lingkungan pesantren tersebut.
“Kejadian tersebut masih berada di ruang lingkup pesantren. Lantas, bagaimana pengawasan pengajar serta pimpinan Pesantren Darul Arafah Raya sehingga bisa terjadi penganiayaan sampai menghilangkan nyawa santri pria,” ujar Junaidi
Atas kejadian ini, Junaidi juga meminta pimpinan Pesantren Darul Arafah Raya, H Harun Lubis bertanggungjawab. Baik secara moral maupun peraturan perundang-undangan.
“Para orangtua menitipkan anak-anaknya ke pesantren agar menimba ilmu agama dan karakter religius. Namun, harapan wali santri pasti menuai kekecewaan yang mendalam,” jelas Junaidi.
Junaidi menambahkan peristiwa ini, menjadi catatan khusus bagi pengurus pesantren tersebut, untuk melakukan pembenahan manajemen pendidikan hingga pengawasan aktivitas santri pada malam hari.
“Di mana, bisa terjadi penganiayaan sampai menghilangkan nyawa peserta didik tak diketahui oleh pihak Darul Arafah Raya. Oleh karenanya, kepala yayasan H Harun Lubis jangan berdiam diri dan bertanggung jawab,” pungkas Junaidi. (gus/ris/azw)
Chicago, AS, SUMUTPOS.CO – Melalui acara pengguntingan pita di Sekolah Bisnis Kellogg di Universitas Northwestern, Kellogg Center for Family Enterprises kini telah berganti nama secara resmi menjadi John L. Ward Center for Family Enterprises (Pusat John L. Ward bagi Bisnis Keluarga).
Dari kiri: Dewan Penasihat Tanoto Foundation Anderson Tanoto, Profesor Emeritus Klinis dalam Bisnis Keluarga Profesor John L. Ward, Presiden Universitas Northwestern Profesor Morton Schapiro, Pendiri Tanoto Foundation Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto, serta Dekan Sekolah Bisnis Kellogg Profesor Francesca Cornelli saat acara pengguntingan pita.(Ist/Sumut Pos)
Kegiatan ini dapat terwujud berkat donasi dari organisasi filantropi Tanoto Foundation. Profesor John Ward, Profesor Emeritus Klinis dalam Perusahaan Keluarga, sebelumnya menjabat sebagai co-director di institusi tersebut.
“Sebagian besar bisnis di seluruh dunia merupakan perusahaan keluarga, dan mereka mendorong terjadinya inovasi serta pertumbuhan dalam ekonomi global,” ujar Francesca Cornelli, Dekan Sekolah Bisnis Kellogg. “Berkat kemurahan hati serta dukungan dari Tanoto Foundation dan keluarga Tanoto, Sekolah Bisnis Kellogg akan terus mengembangkan karya Ward Center yang inovatif dan berkelas dunia, dengan landasan solid dari Profesor Ward.”
Di pusat penelitian dan pengajaran yang dikembangkan John Ward tersebut, ia telah menciptakan berbagai paradigma mutakhir dan panduan dalam hal strategi bisnis keluarga, pemerintahan, peralihan kepemimpinan, kewirausahaan, fondasi, dan kultur bisnis. Sebagai seorang ahli teori praktis, ia mengembangkan beragam penelitian mendalam, bekerja dengan berbagai keluarga di seluruh dunia, serta membawa ilmu yang ia dapatkan tersebut kembali ke sekolah. John Ward juga merupakan seorang penulis berprestasi, yang bersama beberapa penulis lain telah melahirkan banyak buku dan studi kasus dalam bisnis keluarga. Ia sempat pula menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat di Tanoto Foundation.
Dalam acara penggantian nama tersebut, Sukanto Tanoto, yang pada tahun 1981 mendirikan Tanoto Foundation bersama istrinya, Tinah Bingei Tanoto, menyatakan, “Bisnis keluarga memiliki kesempatan istimewa untuk menggagas perubahan di dunia. Sebuah perusahaan pada umumnya berjalan dengan perhitungan setiap triwulan dan insentif dihasilkan dari hitungan ‘jangka pendek’. Bisnis keluarga sudah seharusnya dan wajib berpikir secara jangka panjang serta memiliki semangat untuk melayani semua pemangku kepentingan.”
“Tujuan utama kontribusi kami hari ini kepada Kellogg adalah untuk memahami dan mempertahankan intisari dari Profesor John Ward, seorang ilmuwan unggul dalam bidang bisnis keluarga, serta untuk meneruskan semangat dan kebijaksanaan beliau bagi generasi berikutnya.”
Donasi terbaru Tanoto Foundation kepada Sekolah Bisnis Kellogg di Universitas Northwestern merupakan kelanjutan kontribusi berkesinambungan bagi studi bisnis keluarga dan peralihan kepemimpinan secara global. Melalui kontribusi pada tahun 2012 dan 2017, Tanoto Foundation mengembangkan Tanoto Center for Asian Family Business and Entrepreneurship Studies (Pusat Tanoto bagi Studi Bisnis Keluarga Asia dan Kewirausahaan) di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong (HKUST). Lembaga ini bertujuan untuk menjembatani celah antara akademisi dengan praktisi dan pembuat kebijakan melalui berbagai program dan kegiatannya, serta mendorong terciptanya wawasan dalam bisnis dan kewirausahaan Asia.
Menurut sebuah riset yang dilakukan HKUST, peran bisnis keluarga secara global bernilai signifikan. Lebih dari 57% dari produk domestik bruto Amerika Serikat berasal dari bisnis keluarga, bahkan di China mencapai angka 60%. Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat dan ekonomi terbesar ke-16 dunia, Indonesia memiliki lebih dari 50% bisnis lokal yang merupakan perusahaan keluarga.
Dalam pidatonya di Universitas Northwestern, Sukanto Tanoto juga menyatakan, “Kiprah besar Profesor John Ward dalam studi bisnis keluarga telah berperan begitu penting bagi berbagai perusahaan, pemimpin, dan peneliti di seluruh dunia. Berbasis fakta, karya-karyanya memberikan wawasan mendalam bagi studi dan perkembangan bisnis keluarga serta filantropi. Dalam dunia yang selalu berubah, kita terus membutuhkan kiprah John. Saya percaya bahwa dengan segala pemahaman dan ajarannya melalui John L. Ward Center for Family Enterprises, kita akan terus berkreasi.”
Ward Center memiliki tujuan untuk menjadi institusi terdepan dalam bidang bisnis keluarga. Didirikan pada tahun 1999, lembaga ini telah memperkenalkan beragam pemahaman mengenai tantangan bagi keluarga yang memiliki bisnis serta menunjukkan terobosan perihal manajemen dan kepemimpinan bisnis keluarga.
Donasi dari Tanoto Foundation akan membantu Ward Center mengembangkan sisi pendidikannya untuk: · Berbagi penemuan penelitian dengan perusahaan-perusahaan keluarga berpengaruh di seluruh dunia · Menjalankan penelitian dalam hal isu-isu mutakhir mengenai tantangan yang dihadapi bisnis keluarga secara global · Memperdalam keterlibatan ilmuwan dan perusahaan keluarga untuk meningkatkan bobot kemampuan dan ilmu dalam studi ini · Memperbanyak studi kasus perusahaan keluarga dan arsip sejarah dengan fokus pada keluarga-keluarga global berpengaruh yang terus berlanjut selama beberapa generasi.(rel)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pernah ngecek nggak aplikasi apa saja yang diakses di ponsel setiap hari? Berdasarkan survei terhadap orang Indonesia usia 16-64 tahun di tahun 2020, dari keseluruhan responden tersebut, 96,5% di antaranya mengakses aplikasi pesan instan pakai smartphone, 96,3% dari mereka mengonsumsi media sosial, sementara yang menonton video dan mencari hiburan ada 86,2%, dan bermain game 60,2%.
Dengan semakin tingginya ketergantungan masyarakat terhadap smartphone untuk mengisi waktu, Samsung Galaxy M62 dengan baterai 7.000 mAh dan performa megang banget siap jadi andalan warga +62.
“Aktivitas Work From Home (WFH) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menuntut komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan melibatkan banyak orang melalui WhatsApp, Telegram, Zoom Meeting, Google Meet, maupun platform pesan instandan video conference lainnya. Dengan baterai super besar 7.000 mAh, yang didukung Super Fast Charging 25W menjamin chatting, video call atau sosmed bisa on seharian. Baterai super besar ini berpadu memori besar 8/256GB cocok buat yang suka males nunggu loading kelamaan. Dan saat meeting atau diskusi kelompok di kelas secara online sudah usai, baterai super besar Galaxy M62 juga masih bisa standby untuk menghibur warga +62 yang hobi gaming untuk refreshing,” ucap IlhamIndrawan, Product Marketing Manager, Samsung Electronics Indonesia.
Berikut 4 keuntungan menggunakan Samsung Galaxy M62 yang memiliki baterai super besar:
Terhubung Sepanjang Hari
Untuk para #SobatMegangBanget yang sedang aktif WFH ataupun PJJ, pastinya harus mengakses beragam aplikasi pesan instan dengan intensitas tinggi. Aplikasi-aplikasi tersebut bisa terus on, sehingga mengharuskan smartphone untuk tetap menerima pesan secara real time yang akan terus menggerus daya baterai. Sehingga, menggunakan smartphone dengan baterai besar dan tahan lama sangat mutlak diperlukan.
Kelebihan Samsung Galaxy M62 tentu tidak hanya terletak pada baterainya yang super besar, tetapi kemampuan mengisi daya dengan cepat 25W membantu aktivitas #SobatMegangBanget semakin produktif. Sekali charging, tahan hingga 24 jam video call. Fitur Wired Power Share C-to-C Cable juga menjadi istimewa karena memungkinkan pengisian daya baterai perangkat lain.
Bermain Game Hingga 19 Jam
Selain dilengkapi prosesor Exynos 9852, RAM 8GB, dan internal memory 256GB, memiliki kapasitas baterai yang besar dan performa yang baik menjadi salah satu komponen penting untuk memaksimalkan hobi kamu bermain mobile game populer seperti MLBB, AOV, atau PUBGM. Galaxy M62 membuat aktivitas bermain kamu tidak terganggu dengan kehabisan baterai yang dapat bertahan hingga 19 jam non-stop. Dibekali dengan teknologi super fast-charging 25 Watt, baterai akan terisi 50 persen hanya dalam waktu 30 menit dan 100 persen hanya dalam waktu 1 jam 55 menit.
Streaming Video Multi-Platform Tanpa Gangguan!
Saat ini ponsel tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi. Terdapat banyak hal yang dapat dilakukan #SobatMegangBanget, salah satunya adalah menikmati konten video. Selain itu, adanya platform TikTok, layanan streaming seperti YouTube dan Netflix, memungkinkan kamu untuk menonton video dan film-film favorit langsung dari Galaxy M62 dengan mudah dan lebih imersif dilengkapi layar super besar berukuran 6,7 inci FHD+ Super AMOLED Plus Infinity-O. Misalnya, menonton film favorit kamu menggunakan WiFi untuk film HD berdurasi 1 jam baterainya hanya berkurang 3 persen. Bila dikalkulasi, baterai 7.000mAh di Galaxy M62 ini bisa memutar video streaming selama kurang lebih 33 jam secara terus-menerus. Punya serial atau Drama Korea (DraKor) yang diincar? Semua kelar! Buat yang punya kebiasaan ketiduran pas streaming, kalau pakai Galaxy M62, bangun-bangun, tontonan kamu masih on.
#MegangBanget Quad Camera-nya Ditambah Memori dan Baterai Besar
Keuntungan lainnya menggunakan smartphone dengan baterai besar adalah kamu nggak perlu khawatir kehabisan baterai saat lagi seru-serunya bikin konten. Terlebih lagi, kalau smartphone kamu punya memori besar seperti Galaxy M62 (256GB, bisa ditambah hingga 1TB), menyimpan foto atau video konten banyak mungkin nggak jadi masalah! Samsung Galaxy M62 memiliki kamera utama 64MP (f1.8) + 12MP Ultrawide (f2.2) + 5MP Depth Camera (f2.4) + 5MP Macro Camera (f2.4) dan Front Camera: 32MP (f2.2) yang menjamin kualitas visual konten kamu #MegangBanget. Nggak cuma sekadar spesifikasi kamera megang banget, Samsung Galaxy M62 juga dilengkapi dengan beragam fitur-fitur kamera yang megang banget seperti Single Take yang dijamin bakal bikin konten yang kamu semakin beragam dan Super Steady yang bikin konten video kamu nggakshaky.
Samsung Galaxy M62 ditawarkan dengan pilihan warna Black, Blue dan Green dengan harga rekomendasi retail Rp5.999.000. Selama periode Flash Sale 8-11 Juni 2021 di Samsung.com, Akulaku, Blibli, JD.ID, Lazada, dan Shopee, ada diskon sebesar Rp200.000 sehingga dengan mudah kamu bisa mendapatkan harga spesialRp5.799.000, gratis Galaxy Buds Pro senilai Rp2.499.000 dan kuota internet XL sebesar 12GB+365GB selama 12 bulan. Total bonus langsungnya megang banget senilai Rp2,6 jutaan! (Rel)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Melanjutkan kehadiran di kota Jakarta, Medan, Surakarta, dan Balikpapan, Telkomsel terus mengakselerasi pengembangan ekosistem 5G dengan meluncurkan layanan Telkomsel 5G di lima kota lainnya, yakni Surabaya, Makassar, Bandung, Batam, dan Denpasar, Senin (7/6/2021).
Peluncuran dilakukan secara serentak, untuk kota Batam sendiri digelar di GraPARI Batam. Keberlanjutan perluasan layanan Telkomsel 5G secara bertahap dan terukur ini sekaligus mendorong penguatan ekosistem digital lintas sektor dengan menghadirkan solusi gaya hidup digital dengan komitmen menghadirkan the best 5G experience yang akan menunjang kemajuan masyarakat.
Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir mengatakan, hadirnya layanan Telkomsel 5G di lima kota ini menjadi wujud komitmen Telkomsel sebagai the first 5G operator in Indonesia dalam menghadirkan akses konektivitas digital terdepan yang akan semakin mendorong keterbukaan peluang-peluang yang lebih luas lagi untuk segala kemungkinan, termasuk dalam hal pemberdayaan masyarakat dan transformasi sektor industri.
“Komitmen kami selanjutnya adalah memastikan 5G tersedia untuk semua orang di Indonesia, baik untuk segmen konsumen, pemerintah, akademisi, maupun industri. Untuk itu, kami secara bertahap akan memperluas jangkauan 5G dan mengembangkan solusi digital melalui layanan 5G dengan kualitas terbaik, jaringan berkecepatan tinggi, dan latensi rendah, serta mendorong kolaborasi yang semakin kuat antar pemangku kepentingan yang memiliki tujuan kuat yang sama dalam melakukan transformasi digital untuk mendukung aktivitas keseharian,” ungkap Dharma dalam keterangan tertulis yang diterima.
Dharma menambahkan, hadirnya jaringan Telkomsel 5G mampu meningkatkan kapabilitas digital nasional dengan memajukan sektor-sektor unggulan di kota-kota tersebut. Salah satunya sektor pariwisata dengan diversifikasi layanan dan jasa melalui optimalisasi teknologi digital terdepan. Atau sektor pendidikan yang dapat mendukung upaya pengembangan riset yang terukur dan tepat untuk memastikan pemberdayaan teknologi 5G yang tepat guna ke masa mendatang. Selain itu, 5G juga dapat mendorong implementasi Industry 4.0 melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional untuk berbagai sektor industri.
Pada fase awal peluncuran ini, layanan Telkomsel 5G di kota-kota tersebut tersedia di beberapa wilayah yang cakupannya akan terus diperluas secara bertahap. Untuk kota Batam, wilayah cakupan Telkomsel 5G berada di area GraPARI Batam dan kawasan Batam Centre. Masyarakat juga kini dapat mengunjungi GraPARI tersebut untuk merasakan secara langsung teknologi 5G dari Telkomsel dengan menggunakan layanan digital terkini seperti Cloud Gaming, VR, 5G Roaming, dan 5G FWA (Fixed Wireless Access).
Kolaborasi Teknologi 5G Telkomsel bersama Schneider Electric
Dalam momen peluncuran layanan 5G kota Batam ini, Telkomsel juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Schneider Electric untuk memperkuat kemitraan strategis dalam mempercepat transformasi digital (DX) Indonesia dan Industri 4.0 dengan melaksanakan 5G trial joint collaboration melalui berbagai program. Beberapa program dilaksanakan, seperti live streaming virtual tour dari pabrik pintar Schneider Electric di Batam ke mitra global dan membantu teknisi dalam aktivitas pemeliharaan EcoStruxure Machine Advisor. Kolaborasi dengan Schneider Electric menunjukkan keseriusan Telkomsel dalam mendukung kebutuhan industri akan manfaat 5G.
Dharma menjelaskan, penandatanganan MoU dengan Schneider Electric juga menjadi bukti nyata komitmen kami dalam menghadirkan ekosistem layanan 5G yang tepat guna melalui upaya kolaboratif dengan para pemangku kepentingan, terutama dengan pelaku di industri. “Kami sangat antusias untuk menghadirkan solusi berbasis teknologi 5G bagi pelaku industri lain untuk mengakselerasi transformasi digital perusahaan. Telkomsel juga akan terus memperkuat kolaborasi kami dengan para pemangku kepentingan lainnya dalam ekosistem 5G untuk menyediakan layanan Telkomsel 5G yang tepat guna dan dapat diakses oleh lintas sektor industri,” terangnya.
Lebih lanjut Dharma mengatakan, sebagai First 5G Operator yang terus mendorong adopsi 5G di Indonesia, termasuk di sektor industri, Telkomsel menggelar inisiatif D’Frontrunner sebagai gerakan untuk mengajak banyak perusahaan tampil terdepan dalam transformasi digital. Ada sejumlah program yang dijalankan dari inisiasi D’Frontrunner, di antaranya D’Frontrunner Award, D’Frontrunner Academy, D’Frontrunner Lab, dan D’Frontrunner Summit. Inisiatif tersebut menjadi bagian dari Telkomsel myBusiness sebagai unit bisnis yang memimpin orkestrasi teknologi digital melalui penyediaan solusi bisnis berbasis digital yang komprehensif.
Sementara itu, terkait kesiapan perangkat 5G di pasaran, kini sudah hadir serangkaian gawai yang kompatibel untuk mendukung layanan Telkomsel 5G dengan kemampuan teknologi 5G NSA (non-standalone) pada frekuensi 2300 MHz, di antaranya Oppo Reno5 5G, Huawei Mate 40, Vivo X60, dan Vivo X60 Pro. Ke depan, Telkomsel akan terus memperluas kerja sama dengan berbagai mitra device untuk menghadirkan pilihan yang bervariasi bagi seluruh pelanggan Telkomsel, termasuk dengan Apple dan Samsung. Pada tahap awal ini, pelanggan perlu melakukan proses penyesuaian di perangkat lunak/software smartphone agar dapat terhubung dengan layanan Telkomsel 5G, yang prosedurnya akan disediakan oleh tiapmasing-masing produsen smartphone.
Bagi pelanggan yang ingin menikmati layanan Telkomsel 5G, terlebih dahulu harus memastikan beberapa hal berikut :
Menggunakan kartu bertipe uSIM (kartu SIM 4G)
Berada di lokasi yang sudah terlayani jaringan Telkomsel 5G
Menggunakan perangkat smartphone yang telah mendukung jaringan dan layanan Telkomsel 5G, serta memastikan fitur 5G sudah aktif pada perangkat tersebut
Memastikan nomor ponselnya telah aktif fitur 5G
Untuk saat ini nomor ponsel sejumlah pelanggan telah diaktifkan fitur 5G secara langsung (bertambah secara bertahap). Pelanggan juga dapat mengunjungi telkomsel.com/5G untuk mengisi formulir registrasi aktivasi fitur 5G untuk nomor ponselnya dan memberikan aspirasi sebagai bahan pertimbangan pengembangan jaringan Telkomsel 5G.
“Kedepannya, Telkomsel berkomitmen akan terus menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak yang dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan teknologi mutakhir untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Sebagai operator 5G pertama di Indonesia, Telkomsel akan mengoptimalkan kesempatan ini untuk dapat berkontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsa melalui inovasi terdepan,” tutup Dharma.
Sementara, Wakil Walikota Batam Amsakar Achmad mengatakan, Kota Batam kembali menjadi bagian tonggak sejarah yang sangat penting dalam industri digital telekomunikasi. “Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian yang luar biasa Telkomsel sebagai operator telekomunikasi pertama yang menyelenggarakan teknologi 5G. Kita harus dapat mengambil manfaat dan menjadikan 5G untuk memberikan nilai tambah dalam berbagai bidang seperti pendidikan, transportasi, kesehatan dan sebagainya. Kami ucapkan selamat kepada Telkomsel dan masyarakat kota Batam. Mari kita manfaatkan peluang ini untuk terus berkontribusi positif untuk kota Batam, provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia yang kita cintai,” ungkapnya. (ris)
Teks foto :
Ceremony Telkomsel 5G Kota Batam_1 : Ceremony Telkomsel 5G Unlock The Future di Kota Batam
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Forum Peduli Sesama Seniman (FPSS) Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) nya yang ke-4, pada Selasa (1/6) lalu. Perayaan ini bertepatan juga dengan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Bersama: Ketua FPSS Indonesia, Athonk berfoto bersama pembina dan komunitas seniman di Sumut, kemarin. Sumut Pos/ ist.
Dalam perayaan HUT itu, sekaligus juga penyerahan Surat Keputusan (SK) dibentuknya FPSS Cabang Binjai, FPSS Cabang Percut, FPSS Cabang Medan Tembung, dan FPSS 3M (Mabar, Marelan, Martubung), serta akan dibuka FPSS khusus Seniman Melayu. Acara tersebut turut dihadiri pembina FPSS, Armemsyah, Irsan Sihombing, serta sejumlah komunitas seniman, seperti Komunitas For Asik, SEM, STM Satu Hati, PD Aja, Arisan Bintang Sound, KISB, Basscomed, dan Rock Community.
Ketua FPSS Indonesia, Athonk mengatakan, dengan HUT yang ke-4 ini, diharapkan dapat menambahkan serta menumbuhkan kembali rasa sosial di antara sesama seniman yang mengalami dampak sosial.
“Kita juga berharap FPSS Indonesia dapat semakin berkembang di daerah-daerah, seperti FPSS Cabang Binjai yang diketuai oleh Rony Brown, FPSS Cabang Percut diketuai oleh Wak Je, FPSS Cabang Medan Tembung diketuai oleh Rudi Hatono dan FPSS 3 M (Mabar, Marelan, Martubung) diketuai oleh Mirhza. Semua diharapkan dapat selalu kompak, agar gampang menuju kesuksesan,” ujarnya kepada Sumut Pos di Medan, Senin (7/6).
Sementara itu, Sekjen FPSS Iwan Amal mengungkapkan, semenjak adanya Covid-19, para seniman saat ini sangat terdampak, karena tidak diperbolehkannya ada acara keramaian. “Sehingga kreativitas jadi kurang tersalurkan, dan juga berpengaruh terhadap pemasukan,” bebernya.
Karena itu, dengan Motto; Peduli dan Ikhlas serta Mengutamakan Kesederhanaan dan Gotong Royong, dia berharap, semoga FPSS menjadi satu-satunya wadah untuk para seniman musik di Indonesia, Khususnya di Medan. “Terus tanamkan rasa kepedulian yang tinggi, antar sesama seniman, khususnya Anggota FPSS,” tandasnya. (Mag-1)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Porang dan sarang burung walet ditetapkan menjadi komoditas super prioritas untuk peningkatan nilai ekspor di bidang pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) akan mendukung upaya peningkatan dua komoditas tersebut.
“Ekspor di bidang pertanian meningkat 15 persen dengan nilai kurang lebih Rp 500 triliun. Karena itu porang dan sarang burung walet masuk dalam program super prioritas,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis, Minggu (6/6/2021).
Ia merinci Kementerian Pertanian melalui dirjen terkait akan mempermudah warga untuk menanam Porang di Sulawesi Selatan, juga mendukung budidaya sarang walet.
“Potensi sarang burung walet dan porang sangat menjanjikan, apalagi penanganan porang dan walet baru ditangani satu tahun terakhir. Kita berharap ke depan ekspornya makin meningkat,” ulas Syahrul.
Syahrul menyebut pihaknya terus mendorong lahirnya jutaan petani milenial yang memiliki kemampuan lebih dalam mengelola sektor pertanian, khususnya komoditas porang dan sarang burung walet. Ke depannya, para petani milenial diharapkan mampu memperluas jejaring ekspor komoditas pertanian.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi kita harus mengakselerasi komoditas-komoditas yang memang menjanjikan dan memiliki skala ekonomi yang menguntungkan. Karena itu generasi muda harus turun membangun sektor pertanian,” cetus Syahrul.
Menurut menteri kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan itu, untuk meningkatkan kualitas komoditas porang, akan dilakukan sinergi lintas kementerian. Misalnya, Kementan berperan dalam pengembangan budidaya dan produksinya, sementara bagian hilir ada Kementerian Perindustrian yang membina industri pengolahan, Kementerian Perdagangan berperan dalam pengelolaan pasar dan ekspor.
“Porang ini masa depan. Saya mau lihat hasil pengembangannya dalam 3 bulan lagi. Buat ini lebih kuat agar ekspor kita makin meningkat,” ungkap Syahrul. (dtc/ram)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perubahan iklim bisnis dalam beberapa tahun terakhir semakin cepat dan bahkan membuat banyak perusahaan hampir tutup akibat disrupsi teknologi digital. Hal ini menuntut para pemimpin multinational company untuk lebih waspada dan segera melakukan transformasi agar survive dan tumbuh berkelanjutan di era digital.
Pemimpin yang transformatif diperlukan agar perusahaan dapat merespon tantangan akibat disrupsi digital di tengah pandemi Covid-19 yang telah mengubah lanskap berbagai bisnis model. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam Leadership Seminar bertema “Leader’s Transformation in The Digital Era: Digital Leadership” yang digelar oleh Bank Indonesia Institute, Kamis (3/6). Selain Sunarso, seminar daring tersebut juga menghadirkan pembicara lain yakni Komisaris Utama PT Bank Jago Tbk, Jerry Ng. Acara dibuka dengan sambutan dari Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.
Sunarso mengungkapkan teknologi digital memang disruptor yang luar biasa dan umur rata-rata perusahaan dunia saat ini telah menurun secara signifikan. Berdasarkan data S&P 500, rata-rata umur perusahaan diperkirakan pada 2025 hanya berkisar 12 tahun hingga 15 tahun. Bahkan, perusahaan yang termasuk dalam Indeks S&P 500 sudah berkurang setengah sejak 1960.
Untuk itu, Sunarso berharap para pemimpin lebih waspada dalam menghadapi tantangan digital ekonomi. Jangan sampai perusahaan yang sudah lama justru ikut masuk dalam jeratan perubahan digital ekonomi saat ini. “Dulu, perubahan itu terjadi perlahan, yakni 10 tahun bahkan 20 tahun. Saat ini, perubahan terjadi 5 tahun, 3 tahun, atau 1 tahun. Pemimpin harus aware jangan sampai perusahaan mati perlahan. Bahkan, jangan sampai mati segera,” jelas Sunarso.
Untuk merespon berbagai tantangan itu tentu dibutuhkan pemimpin yang transformatif (digital leader) yang mampu mengikuti perubahan zaman, dengan beberapa kriteria/gaya kepempimpinan. Di antaranya yakni strategic dan disruptive, bold, courageous dan hungry, customer obsessed, drive the digital conversation, global mindset hinggamampu empowering dan inspiring.
Sunarso menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan di era digital itu lebih kontekstual daripada sentral maupun upaya-upaya untuk membangun kultus individu. Maksudnya, kepemimpinan itu ditulis oleh sistem bukan oleh sinten (orang per orang).
Pasalnya, akibat disrupsi teknologi digital, program atau rencana bisnis lima tahunan yang disusun oleh perusahaan dapat berubah di tengah jalan. Bahkan di tengah Covid-19, perusahaan mengubah bisnis model agar tetap relevan dengan kondisi dan perubahan digital yang berlangsung dengan cepat.
Dia menambahkan bahwa yang lebih penting dari itu semua adalah kita harus menyediakan dalam corporate plan itu ruang yang cukup agile untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian. Karena lingkungannya berubah sedemikian cepat. Jadi agility to change. Dia mencontohkan ketika menyusun corporate plan BRI sampai 2022, BRI harus menyesuaikan strateginya pada 2020 karena pandemi dan tahun ini di-review lagi. Tapi yang lebih penting dari itu adalah menyediakan ruang untuk revisi dan penyesuaian-penyesuaian. Supaya adaptif dan lincah.
Digitalisasi memerankan peran penting dalam perubahan bisnis iklim bisnis akhir-akhir ini. Perusahaan di era dulu yang mampu bertahan hanya dengan kekuatan modal. Namun, perusahaan saat ini justru mengandalkan big data, membuat aplikasi dan membentuk ekosistem.”Jadi terminologi trickle down economy sudah kurang relevan. Yang ada masif progresion, yakni pelaku mikro berjejaring dan membentuk market super power,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sunarso mengakui emiten berkode BBRI ini pun sangat aktif melakukan hal transformasi digital. Perseroan melakukan peningkatan kapasitas dan kualitas teknologi informasi. Perseroan memiliki alokasi capital expenditure yang tidak murah untuk meningkatkan potensi digital ini.
Adapun, Sunarso mengatakan tranformasi digital sejauh ini sudah banyak memberi manfaat pada BRI baik dari sisi efisiensi operasional maupun peningkatan pendapatan dari bisnis baru. Dia mencontohkan Agen BRILink BRI saat ini sudah mencapai lebih dari 500.000 agen, naik pesat dari posisi 2015 yang hanya 50.000 agen.
Volume transaksi pun melesat, naik ke Rp673 triliun pada 2019 dari posisi 2015 sekitar Rp35 triliun. Bahkan pada periode pandemi tahun lalu volume transaksi agen BRILink mencapai lebih dari Rp800 triliun. “Kami pun mendapat fee Rp788 miliar pada 2019, dan naik menjadi Rp1,2 triliun pada tahun lalu. Dan jangan lupa ini adalah sharing ekonomi, masyarakat kami perkirakan bisa dapat fee sampai Rp3 triliun,” katanya.
Dalam transformasi digitalnya, BRI mengembangkan aplikasi BRISPOT untuk memudahkan bisnis proses dan mempercepat proses kredit mikro. Berkat aplikasi ini, BRI mencatat peningkatan produktivitas booking kredit mikro, dari rerata Rp2,5 triliun per bulan (sebelum pakai BRISPOT) naik menjadi minimal Rp4 triliun per bulan.
Proses kredit mikro BRI pun sudah menjadi lebih cepat, dari semula 2 minggu, menjadi 2 hari saja dan ternyata overshoot, sekarang sudah bisa 2 jam prosesnya. Di samping itu, BRI melakukan perubahan kultur di sisi sumber daya manusia. Bagaimana pun kultur digital dari SDM yang mampu membuat transformasi digital menjadi lebih berkelanjutan dan optimal dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Kendati demikian, Sunarso mengklaim transformasi digital yang dilakukan BRI tak serta membuat BRI menjadi digital banking. Perseroan lebih memilih menjadi hybrid bank yang lebih seimbang dalam mengikuti adopsi digital masyarakat. “Kami ini bank rakyat. Rakyat belum semuanya digital. Tapi kami juga tidak lamban dalam bertansformasi,” tutupnya.