24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 3318

Wali Kota Medan Rencana Buka Sekolah Tatap Muka Bulan Juli, Dewan Dukung dengan Beberapa Catatan

RUANGAN KERJA: Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari ST saat di ruangan kerjanya, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komisi II DPRD Kota Medan mengaku mendukung penuh langkah Wali Kota Medan Bobby Nasution yang terus mempersiapkan diri untuk wacana belajar tatap muka di sekolah mulai tahun ajaran baru 2021/2022 pada bulan Juli mendatang. Namun, dukungan itu dengan berbagai catatan.

RUANGAN KERJA: Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari ST saat di ruangan kerjanya, beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari ST, mengatakan memang sudah saatnya Kota Medan untuk mulai memikirkan tentang dibukanya kembali sistem belajar tatap muka di sekolah. “Memang sudah saatnya kita mempersiapkan diri untuk itu, sudah terlalu lama anak-anak kita, siswa sekolah belajar dari rumah dan itu sangat menjenuhkan bagi mereka,” ucap Sudari kepada Sumut Pos, Jumat (4/6).

Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Medan itu mengatakan, bukan tanpa alasan jika sistem belajar tatap muka di sekolah harus mulai diberlakukan. Sebab selain sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan siswa, sistem belajar tatap muka juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak.

“Tapi dengan catatan, setiap guru yang memang masuk ke dalam kategori penerima vaksin, wajib divaksiniasi. Kita berharap bukan hanya di angka 70 sampai 75 persen, tapi kalau bisa 100 persen guru yang wajib menerima vaksin, harus di vaksin. Kecuali memang mereka merupakan guru yang bukan penerima vaksin, karena ada penyakit bawaan (komorbid) dan sebagainya,” ujarnya.

Selain itu, kata Sudari, setiap sekolah juga harus dipastikan untuk memiliki infrastruktur protokol kesehatan (prokes), mulai dari sarana cuci tangan, masker, dan mengatur jarak duduk para siswa saat berada di lingkungan sekolah, khususnya di dalam kelas.

“Lalu untuk memberikan pemahaman atau sosialisasi tentang prokes kepada siswa, setiap sekolah harus bisa menyosialisasikannya dengan cara yang tepat bagi anak-anak, humanisnya anak-anak,” terangnya.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan juga diminta untuk menyiapkan teknis tata cara uji coba belajar tatap muka di sekolah. Mulai dari waktu belajar yang diatur bergelombang, sampai kepada jam belajar yang dikurangi.

“Contohnya satu kelas 40 siswa, dibuat jadi 2 gelombang. Jadi 20 siswa masuk sekolah setiap Senin-Rabu-Jumat, dan 20 sisanya masuk sekolah setiap Selasa-Kamis-Sabtu. Atau dibuat dengan sistem jam belajar yang dikurangi, agar dalam satu hari ada 2 gelombang siswa yang masuk sekolah. Itu teknis lah, dan itu bisa dilakukan bila Disdik mempersiapkannya,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Medan, Surianto (Butong), mengaku sangat setuju dan mendukung optimisme Wali Kota Medan Bobby Nasution yang akan membuka sekolah tatap muka di bulan Juli mendatang. Ia juga mengaku, Komisi II DPRD Medan juga sedang menyiapkan teknis dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan terkait persiapan belajar tatap muka di sekolah.

“Ya saya sangat yakin dan mendukung keoptimisan Pak Wali Kota Medan, karena kami semalam juga sudah diskusi juga sama Dinas Pendidikan Kota Medan terkait itu. Jadi yang kami diskusikan itu tentang mekanisme dan petunjuk teknisnya, tentang persiapan sekolah tatap muka,” terang Butong.

Dikatakan Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Medan itu, salah satu teknis yang akan dibuat untuk belajar tatap muka, yakni membuat gelombang pelajar yang bisa ikut serta belajar tatap muka. “Jadi jumlah satu kelas itu dibagi dua dan dibuat gelombang untuk mengikuti belajar tatap muka. Misalnya gelombang pertama, dibuat belajar tatap muka selama seminggu, kemudian gelombang berikutnya di minggu kedua. Jadi ini terus bergantian gelombangnya,” katanya.

Di samping itu, ia juga mengakui bahwa pihak Komisi II DPRD Kota Medan sudah merancang teknis penerapan protokol kesehatan secara ketat dengan Disdik Kota Medan.

“Jadi, protokol kesehatan itu harus tetap ketat bila belajar tatap muka dimulai. Baik pada tenaga pendidik atau guru maupun pelajar atau muridnya juga. Baik dalam mematuhi protokol kesehatan untuk memakai masker dan mencuci tangan serta menjaga jarak,” tuturnya.

Selain itu, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Medan ini juga berharap agar vaksinasi seluruh tenaga pendidik Kota Medan dapat segera diselesaikan. Dengan demikian, belajar tatap muka pun cepat diselenggarakan. “Kalau sudah selesai semua vaksinasi guru, kan belajar tatap muka jadi cepat diselenggarakan. Karena kasihan juga nanti anak-anak sekolah ini yang kurang bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya. Bahkan kasihan juga pada sebagian anak-anak yang tidak tahu-menahu teman sekolahnya karena sudah lama tak belajar tatap muka,” ucapnya.

Dengan demikian, keoptimisan Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk membuka sekolah di bulan juli dinilai sangat wajar. Hal itu tidak lain, karena tenaga pendidik (guru) se-Kota Medan sudah divaksinasi lebih dari 50 persen.

“Total 19.000 lebih guru yang ada di Kota Medan, sekitar 11.000 telah menerima vaksin Covid-19 sampai hari ini. Tentu kita sangat optimistis untuk memulai sekolah tatap muka, karena dari jumlah yang sudah divaksinasi sejauh ini, itu menunjukkan kita layak untuk membuka sekolah sesuai arahan menteri,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Bobby Nasution terus mengejar proses vaksinasi kepada pelayan publik di Kota Medan, salah satunya kepada para guru. Hal itu dilakukan sebagai salah satu bentuk persiapan Pemko Medan untuk menghadapi sistem belajar tatap muka pada tahun ajaran baru 2021/2022 di bulan Juli mendatang.

“Guru-guru lagi kita push untuk divaksinasi karena bulan tujuh (Juli), seperti yang disampaikan, persiapan sekolah tatap muka. Kita ada hampir 20 ribu tenaga guru kita, yang sudah divaksinasi itu 11 ribu, itu baru dari guru saja, belum dari pelayan publik yang lain,” terangnya.

Dilanjutkan Bobby, selain vaksinasi, Pemko Medan juga tengah mempersiapkan infrastruktur dan persiapan lainnya menjelang wacana sekolah tatap muka di sekolah pada bulan Juli nanti. “Ke depannya di sekolah-sekolah ini disipankan bagaimana (sarana) cuci tangan, dan pengetatan prokes lainnya,” ujarnya.

Bobby juga mengaku telah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Adlan agar tidak hanya menjaga prokes kepada guru-guru, tetapi juga untuk para siswa dan lainnya. Apalagi, Dinas Pendidikan Kota Medan membawahi jenjang pendidikan tingkat SMP ke bawah.

“Disdik Medan cakupannya SMP ke bawah, lebih ke anak-anak, jadi penetapan prokesnya juga harus lebih ke anak-anak, jangan main tegur-tegur keras dan segala macem, tapi lebih seperti menegur anak-anak yang buat mereka tidak takut. Jadi salah satu infrastrukturnya, memberikan pengertian dulu kepada para petugas prokes agar anak-anak ini malah tidak mau atau takut sekolah tatap muka,” pungkasnya. (map/ila)

Satgas Dapati Cafe Langgar Jam Operasional Malam di Kawasan Jalan Sutomo

RAZIA: Satgas saat merazia salah satu kafe di kawasan Jalan Sutomo yang melanggar operasional jam malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerntah Kota Medan semakin gencar dalam melakukan patroli Protokol Kesehatan (Prokes) guna menegakkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro yang tertuang dalam Instruksi Gubsu No.188.54/20/INST/2021 dan SE Wali Kota Medan No.440/4338 tentang perpanjangan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Dalam Rangka Pengendalian Covid-19 di Kota Medan.

RAZIA: Satgas saat merazia salah satu kafe di kawasan Jalan Sutomo yang melanggar operasional jam malam.

Bekerja sama dengan aparat TNI dan Polri, kegiatan yang dilakukan pada pagi dan malam hari ini bertujuan untuk memastikan para warga untuk selalu mematuhi prokes. Sebab selain vaksinasi, kepatuhan pada prokes dan PPKM dinilai sangat efektif dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.

Satgas Covid-19 Kota Medan pun kembali melakukan patroli PPKM pada Kamis (3/6) malam. Kali ini, sasaran patroli menuju kepada pusat-pusat penjualan makanan dan minuman seperti cafe, food court, ataupun warung-warung makanan.

Saat itu, salah satu tim Satgas bergerak ke kawasan Jalan Sutomo, Sutomo Ujung, Mozasa, dan Mahameru. Di kawasan-kawasan ini ditemukan banyak warung maupun cafe yang masih beroperasi meski waktu sudah menunjukkan lebih dari pukul 21.00 WIB.

Tak cuma itu, Satgas Covid-19 Kota Medan juga melihat masih adanya pembeli yang tidak menjaga jarak dan tidak memakai masker saat berada di lokasi. “Kebanyakan, lokasi-lokasi yang dimaksud memang usaha-usaha kecil hingga menengah, ada juga yang usahanya cukup besar. Kita lakukan tindakan yang sama, yaitu pembubaran,” ucap Sekretaris Satpol PP Kota Medan, Rakhmat Adi Syahputra Harahap saat ditemui Sumut Pos, Jumat (4/6).

Saat itu juga, kata Rakhmat, secara persuasif, tim gabungan memberi pengertian dan sosialisasi kepada pemilik cafe dan warung serta meminta pengelola usaha untuk segera menutup pesanan dan usahanya. “Kami juga meminta pengunjung agar segera menyantap pesanannya lalu pulang. Sedangkan pengunjung yang baru memesan, kami minta untuk membawa pulang pesanannya,” ujarnya.

Selain mengawasi jalannya batas jam operasional pada jam malam, Rakhmat menuturkan, pihaknya juga terus melakukan pengawasan jalannya prokes di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan.

Salah satunya seperti yang terjadi di Pasar Tradisional Pasar Bengkok, Jumat (4/6) kemarin. Tim gabungan dari Pemko Medan bersama TNI dan Polri melakukan patroli protokol kesehatan dan pengawasan PPKM berbasis mikro di pasar tradisional tersebut.

Selain di Pasar Bengkok, tim lainya juga disebar ke berbagai Kecamatan sesuai dengan rayon yang telah ditentukan. Tujuannya, patroli prokes tersebut dapat menjangkau ke seluruh tempat-tempat keramaian di Kota Medan.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga memberikan apresiasi kepada Satgas Covid-19 yang selalu mengawasi jalannya prokes di Kota Medan, baik siang maupun malam hari. Ihwan mengatakan, pasar tradisional memang menjadi salah satu lokasi yang kerap kali terjadi pelanggaran prokes, sehingga sangat rentan untuk menjadi klaster penyebaran Covid-19. (map/ila)

Usai Menghirup Udara Bebas, Rahudman Harahap Belum Ada Rencana Terjun ke Politik

SETELAH BEBAS: Mantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap saat berkunjung ke Warkop Jurnalis Medan, Jalan KH Agus Salim, Jumat (4/6).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap telah bebas menjalani hukuman penjara dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tanjung Gusta, Medan, beberapa hari lalu. Meski telah bebas, Rahudman belum ada rencana untuk terjun ke politik seperti Abdillah yang juga mantan Wali Kota Medan dan pernah menjalani hukuman penjara.

SETELAH BEBAS: Mantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap saat berkunjung ke Warkop Jurnalis Medan, Jalan KH Agus Salim, Jumat (4/6).

Ditemui saat berkunjung ke Warkop Jurnalis Medan, Jalan KH Agus Salim, Jumat (4/6), Rahudman menyampaikan, untuk saat ini dirinya belum memikirkan dunia politik. Dia mengaku masih ingin bersama keluarga, bermain dengan cucu dan mencoba kembali bermasyarakat.

“Saya untuk sementara ini tidak memiliki agenda. Fokus ke keluarga dulu, bersama anak dan cucu dulu, cucu saya itu ada 11 orang. Untuk terjun ke politik, sementara belum ada dulu. Masih fokus ke keluarga, karena kita tidak tahu ke depannya,” ujarnya.

Tidak hanya ingin bersama keluarga, Rahudman juga mengajak rekan jurnalis untuk mengadakan agenda liburan bersama di tempat pemandian. “Saya juga ada rencana untuk bersama kawan-kawan, mau mengajak berenang dulu ke sungai. Nanti kabari saya ya, kita ke Sibiru-biru, berenang dulu, menghapuskan dosa-dosa kita,” kata dia.

Rahudman menceritakan, selama berada di dalam Lapas, dirinya mendapat beragam pengalaman hidup yang berguna. Selain itu, banyak kenangan selama menjalani hukuman penjara. “Tanggal 27 Mei lalu putusan saya bebas. Saya kembali ke masyarakat. Sebagai teman, hari ini agenda pertama kali saya sempatkan ke sini (warkop jurnalis) untuk bertemu dengan kawan-kawan sekalian,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Rahudman meminta maaf kepada semuanya dan juga meminta agar bersama mendukung program pemerintah khususnya untuk kemajuan Kota Medan. “Atas kesalahan saya, saya minta maaf. Mari sama-sama kita mendukung program yang membangun Kota Medan ini. Meskipun ke depan saya tidak pemimpin lagi, namun saya tetap bersama kalian,” ujarnya.

Diketahui, Rahudman menjalani eksekusi bebas dari Lapas Kelas I Tanjung Gusta pada Senin (31/5). Menurut Kasi Penkum Kejati Sumut Sumanggar Siagian, eksekusi bebas Rahudman dilakukan sekitar pukul 22.30 WIB. “Pelaksanaan eksekusi tersebut dilakukan oleh jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat yang dipimpin oleh Kasi Pidsus Kejari Jakarta Pusat,” kata Sumanggar, Selasa (1/6).

Eksekusi Rahudman dilakukan berdasarkan Surat Perintah Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat Nomor: Print-458/M.1.0/Fu.1/05/2021 tanggal 31 Mei 2021. Surat itu merupakan pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung RI Nomor: 341PK/Pid.Sus/2019 tanggal 29 Mei 2021 atas nama Rahudman Harahap. Adapun amar putusannya menyatakan terpidana Rahudman Harahap terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, akan tetapi tidak merupakan tindak pidana. Selanjutnya, melepaskan terdakwa tersebut dari segala tuntutan hukum (onslag van alle rechtsvervolging) dan memerintahkan penuntut umum segera mengeluarkan terpidana dari masa menjalani pidana.

Kasus yang turut melibatkan Direktur Utama PT Arga Citra Kharisma (ACK) Handoko Lie itu, ditangani oleh Kejaksaan Agung. Dalam perkara tersebut, negara mengalami kerugian sebesar Rp185 miliar. “Proses pengeluaran terpidana Rahudman dari Lapas Medan berlangsung aman dan pihak keluarga, para pendukung, dan kerabat turut menjemput,” ujar Sumanggar. (ris/ila)

Teks foto : Mantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap saat berkunjung ke Warkop Jurnalis Medan, Jalan KH Agus Salim, Jumat (4/6). (M IDRIS)

Meninggal Akibat Tabung Oksigen Kosong di RSUD dr Pirngadi: Regulator Tabung Oksigen Belum Dikalibrasi Sejak 2018

PENJELASAN: Kepala Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan, Wahyudi Ifani, saat memberikan penjelasan kepada wartawan.idris/sumutpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terkait video viral pasien meninggal dunia di RSUD dr Pirngadi Medan disebut karena diberi tabung oksigen kosong, ternyata regulator tabung oksigen tersebut belum dilakukan kalibrasi pengujian sejak tahun 2018. Padahal, seharusnya kalibrasi dilakukan setiap tahun oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan.

PENJELASAN: Kepala Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan, Wahyudi Ifani, saat memberikan penjelasan kepada wartawan.idris/sumutpos.

Kepala BPFK Medan, Wahyudi Ifani menyatakan, semua alat kesehatan di rumah sakit milik Pemko Medan itu layak. Hanya saja, regulator untuk tabung oksigen tidak pernah dilakukan kalibrasi sejak beberapa tahun terakhir. “Memang secara kalibrasi rumah sakit itu tidak mengajukan kalibrasi terkait regulator oksigen, hanya alat-alat kesehatan yang lain. Didata kami tidak ada yang menyatakan alat tersebut (regulator tabung oksigen) bagus atau tidak, karena memang tidak ada pengajuannya. Sejak tahun 2018 sampai 2020 tidak ada pengajuan kalibrasi regulator itu, memang kosong,” ujar Wahyudi diwawancarai usai memberikan keterangan kepada Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Jumat (4/6) siang.

Kata Wahyudi, kedatangan pihaknya diminta klarifikasi oleh Ombudsman terkait alat regulator tabung oksigen di rumah sakit tersebut. “Tugas kami memang hanya untuk mengkalibrasi pengujian alat kesehatan rumah sakit. Namun, bukan terkait isi tabung oksigen yang kosong,” paparnya.

Menurutnya, kalibrasi sangat penting dilakukan terhadap alat-alat kesehatan di rumah sakit, apalagi alatnya berada di IGD dan ICU. Sebab, alat tersebut digunakan untuk diagnosis emergency sehingga kondisinya harus dipastikan baik. “Jadi, kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kasus yang terjadi sekarang ini, dampaknya terhadap pasien safety (keselamatan pasien). Dengan kata lain, muara kalibrasi pengujian itu untuk keselamatan pasien,” sebut Wahyudi.

Dia mencontohkan, tensimeter (alat pengukur tensi) kalau tidak dilakukan kalibrasi pengujian, maka yang harusnya normal bisa jadi divonis tekanan darah tinggi dan sebagainya. Karena itu, kalibrasi sangat penting dilakukan dan terlebih menyangkut nyawa pasien sehingga agar tidak terjadi kesalahan. “Tugas kami memang itu, meyakinkan alat-alat kesehatan untuk dilakukan pengujian yang standar dan sesuai peraturan berlaku,” terangnya.

Wahyudi menegaskan, kalibrasi wajib dilakukan setiap tahun selama alatnya tidak rusak. Tapi, kalau alatnya rusak tak sampai setahun, misalnya bulan Mei dikalibrasi namun bulan depannya rusak. Maka dari itu, harus dilakukan kalibrasi kembali tanpa menunggu setahun.

Disebutkan dia, untuk melakukan kalibrasi memang ada biaya yang dikenakan. Biaya tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 64/2019 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kesehatan. “Prosedurnya, rumah sakit mengajukan. Kemudian, kita susun berapa orang atau petugas dan selanjutnya kita surati kepada rumah sakit. Setelah itu, apabila disetujui maka tim turun ke lapangan,” papar Wahyudi.

Meski mewajibkan rumah sakit melakukan kalibrasi alat-alat kesehatannya setiap tahun, Wahyudi juga menyebutkan, tetapi tidak ada sanksi khusus bagi mereka yang tidak melakukannya. Kendati demikian, kalibrasi tersebut bisa berdampak terhadap reakreditasi rumah sakit dan kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Sebab, kemungkinan ada peraturan dari masing-masing lembaga yang mengaturnya. “Di situ lah titik lemah regulasi terkait kalibrasi pengujian alat kesehatan, tidak ada pengaturan sanksi hukuman. Memang berbeda dengan pengawasan tenaga nuklir misalnya, kalau tidak dilakukan kalibrasi pengujian maka ada sanksi kurungan penjara dan denda, bahkan sampai penutupan,” sebutnya.

Wahyudi menilai, kasus yang dialami pada RSUD dr Pirngadi tersebut apes. Artinya, kebetulan terjadi kasus itu hingga viral di media sosial. “Kebetulan lagi naasnya, dan alat tersebut tidak dilakukan kalibrasi. Padahal, alat-alat kesehatan lainnya tetap diajukan untuk kalibrasi, apalagi rumah sakit tersebut milik pemerintah,” ucap dia.

Ia menambahkan, sebelum kejadian tersebut, rumah sakit tipe B itu memang mengajukan untuk dikalibrasi tahun ini. Akan tetapi, dalam pengajuan yang disampaikan pada bulan Januari lalu tetap tidak ada daftar regulator oksigen. “Kita tidak tahu berapa jumlah regulator oksigen yang ada di rumah sakit tersebut,” pungkasnya.

Sementara, Dirut RSUD dr Pirngadi Medan dr Suryadi Panjaitan membantah bahwa mereka tak pernah melakukan pengajuan kalibrasi atas regulator tabung oksigen mereka. Suryadi mengaku, tidak ada kendala yang mereka hadapi sehingga menyebabkan tidak dilakukannya pengujian atas regulator tabung oksigen. “Tidak ada, kami tetap melakukan itu dengan pengawasan yang betul. Kami kan ada instalasi khusus untuk itu. Selalu ada pengawasan untuk itu,” katanya kepada wartawan usai memenuhi panggilan Ombudsman Sumut.

Suryadi juga mengaku, mereka tidak pernah melakukan penelantaran pasien. Bahkan, termasuk kepada pasien unregister. Karena itu, dia membantah tudingan bahwa tabung oksigen mereka kosong sehingga menyebabkan seorang pasien meninggal dunia seperti yang viral di media sosial. “Boleh kami katakan itu tidak ada. Tapi sudahlah, kita tidak usah besar-besarkan lagi karena itu masyarakat kita, masyarakat Kota Medan,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Ombudsman Sumut Abyadi Siregar mengatakan, dari penjelasan yang disampaikan BPFK Medan bahwasanya sangat penting dilakukan kalibrasi alat-alat kesehatan di RSUD dr Pirngadi Medan, termasuk regulator tabung oksigen yang diduga menjadi salah satu penyebab kematian pasien sampai viral di media sosial. “Rekan-rekan sudah bisa menilai bagaimana, karena terungkap sejak tahun 2018 RS Pirngadi Medan tidak pernah mengajukan permohonan kalibrasi atau pengujian terhadap regulator tabung oksigen,” cetusnya.

Dikatakan Abyadi, terjaminnya kualitas alat-alat kesehatan menjadi salah satu penentu keselamatan pasien. “Apabila alat kesehatan yang digunakan tidak berfungsi dengan baik, maka berarti kecil kemungkinan untuk penyelamatan pasien,” pungkasnya.

Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan keributan di salah satu rumah sakit viral Kota Medan viral di media sosial. Belakangan, diketahui terjadi di RSUD dr Pirngadi Medan. Dalam video tersebut, terdengar suara seorang pria yang mengambil video memarahi petugas medis yang diduga lalai merawat ibunya yang sedang kritis.

Dalam video berdurasi 56 detik tersebut, keluarga pasien menuduh perawat memberikan tabung oksigen kosong hingga sang ibu akhirnya meninggal dunia. Pasien masuk pada Rabu (19/5) dengan diagnosa diabetes dan TB. Setelah melewati perawatan sepekan, pasien meninggal dunia pada Rabu (26/5) malam. (ris/ila)

Teks foto : Kepala Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan Wahyudi Ifani saat diwawancarai usai memberikan penjelasan di kantor Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Jumat (4/6). (M IDRIS)

Tekad Seorang Ibu Rumah Tangga Mengubah Ekonomi Keluarga lewat Agen BRILink

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tekad mengubah kondisi perekonomian, membawa Koni Aturrohmah, ibu rumah tangga berusia 31 tahun bergabung sebagai Agen BRILink. Tepatnya dia bergabung sebagai Agen BRILink pada 2016, dimulai saat dirinya menjadi nasabah BRI. “Sejak tahun 2016, Saya sebagai nasabah pinjaman Rp 25 juta untuk usaha kelontong warung,” kata Koni.

Perempuan asal Semarang, Jawa Tengah ini bercerita, sudah menjadi nasabah BRI sejak 2010. Kemudian pada 2016, dirinya mendapatkan tawaran menjadi salah satu Agen BRILink. Awalnya dia ragu, tapi akhirnya memantapkan diri menjadi Agen BRILink. Dari sinilah awal perkenalan dengan berbagai transaksi keuangan di BRI.

“Pihak BRI datang ke toko dan menyelesaian persyaratan yang mudah. Ketika awal menjadi Agen BRILink saya masih merasa canggung transaksinya masih sedikit,” ujarnya.

Seiring berjalan waktu dan kesungguhan mengelola kios Agen BRILink, keuntungan mulai dituai Koni. Dalam sebulan ia mampu menghasilkan pendapatan Rp 3 juta perbulan, lebih besar dibanding penghasilan toko kelontongnya yang hanya Rp 2 juta per bulan.

Dalam sehari, Koni mampu melayani 30-40 transaksi. “Sedangkan sebulan bisa 1.300-1.400 transaksi. Mereka biasa transaksi paling kecil nominalnya Rp 50 ribu dan paling banyak Rp 10 juta,” ujarnya.

Berkat menjadi Agen BRILink, ia mampu menambah pemasukan keluarga. Selain itu, toko kelontongnya semakin maju karena keberadaan Agen BRILink ikut meramaikan pembeli di tokonya. Banyak nasabah yang bertransaksi sekaligus berbelanja.

“Lumayan bisa menambah pemasukan keluarga dan bisa membantu suami. Saya seorang ibu rumah tangga, saya punya tokonya di rumah sendiri tidak sewa karena Agen BRILink itu diutamakan bagi nasabah yang memiliki usaha,” jelasnya.

Dia mengakui jika selama pandemi, transaksi di kios Agen BRLink miliknya sempat menurun karena banyak orang yang penghasilannya menurun sehingga mereka jarang bertransaksi. Namun seiring kondisi yang sudah mulai pulih, masyarakat kembali bertransaksi dengan normal.

Tentu selama 5 tahun lebih menjadi Agen BRILink, ada suka duka yang dialami Koni. Dukanya, saat dia mendapati nasabah yang hampir tertipu. Namun ia selalu berusaha membantu dengan memberikan edukasi kehati-hatian dalam bertransaksi agar nasabah tersebut agar tidak tertipu. “Ada penipuan dari salah satu e-commerce katanya bisa ambil uangnya lewat BRILink, tahunya saya nasabah itu bawa uang untuk transfer lewat BRIVA. Kalau setiap transaksi harus ada uangnya dulu baru bisa, hal itu untuk mencegah terjadinya penipuan,” ujarnya.

Bukan hanya dapat meningkatkan pendapatan keluarga tapi Koni juga dapat ilmu baru mengenai keuangan di BRI. Pelatihan rutin dilakukan oleh BRI kepada Agen BRILink setiap bulan, termasuk memberikan sosialisasi mengenai program-program baru dari BRI.

Diakhir Koni mengatakan, ia selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk nasabah. Jika ada kendala, Koni selalu terbantukan dengan menghubungi Kantor Cabang BRI di Semarang. Sejauh ini Koni senang bisa menjadi bagian dari keluarga BRI.

“Saya berusaha memberikan pelayanan yang baik untuk nasabah. Banyak senangnya jadi Agen BRILink, penghasilannya alhamdulillah,” pungkasnya.

Disusupi Video Porno, Kuliah Umum Online di USU Heboh

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) mendadak heboh saat sedang kuliah umum online. Pasalnya, kuliah yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (Imahara) Fakultas Hukum (FH) USU secara virtual, Kamis (3/6) kemarin itu, diretas seseorang dan disusupi video porno. Video porno itu berlangsung beberapa detik.

Saat itu, Kuliah umum tersebut membahas tentang Alih Status Pegawai KPK Dilihat dari Perspektif Hukum Administrasi Negara’. Dengan opening speech Guru Besar Ilmu Hukum USU, Prof. Dr. Ningrum Sirait, SH, MLI, Prof Ningrum Sirait. Kemudian, sebagai pembicara adalah Beni Kurnia Illahi yang merupakan Dosen FH Universitas Bengkulu sekaligus Peneliti Pusako FH Universitas Andalas.

Awalnya, kegiatan yang dimulai pukul 09.30 WIB tersebut berjalan dengan lancar. Dr Agusmidah, SH, MHum yang merupakan Wakil Dekan I Fakultas Hukum USU memberikan kata sambutan mewakili dekan. Setelahnya, Prof Dr Ningrum Sirait, SH, MLI, melanjutkan acara sebagai pemantik diskusi dalam kegiatan tersebut.

Pada saat Beni Kurnia Ilahi menyampaikan pemaparannya, terjadi gangguan pada platform pertemuan virtual tersebut. Gangguan tersebut berasal dari luar panitia di mana ada salah satu peserta yang foto profilnya merupakan video monyet yang sedang berjoget. Selain itu ada suara yang cukup mengganggu dari mikrofon peserta.

Kegiatan tersebut dilanjutkan kembali dan berjalan lancar hingga memasuki sesi tanya jawab. Saat Prof Ningrum memberikan tanggapan atas pertanyaan peserta, muncul gangguan berupa upaya dari peserta untuk menampilkan layar yang berisi adegan porno. Panitia lantas berupaya untuk mengeluarkan peserta tersebut dari ruangan virtual itu.

Saat panitia akan menutup kuliah umum tersebut, gangguan kembali muncul saat kegiatan tercatat memasuki waktu 1 jam 58 menit. Salah satu akun dengan menyamar menggunakan nama salah satu peserta memutar lagu Ed Sheeren. Panitia langsung mengambil tindakan mengeluarkan akun tersebut.

Dengan segera moderator menutup acara. Keputusan tersebut diambil mempertimbangkan kenyamanan serta keamanan peserta yang mengikuti kegiatan.

Kejadian itu dibenarkan oleh Prof. Ningrum saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat (4/6) siang. Ia menjelaskan bahwa video porno itu muncul saat dirinya closing statemen dalam kuliah umum. Ia sempat mengatakan tidak perlu dihiraukan. Kegiatan it berjalan hingga selesai. “Kami jalan terus, pas ketika saya memberikan closing statement. Jalan terus dan tidak kami hiraukan,” ungkap Prof. Ningrum.

Prof. Ningrum menyeselkan tindakan pihak tidak bertanggungjawab yang menggangu dalam kegiatan tersebut. “Waduh, mana lah mungkin kita menduga. Yang pasti ya, yang tidak senang dengan acara itu saja. Kegiatana akademik (Kuliah Umum) kan normal saja,” tutur Prof. Ningrum.

Ia mengatakan ada niat untuk melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian. Namun, masih dilakukan pertimbangan oleh internal Fakul Hukum USU sebagai pihak penyelenggara kuliah umum itu. “Lagi kami pertimbangkan melaporkan (kejadian itu). Ada Cyber Police kan (untuk mengusut),” jelas Prof. Ningrum.

Prof. Ningrum mengakui kehebatan hecker yang meretas atau membajak kuliah umum tersebut. Sang pembajak pun, menyusupi video porno dalam kuliah umum tersebut. Namun, acara tetap berlangsung sampai selesai.”Teknologi yang meretas (hecker) jago sekali,” ungkapnya.

Prof. Ningrum mengatakan hecker itu mampu mengendalikan dan menguasai kuliah umum yang dilaksanakan tersebut dengan menampilkan video porno di ujung acara webinar itu.

“Bisa mengambil kontrol screen share (yang disusupi video porno). Padahal, yang punya (kendali) pembicara dan panitia,” pungkas Prof. Ningrum.

Sementara itu, Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si, menyesalkan adanya gangguan zoom bombing yang terjadi saat kuliah umum secara daring yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum (Imahara FH USU). Menurutnya hal tersebut merupakan perbuatan yang tidak terpuji.

“Saya jelas menyesalkan adanya kejadian ini. Kejadian ini merupakan tindakan yang tidak terpuji yang berusaha merusak citra dunia Pendidikan dan mengganggu proses kegiatan akademik. Kuliah umum yang seyogyanya wadah untuk transfer ilmu pengetahuan dicoreng dengan adanya penyusupan konten tidak pantas ke dalam sistem kuliah daring tersebut,” sebut Muryanto Amin, Jumat (4/6).

Ia menegaskan akan menelusuri kejadian tersebut dan menginstruksikan agar pelakunya dapat segera ditemukan. Muryanto berpendapat kejadian ini harus diusut tuntas agar tidak terulang kembali di kemudian hari. “Peristiwa ini memberikan pelajaran penting bagi kita semua agar tetap dan selalu memperhatikan aspek keamanan dalam setiap aktivitas kegiatan webinar,” kata Rektor USU. (gus/ila)

Dukung Pemulihan Ekonomi Sektor Perkebunan Kelapa Sawit, Asian Agri Lakukan Vaksin Gotong Royong

Hadi Susanto, salah satu Manajemen Asian Agri menyaksikan seorang karyawan mendapatkan suntikan pertama vaksinasi Covid-19 mandiri atau Vaksinasi Gotong Royong, di kantor Asian Agri, Kamis (3/6/2021). 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mendukung tercapainya kekebalan kelompok (herd immunity) serta mendorong pemulihan ekonomi di sektor perkebunan kelapa sawit, Asian Agri –Grup Royal Golden Eagle (RGE)– menyelenggarakan Vaksinasi Gotong Royong kepada seluruh karyawannya yang tersebar di beberapa wilayah di Sumatera.

Direktur Sustainability and Stakeholder Relations, Bernard Riedo, menyampaikan pelaksanaan vaksinasi ini merupakan bentuk kontribusi Asian Agri dalam menyukseskan Program Vaksinasi Nasional, sebagai agenda prioritas pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

“Vaksinasi ini merupakan upaya Perusahaan dalam memberikan perlindungan bagi seluruh karyawan kami yang tersebar di seluruh wilayah operasional, agar dapat terus berkontribusi di era new normal ini. Kami ingin seluruh karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Karena bagi kami, keselamatan karyawan adalah prioritas utama,” kata Bernard, Kamis (3/6/2021).

Ia menambahkan, Asian Agri yakin kontribusi perusahaan akan dapat membantu pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional khususnya di industri perkebunan kelapa sawit.

Pemberian vaksin Covid-19 ini serentak dilakukan di seluruh wilayah operasional Asian Agri, yaitu Medan, Riau dan Jambi.
RGE yang merupakan kelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam ini, mengalokasikan 43.474 dosis vaksin Covid-19 Sinopharm. Vaksin itu akan diberikan kepada seluruh karyawan Grup RGE yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia secara bertahap, termasuk di dalamnya Asian Agri.

Pada tahap pertama, sebanyak 6.000 dosis akan diberikan kepada karyawan grup RGE, yang distribusinya dimulai pada akhir Mei lalu.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta W. Kamdani, mengapresiasi langkah cepat Asian Agri, yang merupakan bagian Grup Royal Golden Eagle (RGE Indonesia) dalam pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong. Ia berharap lebih banyak lagi perusahaan yang mendaftarkan karyawan mereka untuk vaksinasi, demi segera tercapainya herd immunity.

“Kami berharap sinergi antara pemerintah dan swasta dalam menyukseskan pelaksanaan vaksin nasional dapat berkontribusi positif untuk sektor kesehatan dan ekonomi. Tidak hanya untuk melindungi kesehatan pekerja, namun juga mendukung pemulihan ekonomi nasional,” ujar Shinta.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan, Vaksinasi Gotong Royong untuk pekerja yang diinisiasi oleh Kadin merupakan bentuk kerja sama antara swasta dan pemerintah dalam mencapai kekebalan komunal sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

“Kami harap semuanya terlindungi dari penyebaran Covid-19. Kami juga harap kawasan produksi, industri, pabrik, dan perusahaan akan bisa bekerja lebih produktif serta tidak terjadi penyebaran Covid-19,” kata Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, Kadin menyebut sebanyak 22.736 perusahaan dan 10 juta pekerja telah mendaftarkan diri dalam program Vaksinasi Gotong Royong dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah. (Rel)

Bupati dan Wabup Sergai Resmikan Jalan Teluk Mengkudu

RESMIKAN : Bupati Sergai, Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Umar Yusri Tambunan meresmikan jalan di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Sergai.

SEI RAMPAH, SUMUTPOS.CO – Bupati Serdangbedagai (Sergai) Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Umar Yusri Tambunan meresmikan pembangunan jalan di Dusun II, Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Sergai, Kamis (3/6).

RESMIKAN : Bupati Sergai, Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Umar Yusri Tambunan meresmikan jalan di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Sergai.

Darma Wijaya menyampaikan, jika dalam rentang 100 hari masa kerjanya, bersama Wakil Bupati Adlin Tambunan telah mengimplementasikan berbagai program yang termuat dalam janji politik. “Tentu saja semua capain yang telah kami laksanakan dalam 100 hari masa kepemimpinan kami berdua didasarkan pada semangat untuk melayani rakyat. Kami mengingat betul bagaimana saat masa kampanye dulu, di saat kami turun langsung mendengar aspirasi dari masyarakat, rata-rata yang menjadi harapan adalah peningkatan kualitas infrastruktur, terutama jalan,” ucap Darma.

Dijelaskannya, Teluk Mengkudu jadi saksi dari komitmen Darma-Adlin dalam membenahi infrastruktur jalan, dimana telah dilaksanakan pengaspalan jalan hotmix yang ada di Desa Sialang Buah, Sentang dan Desa Bogak Besar Kecamatan Teluk Mengkudu.

“Semoga dengan membaiknya akses jalan dapat membantu meningkatkan mobilitas masyarakat, serta ikut menyumbang kontribusi terhadap perbaikan perekonomian daerah. Tak lupa saya menyampaikan terima kasih kepada DPRD Kabupaten Sergai yang ikut mendukung komitmen saya dan Pak Adlin untuk memangkas sektor anggaran yang tidak terlalu urgen dan memprioritaskan program yang memang berdampak langsung terhadap masyarakat,” beber Darma.

Kepala Pusat Fasilitasi Infrastruktur Daerah, Kementerian PUPR RI, Riono Suprapto dalam menyampaikan selamat atas kepemimpinan 100 hari yang telah dilalui oleh Bupati Darma Wijaya dan Wakil Bupati Sergai Adlin Tambunan. Riono mengaku pihaknya akan mendukung setiap program produktif dan bermanfaat bagi rakyat.

Sementara itu, dalam laporannya, Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Faisal Hasrimy menyatakan, kami optimis dibawah kepemimpinan Darma-Adlin akan tetap bermunculan gebrakan dan inovasi berkualitas yang berdampak luas bagi Tanah Bertuah Negeri Beradat. (ian/han)

Pedagang Tidak Patuhi Prokes Covid-19 Dibubarkan

IMBAU: Personel gabungan Polsek Bandar Khalifah bersama TNI mengimbau pedagang untuk tutup pukul 22.00 WIB.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Kembali personel gabungan Polri Polsek Bandar Khalifah bersama TNI melakukan penertiban pedagang malam hari yang tidak mematuhi protokol kesehatan (Prokes) yang masih tetap buka melewati pukul 22.00 WIB, Kamis (3/6).

IMBAU: Personel gabungan Polsek Bandar Khalifah bersama TNI mengimbau pedagang untuk tutup pukul 22.00 WIB.

Kapolsek Bandar Khalifah, AKP S Panjaitan mengatakan, sasaran operasi yustisi yang dilakukan di Pekan Kamis Jalan Sudirman dan Dusun Cemara Desa Pekan Bandar Khalifah, Kecamatan Bandar Khalifah, Kabupaten Serdangbedagai.

“Masih adanya masyarakat yang tidak menggunakan masker. Kami lakukan pembubaran dan penindakan bagi masyarakat yang tidak mengunakan asker secara humanis,” bilang AKP S Panjaitan.

Hal yang dilaksanakan personel di lapangan, adalah memberikan imbauan kepada pelaku usaha mengenai Instruksi Gubenur Sumatera Utara nomor 188.54/ 20 /inst/2021 tentang Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro dan instruksi Gubernur di mulai berlaku tanggal 01 Juni sampai dengan 14 Juni 2021.

“Memberikan imbauan kepada pelaku usaha mengenai jam tutup operasional toko pukul 22.00 WIB, serta memberikan surat peringatan kepada para pelaku usaha yang melanggar ketentuan,” tegasnya. (ian/han)

Mahasiswa Minta Ruang Khusus Vaksinasi Muslimah

AUDIENDI: Mahasiswa Muhammadiyah beraudiensi ke kediaman Wakil Bupati Labura, Samsul Tanjung.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mahasiswa Muhammadiyah meminta penyediaan fasilitas ruang khusus untuk wanita yang mendapat vaksinasi massal. Itu disampaikan para mahasiswa kepada Wakil Bupati Labura, Samsul Tanjung saat menerima kunjungan dan audiensi di rumah dinas Wakil Bupati, di Desa Siduadua, Kecamatan Kualuh Selatan, Rabu (2/6).

AUDIENDI: Mahasiswa Muhammadiyah beraudiensi ke kediaman Wakil Bupati Labura, Samsul Tanjung.

“Permohonan dari Ibu guru Muhammadiyah, agar dapat difasilitasi bilik atau ruang khusus buat Muslimah yang enggan disuntik di ruang terbuka, dalam menjaga kewajiban sebagai Muslimah,” harap mahasiswa.

Wakil Bupati sangat memahami sekali keluhan ibu guru yang diwakilkan para mahasiswa perihal bilik atau ruangan untuk pelaksanaan suntik vaksinasi massal tersebut.

“Pihak Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara akan memberikan tempat khusus nantinya dalam kegiatan Vaksinasi. Dan ruangan itu menyesuaikan Kondisional lah buat Muslimah yang enggan disuntik karena menjaga kewajiban sebagai seorang Muslimah,” ucap Wabup.

Masukan yang membangun sangat diharapkan oleh Pemkab Labura, karena dengan adanya masukan yang baik dapat menjadikan kebaikan di Kabupaten ini demi tercapainya kabupaten yang Cerdas Sejahtera dan Religius.

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara melalui Dinas Kesehatan Labuhanbatu Utara sudah menggelar vaksinasi secara massal. Misalnya, vaksinasi digelar di Aula Ahmad Dewi Syukur, Aek Kanopan, Jumat (28/5).

Kepala Dinas Kesehatan Labuhanbatu Utara, Saodah Nasution saat membuka kegiatan pelaksanaan vaksinasi massal Covid-19 menyampaikan laporan hasil pelaksanaan vaksinasi masal Covid-19 yang telah terlaksana pada Kamis 28 Mei 2021. Dari total sasaran 1.000 orang pelayanan vaksinasi selama dua hari di Pendopo dan Aula Dewi Syukur, sebanyak 288 orang telah mendapatkan suntikan vaksinasi COVID-19.

Sementara dari sasaran sebanyak 3.400 orang pelayanan vaksinasi masal yang dilaksanakan di 18 UPTD Puskesmas Se- Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebanyak 1.703 orang telah mendapatkan suntikan vaksinasi dosis pertama.

Wabup dalam arahan dan bimbingannya menyampaikan, vaksinasi Covid-19 adalah upaya berikutnya untuk mengendalikan laju penyebaran penyakit infeksi virus ini. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Labuhanbatu Utara yang telah terlaksana dalam dua tahap. Tahap pertama untuk tenaga kesehatan, dan tahap kedua untuk pelayan publik serta lanjut usia (masyarakat yang berusia di atas 60 tahun).

“Saat ini telah tersedia 190 orang tenaga vaksinator, yang telah mendapatkan pelatihan oleh Balai Pelatihan Kesehatan Batam Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pemberian vaksinasi COVID-19 akan terus berlanjut,”(fdh/han)