26 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 3416

Kenapa Pilih POCO F3 5G? Ini Perbandingannya dengan Smartphone Lain

SUMUTPOS.CO – Poco X3 Pro dan Poco F3 5G langsung menyedot perhatian ketika diluncurkan Xiaomi, beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak, kedua produk tersebut hadir dengan spesifikasi tinggi, tapi harganya termasuk kelas menengah. 

Di kelas menengah, spesifikasi kedua smartphone Poco tersebut berhasil mengungguli semua pesaingnya. Sebagai gambaran, kita akan mengadu spesfikasi dan harga POCO F3 5G dengan OPPO Find X2 Pro, Realme X50 Pro 5G, Samsung Galaxy S20 FE, serta vivo X60 Pro. Siapa yang paling unggul?

Desain
Jika berbicara mengenai desain, POCO F3 5G ini memiliki desain yang elegan seperti para pesaingnya. Memiliki desain punch hole di bagian tengah atas layar, smartphone ini memang tak terlalu beda dengan smartphone lain. Jadi, pengguna tidak akan merasa terlalu terganggu dengan lokasi kamera depan tersebut.

Tak ketinggalan, desain punch hole-nya pun bisa dibilang lebih kecil jika dibandingkan dengan pesaingnya. Jadi, pengguna tidak akan terganggu saat mereka menikmati konten multimedia.

Desain housing kamera belakangnya pun terlihat sangat segar. Berbeda dengan pesaingnya yang menggunakan desain kamera yang ditumpuk vertikal atau memiliki housing persegi panjang, POCO F3 5G memiliki housing kamera yang berbentuk persegi panjang dengan sisi-sisinya yang membulat.

Layar
Dari segi layar, POCO F3 5G memiliki cukup banyak fitur. Layarnya cukup besar yakni di 6,67 inci, dimana salah satu yang terbesar selain OPPO Find X2 Pro dengan ukuran layar 6,7 inci. Realme X50 Pro memiliki layar 6,44 inci, sedangkan Galaxy S20 FE6,5 inci, dan vivo X60 Pro 6,56 inci.

Refresh rate dari POCO F3 5G ini juga sangat tinggi di kelasnya. Sama seperti OPPO Find X2 Pro, Samsung Galaxy S20 FE, serta vivo X60 Pro. Bahkan, Realme X50 Pro masih dibawah POCO F3 5G dengan refresh rate 50Hz.

Panelnya sudah menggunakan AMOLED dengan dukungan HDR 10+, seperti pada kebanyakan smartphone flagship pada umumnya. Namun, POCO F3 5G lebih unggul dari lain untuk soal kecerahan layar, yang mencapai 1.300 nits.

Kamera
Untuk kamera, POCO F3 5G dibekali dengan tiga kamera di bagian belakang, yakni kamera utama 48 MP, kamera ultra wide 8 MP, serta kamera macro 5MP. Sementara kamera depannya sudah menggunakan kamera 20MP.

Dibanding pesaingnya, kamera POCO F3 5G terlihat lebih unggul. vivo hadir dengan tiga kamera belakang dengan konfigurasi kamera utama 48 MP, kamera telephoto 13 MP, serta kamera ultra wide 13 MP, sedangkan kamera depannya 32 MP.

Lalu, ada Samsung Galaxy S20 FE dengan tiga kamera belakang, yakni kamera utama 12 MP, kamera telephoto 8 MP, serta kamera ultrawide 12 MP. Dan untuk kamera depannya menggunakan kamera 32 MP.

OPPO Find X2 Pro juga hadir dengan konfigurasi tiga kamera, yakni kamera utama 48 MP, kamera periscope telephoto 13 MP, dan kamera ultra wide 48 MP. Dan untuk kamera depannya menggunakan kamera 32 MP.

Hanya Reno X50 Pro saja yang menggunakan konfigurasi 4 kamera belakang dan dua kamera depan. Reno X50 Pro menggunakan kamera utama 64 MP, kamera telephoto 12 MP, kamera ultra wide 8 MP, serta kamera depth 2 MP. Sementara di depan ada kamera utama 32 MP dan kamera wide 8 MP.

Meski demikian, hasil kamera dari POCO F3 5G memiliki kualitas yang tinggi. Jadi, pengguna tak perlu khawatir akan kehilangan momen berharga saat mengambil gambar dengan smartphone ini.

Jeroan
Beralih ke jeroan, POCO F3 5G ini menawarkan spesifikasi teranyar. SoC-nya menggunakan Qualcomm Snapdragon 870 5G dengan pilihan RAM 6 GB atau 8GB dan penyimpanan 128 GB atau 256 GB dengan tipe penyimpanan UFS 3.1. Ada juga dukungan WiFi 6 serta NFC.

Vivo X60 Pro hadir dengan prosesor yang sama, dengan pilihan RAM 12GB dan penyimpanan 256GB UFS 3.1. Sayang, fitur WiFi 6 absen di perangkat ini, walau tetap memiliki NFC.

Sementara OPPO Find X2 Pro menggunakan prosesor tahun lalu, yakni Snapdragon 865 dengan pilihan RAM 12 GB serta penyimpanan 256 GB dan 512 GB yang sayangnya masih menggunakan UFS 3.0.

Di sisi lain, Realme X50 Pro menggunakan prosesor yang sama dengan Find X2 Pro, dengan RAM 6 GB, 8GB, dan 12 GB dengan penyimpanan 128 GB dan 256 GB dengan UFS 3.0 Perangkat ini memiliki dukungan WiFi 6 dan juga NFC.

Terakhir, Galaxy S20 FE merupakan satu-satunya perangkat yang menggunakan prosesor Exynos 990. Pilihan RAM-nya 6 GB dan 8 GB dengan penyimpanan 128 GB dan 256 GB UFS 3.1. Ada juga dukungan WiFi 6 serta NFC.

Baterai dan Charging
POCO F3 5G memiliki baterai di kisaran 4250 mAH dengan dukungan Fast charging 33W yang dapat mengisi daya hingga 100% dalam 52 menit. Tak ketinggalan, ada juga dukungan Power Delivery 3.0 serta Quick Charge 3+.

Galaxy S20 FE di sisi lain memiliki baterai 5000 mAH, yang meski lebih besar, namun hanya memiliki dukungan Fast charging 25W, dengan dukungan Fast wireless charging 15W, Reverse wireless charging 4.5W, dan USB Power Delivery 3.0.

Vivo X60 Pro hadir dengan baterai 4200 mAH dan fitur Fast charging 33W. Sementara itu, Find X2 Pro memiliki baterai 4260 mAH Fast charging 65W, SuperVOOC 2.0, serta USB Power Delivery.

Terakhir ada X50 Pro yang hadir dengan baterai 430 mAH dengan dukungan Fast charging 65W, SuperDart Flash Charge, serta Power Delivery.

Harga
Dan berbicara mengenai harga, POCO F3 5G di Indonesia memiliki harga resmi Rp4,99 juta. Dengan spesifikasi yang sudah disebutkan di atas tadi, harga ini memang merupakan harga yang sangat menggoda.

Di sisi lain, vivo X60 Pro berada di kisaran harga Rp11,5 juta-an. Lalu untuk OPPO Find X2 Pro dan Realme X50 Pro saat ini dijual di kisaran Rp11,9 juta-an. Sementara itu, Samsung Galaxy S20 FE dijual dikisaran harga Rp9,999 juta-an. Dengan demikian, sudah terlihat jelas, dengan spesifikasi lebih unggul, Poco F3 5G hadir dengan harga jauh lebih murah dibanding para pesaingnya. Menarik bukan?(rel)

Selama Bulan Ramadan, Sisa Makanan Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Kota Medan

SOSIALISASI: M.Afri Rizki Lubis saat sosialisasi Perda No.6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan di Jalan TB Simatupang.markus/sumutpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama bulan suci Ramadan 1442 Hijriah, produksi sampah di Kota Medan cukup meningkat bila dibandingkan bulan-bulan sebelumnya dan berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan, dari total seluruh sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Terjun, 44 persen diantaranya merupakan sampah sisa makanan.

SOSIALISASI: M.Afri Rizki Lubis saat sosialisasi Perda No.6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan di Jalan TB Simatupang.markus/sumutpos.

Hal itu terungkap dalam kegiatan sosialisasi Peraturan Daerah No.6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan yang digelar Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Medan, M.Afri Rizki Lubis di Jalan TB Simatupang Gg Pantai Anto, Lingk. IV, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (25/4) sore.

“Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, yang menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Medan saat ini adalah sampah sisa makanan. Banyaknya hampir separuh dari total sampah yang ada, tepatnya mencapai 44 persen,” ucap perwakilan DKP Kota Medan, M.Yamin Daulay kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Padahal, kata Yamin, sebelumnya yang mendominasi sampah rumah tangga adalah sampah plastik, walaupun sampah plastik juga mengalami peningkatan selama bulan Ramadan.

“Sedangkan kalau di luar bulan puasa (Ramadan), jumlah sampah sisa makanan jauh di bawah jumlah saat ini,” ujarnya.

Mendengar penjelasan perwakilan Dinas Kebersihan tersebut, Anggota DPRD Medan Rizki Lubis mengajak masyarakat untuk meninggalkan prilaku mubazir selama bulan Ramadan dengan membeli banyak makanan untuk berbuka puasa.

Dikatakan Rizki, kebiasaan masyarakat pada umumnya saat berpuasa adalah ingin membeli semua makanan untuk berbuka. Padahal saat berbuka puasa, kebanyakan masyarakat hanya butuh segelas teh manis dan sedikit kurma atau sedikit panganan kecil.

“Intinya ‘lapar mata’, semua makanan mau dibeli. Akhirnya banyak makanan yang terbuang, mubazir jadinya. Ayo kita ubah prilaku seperti ini. Pertama, membuang-buang makanan itu mubazir, dilarang oleh agama. Kedua, produksi sampah sisa makanan kita meningkat tajam, gak boleh begini terus,” ajaknya.

Dalam kegiatan yang turut dihadiri Kasi PMK Kecamatan Medan Sunggal Agus Silaban, Lurah Sunggal Rinaldi Sahputra Siagian, dan Kepala Lingkungan IV Sunggal Masuddin itu, Rizki Lubis juga meminta masyarakat untuk mematuhi Perda No.6 Tahun 2015 dengan mengurangi produksi sampah rumah tangga, salah satunya produksi sampah plastik. Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Rizki juga meminta masyarakat untuk memanfaatkan Bank Sampah yang ada di Kelurahan Sunggal. Apalagi menurutnya, saat ini hanya segelintir Kelurahan di Kota Medan yang sudah memiliki Bank Sampah.

“Beruntung sekali kita di Kelurahan ini sudah punya Bank Sampah. Sebab selain dapat mengurai produksi sampah berdasarkan jenisnya, Bank Sampah juga membuat sebagian sampah bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. Artinya sampah juga bisa memberi tambahan penghasilan bagi masyarakat bila kita mau memanfaatkan Bank Sampah ini dengan baik,” pungkasnya. (map/ila)

Pemko Medan Diminta Perketat Pengawasan Daging Halal dan Higienis

SAHKAN: Wali Kota Medan, Ketua DPRD Medan, Hasyim SE serta sejumlah anggota DPRD Medan, saat mensahkan Ranperda tentang Perusahaan Umum Daerah (PUD) Rumah Potong Hewan, pada rapat paripurna DPRD Medan, di Gedung DPRD Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis No.1 Medan, Senin (26/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pimpinan DPRD Kota Medan dan Wali Kota Medan melaksanakan penandatanganan persetujuan atas Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Perusahaan Umum Daerah (PUD) Rumah Potong Hewan, pada rapat paripurna DPRD Medan, di Gedung DPRD Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis No.1 Medan, Senin (26/4).

SAHKAN: Wali Kota Medan, Ketua DPRD Medan, Hasyim SE serta sejumlah anggota DPRD Medan, saat mensahkan Ranperda tentang Perusahaan Umum Daerah (PUD) Rumah Potong Hewan, pada rapat paripurna DPRD Medan, di Gedung DPRD Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis No.1 Medan, Senin (26/4).

Rapat paripurna dipimpin Ketua DPRD Medan, Hasyim SE didampingi wakil-wakil Ketua DPRD Medann

Ihwan Ritonga dan Rajuddin Sagala serta sejumlah anggota DPRD Medan. Dari Pemko Medan, Paripurna dihadiri langsung Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution bersama Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman, Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, dan sejumlah pejabat Pemko Medan lainnya.

Sebelum penandatanganan persetujuan bersama antara DPRD Medan dan Pemko Medan, delapan fraksi di DPRD Medan terlebih dahulu menyampaikan pendapat fraksi atas Ranperda PUD RPH dan menyatakan persetujuan atas Ranperda tersebut.

Pantauan Sumut Pos, pandangan Fraksi Partai Gerindra yang dibacakan Netty Yuniati Siregar, meminta keberadaan RPH dalam pelaksanaannya harus dapat menjaga kualitas, baik kebersihan, kesehatan dan kehalalan daging untuk dikonsumsi sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 555/KPS/TN.240/9/1986.

Kemudian, Fraksi Gerindra juga meminta agar jangan ada pengoplosan daging beku dan daging sapi segar yang dicampur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mencapai 11 ton per hari. Pemko Medan juga diminta memperketat pengawasan peredaran daging halal dan higienis, serta memberikan sanksi yang tegas kepada peredaran daging ilegal dengan mengeluarkan Perwal terkait penyembelihan hewan melalui RPH Kota Medan.

Sementara Fraksi PKS menyarankan seluruh Perusahaan Daerah (PD) milik Pemko Medan dilebur menjadi satu agar lebih efektif dan efisien. Hal ini karena direksi yang ada saat ini minim inovasi, kreasi dan visi dalam memajukan perusahaan daerah. “Itulah mengapa kami berpendapat agar seluruh perusahaan daerah digabung menjadi satu saja agar lebih efektif dan lebih efisien,” jelas juru bicara Fraksi PKS DPRD Medan Rudiawan Sitorus.

Disampaikannya, RPH masih belum menunjukkan kinerja yang memuaskan sehingga belum bisa berkontribusi terhadap keuangan APBD Kota Medan. RPH saat ini, memiliki neraca keuangan yang tidak efisien, disebabkan lebih besarnya pengeluaran dari pada pendapatan. Sehingga setiap tahunnya, PD RPH selalu merugi.

Akibatnya hampir setiap tahun, PD RPH mendapat tambahan modal dari APBD Kota Medan. Kemudian inefisiensi tata kelola perusahaan yang dapat dibuktikan dari banyaknya jumlah pegawai yang tidak sebanding dengan beban pekerjaan yang ada disebabkan sedikitnya jumlah hewan yang dipotong.

Sementara Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution usai penandatanganan persetujuan bersama menyatakan, persetujuan Ranperda PUD RPH ini menjadi salahsatu langkah strategis dalam meningkatkan kinerja dan daya saing, sehingga bisa berkontribusi pada perekonomian masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan.

“Kinerja dan daya saing mutlak harus dilakukan PUD sehingga dapat berkontribusi kepada masyarakat serta akan mampu meningkatkan kinerja, serta pelayanan secara profesional, efektif dan efisein. Selain itu juga sebagai daya tarik bagi tumbuhnya investasi antara PUD dengan pihak-pihak yang mau berinvestasi, sehingga meningkatkan pendapatan Kota Medan,” katanya.

Usai paripurna, kepada Sumut Pos, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan jika dirinya sependapat dengan fraksi-fraksi di DPRD Medan, bahwa PD RPH selama ini seharusnya bisa menjadi sumber PAD bagi Kota Medan, bukan justru menjadi penerima PAD.”Saat ini lingkupnya lebih banyak dan lebih luas lagi setelah menjadi Perum (Perusahaan Umum). Oleh karena itu profesionalitas direksinya dulu yang harus betul-betul menjadi suatu hal yang wajib atau mutlak,” ujar Bobby kepada Sumut Pos, Senin (25/4).

Ditanya soal teknis penertiban rumah potong liar agar seluruh hewan yang dipotong harus disembelih di PD RPH Kota Medan, Bobby mengatakan jika hal itu memang membutuhkan peraturan lebih lanjut, dan Pemko Medan akan segera menyiapkannya.

Ia berharap, bahwa pemotongan daging memang harus dilakukan di RPH Kota Medan, dan pihaknya akan menertibkan pemotongan daging yang tidak dilakukan di RPH milik Pemko Medan.”Kemarin sudah kita sampaikan kepada pihak RPH, ini sudah pengembangan, namanya Perusahaan Umum Daerah, maka harus bisa mengembangkan diri. Perusahaan harus memilih dulu, apakah masalahnya harus diselesaikan dari hulunya, operasinya, atau di hilirnya. Ini harus difokuskan salah satu, maka sampai produk-produk turunannya bisa diselesaikan,” kata Bobby.

Bobby menjelaskan, banyak daging yang masuk ke Kota Medan dari luar kota sudah dalam bentuk daging utuh, atau bukan dalam bentuk hewan hidup. Sehingga, tidak banyak hewan yang masuk ke Kota Medan untuk dipotong di RPH milik Pemko Medan. Untuk itu, Pemko Medan pun akan melakukan pengawasan secara serius.

“Soal pembatasam daging masuk dari luar kota ini pasti akan kita lihat, akan kita pelajari, bagaimana Pemko Medan akan membuat suatu peraturan atau suatu kebijakan. Pastinya nanti untuk masyarakat, untuk higienis daging dan kehalalannya,” jelasnya.

Menanggapi adanya pendapat salah satu fraksi yang menginginkan ketiga BUMD Kota Medan, yakni PD RPH, PD Pasar, dan PD Pembangunan yang dilebur menjadi satu, Bobby mengatakan jika terkait BUMD, memang setiap pihak memiliki banyak pandangan.

“Pandangannya tak ada yang tak bagus. Tapi intinya, apapun nanti bentuknya, mau Musda, Perumda, atau bahkan UPT, semuanya punya nilai positif dan negatif. Tinggal bagaimana pengoperasiannya, itu saja. Apapun bentuknya, profesionalitas orang-orang yang duduk disitu itu yang paling utama,” pungkasnya. (map/ila)

Target Kumpulkan Dana 503 Miliar, BAZNAS & GoPay Kolaborasi untuk Sukseskan Gerakan Cinta Zakat

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Menyambut momentum Ramadan, GoPay, layanan pembayaran digital terdepan di Indonesia, bersama BAZNAS mengajak masyarakat memaksimalkan fasilitas zakat secara digital selama pandemi. Hal ini sebagai bagian dari Gerakan Cinta Zakat yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pekan lalu. Penyaluran zakat antara lain diharapkan dapat membantu mengentaskan kemiskinan, menangani bencana hingga menuntaskan program-program pembangunan berkelanjutan.

Di tahun 2021, BAZNAS menargetkan untuk mengumpulkan zakat, infak dan sedekah Rp 503 miliar, dengan target 30 persen berasal dari transaksi digital. Kerjasama antara GoPay dan BAZNAS salah satunya akan berfokus pada aspek edukasi mengenai kemudahan dan keamanan berdonasi digital. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memanfaatkan metode berdonasi digital karena kurangnya informasi[1].

Pimpinan BAZNAS RI, Rizaludin Kurniawan, S.Ag, M.Si menjelaskan, “BAZNAS luncurkan Gerakan Cinta Zakat untuk mempopulerkan zakat sebagai bentuk kasih sayang untuk para fakir miskin sekaligus jaring pengaman sosial bagi para mustahik terutama dalam membantu pemulihan ekonomi di masa pandemi. Tahun ini, BAZNAS menargetkan terkumpulnya ZIS sebesar Rp 503 miliar di tingkat pusat  dengan target penerimaan dari kanal digital sebesar 30%. Kami optimis target ini dapat dimaksimalkan melalui kolaborasi dengan berbagai sektor, termasuk GoPay. Dengan kemudahan dan luasnya jangkauan yang dihadirkan oleh GoPay, diharapkan proses penghimpunan zakat dapat menjadi lebih efektif dan efisien.”

Managing Director GoPay, Budi Gandasoebrata mengatakan, “Transaksi digital terus menjadi pilihan masyarakat di masa pandemi, termasuk untuk beramal. GoPay menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat untuk berdonasi secara digital. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna GoPay yang membayarkan zakat melalui fitur GoTagihan di aplikasi Gojek meningkat hampir 3x lipat di tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya. Meskipun demikian, edukasi mengenai manfaat pembayaran ZIS secara digital harus tetap ditingkatkan. Bekerjasama dengan BAZNAS, di bulan Ramadan ini kami melakukan sosialisasi Gerakan Cinta Zakat ke berbagai lapisan masyarakat Indonesia, termasuk edukasi kepada jutaan mitra driver dan merchant yang tergabung di ekosistem Gojek. Kami berharap upaya ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk dapat berdonasi secara digital, sehingga dapat memaksimalkan penghimpunan zakat yang akan membantu pemulihan ekonomi Indonesia.”

Dalam lima tahun terakhir, ekosistem donasi Indonesia semakin berkembang. Riset[2] melaporkan rerata kenaikan nilai per donasi digital sebesar 72% selama pandemi. GoPay sendiri mencatat, transaksi donasi meningkat 2,5 kali lipat di tahun 2020, dengan total nilai donasi mencapai Rp 136 miliar.

Fitria Irmi Triswati, Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia memberikan apresiasi tinggi atas kolaborasi BAZNAS dengan GoPay yang berlangsung setiap tahunnya dalam mendorong pengumpulan zakat melalui pembayaran digital, baik melalui QRIS maupun fitur GoTagihan. Ia menggarisbawahi peran penting transaksi digital sebagai game changer yang memudahkan masyarakat berbagi dengan sesama selama pandemi.

“Menurut Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI tahun 2020, selama pandemi transaksi  zakat, infak, dan sedekah mengalami pertumbuhan 26,1% berkat peningkatan adopsi teknologi digital oleh lembaga amil zakat. Kemudian banyak orang yang belum pernah membayar zakat menjadi terdorong untuk melakukannya secara digital di masa pandemi, di mana sebagian di antaranya adalah milenial. Kami harap upaya edukasi pembayaran digital untuk pembayaran zakat ini dapat terus ditingkatkan untuk semakin membantu masyarakat dan bergotong-royong membantu para mustahik yang membutuhkan,” ujar Fitria.

Pengguna GoPay yang ingin membayar zakat cukup membuka fitur GoTagihan yang terdapat di aplikasi Gojek, pilih menu Zakat dan lembaga tujuan, lalu masukkan jumlah yang ingin dibayarkan. Selain itu, pengguna GoPay dapat berdonasi tanpa tatap muka lewat QRIS ke lebih dari 400 rumah ibadah dan LAZ yang telah bekerja sama dengan GoPay.(rel)

Krisis Stok Darah, PMI Medan Tunda Distribusi Darah ke RS

STOK DARAH: Petugas dari PMI Kota Medan menunjukkan kantongan berisi darah dari donor.Sejak masa pandemi Covid-19, kondisi stok darah di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia Cabang Medan sudah mengalami penurunan dan mengakibatkan tidak stabil.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Medan sementara waktu menunda distribusi darah ke Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang telah bekerja sama. Penundaan dilakukan karena stok darah PMI Kota Medan krisis atau tidak memadai.

STOK DARAH: Petugas dari PMI Kota Medan menunjukkan kantongan berisi darah dari donor.Sejak masa pandemi Covid-19, kondisi stok darah di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia Cabang Medan sudah mengalami penurunan dan mengakibatkan tidak stabil.

“Ini menimbulkan efek risiko kenakalan RS yang melakukan proses pengambilan darah sendiri karena pada dasarnya mereka tidak mempunyai izin untuk itu, baik secara aturan izin operasional sebagai UTDRS (Unit Transfusi Darah Rumah Sakit) ataupun menurut Permenkes,” ujar Kasi Pelayanan Teknik dan BDRS UDD PMI Medan, dr Ira Fitriyanty Putri Lubis, Senin (26/4).

Dikatakan Ira, batas waktu penundaan melihat dari stok darah yang ada untuk di-dropping. “Misalnya, seperti hari ini tanggal 26 April kami sudah memenuhi beberapa BDRS yang minta walaupun tidak bisa memenuhi keseluruhan,” sambungnya.

Namun demikian, lanjut Ira, pihaknya akan mengirimkan kekurangan permintaan BDRS jika stok darahnya memadai kembali untuk didistribusikan. “Stok darah yang masuk dari kegiatan mobile unit donor darah hari Minggu (25/4) ada sekitar 200-an kantongn

dan itulah yang kami dropping hari ini (kemarin, red),” katanya.

Disinggung menghindari kenakalan rumah sakit yang melakukan proses pengambilan darah sendiri, Ira mengaku, ada tim PMI yang melakukan pemantauan terkait laporan-laporan serta dugaan beberapa rumah sakit yang melakukan proses pengambilan darah sendiri.

Sebagai contoh, ada beberapa rumah sakit yang pernah terbukti melakukan hal itu dan langsung ditegur baik secara lisan maupun tulisan. Bukti-bukti yang didapat biasanya dari laporan masyarakat, pegawai PMI sendiri yang keluarganya memang butuh darah di salah satu rumah sakit, broadcast dan lainnya. “Laporan-laporan tersebut menjadi dasar untuk kami melakukan konfirmasi dan evaluasi terhadap BDRS kami, dan kami langsung mengonfirmasi ke rumah sakit,” ungkap Ira.

Lebih lanjut dia mengatakan, penyebab stok darah minim karena pendonor yang sangat minim. Bahkan, beberapa hari sebelumnya sempat tidak ada stok sama sekali alias kosong. Sedangkan permintaan terhadap golongan darah terbilang cukup banyak.

“Ada juga masyarakat menganggap di bulan puasa atau sedang puasa tidak bisa donor. Pengalaman selama saya di PMI, syarat donor tidak ada larangan untuk melakukan donor darah selama kita berpuasa, asal dipastikan kondisi kita dalam keadaan yang benar-benar fit. Saat sahur makan makanan yang bergizi seimbang, konsumsi vitamin dan cukup minum air putih,” jelasnya.

Ira mengimbau seluruh masyarakat untuk donor darah guna menjaga kestabilan stok darah PMI Medan. “Banyak masyarakat saat ini membutuhkan bantuan kita untuk menyelamatkan hidup mereka. Ayo kita tolong mereka, karena Tuhan memberikan anugerah kepada setiap manusia untuk menolong manusia yang lainnya,” pungkasnya. (ris/ila)

Pemakaman Adik Gubsu Edy Rahmayadi Berlangsung Khidmat, Kapoldasu: Almarhum Sosok Polisi Sejati

Foto Dinas Kominfo Sumut for sumutpos PEMAKAMAN: Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengikuti prosesi upacara pemakaman adik kandungnya, Kombes Pol Zulfikar Tarius, yang dipimpin Kapolda Sumut, RZ Panca Putra, di Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin (26/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Upacara pemakaman adik kandung Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, Kombes Pol Zulfikar Tarius yang dipimpin Kepala Kepolisian Daerah Sumut RZ Panca Putra, di Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin (26/4), berlangsung khidmat.

Foto Dinas Kominfo Sumut for sumutpos PEMAKAMAN: Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengikuti prosesi upacara pemakaman adik kandungnya, Kombes Pol Zulfikar Tarius, yang dipimpin Kapolda Sumut, RZ Panca Putra, di Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin (26/4).

  Kombes Pol Zulfikar Tarius meninggal dunia karena sakit, Minggu (25/4) sekitar pukul 16.45 WIB di Rumah Sakit Siloam Surabaya. Jenazah kemudian dibawa ke Kota Medan dan tiba Senin (26/4) sekitar pukul 03.00 WIB. Selanjutnya jenazah disemayamkan di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan.

  Kapolda Panca menyebut, almarhum Kombes Pol Zulfikar Tarius sebagai sosok polisi sejati. “Almarhum adalah sosok polisi sejati, sosok Brimob sejati yang memberikan pengabdian terbaiknya, jiwa raga demi kemanusiaan,” ungkap Panca.

  Panca juga mengungkapkan bahwa almarhum merupakan sosok yang rendah hati. Bahkan, almarhum juga menganggap semua orang sebagai saudaranya. “Semoga apa yang beliau berikan semasa hidup dapat menjadi contoh bagi kita semua dalam menjalankan tugas dan pengabdian kepada masyarakat,” ujar Panca.

  Diketahui, semasa hidup Almarhum Zulfikar Tarius aktif di Kepolisian dan menjabat berbagai jabatan strategis.  Almarhum memulai tugasnya untuk negara tahun 1994 sebagai PAMA Polda Papua. Selanjutnya bertugas sebagai Danton I KIE 5121 SATBRIMOB Polda Papua, Danton II Kompi II YON A SATBRIMOB Polda Papua, Wadan KIE SATBRIMOB Polda Papua, Dan kie II SATBRIMOB Polda Papua, PAMA SOPS Polri, PAUR BINOPS Bag Bangpers Subdit Binjad Dit Minpers SOPS Polri, PASI Silektajad Ro Watpres SSDM Rowatpers SSDM Polri, PAMA Polda Jatim.

  Selanjutnya, Kasubbag Renkaji Bag Rendiaga ROSDM Polda Jatim, Kasubbagmutjab Bagbinkar ROSDM Polda Jatim, Pamen SSDM Polri, PS. Kasunbagmutbata Bagmutjab Robinkar SSDM Polri, Kabagbinkar ROSDM Polda Metro Jaya, Kapolres Probolinggo Polda Jatim, Kapolres Gresik Polda Jatim, Kasubbaglekdikbangpes IPTEK Baglekdik Rodalpers SSDM Polri, Karosdm Polda Babel, Kasatbrimob Polda Sumut, Dansatintel Brimob Kot Brimob Polri Tamtama. Terakhir almarhum bertugas sebagai Auditor Kepolisian Madya Tingkat II Itwasum Polri.

  Semasa hidup almarhum juga mendapat banyak tanda kehormatan. Antara lain Satyalancana GOM IX/Raksaka Dharma, Satyalancana Dwidya Sistha, Satyalancana Karya Bhakti, Satyalancana Pengabdian 8 tahun, dan Satyalancana Ksatrya Tamtama.

  Sebelum dikebumikan, jenazah disemayamkan di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman.  Sebelum dimasukan ke dalam peti jenazah, keluarga besar terlebih dulu melakukan takziah. Air mata pun membasahi wajah Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, usai melakukan takziah untuk adik kandungnya tersebut. Edy Rahmayadi pun mencium wajahnya adik kandungnya untuk terkahir kali usai berdoa.

  Usai disalatkan, jenazah diserahkan kepada Kepolisian untuk dimakamkan. Acara serah terima jenazah dilakukan dengan upacara yang dipimpin oleh Wakil Kapolda Sumut Dadang Hartanto. Usai pemakaman, Edy Rahmayadi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pemakaman adiknya. Mulai dari Kapolda Jawa Timur hingga Kapolda Sumut yang turut memberikan bantuannya. Edy Rahmayadi menyebut hal tersebut sebagai esprit de corps (jiwa korsa) Polri.

Edy Rahmayadi sebagai perwakilan keluarga juga menyampaikan apabila ada kesalahan atau persoalan almarhum yang belum selesai, ia meminta untuk menemui keluarga. “Apabila adik saya Zulfikar Tarius ada utang atau kesalahan sampaikan kepada kami atau saya, kapan saja, Insya Allah akan kita selesaikan sehingga tidak menjadi persoalan almarhum dalam menghadapi Tuhan, “ kata Edy.

  Tampak sejumlah tokoh besar Sumut melayat ke tempat persemayaman. Di antaranya Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah beserta istri Sri Ayu Mihari, Pangdam I/Bukit Barisan Hassanudin, Panglima Kosekhanudnas III  Esron SB Sinaga, Tokoh Masyarakat Sumut Syamsul Arifin, Anggota DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Ulama Abdullah Syah, Sekretaris Daerah Provinsi Sumut R Sabrina. (rel/ila)

Satgas Covid-19 Medan Klaim: Keramaian di KCW Bukan Kerumunan

IMBAU: Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution memberikan imbauan melalui pengeras suara kepada pengunjung Kesawan City Walk agar mematuhi Protokol Kesehatan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keramaian yang terjadi di Kesawan City Walk (KCW) Medan pada Sabtu (24/4) malam disebut bukan kerumunan, melainkan manusianya banyak. Hal ini disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan.

IMBAU: Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution memberikan imbauan melalui pengeras suara kepada pengunjung Kesawan City Walk agar mematuhi Protokol Kesehatan.

“Malam Minggu itu semua sudah terpantau, mulai terpantau dengan suhu, cuci tangan. Jika mereka berkumpul langsung diantisipasi oleh petugas yang berjaga di sana, baik Satgas, Dinas Perhubungan, mudah mudahan berjalan baik. Sedangkan hari Minggu sepi karena hujan, tapi begitupun terus kita laksanakan pengawasan,” ujar Mardohar, Senin (26/4).

Dia mengatakan, untuk meyakinkan penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat, maka wali kota Medan ikut turun memantau dari ujung ke ujung dan semua berjalan dengan baik tidak ada masalah. “Jadi, keramaian itu bukan kerumunan tapi banyak manusia di situ. Kendatipun, kita berbagai pihak langsung turun ke situ. Siapa yang duluan mendapat informasi dari CCTV akan terjadi kerumunan, siapapun dari kita langsung turun memecahnya,” katanya.

Mardohar kembali menegaskan, bahwa yang ditemukan bukan kerumunan tapi manusianya banyak. Karena itu, pihaknya dan petugas lainnya langsung mengimbau pengunjung untuk menggunakan masker, jangan berkerumun. “Kalau buka masker pas makan saja, tidak ada yang tidak terpantau kok. Kita sangat respon atas pertemuan gubernur dan pak walikota, edukasi terus kita lakukan. Kalau keramaian itu, di mana-mana yang namanya UKM pasti ramai,” sebut dia.

Disinggung keramaian yang terjadi tersebut kenapa tidak dibubarkan karena sudah jelas terjadi kerumunan, menurut dia, bahwa keramaian itu bukan kerumunan. Kalau terjadi kerumunan tentu akan dilakukan pembubaran.”Bagaimana kita membubarkan kalau tidak ada kerumunan. Pembubaran yang kita lakukan jika ada kerumunan di lokasi itu. Kalau di lokasi itu hampir menumpuk orang, langsung kita datangi,” jelasnya.

Ia menuturkan, pandemi Covid-19 ini masih ada meski sudah banyak berbagai kalangan ragu karena banyaknya kerumunan yang tidak teratasi. “Pasti ada, tapi memang seluruh negara belum ada yang bisa menangani atau mengatasi Covid-19 ini. Paling penting di sini adalah masyarakatnya karena pandemi sudah berjalan setahun. Jadi perilaku masyarakat yang penting untuk menurunkan kasus ini, protokol kesehatan itu kalau dilakukan dengan perilaku yang baik pasti bisa,” pungkasnya.

Namun hal berbeda justru dikatakan Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution saat mengikuti rapat evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro bersama Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sumut yang juga Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Medan, Rabu (21/4)lalu.

Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution mengakui terjadi kerumunan di Kesawan City Walk (KCW) pada Sabtu (17/4) malam lalu. Kerumunan itu terjadi lantaran masyarakat sudah jenuh dengan masa pandemi ini. “Sabtu kemarin, Dinas Kebudayaan Pariwisata membuat pagelaran sederhana di sana. Masyarakat banyak yang hadir. Ini jadi pelajaran untuk tidak buat pagelaran seni lagi di sana,” ungkap Bobby dalam rapat tersebut.

Ia bakal lakukan koreksi terkait insiden tersebut, termasuk dengan mengatur jarak para pelaku UKM di sana, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Karena pagelaran seni yang berlangsung simpel, justru menimbulkan kerumunan. Maka ini akan jadi koreksi dan tidak diadakan lagi. Dan jarak antar satu pelaku UMKM kita perjauh lagi, hampir 10 meter. Di Ahmad Yani yang tidak digunakan, kita gunakan lagi, biar mengurai,” ujarnya.

Terkait jam operasional, Bobby mengaku sedikit melonggarkan dibandingkan dari kebijakan PPKM Mikro yang telah ditetapkan Gubsu. Pihaknya telah menyiagakan beberapa petugas yang dilengkapi dengan sejumlah peralatan pendukung, untuk mengingatkan para pengunjung agar selalu mematuhi protokol kesehatan.

Selain itu, seluruh pedagang telah menjalani vaksinasi. Dan ada 10 titik akses keluar masuk menuju KCW agar masyarakat yang datang tidak menumpuk pada satu titik. “Karena daerah Kesawan itu kita buat khusus, kita perketat. Aparat kita di sana banyak yang turun, mulai dari kesehatan, Satpol PP, pariwisata itu turun semua di situ. Tadi seperti yang disampaikan pak gubernur, nasional itu jam 9, kita di Sumut diperpanjang satu jam karena jam kita berbuka puasa dan Salat Tarawih berbeda dibandingkan di Jawa. Sama di Pemko Medan, saya perpanjang sedikit lagi dari Pak Gubernur karena kontrolnya di Kesawan kita masifkan. Bahkan infrastrukturnya kita lengkapi, ada sepeda, skuter bahkan pengeras suara untuk mengingatkan masyarakat agar tidak berkerumun,” pungkasnya. (ris/ila)

Datang Mengadu ke Komisi II, Warga Mabar Tak Tahan Bau Busuk Limbah PT API

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan warga Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli mendatangi kantor DPRD Medan, di Jalan Kapten Maulana Lubis, Senin (26/4). Warga berang dan mengadukan keluhan mereka ke Komisi II DPRD Medan atas keberadaan PT Anugerah Prima Indonesia (API) di lingkungan tempat tinggal mereka.

ilustrasi

Dalam laporannya, mereka mengatakan jika perusahaan pengolahan pakan ternak yang sudah sempat disegel beberapa waktu lalu itu, telah kembali beroperasi. Akibatnya, bau dari pabrik tersebut kembali menimbulkan aroma yang sangat busuk ke seluruh rumah warga setempat.

Di hadapan Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan Sudari ST, perwakilan masyarakat yang merupakan warga Lingkungan IV, Pajak Sore Mabar, Kecamatan Medan Deli, Amruzal mengungkapkan, persoalan polusi udara dari PT API yang membuat warga terganggu sesungguhnya sudah pernah dilaporkan dan di bahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Medan.

Dikatakan Amruzal, dari hasil RDP saat itu sudah disepakati, jika perusahaan itu disegel oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Medan.”Keesokan harinya kita lihat sendiri perusahaan tersebut disegel. Tapi sekarang sudah dibuka lagi,” ujarnya. Awalnya, kata Amruzal, jalan di samping perusahaan itu kembali dibuka dan tidak disegel. Warga pun sempat bertanya kepada pihak perusahaan, kenapa jalan dari samping pabrik tersebut dibuka. Namun pihak pabrik mengatakan, jika hal itu banya uji coba.

“Kalau uji coba seharusnya ada yang diperbaharui, ada yang ditambah untuk mengurangi bau limbah. Tapi ternyata tidak ada respon, perusahaan itu tetap berproduksi,” tutur Amruzal menceritakan kronologisnya.

Lalu, sambung Amruzal, dirinya telah menemuii camat dan menanyakan kenapa perusahaan itu bisa kembali berproduksi. Atas aduan itu, Camat perintahkan Lurah dan Kepling untuk meninjau langsung, dan saat itu juga langsung ditutup. “Sekarang yang membuat warga kesal, di bulan puasa di mana warga ingin fokus beribadah, perusahan itu malanlh kembali berproduksi. Disaat warga menjalankan salat tarawih, salat subuh, baunya luar biasa,” cetusnya.

Menurut Amruzal, jika sekarang perusahaan itu kembali berproduksi sekalipun mungkin memiliki dokumen yang lengkap, warga tetap menolaknya. Sebab, warga ingin tidak ada bau di lokasi tersebut. “Anak bayi juga terdampak, karena baunya lengket di baju-baju yang dijemur. Ini ibu-ibu saksinya. Kalaupun diperiksa, ibu-ibu yang demo ini ber KTP Mabar semua. Saat kami mau buka puasa hari Minggu kemarin, kita luar biasa marahnya, karena luar biasa baunya,” paparnya.

Oleh karena itu, lanjut Amruzal, warga berhadap kepada DPRD Medan untuk menutup kembali pabrik mereka, atau memindah pabrik tersebut dari lokasi saat ini.

Dalam kesempatan pertemuan dengan sejumlah Anggota Komisi II DPRD Medan yang turut hadir kemarin, yakni Sekretaris Komisi II DPRD Medan Dhiyaul Hayati dan Modesta Marpaung, terkait proses produksi di perusahaan tersebut.

Dikatakannya, bulu ayam dari pemotongan ayam ditumpuk berminggu-minggu hingga muncul belatung. Bulu-bulu ayam hanya diserakkan di lapangan. Setelah itu, bulu tersebut dimasukan ke blower untuk dikeringkan. “Inikan tidak kering langsung, masih lembab dijemur, lalu diproses, masuk lagi ke gilingan. Jadi polusinya itu, meski cerobongnya ditambah hingga 25 meter, tetap saja bau sekali,” ungkapnya.

Menanggapi keluhan warga, Dhiyaul Hayati mengaku memahami kondisi yang dirasakan warga yang terdampak polusi udara yang berbau busuk. Ia mengaku, kondisi ini akan ditindaklanjuti.”Tidak ada istilah orang kuat di sini, jika dia menzalimi masyarakat, itu tetap salah. Kita akan minta agar perusahaan itu diselesaikan sesuai peraturan berlaku,” tegas politisi PKS tersebut.

Sementara Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari ST mengaku akan mengagendakan RDP dengan pihak-pihak terkait. ”Senin kita akan agendakan RDP dengan pihak-pihak tersebut,” pungkasnya. (map/ila)

, seperti warga setempat, PT API, PT KIM, Dinas PMPTSP, Dinas Lingkungan Hidup, Camat Medan Deli dan Lurah setempat.”Senin kita akan agendakan RDP dengan pihak-pihak tersebut,” pungkasnya. (map/ila)

Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-25 Secara Virtual, Mendagri: Kepala Daerah Harus Mandiri dan Berinovasi

IKUTI: Forkopimda Kabupaten Asahan mengikuti Puncak Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-25 secara virtual.

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan diwakili Sekretaris Daerah bersama unsur Forkopimda mengikuti Puncak Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-25 secara virtual, Senin (26/4).

IKUTI: Forkopimda Kabupaten Asahan mengikuti Puncak Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-25 secara virtual.

Rapat tersebut diikuti oleh Sekretaris Daerah Jhon Hardi Nasution M. Si, Unsur Forkopimda diantaranya Waka Polres Asahan, Kompol. Sri Juliani Siregar, S.H., Perwakilan dari Kejaksaan Kabupaten Asahan, Dandim 0208/AS, dan para Asisten.

Acara yang dipusatkan di Aula Melati Kantor Bupati Asahan tersebut, diawali dengan laporan dari Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Akmal Malik, dan dilanjutkan dengan sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin.

Selanjutnya, pengarahan dari Tito karnavian selaku Menteri Dalam Negeri. Tito menjelaskan, pelaksanaan otonomi daerah mengacu kepada UU nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. UU ini diperkuat dengan UU nomor 32 tahun 2004. Dalam UU ini diatur mengenai pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. “Otonomi daerah adalah salah satu bentuk desentralisasi. Definisi otonomi daerah adalah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur daerahnya sendiri,” tegas Tito selaku Mendagri.

Masih dalam arahannya, Tito mengharapkan pemerintah daerah mampu melakukan inovasi-inovasi dan mengelola sumber daya di daerahnya untuk meningkatkan pendapatan, serta mampu mempercepat pembangunan.

“Ke depannya otonomi daerah ini perlu dilanjutkan, dan untuk itu setiap kepala daerah harus mandiri dan berinovasi. Semua Kepala Daerah tidak hanya memiliki kemampuan pemerintahan, tapi juga memiliki kemampuan kewirausahaan dan mampu berpikir secara bisnis untuk meningkatkan pendapatan yang melebihi belanja daerahnya,”pinta Tito Karnavian.

“Ditambah lagi adanya pandemi Covid-19 yang menjadi masalah nasional, sehingga antara pemerintah pusat dan daerah harus saling bersinergi dan bekerjasama dalam menangani pandemi ini,”sambung Tito.

Acara ini ditutup dengan Launching e-Perda, SIMUDAH (Sistem Informasi Mutasi Daerah), dan SILPPD(Sistem Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah).

Aplikasi e-Perda merupakan salah satu solusi yang dihadirkan untuk mengatasi obesitas regulasi. Sementara itu untuk sistem mutasi ASN antar Pemda dipermudah Kemendagri dengan menghadirkan SIMUDAH.

Sistem ini mempermudah ASN memantau proses pengajuan mutasi dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD), BKN dan Kemendagri. Dengan begitu, ASN tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ekstra untuk pergi ke Jakarta mengecek SK Mutasi.

Dan terakhir SILPPD, yakni Sistem Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Ketiga aplikasi ini merupakan inovasi dan terobosan dari dirjen otonomi daerah, sehingga dengan adanya aplikasi ini mempermudah birokrasi menjadi lebih simpel dan efisien.

“Saya berharap acara ini tidak hanya sekedar acara seremonial virtual tapi juga mengandung makna yang sangat dalam karena ini adalah bentuk perjalanan bangsa kedepannya,” tutup Tito. (mag-9/fdh)

6 Rumah di Tebingtinggi Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

RUSAK: Kondisi rumah warga di Kelurahan Bandar Sono Kota Tebingtinggi tampak rusak parah akibat terpaan angin puting beliung.SOPIAN/SUMUT POS.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.Co – Sebanyak 6 unit rumah milik warga di Kecamatan Padang Hulu Kota Tebingtinggi, rusak diterjang angin puting beliung, Minggu malam (25/4) sekira pukul 22.00 WIB. Kondisi terparah terjadi di Kelurahan Bandar Sono sebanyak 4 rumah, dan Kelurahan Tualang sebanyak 2 rumah.

RUSAK: Kondisi rumah warga di Kelurahan Bandar Sono Kota Tebingtinggi tampak rusak parah akibat terpaan angin puting beliung.SOPIAN/SUMUT POS.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi, Wahid Sitorus, mengatakan ada 6 unit rumah di Kecamatan Padang Hulu yang terkena bencana angin puting beliung.

“Kami masih melakukan perhitungan dan kerugian yang ditimbulkan dari dampak angin puting beliung. Kepada warga yang berdampak, agar bersabar karena pihak BPBD masih melakukan pendataan dan menghitung kerugian,” jelasnya.

Salah seorang warga Kelurahan Bandarsono, Sopian Lubis, mengatakan malam itu dirinya bersama keluarga berencana tidur malam. Namun karena mendadak hujan turun dengan deras disertai angin kencang, dirinya keluar rumah. Tak berapalama, atap rumahnya satu satu terbang terbawa angin kencang berhamburan ke atas.

“Istri dan anak saya sempat trauma melihat kejadian malam itu, dengan waktu singkat, seng rumah terbang dan semua perabotan rumah basah karena terguyur air hujan yang turun dengan derasnya,” bilang Sopian Lubis. Sopian Lubis juga mengaku, hingga Senin (26/4) belum ada bantuan dari Pemerintah Kota Tebingtinggi kepada warga korban angin puting beliung.

“Saat ini masih mengungsi di rumah tetangga, karena kondisi rumah belum bisa ditempati, kami warga korban bencana angin puting beliung berharap kepada Pemko Tebingtinggi untuk membantu bahan bangunan,” pintanya. (ian)