JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Petinggi Front Pembela Islam (FPI), Munarman, ditangkap satuan Densus 88/Antiteror, Selasa (27/04) sore di Perumahan Modern Hills, Cinangka – Pamulang, Tangerang Selatan.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebutkan, penangkapan Munarman dilakukan karena diduga terkait dengan tiga peristiwa baiat yang terjadi sebelumnya. “Jadi (penangkapan) terkait dengan kasus baiat di UIN Jakarta, kemudian juga kasus baiat di Makassar, dan mengikuti baiat di Medan. Jadi ada tiga hal tersebut,” kata Ramadhan pada wartawan, Selasa (27/4).
Pasal yang disangkakan diduga adalah kejahatan terorisme, di mana Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan terorisme dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme.
Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, Munarman bersikap kooperatif saat ditangkap tim Densus 88. “Tidak (ada perlawanan), kooperatif,” kata Ramadhan. Kini, Munarman tengah dibawa ke Polda Metro Jaya guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Ramadhan juga menjelaskan bahwa, tim Densus 88 kini sedang menggeledah kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. “Tim Densus 88 sedang melakukan penggeledahan di sekitar Petamburan,” ujar Ramadhan.
Pantauan di lokasi bekas Sekretariat Markas Front Pembela Islam di Petamburan pukul 18.15 WIB, personel gabungan TNI-Polri melakukan penjagaan ketat di Petamburan. Satu mobil teknis Gegana diterjunkan di lokasi penggeledahan.
Kuasa Hukum FPI Sugito Atmo menyebutkan, pihak kuasa hukum akan menyiapkan pendampingan jika diperbolehkan. “Sementara akan diberi pendampingan kalau diperbolehkan,” kata Sugito.
Polisi Sita Bubuk Putih hingga Buku Jihad
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, polisi menemukan sejumlah barang bukti terkait aksi terorisme di eks Sekretariat FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Hengki merinci, barang bukti yang diamankan di antaranya serbuk putih yang mencurigakan, kaleng, dan buku-buku terkait jihad.
“Tim Densus 88 menemukan benda mencurigakan berupa bubuk, kaleng, kami kemudian panggil dari tim jibom gegana,” kata Hengki, Selasa (27/4).
Polisi masih mendata sejumlah barang bukti yang ditemukan di eks markas FPI. “Sekarang lagi diteliti jumlahnya berapa kaleng, ada juga beberapa buku-buku terkait dengan jihad dan sebagainya, dan ada benda-benda terkait dengan tindak pidana yang dipersangkakan,” ujar Hengki.
Namun, Hengki tak memberikan penjelasan detail mengenai apa saja yang berhasil ditemukan dalam penggeledahan tersebut. “Nanti detailnya oleh Humas akan dijelaskan. Yang jelas, rangkaian ini adalah terkait dengan hasil koordinasi dengan Densus adalah terkait dengan UU Terorisme yaitu pembaiatan ISIS atau jaringan JAD terhadap tersangka Munarman ini,” jelasnya.
Kepolisian bakal mendalami dugaan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman melakukan pemufakatan jahat terkait dengan aksi terorisme.
“Ini masih didalami nanti akan disampaikan, nanti akan dilakukan pemeriksaan oleh tim dari Satgaswil Gegana,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Selasa (27/4).
Sementara itu, Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menuturkan Munarman akan langsung menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan terorisme ini.
“Nanti saudara M akan dilakukan pemeriksaan dan apa yang ditemukan hasil penggeledahan akan dilakukan penelitian oleh puslabfor,” ucap Ramadhan.
Bantah
Adapun Munarman pernah menjadi sorotan lantaran hadir dalam sebuah acara FPI yang diduga di dalamnya terdapat agenda baiat kepada ISIS di Makassar, Sulawesi Selatan. Video acara baiat terhadap ISIS di Makassar itu juga viral di media sosial.
Dalam wawancara di “Mata Najwa” yang tayang pada 8 April 2021, Munarman mengatakan, dia berbicara soal isu counter-terrorism tanpa tahu ada agenda lain dalam acara tersebut. “Ketika saya hadir di situ, karena materi saya menarik, menceritakan tentang geostrategi, geopolitik global, bagaimana Amerika dengan dokumen RAND Corporation melakukan counter-terrorism berdasarkan dua dokumen,” ujar Munarman.
Munarman mengatakan, dalam kesempatan itu mengingatkan para anggota FPI yang hadir untuk berhati-hati terhadap berbagai situs yang terindikasi memuat paham-paham radikal. Sebab, menurut Munarman, banyak situs-situs palsu yang sengaja dibuat intelijen untuk memancing individu-individu yang terpapar radikalisme.
“Saya ingatkan, di FPI Makassar, hati-hati jangan terjebak dengan website garis keras karena ini buatan intelijen. Saya baca dokumen, bukan mengarang-ngarang,” tuturnya.
Munarman menyatakan, ia diundang sebanyak dua kali dalam acara seminar yang diselenggarakan FPI Makassar itu. Ia diundang kembali keesokan harinya dan menyanggupinya karena beranggapan materi yang dibawakannya menarik. Munarman pun mengaku sama sekali tidak tahu ada agenda pembaiatan kepada kelompok teroris Negara Islam dan Suriah (ISIS).
“Saya tidak tahu karena saya yang diundang di Makassar. Karena materi saya begitu, saya ditawarkan. Karena tiket saya besok baru pulang dan itupun siang, mereka pun menawarkan besok masih ada lagi. Ikutlah saya di situ. Saya kira itu sama. Ternyata ada itu,” ujar dia. (kps/lp6)
DIGIRING: Wali Kota Tanjungbalai, M Syahrial digiring untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus jual beli jabatan, Senin (26/04).Foto: Antara/Internet.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Tanjungbalai, Muhammad Syahrial, diperiksa perdana tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam kasus dugaan suap terkait lelang jabatan di Pemerintah Kota Tanjungbalai Tahun 2019. Syahrial diklarifikasi terkait sejumlah barang bukti yang diamankan penyidik KPK.
DIGIRING: Wali Kota Tanjungbalai, M Syahrial digiring untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus jual beli jabatan, Senin (26/04).Foto: Antara/Internet.
“Yang bersangkutan (M. Syahrial) dikonfirmasi antara lain terkait dengan beberapa bukti yang ditemukan pada saat penggeledahan di beberapa tempat di Kota Tanjungbalai,” kata pelaksana tugas (Plt) juru bicara KPK, Ali Fikri dalam keterangannya, Selasa (27/4).
Penyidik lembaga antirasuah juga telah memeriksa tiga saksi lainnya di Polres Tanjungbalai pada Sabtu (24/4) lalu. Penyidik memeriksa seorang PNS bernama Ahmad Suangkupon dan seorang pengurus rumah tangga, Asmui Rasyid. Keduanya didalami terkait pengetahuannya mengenai proses pelaksanaan lelang jabatan yang dilaksanakan di Pemkot Tanjungbalai.
Sementara itu, seorang pihak swasta yakni Ivo Arzia Isma dicecar soal aliran uang dalam sengkarut lelang jabatan di Pemkot Tanjungbalai. “Didalami pengetahuannya antara lain dugaan aliran sejumlah uang kepada pihak-pihak yang terkait dengan perkara ini,” tegas Ali.
Sementara itu, istri Wali Kota Tanjungbalai Muhammad Syahrial, Sri Silvisa Novita, mangkir dari pemeriksaan tim penyidik KPK. Sedianya Sri diperiksa dalam kapasitasnya sebagai dalam kasus dugaan suap lelang jabatan di Pemko Tanjungbalai Tahun 2019, pada Sabtu (24/4) lalu.
Selain Sri, Plt Kepala BPKAD Kota Tanjungbalai juga mangkir dari pemeriksaan penyidik pada hari yang sama. Keduanya akan dijadwalkan ulang oleh penyidik KPK. “Tidak hadir dan mengkonfirmasi untuk dilakukan penjadwalan ulang,” kata pelaksana tugas (Plt) juru bicara KPK, Ali Fikri dalam keterangannya, Selasa (27/4).
KPK memang tengah melakukan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi penerimaan hadiah atau janji terkait lelang atau mutasi jabatan di Pemerintah Kota Tanjungbalai Tahun 2019.
Ketua KPK, Firli Bahuri, pun memastikan bahwa penyelidikan kasus tersebut tetap berjalan. Dia mengaku, sudah menandatangani surat perintah penyidikan (sprindik) perkara tersebut pada (15/4) lalu. “Saya pastikan peristiwa korupsi jual beli jabatan atau yang lain di Pemkot Tanjungbalai itu tetap berlanjut dan sedang berjalan,” ucap Firli di Gedung Merah Putih KPK, Sabtu (24/4).
Firli belum bisa memastikan kapan kasus dugaan jual beli jabatan di Pemkot Tanjungbalai diumumkan ke publik. “Nanti kita umumkan. Karena masih proses,” tegas Firli.
Telisik Rekening Penampung Suap
Tim penyidik KPK juga telah memeriksa, Riefka Amalia, penampung uang suap dari Wali Kota Tanjungbalai Muhammad Syahrial. Dalam konstruksi perkara diduga Riefka Amalia menjadi penampung uang suap untuk diberikan kepada penyidik KPK, Stepanus Robin Pattuju.
Selain memeriksa Riefka, penyidik juga telah memeriksa pihak swasta, Angga Yudistira dalam kasus yang sama.
“Senin (26/4) bertempat di Gedung Merah Putih, Tim Penyidik KPK telah selesai melakukan pemeriksaan saksi, Riefka Amalia (Swasta) dan Angga Yudistira (Swasta),” kata pelaksana tugas (Plt) juru bicara KPK, Ali Fikri dalam keterangannya, Selasa (27/4).
Ali menyampaikan, kedua saksi tersebut dikonfimasi terkait dengan dugaan penggunaan rekening bank milik para saksi oleh tersangka Stepanus Robin Pattuju dan tersangka Maskur Husain, untuk menerima aliran sejumlah dana. “Keterangan lengkapnya tentu telah tertuang dalam BAP para saksi yang akan dibuka ketika proses persidangan di pengadilan Tipikor,” ucap Ali.
Juru bicara KPK bidang penindakan ini memastikan, pihaknya akan menangani perkara dugaan suap kepada penyidik KPK ini secara transparan.
“KPK memastikan akan tangani perkara ini dengan serius, transparan dan seluruh proses penyidikan dilakukan sesuai aturan hukum berlaku,” tegas Ali.
Adapun dalam perkara dugaan suap penanganan perkara di Pemkot Tanjungbalai, KPK menetapkan tiga orang sebagai tersangka yakni penyidik asal kepolisian, Stepanus Robbin Pattuju (SRP), Wali Kota Tanjungbalai Muhammad Syahrial (MS) dan pengacaranya Maskur Husain (MH) sebagai tersangka. KPK menduga, penyidik asal Korps Bhayangkara Stepanus menerima suap untuk mengurus perkara yang menjerat Syahrial.
Stepanus yang merupakan penyidik KPK bersama dengan Maskur Husain menyepakati agar perkara dugaan korupsi yang menjerat Syahrial di KPK tidak lagi dilanjutkan. Kesepakatan uang Rp 1,5 miliar ini, setelah Stepanus bertemu Syahrial di rumah Aziz Syamsuddin pada Oktober 2020.
Syahrial lantas menyanggupi permintaan uang itu, dengan kesepakatan kasusnya tidak dilanjutkan ke tahap penyidikan. Terlebih KPK juga sampai saat ini belum mengumumkan sejumlah pihak yang ditetapkan tersangka dalam kasus lelang jabatan di Kota Tanjungbalai.
Syahrial memberikan uang itu secara bertahap sebanyak 59 kali melalui rekening bank milik Riefka Amalia (RA) teman dari Stepanus. Uang itu baru diserahkan dengan total Rp 1,3 miliar.
Stepanus dan Maskur disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau pasal 11 dan Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 UU No. 20 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. (jpnn)
Sedangkan Syahrial disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 UU No. 31 Tahun 1999 UU No. 20 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Dewas KPK Segera Periksa Pelanggaran Etik
Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) segera memeriksa penyidik lembaga antirasuah dari unsur Polri, Stepanus Robin Pattuju terkait dugaan pelanggaran etik.
Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean menyatakan, pemeriksaan pelanggaran etik Stepanus Robin Pattuju akan dilakukan pekan ini. Pemeriksaan etik berkaitan dengan kasus dugaan penerimaan uang oleh Robin dari Wali Kota Tanjungbalai, M Syahrial.
“Sejak terungkap minggu lalu tentang kasus penyidik tersebut, Dewas KPK sudah bekerja mengumpulkan fakta tentang pelanggaran etiknya. Minggu ini akan dilanjutkan dengan memulai pemeriksaan-pemeriksaan,” ujar Tumpak, Selasa (27/4).
Namun Tumpak tak merinci kapan pihaknya akan memulai memeriksa dugaan pelanggaran etik Robin. Yang jelas, menurut Tumpak, Robin tetap harus menjalani persidangan etik meski sudah dijerat secara pidana oleh KPK.
“Tak perlu kapan perdana pemeriksaan akan dilakukan disampaikan, yang penting kami Dewas tahu wewenang dan tugas kami,” kata Tumpak.
Keterlibatan Azis Syamsuddin
KPK menduga ada keterlibatan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin dalam kasus ini. KPK menduga Azis meminta Robin agar membantu mengurus perkara Syahrial di KPK. Azis Syamsuddin dan Syahrial merupakan politikus Partai Golkar.
Ketua KPK Firli Bahuri menyebut, permintaan Azis kepada Robin bermula saat pertemuan yang dilakukan mereka di rumah dinas Azis Syamsuddin. Pertemuan tersebut terjadi pada Oktober 2020.
Menurut Firli, dalam pertemuan tersebut Azis Syamsuddin mengenalkan Robin sebagai penyidik KPK kepada Syahrial. Saat itu, Syahrial tengah memiliki permasalahan terkait penyelidikan dugaan korupsi di Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungbalai yang sedang dilakukan KPK.
“Dalam pertemuan tersebut, AZ (Azis) memperkenalkan SRP dengan MS karena diduga MS memiliki permasalahan terkait penyelidikan di KPK agar tidak naik ke tahap penyidikan dan meminta agar SRP dapat membantu supaya permasalahan penyelidikan tersebut tidak ditindaklanjuti oleh KPK,” ujar Firli.
Firli mengatakan, usai pertemuan di rumah dinas Azis, kemudian Robin memperkenalkan Syahrial kepada pengacara Maskur Husein untuk membantu permasalahan Syahrial.
Kemudian, ketiganya sepakat dengan fee sebesar Rp 1,5 miliar agar Robin membantu kasus dugaan korupsi di Pemkot Tanjungbalai tak diteruskan oleh KPK. Dari kesepakatan fee tersebut, Syahrial telah memberikan Rp 1,3 miliar baik secara cash maupun transfer.
Firli menyebut, pembuatan rekening penampung uang suap dilakukan sejak Juli 2020 atas inisiatif Maskur. Menurut Firli, selain penerimaan uang dari Syahrial, KPK menduga Robin dan Maskur menerima suap dari pihak lain.
“MH juga diduga menerima uang dari pihak lain sekitar Rp 200 juta sedangkan SRP dari bulan Oktober 2020 sampai April 2021 juga diduga menerima uang dari pihak lain melalui transfer rekening bank atas nama RA sebesar Rp 438 juta,” kata Firli. (jpnn/lp6)
TERSANGKA: Pelaku pengancaman dan pemerasan Dedi Bangun alias Dedi Sumbing, di Mapolsek Pancurbatu, Selasa (27/4). dewi/sumut pos.
PANCURBATU, SUMUTPOS.CO – Dedi Bangun Alias Dedi Sumbing, pelaku pengancaman dan pemerasan terhadap seorang pedagang di Kecamatan Pancurbatu Deliserdang ditangkap Reserse Kriminal Kepolisian Sektor (Reskrim Polsek Pancurbatu) di sebuah lokasi persembunyian nya di Desa Lama, Pancurbatu, Deliserdang.
TERSANGKA: Pelaku pengancaman dan pemerasan Dedi Bangun alias Dedi Sumbing, di Mapolsek Pancurbatu, Selasa (27/4). dewi/sumut pos.
Dedi Sumbing ditangkap karena membuat keributan dengan cara meminta uang takut atau uang preman kepada pemilik toko atau pun saat pemasangan sebuah plank neon box di sebuah toko di Simpang Namorih Kecamatan Pancurbatu, Deliserdang.
Kapolsek Pancurbatu, Kompol Dedy Dharma melalui Kanit Reskrim Polsek Pancurbatu, Iptu Amir Sitepu, Selasa (27/4) mengatakan, tersangka ditangkap hari yang sama, pada pukul 20.00 WIB, di sebuah rumah di Desa Lama Kecamatan Pancurbatu, pada sore ini (Selasa, red), pukul 15.00 WIB.
Dijelaskannya, Dedi sumbing diringkus berdasarkan laporan Kasus Pengancaman dan pemerasan (Yang telah Viral di Media Online). Sesuai dengan Laporan polisi No :LP/128/IV/2021/Restabes Medan/SEK Pancurbatu pada Hari Senin 26 April 2021. Setelah mendapatkan laporan dan kejadian tersebut juga viral di media sosial (medsos), maka Panit 1 Reskrim Ipda Junaidi Karosekali langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) guna melakukan penyelidikan dan olah TKP.
Amir menambahkan, bahwa hasil penyelidikan di TKP dan berdasarkan rekaman video yang viral di medsos, diketahui bahwa pelakunya seorang pria yang dikenal dengan sebutan ataupun panggilan naman Dedi Sumbing.
Setelah mendapatkan indenditas pelaku personel langsung melakukan penyelidikan dan berhasil meringkusnya di sebuah rumah yang berada di Desa Lama Kecamatan Pancurbatu.
“Setelah berhasil diringkus, Dedi Sumbing kami bawa ke Mako dan dijebloskan ke sel tahanan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan kami juga sudah mengamankan sebuah batu yang di gunakan pelaku saat kejadian,” pungkasnya. (mag-1/azw)
DITANGKAP: IR alias Rambo diamankan Satres Narkoba bersama barang bukti daun ganja kering.sopian/sumut pos.
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Satres Narkoba Polres Tebingtinggi menangkap seorang laki laki tua, IR alias Rambo (65) warga Jalan Danau Ranu Kecamatan Padang Hulu Kota Tebingtinggi. Kakek ini ditangkap di kediamannya, Jumat (23/4) dengan baran bukti 739,70 gram ganja kering.
DITANGKAP: IR alias Rambo diamankan Satres Narkoba bersama barang bukti daun ganja kering.sopian/sumut pos.
Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi AKP J Nainggolan, Selasa (27/4) mengatakan, tertangkapnya tersangka berdasarkan informasi dari warga yang menyebutkan sering terjadi transaksi jual beli daun ganja di dekat kolam ikan di Jalan Danau Ranu Kecamatan Padang Hulu.
Petugas melakukan penyelidikan dan melihat tersangka berada dekat kolam, kemudian langsung melakukan pemeriksaan dan iteregosi.
“Hasil keterangan pelaku, dirinya mengaku menjual narkotika ganja kering, kemudian dilakukan penggeledahan di sekitar kolam dan ditemukan kertas coklat berisi daun ganja di dalam kaos kaki,” papar AKP J Nainggolan. (ian/azw)
SISIR LOKASI: Polres Pelabuhan Belawan menyisir lokasi pembacokan anggota polisi Gang Amal, Dusun IX, Desa Helvetia, Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang mendadak heboh, Senin (26/4).fachril/sumut pos.
SUMUTPOS.CO – Suasana di Jalan Banten, Gang Amal, Dusun IX, Desa Helvetia, Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang mendadak heboh, Senin (26/4) siang.
SISIR LOKASI: Polres Pelabuhan Belawan menyisir lokasi pembacokan anggota polisi Gang Amal, Dusun IX, Desa Helvetia, Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang mendadak heboh, Senin (26/4).fachril/sumut pos.
Pasalnya, seorang pria memiliki keterbelakangan mental membacok Kanit Narkoba Polres Pelabuhan Belawan dan merampas pistol lalu menembaki polisi tersebut. Pembacokan dialami Iptu Ismail Pane dengan luka tusuk di bagin punggung.
Peristiwa itu terjadi berawal dari petugas Narkoba Polres Pelabuhan Belawan sebanyak 4 orang yang dipimpin oleh Iptu Ismail Pane mau menggerebek pelaku narkoba.
Pada saat penggerebekan, sebanyak tiga pelaku narkona berhasil diamankan. Tak disangka, seorang pria bernama Adi memiliki keterbelakangan mental membawa parang langsung menikam punggung belakang Kanit Narkoba Polres Pelabuhan Belawan tersebut.
Akibatnya terjadi pergumulan antara pelaku narkoba dengan polisi. Pria memiliki keterbelakangan mental merampas 2 pistol milik polisi. Pistol itu langsung ditembaknya ke arah tidak menentu. Sehingga, polisi berlarian menyelamatkan diri dari tembak itu.
“Yang kami lihat tadi, si Adi yang kurang waras membacok dan merampas pistol. Dia (Adi) pegang dua pistol langsung menembaki ke arah polisi. Setelah polisi berlarian, satu pistol dibawanya dan satu lagi dibuangnya di lokasi itu,” cerita warga sekitar.
Susana sempat terjadi baku hantam tembak itu membuat para pelaku narkoba kabur. Kejadian itu langsung didatangi polisi ke lokasi, pistol ditemukan di lokasi diamankan. Para pelaku terlibat narkoba dikakukan pengejaran oleh pihak Polres Pelabuhan Belawan.
Iptu Ismail Pane mengalami luka tusukan di bagian punggung menjalani perawatan di RSU Sinar Husni.
Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP MR Dayan dikonfirmasi melalui telepon dan whatsapp tidak menjawab. Sehingga belum dapat keterangan resmi atas peristiwa tersebut. (fac/azw)
Selama puluhan tahun, beras dikenal sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia. Padahal, Nusantara memiliki kekayaan tanaman pangan hingga ratusan jenis. Sebagian besar di antaranya nyaris terlupakan. Adalah Helianti Hilman, ‘Kartini masa kini’ yang menggali ratusan tanaman pangan lokal nusantara dan mengangkatnya ke dunia internasional.
Foto: Tangkapan Layar Helianti Hilman (kanan atas) saat menjadi pembicara dalam zoom meeting di puncak peringatan Hari Kartini yang digelar PTAR.
Pemandangan rak-rak berisi wadah beragam warna di belakang sosok Helianti Hilman pada layar zoom pekan lalu, kontan memunculkan ketertarikan peserta webinar.
Mirip rak buku, tapi bukan.
Apa itu?
“Apakah itu produk tanaman pangan nusantara, bu?” tanya Indra Bekti, pembawa acara webinar perayaan Kartini 2021 Tambang Emas Martabe bertema: The Future Has No Gender, Selasa (20/4) lalu.
“Betul, Indra. Di belakang saya ini adalah ratusan jenis produk pangan dari Aceh sampai Papua, yang telah kami ekspor ke berbagai negara. Ini beragam jenis pangan yang kami gali selama 12 tahun dari berbagai pelosok nusantara,” ungkap Helianti, pembicara tamu sembari menoleh ke arah rak-rak di belakangnya.
Kartini pelopor pemberdayaan para petani di Javara Academy atau Sekolah Seniman Pangan itu, lantas memutar video dengan konten sejumlah tanaman pangan nusantara, yang nutrisinya melampaui makanan-makanan favorit dunia.
Contohnya, krokot, tanaman liar yang kadar Omega 3-nya setara dengan ikan salmon yang mahal. Kemudian daun kelor yang kadar nutrisinya sangat tinggi. Sangat sehat dikonsumsi. Daun ini mudah pula tumbuh di berbagai pelosok tanah air.
“Indonesia ternyata memiliki ratusan jenis tanaman pangan yang nyaris terlupakan. Ini yang mau kita bangkitkan. Intinya, kita tak perlu takut kelaparan karena beragam jenis pangan tumbuh di sekitar kita. Bahkan tumbuh liar di pinggir jalan,” katanya.
Sejak kapan sih mulai tertarik tanaman pangan yang ‘nyaris terlupakan’ itu?
Menurut CEO Javara Indonesia ini, ketertarikan dirinya pada tanaman pangan dimulai sejak sang ibu –seorang mantan jaksa–, memilih berkebun di sekitar rumah untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Maklum, desa pegunungan tempat suaminya bekerja sebagai Manager Perkebunan Kopi itu rada jauh dari stok makanan. “Hasil kebun ibu saya sangat mencukupi gizi keluarga. Sisanya bahkan dijual ke kota,” ucapnya.
Namun kreativitas sang ibu pada dunia tanaman masih sekadar bibit… bukan pemicu Helianti terjun ke dunia bisnis pertanian.
“Jujur ya… latar belakang pendidikan saya bukan pertanian. Penggalian tanaman pangan lokal ini baru muncul saat saya diundang menjadi lawyer para petani yang kesulitan dengan kontrak-kontrak korporasi besar. Saat berinteraksi dengan petani itulah, saya kok jadi kalap saat mendapati ternyata begitu banyak tanaman pangan yang tidak pernah saya lihat sebelumnya,” cetus Sarjana Hukum Internasional lulusan Universitas Padjadjaran, Bandung dan Master Hukum Hak Kekayaan Intelektual Kings College lulusan University of London ini, seraya tersenyum manis.
‘Kekalapan’ itu membuat Helianti mulai serius menggali tanaman-tanaman pangan nusantara. Tahun 2008 lalu, ia membangun perusahaan food diversity entrepreneur berbasis kearifan lokal, dengan bendera Javara. “Saya memulai Javara dengan 8 produk dan 10 petani. Pasar pun awalnya hanya di Jakarta,” tutur wanita kelahiran 9 Maret 1971 ini.
Awalnya, pasar domestik agak sulit berkembang. Tapi ia tidak menyerah. Memegang konsep Business with Purposes, ia menerobos pasar luar negeri. Eh ternyata sukses seiring dengan makin tingginya peminat tanaman organik. Ia sekaligus mendobrak anggapan bahwa hanya pebisnis besar yang mampu melakukan ekspor.
Sekarang di tahun 2021, Javara sudah bermitra dengan 50 ribu petani, melahirkan 700 produk dan ekspor ke 28 negara. Pasar domestik pun semakin berkembang. Bahkan di era pandemi Covid-19 penjualannya naik 28 persen karena banyaknya permintaan ‘makanan penguat imunitas tubuh’.
Produk khas Sumut yakni andaliman, termasuk salahsatu yang dikembangkannya. Ada juga tepung kelapa, tepung sagu, biskuit kelapa, mi, bayam, VCO, madu, biji chia, dan ratusan produk pangan lainnya. Semuanya produk lokal.
“Indonesia begitu kaya. Ada ragam tanaman yang tumbuh di ragam ekosistem berbeda. Mulai dari ekosistem kering, basah, di gunung, pantai, bahkan di lingkungan hutan mangrove,” cetusnya.
Tahun 2017 lalu, ia mendirikan Sekolah Seniman Pangan. Pesertanya adalah anak-anak petani, perimba, nelayan, dan para perajin makanan yang ingin belajar mengolah ide dan mewujudkannya menjadi produk yang dicari pasar. Bahan bakunya dari sawah, ladang, kebun, dan hutan.
“Di sekolah itu, peserta belajar kewirausahaan, mulai dari inovasi produk dari bahan baku yang tersedia, membangun jiwa entrepreneurship, pengembangan produk, menghitung biaya produksi, fotografi produk, branding, hingga marketing,” cetusnya.
Pendidikan tersebut tidak berbayar, tetapi peserta harus bekerja untuk mengganti biaya pendidikan. Kerja di sini berarti menghasilkan produk dan kemudian mencicil biaya pendidikan lewat produk tersebut berdasarkan kesepakatan. Sebagai contoh mereka produksi 1.000 botol selai kacang, yang 500 botol dijual kepaddanya, yang 100 botol untuk mencicil biaya pendidikan. Sisanya bebas mereka jual.
Kini Javara telah memiliki 900 jenis produk-produk juara dari berbagai pelosok Indonesia. Diproduksi oleh petani-petani juara. Sebanyak 250 di antaranya telah memperoleh sertifikat organik berstandar internasional. Dari jumlah tersebut, tidak sampai 10 yang diproduksi sendiri oleh Javara. Sisanya oleh komunitas petani berdasarkan berbagai skema kerja sama. Seperti joint venture, investasi murni, sharing saham, dan pinjaman alat atau modal.
Helianti terus mengembangkan produk-produk Javara, melalui branding dan digitalisasi dan e-commerce.
Lantas, apa kunci suksesnya?
“Pertama, pendidikan karakter dari keluarga. Ayah dan ibu saya membekali kami dengan kecintaan pada alam, keberanian mengambil resiko, kemandirian, jiwa sosial, pendidikan, integritas, kreatifitas, jiwa wirausaha, soft skill, yang ditopang dengan pondasi agama. Simpelnya: doa, upaya, syukur, berbagi,” katanya menyederhanakan.
Inspirasi dari kedua orangtuanya, ia teruskan kepada anak-anaknya. Ia selalu mengajak anak-anaknya agar dekat dengan alam. “Dilatih sejak usia dini,” ungkapnya.
Masalah, menurutnya bukan jadi hambatan untuk maju. “Ada masalah itu justru senang. Karena akan memicu kreativitas mencari solusi baru,” ungkapnya.
Berkontribusi sosial, salahsatunya berbagi ilmu, bagi seorang Helianti, bukan hal yang merugikan. Justru dianggapnya sebagai zakat wajib. “Untungnya, suami support 1.000 persen,” sebutnya.
Foto: Tangkapan Layar Helianti Hilman (kanan atas) saat menjadi pembicara dalam zoom meeting di puncak peringatan Hari Kartini yang digelar PTAR, dipandu MC tanah air, Indra Bekti.
Perempuan Indonesia Lebih Maju
Selama 12 tahun bertualang menggali kekayaan tanaman pangan nusantara mulai dari Aceh hingga Papua bersama sang suami Dian Patria, Helianti menemukan berbagai kisah tentang peran perempuan Indonesia di tengah masyarakat.
“Kita tidak perlu mengerdilkan diri dengan isu-isu gender dari luar negeri. Soal gender, sejarah perempuan Indonesia sebenarnya lebih maju dibanding perempuan di Eropa. Bayangkan… saat perempuan Inggris masih berkutat dengan hak kepemilikan harta, perempuan Indonesia sudah punya hak itu,” katanya.
“Bahkan saat mereka masih berjuang dengan kepemimpinan, perempuan Indonesia telah memimpin laskar perang. Bahkan menjadi syahbandar. Seperti Malahayati, Cut Nyak Dhien, dan seterusnya. Perempuan Indonesia sudah lama memiliki kesetaraan gender dengan laki-laki,” lanjutnya.
Ada kisah unik saat rekannya dari luar negeri diajak bertemu petani-petani tanaman pangan di Indonesia. Saat pertemuan, ternyata yang hadir laki-laki semua. Si rekan pun sedikit jengkel, dan mempertanyakan hal itu.
Helianti menjawab: “Tenang, ikuti saja dulu pertemuannya. Nanti kamu akan paham peran perempuan di masyarakat.”
Benarlah, saat berikutnya para petani itu ditanya apakah setuju dengan ide yang dilontarkan dalam rapat, si rekan kontan paham. “Para petani itu menjawab: ‘kami tanya dulu istri di rumah’. Nah ‘kan, meski perempuan kita tidak tampil ke depan, mereka punya peran sendiri dalam mengambil keputusan,” katanya seraya tersenyum lebar.
Terhadap perempuan-perempuan Indonesia, ia berpesan agar membekali diri dengan sejumlah kecakapan, agar mampu survive di mana pun.
“Jangan batas diri dengan isu gender. Tetapi sadari juga ada kodrat. Jika ingin melakukan terobosan, jangan paksakan untuk langsung mengubah sesuatu. Ikuti dulu emosi yang selama ini sudah terbangun di masyarakat sembari beri ruang. Cari celah yang bisa disiasati. Jangan habiskan energi untuk konfrontasi. Berguru pada siapa saja, termasuk berguru pada alam,” pungkasnya.
Martabe Percaya Keberagaman
Terkait isu gender, Tambang Emas Martaba di Batangtoru, Tapsel, telah menerapkan keberagaman sebagai bagian dari culture perusahaan.
Rahmat Lubis, General Manager Operations PT Agincourt Resources, yang hadir sebagai pembicara pada webinar perayaan Hari Kartini itu menyebutkan, keberagaman merupakan sesuatu yang penting dan bagus. “Semakin banyak perbedaan dan keberagaman, semakin banyak perspektif. Wawasan semakin luas. Saya belajar dari kampung saya yang pekerjaan warga dan pergaulannya relatif seragam. Saya kira, di sana malah jadi lambat berkembang,” katanya.
Kata Rahmat, konsep keberagaman itu tak hanya soal gender, tetapi juga dalam hal suku, agama, makanan, bahkan pandangan politik. “Jangan mengurung diri dalam kelompok yang sama terus. Karena dunia ini luas,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, konsep keberagaman diterapkan Tambang Emas Martabe sejak lima tahun terakhir. Industri tambang yang dulunya dikenal keras karena didominasi para pria, sekarang mulai bergeser ke arah ‘normal’, karena kehadiran karyawan perempuan. “Mengikutsertakan perempuan ternyata mampu membuat tambang lebih lembut dan normal. Para pria lebih enggan berantem, karena segan ada perempuan di antara mereka,” ungkapnya.
Top Managemen Tambang Emas Martabe mulai membangun konsep keberagaman gender secara sistematik. Sejumlah kebijakan diambil, misalnya antiharassment (pelecehan) berbasis gender, fasilitas untuk wanita hamil dan menyusui, cuti melahirkan yang lebih panjang hingga 4 bulan, bahkan cuti 2 minggu untuk suami yang istrinya melahirkan.
“Perempuan mungkin menjadi minoritas, tapi tidak boleh merasa terancam. Jika ditemukan ada harassment, si karyawan bisa dipecat,” tegasnya.
Saat ini pekerja perempuan di tambang Emas Martabe mencapai 26 persen dari total karyawan, atau sekitar 600 orang. Karena pandemi, sempat diberlakukan Work from Home dan sistem karantina, sehingga yang karyawan bekerja tinggal 600-700 orang di lokasi tambang. “Pengaturan kerja tidak berdasarkan gender. Jadi meski perempuan, tetap dapat giliran kerja shift yang diatur secara adil. Intinya, tidak mengistimewakan karyawan perempuan, tetapi juga tidak mendiskriminasi,” terangnya.
Rahmat mengatakan, penerapan keberagaman di Tambang Emas Martabe terus berproses dan masih jauh dari kata selesai. Tapi dampaknya diakui positif terhadap budaya kerja di tambang. “Soal keberagaman, saya kira bukan soal kuantitas. Tetapi fungsi, tujuan, efek. Semakin beragam, ide semakin berkembang. Hasilnya, produktivitas perusahaan semakin bagus. Karena itu, perusahaan terus mendorong penerapan keberagaman bahk di internal maupun eksternal perusahaan,” katanya.
Untuk keberagaman gender di perusahaan, ia mengakui masih perlu dorongan secara khusus. Targetnya, jumlah karyawan perempuan mencapai 30 persen hingga beberapa tahun ke depan.
Darryn: Selamat Hari Kartini
Direktur Operasional PTAR Darryn McClelland, dalam sambutannya pada zoom meeting tersebut, mengaku senang merayakan Hari Kartini Bersama para karyawan.
“Selamat Hari Kartini! Sangat senang sekali kita semua bisa hadir pada kesempatan ini untuk merayakan Hari Kartini, yang tentu saja diselenggarakan secara virtual. Selama pandemi COVID-19 ini kita semua dituntut untuk selalu kreatif dan terus bersemangat untuk memberikan nilai serta kontribusi kepada seluruh pemangku kepentingan,” kata Darryn.
Ia mengatakan, PT Agincourt Resources, sebagai pengelola Tambang Emas Martabe merupakan perusahaan yang menyadari betul pentingnya keberagaman untuk mengembangkan respon cepat dan inovatif terhadap tantangan ke depan.
“Manajemen perusahaan sangat serius untuk menerapkan kebijakan keberagaman gender. Kami mulai menerapkan keberagaman gender ini sejak 21 April 2016,” ungkapnya.
Keberagaman gender yang ada di PTAR, kata dia, sejauh ini telah memberikan banyak manfaat. Di antaranya: keluasan ide untuk mendukung penyelesaikan masalah, dan kesempatan berinovasi, peningkatan kualitas personal yang mampu berkontribusi terhadap pengembangan perusahaan, akses yang lebih luas untuk menjaring bakat-bakat potensial dalam rekrutmen karyawan, serta tentu saja pengembangan perspektif yang berbeda dalam lingkungan kerja.
“Kami meyakini, penerapan keberagaman gender di perusahaan tidak hanya soal kuantitas atau seberapa banyak karyawan perempuan yang ada, tapi yang paling penting adalah dari sisi kualitas, salah satunya yakni penciptaan lingkungan kerja yang mendukung keberagaman gender, serta pemberian kesempatan yang sama bagi seluruh gender untuk meningkatkan kemampuan professionalnya,” katanya.
Keberagaman gender telah membuat PTAR sebagai sebuah perusahaan dan organisasi mengalami kemajuan yang luar biasa. Ia berjanji akan secara konsisten menerapkannya.
“The future has no gender. Semuanya memiliki kesempatan yang sama, porsi kontribusi yang sama, baik untuk keluarga maupun perusahaan. Ke depan, kami percaya, keberagaman dapat meningkatkan performa perusahaan dan membuka luas kesempatan bagi kami untuk terus berinovasi,” pungkasnya.
Webinar yang juga dihadiri Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono tersebut diisi dengan tanya jawab dan lucky draw. (mea)
DAIRI, SUMUTPOS.CO – Bakal Calon Kepala Desa Pergantian Antwr Waktu (Balon-Kades PAW), Haposan Siboro (59) warga Dusun 3 Lancang, protes kinerja / kebijakan dilakukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Pegagan Julu III, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Protes disampaikan Haposan Siboro kepada wartawan di Sumbul, Selasa (27/4).
PROTES. Seorang Balon PAW Kades Pegagan Julu III, Haposan Siboro (59) protes penjaringan dilakukan P2KD. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.
Haposan menuding P2KD melakukan penjaringan tidak sesuai ketentuan berlaku. Menurut mantan Kades Pegagan Julu III periode 2005-2011 itu, P2KD bekerja sesuai Peraturan Daerah (Perda) nomor 7 tahun 2019 perubahan atas Perda nomor 2 tahun 2015, khususnya pada Bab IVA pasal 53C tentang pemilihan Kepala Desa secara PAW.
Namun pada prakteknya, penjaringan Balon Kades PAW dilakukan P2KD diduga melenceng dari dasar hukum Perda dimaksud. Salahsatu kekeliruan dilakukan panitia, meminta Balon melampirkan pengalaman kerja di pemerintahan dan lembaga lainya.
Padahal, tahapan masih seleksi berkas. Artinya, panitia belum menetapkan/mengumumkan 3 orang calon Kades yang akan dipilih pada, 4 Mei 2021 mendatang sesuai tahapan ditetapkan P2KD, mereka sudah menyuruh Balon melampirkan surat pengalaman kerja.
Dalam Perda juga, jelas disebutkan pengalaman hanya dalam pemeintahan Desa saja. Sementara panitia membuat kebijakan, memperbolehkan pengalaman pemerintahan dan lembaga lainya. Ini sangat kita pertanyakan, sebut Haposan.
Karena sepengetahuan Haposan, ada sebanyak 7 orang Balon mendaftar. Sehingga, harus ada 4 orang digugurkan dalam kontestasi PAW Kades itu.
Haposan meminta P2KD supaya melaksanakan penjaringan sesuai ketentuan atau dasar hukum berlaku. Karena jika P2KD bekerja tidak sesuai ketentuan berlaku akan merugikan Balon lainya.
Terpisah, Ketua P2KD Pegagan Julu III, Rizal Purba bersama Ketua BPD Pegagan Julu III, Pangondian Tondang dikonfirmasi, Selasa (27/4) mengatakan, mereka sudah bekerja sesuai Perda nomor 7 tahun 2019. Terkait protes salahsatu Balon, mengenai pelampiran surat pengalaman pemerintahan dan lembaga lainya itu atas anjuran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispemdes) Dairi.
Rizal menyebut, pada Senin (26/4) Kadis Pemdes Dairi, Junihardi Siregar dan rombongan berkunjung ke Kantor Desa Pegagan Julu III dan bertemu dengan P2KD. Dalam kunjungannya, Junihardi menganjurkan kepada P2KD supaya meminta pengalaman kerja kepada Balon.
Begitu juga masalah jumlah Balon mendaftar, Rizal mengaku, sebelumnya panitia tidak terpikir Balon lebih dari 3 orang.
Untuk penetapan, Balon diakui Rizal akan dilaksanakan, Rabu (28/4). Jika ke 7 Balon yang mendaftar menuhi syarat administrasi, panitia akan rapat dulu. Selanjutnya, akan dikoordinasikan dulu kepada Dispemdes untuk menetapkan 3 orang calon PAW Kades, ujar Rizal Purba. (rud).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri diyakini memiliki bukti yang kuat terkait dugaan keterlibatan Munarman dalam kasus terorisme. Meski demikian, asas praduga tak bersalah harus tetap dikedepankan. Percayakan proses hukum pada polisi.
Anggota Komisi III DPR I Wayan Sudirta menjelaskan, penangkapan seseorang dalam kasus dugaan tindak pidana terorisme berbeda dengan tindak pidana biasa. Penangkapan seseorang dalam kasus tindak pidana biasa hanya 1×24 jam.
Sedangkan dalam kasus terorisme seperti diatur dalam Pasal 28 ayat (1) Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, penyidik dapat melakukan penangkapan terhadap setiap orang yang diduga melakukan tindakan pidana terorisme berdasarkan bukti penerimaan yang cukup untuk waktu paling lama 14 hari. Pasal 28 ayat (2) mengatur, penyidik dapat mengajukan permohonan perpanjangan penangkapan untuk waktu tujuh hari kepada ketua pengadilan negeri setempat.
“Sehingga punya 21 hari kalau dihitung secara keseluruhan. Pasal 28 Ayat (1) dan (2) UU Nomor 5 Tahun 2018, polisi punya kewenangan menangkap paling lama 21 hari. Inilah keleluasaan yang diberikan UU Pemberantasan Teroris kepada kepolisian. Itulah kelebihan kewenangan yang dimiliki, ketimbang tindak pidana lain,” kata Wayan, Selasa (27/4/2021).
Wayan pun membeberkan Pasal 1 angka 20 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) bahwa penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam KUHAP.
Wayan mengatakan, dalam Pasal 17 KUHAP disebutkan bahwa perintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Syarat penangkapan adalah harus ada bukti permulaan cukup.
“Apa bukti permulaan cukup? Itu ada di putusan MK Nomor 21 Tahun 2014. Harus minimal ada dua alat bukti. Oleh karena itu, polisi pasti terikat dengan ini,” kata Wayan.
Bukti permulaan yang cukup diatur dalam ketentuan Pasal 184 KUHAP. Ada lima jenis alat bukti dalam KUHAP. Menurut Wayan, suka atau tidak, yakin atau tidak, polisi pasti memiliki dua alat bukti. Namun, kata dia, alat bukti itu tentu akan dibuka di pengadilan.
“Polisi harus punya alat bukti itu. Berdasarkan praktek, memang polisi sudah menyiapkan ini (alat bukti). Kalau enggak, kan akan dituntut praperadilan. Pasti polisi enggak gegabah, apalagi menyangkut tokoh,” tegas Wayan.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan pun yakin polisi memiliki bukti yang cukup dalam menangkap Munarman. “Kita yakin polisi punya bukti yang cukup. Polri tidak pernah mundur untuk menangkap siapapun jika terbukti melanggar hukum,” kata Edi Hasibuan.
Menurut Edi, masyarakat harus memberikan kesempatan kepada penyidik untuk memeriksa Munarman dalam 7 X 24 jam. “Kita tetap memegang praduga tak bersalah terhadap Munarman,” kata Edi. (bbs)
SUMUTPOS.CO- Selain Redmi Note 10, belum lama ini Xiaomi juga meluncurkan Redmi Note 10 Pro ke Tanah Air. Seperti perangkat Xiaomi lainnya, Redmi Note 10 Pro juga hadir dengan kualitas tinggi tetapi dengan harga yang paling terjangkau di kelasnya.
Sementara itu, Realme baru-baru ini juga mendaratkan ponsel kelas menengah terbaru mereka lewat model Realme 8 Pro. Berikut adalah hasil perbandingan ponsel Redmi Note 10 Pro dan Realme 8 Pro.
Hardware
Redmi Note 10 Pro membawa prosesor Snapdragon 732 G. System on chip (SoC) ini terdiri dari 2 inti Kryo 470 Gold 2,3 GHz dan 6 inci Kryo 470 Silver 1,8 GHz. Sedangkan Realme 8 Pro menggunakan prosesor yang agak lebih lawas jika dibandingkan dengan milik Redmi Note 10 Pro, yakni Snapdragon 720 G.
Berdasarkan benchmark Antutu (v8), Redmi Note 10 Pro memiliki skor sebanyak 295.442 poin, sedangkan Realme 8 Pro meraih angka sebanyak 286.666 poin untuk pengujian yang sama. Untuk pengujian GeekBench, Redmi Note 10 Pro mendapatkan angka sebanyak 1.780 poin, dan Realme 8 Pro berhasil menoreh angka 1.678 poin. Redmi Note 10 Pro memiliki angka yang lebih tinggi kemungkinan besar karena menggunakan prosesor yang lebih baru.
Teknologi penyimpanan yang diberikan oleh Redmi Note 10 Pro adalah Universal Flash Storage (UFS) 2.2. Sekali lagi, Realme 8 Pro memiliki teknologi penyimpanan yang lebih lawas jika dibandingkan dengan kompetitornya, yakni UFS 2.1. Sebagai informasi, perbedaan utama antara versi 2.2 dan versi 2.1 adalah penambahan fitur Write Booster.
Dengan hadirnya Write Booster, kecepatan penyimpanan yang ada di dalam Redmi Note 10 Pro akan lebih lebih cepat. Teknologi UFS 2.2 juga akan memastikan performa pencarian file lebih baik, waktu encoding yang lebih cepat, dan sebagainya.
Layar
Panel layar Super AMOLED yang ada di Redmi Note 10 Pro memiliki ukuran 6,67 inci. Selain keunggulan Super AMOLED yang salah satunya menampilkan kontras sangat tinggi dan kecerahan warna akurat, ponsel ini memiliki refresh rate tinggi 120 Hz. Tidak ketinggalan pula kecerahan hingga 1.200 nit.
Realme 8 Pro juga memiliki layar berteknologi Super AMOLED. Namun ukuran yang dimilikinya adalah 6,4 inci. Kecerahan yang dimiliki layar ini adalah 1.000 nit. Untuk resolusi, kedua ponsel ini hadir dengan usungan 1080 x 2400 piksel (Full HD+).
Meskipun sama-sama memiliki Super AMOLED, tetapi Redmi Note 10 Pro masih lebih unggul daripada Realme 8 Pro. Ponsel dari Xiaomi tersebut memiliki ukuran yang agak lebih besar. Dan yang tidak kalah penting adalah bahwa Redmi Note 10 Pro memiliki kecerahan yang lebih tinggi sehingga menjanjikan akses layar lebih mudah tanpa gangguan refleksi sinar sekitar. Refresh rate 120 Hz juga menampilkan pergerakan lebih mulus ketika kamu menonton film atau semacamnya.
Audio
Redmi Note 10 Pro menjanjikan suara yang lebih sinematik tanpa bantuan earphone atau perangkat audio eksternal semacamnya. Ini dikarenakan oleh ponsel tersebut hadir dengan speaker stereo. Sementara itu, Realme 8 Pro tidak dilengkapi dengan speaker ganda sehingga tidak dapat menghasilkan efek stereo.
Ini berarti bahwa Redmi Note 10 Pro dapat memberikan pengalaman ketika bermain gim dan menonton film lebih sinematik ketimbang Realme 8 Pro. Kedua speaker ini hadir dengan posisi seimbang, artinya salah satu dari speaker stereo ini tidak menggunakan speaker untuk telinga (earpiece). Dengan demikian tingkat volume suara antara kanal kiri dan kanan akan terdengar sama, ditambah dengan separasi stereo yang lebar.
Baterai
Dalam hal baterai, Redmi Note 10 Pro memiliki kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan Realme 8 Pro. Xiaomi membekali Redmi Note 10 Pro dengan kapasitas baterai sebesar 5.020 mAh. Sementara itu, Realme menjejalkan ponsel Realme 8 Pro dengan kapasitas baterai 4.500 mAh.
Seperti yang kita tahu, lebih besar kapasitas baterai maka masa pakai ponsel akan semakin lama. Ini berarti Redmi Note 10 Pro akan lebih dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari tanpa takut kehabisan baterai, apalagi ketika sedang berada di luar rumah yang tidak ada catu daya.
Itulah beberapa keunggulan spesifikasi Redmi Note 10 Pro jika dibandingkan dengan Realme 8 Pro. Uniknya, meski menawarkan spesifikasi yang lebih tinggi, harga Redmi Note 10 Pro masih lebih terjangkau dengan Rp3.599.000 (RAM 6 GB / ROM 64 GB), dan Rp3.999.000 (RAM 8 GB / ROM 128 GB). Harga untuk Realme 8 Pro adalah Rp4.499.000 (RAM 8 GB / ROM 128 GB). (rel)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peringatan Hari Kartini dimaknai sebagai momen penyemangat untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas perempuan dalam rangka mengisi pembangunan. BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial khususnya dibidang lingkungan berupaya memberikan apresiasi akan perjuangan Kartini dan meneruskan teladannya dengan menyelenggarakan kegiatan yang secara nyata dapat mendorong kualitas hidup kaum perempuan di Indonesia.
Salah satunya yang dijalankan BRI adalah menjalankan program “BRI Peduli Woman Comuni-Tree” berupa pemberian bantuan urban farming bagi kelompok PKK, Kelompok Usaha Wanita atau Kelompok wanita yang tersebar di 18 wilayah di Indonesia. Secara keseluruhan total bantuan untuk kegiatan urban farming BRI tercatat sebesar Rp 1,8 miliar.
Bantuan kegiatan urban farming tersebut diharapkan dapat menjadi wadah atau saluran positif untuk menyalurkan kegemaran kaum wanita sekaligus menjadi sarana dalam mendorong kelestarian lingkungan sekitar.
Urban farming yang berupa pembangunan fisik seperti rumah tanaman, green house dan infrastruktur lain untuk menunjang jalannya kegiatan urban farming serta diberikan bantuan tanaman yang bernilai ekonomi seperti tanaman sayur-sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman obat keluarga (toga) dan tanaman hydroponic. Selanjutnya urban farming ini akan dikelola oleh kelompok PKK, kelompok usaha wanita dan kelompok wanita yang berada di wilayah tersebut.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab BRI dalam mendukung kelestarian lingkungan. “Peringatan Hari Kartini juga dimaknai sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas dan peran perempuan di segala sektor. Secara bertahap bantuan urban farming tersebut disalurkan di-18 wilayah di Indonesia”, ungkap Aestika.
Dalam pelaksanannya, kegiatan urban farming juga melibatkan Srikandi BRI yaitu komunitas di bawah naungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang beranggotakan pekerja perempuan BRI Group baik yang masih aktif maupun purna tugas dan mengambil peran dalam memberdayakan perempuan dalam bidang kewirausahaan sosial dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Kelompok usaha wanita yang menjalankan urban farming nantinya akan berkoordinasi dengan Srikandi BRI di wilayah setempat yang harapannya bisa saling berkolaborasi untuk bisa mewujudkan lingkungan yang sehat dan lestari,” ujarnya. Aestika menambahkan bahwa “BRI Peduli Woman Comuni-Tree” merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian BRI dalam mendukung kelestarian lingkungan serta wujud nyata pemberdayaan kaum perempuan. Kegiatan urban farming diharapkan dapat mereduksi polusi lingkungan, menambah keasrian lingkungan serta mengurangi sampah rumah tangg