28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 3557

Panen Perdana, Gubsu: Diharap Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lokal

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi melakukan panen perdana komoditi bawang merah dan kentang di lokasi Food Estate, Desa Ria-ria, Kecamatan Pollung, Humbang Hasundutan (Humbahas), Rabu (3/3). Panen tersebut diharapkan menjadi motivasi keberhasilan program Food Estate untuk memenuhi kebutuhan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Gubernur menyampaikan, produksi bawang merah dan kentang dari program dimaksud diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Sumut dan nasional. “Secara umum hasil panen bawang merah dan kentang ini merupakan keberhasilan awal. Untuk itu, saya mengajak setiap pihak agar optimis. Jadikan ini motivasi untuk menjadikan Humbahas sebagai lumbung pangan nasional,” imbuhnya.

Diketahui, pemerintah membuka lahan Food Estate atau lumbung pangan nasional di Humbahas, di atas lahan seluas 3.000 hektare. Pada tahap pertama, lahan yang digunakan seluas 215 hektare dipergunakan untuk pengembangan bawang merah, bawang putih dan kentang.

Gubernur juga mengajak setiap pihak, agar berkolaborasi menyukseskan lumbung pangan di Sumut. Cita-cita tersebut tidak akan tercapai jika dikerjakan oleh satu pihak saja. “Kita harus kolaborasi termasuk masyarakat, kasih semangat kita lakukan yang terbaik untuk negara kita khususnya Sumut yang kita cintai ini,” ujar Gubernur.

Senada dengan Gubernur, Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor mengatakan meski belum maksimal, panen dianggap cukup berhasil. “Panen perdana ini belum maksimal, dikarenakan kadar asam tanah yang tinggi dan intensitas curah hujan yang cukup tinggi, tapi dengan keadaan seperti ini, kami anggap panen sudah berhasil,” jelas Dosmar.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Humbahas Oloan Nababan, Forkopimda Kabupaten Humbahas, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Dahler Lubis, dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap.(rel)

Migas Langka, Pertamina Sidak ke Pangkalan-pangkalan di Dairi

SIDAK- Kabag Perekonomian Setda Dairi, Lipinus Sembiring dan tim monitoring saat sidak kesalah satu pangkalan tabung gas bersubsidi 3kg, tepatnya di pangkalan Napit Gas, Jalan Sulang Silima Sidikalang, Rabu (3/3).RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Tim monitoring peredaran minyak dan gas tabung bersubsidi 3 kilogram yang terdiri dari Pemerintah Kabupaten Dairi, Kejaksaan, Polres dan PT Pertamina melakukan inspeksi mendadak (Sidak) kesejumlah pangkalan di kecamatan Sidikalang.

SIDAK- Kabag Perekonomian Setda Dairi, Lipinus Sembiring dan tim monitoring saat sidak kesalah satu pangkalan tabung gas bersubsidi 3kg, tepatnya di pangkalan Napit Gas, Jalan Sulang Silima Sidikalang, Rabu (3/3).RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.

Sidak dipimpin Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setda Dairi, Lipinus Sembiring, Rabu (3/3). Tim mendatangi pangkalan UD Raymon di jalan Air Bersih, Pangkalan Robin Situmorang, Pangkalan Napit Gas, Pangkalan Reini Meta Aritonang di Desa Bintang, serta kios di Pasar Lama.

Ikut dalam sidak, Kepala Seksi (Kasi) Datun Kejaksaan Dairi, Azmi, Kepala Bidang Penanaman Modal pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Tetpadu Satu Pintu, Edwin Nababan, Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan Perdagangan, Rinaldo Panggabean serta Herry FW Administrasi SDM Rayon III PT Pertamina.

Dari sidak tersebut, ditemukan Pangkalan tidak ada stok tabung subsidi dan juga ada satu kios di Pasar Lama Sidikalang belum memiliki plang merek, tetapi jumlah stok gas sudah mirip Pangkalan, karena pasokan satu bulan 1.120 tabung.

Kepada wartawan, Kabag Perekonomian, Lipinus Sembiring mengatakan, sidak dilakukan menindaklanjuti banyaknya laporan masyarakat terkait kelangkaan yang diindikasikan pelanggaran harga eceran tertinggi (HET).

Menurutnya, kelangkaan serta indikasi melanggar HET terjadi diduga karena kurangnya pengawasan dari agen tabung bersubsidi terhadap pangkalan. Lipinus menyebut, harga tabung subsidi sering dikeluhkan masyarakat penerima manfaat terlalu mahal.

Sejumlah fakta di lapangan, ditemukan, terjadi keterkaitan pengecer dan pangkalan. Sementara, pengecer tidak memiliki legalitas untuk menjual tabung elpiji 3 kg. Padahal, faktanya dilapangan pengecer yang mengusai kepemilikan tabung 3 kg. “Sementara ditingkat pengecer tidak ada batasan HET, dan HET ada di pangkalan,”ucapnya.

Temuan lainya dalam sidak yang dilakukan, sebut Lipinus, terjadi penumpukan pangkalan pada satu tempat yang melelibihi kebutuhan wilayah yang memicu pendistribusian tidak efekfif karena ada distribusi yang tidak diperlukan menambah biaya.

Selanjutnya, pengaturan wilayah pangkalan, tidak jelas siapa yang mengatur wilayah itu. Pengecer (masyarakat) tidak memahami distribusi elpiji 3 kg dilindungi UU atau diikat dengan aturan yang jelas karena barang subsidi. “Melalui sidak yang kami lakukan, diharapkan adanya regulasi mengatur Tata Distribusi dan HET yang dipatuhi oleh pelaku distribusi. Terjadi pemerataan pangkalan diseluruh wilayah supaya mudah dijangkau masyarakat,”ujar Lipinus. (rud).

Ajukan sebagai Tuan Rumah Munas, Kadin Sumut Beri Dukungan kepada Anindya Bakrie

KUNJUNGAN: Wagubsu saat menerima kunjungan dari pengusaha nasional Anindya Bakrie (kanan).BAGUS SP/Sumut Pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara (Sumut) menyampaikan dukungan kepada Anindya Bakrie untuk maju sebagai kandidat Ketua Umum Kadin Indonesia pada Musyawarah Nasional (Munas) yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini.

KUNJUNGAN: Wagubsu saat menerima kunjungan dari pengusaha nasional Anindya Bakrie (kanan).BAGUS SP/Sumut Pos.

Pemilihan pucuk pimpinan Kadin Indonesia ini untuk mengantikan Ketua Umum Rosan Perkasa Roeslani yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amerika Serikat.

“Malam ini, 2 Maret 2021. Kami berkumpul Kadin Sumatera Utara jajaran pengurus Kadin Provinsi Sumatera Utara dan Kadin Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara,” ungkap Ketua Umum Kadin Sumut, Ivan Batubara di Bros Lounge eks Cargo Bandara Polonia, Kota, Selasa (2/3) malam.

Ivan mengatakan dukungan diberikan kepada Anindya Bakrie merupakan hasil musyawarah dan mufakat yang dilakukan pengurus Kadin Sumut dengan Kadin Kabupaten/Kota se-Sumut.

“Kami berembuk, kami bermufakat dan ‘memaksa’ Bung Anindya Bakrie untuk maju menjadi kandidat Ketua Umum Kadin Indonesia pada Munas (Musyawarah Nasional) mendatang,” jelas Ivan.

Ivan mengungkapkan, Anindya merupakan sosok pengusaha nasional dan peduli dengan pengusaha lainnya di Indonesia. Dan poin penting lainnya, Anindya Bakrie layak memimpin Kadin Indonesia dan dinilai dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia untuk memulihkan ekonomi tanah air terkena imbas Covid-19.

“Bung Anin, tidak terpisahkan sejarah hidupnya bagian dari Sumatera Utara. Beliau berangkat dari sini dan pengusaha Sumatera Utara mendukung,” tutur Ivan.

Ivan mengungkapkan alasan yang tepat mendukung Anindya Bakrie Maju dalam pemilihan Ketua Kadin Indonesia.

“Mengapa bung Anin. Karena memang terbukti jam terbang, beliau dalam perjalanan Kadin selama ini. Juga tugas-tugas diberikan, diselesaikan dengan baik,” sebut Ivan.

Ivan menilai Anindya Bakrie merupakan sosok amanah dan mempunyai kapasitas. Perannya juga, bukan pengusaha nasional saja. Tapi, pengusaha nasional peduli dan memperjuangkan hak-hak pengusaha-pengusaha lainnya di Indonesia.

“Banyak hal yang positif (tentang Anindya Bakrie). Alhamdulillah, bung Anin menerima ‘paksa’ itu, untuk maju menjadi kandidat Ketua umum Kadin,” tutur Ivan.

Ivan juga menyatakan Kadin Sumatera Utara bersama Kadin Kabupaten/Kota se-Sumut siap menjadi motor untuk pergerakan dan memenangkan Anindya Bakrie pada pemilihan Ketua Umum pada Munas Kadin Indonesia mendatang.

Meski Munas untuk pemilihan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, belum ditentukan kapan akan dilaksanakan pada tahun 2021 ini. Namun, Kadin Sumut mengajukan diri sebagai tuan rumah Munas tersebut, selain dari Kadin Kepri dan Kadin Bali.

“Kita juga mengajukan sebagai tuan rumah munas di Sumut,” jelas Ivan.

Sementara itu, Anindya Bakrie menyampaikan bahwa dirinya siap maju pada pemilihan Ketua Umum dan memimpin Kadin Indonesia. Bila dipercaya dan diberikan amanah untuk menjalankan roda organisasi ke depannya.

Anindya Bakrie yang merupakan calon kuat Ketua Umum Kadin Indonesia mengatakan dukungan disampaikan kepadanya ini. Menurutnya, suatu kehormatan dan suatu tantangan besar. Tentu semua ini, harus melalui demokrasi yang baik.

“Kami terima dukungan dan amanahnya. Dan mudah-mudah bisa membuat Kadin kompak dan bersatu, tentu untuk kebaikan Indonesia,” ungkapnya.(gus/ram)

Sepanjang 2020 di RSU Adam Malik Pasien Gagal Ginjal dan HIV Paling Banyak Berobat

RSUP Haji Adam Malik: Suasana di RSUP Haji Adam Malik. RS ini memberikan diskon periksa kesehatan hingga 55 persen.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski kunjungan pasien yang berobat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik (HAM) diklaim menurun selama pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020, namun secara jumlah ternyata meningkat.

RSUP Haji Adam Malik.

Berdasarkan data jumlah kunjungan pasien rawat jalan di rumah sakit tersebut tercatat 39.569 kunjungan, sedangkan tahun 2019 mencapai 37.868 kunjungan. Jumlah kunjungan rawat jalan tersebut, baru meliputi 5 diagnosa penyakit pasien yang paling banyak berkunjung.

Dari jumlah kunjungan pasien berobat pada tahun 2020, pasien gagal ginjal dan HIV paling tertinggi. Begitu pula tahun 2019, pasien gagal ginjal juga terbanyak rawat jalan. Sementara jumlah kunjungan pasien HIV masih berada di posisi kelima pada tahun 2019, karena sebelumnya kunjungan pasien jantung yang berada di peringkat kedua.

Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) menyebutkan, jumlah kunjungan pasien gagal ginjai selama 2020 mencapai 14.461 kali. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu 16.313 kunjungan. “Untuk jumlah kunjungan pasien HIV 13.466 (sedangkan tahun 2019 hanya 3.598 kunjungan),” ungkap Rosa, Rabu (3/3).

Selanjutnya, sambung Rosa, pasien kanker payudara yang menduduki peringkat ketiga terbanyak rawat jalan dengan jumlah 4.298 kali. “Kemudian, pasien jantung 3.937 kunjungan dan pasien kanker serviks 3.407 kunjungan,” kata dia.

Rosa menyebutkan, untuk jumlah kunjungan pasien rawat inap terbanyak tentunya pasien Covid-19 542 kali. Disusul, pasien leukimia 493 kunjungan, pasien gagal ginjal 268 kunjungan, pasien kanker payudara 257 kunjungan, dan pasien kanker ovarium 240 kunjungan. “Data-data tersebut merupakan jumlah kunjungan, bukan jumlah pasien. Sebab bisa saja pasien yang sama masuk ke rumah sakit berkali-kali,” jelasnya.

Angka kunjungan pasien rawat inap selama 2020, secara jumlah mengalami penurunan dibanding 2019. Selama 2020, berdasarkan jumlah diagnosa 5 penyakit pasien terbanyak mencapai 1.800 kunjungan. Sedangkan 2019, 9.205 kunjungan.

Diketahui, sebelumnya Direktur Utama RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV, SpPJ (K) menyatakan, pendapatan rumah sakit menurun 20 persen pada tahun 2020. Hal itu disebabkan tak lain akibat pandemi Covid-19. “Pandemi Covid-19 berdampak kepada kunjungan pasien yang berobat. Akibatnya, target pendapatan rumah sakit tahun 2020 menurun sekitar 20 persen,” ujar Zainal beberapa waktu lalu.

Ia mengaku, penurunan pemasukan rumah sakit untuk tahun 2020 tidak mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya. Pendapatan rumah sakit kebanyakan dari klaim BPJS Kesehatan, pasien umum, asuransi swasta dan lainnya. “Kita juga setiap tahun melaporkan ke pusat (Kementerian Kesehatan) berapa pendapatan rumah sakit selama setahun. Tahun 2020 pendapatan terjadi penurunan 20 persen dari target,” kata Zainal lagi.

Meski demikian, Zainal menyebutkan, memasuki bulan Juli 2020, pasien mulai meningkat kembali karena sudah menuju new normal. “Masa new normal pasien kembali meningkat dan rencana kembali ke awal, yaitu menyiapkan pelayanan unggulan jantung. Alhamdulillah berjalan dengan baik dan sekarang ini untuk pusat jantung itu benar-benar sudah siap menjadi pusat pelayanan. Sebab ada beberapa alat yang kita siapkan sudah datang, dan mudah-mudahan pada 2021 kita akan betul-betul menjadi pusat layanan jantung,” harapnya. (ris/ila)

GM Sumut Pos Paparkan Teknik Menulis Berita di Pondok Pesantren Entrepprenur Darul Mustofa

NARASUMBER: GM Sumut Pos Panda MT Siallagan hadir sebagai narasumber pelatihan jurnalistik di Pondok Pesantren Entrepprenur Darul Mustofa.tomi/sumutpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pondok Pesantren Entrepprenur Darul Mustofa menggelar workshop pelatihan jurnalistik yang berlangsung di Aula Pondok Pesantren (Ponpes) Jalan Lasimin, Dusun 3, Desa Slemak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, Kamis (25/2) lalu.

NARASUMBER: GM Sumut Pos Panda MT Siallagan hadir sebagai narasumber pelatihan jurnalistik di Pondok Pesantren Entrepprenur Darul Mustofa.tomi/sumutpos.

General Manager (GM) Sumut Pos Panda MT Siallagan hadir sebagai narasumber. Sedangkan peserta workshop pelatihan jurnalistik diikuti 53 santri dan santriwati Pondok Pesantren Entreprenur Darul Mustofa yang terdiri dari tingkat SMP dan SMA.

Pimpinan Pondok Pesantren Darul Musthofa, Amar Tarmizi S.Pd.I, M.Pd mengatakan bahwa kegiatan pelatihan jurnalistik ini dapat bermanfaat bagi para santri dan santriwati, terutama dalam pengenalan dunia jurnalistikn

“Dengan mengikuti pelatihan jurnalistik ini, kita harap anak-anak dapat lebih pandai menulis sebuah berita yang tepat dan baik sesuai fakta yang ada di lapangan. Sehingga, anak anak juga nantinya dapat membuat sebuah berita yang baik tentang pondok pesantren Darul Musthofa ini,” ujar Amar.

Pria yang kerap disapa Ustad Amar itu mengatakan, setelah anak-anak bisa menulis berita dengan baik, pihak Pondok Pesantren Darul Musthofa akan membuat majalah dinding (mading) untuk karya anak anak santri dan santriwati. “Saat ini kita masih wacanakan untuk membuat Mading. Jadi sebelum membuat Mading anak anak harus dibekali pelatihan jurnalistik,” katanya.

Sementara itu, GM Sumut Pos, Panda MT Siallagan ketika memaparkan materi pelatihan jurnalistik kepada santri dan santriwati, menceritakan sekilas sejarah jurnalistik yang sudah ada sejak zaman Romawi Kuno, hingga berkembang seperti saat ini.

Selanjutnya, pria yang akrab disapa Panda ini menjelaskan mater-materi jurnalistik, mulai dari dasar-dasar jurnalistik, termasuk unsur-unsur berita.

Dia mengatakan, dalam melakukan tugas jurnalistik, unsur-unsur berita yang harus terlebih dahulu dikuasai adalah Metode Kipling, yaitu 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why, Where, dan How).

“Jika ada sebuah peristiwa, lalu adik-adik menuliskan peristiwa itu dengan 5W 1H, maka tulisan kalian itu sudah layak jadi berita. Sebab inilah unsur dasar yang harus dijadikan pedoman ketika menulis berita,” katanya.

Panda MT Siallagan juga memberikan penjelasan mengenai teknik dasar jurnalistik, misalnya bagaimana melakukan observasi, wawancara, teknik menulis. Dia berharap, dengan adanya pelatihan jurnalistik ini, para santri dan santriwati dapat menjadi penulis yang baik di kemudian hari. (omi)

Dewan Minta Bobby dan Aulia Fokus Atasi Banjir Medan

BANJIR: Pengendara mobil melintasi banjir akibat drainase yang buruk di Jalan STM Ujung Medan, belum lama ini.triadi wibowo/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan hingga kini belum terbebas dari persoalan klasik seperti banjir. Untuk itu,Bobby Nasution dan Aulia Rachman diminta untuk fokus mengatasi banjir di Kota Medan, termasuk Medan Utara. Harapan ini disampaikan.

BANJIR: Pengendara mobil melintasi banjir akibat drainase yang buruk di Jalan STM Ujung Medan, belum lama ini.triadi wibowo/sumut pos.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Sugianto Makmur kepada wartawan di Medan, Rabu (3/3). Terlebih, kata dia, efektif masa bakti Bobby-Aulia hanya sekitar 3,5 tahun sebagai wali kota dan wakil wali Kota Medan. “Tentang banjir Kota Medan ini perlu perhatian ekstra. Bobby dan Aulia perlu segera koordinasi untuk normalisasi sungai dan saluran air, juga penambahan benteng-benteng di tempat yang rendah,” katanya.

Koordinasi dengan Pemprov Sumut maupun Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II, menurut dia, mesti segera diintensifkan. Apalagi pada sebelumnya, program penanggulangan banjir Kota Medan dan sekitarnya telah disusun oleh masing-masing stakeholder terkait.

“Ini tentu menjadi tanggungjawab besar yang mengikuti mereka (Bobby-Aulia) sejak dilantik sebagai wali kota dan wakil wali kota,” katanya.

Di samping itu pihaknya turut memberi masukan, sejumlah persoalan yang perlu langsung ditangani dengan baik oleh Bobby-Aulia. Yakni menyangkut masalah pelayanan publik yang harus ditingkatkan. Sebab hal-hal kecil seperti administrasi kependudukan dan catatan sipil tersebut, kerap dikeluhkan masyarakat.

“Demikian juga halnya masalah sosial, sekarang banyak gelandangan dan pengemis di jalan-jalan. Negara harus memberikan solusi untuk saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Mereka juga tidak ingin menjadi gelandangan, seperti di kawasan Jalan Nibung Raya, para gelandangan mendapatkan makanan tiga kali sehari dari para donatur. Tetapi para pemilik toko mengeluh karena setiap pagi, emperan toko mereka ada kotoran manusia, sampah-sampah berserakan,” ungkapnya.

Masalah gelandangan tersebut, lanjut dia, ada kasus gelandangan melahirkan anak tanpa ikatan pernikahan. Ada juga kasus pembunuhan yang melibatkan gelandangan yang sering mangkal di Jalan Nibung. Bahkan banyak juga di antara gelandangan sudah kurang waras. “Pemko Medan harus memikirkan solusi, meskipun gelandangan ini kebanyakan tidak punya identitas dan pendatang,” ujarnya.

Sugianto juga meyebutkan, di seputaran Pasar Petisah, para pemegang HGU di atas HPL nomor 1 Kota Medan tiba-tiba kehilangan semua hak atas tanah yang mereka huni, karena wali kota sebelumnya tidak mau lagi menerbitkan rekomendasi perpanjangan HGU.

Dia berharap Pemko Medan harus membantu mengeluarkan rekomendasi perpanjangan HGU, atau bahkan warga bisa meningkatkan haknya menjadi SHM, karena sudah mendiami tanah selama 40 tahun lebih dan membeli lahan tersebut dengan harga sesuai pasar.

“Lagipula, ini menyangkut nasib ribuan warga yang berdiam di Petisah Tengah. Besar harapan saya, Bobby dan Aulia yang mengemban amanah dari warga, dapat melakukan yang terbaik dan menjadi kebanggaan warga Medan,” pungkasnya. (prn/ila)

Bahas Angka, Tak Boleh Diliput, Komisi D DPRD Sumut Gelar RDP Tertutup

TERTUTUP: Suasana RDP Komisi D DPRD Sumut dengan Dinas SDACKTR Sumut berlangsung tertutup dan tak perkenankan diliput awak media, Rabu (3/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk sekian kalinya, rapat dengar pendapat atau RDP di komisi-komisi DPRD Sumatera Utara kembali tak boleh diliput awak media. Peristiwa terbaru terjadi pada Rabu (3/3), saat Komisi D DPRD Sumut melarang jurnalis yang saban hari bertugas di gedung dewan, meliput RDP mereka dengan Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang (SDACKTR) Sumut.

TERTUTUP: Suasana RDP Komisi D DPRD Sumut dengan Dinas SDACKTR Sumut berlangsung tertutup dan tak perkenankan diliput awak media, Rabu (3/3).

Menurut Ketua Komisi D DPRD Sumut, Delpin Barus, RDP tersebut berlangsung tertutup. Permintaan itu diamini dia, bersumber dari rekan sesama komisinya. Salah satunya yakni Ari Wibowo. “Izin Pak pimpinan, kalau dibolehkann

rapat kita ini dibuat secara tertutup karena di sini ada wartawan. Saya pernah ikut RDP di DPR RI, mereka buat RDP itu tertutup karena pembahasan masih angka,” kata Ari Wibowo.

Delpin lantas menanggapi masukan anggotanya tersebut dengan menyarankan wartawan keluar dari ruang rapat. “Dengan besar harapan kami, hormat kami, staf dan kawan-kawan pers mohon keluar. Rapat ini tertutup, mohon maaf ya. Bila ada yang perlu ditanya nanti silakan ditanya setelah selesai rapat ini,” kata politisi PDI Perjuangan tersebut.

“Kenapa kita buat rapat tertutup karena pembahasan kita ini masalah tambahan dan angka urgen. Takutnya nanti kita masih membahas, berita sudah keluar,” timpal Ari Wibowo lagi.

Sontak setelah itu, sejumlah awak media yang sebelumnya menunggu untuk meliput, keluar dari ruang rapat komisi. Usai rapat, Delpin Barus yang ditanya lagi oleh wartawan tetap menyatakan bahwa RDP tersebut tertutup karena masukan dari sesama rekan komisinya.

“Ah, itu permintaan dari kawan-kawan tadi. Kalau kawan-kawan yang minta, ya kita buat tertutup,” katanya.

Adapun alasannya menurut dia, RDP itu membahas persoalan anggaran yang menyangkut belanja modal dan belanja langsung. Di mana belanja langsung ada pengurangan akibat refocusing dari Rp120 miliar menjadi Rp104 miliar dan belanja rutin. “Itu tidak boleh dipotong karena menyangkut gaji pegawai,” ucapnya.

Sekretaris Dinas SDACKTR Sumut, Haldun, mengamini ihwal RDP tertutup pihaknya bersama Komisi D tersebut. “Permintaan dewan. RDP tertutup itu permintaan dewan,” katanya singkat seraya berlalu.

Catatan Sumut Pos, di masa DPRD Sumut periode 2019-2024 ini, sudah dua kali menggelar RDP secara tertutup dan tidak boleh untuk diliput awak media. Kejadian perdana berlangsung pada 6 Januari 2020. Saat itu Komisi A mengundang mitra kerjanya yakni PT Pertamina, dengan alasan perusahaan plat merah tersebut yang minta RDP digelar tertutup.

Selanjutnya pada 2 Maret 2020. Yakni RDP antara Komisi A dengan Sekdaprovsu R Sabrina dan Badan Kepegawaian Daerah Sekdaprovsu, membahas sengkarut pengisian eselon II di lingkungan Pemprovsu. Komisi A kembali beralasan bahwa RDP yang memang semula dijadwal terbuka itu, lantas berubah menjadi tertutup karena permintaan dari pihak Pemprovsu sendiri.

Menyikapi kejadian yang sudah ketiga kalinya ini, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting yang dikonfirmasi wartawan tampak kembali hanya bisa menyesalkan. “Saya sangat menyesalkan terjadinya pelarangan terhadap wartawan yang akan meliput rapat tersebut,” tegas dia.

Ia kembali berharap agar ke depan hal itu tidak terjadi lagi. (prn/ila)

2 Rumah di Medan Kota Terbakar, 1 Orang Tewas Terpanggang

EVAKUASI: Petugas pemadam kebakaran dengan disaksikan warga, saat hendak masuk mengevakuasi korban kebakaran di Jalan Jati III, Gang Kembar, Lingkungan XI, Kelurahan Teladan Timur, Medan Kota, Rabu (3/3).dewi/sumutpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua rumah yang berlokasi di Jalan Jati III, Gang Kembar, Lingkungan XI, Kelurahan Teladan Timur, Kecamatan Medan Kota, ludes dilalap si jago merah, Rabu (3/3), sekira pukul 04.55 WIB. Dalam peristiwa tersebut, satu korban bernama Albert Gultom (50), ditemukan tewas terpangang.

EVAKUASI: Petugas pemadam kebakaran dengan disaksikan warga, saat hendak masuk mengevakuasi korban kebakaran di Jalan Jati III, Gang Kembar, Lingkungan XI, Kelurahan Teladan Timur, Medan Kota, Rabu (3/3).dewi/sumutpos.

Api pertama kali muncul sekitar pukul 04.55 WIB. Api dengan cepat merembet ke bagian rumah lainnya dan membakar seisinya, Melihat kobaran api yang semakin membesar, warga memberitahukan kepada petugas pemadam kebakaran.

Kepala UPT Damkar Medan, Surya Nasution mengatakan, pihaknya menerima laporan dari warga setempat, bahwa ada kebakaran di wilayah Teladan Timur, Medan Kota. “Petugas yang menerima informasi adanya kebakaran tersebut langsung turun ke lokasi, dengan 9 unit mobil Pemadam Kebakaran (Damkar), yakni 2 unit dari Amplas dan 7 unit dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Api berhasil dipadamkan sekira pukul 05.55 WIB,” ujarnya kepada sejumlah wartawan di Medan.

Dikatakannya, bahwa kebakaran tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia yang merupakan penyewa di rumah tersebut. “Satu orang meninggal dunia ditemukan dalam tumpukan seng. Dari informasi warga korban memang warga di situ dan tinggal sendiri. Korban bekerja sebagai buruh bangunan,” tuturnya.

Dijelaskannya, penyebab kebakaran diduga saat tidur, korban Albert menyalakan lilin, meski kondisi listrik di lokasi pemukiman tidak ada pemadaman listrik. “Informasi tetangga korban, dia (korban Albert, Red) tidur dengan peneranganan lilin. Padahal katanya warga tidak ada padam lampu,” jelasnya.

Kepala Dinas Pencegah dan Pemahaman Kebakaran (P2K) Kota Medan, Albon Sidauruk mengatakan, mobil pemadam kebakaran hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit, atau hanya sekitar 7 menit untuk tiba di lokasi kejadian sejak pihaknya menerima laporan. “Tapi susahnya karena lokasinya berada di dalam gang kecil sekitar 50 meter, maka mobil tidak bisa masuk, jadi kita sambung selang. Di sisi lain, rumahnya semi permanen, jadi mudah hanya terbakar,” ujarnya.

Albon mengatakan, tidak ada korban lainnya selain Albet. Sebab, hanya korban lah satu-satunya orang yang berada di rumah tersebut.

“Jadi itu ada dua pintu. Satu pintu korban sendiri yang menempati, satu pintu lagi kosong tidak berpenghuni. Kalau total kerugian tidak terlalu besar, karena kan rumah lama dan semi permanen,” katanya.

Namun terang Albon, pihaknya hingga saat ini belum dapat memastikan penyebab terbakarnya rumah dua pintu tersebut.

“Itu masih dalam penyelidikan (kepolisian). Kalau kita sampai saat ini belum tahu apa sebabnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Manager Pusdalops-PB BPBD Kota Medan, Nurly mengatakan, bahwa dua rumah yang terbakar merupakan bangunan semi permanen. “Saat ini kita masih mendata kerugian yang dialami warga. Untuk persentase kebakaran lebih kurang 90 persen,” ujarnya. (mag-1/map/ila)

Sidang Soal Lapangan Merdeka: Perwakilan Pemko Medan Tak Hadir Lagi

SUASANA: Suasana sidang mediasi soal gugatan Lapangan Merdeka Medan dengan agenda penyerahan bukti permulaan, yang kembali tidak dihadiri perwakilan Pemko Medan di PN Medan, Senin (1/3) kemarin.prans/sumutpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sidang gugatan soal Lapangan Merdeka Medan terus bergulir di Pengadilan Negeri Medan. Dalam agenda sidang penyerahan bukti permulaan soal Lapangan Merdeka, perwakilan Pemko Medan tidak hadir lagi.

SUASANA: Suasana sidang mediasi soal gugatan Lapangan Merdeka Medan dengan agenda penyerahan bukti permulaan, yang kembali tidak dihadiri perwakilan Pemko Medan di PN Medan, Senin (1/3) kemarin.prans/sumutpos.

Kuasa Hukum Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) Medan-Sumatera Utara Peduli Lapangan Merdeka Medan, Redyanto Sidi mengungkapkan, padahal agenda sidang dimaksud sangat urgen untuk membuktikan dalil Pemko Medan selaku pihak Tergugat terkait kompetensi absolut dalam menjawab gugatan Prof. Usman Pelly dkk. selaku penggugat.

“Pihak Tergugat ataupun kuasa hukumnya tidak hadir dalam persidangan pada hari Senin kemarin (1/3). Majelis hakim dalam perkara a quo menunda sidang dan akan diagendakan kembali pada Senin, 8 Maret 2021 mendatang,” katanya melalui pernyataan resmi yang diterima Sumut Pos, Rabu (3/3).

Menurutynya, kembali mangkirnya pihak Pemko Medan dalam sidang kali ini semakin menunjukkan sikap ketidakpedulian terhadap warganya serta hal ini patut dianggap sebagai itikad tidak baik.

Apalagi, kata advokat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Humaniora itu, sebelumnya Pemko Medan melalui kuasa hukumnya selaku pihak Tergugat, sudah lima kali mangkir dalam sidang mediasi atas

perkara perdata dengan nomor register: 756/Pdt.G/2020/PN MDN tersebut.

Sekadar mengingatkan, adapun tuntutan dalam gugatan yang diajukan oleh Prof Usman Pelly dkk. dari KMS M-SU Peduli Lapangan Merdeka Medan, yakni menuntut Pemko Medan dalam hal ini wali Kota Medan agar melakukan revisi/peninjauan kembali terhadap Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2011 tentang RTRW Kota Medan Tahum 2011 2031 dan memasukkan Tanah Lapang Merdeka Medan seluas ±4,88 hektare ke daftar Cagar Budaya. Kemudian meminta Pemko Medan menerbitkan keputusan wali Kota Medan untuk menetapkan Tanah Lapang Merdeka Medan seluas ±4,88 hektare sebagai Cagar Budaya.

“Keberadaan Lapangan Merdeka Medan sebagai sebuah cagar budaya dan memiliki histori kuat akan kemerdekaan Bangsa Indonesia sangat vital, yang kini telah berubah fungsi ke arah komersil dan bisnis,” pungkasnya. (prn/ila)

Bobby Nasution Janji Bayar Insentif Nakes RSUD dr Pirngadi & Puskesmas Pekan Depan

DEMO: Petugas kesehatan RSUD Pirngadi Medan saat menggelar demo menuntut insentif yang hanya tertunda selama 9 bulan.istimewa/sumu tpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada kabar baik untuk tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Pirngadi Medan yang insentifnya tertunda pembayarannya. Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menegaskan pencairan insentif nakes akan dilakukan dalam waktu dekat. “Minggu ini kalau gak minggu depan. Paling lama minggu depan kita keluarkan (insentif nakes) ,” ujar Bobby di Medan, Rabu (3/3/2021).

DEMO: Petugas kesehatan RSUD Pirngadi Medan saat menggelar demo menuntut insentif yang hanya tertunda selama 9 bulan.istimewa/sumu tpos.

Nakes RSUD dr Pirngadi Medan sendiri pada 10 Februari 2021 melakukan aksi menuntut pembayaran insentif yang tertunggak 8 bulan. Bobby mengaku sumber dana insentif nakes berasal dari pemerintah pusat. Nantinya yang dibayarkan tahap awal untuk nakes di RSUD dr Pirngadi. Tidak sekaligus 8 bulan tunggakan insentif yang dicairkan. Tapi bertahap.”Kalau gak salah untuk tiga bulan yang sebelum dibayarkan, tiga bulan dari bulan yang terakhir dibayarkan,” terangnya.

Insentif nakes di Puskesmas juga akan dibayarkan. Namun, hanya dua bulan dari yang terakhir dibayarkan. “Bertahap, kita kan ada puskesmas, kita ada RS Pirngadi, kita ada, ini harus kita ratakan dululah,” ungkapnya.

Seperti diberitakan, nakes RSU Pirngadi sebelumnya melakukan aksi demo, nakes RSUD dr Pirngadi juga melaporkan peristiwa tertundanya pembayaran insentif nakes ke Ombudsman RI Perwakilan Sumut. Bahkan, Ombudsman telah memeriksa dan meminta klarifikasi kepada Sekretaris Daerah Medan Wirya Al Rahman terkait hal ini. (mbo/ila)