25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 3625

Truk Terjebak di Jembatan Bengap

DIPERBAIKI: Jembatan Lau Bengap yang rusak sedang diperbaiki.

KARO, SUMUTPOS.CO – Sebelum menelan korban jiwa, pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan dan Jembatan Nasional (BBPJN) Sumut I Medan, akhirnya memperbaiki bantalan jembatan Lau Bengap Tigabinanga yang rusak, Minggu (31/2) sore.

DIPERBAIKI: Jembatan Lau Bengap yang rusak sedang diperbaiki.

Perbaikan ini memang perlu disegerakan, mengingat jembatan Lau Bengap Tigabinanga menjadi akses yang menghubungkan Karo-Aceh. Karena itu, warga sekitar meminta perbaikan yang dilakukan tidak asalan. Apalagi, jembatan tersebut baru selesai dibangun sekitar 3 tahun lalu dengan dana puluhan miliar.

Sehari sebelum diperbaiki, sempat terperosok di bantalan jembatan yang rusak. Beruntung, truk B 9464 PYU itu tidak terbalik. Kasat Lantas Polres Tanah Karo, AKP Agus Ita Ginting mengatakan, pasca kejadian pihaknya langsung melakukan pengaturan lalulintas dengan cara buka tutup.

Sekaligus menarik truk tersebut, karena ada sebagian badan jembatan yang memang berlobang. Dikatakannya, agar tidak terjadi kemacetan dari arah Tigabinanga dan Kabanjahe. Para pengendara baik itu roda dua dan empat hingga lebih dapat mengikuti aturan dan arahan dari petugas yang mengatur lalu lintas

Para pengguna jalan harus sabar dan antri, ikuti arahan dari petugas kita yang lagi bertugas. Budayakan antri dan kendarai kendaraan dengan pelan-pelan. Karena saat ini juga musim penghujan dan jalanan licin. (deo)

PUPR Binjai Siapkan Rp10 Miliar untuk Perbaikan Jalan Perintis Kemerdekaan

BERLUBANG: Kondisi Jalan Perintis Kemerdekaan Binjai yang dipenuhi banyak lubang hingga dikuatirkan akan mengancam keselamatan masyarakat yang melaluinya.Teddy akbari/sumut pos.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Jalan Perintis Kemerdekaan, penghubung Binjai Utara dengan Kwala Begumit, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, ditemukan banyak berlubang yang dapat mengancam keselamatan masyarakat saat melaluinya.

BERLUBANG: Kondisi Jalan Perintis Kemerdekaan Binjai yang dipenuhi banyak lubang hingga dikuatirkan akan mengancam keselamatan masyarakat yang melaluinya.Teddy akbari/sumut pos.

Pantauan Sumut Pos, tekstur jalan tidak rata atau bergelombang saat di Kelurahan Pahlawan, Binjai Utara. Sekitar 500 meter ke depan, atau sudah wilayah Kelurahan Kebun Lada, jalan mulai berlubang hingga Cengkeh Turi perbatasan Kota Binjai-Kabupaten Langkat.

Yang parah di Cengkeh Turi. Tepatnya, di depan masjid dan pertigaan menuju Kelurahan Payaroba, Binjai Barat.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Binjai, Ridho Indah Purnama, mengatakan bahwa status jalan tersebut masuk wilayah Kota Binjai. Dan sudah kembali menganggarkan untuk perbaikan. Namun saat disinggung jalan tersebut sudah pernah direhab, dia menjawab belum. Catatan wartawan, jalan tersebut pernah dilakukan perbaikan pada 2018.

“Tahun berapa (perbaikan)? Saya belum cek,” kata Ridho saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Selasa (2/2).

Namun Ridho menjelaskan, Jalan Perintis Kemerdekaan sudah menjadi atensi perbaikannya oleh Dinas PUPR. Anggarannya yang sudah disiapkan sebesar Rp10 miliar.

“Yang jelas tahun ini (diperbaiki), Jalan Perintis sudah kontrak. Sebentar lagi akan dikerjakan,” kata dia.

Ridho menjelaskan, Dinas PUPR Kota Binjai bukan sekedar melakukan aspal tambal sulam. “Beton rigid,” kata Ridho yang juga menjabat Pelaksana Tugas Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Binjai.

Dia menambahkan, anggaran tersebut mampu melakukan perbaikan sekaligus peningkatan beton rigid untuk ruas jalan sekitar dua kilometer lebih. Namun, tidak sekaligus dengan panjang yang dimaksud.

“Ada beberapa segmen yang parah, jadi prioritas. Pasti jalan yang berlubang dan bergelumbang,” tukasnya. (ted/han)

Takut Kena OTT KPK, Anggota DPR RI Malah Ditipu Rp6 Miliar, Hakim: Kalau tak Salah, Kenapa Takut?

SAKSI: Anggota DPR RI Rudi Hartono Bangun, saat memberikan kesaksian di PN Medan, Senin (1/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudi Hartono Bangun jadi korban penipuan. Rudi ditipu oleh wanita yang mengaku sebagai kerabat Ratu Pantai Selatan hingga mengalami kerugian Rp6 miliar gara-gara takut kena OTT KPK.

SAKSI: Anggota DPR RI Rudi Hartono Bangun, saat memberikan kesaksian di PN Medan, Senin (1/2).

PERKARA dugaan penipuan ini mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (1/1) lalu. Pada Selasa (2/2) kemarin, Rudi Hartono Bangun dihadirkan di Ruang Cakra 4 PN Medan untuk memberikan kesaksian terhadap terdakwa Halim Wijaya.

Dalam sidang tersebut, hakim ketua Merry Dona Pasaribu beberapa kali menyentil Rudi yang mengakui sudah mentransfer uangnya sebanyak 61 kali kepada terdakwa Siska Sari W Maulidhina alias Siska, Halim Wijaya dan lainnya, untuk menangkal operasi tangkap tangan (OTT) KPK dengan kekuatan gaib yang konon dimiliki leluhur Siska, yang mengaku masih keturunan Ratu Pantai Selatan.

Merry Dona Pasaribu menanyakan, bagaimana mungkin Rudi yang seorang anggota DPR RI begitu saja percaya dan terus-menerus mengirim uang hingga miliaran rupiah kepada Siska, yang hanya sebagai teman biasa. Apalagi kata Merry, Rudi mengaku sempat beberapa kali mampir ke rumah Siska dengan agenda yang kurang jelas. “Sudah Rp6 miliar anda serahkan ke Siska, dan jumlah itu lebih dari yang diminta Siska. Pernah ke rumah Siska 3 kali dalam agenda apa? Anda itu anggota DPR RI lho, dengan kesibukan yang demikian, masak mengundang anggota DPR tak ada tujuan?” tanya Merry.

Tidak hanya itu, hakim pun mencecar Rudi dengan sejumlah pertanyaan lainnya, yakni terkait ketakutannya akan di-OTT KPK karena memiliki enam item kesalahan yang disebut-sebut Siska disimpan dalam satu flasdisk. Hakim mengatakan, seharusnya Rudi tidak perlu takut diancam, apabila memang tidak melakukan tindak pidana korupsi.

“Terus dikasi (uang) itu kalau orang ada kesalahan, sebarkan uang untuk menutupi sesuatu. Kalau kita bersih, kenapa harus takut? Mau digeledah KPK, mau diperiksa, ya silahkan. Kita tak takut kalau tak salah. Ini anda takut diancam tak beralasan, sampai mau memberi Rp6 miliar. Jadi kita ingin tau seperti apa kasus ini? Apakah benar untuk membeli ayam-ayam itu, atau ada yang lain?” cecar Merry Dona.

Menjawab pertanyaan tersebut, Rudi Hartono Bangun dengan gugup menjelaskan, kalau ia menduga saat itu ia dalam pengaruh magis atau gaib, sehingga mau saja terus-menerus mengirimkan uangnya kepada Siska dan kawan-kawan. “Saya dipola komunikasinya begitu. Itulah yang namanya magic. Mereka bukan hanya sekali (minta transfer uang), tapi setiap minggu. Katanya ada orang lain lagi (yang mengincar). Bahkan transfer itu bisa empat hari dalam seminggu. Saya diyakinkan dan ditakuti,” ungkapnya.

Meski dicecar sejumlah pertanyaan tentang dana kampanye, Rudi tetap bersikeras bahwa uang yang ditransfernya ke Siska cs bukan uang kampanye, melainkan uang untuk membeli ayam yang katanya digunakan untuk tumbal (makanan) bagi jin-jin yang akan menangkal OTT KPK.

Mendengar penjelasan itu, Hakim Merry Dona langsung mengkonfrontir keterangan Rudi dengan terdakwa Halim Wijaya yang dihadirkan secara daring. Halim membantah kalau uang yang ia terima adalah untuk membeli ayam sebagai tumbal. “Saya tidak seperti yang dia bilang. Setahu saya, pada saat itu diminta uangnya untuk kepentingan saat dia mencalonkan diri dalam Pilkada Langkat, bukan untuk ayam,” terang Halim.

Selain itu, Halim mengaku sudah mengembalikan uang tersebut kepada Rudi. “Uang yang diberikan ke saya itu dalam bentuk dolar Singapura, lalu saya tukarkan ke rupiah, dan saya kembalikan ke dia,” ucapnya.

Mendengar penjelasan itu, sontak Rudi dengan nada geram mengatakan, ia belum ada menerima uang yang disebut Halim. “Uang yang diminta Rp1 miliar tak ada dikembalikan, ngawur itu. Mereka bukan Timses, bukan siapa-siapa,” tegas Rudi.

Sebelumnya, dalam dakwaan JPU Rahmi Shafrina menuturkan, perkara ini bermula pada tahun 2015 saat Siska (dilakukan penuntutan secara terpisah) mengenal Rudi Hartono Bangun, melalui temannya yang bernama Liza. Selanjutnya pada tahun 2016, Siska sering bercerita pada Rudi tentang hal gaib. Siska mengaku, kakek buyutnya menikah dengan Ratu Pantai Selatan. Kemudian, karena masih ada keturunan Ratu Pantai Selatan yang sering disebutnya Uti, Siska mengaku memiliki Indera keenam (Indigo) yang dapat melihat hal-hal gaib.

Pada Februari 2017, Siska mengirimi Rudi pesan dan menyampaikan kalau Rudi sedang diincar KPK untuk menjadi target OTT. Lantas Rudi heran, lantaran dia bukan kepala daerah yang banyak nerima upeti sehingga menjadi target OTT. “Tim KPK punya flashdisk yang isinya 6 item kesalahan kamu. Tapi bisa kita tangkal dengan jin ini, supaya dibuang flashdisknya” kata Siska sebagaimana tertuang dalam dakwaan JPU.

Lalu Rudi bertanya, “kesalahannya saya apa? Coba bacakan kalau jin itu bisa melihat 6 item kesalahan saya itu”. Kemudian Siska menjawab, “Iya nanti, kita tanya jin itu sama Uti (Ratu Pantai Selatan)”.

Beberapa hari kemudian, Rudi diajak Siska bertemu di Hotel Four Point, Jalan Gatot Subroto Medan. Di kamar hotel, Siska melakukan ritual. Rudi melihatnya duduk bersila di atas tempat tidur sambil menutup mata. Tiba-tiba dia seolah-olah kerasukan Ratu Pantai Selatan.

Singkat cerita, Siska meminta syarat untuk mengatasi persoalan itu adalah menumbalkan bayi baru lahir. Mereka kemudian sepakat menggantinya dengan 7 atau ekor ayam hitam. Siska menyebut ayam itu ada dijual di Tanjungmorawa seharga Rp7 juta per ekor.

Siska meminta agar Rudi mengirimkan uang ke rekening Bank BCA milik terdakwa Halim, yang merupakan teman baiknya. Permintaan uang berlangsung berulang kali dengan alasan pihak KPK akan melakukan OTT terhadap Rudi. Sejumlah uang juga diambil langsung Halim ke rumah Rudi.

Beberapa minggu kemudian, Siska juga mengatakan, Rudi diikuti dan dipantau setiap pagi. Bahkan ada sniper yang ingin membunuhnya.

Rudi sempat bertanya apa salahnya? Siska mengatakan, ada saingannya atau orang yang tidak senang dengan Rudi. Untuk mengatasinya, anggota DPR itu diminta membeli ayam hitam dengan jumlah yang cukup banyak. Itu dilakukan sekitar 7 kali oleh Siska.

Pada Maret 2018, Rudi kembali diminta Siska mengirimkan sejumlah uang dengan alasan membantunya agar tidak menjadi target KPK. Karena kehabisan uang, Rudi menjualkan 1 (satu) unit mobil Toyota Land Cruiser dengan nilai sekitar Rp800.000.000. Uang penjualannya dikirim ke rekening Bank BCA milik Siska dan Halim.

Rudi juga meminjam uang Rp1,3 miliar yang juga dikirim ke Rekening BCA milik Siska dan Halim. Setelah itu, dia menyatakan tidak punya uang lagi. Sekitar Mei 2018, Rudi mulai merasa ada yang aneh dengan dirinya. Dia lalu menemui alim ulama dan bercerita tentang masalahnya. Alim ulama itu mengatakan dia sudah dibodohi dan ditipu.

Rudi tersadar sudah ditipu. Dia mencoba meminta agar Siska mengembalikan uangnya. Siska malah marah dengan alasan dia justru telah membantu. Dugaan penipuan itu kemudian dilaporkan ke pihak berwajib. (man)

Lagi, Medan Keluar dari Zona Merah Kasus Aktif Tinggal 934 Orang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan kembali keluar dari zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19. Berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko daerah per tanggal 31 Januari 2021 yang disampaikan pada website covid19.go.id, Kota Medan kini turun satu tingkat menjadi status zona oranye (risiko sedang).

Selain Medan ada beberada daerah lain yang juga zona oranye, di antaranya Tebingtinggi, Binjai, Sibolga, Pematangsiantar, Labuhanbatu Utara, Samosir, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Toba, Deliserdang, Langkat, dan Tapanuli Tengah. Sedangkan zona kuning (risiko rendah), Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Karo, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, Dairi, Mandailing Natal, Nias Selatan, Serdang Bedagai, Batu Bara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Labuhanbatu Selatan, Tanjung Balai, Padang Sidimpuan, dan Gunungsitoli. Selebihnya, beberapa daerah zona hijau (tidak ada kasus) yaitu Nias, Nias Utara dan Nias Barat.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, angka kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Medan saat ini berjumlah 10.371 orang. Jumlah tersebut bertambah 125 kasus baru pada Selasa (2/2). Sementara, angka kesembuhan 9.081 orang, bertambah 56 kasus baru. Untuk angka kematian 356 orang. “Angka penderita Covid-19 aktif di Medan sekarang ini 934 orang, baik yang isolasi di rumah sakit maupun secara mandiri,” ungkap Aris, Selasa (2/2) sore.

Lebih lanjut Aris mengatakan, akumulasi angka positif Covid-19 di Sumut kini jumlahnya 21.098 orang, setelah bertambah 136 kasus baru dari laporan 3 kabupaten/kota. Antara lain, Medan 125 orang, Tapanuli Utara 8 orang dan Sibolga 3 orang. Namun demikian, angka kesembuhan juga bertambah sebanyak 101 orang dari 13 kabupaten/kota sehingga akumulasinya menjadi 18.277 orang. Paling banyak dari Medan 56 orang, Dairi 13 orang dan Deliserdang 9 orang.

Sedangkan angka kematian juga kembali diperoleh penambahan sebanyak 3 kasus baru dari Deliserdang 2 orang dan Sibolga 1 orang, sehingga akumulasinya kini menjadi 748 orang. “Jumlah penderita Covid-19 aktif di Sumut kini ada 2.073 orang yang sedang melakukan isolasi,” sebut Aris.

Ia mengimbau, dengan bertambahnya pasien positif maka masyarakat lebih taat lagi melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Hal tersebut harus terus ditingkatkan terus menerus, sebab tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir. “Hanya upaya menjalankan protokol kesehatan yang bisa dilakukan saat ini, salah satunya bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Apabila setiap keluarga saling mengingatkan dan menjaga, maka upaya untuk menurunkan jumlah pasien positif dan memutus rantai penyebaran Covid-19 pasti bisa dilakukan,” pungkasnya.

Wali Kota Binjai Terpilih Positif Covid-19

Wali Kota Binjai terpilih periode 2021-2024, Juliadi, terkonfirmasi positif Covid-19. Juliadi kini sedang diisolasi dan menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Bunda Thamrin Medan. Jubir Satgas Covid-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah MM membenarkan Juliadi positif Covid-19 dan masih dirawat di rumah sakit tersebut. Namun, Aris tidak menjelaskan secara detail terkait kondisinya bagaimana saat ini dan hanya menyampaikan sudah 3 hari dirawat. “Sudah dirawat selama 3 hari,” ujarnya singkat kepada wartawan, Selasa (2/2).

Sementara, Kasub Humas dan Marketing RS Bunda Thamrin Medan, Ivo JA Simorangkir juga membenarkan Juliadi sedang dirawat. Akan tetapi, tidak dijelaskan saat disinggung soal penyakit yang dialami Juliadi dan sejak kapan dirawat. Ivo beralasan, pihaknya tidak bisa memberitahukan terkait medical record pasien kepada publik. “Kurang tahu kalau masalah itu, yang pasti kami enggak bisa keluarkan medical record pasien karena itu rahasia pasien,” ucapnya singkat dihubungi wartawan.

Pemprovsu Disarankan Beli GeNose

Pemprov Sumut disarankan membeli GeNose yang bakal menjadi alat screening utama dalam mendeteksi dini Covid-19. Melalui alat tersebut pula, diharapkan masyarakat Sumut bersedia mengikuti tes Covid-19.

“Dengan adanya alat ini diharapkan semakin banyak masyarakat kita yang akan mengikuti tes Covid-19. Jadi ada baiknya Pemprovsu memikirkan GeNose sehingga dapat menjadi salah satu alat yang akan dipergunakan di Sumut,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut, Hendra Cipta menjawab Sumut Pos, Selasa (2/2).

Pihaknya menyambut baik adanya GeNose tersebut, karena ini akan memberikan rasa nyaman kepada masyarakat yang akan mempergunakannya. Sehingga tidak perlu lagi mengambil sampel dari pangkal hidung atau tenggorokan seperti alat tes lainnya.

“Apalagi tarifnya lebih murah tentunya tidak akan memberatkan masyarakat. Alat ini juga merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai Covid-19, karena dapat mendeteksi secara dini, cepat, akurat dan dapat diterapkan secara massif di tengah masyarakat kita,” katanya.

Di sisi lain, ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPRD Sumut ini menilai, penanganan Covid-19 di Sumut masih perlu perbaikan sehingga wabah Corona dapat diminimalisir penularannya. Karena itu pihaknya bersama Pemprovsu, sedang memfinalisasi peraturan daerah tentang disiplin protokol kesehatan dalam rangka pencegahan Covid-19.

“Melalui regulasi tersebut akan menjadi dasar bagi seluruh masyarakat kita di Sumut dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Apalagi kami melihat sebenarnya Pemprovsu punya keseriusan untuk melawan wabah ini, meski di sana sini tentu masih ada kekurangan,” pungkasnya.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah mengatakan pihaknya belum berencana untuk mengalokasikan anggaran penanganan GeNose tersebut. Menurutnya, saat ini Pemprovsu tengah fokus pada penuntasan program vaksinasi Covid-19 terkhusus bagi seluruh tenaga kesehatan yang ada.

Di samping itu, imbuh Aris, pihaknya tetap menekankan kepada seluruh lapisan masyarakat agar disiplin prokes pencegahan Covid-19. Sebab, vaksinasi diyakini hanya menjadi salah satu solusi dalam pengentasan penularan wabah ini.

“Kuncinya adalah masyarakat kita harus tetap patuh akan prokes 5M. Mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan menjaga mobilitas atau aktivitas di luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak,” terangnya. (ris/prn)

Tuntaskan Sasaran Tahap 1 Nakes, Minggu Depan, Pekan Vaksinasi Massal

VAKSIN: Tenaga kesehatan RSUP H Adam Malik divaksin Covid-19 tahap kedua, Selasa (2/2). Pekan depan, Dinkes Sumut bakal menggelar vaksinasi massal.istimewa/sumu tpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk menuntaskan sasaran vaksinasi tahap 1 terhadap tenaga kesehatan (nakes) di Sumut, pekan depan Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) akan menggelar pekan vaksinasi Covid-19 atau vaksinasi massal.

VAKSIN: Tenaga kesehatan RSUP H Adam Malik divaksin Covid-19 tahap kedua, Selasa (2/2). Pekan depan, Dinkes Sumut bakal menggelar vaksinasi massal.istimewa/sumu tpos.

“SENIN DEPAN (8/2), rencananya akan digelar vaksinasi massal di Rumah Sakit USU. Vaksinasi ini dilakukan kepada nakes yang belum divaksin dan sudah terdaftar datanya di KPC PEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional),” kata Sekretaris Dinkes Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Selasa (2/2).

Kata dia, pelaksanaan vaksinasi massal akan dilakukan serentak pada seluruh fasilitas kesehatan (faskes) di Sumut yang sudah terdistribusi vaksinnya. Mulai dari rumah sakit hingga puskesmas. Totalnya ada 1.444 faskes, 741 faskes siap vaksinasi dan 703 sedang proses. “Kita harapkan semua faskes di Sumut ikut melaksanakannya dengan target satu pekan selesai 100 persen nakes yang belum divaksin, terutama di Mebidang (Medan, Binjai, Deliserdang),” ujarnya.

Aris menjelaskan, sejauh ini sudah 14 kabupaten/kota di Sumut yang telah menerima dan mengambil dosis vaksin Covid-19. Sedangkan daerah lainnya menyusul segera mungkin. “Tujuan dari vasksinasi massal ini karena Kemenkes meminta kepada kita untuk segera menuntaskan vaksinasi tahap 1, khususnya daerah yang sudah terdistribusi vaksinnya. Kemudian, berlanjut ke tahap 2 dengan sasaran ASN, TNI, Polri dan orang-orang yang bekerja berhadapan dengan masyarakat. Misalnya, frontliner, wartawan dan sebagainya,” tandas dia.

Diketahui, Sumut sudah menerima vaksin Covid-19 dengan total 147.720 dosis yang dikirim beberapa kali. Keseluruhan vaksin tersebut untuk kebutuhan 74.840 nakes dua kali divaksin.

Vaksin Tahap Kedua

Sementara, nakes Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) divaksin Covid-19 tahap kedua. Sesuai dengan jadwal, pelaksanaan vaksinasi tahap kedua pada hari pertama diikuti oleh 64 nakes yang sebelumnya telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 tahap pertama pada 19 Januari 2021 lalu.

Direktur Utama RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, berdasarkan prosedurnya, vaksin Covid-19 tahap kedua disuntikkan setelah 14 hari mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 tahap pertama.

“Vaksinasi Covid-19 tahap pertama diikuti sebanyak 2.304 nakes yang telah dilaksanakan sampai tanggal 31 Januari 2021. Selain pegawai, sejumlah dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dan dokter coass yang sedang menempuh pendidikan kedokteran serta sejumlah nakes dari luar juga turut menerima vaksin,” ujar Zainal.

Ia memberi apresiasi kepada Tim Vaksinasi Covid-19 RSUP HAM dan seluruh nakes yang telah membantu menyukseskan program vaksinasi Covid-19 ini. “Terima kasih saya ucapkan kepada tim vaksinasi dan semua staf yang sudah mengikuti vaksinasi,” katanya.

500 Ribu Nakes Disuntik

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, hingga kini sudah 500.000 tenaga kesehatan yang mengikuti program vaksinasi Covid-19. Adapun program vaksinasi di Indonesia telah dimulai sejak 13 Januari 2021 dan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.

“Semenjak Januari lalu telah melakukan penyuntikan pada tenaga kesehatan yamg jadi prioritas dan sampai hari ini sudah 500.000 tenaga kesehatan dilakukan penyuntikan,” ujar Sekjen Kemenkes Oscar Primadi dalam konferensi pers, Selasa (2/2).

Adapun total tenaga kesehatan yang harus divaksin yakni, 1,5 juta. Setelah tenaga kesehatan, vaksinasi Covid-19 akan dilanjutkan kepada petugas pelayan publik dan masyarakat umum.

“Kemudian sesuai tahapannya, kita akan melakukan penyuntikan kepada public worker, pemberi pelayanan publik, dan masyarakat umum setelahnya,” jelas Oscar.

Dia menekankan, vaksinasi merupakan upaya pemerintah untuk menanggulangi pandemi Covid-19 di Indonesia. Terlebih, saat ini angka kasus positif Covid-19 di tanah air sudah mencapai 1 juta. “Kita terus berupaya, berjuang untuk melakukan upaya yang lebih konkrit dalam penanganan ini. Pemerintah hadir tentunya,” kata Oscar.

Sebagai informasi, sebanyak 11 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac tahap keempat kembali tiba di tanah air, Selasa kemarin. Pemerintah sebelumnya telah menerima vaksin Sinovac tahap pertama sebanyak 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020.

Kemudian, vaksin tahap kedua sebanyak 1,8 juta dosis tiba di tanah air pada 31 Desember 2020. Selain itu, pemerintah juga telah mendatangkan 15 juta bahan baku vaksin Sinovac, pada 12 Januari 2021.

“Hingga saat ini, total vaksin yang ada di tanah air kita ada 28 juta jumlah vaksin dan calon vaksin yang akan kita berikan ke maysyarakat,” ucap Oscar.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Nadia Tarmizi dalam konferensi pers, Selasa (2/2) mengatakan, setidaknya ada 17,4 juta petugas pelayanan publik yang bekerja di daerah terpapar Covid-19 dan harus divaksin. Adapun petugas pelayanan publik akan divaksin setelah 1,5 juta tenaga kesehatan rampung menjalani vaksinasi.

“Kami optimis 1,5 juta target (vaksinasi) tenaga kesehatan dapat tercapai paling lambat akhir Februari,” ucapnya.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan 181,5 juta masyarakat Indonesia harus divaksin Covid-19 agar tercapai herd immunity (kekebalan komunitas). Presiden Joko Widodo atau Jokowi sendiri meminta agar program vaksinasi rampung 2021. (ris/lip6)

Hadir di Medan, Siti Badriah: Glafidsya Medika Tetap Nomor Satu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – ‎Klinik Kecantikan Glafidsya Medika terus berkembang dengan membuka klinik cabang ke-7 di Jalan Abdullah Lubis, Kota Medan. Hal ini, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan setia Glafidsya Medika untuk mendapatkan penampilan yang cantik dan sempurna.

“‎Grand Opening Klinik Glafidsya Medika Medan yang di laksanakan pada tanggal 31 Januari 2021 di kota Medan berlangsung sangat hikmat pada saat ceremonial dengan di hadiri oleh keluarga saya,” ungkap owner Glafidsya Medika, dr Reza Gladys dalam keterangan tertulis, Rabu (3/2).

Grand opening Klinik Glafidsya Medika dihadiri ‎oleh para brand ambassador yakni Siti Badriah, Krisjiana Baharudin, Ricky Perdana dan Chaca Thakya. Kemudian, selebgram Kota Medan dan best performance dari Mak Beti.

Reza mengatakan membuka ‎Klinik Glafidsya Medika Medan untuk membantu sebagian masyarakat yang terkena dampak COVID-19 untuk mendapatkan pekerjaan. Jadi, bukan semata-mata bisnis dipikirkan. Namun, berkontribusi membuka lapangan pekerjaan baru di tengah pandemi ini.

‎”Karena kalau kita selalu terpaku kepada pandemi COVID-19 ini yang tidak tahu akan selesai kapan. Saya dan team management membuka cabang untuk membantu sebagian masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan. Sedangkan, urvey lokasi kurang lebih 1 bulan, untuk konsep kita memang sudah ada dari sejak pertama berdiri,” jelas Reza.

Pada bulan Febuari 2021, Reza mengungkapkan Klinik Kecantikan Glafidsya Medika, ada special promo untuk pasien kesayangan Diskon Treatment 25%+10% dan diskon produk kosmetik 10%. Pastinya, promo ini akan memanjakan konsumen di kota terbesar di Indonesia ini.

Sementara treatment kecantikan yang khusus disediakan. Reza menjelaskan semua treatment sama di semua cabang termasuk Alma Medan. Ada Alma Laser Special Edition yang launching pertama di Indonesia di Klinik Glafidsya Medika Medan. Selanjutnya, Alma laser super flek berfungsi untuk menghilangkan flek, bekas jerawat, tahi lalat, dan mencerahkan bibir yang hitam.

“Semua treatment tetap cocok untuk dilakukan pada masa pandemi ini. Karena kami melakukan pelayanan degan tetap mematuhi protokol kesehatan jd semua treatment tetap bisa dilakukan pada saat pandemi,” tutur Reza.

Reza menjelaskan treatment yang sedang hits yang banyak diminati konsumen atau masyarakat Indonesia pada umumnya adalah Botox Rahang yang bisa membuat orang yang rahangnya tidak berbentuk bisa lebih terlihat dan membuat bentuk wajah sesuai dengann yang di harapkan dalam satu kali tindakan.”Untuk harga botox rahang Rp.5.390.000,” pungkasnya.

Sementara itu, ‎brand ambassador, Siti Badriah, mengungkapkan bangga dengan Glafidsya Medika yang merajalela dimana-mana dengan membukan klinik yang baru di Kota Medan. Pastinya, sudah ditunggu-tunggu kehadirannya bagi warga Kota Medan sendiri.

‎”Sebelumnya kami berdua (bersama Krisjiana) mengucapkan terima kasih banyak kepada para undangan yang sudah hadir dan ikut mendoakan Glafidsya Medika Medan. Saya ikut bangga dengan Glafidsya yang merajalela dimana-mana, yang luar biasa pasiennya membludak, Alhamdulillah. Semoga Glafidsya Medika Medan tetap nomor satu, “sebut Siti Badriah.(rel/gus)

25 Persen Nakes di Sumut Ogah Divaksin

DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi menerima suntikan vaksin Covid-19 untuk tahap kedua di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (2/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – GUBERNUR Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, sejauh ini sudah sekitar 40 persen tenaga kesehatan di Sumut telah mengikuti vaksinasi Covid-19. Lalu sisanya 60 persen tenaga kesehatan (Nakes) masih menunggu jadwal untuk divaksin.

DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi menerima suntikan vaksin Covid-19 untuk tahap kedua di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (2/2).

Namun ia mengungkap, 25 persen dari 60 persen nakes itu tidak bersedia atau menolak mengikuti vaksinasi. “Jadi 60 persen ini, kurang lebih 25 persen dari 60 persen itu yang masih antara mau, nanti, menunda,” kata Edy usai mengikuti vaksinasi Covid-19 tahap kedua, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Selasa (2/2) sore.

Baca Juga: https://sumupos.co

Berdasarkan data, tenaga kesehatan yang terdaftar di Sumut untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 sebanyak 72.451. Berarti, 40 persen tenaga kesehatan yang sudah mengikuti vaksinasi Covid sekitar 29.000 orang. Sisanya, sebanyak 43.470 orang (60 persen) tenaga kesehatan yang belum divaksin. Dengan begitu, 25 persen dari 43.470 orang yang menolak mengikuti vaksinasi Covid-19 berkisar 10.867 orang.

Menurut Edy, tidak seharusnya para tenaga kesehatan menolak untuk divaksin, karena nakes setiap saat dan bahkan tak bisa mengelak untuk berjuang memerangi Covid. Jika perlu, tegas Edy, Satgas Penanganan Covid-19 akan mendatangi tenaga kesehatan tersebut ke tempat kerjanya secara langsung. Hal tersebut bisa dilakukan lantaran kondisi saat ini darurat. Apalagi tenaga kesehatan di Sumut termasuk yang terbanyak di Indonesia.

“Tenaga kesehatan nanti kita panggil itu, kita panggil. Memang ini sudah instruksi dalam kondisi darurat. Kita khawatir, dia mengobati orang, bukan hanya mengobati orang-orang yang terpapar Covid, ada juga penyakit-penyakit lain,” kata Edy, yang juga didampingi dr Handoyo Harsono, dr Restuti Saragih dari Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, dan Kadis Kominfo Sumut, Irman Oemar, serta Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah.

“Kalau tenaga kesehatan itu sendiri yang terpapar, terus dia mengobati orang, ada dokter gigi, ada dokter-dokter umum yang lain, dokter-dokter di Puskesmas, para perawat, para bidan. Inikan harus nanti kita telusuri dengan jumlah yang ada dan namanya sudah ada, kalau nanti pada waktunya ini sudah selesai, yang belum ya kita panggil. Kita lakukan vaksinasi massal, kita datangi ke tempat dia kerja, ke rumah sakit, ke puskesmas, atau kemana, kita panggil dia kemari, kita vaksin dia di sini,” tegas Edy lagi.

Sedangkan mengenai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah berakhir 31 Januari, menurutnya, akan diberlakukan kembali jika diperlukan. “31 Januari hanya batasan waktu yang kita harapkan selesai, kalau tak selesai kita perpanjang bahkan kita perketat tentang kedisiplinan masyarakat ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Edy Rahmayadi menjalani vaksinasi covid-19 tahap kedua, di Rumah Dinas. Setelah vaksin disuntikkan dr Handoyo Harsono dari Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, Edy pun tampak lega.

Bahkan Mantan Pangkostrad itupun langsung mencandai wartawan. “Puas kalian kan!,” ujar Edy yang saat itu divaksin bersama Ketua TP PKK Sumut, Nawal Edy Rahmayadi.

Sebelum vaksin buatan sinovac itu disuntikkan dr Handoyo, terlebih dahulu wartawan dipersilahkan melihat langsung vaksin diambil dari tempatnya. Bahkan Edy mempersilahkan salah seorang wartawan memilihkan vaksin untuk disuntikkan kepadanya.

Memakaikan kaos oblong putih bertuliskan Sumut, Gubernur Edy tampak tenang disuntikkan vaksin.

Dan dr Handoyo didampingi dr Restuti Saragih yang juga dari Bidang Penanganan Kesehatan dan Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah, serta Kadis Kominfo Sumut, Irman Oemar, juga tampak tenang menyuntikkan vaksin.

Menurut Edy, dirinya bukan mau gagah-gagahan dengan mengikuti vaksinasi. “Gunanya bukan saya ria, bukan supaya menonjolkan diri, tidak. Bahwa saya katakan tadi bahwa jangan ada yang takut. Saya yang divaksin duluan, dan ini saya lakukan,” sebutnya.

Lalu kenapa Gubernur Edy mau divaksin? Katanya lagi, adalah supaya memantik minat tenaga kesehatan dan pejuang penanganan covid lainnya dan masyarakat agar tidak ragu untuk divaksin, sekaligus membuktikan bahwa vaksin sinovac itu adalah aman dan halal.

Ia juga menegaskan tidak merasakan apa-apa pasca disuntik vaksin pertama kali pada 14 Januari 2021. Namun meskipun telah divaksin, Gubernur Edy mengaku tetap menerapkan protokol kesehatan. (prn)

Antar Sabu ke Tahanan, Oknum Polrestabes Medan Divonis 8,5 Tahun Penjara

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Majelis hakim diketuai Denny Lumbantobing menghukum terdakwa Ade Saputra Ginting (34) selama 8 tahun 6 bulan penjara atasu 8,5 tahun. Oknum petugas Polrestabes Medan ini, terbukti bersalah atas kepemilikan sabu seberat 9 gram dengan cara memasukkan ke dalam tahanan, dalam sidang virtual di Ruang Cakra 9 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (2/2).

Majelis hakim sependapat dengan penuntut umum, di mana terdakwa terbukti sah dan meyakinkan melanggar Pasal 114 ayat 1 junto Pasal 132 ayat 2 UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

“Mengadili, menjatuhkan terdakwa Ade Saputra Ginting oleh karenanya dengan pidana selama 8 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp1 miliar subsider 6 bulan penjara,” katanya.

Menurut mejalis hakim, perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan narkotika. Terdakwa merupakan seorang anggota Polri. “Sedangkan hal yang meringankan, terdakwa bersikap sopan,” katanya.

Atas putusan ini, jaksa penuntut umum (JPU) Sri Delyanti dan penasihat hukum terdakwa menyatakan terima. Putusan ini sama dengan tuntutan JPU, yang semula menuntut terdakwa selama 8 tahun 6 bulan denda Rp1 miliar subsider 6 bulan penjara.

Mengutip surat dakwaan JPU Sri Delyanti, oknum polisi yang bermukim di Jalan Medan-Binjai Km 15 Diski Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal, Deliserdang ini, awalnya dihubungi oleh Boy Zulkarnaen (berkas terpisah) meminta agar ia mengambil titipan nasi di depan kantor Polrestabes Medan.

Kemudian, terdakwa pergi menemui Lina yang merupakan kakak Boy dan mengambil titipan nasi berisi sabu. Lalu terdakwa membawa bungkusan tersebut, ke dalam Kantor Polrestabes Medan lewat pintu depan. Akan tetapi terdakwa tidak melaporkan titipan tersebut kepada petugas piket depan.

Kemudian, sekitar pukul 11.30 Wib, setelah berada di piket RTP Polrestabes Medan, terdakwa lewat dari belakang piket. Akan tetapi petugas piket yaitu, saksi Nurdiansyah dan Rejeki Banurea ketika itu melihat terdakwa dan mengatakan agar titipan tersebut diperiksa dulu.

Sehingga terdakwa merasa takut dan meletakkan bungkusan berisi sabu itu, di bangku dan mengatakan bahwa bungkusan itu barang titipan untuk Boy Zulkarnaen yang merupakan tahanan di blok C.

Lalu terdakwa langsung pergi ke kantor Provos, untuk menjalani pembinaan disebabkan ia baru selesai menjalani hukuman penjara. Dua petugas piket tadi menaruh curiga, dan memeriksa isi bungkusan tersebut. Benar saja, ternyata bungkusan tersebut berisi biskuit bermerk Gery sebanyak 2 bungkus yang berisi sabu 2 bungkus dengan berat 9,42 gram. Atas temuan itu, kedua petugas piket melaporkan kepada atasannya dan memanggil Boy dan terdakwa ke RTP Polrestabes Medan. (man/azw)

Berulang Kali Beraksi, Perampok Bersajam Ditangkap

Perampok-ilustrasi

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Seorang perampok menggunakan senjata tajam (sajam) yang kerap merasahkan ditangkap polisi di Gabion, Kecamatan Medan Belawan, Selasa (2/2).

Perampok-ilustrasi

Pelakunya, Abdul Hamid alias Keling (39) warga Kandanglembu Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan. Pria bertato ini ditangkap dengan barang bukti sebilah belati.

Kapolsek Belawan, Kompol DJ Naibaho mengatakan, pelaku selama ini sudah berulang kali melakukan perampokan menggunakan senjata tajam. Ada dua dua laporan masyarakat yang mereka terima akibat ulah pelaku.

“Pada tanggal 23 dan 31 Januari pelaku ini merampok di Belawan. Kedua kasus itu telah kami terima laporannya, kita selidiki dan berhasil menangkapnya,” kata Kapolsek.

Dijelaskannya, kasus pertama yang dilakukan pelaku adalah membobol rumah milik Farida Hanum mencuri saty unit sepeda motor, kedua pelaku merampok merampok Jaki Pardamean Tambunan saat sepeda motor di Jalan Raya Pelabuhan.

“Kasus pelaku ini banyak, cuma yang membuat laporan hanya dua. Pelaku ini beraksi selalu memakasi senjata tajam,” jelas DJ Naibaho didampingi Kanit Reskrim, Iptu AR Riza.

Penangkapan tersangka, katanya, berdasarkan hasil penyelidikan. Pihaknya mengetahui keberadaan pelaku berada di Jalan Raya Pelabuhan Belawan menggunakan becak menuju Perikanan Gabion Belawan. Kemudian Unit reskrim melakukan penangkapan terhadap pelaku tersebut. “Pada saat kita tangkap, pelaku tidak melakukan melawan dan mengakui perbuatanya. Atas perbuatannya, pelaku kita giring ke Mapolsek Belawan,” sebut DJ Naibaho.(fac/azw)

Romi Romansa Terpilih Jadi Ketua Pimpinan Ranting Desa Lantasan Lama

PATUMBAK, SUMUTPOS.CO – Rapat Pemilihan Pengurus (RPP) Pimpinan Ranting Pemuda Pancasila (PP)periode 2021-2023 memutuskan, Romi Romansa sebagai Ketua Ranting PP Desa Lantasan Lama, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deliserdang, Selasa (2/2).

TERIMA: Ketua Ranting PP Desa Lantasan Lama, Romi Romansa terima surat mandat dari Sekjen PAC Patumbak, Edy Muliono.

Rapat pemilihan pengurus (RPP) tersebut digelar di Aula Desa Lantasan Lama, Kecamatan Patumbak, dengan tetap menjalangkan protokol kesehatan (Prokes) dan berlangsung damai.

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua MPC PP Kabupaten Deliserdang, Dedy SH yang diwakili Santun Butar-butar dan Rina, Ketua PAC PP Patumbak Ganda Saputra, Kepala Desa Lantasan Lama Mulkan, Sekjen PAC PP Patumbak Edy Muliono, serta para Ketua Ranting PP se-Kecamatan Patumbak.

Kades Lantasan Lama, Mulkan, berharap Ketua Ranting Pemuda Pancasila Desa Lantasan Lama yang terpilih bisa bekerjasama dalam membangun desa, serta menciptakan rasa aman dan nyaman di Desa Lantasan Lama. “Kalau lah bukan kita ini yang membangun desa, lantas siapa lagi?”kata Mulkan.

Sementara itu, Ketua MPC PP Kabupaten Deliserdang, Dedy SH diwakili, Santun Butar Butar mengucapkan terima kasih kepada Kades Lantasan Lama yang telah menyediakan fasilitas dalam kegiatan RPP Pimpinan Ranting PP Desa Lantasan Lama hingga berjalan sukses.

Santun juga bangga mendengar semangat para kades yang menggelorakan Pancasila Abadi pada Rapat RPP Pemilihan Ketua Ranting Lantasan Lama, dan berharap Pemuda Pancasila ke depannya bisa lebih baik dalam menjalin kerja sama dengan pihak desa.

Ketua Ranting PP Desa Lantasan Lama, Romi Romansa, dalam sambutannya menyampaikan tekad akan terus mengembangkan sayap organisasi yang dipimpinnya secara baik dan benar, serta menjalin kerja sama untuk membangun desa.(rel/han)