25 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 3738

Hari Juang Kartika 2020: Pangdam I/BB Gelar Baksos dan Olah Raga dengan Media

BERSAMA: Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Hassanudin SIP, MM, foto bersama awak media di sela-sela kegiatan.istimewa/sumutpos.
BERSAMA: Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Hassanudin SIP, MM, foto bersama awak media di sela-sela kegiatan.istimewa/sumutpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kodam I/Bukit Barisan melaksanakan bantuan sosial (bansos) dan olah raga bersama insan media di Lapangan Tenis Makodam I/BB, Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Jumat (11/12).

BERSAMA: Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Hassanudin SIP, MM,  foto bersama awak media di sela-sela kegiatan.istimewa/sumutpos.
BERSAMA: Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Hassanudin SIP, MM, foto bersama awak media di sela-sela kegiatan.istimewa/sumutpos.

Kegiatan tersebut tetap menerapkan disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) dalam pencegahan Covid-19, sesuai anjuran pemerintah dengan menerapkan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara ( Sumut), H Hermansyah SE mengucapkan terima kasih kepada Pangdam yang telah peduli kepada insan media, dengan memberikan bansos, berupa sembako.

“Terima kasih Bapak Pangdam. Kami sangat gembira telah diajak dalam kegiatan silaturahmi dan olah raga bersama ini. Semoga kebersamaan ini semakin mengokohkan sinergi antara Media dengan satuan Kodam I/BB ke depannya,” ucap H Hermansyah.

Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Hassanudin SIP MM mengaku tak kalah senangnya bisa bersama dengan insan media di kesempatan peringatan Hari Juang Kartika Tahun 2020 ini.

“Saya merasa bahagia pagi ini (kemarein,Red) bisa bertemu dan bertatap muka dengan kawan-kawan media. Karena bagi Kodam I/BB, teman-teman media adalah mitra karib dan strategis dalam membangun sinergi untuk negeri tercinta ini,” ungkap Mayjen Hassanudin.

Pati TNI AD lulusan Akmil 1989 itu berharap dari kegiatan ini akan terbangun kesamaann persepsi dalam membangun wilayah yang aman dan kondusif, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Dikatakannya, TNI khususnya Kodam I/Bukit Barisan masih sangat membutuhkan dukungan dari media dalam upaya membangun wilayah yang aman dan tenteram. Sehingga, pelaksanaan tugas pokok kami lebih maksimal,” urai Mayjen Hassanudin.

Kegiatan yang penuh keakraban dan kebersamaan ini dilanjutkan dengan bansos kepada insan media, dengan pembagian bingkisan kepada insan media secara simbolis. (mag-1/ila)

Rapidin Simbolon akan Tolak Rekapitulasi Penghituan Suara Pilkada Samosir

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Diduga pelaksanaan Pilkada di Samosir penuh dengan politik uang (money politic) mencapai Rp100 miliar. Calon Bupati Samosir, Rapidin Simbolon menyatakan akan menolak dan tidak akan meneken hasil rekapitulasi perolehan suara Pilkada Samosir yang akan ditetapkan KPU Samosir nantinya.

Calon Bupati Samosir, Rapidin Simbolon saat menggelar jumpa pers.(ist)

“Kami tidak akan menandatangani hasil pengumuman dari KPU karena kami melihat ada pembiaran dari penegakan hukum terpadu (Gakkumdu) terkait dugaan politik uang yang sangat terstruktur, sistematis dan masif (TSM) yang beredar di masyarakat,” ungkap Rapidin saat menggelar konferensi pers Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Samosir, dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/12).

Menyikapi dugaan ada indikasi politik uang di Pilkada Samosir. Rapidin yang juga menjabat Bupati Samosir saat ini menggelar konferensi pers itu Rapidin Simbolo yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Juang Sinaga, Kapolres Samosir, AKBP M Saleh dan Kajari Samosir, Budi Herman.

Rapidin juga menyampaikan, DPP Partai PDI Perjuangan telah menyiapkan Tim Advokasi ke Kabupaten Samosir untuk melakukan investigasi terhadap berbagai pelanggaran dengan mengumpulkan berbagai data data yang konkrit dan sudah dihimpun dari 9 kecamatan di Kabupaten Samosir.

“Yang pasti partai pengusung kami sedang menyiapkan tim untuk melakukan investigasi dan kami akan terus menunggu hasil pengumuman akhir dari KPU,” tutur Rapidin.

Politikus PDIP ini juga mengaku telah menyampaikan berbagai informasi kepada Kapolres melalui whatsapp tentang adanya dugaan money politic selama proses pelaksanaan Pilkada berlangsung. Namun, Kapolres tidak meresponnya.

Meski demikian, Rapidin mengapresiasi berjalannya pelaksanaan Pilkada yang aman tanpa ada gesekan antarmasyarakat.

“Kami dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) menggelar temu pers, karena peran pers sangat vital terlebih berjalannya Pilkada Samosir yang aman, tertib dan kondusif,” kata Rapidin.

Kapolres AKBP M Saleh menjelaskan, semua persoalan pelanggaran Pilkada Samosir merupakan wewenang Bawaslu. Diakuinya, pihak kepolisian telah melakukan tugasnya, sehingga pelaksanaan Pilkada Samosir berjalan aman, damai dan lancar.

“Jika ada tindakan politik uang, adalah wewenang Gakkumdu yang didalamnya terdiri dari Bawaslu, Polisi, Kejaksaan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Tim Pemenangan paslon bupati Samosir nomor urut 2, Vandiko T Gultom-Martua Sitanggang (Vantas), Megianto Sinaga, ketika dimintai komentarnya terkait dugaan money politic yang dilakukan Tim Vantas, Megianto menjawab mari menjaga kesejukan politik di Samosir pasca Pilkada.(gus)

Labuhanbatu Paling Ketat, Petahana Toba & Samosir ‘Keok’

SUMUTPOS.CO – Persentase suara pada Pilkada Labuhanbatu menjadi yang terketat dari 23 Pilkada kabupaten/kota di Sumatera Utara. Amatan Sumut Pos via website resmi Komisi Pemilihan Umum RI, hingga Jumat (11/12) sekira pukul 17.00 WIB, antara paslon Andi Suhaimi-Faizal Amri Siregar dengan paslon Erik Adtrada Ritonga-Ellya Rosa Siregar, selisihnya sangat tipis.

PASLON Andi Suhaimi Dalimunthe dan Faizal Amri Siregar unggul sementara dengan memeroleh suara 36,7% suara, dibanding rivalnya paslon Erik Adtrada-Ellya Rosa yang meraih 35,1%. Sedangkan tiga paslon lain yaitu Abdul Roni Harahap-Ahmad Jais Rambe meraih 12,4%, Suhari Pane-Irwan Indra meraih 6,0%, dan Tigor Panusunan Siregar-Idlinsah Harahap meraih 8,7,% persen. Total suara masuk masih 42,98%.

Untuk perolehan suara sementara di Pilkada lain juga tak jauh berbeda dari hari sebelumnya. Tapanuli Selatan. Paslon Dolly Parlindungan Pasaribu-Rasyid Assaf Dongoran masih unggul atas pesaingnya paslon Yusuf Siregar-Robi Harahap, dengan 59,7% berbanding 40,3% (suara masuk 52,94%).

Pilkada Sergai, paslon Darma Wijaya-Adlin Tambunan memperoleh 76,9% suara, unggul dari rivalnya paslon Soekirman-Tengku Ryan Novandi yang hanya meraih 23,1% (total suara masuk masih 40,49%).

Pilkada Simalungun, paslon Radiapoh Sinaga-Zonny Waldi unggul dari para pesaingnya dengan perolehan 42,7%. Sementara saingannya paslon Anton Ahcmad Saragih-Rospitas Sitorus meraih 28,5%, paslon Muhajidin Nur Hasim-Tumpak Siregar 21,4%, dan paslon Wagner Damanik-Abidinsyah Saragih 7,4%. Suara masuk 40,21%.

Selanjutnya Pilkada Asahan, paslon petahana Surya-Zainal Abidin pun masih unggul dengan perolehan suara 45,4% dibanding para pesaingnya yakni, Nurhazijah Marpaung-Henri Siregar 33,6%, dan Rosmansyah-Winda Fitrika 21% (suara masuk 54,92%).

Paslon petahana di Pilkada Madina yakni Dahlan Hasan Nasution-Aswin Parinduri, juga masih leading dengan perolehan 39,2% dari paslon Jafar Sukhairi Nasution-Atika Azmi Utammi 37,9%, Sofwat Nasution-Zubeir Lubis 22,9% (suara masuk 64,98%).

Petahana Toba & Samosir ‘Keok’

Berbeda di Pilkada Toba dan Samosir, masing-masing paslon petahana justru tertinggal dari para penantangnya. Toba misalnya, paslon petahana Darwin Siagian-Hulman Sitorus justru tertinggal jauh saat ini dengan memeroleh suara 38,7%, dari rivalnya paslon Poltak Sitorus-Tonny M Simanjuntak dengan suara 61,3% (suara masuk 54,93%).

Sementara Samosir, paslon petahana Rapidin Simbolon-Juang Sinaga juga tertinggal jauh dengan perolehan 39,0%, dari rivalnya paslon Vandiko Gultom-Martua Sitanggang 53,2%. Adapun paslon lainnya, Marhuale Simbolon-Guntur Sinaga hanya memeroleh suara 7,9% (suara masuk 49,72%).

Untuk Pilkada Karo, paslon petahana Cory Sriwaty Sebayang-Theopilus Ginting leading sementara dengan perolehan 30,2%, dari suara masuk yang baru 48,98%. Sementara para pesaingnya; Josua Ginting-Saberina BR Tarigan 28,6%; Cuaca Bangun-Agen Purba 12,3%; Iwan Sembiring Depari-Budianto Surbakti 27,1%; dan Yus Felesky Surbakti-Paulus Sitepu (tidak muncul/persentase sangat kecil).

Pilkada Pakpak Bharat, Franc Benhard Tumanggor-Mutsyuhito Solin masih unggul signifikan dengan perolehan suara 58,9%, atas pesaingnya Sonny Berutu Ramlan-Boangmanalu 41,1% (suara masuk 76,15%).

Di Humbang Hasundutan, paslon petahana Dosmar Banjarnahor-Oloan P Nababan yang melawan kolom kosong, masih leading dengan perolehan 53,2% berbanding 46,8% (suara masuk 58,70%).

Kemudian Pilkada Labuhanbatu Selatan, paslon Hasnah Harahap dan Kholil Jufri Harahap masih bersaing cukup ketat dengan paslon Edimin dan Ahmad Padli Tanjung; 44,9% berbanding 40,7%. Sementara tiga paslon lain memeroleh suara yakni; Nurdin Siregar dan Husni Rizal 5,6%; Mangayat Jago Ritonga dan Jon Abdin Ritonga 5,4%; dan Maslin Pulungan-Fery Andika Dalimunthe (tidak muncul/persentase masih sangat kecil). Namun itu pun untuk suara masuk baru sekitar 22,84%.

Di Labuhan Batu Utara, anak mantan bupati Khoiruddin Syah alias H Buyung yakni Hendri Yanto Sitorus yang berpasangan dengan Samsul Tanjung, unggul jauh dari para pesaingnya dengan perolehan suara 46,0%. Adapun paslon lain seperti Ali Tambunan-Raja Panusunan Rambe 23,3%; Ahmad Rizal Munthe-Aripay Tambunan 8,8%; Dwi Prantara-Edi Sampurna Rambey 8,3%; dan Darno-Haris Muda Siregar 13,7% (suara masuk 53,76%).

Pilkada Nias Utara, paslon Amizaro Waruwu dan Yusman Zega masih leading dengan 60,4%, dari pesaingnya yaitu paslon Marselinus Ingati Nazara dan Otorius Harefa 39,6% (suara masuk 37,19%).

Untuk Pilkada Nias Selatan, paslon Idealisman Dachi dan Sozanolo Ndruru tampak masih bersaing ketat dengan paslon Hilarius Duha-Firman Giawa. Dari suara yang masuk baru 7,09%, Idealisman Dachi unggul 51,3% berbanding 48,7%.

Pilkada Nias Barat, paslon Khenoki Waruwu-Era Era Hia unggul dari paslon Eliyunus Waruwu-Mareko Zebua; 53,1% berbanding 46,9% dengan suara masuk yang sudah mencapai 43,69%.

Di Pilkada Nias dengan suara masuk yang baru 14,29%, paslon Ya’atulo Gulo-Arota Lase memeroleh 35,1%, unggul dari paslon Christian Zebua-Anofuli Lase 23,4%, paslon Enanoi Dohare-Yulius Lase 23,3%, dan Arosokhi Waruwu-Asaldin Gea 18,2%.

Bobby Tetap Unggul

Beralih ke hasil perolehan suara sementara Pilkada pada enam kota di Sumut, terlihat belum banyak perubahan. Pilkada Medan misalnya, paslon Bobby-Aulia masih unggul dari pesaingnya Akhyar-Salman, yakni 52,6% berbanding 47,4% dengan jumlah suara masuk 40,44%.

Pilkada Pematangsiantar, Asner Silalahi-Susanti Dewayani juga unggul jauh dari kolom kosong yakni; 76,5% berbanding 23,5% (suara masuk 63,85%).

Pilkada Sibolga unggul sementara Jamaluddin Pohan-Pantas Maruba Lumban Tobing dengan perolehan 52,7%, dari pesaingnya yakni paslon Bahdin Nur Tanjung dan Edi Polo Sitanggang 28,0%; Ahmad Sulhan Sitompul Edward Siahaan 19,3% (suara masuk 59,78%).

Begitu pula Pilkada Tanjungbalai, paslon petahana HM Syahrial-Waris tetap unggul dengan perolehan 47,0% dibanding dua paslon lain yakni Eka Hadi-Gustami 39,6%, dan H Ismail-Afrizal Zulkarnain 13,4% (suara masuk 37,53%).

Kemudian Pilkada Binjai, paslon Juliadi-Amir Hamzah pun masih unggul dengan perolehan suara 49,7% dibanding Lisa-Sapta 35,0% dan Rahmat Sorialam-Usman Jakfar 15,3% (suara masuk 60,42%).

Dan terakhir Pilkada Gunung Sitoli, paslon Lakhomizaro Zebua-Sowa’a Laoli unggul jauh dari kolom kosong; 75,3% berbanding 24,7% (suara masuk 27,36%).

KPU Sumut sebelumnya mengutarakan, pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di Sumut berjalan lancar dan baik. Sejauh ini KPU Sumut sedang mendata daerah mana yang bakal melaksanakan pemungutan suara ulang (PSU). “Lancar,” kata Komisioner KPU Sumut Divisi Data dan Informasi, Yulhasni. “Kami lagi mendata apakah ada PSU di daerah. Sementara yang sudah memastikan itu di Binjai,” imbuhnya.

Ia menambahkan, sesuai tahapan, rekapitulasi penghitungan suara di KPU akan berlangsung pada 13-17 Desember mendatang. KPU Sumut meminta sekaligus mengimbau KPU kabupaten/kota mematuhi jadwal tahapan yang sudah ditentukan tersebut. (prn)

Refleksi Guru: Cocokkah Metode Saya Mengajar?

PJJ di Tengah Pandemi Covid-19

Isnaini, S.Pd, guru Bahasa Indonesia di SMPN 3 Kisaran, menganjurkan sesama guru agar melakukan refleksi pembelajaran untuk perbaikan ke depan, terutama saat PJJ di tengah pandemi Covid-19.

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Guru sering mengeluh tentang banyaknya peserta didik yang tidak peduli belajar, tidak serius saat belajar di kelas, banyak yang tidak mengumpulkan tugas, dan sulitnya memahami materi pelajaran. Sang guru tidak mengetahui penyebab semua permasalahan tersebut. Mengapa? Karena guru jarang –bahkan mungkin tidak pernah– melakukan refleksi, sebagai evaluasi pembelajaran untuk langkah perbaikan berikutnya.

“Guru kerap berpikir, pembelajaran yang dilakukannya baik-baik saja. Tidak ada alasan bagi peserta didik untuk tidak memahami materi. Tapi kenyataannya, peserta didiknya tidak peduli, tidak serius, dan tidak mengerti pelajaran yang dijelaskan. Apalagi saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini,” kata Isnaini, S.Pd, guru Bahasa Indonesia di SMPN 3 Kisaran, kepada Sumut Pos, kemarin.

Refleksi pembelajaran, menurut guru yang juga salahsatu fasilitator daerah komunikasi Asahan Program Pintar Tanoto Foundation ini, adalah suatu komponen kegiatan yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Tujuannya, untuk menilai dan mengamati apa yang terjadi selama pembelajaran, serta mengevaluasi kelemahan dan kekurangan dari sebuah pembelajaran.

“Refleksi pembelajaran adalah aktivitas yang dilaksanakan guru dengan melakukan feedback atau penilaian pada peserta didik yang berpartisipasi dalam pembelajaran. Manfaat bagi guru, sebagai peninjau pada sebuah kelompok atau kelas yang berguna untuk menggambarkan situasi sebuah kelas, sehingga potensi setiap individu dan sebuah grup lebih terlihat,” jelasnya.

Setelah memetakan situasi sebuah kelas, guru dapat mengambil langkah-langkah yang dianggap dapat memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. Refleksi dapat dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan.

Sementara bagi peserta didik, aktivitas refleksi bermanfaat untuk menyalurkan aspirasi tentang proses pembelajaran yang berlangsung, apakah baik atau buruk, menarik atau tidak, dipahami atau tidak. Khususnya selama PJJ yang membuat guru dan murid tidak bisa belajar tatap muka.

“Refleksi akan bermanfaat bagi guru untuk menilai respon peserta didik dalam suatu pembelajaran atau penyampaian materi tertentu. Sekaligus membiasakan peserta didik berani memberikan masukan terkait proses pembelajaran,” kata Isnaini sembari tersenyum.

Ia menjelaskan, proses pembelajaran pada hakekatnya memuat empat unsur. Yaitu mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi (MIKIR). Unsur mengalami, interaksi, komunikasi, sebagian besar sudah dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran. Namun unsur refleksi sering terabaikan.

Di tengah pandemi yang memaksa guru dan murid agar menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, kata Isnaini, PJJ menimbulkan banyak persoalan. Peserta didik memasuki fase adaptasi yang menimbulkan dampak psikologis. “Semangat dan kemauan anak kerap menurun selama PJJ. Jadi sudah selayaknya guru tetap melaksanakan refleksi, untuk memahami apa saja keperluan dan kemauan peserta didik secara detail. Sehingga guru dapat memilih media dan model pembelajaran yang tepat bagi murid,” jelasnya.

Guru peserta pelatihan Pengembangan Budaya Baca Tanoto Foundation ini berharap, agar para guru tidak selalu mengganggap proses pembelajaran yang dilakukannya sudah pasti menarik minat dan dipahami para anak didik.

“Pengalaman saya melakukan refleksi dengan cara menanyakan perasaan dan kondisi murid selama PJJ, ada yang menjawab biasa saja. Ada yang kurang mood. Ada yang tidak peduli. Ini menjadi bahan evaluasi bagi saya untuk memperbaiki proses pembelajaran. Baik dalam pemilihan media atau model pembelajaran,” katanya.

Menurutnya banyak teknik refleksi yang dapat dipilih guru. Contohnya, guru dapat memberikan  sebuah alat ekspresi atau ungkapan, berupa lembar kertas atau media form seperti google form untuk diisi anak didik. “Dengan melihat lembar refleksi yang diisi murid, seorang guru telah melakukan refleksi, yang tentunya harus ditindaklanjuti,” cetusnya lagi.

Selama refleksi, suasana keterbukaan dan kejujuran peserta didik harus dibangun, agar tidak takut-takut menyalurkan aspirasinya mengenai metode pembelajaran. (mea)

Vaksin Covid-19 Harus Disuntik Dua Kali

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Vaksin Covid-19 untuk menyembuhkan infeksi virus corona SARS-CoV-2 harus disuntikkan dua kali agar efektif. Ahli penyakit menular dari UCLA Health, Amerika Serikat, Otto Yang menjelaskan alasan mengapa vaksin ini harus disuntikkan dua kali.

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Vaksin bekerja dengan memaparkan bagian kecil dari virus agar sistem imun bisa belajar mengenali sumber penyakit itu.

Dengan memberikan lebih dari satu dosis vaksin, berarti memperbesar kemungkinan sistem imun tubuh untuk mempelajari virus dan mencari cara menangkal infeksi berikutnya. Sebab, sistem imun perlu waktu lewat paparan yang lebih lama untuk mengetahui bagaimana cara efektif melawan virus. Vaksin membantu sistem imun lebih dulu memicu produksi antibodi spesifik, agar lebih siap ketika virus asli masuk.

Pemberian vaksin dua kali memberi kesempatan sistem imun tubuh untuk memproduksi lebih banyak antibodi. Mereka juga memberi tubuh pasokan sel memori yang kuat terhadal suatu virus. Agar tubuh memiliki ingatan yang cukup kuat dan lama terhadap virus tertentu setelah terpapar.

Sebab, sel memori tidak bertahan selamanya. Ia akan mati seiring waktu. Dengan pemberian vaksin dua kali, tubuh terpapar lebih banyak antigen. Sehingga, sistem imun membuat lebih banyak sel memori. Hal ini memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di masa mendatang, seperti dilansir dari The Verge.

Hal senada diungkap Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto.

Wien mengatakan vaksin corona perlu disuntikan dua kali karena suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal. Dilanjutkan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.

“Suntikan pertama untuk memicu respons kekebalan awal terhadap vaksin yang diberikan. Suntikan kedua dapat meningkatkan kekuatan respons imun yang sebelumnya sudah terbentuk,” ujar Wien saat dihubungi, Kamis (10/9).

Dua dosis vaksin dinilai sebagai dosis yang wajar. Sejumlah vaksin seperti cacar air, hepatitis A, herpes zoster (cacar ular) juga memerlukan dua dosis vaksin untuk mencegah penyakit tersebut. Beberapa vaksin bahkan membutuhkan dosis lebih banyak seperti vaksin DTaP untuk difteri, tetanus, dan pertusis.

Belum Diketahui Kapan Masuk ke Medan

Vaksin Covid-19 sudah hadir ke tanah air. Namun belum diketahui kapan akan masuk ke Kota Medan.

“Soal vaksin kita belum tahu kapan. Memang sudah masuk ke Indonesia, tapi kapan masuk ke Medan kita belum dapat informasi,” ucap Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring, kepada Sumut Pos, Jumat (11/12).

Selain belum tahu kapan, pihaknya juga mendapat informasi kuota vaksin yang akan masuk, dan apa mereknya. “Termasuk kepada siapa penggunaan vaksin tersebut akan diprioritaskan dalam tahap awal,” ujarnya.

Pemko Medan sendiri belum mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat soal jumlah vaksin yang dibutuhkan. “Mungkin teknisnya nanti Dinas Kesehatan. Yang pasti kita akan kita minta agar vaksin itu bisa tepat sasaran, setidaknya untuk tahap awal ini,” katanya.

Sembari menunggu vaksin datang, Pemko Medan melakukan sosialisasi pentingnya vaksinasi untuk pencegahan penyebaran Covid-19. “Kita meminta masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Walaupun nanti vaksinnya sudah tersedia, masyarakat diimbau tetap ketat menjaga protokol kesehatan, hingga pandemi berakhir,” tandasnya.

Anggota Pansus Covid-19 DPRD Medan, Afif Abdillah meminta kepada Pemko Medan untuk tetap menjalankan pengawasan jalannya protokol kesehatan secara ketat di Kota Medan. Pasalnya saat ini, pengawasan yang dilakukan terlihat semakin kendur.

“Jangan makin kendur. Menunggu vaksin datang, pengawasan harus semakin ketat dan intens. Pemko jangan hanya meminta masyarakat agar patuh kepada prokes, tetapi juga harus mengawasi jalannya proses,” tegas Afif.

Pengawasan ketat dapat mencegah buruknya mindset warga Kota Medan, saat mendengar kabar vaksin telah hadir. “Mindset masyarakat saat ini, sudah ada vaksin berarti sudah aman. Apalagi pengawasan tidak seketat dulu lagi. Ini yang perlu diubah. Mindset masyarakat harus dibentuk bahwa vaksin hanya bersifat membantu. Sedangkan yang betul-betul berpengaruh besar dalam memutus mata rantai virus adalah perilaku masyarakat yang disiplin menerapkan prokes,” terangnya.

Terakhir, Afif meminta Pemko Medan dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, tentang kapan dan berapa banyak vaksin yang akan masuk ke Kota Medan.

“Termasuk soal siapa saja yang akan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin itu. Kita mau Pemko Medan tidak pasif dan hanya menunggu. Koordinasi harus terus dilakukan. Lalu, masyarakat diberi edukasi agar tidak takut divaksinasi. Sebab semua sudah diuji secara klinis. Vaksin akan membantu kita mengakhiri pandemi ini,” pungkasnya.

Subsidi 32 Juta Orang

Terpisah, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah akan melakukan vaksinasi virus corona (Covid-19) terhadap 107 juta orang penduduk. Menurutnya, angka tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan 67 persen dari 160 juta orang penduduk yang berada di rentang usia 18-59 tahun.

Vaksinasi akan dilakukan lewat dua program, yaitu subsidi pemerintah terhadap 32 juta orang, serta mandiri atau membayar sendiri untuk 75 juta orang.

“Program vaksinasi Covid-19 sebanyak 107 juta orang. Di mana 75 juta orang pada skema mandiri dan 32 juta orang skema program pemerintah,” kata Terawan dalam rapat kerja dengan komisi IX DPR pada Kamis (10/12), sebagaimana dikutip dari akun Youtube, DPR RI, Jumat (11/12).

Terawan membeberkan alasan pemerintah memberikan vaksin Covid-19 pada penduduk berusia 18 sampai 59 tahun ialah karena uji klinis vaksin Covid-19 baru dilakukan pada penduduk usia tersebut.

Menurutnya, semua negara masih meraba-raba terkait perkembangan vaksin Covid-19 dan belum ada satupun vaksin Covid-19 di dunia yang mendapat izin edar. “Selama belum ada yang fix [pasti], belum punya izin edar, ya kami meraba-raba, semua meraba-raba karena izin edar belum ada, yang ada baru EUA, itu pun baru satu dari Inggris,” katanya.

Di sisi lain, Terawan mengatakan pemerintah telah membayar uang muka pembelian vaksin Covid-19 asal China sebesar Rp537 miliar. Uang muka tersebut dibayarkan melalui PT Bio Farma (Persero).

Menurutnya, pemerintah akan kembali membayar kekurangan pembelian vaksin Covid-19 itu sehingga total menjadi Rp638 miliar. “Government (pemerintah) membeli melalui BUMN, melalui Bio Farma,” katanya.

Bio Farma memperkirakan program vaksinasi virus corona dari perusahaan asal China, Sinovac, bakal mulai dilakukan pada Februari 2021. Kendati demikian, vaksinasi hanya bisa dilakukan bila vaksin Sinovac telah mengantongi emergency use authorization(EUA) alias izin penggunaan darurat dari otoritas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (map/cnn)

Covid-19 Sumut: Sembuh Tambah 76 Orang, Positif 82

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tren kasus baru pasien Covid-19 yang sembuh dan positif masih terus bertambah. Hingga Jumat (11/12), pasien yang sembuh dari Covid-19 bertambah 76 orang. Sedangkan yang terkonfirmasi positif virus corona bertambah 82 orang.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengatakan, dengan penambahan sebanyak 76 orang yang sembuh Covid-19, maka akumulasinya menjadi 13.800 orang. Penambahan pasien sembuh ini terbanyak dari Medan 53 orang, disusul Karo 12 orang, dan Tanjungbalai 4 orang.

“Sisanya, Deliserdang (2 orang), Binjai (1 orang), Nias (1 orang), Humbang Hasundutan (1 orang), Serdangbedagai (1 orang), dan Nias Utara (1 orang),” kata Aris, Jumat petang.

Terkait penambahan 82 orang positif Covid-19, kini total sementara menjadi 16.506 orang. Penambahan terbanyak berasal dari Medan 39 orang, Asahan 12 orang, Dairi 7 orang, Pematangsiantar dan Binjai masing-masing 5 orang. “Selanjutnya, Tebingtinggi (3 orang), Deliserdang (3 orang), Pakpak Bharat (2 orang), Samosir (2 orang), Padang Lawas Utara (1 orang), Serdangbedagai (1 orang), Toba (1 orang), Humbang Hasundutan (1 orang), dan Langkat (1 orang),” beber Aris.

Penambahan juga terjadi pada angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 2 kasus baru, sehingga akumulasinya menjadi 639 orang. Kedua pasien meninggal ini berasal dari Medan. “Hanya suspek yang mengalami penurunan yaitu sebanyak 10 orang, dan kini jumlahnya menjadi 704 orang,” sebut dia.

Aris menuturkan, perkembangan Covid-19 di Sumut tetap harus disadari bahwa masih berada pada masa pandemi. Terbukti, dengan masih adanya ditemukan penderita positif yang baru setiap harinya, sehingga tetap membutuhkan kewaspadaan dan konsistensi untuk melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

“Diimbau kepada masyarakat menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari guna memutus rantai penularan Covid-19 dengan menjalankan 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer. Sebab lonjakan angka penderita Covid-19 akan kembali terjadi bila protokol kesehatan kita abaikan,” pungkasnya. (ris)

Cegah Longsor Tepi Sungai di Sumut, BNPB: Tanam Vetiver, Akarnya Sekuat Baja

LOKASI BANJIR Kepala BNPB, Doni Monardo, bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, meninjau lokasi banjir di pemukiman warga komplek De Flamboyan, Tanjungselamat, Deliserdang, Jumat (11/12).
LOKASI BANJIR Kepala BNPB, Doni Monardo, bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, meninjau lokasi banjir di pemukiman warga komplek De Flamboyan, Tanjungselamat, Deliserdang, Jumat (11/12).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menggunakan tanaman vetiver (akar wangi) sebagai solusi untuk mencegah bencana banjir dan longsor tepi sungai di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Akar wangi atau narwastu, merupakan sejenis rumput yang berasal dari India yang dapat mencegah tanah longsor, erosi, serta menjaga kestabilan tanah.

LOKASI BANJIR Kepala BNPB, Doni Monardo, bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, meninjau lokasi banjir di pemukiman warga komplek De Flamboyan, Tanjungselamat, Deliserdang, Jumat (11/12).
LOKASI BANJIR: Kepala BNPB, Doni Monardo, bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, meninjau lokasi banjir di pemukiman warga komplek De Flamboyan, Tanjungselamat, Deliserdang, Jumat (11/12).

“Tumbuhan ini dapat tumbuh sepanjang tahun, dan dikenal banyak orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Vetiver juga digunakan para ahli medis untuk mengobati sejumlah penyakit. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae dan masih sekeluarga dengan serai atau padi,” kata Kepala BNPB Doni Monardo, saat mengunjungi Tanggul Sungai Padang Tebing Tinggi, Jumat (11/12).

Didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi beserta rombongan BNPB yakni Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Sosial (Kemensos), Doni mengatakan, revitalisasi pinggiran Sungai Sei Padang harus dibarengi tanaman akar wangi.

“Berdasarkan hasil riset, akar tanaman ini sangat kuat dengan panjang mencapai 6 meter, serta kekuatannya seperenam dari serat baja. Ini sudah diakui sebagai salahsatu upaya yang lebih mudah dalam mencegah terjadinya longsor. Ini juga akan kita tanam bersama konstruksi buatan manusia,” ucap Doni Monardo, di Rumah Dinas Walikota Tebing Tinggi, Jalan Mayjend DI Panjaitan Nomor 37 Tebing Tinggi.

Adapun langkah jangka panjang yang akan diambil untuk penanganan banjir, lanjut Doni Monardo, adalah program penanganan terintegrasi mulai dari hulu, tengah, dan hilir muara, yakni menormalisasi sungai akibat sedimen yang terjadi. Ini semua akan melibatkan kerja sama seluruh kementerian dan lembaga yang berhubungan dengan penanganan sungai ini.

Selain itu, Doni juga meminta pada Pemda, dibantu TNI dan Polri dapat menyosialisasikan dan memberikan edukasi pada masyarakat perihal mengubah perilaku, dengan menghargai lingkungan yakni tidak lagi menebang pohon di hulu, tidak membuang sampah serta limbah keluarga di sungai. Perubahan perilaku ini menurut Doni adalah kunci agar sungai dapat lestari dan bencana tidak terjadi.

“Oleh karena itu penting sekali bekerja sama dengan tokoh agama, adat dan lainnya untuk mengampanyekan ini, agar masyarakat tersentuh. Kalau hanya berpangku pada pemerintah, mengubah prilaku masyarakat ini tidak akan bisa dilakukan cepat,” katanya.

Gubsu Sambut Baik

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyambut baik rencana penggunaan tanaman akar wangi guna mencegah longsor di tepian sungai di Sumut. Edy berharap rencana tersebut agar segera ditindaklanjuti oleh seluruh pemerintah kabupaten/kota, di antaranya Batubara, Tebing Tinggi, Serdang Bedagai (Sergai), dan Deli Serdang serta Kota Medan yang melintasi alur sungai.

“Mari kita bersama-sama melakukan manajemen yang pernah dilakukan Pak Doni, agar bisa kita lakukan di sini. Maka kita mulai dari Simalungun, Batubara, Tebing Tingi, Serdang Bedagai hingga ke muara. Saya mohon arahan apa yang harus kita lakukan. Kalau Pemprov dan kabupaten/kota yang mengalokasikan seluruh anggaran untuk mengatasi sungai ini, nantinya juga akan menyalahi aturan karena ini merupakan kewenangan pusat,” ucap Edy Rahmayadi.

Kepala BNPB, Doni Monardo, juga menggelar rapat tentang banjir bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Walikota Tebing Tinggi, Bupati Sergai, Batubara, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis, Kepala Dinas Kominfo Sumut Imran Oemar, Dandim, Kapolres serta OPD lainnya.

Tinjau De Flamboyan

Sebelum ke Tebingtinggi, Kepala BNPB Doni Monardo dan Gubsu Edy Rahmayadi, serta rombongan juga meninjau lokasi banjir di Perumahan De Flamboyan, Tanjung Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (11/12).

Kunjungan pertama adalah melihat kondisi di Perumahan De Flamboyan pasca banjir seminggu lalu. Mereka menyusuri dan melihat sungai yang berada di sebelah Perumahan De Flamboyan.

Doni mengatakan pihaknya akan segera melakukan penanganan jangka pendek terhadap sejumlah sungai yang mengalami banjir, yakni dengan melakukan pengangkatan sedimen yang ada di sungai utama di sekitar pemukiman, termasuk juga pelebaran sungai.

Selanjutnya, rombongan melihat kondisi pengungsi yang ditampung di Batalyon Arhanudse 11 BS Batrai Tempur Tj Anom yang tidak jauh dari Perumahan De Flamboyan. Usai melihat dapur umum dan tempat pengungsi, Doni berpesan pada Gubernur agar memisahkan pengungsi antara yang tua dan muda, serta wanita hamil. Hal ini untuk menjaga dan mengurangi risiko terpapar Covid-19.

“Pelayanan kesehatan, makanan, air bersih, sanitasi dan juga obat-obatan terutama untuk ibu hamil dan juga anak-anak balita, ibu yang menyusui dan juga orang tua agar diperhatikan. Selain itu kita minta mereka juga dipisahkan untuk menjaga terpapar Covid-19,” katanya.

Hal tersebut langsung direspon Gubernur dan meminta Komandan Batalyon Arhanud untuk segera memisahkan pengungsi sesuai arahan Kepala BNPB. Edy juga mengucapkan terima kasih atas perhatian BNPB pada Sumut yang cepat tanggap atas bencana yang terjadi. “Terima kasih atas perhatian Bapak pada rakyat Sumut,” ucap Edy.

Dalam kunjungan itu, BNPB juga menyerahkan bantuan untuk korban banjir yang diterima Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, di Batalyon Arhanudse 11 BS Batrai Tempur Tanjung Anom. Bantuan tersebut berupa tenda pengungsi 1 unit, matras 30 unit, selimut 40 lembar, perlengkapan bayi 10 paket, perahu lipat PB 1 unit, masker kain 2.000 pcs dan pelampung 4 pcs.

Bantuan Dana Siap Pakai

Di akhir kegiatan, BNPB juga memberikan bantuan pada Pemprov dan 10 kabupaten/kota berupa uang sebesar Rp500 juta untuk kabupaten/kota, dan bantuan Rp1 miliar untuk Pemprov Sumut. Kabupaten/kota yang menerima yakni Tebing Tinggi, Binjai, Tanjungbalai, Deli Serdang, Sergai, Langkat, Medan, Labuhanbatu Utara, Asahan dan Batubara.

Doni Monardo mengatakan, bantuan dari BNPB Pusat untuk penanggulangan pascabanjir, di antaranya untuk pelayanan kesehatan, makanan, sanitasi dan penanggulangan pascabanjir lainnya. “Bantuan ini diharapkan bisa memulihkan semangat ekonomi di daerah berdampak banjir,” katanya.

Untuk protokol kesehatan Covid-19, Doni Monardo berharap seluruh masyarakat Sumut terus mematuhi protokol kesehatan, termasuk masyarakat korban banjir. “Jangan ada klaster baru di lokasi pengungsian. Masyarakat harus melakukan 3 M, mencuci tangan menggunakan air mengalir dan menjaga jarak. Ini sudah menjadi kewajiban masyarakat dalam menjalani masa tatanan baru,” bilangnya. (prn/ian)

Masih Unggul versi Sirekap KPU, Bobby-Aulia Diharapkan Bawa Perubahan

PERUBAHAN: Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu, saat mencoblos di TPS Setiabudi, Rabu (9/12). Menurut pengamat, kemenangan Bobby-Aulia karena warga Medan mengharapkan perubahan.
PERUBAHAN: Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu, saat mencoblos di TPS Setiabudi, Rabu (9/12). Menurut pengamat, kemenangan Bobby-Aulia karena warga Medan mengharapkan perubahan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil Sistem Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara (sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan pada Jumat (11/12) pukul 13.09 WIB, jumlah suara Pilkada Kota Medan yang masuk masih 39,72 persen atau 1.709 dari 4.303 TPS yang ada. Pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 2, Bobby Nasution-Aulia Rachman masih tetap unggul dari rivalnya, paslon nomor urut 1, Akhyar Nasution-Salman Alfarisi.

PERUBAHAN: Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu, saat mencoblos di TPS Setiabudi, Rabu (9/12). Menurut pengamat, kemenangan Bobby-Aulia karena warga Medan mengharapkan perubahan.
PERUBAHAN: Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu, saat mencoblos di TPS Setiabudi, Rabu (9/12). Menurut pengamat, kemenangan Bobby-Aulia karena warga Medan mengharapkan perubahan.

Terpantau, Bobby-Aulia unggul sementara dengan raihan 52,5 persen atau total 151.464 suara. Sedangkan pasangan Akhyar – Salman masih tertinggal sementara dengan raihan 47,5 persen atau total 137.211 suara.

Menanggapi fenomena itu, pengamat politik Kota Medan, Dr Warjio mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat Bobby-Aulia memenangkan Pilkada Medan 2020. “Faktor harapan adalah yang paling utama. Bobby-Aulia diharapkan bisa memberikan perubahan bagi Kota Medan, setelah Kota Medan tidak mengalami perubahan yang signifikan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya. Termasuk di masa kepemimpinan Dzulmi Eldin dan Akhyar Nasution yang saat ini dipegang penuh oleh Akhyar,” kata Warjio kepada Sumut Pos, Jumat (11/12).

Dikatakan Warjio, banyaknya kesemrawutan di Kota Medan seperti jalan rusak, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, dan hal lainnya membuat masyarakat Kota Medan pesimis dengan sosok calon petahana yang merupakan bagian dari pemerintahan sebelumnya.

“Lalu bergabungnya Prabowo ke pemerintahan Jokowi, membuat isu politik nasional tidak lagi menarik untuk dibawa ke Kota Medan,” tuturnya.

Terakhir, kehadiran Partai Gelora juga dinilai mampu mengganggu kesolidan di tubuh Partai PKS. PKS yang diharapkan menjadi mesin pemenangan yang paling berjalan untuk Akhyar-Salman, pada akhirnya tidak bisa berbuat banyak karena suara PKS sedikit terpecah oleh adanya Partai Gelora.

“Walaupun Partai Gelora itu belum mengikuti Pemilu dan tentu belum punya kursi di DPRD Medan, tapi partai itu bisa mengubah atau setidaknya membaca kekuatan PKS yang terkenal akan militansinya,” pungkasnya.

Masih Penghitungan Suara

Pascapencoblosan Pilkada Medan 2020 tanggal 9 Desember lalu, hingga kemarin KPU Kota Medan masih melakukan penghitungan suara di tingkat kecamatan.

“Mulai dari H+1 pencoblosan, yaitu mulai dari tanggal 10 hingga tanggal 14 Desember nanti, kita masih melakukan penghitungan di tingkat Kecamatan oleh para PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) di 21 Kecamatan di Kota Medan,” ucap anggota KPU Medan, Zefrizal SH MH kepada Sumut Pos, Jumat (11/12).

Dikatakan Zefrizal, saat ini pihaknya masih terus menunggu hasil rekapitulasi di tingkat kecamatan untuk dilanjutkan kepada rekapitulasi hasil suara di tingkat Kota Medan.

“Begitu pun saat ini, kita sudah terima beberapa hasil rekapitulasi melalui aplikasi sirekap yang bisa dilihat oleh masyarakat luas. Nantinya, kita akan melakukan rapat pleno usai menerima hasil rekapitulasi dari kecamatan,” ujarnya.

Zefrizal memastikan, setiap PPK melakukan protokol kesehatan Covid-19 saat menggelar penghitungan suara. Hal itu dilakukan guna mencegah terjadinya klaster Pilkada Kota Medan.

“Rekapitulasi di tingkat Kecamatan dilakukan dengan protokol kesehatan. Ada yang dilakukan di outdoor, ada juga yang dilakukan di indoor. Yang indoor dilakukan di ruangan berukuran cukup besar dan berventiliasi udara cukup, dan tetap menjaga jarak,” katanya.

Akhyar Rp1M,, Bobby Rp2,3M

Terkait anggaran yang dihabiskan masing-masing paslon dalam melaksanakan kampanye Pilkada Medan sejak 25 September hingga 5 Desember lalu, Komisioner Program, Data dan Informasi KPU Medan, Nana Miranti menjelaskan, kedua paslon telah menyerahkan Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) kepada KPU Medan.

“Paslon Akhyar-Salman (AMAN), tim AMAN melaporkan LPSDK mereka senilai Rp1.033.555.000. Hal itu didapatkan dari pribadi calon sebesar Rp257.800.000, perseorangan sebesar Rp677.755.000, dan dari badan hukum/swasta sebesar Rp100 juta,” kata Nana Miranti.

Sedangkan paslon nomor urut 2, Bobby – Aulia, tim melaporkan LPSDK senilai Rp2,3 miliar. Hal itu didapatkan dari diri pribadi calon sebesar Rp800 juta, dan dari partai politik (parpol)/gabungan parpol Rp1,5 miliar. “Untuk selengkapnya, dapat dilihat secara langsung di website resmi KPU Medan,” kata Nana.

Terpisah, Ketua Bawaslu Kota Medan, Payung Harahap mengatakan, jika sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan pelanggaran kampanye usai proses kampanye berakhir.

“Adapun laporan-laporan yang kita terima yaitu saat pencoblosan saja, itupun dari WA saja. Rata-rata soal prokes. Secara keseluruhan, proses pencoblosan berjalan lancar,” katanya.

Di sisi lain, untuk laporan penyalahan atau pelanggaran, pihaknya hanya menerima laporan H+7 dari kejadian. Artinya, untuk pelanggaran kampanye, pihaknya menerima laporan hingga hari ini. Sebab masa kampanye berakhir pada 5 Desember 2020 yang lalu.

“Untuk yang sudah masuk, saya belum cek lagi, berapa yang sedang di proses. Karena saat ini, sebagian besar sudah ditutup karena tidak memenuhi unsur dan sebagian lagi ditangani oleh Gakkumdu,” tutupnya. (map)

Dugaan Korupsi PD Pasar Medan, Polda Sumut: Bakal Ada Tersangka Baru

Kombes Pol Rony Direktur Reskrimsus Polda Sumut.
Kombes Pol Rony Direktur Reskrimsus Polda Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyidikan kasus dugaan korupsi di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Medan yang dilakukan Subdit III/Tipikor Direktorat (Dit) Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) terus berkembang. Dalam waktu dekat Polda Sumut bakal membeberkan tersangka baru dugaan korupsi dari tahun 2015 hingga 2017 itu. “Ada, bakal ada tersangka baru,” ujar Direktur Reskrimsus Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana kepada sejumlah wartawan, di Mapoldasu Jumat (11/12).

Kombes Pol Rony Direktur Reskrimsus Polda Sumut.
Kombes Pol Rony Direktur Reskrimsus Polda Sumut.

Namun, Rony enggan menyebutkan identitas calon tersangka baru tersebut. Dia hanya mengatakan, penyidikan kasus dugaan korupsi PD Pasar masih terus dikembangkan. “Adalah (merahasiakan soal identitas calon tersangka, red),” tandas Rony.

Sebelumnya, mantan Kasubbag Akutansi dan Keuangan PD Pasar Kota Medan, AS jatuh sakit usai diperiksa penyidik Polda Sumut. Rony ketika dikonfirmasi mengaku, AS tidak ditahan usai menjalani pemeriksaan. “Tidak ditahan,” ujar Rony, Rabu (2/12) malam.

Dia mengaku, AS tidak ditahan karena sakit. “Kondisi yang bersangkutan sedang sakit sesuai surat dari dokter,” terangnya.

Dugaan tindak pidana korupsi di PD Pasar Kota Medan itu dari tahun 2015 hingga 2017. “Pasti diperiksa lagi, karena yang kemarin baru diperiksa pertama sebagai tersangka,” katanya.

Seperti diketahui, tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan dari Tahun 2015 hingga 2017, AS, akhirnya memenuhi panggilan untuk diperiksa oleh penyidik Subdit III/Tipikor Direktorat Reskrimsus Polda Sumut, Selasa (1/12). (mag-1/azw)

Sidang Penggelapan 35 SHGB di BTN, Canakya Divonis 28 Bulan Penjara

PUTUSAN: Canakya Suman, terdakwa kasus penggelapan 35 sertifikat menjalani sidang putusan, Jumat (11/12).agusman/sumut pos.
PUTUSAN: Canakya Suman, terdakwa kasus penggelapan 35 sertifikat menjalani sidang putusan, Jumat (11/12).agusman/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Direktur Utama PT Krisna Agung Yudha Abadi (KAYA) Canakya Suman SP, divonis selama 2 tahun 4 bulan penjara. Dia terbuki bersalah atas kasus penggelapan 35 sertifikat yang merugikan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Medan sebesar Rp14.775.000.000.

PUTUSAN: Canakya Suman, terdakwa kasus penggelapan 35 sertifikat menjalani sidang putusan, Jumat (11/12).agusman/sumut pos.
PUTUSAN: Canakya Suman, terdakwa kasus penggelapan 35 sertifikat menjalani sidang putusan, Jumat (11/12).agusman/sumut pos.

Majelis hakim yang diketuai Tengku Oyong sependapat dengan JPU Nelson Viktor bahwa terdakwa terbukti bersalah melakukan penggelapan secara bersama-sama dengan berkelanjutan yakni melanggar Pasal 372 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

“Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa Canakya Suman SP dengan pidana penjara selama 2 tahun dan 4 bulan penjara,” katanya di Ruang Cakra 7 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jumat (11/12).

Menurut majelis hakim dalam pertimbangannya, hal yang memberatkan terdakwa karena telah merugikan pihak PT BTN Cabang Medan dan terdakwa belum melakukan perdamaian.

“Sedangkan hal yang meringankan, karena terdakwa bersikap sopan selama persidangan, belum pernah dihukum dan mengakui kesalahannya,” ujarnya.

Menanggapi putusan tersebut, terdakwa Canakya maupun Jaksa Penuntut Umum (JPU Nelson Viktor kompak menyatakan pikir-pikir. Putusan majelis hakim lebih rendah dari tuntutan JPU Nelson Viktor yang sebelumnya menuntut terdakwa Canakya dengan pidana selama 3 tahun 6 bulan penjara.

Diketahui, kasus bermula pada tahun 2014, terdakwa Canakya sebagai Direktur PT KAYA, mengajukan kredit pinjaman kepada PT Bank BTN Cabang Medan sebesar Rp39,5 miliar dengan jaminan sebanyak 93 buah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atas nama PT Agung Cemara Realty.

Saksi Mujianto memberikan kuasa kepada terdakwa Canakya di Kantor Notaris Elvira untuk menjual 93 SHGB dan berdasarkan hal tersebut terdakwa mendapat pinjaman kredit sebesar Rp39,5 miliar.

Selanjutnya, di hadapan saksi Notaris Elvira, terdakwa memberikan kuasa kepada saksi Ferry Sonefille Abdullah SE selaku Kepala Kantor PT BTN Cabang Medan, untuk menjual ke-93 SHGB yang dijadikan sebagai jaminan kredit sebelumnya.

Kemudian, pihak PT BTN Cabang Medan melakukan kesepakatan yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama Nomor : 00640/Mdn.I/A/III/2011 tentang Pelayanan Jasa Notaris Dan PPAT Dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit Oleh Bank Negara.

Pada awalnya, perjanjian tersebut berjalan lancar di mana sebanyak 58 SHGB telah dilakukan pembuatan Akta Pembebanan Hak Tanggungan. Namun, terhadap 35 SHGB yang belum dilakukan APHT, terdakwa Canakya menghubungi saksi Sulianto alias Pak Lek selaku staff notaris untuk meminta ke-35 SHGB yang sebelumnya terlebih dahulu memberitahukan kepada saksi notaris.

Setelah 35 sertifikat tersebut berada pada saksi Sulianto, langsung menghubungi terdakwa Canakya untuk janji bertemu di Cambridge Hotel dan menyerahkan sertifikat kepada terdakwa Canakya.

Terdakwa Canakya memberikan uang kepada saksi Sulianto, secara bervariasi antara Rp100 ribu sampai dengan Rp300 ribu. Seterusnya perbuatan tersebut, dilakukan oleh terdakwa Canakya hingga akhirnya ke-35 sertifikat tersebut berada di tangan terdakwa Canakya.

Pada bulan Juni 2016 sampai dengan Maret 2019, terdakwa mengalihkan dan atau menjual ke-35 sertifikat tersebut kepada orang lain tanpa seizin dari pihak PT BTN Cabang Medan.

Akibat perbuatan terdakwa Canakya, PT BTN Cabang Medan mengalami kerugian berupa hilangnya 35 SHGB yang bernilai kurang lebih sebesar Rp14.775.000.000. (man/azw)