Para muspika kec biru biru melakukan rapid tes untuk mencegah adanya covid-19.
Para muspika kec biru biru melakukan rapid tes untuk mencegah adanya covid-19.
DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), Seluruh pegawai di Kecamatan Biru Biru dan Kelurahan lakukan Rapid Test Covid-19, bertempat Kantor Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli serdang, Senin (22/06/20).
Camat Biru Biru Dhani Mulyawan S,Sos.MIP, mengatakan antisipasi di berlakukannya New Normal, kita sebagai pegawai dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat perlu mengetahui tingkat kesehatan para pegawai di lingkup kecamatan maupun kelurahan.
“Sebelumnya kita telah menyampaikan surat permohonan Rapid Test untuk seluruh Aparatur Kecamatan dan Kelurahan di Kecamatan Biru Biru kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Deli serdang” ucapnya.
Lanjut Dhani, Alhamdulilah pada hari Senin Petugas Medis dari Puskesmas Biru Biru dibawah pimpinan Dr.Susi Evanta,M.Kes berserta petugas Gugus tugas pencepatan penanganan covid- 19 Kec.Biru Biru mamakai Alat Pelindung Diri (APD) telah melakukan Rapid Test terhadap 100 Orang Pegawai di Wilayah Kec.Biru Biru.
“Kita Sangat senang karena Hasil Rapid Test 100% Non Reaktif alias negatif Covid.” Ucap Dhani.
Dhani juga mengatakan langkah ini dilakukan sebagai upaya dalam memberi rasa aman kepada para Pegawai dalam bekerja, karna para pegawai Kecamatan dan Kelurahan kerap kali berhubungan dengan banyak orang dalam beraktifitas sehari-hari.
Tentu Seluruh Pelayanan di Kecamatan Biru Biru dan Kelurahan kita menggunakan Protokol kesehatan seperti Wajib memakai masker cuci tangan dan jaga jarak dan menyediakan Hand Sanitizer.
“Saya berharap apa yang telah kita lakukan ini bisa mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Virus Corona di Kabupaten Deli serdang khususnya di Kecamatan Biru Biru” Harapnya.
Hadir Dalam kegiatan Kapolsek Biru Biru AKP.E.Sembiring Bersama personil, Danramil 04 Biru Biru Kapten.Arm.Agus Wahyudi Bersama personil, Kasi PMD Biru Biru Nelly Sinaga, FKDM Biru Biru. (red)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kamu yang bermodal kecil jangan takut untuk membuka suatu usaha. Banyak cara yang dapat kamu tempuh untuk membuka usaha.
Salah satunya jualan variasi es buah. Bisnis ini tidak perlu modal yang besar dalam menggandrunginya.
Mengutip buku ‘Untung Berlipat Modal 1 Juta’ karya Ivana Lestari, Jakarta, Minggu (21/6), bisnis es buah hanya cukup memerlukan modal sebesar Rp2,2 juta. Kemudian, bisnis tersebut menghasilkan keuntungan sekira Rp450 ribu per bulannya.
Cara berjualannya pun janganlah seperti yang variasi es buah yang sudah ada. Kamu juga harus mempunyai inovasi-inovasi tersendiri dalam berjualan es buah.
Pertama, kamu harus memiliki lokasi yang strategis. Salah satu lokasi yang baik adalah di tepi jalan atau pusat-pusat keramaian lainnya, seperti sekolah, taman, atau di sekitar persimpangan jalan.
Beri nama-nama unik untuk menu es buah supaya menarik konsumen. Misalnya, Es Buah Pelangi di Matamu.
Pada siang terik matahari, es buah manjur menjadi pelepas dahaga setiap orang. Sehingga, sebaiknya kamu memilih waktu siang hari untuk menjual es buah.
Segmentasi pasar dari penjualan es buah ini terbilang masuk ke seluruh golongan. Dari mulai anak kecil hingga orang tua pasti menyukainya.
Lalu, usaha ini tak perlu membutuhkan promosi yang berlebihan. Kamu cukup menata etalase dengan jajaran buah-buahan agar menarik pelanggan untuk mampir.
Jika usaha ini berhasil, kamu akan cepat mencapai break event point (BEP) atau sering disebut balik modal. Kamu diperkirakan akan balik modal sekira 5 bulan. (bbs/azw)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan seluruh petugas pencatat meter akan kembali turun langsung ke rumah pelanggan pascabayar. Pencatatan ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan tagihan listrik di rekening bulan Juli nanti.
Pembacaan meter dilakukan dengan tetap memperhatikan Pedoman Pencegahan Pengendalian Covid-19 Kementerian Kesehatan RI untuk antisipasi penyebaran Covid-19. Pencatatan tersebut akan berlangsung di akhir bulan ini.
“Akhir bulan Juni ini, Kami memastikan seluruh petugas mencatat ke rumah pelanggan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian tagihan rekening listrik dengan penggunaan listrik oleh pelanggan,” ungkap Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, Agung Murdifi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (21/6).
Selain itu demi kenyamanan pelanggan, PLN juga menyiapkan layanan Lapor stand meter mandiri (Baca Meter Mandiri) melalui aplikasi WhatsApp Messenger (WA) PLN 123 dengan nomor 08122123123, pelaporan mandiri pelanggan bisa dilakukan pada tanggal 24-27 setiap bulannya. Pelaporan mandiri pelanggan yang valid akan dijadikan prioritas utama dasar perhitungan rekening listrik.
“Jadi kalau pelanggan mengirimkan angka stand kwh meter dan kami nyatakan valid, kami akan menggunakan laporan tersebut sebagai dasar perhitungan rekening. Meskipun petugas catat meter mengunjungi rumah pelanggan.” ujar Agung.
Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat ada 4,3 juta pelanggan yang terdata mengalami lonjakan tagihan listrik. Di mana, melonjak hingga di atas 20% dari tagihan bulan sebelumnya.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan yang dijabat oleh Bob Saril mengatakan bahwa dari jumlah tersebut ada sekira 1,75 juta sudah dikelola secara sistem otomatis. Bahkan sudah masuk ke program perlindungan lonjakan tagihan listrik di mana dengan dicicil di tiga bulan ke depan.
“Tetapi untuk sekira 2,25 juta pelanggan itu ini yang kita lihat ada juga tidak melaporkannya karena kenaikannya 23%-25% itu kan rata-rata,” pungkasnya. (bbs/azw)
SUMUTPOS.CO – Uang koin Rp1.000 bergambar kelapa sawit degan tahun emisi 1993 sempat bikin heboh dunia maya. Pasalnya, ada masyarakat yang menjual uang tersebut dengan harga Rp100 juta melalui belanja online.
Padahal, uang tersebut masih beredar di masyarakat. Bahkan, Bank Indonesia masih mengakui uang tersebut untuk digunakan sebagai alat transaksi.
Oleh sebab itu, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko mengimbau agar masyarakat berhati-hati jika melakukan transaksi jual beli tersebut. Apalagi, jika diperuntukan koleksi karena unik.
“Kita hanya mengingatkan kepada masyarakat, uang itu masih beredar. Kedua, hati-hati dengan penawaran. Jadi orang kasih harga macam-macam, saya juga gatau kenapa,” kata Onny kepada wartawan, Minggu (21/6).
Apabila uangnya sudah ditarik dan harganya selangit, kata dia, itu bisa jadi membuat harganya mahal. Namun, kini keadaannya uang itu belum ditarik dari peredaran, sehingga agak berlebihan jika dihargai mencapai ratusan juta rupiah.
“Jadi tetap hati-hati dengan penawaran yang berlebihan. Kalau orang suka, ya silakan, tergantung dari kesepaktan. Sebenarnya belum tergolong uang kuno juga,” ujarnya.
Ia menjelaskan, meski kini harga penjualan uang koin itu mencapai ratusan juta rupiah, namun jika nilainya dalam sebuah transaksi tetap Rp1.000. “Jadi kalau digunakan untuk transaksi itu tetap Rp1.000,” kata dia.
Sebelumnya, uang koin Rp1.000 yang bergambar kelapa sawit sedang menjadi perbincangan warganet. Hal itu karena di salah satu situs belanja online dengan nama toko Nafisha04_shop, penjual mengaku menjual uang tersebut seharga Rp100 juta.
“Uang koin/logam 1000 gambar kelapa sawit, original koleksi pribadi mengumpulkankan rentan kurun waktu sekitar 10 tahu. jangan melihat harganya, harga seratus juta per keping sebanding dengan historinya cuy,” pungkas penjual di kolom deskripsi. (bbs/azw)
LATIHAN: Para pemain PSMS sudah mulai latihan di Kebun Bunga, meski kompetisi belum jelas kapan mulai digelar.
Triadi Wibowo/Sumut Pos.
LATIHAN: Para pemain PSMS sudah mulai latihan di Kebun Bunga, meski kompetisi belum jelas kapan mulai digelar.
Triadi Wibowo/Sumut Pos.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga kini jumlah gaji pemain dan pelatih yang harus dibayar untuk Juli belum jelas. Begitu juga soal jadwal kompetisi, belum mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas Covid-19. Hal itu membuat PSMS bingung dan mendesak agar PSSI tegas.
“Kita minta agar PSSI segera menetapkan soal besaran gaji yang harus diterima pemain pada Juli. Kemudian, soal jadwal kompetisi Oktober nanti juga harus jelas,” ujar Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja kepada Sumut Pos, Minggu (21/6).
Dijelaskan, untuk gaji pemain Bulan Juli, PSSI belum mengeluarkan keputusan. Padahal sudah sangat mendesak karena bulan Juni sudah hampir berakhir. “Sampai sekarang belum ada keputusan soal besar gaji pemain pada Bulan Juli hingga September,” ungkapnya.
PSMS berharap agar PSSI segera mengeluarkan keputusan. Manajemen Ayam Kinantan ingin agar besaran gaji tidak lebih dari 25 persen, karena saat ini klub belum memiliki pemasukkan.
“Kalau bisa keputusan PSSI sebelumnya dilanjutkan, karena kita sendiri belum memiliki pemasukkan,” tegasnya.
Selain itu, PSMS meminta agar PSSI segara memutuskan jadwal pasti kompetisi Oktober nanti. Pasalnya saat ini terjadi mis komunikasi antara PSSI dengan Gugus Tugas Covid-19.
Sebelumnya melalui rapat Exco, PSSI mengumumkan bahwa kompetisi sepak bola akan kembali dilanjutkan pada Oktober mendatang. Namun keputusan itu ditantang oleh Ketua Gugus Tugas Covid-19, Doni Monardo.
“Ini kan membingungkan. PSSI bilang akan digelar pada Oktober mendatang, tapi Gugus Tugas melarang pertandingan sepak bola, meski tidak jelas dilarang sampai kapan,” ungkap pria yang akrab dipanggil King itu.
Untuk itu, King meminta agar PSSI menggelar pertemuan dengan stakeholder terkait, mulai dari KONI, Kemenpora, APPI hingga Gugus Tugas Covid-19. “Nah, dari pertemuan itu akan diputuskan apakah kompetisi bisa digelar atau tidak?” sebutnya.
King menambahkan PSSI tidak bisa sendirian memutuskan itu. Sebab banyak yang terkait. Bahkan, Maklumat Kapolri hingga kini belum dicabut. “Tidak mungkin kita menggelar pertandingan sepak bola tanpa izin pemerintah,” sebutnya.
King berharap agar kepastikan kompetisi itu segera ditetapkan. Sebab sangat berpengaruh kepada tim. “Kalau memang kompetisi tidak diizinkan, untuk apa kita mempersiapkan tim. PSSI harus tegas,” pungkasnya. (dek)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I A Tanjunggusta Medan tengah mempersiapkan keamanan berbasis intelegensi dalam mengatasi over kapasitasn
Kepala Lapas (Kalapas), Frans Elias Nico mengatakan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kericuhan wargabinaan. “Standart keamanan yang kita terapkan kali ini adalah standart keamanan full security,” ujarnya, Sabtu (20/6).
Menurutnya, hal tersebut dilakukannya karena wargabinaan Lapas Tanjunggusta sudah melebihi dari kapasitas yang semestinya. “Karena jumlah binaan kita lebih besar dari petugas, sehingga diciptakanlah sistem intelegen,” ujarnya.
Menurutnya, setiap blok akan ditempati satu orang petugas yang memiliki intelegensi tinggi. “Jadi kita memiliki sistem berantai setiap blok memiliki petugas yang memiliki kelebihan intelegensi,” katanya.
Hal tersebut dilakukannya agar mengurangi adanya gesekan yang mengakibatkan kericuhan. “Jadi, setiap kejadian-kejadian sekecil apapun dapat diketahui oleh petugas kita. Sehingga memperkecil adanya kejadian sekecil apapun, dalam rangka menditeksi dini,” pungkasnya. (man/ila)
CIUM: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan istri, mencium putri mereka, Siti Andira Rahmayana yang lulus menyandang gelar dokter.
istimewa/sumu tpos.
CIUM: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan istri, mencium putri mereka, Siti Andira Rahmayana yang lulus menyandang gelar dokter.
istimewa/sumu tpos.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menatap fokus ke arah Smart TV yang berjarak sekitar dua meter darinya. Ia duduk sambil sesekali melihat jam di ponselnya, seolah tidak sabar menunggu sesuatu. “Belum mulai, ya?” katanya berulang-ulang.
Di layar televisi, tampilan dari UMSU TV di kanal Youtube sedang diputar. Namun, sesuatu yang ia harapkan nampaknya belum muncul. Hanya ada gambar bertuliskan “Yudisium dan Pengangkatan Sumpah Dokter Angkatan XXI Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara” yang tidak bergerak sejak 30 menit yang lalu.
Sabtu (20/6), merupakan momen yang sudah lama ia tunggu. Putri keduanya, Siti Andira Rahmayana, akhirnya akan menyandang gelar dokter. Namun apa lah daya, angan-angan untuk menghadiri dan melihat langsung yudisium dan pengangkatan sumpah dokter sang buah hati harus kandas di tengah kondisi pandemi global Covid-19 saat ini.
Edy dan istri, Nawal Edy Rahmayadi, pun harus bersabar. Hari istimewa ini hanya bisa mereka saksikan lewat layar kotak segi empat secara virtual di kediamannya, Jalan Pantai Bunga Desa Pamah Deli tua, Deliserdang.
Saat siaran langsung yudisium dimulai, Edy yang memakai setelan santai berwarna hitam langsung menyimak dengan serius.
Tampak di layar acara yudisium diselenggarakan dengan mengikuti protokol penanganan Covid-19. Para peserta yudisium duduk berjarak dan menggunakan masker. Rangkaian prosesi di antaranya pembacaan surat keputusan kelulusan dokter angkatan XXI oleh Wakil Dekan I FK UMSU Siti Masliana Siregar. Kemudian, sambutan dari Rektor UMSU Agussani.
“UMSU menerima dukungan dari banyak pihak, termasuk Pemerintah Daerah Provinsi Sumut. Terima kasih kepada Bapak Gubernur Edy Rahmayadi yang telah banyak memberikan dukungan kepada UMSU, bukan semata-mata karena putri beliau kuliah di sini, melainkan karena kepedulian beliau yang tinggi pada kualitas pendidikan,” tutur Agussani dalam pidatonya.
Satu jam berlalu, Edy tampak tersenyum lebar saat putrinya tampil di layar. Siti Andira Rahmayana lulus dengan IPK 3,95 dan resmi menyandang gelar dokter bersama 78 mahasiswa lainnya. Sanak saudara yang juga turut menyaksikan tersenyum lebar sembari bertepuk tangan.
“Alhamdulillah, hari ini putri saya telah berhasil melakukan pencapaian baru dalam hidupnya. Campur aduk rasanya. Ada rasa kecewa tak bisa hadir langsung, tetapi rasa bahagia dan harunya lebih banyak. Pandemi ini adalah ujian, kita harus tabah melaluinya,” ujarnya, saat diwawancarai usai menyaksikan prosesi secara virtual.
Selanjutnya, Edy dan keluarga pun menunggu kepulangan putrinya. Siti Andira yang berbalutkan kebaya berwarna persik muda langsung disambut dengan pelukan dan buket bunga saat tiba di rumah. “Selamat ya nak, berkah ilmunya, amanah menyandang gelar. Semoga ilmu yang diperoleh nantinya bermanfaat bagi masyarakat banyak,” ucap Edy.
Pengalaman hari ini memberikan sensasi baru bagi Edy. Lantaran, hari istimewa ini juga bisa dinikmati keluarga besar dengan menonton tayangan beramai-ramai. “Kalau hadir langsung, undangan kan dibatasi. Hanya saya dan istri yang bisa menyaksikan. Namun hari ini kebahagiaan ini bisa dinikmati seluruh keluarga. Artinya, dalam situasi sulit sekalipun, pasti ada sisi positif yang bisa kita ambil. Mari fokus pada sisi positifnya,” pesannya. (rel)
Ilustrasi: Guru honorer saat demo soal upah/gaji mereka beberapa waktu lalu. Mereka bukan termasuk sejahtera, namun tidak mendapat bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS).
istimewa/sumut pos.
Ilustrasi: Guru honorer saat demo soal upah/gaji mereka beberapa waktu lalu. Mereka bukan termasuk sejahtera, namun tidak mendapat bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS).
istimewa/sumut pos.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas sosial (Dinsos) Kota Medan menjawab alasan banyaknya guru honorer dan non PNS yang tidak mendapatkan penyaluran Jaring Pengaman Sosial (JPS) di Kota Medan.
Kepala Dinsos Kota Medan, Endar Sutan Lubis mengatakan, jika para guru honorer tersebut memang tidak memenuhi kriteria sebagai penerima JPS.
“Jika memiliki gaji tetap, maka mereka tidak memenuhi kriteria, itu sama dengan petugas penyapu jalan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang pada umumnya juga masih tergolong (masyarakat) prasejahtera,” ucap Endar kepada Sumut Pos, Minggu (21/6).
Dikatakan Endar, hal itu bukan ditentukan oleh Pemko Medan secara penuh melainkan karena telah diatur oleh instruksi menteri dalam negeri (Inmendagri) nomor 1 tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran dan percepatan penanganan Covid-19 di lingkungan pemerintah daerah yang tertuang dalam surat yang dikeluarkan dan ditandatangani Mendagri Tito Karnavian pada tanggal 2 April 2020.
Dalam surat itu, juga terlampir tata cara percepatan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran, salah satunya tentang penyediaan social safety net atau Jaring Pengaman Sosial, antara lain pemberian Hibah/Bansos dan bentuk uang dan/atau barang dari pemerintah daerah secara memadai.
“Dan sesuai dengan Inmendagri Nomor 1 Tahun 2020 itu, salah satu kriterianya adalah masyarakat yang bekerja pada sektor informal yang tidak memiliki gaji atau pendapatan tetap. Sedangkan para guru honorer adalah sebaliknya, mereka adalah pekerja sektor formal dan memiliki pendapatan tetap,” ujarnya.
Namun bila ditelisik lebih dalam, pada poin C No.1 pada lampiran tersebut dapat dimaknai bahwa tidak hanya mereka yang merupakan pekerja informal, tetapi JPS juga dapat disalurkan kepada masyarakat yang lainnya yang memiliki resiko sosial akibat terdampak Covid-19. Walaupun memang kebijakan tersebut dikembalikan kepada masing-masing Pemda, dalam hal ini Pemko Medan untuk dapat disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki. “Namun begitupun akan saya diskusikan dengan pak Pimpinan (Plt Wali Kota Medan),” tuturnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik), Muslim Harahap mengatakan, pihaknya tidak dapat menentukan para guru honorer untuk dapat diberikan JPS. Sebab hal itu merupakan wewenang dari Dinas Sosial.
Sedangkan terkait pendataan para guru honorer di Kota Medan untuk diberikan kepada Dinsos agar dapat dipertimbangkan menjadi penerima JPS, kata Muslim, Dinsos tidak dapat mendatanya secara keseluruhan karena banyaknya para guru honorer yang juga bekerja di sekolah-sekolah SD dan SMP swasta. “Yang bisa kita data yang ada di sekolah negeri,” jawabnya.
Sementara itu, Ketua Forum Honorer Indonesia (FHI) Kota Medan, Fahrul Lubis mengatakan pihaknya membenarkan banyaknya para guru honorer di Kota Medan yang tidak masuk kedalam masyarakat penerima JPS. Padahal katanya, saat ini mayoritas guru honorer hidup dalam golongan masyarakat pra sejahtera.
“Bagaimana bisa dibilang sejahtera, rata-rata gaji hanya berkisar Rp400 sampai Rp600 ribu per bulan , menerimanya per 3 bulan sekali. Lalu itupun terkadang masih sering dibayar terlambat, sudah lah nominalnya sangat kecil dan tak cukup buat kebutuhan hidup, itu pun sering terlambat dibayar,” katanya.
Seharusnya, sambung Fahrul, sangat lah wajar bila para guru honorer mendapatkan bantuan-bantuan sosial, salah satunya JPS, mengingat antara bakti dan upahnya yang tidak sebanding. Sedangkan bila syarat penerima JPS harus merupakan pekerja informal, maka para guru honorer pun banyak yang terpaksa menyambung hidup dengan pekerjaan tambahan seperti menjadi ojek online, guru les privat, berdagang dan banyak pekerjaan lainnya.
Sebab, bila hanya menggantungkan hidup dari penghasilan sebagai guru honorer, sudah pasti keluarga para guru honorer ini tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti biaya makan, tempat tinggal, sekolah anak-anak dan kebutuhan hidup lainnya.
“Itu kita masih bicara kebutuhan-kebutuhan pokok, sedangkan masih banyak kebutuhan hidup lainnya yang tidak kalah penting dan harus dipenuhi,” pungkasnya.
WAWANCARA: Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, saat diwawancarai Sumut Pos beberapa waktu lalu. PRAN HASIBUAN/SUMUT POS.
WAWANCARA: Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, saat diwawancarai Sumut Pos beberapa waktu lalu. PRAN HASIBUAN/SUMUT POS.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Makin bertambahnya pejabat eselon II yang rangkap jabatan di jajaran Pemprov Sumut, kembali mendapat atensi kalangan legislatif. Karenanya, Gubernur Edy Rahmayadi lagi-lagi didesak segera mengisi posisi pejabat defenitif yang kosong tersebut.
“Untuk merealisasikan Sumut bermartabat isi jabatan yang kosong dan jangan ada lagi yang rangkap jabatan,” tegas Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting kepada wartawan, Minggu (21/6).
Data yang dihimpun dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Setdaprovsu, tercatat ada 11 OPD dipimpin pejabat berstatus Plt antara lain; Biro Organisasi, Lasro Marbun (Inspektur); Biro Sosial dan Kesejahteraan (M Fitriyus, Asisten Gubernur Bagian Administrasi Umum dan Aset); Sekretaris DPRD Sumut (Afifi Lubis, Kepala Biro Pemerintahan dan Plt Kepala BKD); Plt Kepala BPKAD, Ismael Parenus Sinaga (Kepala Disdukcapil);
Riswan Lubis sebagai Plt BPPRD; Plt Kepala Dinas Kehutanan, Herawaty (Kepala Dinas Perkebunan); Plt Kadiskominfo H Irman (kepala Badan Litbang). 9. Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, M Ridha Haykal Amal; Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Arief Sudarto Trinugroho (Asisten Perekomomian, Pembagunan dan Kesejahteraan); dan Plt Kepala Dinas Pendidikan, Arsyad Lubis (Asisten Administrasi Pemerintahan).
Kemudian ada dua pejabat yang saat ini masih aktif dalam jabatannya, namun menjabat sebagai penjabat (Pj) di pemkab/pemko, yakni; 1. Staf Ahli Gubernur Bidang Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur dan Pemberdayaan Masyarakat, Asren Nasution (merangkap sebagai Pj Bupati Pakpak Bharat untuk tahun kedua); 2. Kepala Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama, Basarin Yunus Tanjung (merangkap sebagai Pj Sekretaris Daerah Kota Pematang Siantar).
Selanjutnya ada 1 lagi yakni Kepala Biro Hukum, Andy Faisal, namun hingga saat ini tidak terlihat aktif melaksanakan tugasnya karena urusan administrasi di Kejaksaan Agung. Posisinya sementara digantikan Sekretaris Aprilia Siregar sebagai pelaksana harian (Plh).
Selain itu, tercatat ada 7 pejabat eselon II pimpinan OPD Pemprov Sumut yang akan memasuki masa pensiun 2020, yakni; Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan, Nouval Makhyar (Juli); Kepala Dinas Perkebunan, Herawati (Agustus); Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Anthony Siahaan (Agustus); Asisten Administrasi Pemerintahan, Arsyad Lubis (September); Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Suriadi Bahar (Oktober); Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Ida Mariana (Desember); dan Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan, Arief Sudarto Trinugroho (Desember).
“Mewujudkan Sumut bermartabat ini bukanlah kerja yang mudah. Kita harus membangun sebuah super tim dengan menempatkan pejabat-pejabat struktural yang profesional, memiliki kredibilitas yang tinggi dan berkompeten di bidangnya. Salah satunya melalui proses lelang JPTP yang transparan dan profesional, sehingga mendapatkan pejabat yang kompeten di bidangnya,” kata politisi PDI Perjuangan tersebut.
Asisten Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Pengawasan Bidang Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Wilayah 2, Kusen Kusdiana, sebelumnya menyatakan permohonan pengisian JPTP Pemprovsu sudah disampaikan ke pihaknya sekitar satu minggu yang lalu. “Baru seminggu lalu dimohonkan ke kami. Memang belum ada keputusan karena masih kami kaji,” katanya menjawab Sumut Pos, Senin (15/6).
Pengkajian tersebut, kata dia, meliputi dasar dan argumentasi gubernur Sumut atau PPK yang mengajukan permohonan rotasi eselon II di lingkungan Pemprov Sumut. Kusen mengakui, ia belum tahu posisi JPTP mana saja yang kembali akan dimutasi oleh Gubsu Edy Rahmayadi.
“Seingat saya 5-6 jabatan yang dimohonkan. Saya belum lihat detil suratnya. Dokumennya masih di e-Mail semua. Maklumlah masa-masa pandemi ini, kita maksimalkan pemakaian teknologi untuk pekerjaan. Anggota saya masih mengecek dan menganalisis permohonan tersebut. Pada prinsipnya dari KASN kita belum beri rekomendasi dan keputusan,” jelas Kusen.
Disinggung adakah permohonan lelang JPTP Pemprov Sumut oleh tim panitia seleksi ke KASN lagi, Kusen mengatakan sejauh ini belum ada masuk. “Kalau pembukaan lelang eselon II belum ya, hanya permohonan pengisian mutasi atau rotasi JPTP Pemprovsu saja yang masuk ke kita sekitar satu minggu lalu,” pungkasnya. (prn/ila)
TANAM PADI: Kapolres Belawan, AKBP MR Dayan, Wakapoles, Kompol Herwansyah Putra dan Ketua Bhayangkari, Ny Elfi Dayan dan rombongan menanam padi saat melihat persiapan Kampung Siaga Dorang.
TANAM PADI: Kapolres Belawan, AKBP MR Dayan, Wakapoles, Kompol Herwansyah Putra dan Ketua Bhayangkari, Ny Elfi Dayan dan rombongan menanam padi saat melihat persiapan Kampung Siaga Dorang.
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP MR Dayan didampingi Wakapoles, Kompol Herwansyah Putra dan Ketua Bhayangkari, Ny Elfi Dayan dan rombongan melaksanakan kunjungan kerja ke Polsek Hamparan Perak, meninjau kesiapan Kampung Siag Dorang di Desa Lama, Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (20/6).
Kampung Siaga Dorang, yang dicanangkan beberapa pekan lalu tersebut, merupakan salah satu program pemerintah yang segera diwujudkan oleh Polres Pelabuhan Belawan dan jajarannya Polsek Hamparan Perak dalam rangka penanganan kesehatan dan ketahanan pangan pada masa pandemi Covid-19.
Pengecekan tersebut diawali dengan pengecekan kesiapan Puskesmas dan rumah Isolasi Covid19 Kampung Siaga Dorang. Selanjutnya, penanaman padi di persawahan Kampung Siaga Dorang, panen Terong dan Bayam Kampung Siaga Dorang yang dibina oleh Polsek Hamparanperak sebagai program Polres Pelabuhan Belawan.
Menurut Kapolres, pencanangan Kampung Siaga Dorang ini merupakan salah satu program pemerintah yang dilaksanakan oleh Polri, dalam hal ini Polres Pelabuhan Belawan, dalam rangka kesiapan menghadapi pandemi Covid-19 baik penanganan kesehatan, maupun ketahanan pangannya.
Dalam kesempatan itu, Kapolres beserta rombongan juga berkesempatan meninjau lumbung padi yang disiapkan dalam program ketahanan pangan serta memberikan bantuan sembako dan makanan dari dapur umum yang didirikan Polsek Hamparanperak kepada warga kurang mampu di Desa Lama.
“Nantinya Kampung Siaga Dorang tersebut direncanakan akan diresmikan oleh Kapolda Sumut sebagai program unggulan yang diharapkan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di situasi pandemi Covid19 saat ini,” ujar Kapolres. (fac/ila)