
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama bertahun-tahun tinggal di Jalan Mustafa, Kelurahan Glugur Darat I, Kecamatan Medan Timur, Asna mengaku belum pernah sekalipun mencicipi bantuan langsung tunai atau BLT dari pemerintah. Bahkan di masa pandemi Covid-19, hingga kini wanita berusia 75 tahun itu juga belum merasakan bantuan sosial apapun.
“Saya dari awal, sejak adanya program BLT, belum pernah dapat sampai sekarang. Padahal saya sudah memohon ke lurah dan kepala lingkungan, tapi tak ada hasilnya. Mohon sekali bantuannya, Pak,” kata Asna saat mencurahkan hati kepada Sumut Pos via seluler, Jumat (5/6)n
Hati Asna bahkan teriris saat melihat para tetangganya justru sudah sering menikmati program BLT dari pemerintah. Padahal, Asna merupakan warga asli Kampung Dadar atau Kelurahan Glugur Darat.
“Bertahun-tahun saya sudah tinggal di sini, sejak zaman nenek moyang saya, tetapi tak pernah dapat BLT. Yang saya heran, para tetangga saya malah sering dapat. Makanya dia (tetangga) bilang, ‘nenek kenapa apa gak dapat (BLT)? Saya bilang sudah lapor ke mana-mana tetap gak dapat. Saya mohon sekali bantuannya,” katanya.
Untuk hidup sehari-hari, keluarga Asna hanya bertumpu kepada anak satu-satunya yang bekerja sebagai tukang sapu di Sekolah Dasar Muhammadiyah. Dikarenakan sudah sepuh, Asna mengaku sudah tidak bekerja lagi.
“Saya sudah gak kerja, jalan saja sudah payah. Kami di sini sewa rumah. Saya tinggal dengan anak dan cucu saya satu orang. Tak pernah saya cicip BLT dan segala macamnya itu. Dan di masa sekarang (Covid-19) ini, saya belum pernah mencicipi bantuan apapun dari pemerintah,” urainya seraya kembali mohon perhatian Pemko Medan.
Kondisi hampir serupa dirasakan keluarga Tumirin dan Tukiyem, warga Jl. Alfalah 6, No.48 A, Kelurahan Glugur Darat 1, Medan Timur. Bedanya, Tumirin dan Tukiyem masih ada menerima bantuan sembako dari Pemko Medan di masa pandemi ini.
Sedangkan Anggota DPRD Sumut Dapil Sumut I (Medan A), Jumadi mengatakan, terungkapnya cerita kedua keluarga yang dinilai laik menerima bansos tersebut, bermula dari banyaknya pengaduan masyarakat yang diterimanya.
“Selanjutnya saya langsung turun ke lapangan untuk mendengar keluhan dan aspirasi Bu Asna dan keluarga Pak Tumirin. Saya berharap Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution dapat mendengar berita ini dan menindaklanjutinya sehingga membantu kedua keluarga yang memang sangat membutuhkan bantuan tersebut,” katanya.
Politisi PKS juga menyoroti kinerja kepling dan lurah setempat, kenapa sampai luput mendata keluarga miskin di wilayahnya yang memang sangat memerlukan bantuan.
“Sebelumnya saya juga telah teruskan ke lurah adanya laporan masyarakat ini, tetapi bagaimana hasilnya saya belum tau. Makanya saya putuskan untuk turun ke lapangan langsung,” tegasnya.
Ia mengaku heran, warga miskin tersebut sama sekali tidak pernah mendapat BLT. “Ini kemana aja kepling dan lurah, kenapa tidak mau tahu dengan warganya. Termasuk BLT yang senilai Rp600 ribu per bulan di tengah pandemi Covid-19,” pungkasnya. (prn/ila)











