28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 4182

Ekspor Limbah Ubi Jalar Sumut Meningkat ke Jepang

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat peningkatan permohonan fasilitasi ekspor tepung ubi jalar yang berasal dari kulit atau produk samping ke negara Jepang sebanyak lebih dari 2 kali lipat.

Sepanjang Januari hingga Juni 2020 tercatat sudah 15 kali dengan jumlah 442 ton dengan total Rp. 2,2 milyar. Sementara sepanjang tahun 2019 hanya sebanyak 18 kali dengan total 486 ton senilai Rp. 2,1 milyar, tren permintaan juga meningkat.

“Sinergitas pemangku kepentingan pertanian di provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus kita tingkatkan,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian Belawan, Hasrul saat menyerahkan sertifikat karantina untuk 52 ton tepung ubi jalar dengan nilai Rp251 juta tujuan Jepang milik PT. TAM, Senin (8/6).

Menurut Hasrul, tepung ini menggunakan bahan dasar kulit ubi jalar atau limbah sebagai bahan baku utama tepung. Dan dinegara tujuan ekspor, produk ini digunakan sebagai bahan pakan alternatif. Dan bahkan karena diyakini memiliki kandungan nutrisi yang baik, tepung inipun sudah dijadikan bahan alternatif pangan, tambahnya.

Gerakan Tiga Kali lipat Ekspor (GraTieks)

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, Ph.D menyampaikan Gerakan Tigakali Lipat Ekspor (Gratieks) yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), target dan program telah dilakukan penyesuaian. Antara lain, alih negara tujuan ekspor, memperbanyak ragam komoditas dan juga mendorong tumbuhnya pelaku usaha atau eksportir baru.

Sinergisitas pemangku kepentingan baik pusat, daerah serta pelaku usaha termasuk petani juga terus ditingkatkan. “Alhamdulilah, ditengah pandemi kinerja ekspor pertanian tetap bisa dipertahankan bahkan meningkat, ” kata Jamil.

Berdasarkan rilis BPS (3/6) menyebutkan peningkatan kinerja ekspor pertanian sebesar 12,66 % atau US$0,28 dibanding periode tahun 2019 (YoY).

“Saatnya sektor pertanian bekerja dengan cara yang tidak biasa, tidak boleh berhenti dan terus berproduksi. Stok pangan tetap terjaga, kinerja ekspor bisa terus meningkat sesuai target Gratieks,” tutup Jamil. (rel/ram)

Pertamina Delivery Services Siap Antar BBM ke Rumah

Petugas Pertamina Delivery Services (PDS) saat memberikan pelayanan antar BBM ke rumah kepada salah satu konsumen di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belum lama ini, Pertamina meluncurkan layanan antar ke rumah, atau program Pertamina Delivery Services (PDS). Layanan ini dapat membantu konsumen guna memenuhi kebutuhan produk BBM, elpiji dan pelumas Pertamina dari rumah.

Konsumen Pertamina di Kota Medan, Irma mengatakan ia sudah menggunakan layanan antar ke rumah ini, diakuinya layanan Pertamina ini memuaskan dan bagus. “Kemaren kita pesan 10 liter Pertamax dan layanan antar ke rumah ini memuaskan karena pesanan kita langsung ditanggapi,” ujar Irma.

Ia mengatakan selama pandemi Covid-19 ini, ia dan keluarganya memilih untuk tak keluar rumah, apalagi hal tersebut juga anjuran pemeritah untuk tetap tinggal di rumah (stay at home) agar memutus rantai penularan Covid-19.

“Kita gunakan PDS ini karena ada Corona, jadi kita enggak keluar. Kenyamanan layanan ini bagus, petugasnya juga memakai masker sesuai protokol kesehatan. Harapan saya semoga Pertamina Kedepannya lebih baik,”ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan konsumen lainnya, David yang juga warga Medan Deli menambahkan pelayanan PDS ini bagus sebab ia tak perlu mengantri di SPBU untuk mengisi BBM.

“Kita pesan Pertamax totalnya 30 liter, sudah dua kali kita pesan. Petugas langsung mengantar pesanan kita ke tempat. Keamanan bagus, kita kasih bintang lima,” ucap David.

Diakuinya, layanan antar ke rumah ini bagus, aman, cepat dan petugasnya juga ramah. Hingga saat ini, lanjutnya, ia belum pergi ke SPBU.

“Pelayanan PDS ini bagus dan cukup membantu. Pemesanan enggak cukup lama begitu mereka telepon, ‘pak ini kita berangkat ke lokasi’,. Mereka (petugas) tanya lokasi kita, kita share lokasi saja dan enggak sampai setengah jam sudah sampai di rumah kita,” jelasnya.

Disisi lain, kata David, sebaiknya di setiap SPBU menyediakan Premium agar masyarakat yang agak menengah juga sanggup membeli BBM.

Di samping itu, konsumen lainnya, Mangatur mengatakan layanan antar ke rumah ini mudah, nyaman dan aman. Meskipun begitu, ia lebih suka untuk mengisi BBM langsung ke SPBU. “Ya petugas langsung datang ke rumah kita, pelayanan PDS bagus, tapi kalau saya pribadi lebih suka isi BBM ke SPBU,” ucap Mangatur.

Dalam kesempatan berbeda, konsumen Pertamina lainnya, Angelika mengatakan program PDS ini dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan produk BBM, meskipun hanya di rumah saja.

“Kita tidak keluar rumah, jadi layanan antar ke rumah ini sangat membantu. Jadi lebih praktis dan tidak merepotkan, harga Pertamax yang diantar ke rumah dengan yang di SPBU juga sama,” ucap Angelika.

Kata Angelika, untuk petugas yang mengantarkan Pertamax tersebut sungguh ramah dan baik. Petugas dilengkapi APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap.

“Pelayanan petugas ramah jadi kita konsumen merasa nyaman dilayani secara go home seperti ini. Kemudian dari segi kesehatan, petugas memakai APD, tadi sudah pakai masker,” ucapnya.

Selain itu, konsumen lainnya, Aquila menambahkan Pertamina memberi pelayanan semaksimal mungkin. Layanan ini sangat membantu masyarakat dan ia berharap semoga pelayanan ini dilanjutkan dan lebih ditingkatkan.

“Saat isi BBM tadi, pengisiannya itu hingga tetes terakhir, mereka (petugas) itu menuangkan Pertamax ke wadah yang lebih kecil dan kemudian dimasukkan ke tangki mobil kita,” ucapnya.

Dalam kesempatan berbeda, Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR I, Roby Hervindo mengatakan melalui layanan ini, konsumen cukup telepon ke Call Center Pertamina 135, mulai pukul 8 pagi hingga 8 malam. Produk akan diantar langsung ke alamat konsumen untuk mendukung kampanye #DiRumahAja.

Diakuinya, saat ini layanan PDS mencakup wilayah Medan, Lhokseumawe, Dumai, Pekanbaru
Padang dan sekitarnya.

Pertamina menyiapkan tujuh unit motor untuk mengantarkan produk ke lokasi konsumen di Kota Medan.

Masyarakat bisa memesan Pertamax Turbo, Pertamax, Pertamina Dex, Dexlite, Bright Gas 5.5 Kg dan Pelumas Fastron via layanan PDS. Pembayarannya pun dapat menggunakan uang tunai dan khusus dengan aplikasi MyPertamina bisa dapat cashback 30 persen.

“Jadi masyarakat tak perlu khawatir. Pertamina tetap akan memenuhi kebutuhan energi, meskipun di tengah kondisi pandemi. Bijaklah menggunakan BBM dan elpiji sesuai peruntukkan. Gunakan LinkAja serta MyPertamina untuk keamanan, kesehatan dan kenyamanan bertransaksi,” ucap Roby.(gus/rel)

Sebanyak 150 WNI dari Malaysia Tiba di Bandara KNIA

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.COM-Sebanyak 150 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Malaysia yang di rencanakan tiba di Bandar Udara Internasional Kualanamu Kabupaten Deliserdang menggunakan penerbangan Malaysia Airlines, Sabtu (6/6) pada pukul 15:00 WIB.

Para WNI yang tiba dari Malaysia di bandar udara KNIA dengan menggunakan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor Flight MH8712 tujuan KUL-KNO. Manajeman PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelolan kebandaraudaraan di KNIA melakukan pemeriksaan secara ketat sesuai prosedur protokol kesehatan di Terminal Kedatangan Internasional.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) KNIA sendiri telah menjalankan protokol kesehatan secara ketat terhadap penumpang pesawat khususnya yang tiba dari luar negeri, yaitu melakukan wawancara, pemeriksaan suhu, tanda dan gejala Covid-19, pemeriksaan saturasi oksigen, dan pemeriksaan rapid test dan/atau PCR.

Bagi WNI yang memiliki sertifikat menyatakan bebas Covid-19 dapat juga menunjukkan sertifikat tersebut kepada personel KKP untuk penanganan lebih lanjut. Secara detail, protokol kesehatan yang dijalankan di pintu masuk Indonesia terdapat di dalam Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/313/2020.

Executive General Manager PT Angkasa Pura II, Bandar Udara Internasional Kualanamu, Djodi Prasetyo menerangkan, kedatangan 150 orang WNI.

“Manajeman Kantor Cabang PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Kualanamu memfasilitasi kedatangan penumpang yang tiba dari luar negeri. Mereka yang datang seperti biasanya harus menjalani pemeriksaan protokol kesehatan secara ketat dan intensif,” terangnya Djodi Prasetyo

Djodi Prasetyo menambahkan, pemeriksaan terhadap penumpang pesawat khususnya yang tiba dari luar negeri dilakukan oleh pihak KKP Bandara Internasional Kualanamu Deliserdang.

“Stakeholder di Bandar Udara Internasional Kualanamu melakukan peningkatan di berbagai aspek guna mendukung KKP tetap dapat menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan tetap memperhatikan physical distancing,” ujarnya Djodi Prasetyo.

Manajeman KNIA mengatakan WNI yang tiba dengan penerbangan repatriasi sejalan dengan menterapkan protokol kesehatan dengan secara ketat penerbangan repatriasi WNI, mengatakan stakeholder di KNIA melakukan peningkatan di berbagai aspek guna mendukung KKP tetap dapat menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan tetap memperhatikan physical distancing ujarnya Djodi Prasetyo. (btr)

Silaturahmi PKS-Demokrat di Cikeas, Ada Poros Baru di Pilkada Medan?

Plt Ketua DPD PKS Kota Medan, Salman Alfarisi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Adanya poros baru di Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan 2020, sepertinya bukan wacana semata. Hal itu terlihat dalam pertemuan yang berlangsung antara petinggi Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ditingkat pusat, beberapa hari lalu.

Kunjungan ke Cikeas tersebut bertajuk silaturahim kebangsaan, Presiden PKS Sohibul Iman datang bersama Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, Ketua Pemenangan Pemilu dan Pilkada Chairul Anwar dan Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini.

Mengenai Pilkada 2020, Shohibul Iman mengatakan bahwa akan ada tindak lanjut dari kedua partai untuk membicarakan peluang koalisi di beberapa tempat dan memetakan wilayah yang menjadi kekuatan PKS dan Demokrat.

“PKS secara khusus memberikan kebebasan koalisi di Pilkada ini dengan partai manapun tergantung suasana kebatinan di wilayah itu. Kalau PKS memang nyaman di daerah itu dengan Demokrat, ya kita dorong,” tuturnya. Ia menambahkan tak hanya dengan Partai Demokrat, PKS terbuka kepada parpol lain yang ingn berkerjasama di Pilkada 2020.

Plt Ketua DPD PKS Kota Medan, Salman Alfarisi, menyambut positif wacana tersebut. Salman mengatakan potensi munculnya poros baru PKS-Demokrat di Pilkada Medan, tentu menandakan bahwa demokrasi di ibukota Provinsi Sumatera Utara masih sangat sehat.

“Sebetulnya komunikasi antara PKS dan Demokrat sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum masa pandemi terjadi. Kita cukup sering berdialog dengan Demokrat untuk menjajaki kemungkinan-kemungkinan berkoalisi di Pilkada Kota Medan. Apalagi jika dijumlahkan, kursi PKS-Demokrat cukup untuk memajukan pasangan calon sendiri,” kata wakil ketua DPRD Sumut kepada wartawan, Sabtu (6/6/2020).

Terkait pencalonannya sebagai bakal calon wali kota Medan oleh PKS, Salman mengatakan bahwa hal ini adalah ujian tersendiri bagi dirinya. Karena sudah barang tentu amanah sebagai wali kota Medan jika dirinya terpilih nanti merupakan tanggungjawab yang amat besar.

Terutama dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah yang belum terselesaikan oleh wali kota-wali kota sebelumnya. Meskipun demikian, Salman mengatakan bahwa PKS siap berkontestasi dalam Pilkada Medan tahun ini.

“Secara umum, PKS baik struktural partai maupun para kader ditingkat bawah sangat siap dan bersemangat untuk menghadapi Pilkada Kota Medan. Bahkan setiap kader PKS Kota Medan sudah mulai menabung sejak 2 tahun yang lalu dalam bentuk Tabungan Pemilu untuk mendanai perjuangan merebut Medan 1.

Karena kami menilai, kita harus berkontribusi langsung dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan Kota Medan, serta dalam membangun Kota Medan menjadi lebih nyaman untuk dihuni warganya. Sehingga sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak tertinggal dari kota-kota besar lainnya,” terang mantan anggota DPRD Medan dua periode tersebut.

Pernyataan kedua elit PKS tersebut, dinilai pengamat politik cukup memberi sinyal bagi khalayak soal peluang-peluang kemungkinan terjadinya koalisi di tingkat daerah, salah satunya di Kota Medan yang juga akan menggelar Pilkada serentak pada Desember 2020 mendatang.

Seperti diketahui, di legislatif Medan, PKS memiliki 7 kursi sementara Demokrat memiliki 4 kursi. Jika terjadi koalisi maka jumlah kursi PKS-Demokrat cukup untuk mengantarkan kader-kader terbaiknya sebagai bakal calon wali kota Medan.

“Jika terjadi koalisi PKS-Demokrat, tentu akan menjadi warna baru dalam konstelasi politik yang berkembang di Kota Medan. Akan muncul kutub baru di luar PDIP dan Gerindra yang masing-masing memiliki kursi yang cukup untuk mengusung calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi, ujar peneliti Indekstat Indonesia, Wasis Wiseso Pamungkas. (prn)

Senin, Pemain PSMS Rapid Test

BERLATIH: Para pemain PSMS Medan saat berlatih di Stadion Mini Kebun Bunga Medan, beberapa waktu lalu. Triadi Wibowo/sumut pos
BERLATIH: Para pemain PSMS Medan saat berlatih di Stadion Mini Kebun Bunga Medan, beberapa waktu lalu. Triadi Wibowo/sumut pos
BERLATIH: Para pemain PSMS Medan saat berlatih di Stadion Mini Kebun Bunga Medan, beberapa waktu lalu. Triadi Wibowo/sumut pos
BERLATIH: Para pemain PSMS Medan saat berlatih di Stadion Mini Kebun Bunga Medan, beberapa waktu lalu. Triadi Wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS Medan berencana segera menggelar latihan di Stadion Mini Kebun Bunga Medan. Sebelum latihan, para pemain bakal menjalani rapid test virus corona, Senin (8/6) mendatang.

Berdasarkan pertemuan dengan pemain di Sekretariat PSMS, Kamis (4/6) lalu, latihan direncanakan mulai pekan depan. Latihan tersebut bakal diikuti khusus pemain yang berdomisili di Kota Medan dan sekitarnya.

“Untuk latihan nanti akan diikuti pemain yang berdomisili di Sumut. Untuk pemain yang berdomisili di luar Sumut, masih menjalani latihan virtual,” ungkap Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang.

Namun sebelum melakoni latihan, para pemain dan pelatih akan lebih dulu menjalani rapid test virus corona. Rapid test akan dilakukan di Stadion Mini Kebun Bunga Medan, Senin (8/6) pagi.

“Sebelum latihan, kami akan melakukan rapid test terhadap para pemain dan pelatih. Rapid test ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Sumut,” beber Mulyadi.

Jika para pemain negatif virus corona, maka manajemen langsung melakukan latihan pada sore harinya. Latihan dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan virus corona.

“Latihan akan dilakukan sesuai protokol virus corona. Dan latihan masih dipimpin asisten pelatih, karena pelatih masih berada di Pekanbaru,” ujar Mulyadi lagi.

Jika sesuai dengan keinginan dan tanpa halangan, PSMS berencana melakoni latihan 3 kali sepekan di Stadion Mini Kebun Bunga Medan.

“Mudah-mudahan kita semua dalam keadaan sehat,” harap Mulyadi. (dek/saz)

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Unpab Cuci Tiga Sungai dengan Ekoenzim

CUCI SUNGAI: Civitas Unpab bersama Kadin Sumut aksi cuci sungai menggunakan ekoenzim, saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
CUCI SUNGAI: Civitas Unpab bersama Kadin Sumut aksi cuci sungai menggunakan ekoenzim, saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
CUCI SUNGAI: Civitas Unpab bersama Kadin Sumut aksi cuci sungai menggunakan ekoenzim, saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
CUCI SUNGAI: Civitas Unpab bersama Kadin Sumut aksi cuci sungai menggunakan ekoenzim, saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Civitas akademika Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) Medan bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara (Sumut) memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia de-ngan aksi cuci sungai menggunakan cairan ekoenzim, Jumat (5/6) pagin

Aksi dimulai dengan upacara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Lapangan Mahabento Kampus Tamadun Mandiri Unpab, Jalan Gatot Subroto Medan, dipimpin Rektor Unpab Dr HM Isa Indrawan SE MM diwakili Rektor III Hasrul Azwar Hasibuan SE MM.

Hadir dalam kegiatan itu, Ketua Kadin Sumut diwakili Juliadi Ikhsan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan diwakili Jamalia Pattimura, perwakilan Yayasan Budaya Hijau Indonesia, relawan Ekoenzim Indonesia, dan Babinsa Koramil Medan Sunggal serta lurah setempat. Juga hadir Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (Fastek) Unpab Hamdani ST MT, Dekan Fakultas Sosial Sains (Fasosa) Dr Suryanita SH MH, dan Himpunan Mahasiswa Agroteknologi Fastek Unpab.

Seusai upacara dilanjutkan dengan aksi cuci tiga sungai dengan cairan ekoenzim, yakni Sungai (Sei) Sikambing, Sungai Belawan dan Sungai Simpang Barat Medan. Dalam aksi itu, civitas akademika Unpab bersama Kadin Sumut, Yayasan Budaya Hijau Indonesia (YBHI) dan relawan ekoenzim Indonesia membersihkan ketiga sungai dengan total 1.300 cairan ekoenzim.

“Cairan yang kita gunakan membersihkan ketiga sungai tersebut adalah hasil permentasi sampah rumah tangga seperti limbah buah dan sayuran menjadi gas O3 dan hasil akhirnya adalah cairan pembersih serta pupuk yang ramah lingkungan yang disebut ekoenzim,” ujar Rektor III Unpab Hasrul Azwar Hasibuan.

Hasrul mengatakan, aksi cuci sungai dengan ekoenzim dalam momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini merupakan pelaksanaan salah satu misi Unpab dalam pelestarian lingkungan hidup. Untuk itu, Unpab bersama Kadin Sumut dan Yayasan Budaya Hijau Indonesia memiliki Komunitas Ekoenzim Indonesia.

“Unpab sejak beberapa bulan lalu juga sudah melakukan aksi bersih sejumlah sungai dengan ekoenzim. Selain itu, ekoenzim juga kita pakai sebagai pengganti cairan disinfektan dalam mencegah virus corona. Jadi bilik disinfektan yang ada di kampus Unpab ini menggunakan ekoenzim,” kata Hasrul.

Sementara itu, Ketua Kadin Sumut diwakili Juliadi Ikhsan mengatakan, Kadin Sumut bekerja sama dengan YBHI telah membentuk Kampung Kadin. Di Kampung Kadin inilah dipusatkan pembuatan ekoenzim, arang sehat dan penataan lingkungan hidup.

Diutarakannya, pengolahan ekoenzim ini mengurangi volume sampah yang berton-ton setiap harinya di Kota Medan. “Jadi selain mengurangi volume sampah di Kota Medan, pembuatan ekoenzim ini juga bisa menjadi tambahan pendapatan secara ekonomi bagi keluarga. Sekarang ada 25 Kampung Kadin yang jadi binaan Kadin Sumut, termasuk Unpab yang punya komitmen tinggi. Kita harapkan, ekoenzim ini bisa jadi gerakan budaya di Medan dan Sumut,” katanya.

Dijelaskan dia, ekoenzim bukan hanya untuk biota air, tapi juga untuk pupuk organik yang paling aman dalam menyuburkan tanaman. “Sangat banyak manfaat ekoenzim ini. Saya sudah lakukan tes, gatal akibat gigitan nyamuk, lalu saya teteskan ekoenzime langsung sembuh. Dulu saya pakai minyak tawon, rupanya lebih hebat ekoenzim,” terangnya. (ris/ila)

Blanko e-KTP di Medan Sudah Tersedia

Zulkarnain
Zulkarnain
Zulkarnain
Zulkarnain

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Blanko e-KTP di Kota Medan saat ini sudah tersedia dan tidak lagi langka. Kepada masyarakat yang sempat antre atau pemegang resi e-KTP di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Medan, sudah bisa melakukan pengecekan di kecamatan.

“Alhamdulillah, saat ini untuk blanko e-KTP kita di Medan sudah tersedia, kalau sebelumnya, di bulan Januari itu antrean bisa diatas 10.000 e-KTP. Sekarang sudah normal, tidak ada antrean lagi dan pelayanan by progress by proses semua. Jadi, disitu bermohon langsung cetak,” kata Kadisdukcapil Kota Medan Zulkarnain, Jumat (5/6).

Mantan Kepala Bappeda ini mengaku mendapatkan alokasi blanko e-KTP yang cukup banyak dari Kementerian Dalam Negeri RI sejak beberapa bulan ini hingga bisa melayani tunggakan atau antrean sebelumnya. Alokasi banyak itu juga merupakan kerja keras dari dirinya bersama staf yang selalu komunikasi aktif dengan pihak Kementerian Dalam Negeri.

“Yang penting itu komunikasi kita aktif. Jadi, Kementerian pun ingat dengan kita. Biasanya, alokasi hanya 5.000 sampai 10.000 keping e-KTP, kini kita dapat lebih. Jadi, bisa mencetak tunggakan atau antrian e-KTP warga sebelumnya,” ujarnya.

Kepada masyarakat yang sudah sempat antre atau sebelumnya hanya pegang resi e-KTP sudah bisa mengecek ke kecamatan tanpa harus ke Kantor Disdukcapil Medan. Semua antrean dan pemegang resi e-KTP sudah dicetak dan didistribusikan ke kecamatan.

“Imbauan ini hanya untuk warga yang perlu e-KTP saja. Kalau masih belum emergency kali atau tidak ada urusan, gak usah dulu. Menghindari kerumunan juga. Kalau penting baru bisalah ngecek di kecamatan. Karena semua sudah kita cetak dan distribusikan,” ujarnya.

Dia juga menyatakan warga boleh mengecek ke masing-masing kepala lingkungan di daerah tempat tinggal. Karena tidak ada lagi antrean di Disdukcapil dan semuanya sudah tercetak dan didistribusikan.

“Sampai saat ini, permohonan pelayanan dokumen 600-700 berkas dan untuk permohonan e-KTP 500-an. Itu biasanya ganti alamat atau tambah gelar di nama. Memang ada penurunan pelayanan, turun 40%. Karena kan mobilitas warga juga menurun, jadi pengurusan dokumen kependudukan juga turun,” ungkapnya.

Untuk pelayanan, Zulkarnain juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak langsung datang ke Kantor Disdukcapil Medan. Dia menyarankan pelayanan secara online melalui website https://sibisa.pemkomedan.go.id/.

“Urus langsung melalui website https://sibisa.pemkomedan.go.id/, keamanan data terjamin. Jadi, warga tidak perlu datang ke Disdukcapil. Disana 10 dokumen kependudukan bisa diurus. Jadi, urus online langsung nanti jika sudah selesai akan diberitahukan kapan mengambil dokumen fisiknya ke Disdukcapil atau kecamatan,” ujarnya.

Layanan online ini, jelasnya, agar mengurangi kontak fisik melalui online, tidak perlu gunakan jasa calo dan langsung bisa diakses oleh bersangkutan. Apalagi, saat ini sudah 95% dokumen kependudukan pakai tandatangan elektronik.

“Lihat Kartu Keluarga sekarang yang baru, Akte Lahir dan Akte Kawin itu semua sudah pakai barcode tandatangan digital. Tidak ada lagi tandatangan manual. Jadi, sudah serba mudah tidak lagi harus bertemu atau bertatap muka. Silahkan masyarakat akses langsung pelayanan melalui website tadi,” tegasnya. (mbo/ila)

Kecewa Hasil Mediasi, Mantan Pekerja Kimia Farma Ngadu ke DPRD Medan

mediasi: Delapan mantan pekerja PT Kimia Farma, didampingi penasihat hukum usai melakukan mediasi di Disnaker Medan.
mediasi: Delapan mantan pekerja PT Kimia Farma, didampingi penasihat hukum usai melakukan mediasi di Disnaker Medan.
mediasi: Delapan mantan pekerja PT Kimia Farma, didampingi penasihat hukum usai melakukan mediasi di Disnaker Medan.
Mediasi: Delapan mantan pekerja PT Kimia Farma, didampingi penasihat hukum usai melakukan mediasi di Disnaker Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Delapan orang pekerja yang menjadi korban pemutusan kerja secara sepihak oleh PT Kimia Farma segera mengajukan upaya hukum ke pengadilan dan perlindungan hukum ke DPRD Medan.

Pasalnya, pihak Kimia Farma tidak memenuhi permintaan para pekerja untuk mendapatkan haknya selama bekerja saat mediasi di Kantor Disnaker Medan.

“Keputusan yang diajukan oleh pihak Kimia Farma yang hanya bersedia membayar uang satu bulan gaji atau uang kasih sayang, merupakan bukti tidak ada itikad baik penyelesaian permasalahan saat rapat mediasi yang dipimpin Mediator HI Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan, Uraida, SE,” ujar Yudi Irsandi SH dan Ishakrudianto Sihite selaku penasehat hukum para pekerja kepada wartawan, usai mediasi, Kamis (4/6).

Didampingi para pekerja, Yudi mengatakan merasa ganjil dengan pihak Mediator HI dalam hal ini Disnaker Medan yang menerima keputusan dari pihak Kimia Farma tanpa mempertimbangkan masa kerja yang telah dilalui oleh pekerja kepada PT Kimia Farma.

“Karena ini sudah jelas melanggar undang-undang Ketenagakerjaan, bahwa para pekerja ini seharusnya sudah menjadi pegawai atau karyawan tetap mengingat masa kerjanya yang rata-rata 5 sampai 6 tahun di Kimia Farma,” katanya.

Masih dalam penuturannya, PT Kimia Farma diduga melakukan kejahatan jasa tenaga kerja dengan menjual kontrak kerja tanpa diketahui oleh pekerja mereka dijual ke perusahaan jasa tenaga kerja tanpa dibuatkan kontrak kerja antara jasa tenaga kerja yang dijadikan mitra PT Kimia Farma denga pekerja.

Tentunya para pekerja yang telah bekerja selama lebih 6 tahun dengan tidak menjadikan mereka sebagai pekerja PKWTT (pekerja tetap) tentunya merasa dirugikan oleh sikap oknum manajemen yang mengambil keuntungan dan para pekerja tak terdaftar di Disnaker Medan.

Anehnya kata dia, perusahaan yang ditunjuk oleh Kimia Farma itu dalam per dua tahunnya diganti. Bahkan pihak pekerja juga tidak pernah menandatangani kontrak kerjanya.

Adapun perusahaan yang ditunjuk yakni Tiffa, Garda Inti Perkasa (GIP) dan Graha Mandiri Brata (GMB). “Nah saat di GMB ini, hanya berlangsung setahun dimana pada April 2018 para pekerja diminta kembali oleh PT Kimia Farma untuk menandatangani kontrak kerja hingga Maret 2020,” sebutnya.

“Namun setelah kontrak berakhir pihak perusahaan tidak lagi melakukan perpanjangan kontrak kerja sehingga para pekerja mengajukan protes dan meminta hak-hak mereka selama bekerja di Kimia Farma diberikan,” pungkas Yudi.

Terkait hal ini, Anggota Fraksi PAN DPRD Medan Edy Syahputra, mendukung upaya para pekerja untuk mendapatkan haknya kembali. “Bila dilihat masa kerjanya mereka seharusnya sudah berstatus karyawan atau pegawai tetap,” katanya.

Untuk itulah ia meminta para pekerja membuat surat ke DPRD Medan. Dan melalui pimpinan DPRD Medan segera mengusulkan memanggil pihak PT Kimia Farma dan para pekerja terkait pemutusan kontrak kerja secara sepihak tersebut. (man/ila)

Tanggapi Sikap F-PAN Soal Pembentukan Pansus Covid-19, F-PKS Sebut sebagai Masukan

RAPAT: Suasana rapat Panitia Khusus (Pansus) Pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPj) Wali Kota Medan akhir tahun anggaran 2019.
RAPAT: Suasana rapat Panitia Khusus (Pansus) Pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPj) Wali Kota Medan akhir tahun anggaran 2019.
RAPAT: Suasana rapat Panitia Khusus (Pansus) Pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPj) Wali Kota Medan akhir tahun anggaran 2019.
ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD Medan siap membuktikan bahwa pembentukan Panitia Khusus Covid-19 memiliki banyak manfaat bagi rakyat di ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Wakil Ketua F-PKS DPRD Medan, Rajuddin Sagala mengatakan, sorotan paling krusial pihaknya atas dasar pembentukan pansus ialah, tentang anggaran yang diperuntukkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, dan penyaluran bantuan sosial yang telah atau belum didistribusikan ke masyarakat terdampak pandemi korona.

“Pertama sekali harus kita pahami kata kuncinya, yakni pansus bukan untuk ingin mencari-cari kesalahan Pemko Medan. Tapi justru dapat memberikan masukan dan rekomendasi terhadap kebijakan Pemko dalam penanganan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung saat ini. Sebab kita tidak tau kapan wabah ini akan berakhir,” katanya menjawab Sumut Pos, Jumat (5/6).

Menurutnya, pasti ada kelemahan yang dilakukan Pemko Medan melalui GTPP Covid-19 dalam menanggulangi wabah korona di Kota Medan. Kelemahan diberbagai aspek inilah yang akan dijadikan bahan masukan untuk perbaikan penanganan Covid-19 ke depan.

“Bukan mencari-cari kesalahan dan ujungnya pidana serta ada pemberian sanksi, saya kira itu kita terlalu berburuk sangka namanya,” katanya.

Wakil Ketua DPRD Medan itu menambahkan, pembentukan pansus ini sebagai alat untuk memudahkan dan lebih fokus dalam mengawasi kinerja Pemko Medan melalui GTPP Covid-19.

“Sehingga melibatkan seluruh fraksi dan komisi nanti di situ. Dan gak mesti ada kelemahan yang sifatnya menjerat hukum lalu dibuat pansus, tidak begitu. Ke depan kita butuh buat yang lebih baik bila wabah ini berkepanjangan. Misal bansos, kita tau bahwa masih ada kelemahan data, ini yang didorong diperbaiki ke depan agar lebih akurat dan sampai ke sasaran,” terangnya.

Disinggung sikap F-PAN yang berencana tidak gabung dalam Pansus Covid-19 DPRD Medan, Rajuddin mengungkapkan itu adalah hal dari internal partai berlambang matahari terbit tersebut.

“Tapi saya dapat informasi dari ketua fraksinya, kalaupun nanti pansus dibentuk, mereka akan ikut. Cuma tidak buat surat pengusulan ikut membuat pansus. Secara personalia mereka ikut, kan seluruh fraksi akan diundang saat pembentukan pansus,” katanya.

Sayangnya, F-PAN DPRD Medan yang coba dimintai jawaban akan hal tersebut belum mau memberikan klarifikasi. Ketua F-PAN HT Bahrumsyah misalnya, saat dihubungi ke nomor selulernya terdengar tidak aktif.

Sedangkan sekretaris fraksi, Abdul Rahman Nasution yang sebelumnya menyatakan pihaknya menolak mengusulkan pembentukan pansus, juga enggan berkomentar banyak. “Saya lagi di luar kota ini, nanti sajalah kita ketemu biar saya klarifikasi,” ucapnya singkat via seluler.

Diberitakan, F-PAN DPRD Medan berencana tak ikut dalam Pansus Covid-19, yang dijadwalkan akan diparipurnakan pada Senin pekan depan. Tujuh fraksi lain sebagai pengusul, diminta buktikan tuduhan PAN atas pembentukan pansus tersebut.

Koordinator Area Sumut Lembaga Riset Indikator Politik, Elfenda Ananda mengatakan, sikap Fraksi PAN tentu diapresiasi apabila dasar pembentukan Pansus Covid-19 memang hanya untuk mencari-cari kesalahan pemko.

“Apalagi kita tahu, setiap pembentukan pansus tentunya ada pembiayaan. Kita menunggu alasan F-PAN yang lebih komprehensif dan berdasarkan analisa yang kuat bahwa tujuh fraksi yang telah mengajukan usul pembentukan hanya mencari-cari kesalahan pemko (wali kota),” katanya menjawab Sumut Pos, Kamis (4/6).

Namun di sisi lain, hemat pria yang akrab disapa Bang El, akan sangat disayangkan kalau sikap politik F-PAN yang mengikutsertakan personelnya dalam Pansus Covid-19 DPRD Medan. Sementara itu, tujuh fraksi lainnya harus membuktikan bahwa tuduhan F-PAN tidaklah benar. Yakni dianggap dasar pembentukan pansus, lantaran ada persoalan dalam distribusi bantuan, pendataan penerima dan transparansi anggaran soal pandemi Covid-19 di Kota Medan. “Jangan sampai 7 fraksi itu dirugikan atas opini yang dibangun oleh F-PAN,” ujarnya.

Mantan sekretaris eksekutif FITRA Sumut juga menyampaikan, sebenarnya dalam memaksimalkan fungsi pengawasan dan fungsi anggaran bisa dilakukan semua alat kelengkapan dewan. Komisi bisa memantau sesuai dengan tupoksinya. Badan anggaran bisa memaksimalkan evaluasi program dan kegiatan dari pandemi Covid-19.

“Jangan sampai perdebatan terjadi akibat pembentukan pansus, sementara esensi dari fungsi mereka (dewan) justru abai. Sikap politik F-PAN harus disikapi dengan menunjukkan bahwa program penanganan Covid- 19 telah berjalan di relnya secara benar. Kalaupun tidak benar, pembentukan pansus menjadi alternatif,” pungkasnya. (prn/ila)

Curhat Warga Lansia Kelurahan Glugur Darat, Sejak Dulu Saya Tak Pernah Dapat Bansos Pemerintah

SERAP ASPIRASI: Anggota DPRD Sumut Fraksi PKS, Jumadi saat menyerap langsung ke rumah keluarga Asna dan Tumirin di Kelurahan Glugur Darat, Kec. Medan Timur, Jumat (5/6).
SERAP ASPIRASI: Anggota DPRD Sumut Fraksi PKS, Jumadi saat menyerap langsung ke rumah keluarga Asna dan Tumirin di Kelurahan Glugur Darat, Kec. Medan Timur, Jumat (5/6).
SERAP ASPIRASI: Anggota DPRD Sumut Fraksi PKS, Jumadi saat menyerap langsung  ke rumah keluarga Asna dan Tumirin di Kelurahan Glugur Darat, Kec. Medan Timur, Jumat (5/6).
SERAP ASPIRASI: Anggota DPRD Sumut Fraksi PKS, Jumadi saat menyerap langsung ke rumah keluarga Asna dan Tumirin di Kelurahan Glugur Darat, Kec. Medan Timur, Jumat (5/6).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama bertahun-tahun tinggal di Jalan Mustafa, Kelurahan Glugur Darat I, Kecamatan Medan Timur, Asna mengaku belum pernah sekalipun mencicipi bantuan langsung tunai atau BLT dari pemerintah. Bahkan di masa pandemi Covid-19, hingga kini wanita berusia 75 tahun itu juga belum merasakan bantuan sosial apapun.

“Saya dari awal, sejak adanya program BLT, belum pernah dapat sampai sekarang. Padahal saya sudah memohon ke lurah dan kepala lingkungan, tapi tak ada hasilnya. Mohon sekali bantuannya, Pak,” kata Asna saat mencurahkan hati kepada Sumut Pos via seluler, Jumat (5/6)n

Hati Asna bahkan teriris saat melihat para tetangganya justru sudah sering menikmati program BLT dari pemerintah. Padahal, Asna merupakan warga asli Kampung Dadar atau Kelurahan Glugur Darat.

“Bertahun-tahun saya sudah tinggal di sini, sejak zaman nenek moyang saya, tetapi tak pernah dapat BLT. Yang saya heran, para tetangga saya malah sering dapat. Makanya dia (tetangga) bilang, ‘nenek kenapa apa gak dapat (BLT)? Saya bilang sudah lapor ke mana-mana tetap gak dapat. Saya mohon sekali bantuannya,” katanya.

Untuk hidup sehari-hari, keluarga Asna hanya bertumpu kepada anak satu-satunya yang bekerja sebagai tukang sapu di Sekolah Dasar Muhammadiyah. Dikarenakan sudah sepuh, Asna mengaku sudah tidak bekerja lagi.

“Saya sudah gak kerja, jalan saja sudah payah. Kami di sini sewa rumah. Saya tinggal dengan anak dan cucu saya satu orang. Tak pernah saya cicip BLT dan segala macamnya itu. Dan di masa sekarang (Covid-19) ini, saya belum pernah mencicipi bantuan apapun dari pemerintah,” urainya seraya kembali mohon perhatian Pemko Medan.

Kondisi hampir serupa dirasakan keluarga Tumirin dan Tukiyem, warga Jl. Alfalah 6, No.48 A, Kelurahan Glugur Darat 1, Medan Timur. Bedanya, Tumirin dan Tukiyem masih ada menerima bantuan sembako dari Pemko Medan di masa pandemi ini.

Sedangkan Anggota DPRD Sumut Dapil Sumut I (Medan A), Jumadi mengatakan, terungkapnya cerita kedua keluarga yang dinilai laik menerima bansos tersebut, bermula dari banyaknya pengaduan masyarakat yang diterimanya.

“Selanjutnya saya langsung turun ke lapangan untuk mendengar keluhan dan aspirasi Bu Asna dan keluarga Pak Tumirin. Saya berharap Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution dapat mendengar berita ini dan menindaklanjutinya sehingga membantu kedua keluarga yang memang sangat membutuhkan bantuan tersebut,” katanya.

Politisi PKS juga menyoroti kinerja kepling dan lurah setempat, kenapa sampai luput mendata keluarga miskin di wilayahnya yang memang sangat memerlukan bantuan.

“Sebelumnya saya juga telah teruskan ke lurah adanya laporan masyarakat ini, tetapi bagaimana hasilnya saya belum tau. Makanya saya putuskan untuk turun ke lapangan langsung,” tegasnya.

Ia mengaku heran, warga miskin tersebut sama sekali tidak pernah mendapat BLT. “Ini kemana aja kepling dan lurah, kenapa tidak mau tahu dengan warganya. Termasuk BLT yang senilai Rp600 ribu per bulan di tengah pandemi Covid-19,” pungkasnya. (prn/ila)