26 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 4735

Malam Apresiasi Wajib Pajak, Wagub: Kepatuhan Bayar Pajak Dukung Pembangunan

APRESIASI: Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah menerima apresiasi di Malam Apresiasi Wajib Pajak Tahun 2019.istimewa/sumut pos
APRESIASI: Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah menerima apresiasi di Malam Apresiasi Wajib Pajak Tahun 2019.istimewa/sumut pos
APRESIASI: Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah menerima apresiasi di Malam Apresiasi Wajib Pajak Tahun 2019.istimewa/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tidak dapat dipungkiri bahwa peran serta masyarakat dalam membayar pajak merupakan pondasi utama dalam keberhasilan membangun negara. Semakin tinggi kesadaran dan kepatuhan masyarakat melaksanakan kewajiban pajak, semakin baik pula dampaknya dalam mendukung agenda pembangunan.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah saat menghadiri Malam Apresiasi Wajib Pajak Tahun 2019 yang diselenggarakan Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumut I dan II, di Mahogany Grand Ballroom Aston Hotel, Jalan Balai Kota, Medan, Kamis (21/11) malam.

“Saya merasa senang dapat hadir di tengah-tengah para wajib pajak. Bisa dibilang para wajib pajak ini merupakan model pahlawan masa kini. Bela negara tak lagi lewat bambu runcing, melainkan dengan miliki kesadaran penuhi kewajiban sebagai warga negara yang baik,” tutur Wagub.

Melalui pajak yang diterima, kata Wagub, Sumut mampu meningkatkan pembangunan dan berkembang menjadi provinsi yang membawa kesejahteraan. Hal ini karena pajak yang dibayarkan para wajib pajak akan kembali ke daerah dalam bentuk Dana Bagi Hasil, DAU, DAK, Dana desa, dan lainnya.

“Dalam kesempatan ini, saya mengajak kita semua untuk menjadi duta-duta pajak di lingkungan masing-masing yang mampu memberikan teladan dan mengajak keluarga, saudara, teman, rekan kerja, dan masyarakat luas lainnya untuk sadar dan membayar pajak. Manfaatnya juga akan kembali kepada kita,” ucap Wagub.

Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo menyebut bahwa Kanwil Sumut I dan Kanwil Sumut II merupakan wilayah dengan penerimaan pajak yang memberikan kontribusi pada penerimaan nasional 2,5 % – 3 %. Hingga saat ini, kontribusi pembayaran pajak tahun 2019 dihitung sebesar Rp26,84 triliun atau 1,7 % berkontribusi bagi penerimaan nasional.

Kanwil Sumut I meliputi Medan, Deliserdang, Binjai, dan Langkat. Sedangkan Kanwil Sumut II meliputi Serdang Bedagai, Tebingtinggi, Asahan, Batubara, Tanjungbalai, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Simalungun, Siantar, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padanglawas, Padanglawas Utara, Padangsidimpuan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Gunungsitoli, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Pakpak Barat, Tanah Karo.

“Bagi para wajib pajak lainnya yang belum, agar segera memenuhi kewajiban pajak mengingat tahun pajak 2019 yang akan segera berakhir dalam satu bulan ke depan. Terima kasih kita ucapkan untuk yang sudah memenuhi kewajiban. Apresiasi ini merupakan bentuk penghargaan sekaligus motivasi bagi para wajib pajak,” kata Suryo.

Di penghujung acara, apresiasi pun diberikan pada para wajib pajak prominen (menonjol) di Sumut I dan II. Kanwil DJP Sumut I memberikan apresiasi kepada PT Wilmar Bioenergi Indonesia, PT Industri Karet Deli, PT Sukajadi Sawit Mekar. Kanwil DJP Sumut II memberikan apresiasi kepada PT Sumatera Telaga Tapioka, PT Sawit Trading Sejahtera, PT Univelever Oleochemical Indonesia.

Penyerahan dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo didampingi Wagub Sumut Musa Rajekshah, Kepala Kanwil Sumut DJP Sumut I dan II Mukhtar. Turut hadir unsur Forkopimda Sumut, Direktur PKP Ditjen Pajak Yon Arsal, Direktur PPII Ditjen Pajak Yumirwansyah, dan ratusan wajib pajak. (prn/ila)

Pembangunan Islamic Center Jangan Ditunda

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan Islamic Center, Jalan Rawe VII, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan yang sempat tertunda sudah masuk tahap pembangunan infrastruktur jalan.

Harapannya, pembangunan jalan yang menyerap ABPD Kota Medan 2019 sebesar Rp14,2 miliar dapat berjalan lancar berkelanjutan dengan pembangunan fisik di tahun 2020.

Demikianlah dikatakah tokoh masyarakat Kota Medan, M Nasir, Minggu (24/11).

“Untuk pembebasan lahan sudah terealisasi 22 hektare, saat ini sudah dibuka akses jalan yang sedang dikerjakan oleh Pemko Medan. Pembukaan akses masih kita lihat belum maksimal. Harapan kita tuntas sampai akhir tahun ini. Jadi, kelanjutan pembangunan Islamic Center ini jangan ditunda lagi,” katanya.

Mantan anggota DPRD Kota Medan ini menegaskan, pembangunan Islamic Center harus dapat diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalan lain yang mampu mengakses ke KIM. Sehngga, di tahun 2020 harus dianggarkan kembali untuk infrastruktur jalan.

“Kita ingin, masterplane sudah ada di tahun 2020 untuk penataan jalan dan infrastruktur gedung yang mencakup rencana besar Islamic Center. Kita berharap pemerintah serius merampungkan Islamic Center, agar wadah religi dan budaya Islam hadir untuk masyarakat Medan Utara,” pungkas Nasir.

Hal senada juga dikatakan anggota DPRD Medan dari Fraksi PKS, Abdul Latif, mendesak Pemko Medan untuk segera merealisasikan pembangunan Islamic Center segera agar warga Muslim bisa menimba ilmu di lembaga pengembangan Islam tersebut.

“Kami berharap tidak ada lagi penundaan pembangunannya, agar nantinya APBD murni Kota Medan untuk itu jangan lagi menjadi silpa, mengingat waktunya sudah men­dekati penghujung akhir tahun ini,” katanya.

Sejak tahun 2014 program pembangunannya, kata Latif, sudah beberapa kali tertunda. Akibatnya, APBD yang telah dianggarkan harus dikembalikan lagi ke keuangan negara. “Kita tidak tahu apa yang masih menjadi permasalahan dalam rencana pembangunannya. Sepertinya ada kesan tarik ulur dari pihak tertentu. Padahal untuk anggaran kali ini cukup besar,” ucap Latif.

Bahkan, kata Latif, pelebaran jalan menuju lokasi Islamic Center juga dinilai terkesan lamban pengerjaannya oleh pihak kontraktor. Sebab masih dalam sebatas pengerjaan pelebaran jalan.

“Dengan hadirnya Islamic Center di kawasan Medan bagian utara, selain menjadi pusat keagamaan juga akan membuka peluang pe­ngem­bangan perekonomian bagi masyarakat setempat,” pungkasnya. (fac/ila)

Kemenag akan Tangkal Paham Radikalisme, Segera Tinjau Ulang Buku Pelajaran Sekolah

ARAHAN: Wakil Menteri Agama, H Zainut Tauhid Sa’adi memberikan pengarahan tentang radikalisme di Aula Madinatul Hujaj Asrama Haji Medan, Jumat (22/11) malam. gusman/sumut pos
ARAHAN: Wakil Menteri Agama, H Zainut Tauhid Sa’adi memberikan pengarahan tentang radikalisme di Aula Madinatul Hujaj Asrama Haji Medan, Jumat (22/11) malam.
gusman/sumut pos
ARAHAN: Wakil Menteri Agama, H Zainut Tauhid Sa’adi memberikan pengarahan tentang radikalisme di Aula Madinatul Hujaj Asrama Haji Medan, Jumat (22/11) malam. gusman/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Menteri Agama RI, H Zainut Tauhid Sa’adi menyatakan bahwa paham radikalisme merupakan paham intoleran, Anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Anti Pancasila dan paham takfiri (mengkafirkan orang).

Hal ini disampaikannya dalam silaturahmi dengan aparatur sipil negara (ASN) Kemenag Sumut, FKUB Sumut, MUI Sumut dan beberapa tokoh agama Sumut, di Aula Madinatul Hujaj Asrama Haji Medan, Jumat (22/11) malam.

“Saya sangat yakin tidak ada agama satupun di dalam teks-teks kitab sucinya memperbolehkan sikap berlebih-lebihan atau ekstrem. Baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri dalam pemujaan kobservatif dan juga liberal,” ucap Zainut Tauhid.

Wamenag pun sangat menyangkan aksi teror bom yang sempat terjadi di Polrestabes Medan, pascapemilu presiden beberapa waktu lalu. Menurutnya, tindakan teror itu merupakan pemahaman agama yang ekstrem yang dapat dibenarkan.

Untuk itu, kata Zainut, Kementerian Agama RI akan melakukan peninjauan ulang terhadap beberapa buku pelajaran di sekolah, guna mengikis habis muatan yang mengarah pada paham radikalisme. “Kita tanamkan pada anak-anak didik kita, agar memiliki satu pemahaman keagamaan yang baik. Banyak sumber mengatakan, bahwa paham radikalisme itu bersumber dari keagamaan,” ujarnya.

Menurut Zainut Tauhid, paham radikalisme bersumber dari persoalan ekonomi, politik, kesenjangan sosial dan penerapan pemahaman agama yang salah. Beberapa kali teror yang terjadi, itu mereka mengatasnamakan agama.

“Kita (Kemenag RI) akan melakukan penelitian ulang, kalau ada muatan-muatan yang mengarah kepada paham radikalisme, harus kita bersihkan. Kita ingin pendidikan agama benar-benar menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, bangsa dan tanah air,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Zainut Tauhid juga menyampaikan apresiasi dan dukungannya kepada Kanwil Kemenag Sumut mempertemukan tokoh lintas agama dalam meneguhkan komitmen memberikan keteduhan dan kedamaian kepada rakyat.

Menurut dia, jika tokoh-tokoh agama berkumpul menyampaikan pesan-pesan kedamaian. Maka hal itu juga akan dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh segenap masyarakat.

Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara, H Iwan Zulhami menyampaikan harapannya kehadiran Wamenag RI bisa memberikan pencerahan kepada segenap ASN di lingkungan Kanwil Kemenagsu, tokoh agama dan masyarakat.

Ditanya soal program strategis Kanwil Kemenagsu dalam menangkal segala bentuk paham radikalisme, Iwan Zulhami akan memberikan atensi khusus dalam segala upaya menekan segala tindakan radikalisme terutama di sekolah.

Bahkan, kata Kakanwil, guru-guru telah menulis buku tentang pedoman menangkal paham radikalisme. “Mudah-mudahan bisa jadi rujukan berharga guru, murid dan masyarakat untuk menolak segala bentuk radikalisme,” harapnya.

Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penyerahan bantuan pembangunan rumah ibadah dan peluncuran buku oleh Wakil Menteri Agama RI bersama Kakanwil Kemenagsu, unsur Forkopimda, tokoh agama dan undangan. (man/ila)

Peringatan Hari Guru Jangan Sekadar Seremoni, Upah Guru Honor Wajib Setara UMK

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Salah satunya, gaji guru honor wajib stara Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK). Penegasan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Medan, Rajuddin Sagala.

“Kita sangat sedihkan, Pemko Medan masih belum berpihak kepada kepentingan dan kesejahteraan para guru, khususnya guru honorer. Kehidupan para guru honorer masih jauh dibawah kata sejahtera dan pemerintah sebagai pihak yang seharusnya bertanggungjawab justru seakan tutup mata dan tidak peduli kepada nasib para guru,” ucap Rajuddin Sagala kepada Sumut Pos, Minggu (24/11).

Politisi PKS ini menyebutkan, masyarakat dan terkhusus pemerintah tidak dapat menuntut kualitas pendidikan yang baik kepada para guru bila nasib para guru saja masih jauh dari kata sejahtera.

“Bagaimana mungkin kita bisa berharap bahkan menuntut agar dunia pendidikan kita menjadi lebih baik, sedangkan nasib para guru saja masih memprihatinkan. Mereka butuh sejahtera, mereka butuh diberi jaminan hidup yang layak agar mereka bisa fokus dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru,” ujarnya.

Dikatakan Rajuddin, Pemko Medan jangan hanya menjadikan 3 prioritas pembangunan di Kota Medan, yakni Kesehatan, Pendidikan dan Infrastruktur menjadi wacana belaka, tetapi Pemko Medan justru harus bisa membuktikan ucapannya untuk terwujudnya ketiga hal tersebut.

“Saya sangat setuju kalau Pendidikan jadi salah satu prioritas pembangunan, tetapi faktanya dunia pendidikan kita justru seperti kurang diperhatikan. APBD kita sangat cukup untuk mensejahterakan nasib para guru, kita sudah anggarkan 20 persen dari total APBD untuk pendidikan, ini hanya tinggal persoalan mau atau tidak,” katanya.

Rajuddin meminta agar Pemko Medan dan terkhusus Dinas Pendidikan mau lebih memperhatikan nasib para guru honorer di Kota Medan. Kemudian, memberlakukan sistem berkeadilan untuk para guru honorer, dengan tidak menyamakan upah guru honorer yang telah mengabdi lama dengan para guru honorer yang baru. “Itu tugas Disdik untuk mendatanya, tidak boleh pukul rata upah mereka. Kita sangat menyayangkan, Disdik tidak jeli dalam menangkap kebutuhan guru,” tegasnya.

Untuk itu, kata Rajuddin, setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan Pemko Medan dalam meningkatkan kesejahteraan para guru agar berkembangnya dunia pendidikan di Kota Medan.

“Pertama guru honorer harus diberi upah layak, minimal UMK. Kita sering menyebut mereka sebagai ‘Pahlawan tanpa tanda jasa’, tapi perlakuan pemerintah kepada mereka tidak mencerminkan perlakuan kepada pahlawan. Masih sangat banyak guru honorer yang diberi upah Rp200 ribu sampai Rp300 ribu perbulannya,”

Sedangkan di sisi lain, lanjut Rajuddin, banyak honorer di sejumlah Dinas atau OPD pemerintahan yang gajinya justru sesuai atau bahkan diatas UMK. “Status sama-sama honorer tapi nasibnya bisa berbeda jauh, padahal guru honorer kita mayoritas sarjana. Ini salah satu bukti kurangnya perhatian pemerintah kepada mereka, paling lambat tahun 2021 kita harapkan upah guru honor di Kota Medan sudah sesuai standar UMK,” jelasnya.

Tak hanya itu, Rajuddin berharap guru honorer dan keluarganya harus mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah berupa BPJS Kesehatan dengan kategori PBI (Penerima Bantuan Iuran). Sebab, para guru dan keluarganya merupakan golongan masyarakat yang sangat layak untuk mendapatkan bantuan jaminan kesehatan tersebut.

“Sudah lah upahnya kecil, mereka harus menjadi peserta BPJS Kesehatan mandiri. Membayar iuran sendiri, uangnya dari mana. Beri jaminan kesehatan bagi guru dan keluarganya, beri upah yang layak agar mereka bisa fokus dalam memberikan yang terbaik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” pungkasnya.(map/ila)

Peringati Milad ke-89, Al-Washliyah Gelar Jalan Sehat

LEPAS: Ketua PD Al-Washliyah Kota Medan, Drs H A’zam Nasution MAP melepas peserta jalan sehat saat menyambut Milad ke-89 Al-Washliyah, Minggu (24/11).
LEPAS:
Ketua PD 
Al-Washliyah Kota Medan, Drs H A’zam Nasution MAP melepas peserta jalan sehat saat menyambut Milad ke-89 Al-Washliyah, Minggu (24/11).
LEPAS: Ketua PD Al-Washliyah Kota Medan, Drs H A’zam Nasution MAP melepas peserta jalan sehat saat menyambut Milad ke-89 Al-Washliyah, Minggu (24/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekira 1.000 peserta terdiri atas pengurus dan keluarga besar Al Jam’iyatul Washliyah (Al-Washliyah) Kota Medan mengikuti olahraga jalan sehat dalam rangka menyambut Milad ke-89 Al-Washliyah, Minggu (24/11) pagi.

Start peserta jalan sehat dilepas langsung Ketua PD Al-Washliyah Kota Medan, Drs H A’zam Nasution MAP didampingi sejumlah pengurus di Jalan Brigjen Katamso tepatnya di depan Istana Maimun Medan. Seluruh peserta selanjutnya berjalan menuju Lapangan Merdeka Medan.

Di Lapangan Merdeka, peserta jalan sehat Alwashliyah berbaur dengan peserta Car Free Day yang merupakan agenda kegiatan rutin Pemko Medan. Para peserta yang didominasi ibu-ibu terlihat begitu bersemangat dan kompak mengikuti jalan sehat Al-Washliyah kali ini.

Ketua PD Al-Washliyah Kota Medan, Drs H A’zam Nasution MAP yang sekaligus menjadi peserta jalan sehat beserta istri dan kelurga mengatakan jalan sehat ini untuk sekaligus menggaungkan semangat menyambut HUT ke-89 Al-Washliyah.

“Olahraga jalan sehat ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan menyambut HUT ke-89 Al-Washliyah digelar PD Alwashliyah Kota Medan sebagai ibu kotanya Al-Washliyah di Indonesia. Medan merupakan tempat lahirnya Al-Washliyah,” ujarnya.

Lebih lanjut A’zam mengatakan, selain jalan sehat, kegiatan lainnya yang digelar secara bertahap sejak 12 Oktober hingga puncaknya 30 November diantaranya dialog pendidikan dan rapat koordinasi Al-Washliyah, Porseni, bakti sosial seperti donor darah dan sunat massal, zikir akbar dan ditutup resepsi Milad pada 30 November.

“Untuk kegiatan olahraga selain jalan sehat juga diadakan pertandingan tenis meja, futsal dan bola voli. Seluruh rangkaian kegiatan ini untuk melanjutkan eksistensi Al-Washliyah dalam usia yang semakin tua ini,” jelas A’zam.

A’zam berharap berbagai kegiatan perayaan Milad Al-Washliyah ini dapat menjadi momentum agar warga muslim khusus Al-Washliyah bersatu melanjutkan perjuangan keumatan. “Kembali kepada azasnya sendiri yakni Alquran dan Sunnah,” ucap A’zam. (dek/ila)

Soal Gugatan Perdata Rp1 M, Mediasi PLN-LPKN Tak Temui Titik Terang

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Gugatan perdata yang ditujukan kepada Perusahaan Listrik Negara berujung mediasi oleh Pengadilan Negeri Binjai. Namun, mediasi PLN dengan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional Kota Binjai tak mendapat titik terang.

Artinya, kedua belah pihak tak menemui kata sepakat. Perusahaan plat merah ini tetap bersikukuh meminta agar konsumen yang dituding mencuri arus listrik untuk membayar denda hingga biaya pasang kembali.

Ketua DPC LPKN Kota Binjai, Andi Nursin Lubis selaku penggugat menyayangkan hal tersebut. PLN Rayon Binjai Kota, kata dia, dinilai tidak memiliki itikad baik.

“Itikad tergugat (PLN) tidak baik. Kita tetap disuruh membayar denda, sementara kita tidak melakukan pencurian arus listrik,” kata Andi usai mediasi pada akhir pekan lalu.

Menurut dia, tuduhan perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara ini kepada Selamat warga Jalan Danau Poso, Gang Amal, Kelurahan Sumber Karya, Binjai Timur tak berdasar.

“Akibat perbuatan PLN yang memutuskan arus, terpaksa Selamat dan keluarganya harus gelap-gelapan,” sebut dia.

Kepada PLN, dia berharap agar professional dalam menjalankan tugas. Soalnya, kata dia, persoalan antara PLN dengan masyarakat seperti ini acap kali terjadi.

“Jangan asal menuduh konsumen berbuat salah yang tidak dilakukan konsumen,” ujar dia.

Sayangnya, Menejer PLN Rayon Binjai Kota, Siti Maria tidak bersedia komentar. Alasannya, PLN sudah menunjuk kuasa hukum untuk menghadapi gugatan dari konsumen mereka.

Sementara, Selamat keberatan dengan tuduhan PLN rayon Binjai Kota itu. Dia menyayangkan tindakan kesewenang-wenangan PLN yang menuduh telah mencuri arus listrik.

“Ada sedikit kabel berlubang. Terus mereka korek sampai lubangnya besar. Terus saya dituduh mencuri arus. Meteran saya mereka cabut,” kata dia.

Tidak hanya itu. Menurut dia, petugas PLN juga saat itu mencabut meteran listrik rumahnya, memasang arus langsung ke rumahnya tanpa melalui meteran.

“Arus tegangan tinggi yang masuk ke rumah saya meledak,” pungkasnya.

Sebelumnya, DPC LPKN Kota Binjai menggugat PLN rayon Binjai Kota dan membayar ganti rugi sebanyak Rp1 miliar lebih, akibat perbuatan melawan hukum. Gugatan bernomor 54/Pdt.G/2019/PN Binjai itu didaftarkan pada 23 Oktober 2019 lalu.(ted/ala)

Tidak Miliki Identitas, 42 Orang Terjaring Razia

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 42 orang terjaring operasi Razia Cipta Kondisi yang digelar Polres dan Satpol PP Asahan bersama instansi terkait di sejumlah warung remang-remang yang ada di Kota Kisaran, Minggu (24/11).

Ke 42 orang yang terjaring itu diantaranya 27 orang pria dan 15 orang wanita. Semuanya kedapatan tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Selain itu, petugas juga mengamankan 22 unit sepedamotor tanpa dokumen surat kenderaan yang lengkap.

Kabag Ops Polres Asahan, Kompol Firman D mengatakan, Operasi Cipta Kondisi dilakukan Polres Asahan melibatkan instansi terkait secara gabungan. Ada tiga tempat yang menjadi sasaran malam petugas malam itu.

“Target dari razia Cipta Kondisi yang digelar Polres Asahan secara gabungan ini antara lain alun-alun Taman Kota Kisaran, warung remang-remang dan tempat hiburan,” kata Kompol Firman.

“Untuk wilayah hukum Polres Asahan saya ingin mewujudkan keamanan dan ketentraman yang kondusif khususnya wilayah Kabupaten Asahan yang kita cintai ini,”,bilangnya

Dalam giat razia kali ini, tidak ada ditemukan tindak kriminal yang menonjol. (omi/ala)

Petani Tewas Tabrak Bagian Belakang Mobil

TEWAS: Fandry Togatorop tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya menabrak sebuah mobil di kawasan hutan lindung Lae Pondom. IST/SUMUT POS
TEWAS:  Fandry Togatorop tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya menabrak sebuah mobil di kawasan hutan lindung Lae Pondom. 
IST/SUMUT POS
TEWAS: Fandry Togatorop tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya menabrak sebuah mobil di kawasan hutan lindung Lae Pondom. IST/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Fandry Togatorop (20) meregang nyawa di lintasan jalan nasional. Tepatnya di kawasan hutan lindung Lae Pondom, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Dairi, Sabtu (23/11) sekira pukul 18.00 WIB.

Warga Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi itu tewas karena kecelakaan lalu lintas. Korban yang mengendarai sepedamotor Yamaha R 15 tanpa plat nomor polisi ini kemudian dilarikan menuju RSUD Sidikalang.

“Ya benar (ada kecelakaan). Korban tewas,” ujar anggota Satlantas Polres Dairi, Analisa Sinuraya, Minggu (24/11).

Dijelaskan Analisa, saat itu korban berboncengan dengan temannya, Andry Pasaribu. Keduanya meluncur dengan kecepatan tinggi dari arah Medan menuju Sidikalang.

“Diduga karena jalan berkabut dan kurang hati-hati, korban menabrak mobil yang berada di depannya,” beber Analisa.

“Nomor polisi mobil yang ditabrak dan identitas pengemudi belum diketahui,” sambungnya.

Diperoleh informasi, kedua pemuda itu sehari-hari bertani diwilayah Merek. Sore itu keduanya hendak pulang ke kampung halaman di Parbuluan.(rud/ala)

Sidang Kasus Penipuan, Pengacara: Keterangan Saksi Perkuat Dakwaan

IST SUMUT POS SIDANG: Jerry alias Kok Min mendengar keterangan saksi di PN Medan.
IST SUMUT POS
SIDANG: Jerry alias Kok Min mendengar keterangan saksi di PN Medan.
SIDANG: Jerry alias Kok Min mendengar keterangan saksi di PN Medan.
IST SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengadilan Negeri (PN) Medan kembali menggelar persidangan kasus dugaan penipuan dan penggelapan dengan tersangka Jerry alias Kok Min, baru-baru ini. Jerry merupakan pemilik PD Baja Lautan Abadi.

Sidang digelar di Ruang Sidang Cakra VII. Perkara pidana yang telah diregistrasi dengan nomor: 2925/Pid.Sus/2019/PN.Mdn itu disidangkan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi.

Kuasa hukum korban, Hadi Yanto SH MH mengatakan, pihaknya menghadirkan empat orang saksi, yakni kliennya (Haryanto Willim/saksi korban), lalu Erwin Putra yang ditugaskan korban melakukan tagihan kepada terdakwa, perwakilan Bank Maspion, dan perwakilan Bank BRI.

“Saksi dari pihak Bank Maspion dan BRI yang dihadirkan jaksa dalam persidangan kami yakini menguatkan dakwaan, karena mendukung BAP,” ucap Hadi Yanto usai persidangan.

Sebelumnya, dalam persidangan yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Tengku Oyong, SH,MH didampingi dua Hakim Anggota, yakni J. Simarmata, SH,MH dan Bambang Joko Winarno, SH, saksi korban menyampaikan sejumlah fakta.

Di depan majelis hakim, saksi korban mengaku mengenal terdakwa Jerry alias Kok Min dan memilki hubungan bisnis, karena terdakwa mengambil barang dari tokonya CV Wira Duta Baja Makmur.

Namun ketika dilakukan penagihan oleh saksi Erwin Putra, terdakwa hanya memberikan Giro Bank Maspion dan Cek Bank BRI. Ternyata, giro yang diberikan Jerry tersebut tidak dapat dicairkan karena dana kurang.

Begitu juga cek Bank BRI juga tidak dapat dicairkan karena tidak cukup dana. Saksi korban mengaku mengalami kerugian Rp657.756.300. Keterangan Haryanto Willim ini dibenarkan saksi Erwin Putra yang ditugaskan melakukan penagihan.

“Saya yang menagih, pak,” kata Erwin kepada hakim.

Selanjutnya, saksi dari Bank Maspion mengaku mengenal terdakwa Jerry alias Kok Min sebagai nasabah Bank Maspion. Saksi juga menerangkan rekening giro terdakwa sebanyak 6 lembar telah ditolak karena saldo tidak mencukupi.

Keterangan saksi dari Bank BRI juga demikian, 1 lembar cek tidak dapat dicairkan dikarenakan saldo kurang. Atas keterangan keempat saksi, hakim bertanya kepada terdakwa Jerry.

“Apakah benar keterangan yang disampaikan saksi?” Terdakwa membenarkannya. Sidang ditutup dan dilanjutkan pada Selasa (3/12) dengan agenda yang sama.(ila)

Bocah 8 Tahun Kritis Diserang Pitbull

CERIA: MWT masih terlihat ceria sebelum anjing pitbull peliharaan menyerangnya. IST/SUMUT POS
CERIA: MWT masih terlihat ceria sebelum anjing pitbull peliharaan menyerangnya.
IST/SUMUT POS
CERIA: MWT masih terlihat ceria sebelum anjing pitbull peliharaan menyerangnya. IST/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bocah perempuan berinisial MWT (8), dikabarkan masih kritis di Rumah Sakit Columbia Asia (RSCA), Jalan Listrik, Medan, Minggu (24/11). Warga Kecamatan Medan Deli itu diserang dan digigiti anjing pitbull peliharaannya sendiri. Akibatnya, bocah tersebut mengalami luka serius di bagian wajah dan kepalanya.

INFORMASI diperoleh, peristiwa naas tersebut terjadi pada Sabtu (23/11). Semula, sang bocah sedang bermain dengan anjing tersebut.

Namun, secara tiba-tiba korban langsung diserang dan digigit wajahnya hingga mengalami luka-luka. Mengetahui itu, keluarga bocah langsung panik dan kemudian melarikannya ke RSUD Dr Pirngadi Medan.

Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Dr Pirngadi Medan Edison Perangin-angin membenarkan, sang bocah malang itu memang dilarikan ke rumah sakit milik Pemko Medan tersebut. Namun, setelah sempat ditangani sang bocah kemudian dipindahkan ke RSCA.

“Iya sempat dirawat di IGD. Tapi, setelah itu atas permintaan keluarga, pasien lalu diarahkan ke Rumah Sakit Columbia,” ujarnya kepada wartawan saat dihubungi.

Edison mengaku, saat dirawat di Pirngadi, pasien hanya mendapatkan perawatan luar atas luka-luka yang dialaminya. Sayangnya, Edison tidak merinci lebih lanjut bagaimana kondisi pasti dari luka yang didapatkan korban.

“Apakah ada rabies, kita juga belum tahu. Sebab, penanganan yang kita lakukan kan hanya awal saja yaitu pada lukanya,” kata Edison.

Sementara, Humas RSCA, Novel yang dikonfirmasi wartawan juga membenarkan korban memang dirawat. Akan tetapi, dia mengaku saat ini belum mengetahui bagaimana perkembangan dari kondisi bocah malang tersebut.

“Ada (pasiennya), tapi saya enggak update kondisinya hari ini (Minggu),” ujarnya singkat.

Terpisah, ibu korban, Yenti, yang dihubungi belum bersedia memberikan keterangan terkait kejadian yang menimpa anaknya. Yenti beralasan banyak tamu yang datang berkunjung ke rumah sakit.

“Saya masih ada banyak tamu,” katanya singkat.

Sebelumnya, kabar naas bocah ini diketahui dari akun facebook milik teman ibunya. Noviani memosting kondisi sang bocah, Sabtu (23/11) sekitar pukul 20.28 WIB.

Dalam akun facebooknya, Noviani juga menuliskan permohonan bantuan untuk biaya operasi agar meringankan beban keluarga korban. Postingan tersebut kemudian viral dan mengundang banyak reaksi warganet.(ris/ala)