25 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 4812

Awal November, Verivali DT Fakir Miskin & Warga Tak Mampu, Fokus di 4 Kecamatan di Medan Utara

RAPAT: Kadis Sosial Kota Medan, Endar Sutan Lubis memimpin rapatverivari DT fakir miskin dan warga tak mampu. map/sumut pos
RAPAT: Kadis Sosial Kota Medan, Endar Sutan Lubis  memimpin rapatverivari DT fakir miskin dan warga tak mampu. 
map/sumut pos
RAPAT: Kadis Sosial Kota Medan, Endar Sutan Lubis memimpin rapatverivari DT fakir miskin dan warga tak mampu. map/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Guna mendapatkan serta mengetahui data fakir miskin dan warga tidak mampu secara rinci dan jelas, Pemko Medan melalui Dinas Sosial Kota Me-dan menggelar Rapat Verifikasi dan Validasi Data Terpadu (Verivali DT) di Balai Kota Medan, Selasa (29/10). Tujuannya untuk mensikronkan data agar penyaluran berbagai bantuan dapat diterima masyarakat yang sesuai dengan kriteria fakir miskin dan tidak mampu.

Rapat yang dipimpin Kadis Sosial Kota Medan Endar Sutan Lubis ini digelar bersama sejumlah organisasi perangkat daerah terkait, di antaranya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Perencanaan Pembangunan Derah (Bappeda) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan.

Dikatakan Endar, tahun ini, fokus Verivali DT difokuskan pada empat kecamatan di wilayah Medan Utara yang meliputi Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Labuhan dan Kecamatan Medan Belawan. Selanjutnya, tahun 2020 Verivali akan dilanjutkan ke semua kecamatan di Kota Medan. Oleh karenanya, pihaknya berharap agar seluruh komponen dan stakeholder terkait dapat bersinergi dalam melakukan Verivali DT.

“Pertemuan kita ini menjadi awal untuk kita menyamakan persepsi dan mensikronisasi langkah untuk melakukan Verivali DT. Sebab, kita berharap upaya Verivali DT ini dapat menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam menyalurkan bantuan, sehingga bantuan tersebut benar-benar diterima masyarakat yang membutuhkan,” kata Endar.

Endar mengungkapkan agar Verivali DT dapat berjalan lancar, dibutuhkan peran lurah dan kepling secara maksimal. Sebab, lurah dan kepling merupakan perangkat wilayah yang mengetahui dan memahami langsung kondisi dan keberadaan masyarakat di wilayah masing-masing. “Verivali DT ini akan mulai kita lakukan awal November mendatang,” jelas Endar seraya mengingatkan para camat dan lurah yang hadir.

Endar menekankan bahwa Verivali DT dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyaluran bantuan sosial seperti bantuan pangan non tunai (BPNT), program keluarga harapan (PKH) termasuk PKH bagi lansia dan penyandang disabilitas. Dirinya berharap, seluruh fakir miskin dan warga tidak mampu dapat didata secara keseluruhan sehingga tidak ada lagi yang terlewatkan.

“Ini tanggung jawab besar untuk kita semua karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Jangan sampai ada lagi fakir miskin dan warga kurang mampu yang tidak terdata. Pastikan semuanya terverifikasi dan tervalidasi hingga data yang kita punya benar-benar akurat. Lakukan semua pendataan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Jangan sampai yang mampu justru yang menerima bantuan,” tegasnya.

Sesuai Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 146/2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu ada beberapa kriteria yang termasuk di antaranya tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak mampu mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Selain itu, tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis, kecuali Puskesmas atau yang disubsidi pemerintah. (map/ila)

Sambut Hari Listrik Nasional ke-74, PLN UIP SBU Gelar Donor Darah

Donor Darah: GM PLN UIP SBU, Octavianus Padudung, mendonorkan darahnya dalam kegiatan Hari Listrik Nasional di Kantor PLN UIP SBU, Jalan Dr Cipto Medan, Selasa (29/10).PRAN HASIBUAN/SUMUT POS
Donor Darah:
GM PLN UIP SBU, Octavianus Padudung, mendonorkan darahnya dalam kegiatan Hari Listrik Nasional di Kantor PLN UIP SBU, Jalan Dr Cipto Medan, Selasa (29/10).PRAN HASIBUAN/SUMUT POS
Donor Darah: GM PLN UIP SBU, Octavianus Padudung, mendonorkan darahnya dalam kegiatan Hari Listrik Nasional di Kantor PLN UIP SBU, Jalan Dr Cipto Medan, Selasa (29/10).PRAN HASIBUAN/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menyambut Hari Listrik Nasional ke-74, PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara (UIP SBU) menggelar donor darah di kantor, Jalan Dr Cipto, Kelurahan Anggrung, Kecamatan Medan Polonia Selasa (29/10).

Kegiatan donor darah bertajuk ‘Bersama SDM Unggul Terangi Indonesia’ di lingkungan UIP SBU ini, merupakan rangkai dari berbagai kegiatan HLN yang sebelumnya sudah digelar, mulai dari upacara hingga perlombaan lainnya, baik di tingkat daerah hingga tingkat nasional di Jakarta. Dalam kegiatan donor darah tersebut, UIP SBU menggandeng PMI Kota Medan, atas inisiasi Effiaty Polapa selaku Asman Komunikasi dan CSR.

GM PLN UIP SBU Octavianus Padudung yang membuka secara resmi kegiatan ini mengatakan, bahwa di samping melakukan pembangunan jaringan listrik ataupun elektrifikasi yang menjadi tugas, pokok dan fungsi (tupoksi), pihaknya tidak lupa untuk terus berupaya melakukan berbagai kegiatan sosial, salah satunya donor darahn

“Kegiatan ini sengaja kami lakukan untuk mengingatkan kepada seluruh pegawai PLN untuk tak melupakan bahwa apapun yang kita perbuat sangat membantu masyarakat. Seperti tema dalam kegiatan hari ini, Setetes Darah untuk Kehidupan,” ujar Padudung.

Dikatakannya, even seperti donor darah ini merupakan agenda rutin yang selalu digelar di PLN UIP SBU. “Kami berharap, seluruh darah yang terkumpul nantinya bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Saya minta seluruh pegawai ikut berperan serta,” imbaunya.

Sementara, Ketua PMI Medan H Musa Rajekshah yang diwakili Ketua Bidang Organisasi PMI Medan, H Sudarmaji mengatakan, bukan sebatas untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, tapi donor darah juga untuk menjaga kesehatan.

Sebab, lanjutnya, jika donor darah secara rutin tiga bulan sekali sangat bermanfaat bagi kesehatan. Sebab, donor juga bisa membantu mengontrol darah, tekanan darah atau HB serta bisa terhindar dari darah tinggi atau hypertensi, jantung dan stroke. “Usia untuk pendonor yang diperbolehkan di atas 17 tahun hingga usia 55-60 tahun,” kata Sudarmaji.

Sudarmaji juga mengaku, pihaknya kerap menghadapi pertanyaan masyarakat, khususnya pendonor yang mendonorkan darah secara gratis, tapi ketika akan membutuhkan darah harus dipungut biaya hingga Rp360 ribu.

“Biaya itu adalah untuk operasional pengolahan darah karena darah yang didonorkan tidak bisa langsung dipakai. Seperti, harga kantung darah kosong Rp60 ribu, alat tes steril darah untuk 1 tetes Rp26 ribu. Untuk sekali donor bisa 2 sampai 3 kali tes. Sisa Rp40 ribu untuk operasional semua anggota. Intinya PMI bukan jual darah. Saat ini kami sudah mengajukan ke Pemkab dan Pemko agar memberikan subsidi. Mudah-mudahan bisa terealisasi,” harapnya.

Dalam kegiatan tersebut, GM PLN UIP SBU Octavianus Padudung turut melakukan donor darah beserta jajaran pejabat utamanya. Begitu juga seluruh karyawan PLN UIP SBU turut serta mendonorkan darahnya. (ila)

Pangan Lokal dan Pangan Etnis Harus Dilestarikan

JELASKAN: Kepala Dinas Keta-hanan Pangan Kota Medan, Ir Hj Emilia Lubis menjelaskan pangan lokal etnis Kota Medan di Hotel Putra Mulia, Jalan Gatot Subroto, pada Selasa (15/10) lalu.
JELASKAN:
Kepala Dinas Keta-hanan Pangan Kota Medan, Ir Hj Emilia Lubis menjelaskan pangan lokal etnis Kota Medan di Hotel Putra Mulia, Jalan Gatot Subroto, pada Selasa (15/10) lalu.
JELASKAN: Kepala Dinas Keta-hanan Pangan Kota Medan, Ir Hj Emilia Lubis menjelaskan pangan lokal etnis Kota Medan di Hotel Putra Mulia, Jalan Gatot Subroto, pada Selasa (15/10) lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Eksistensi pangan lokal dan pangan etnis harus dilestarikan sebagai kuliner yang turut mendukung pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Keta-hanan Pangan Kota Medan, Ir Hj Emilia Lubis kepada Sumut Pos, Selasa (29/10).

“Pangan lokal dan pangan etnis memiliki peran penting dalam upaya penganekaragaman konsumsi pangan dan pelestarian budaya. Bahan baku yang digunakan tersedia secara turun temurun dan diwariskan yang dapat dijadikan sarana untuk menarik wisatawan,” kata Emilia.

Dikatakan Emi, dalam rangka mempromosikan pangan lokal dan makanan tradisional maupun pangan etnis di Kota Medan, dapat dilakukan di beberapa tempat berpotensi. Di antaranya restoran, rumah makan dan catering, perhotelan dan tempat-tempat wisata dan kuliner.

“Kebijakan pembangunan nasional telah mendefinisikan kendaraan pangan lokal dan wisata sebagai sektor unggulan yang dapat memberi kontribusi dan menjadi lokomotif pembangunan di daerah,” kata dia lagi.

Emi mengatakan, pihaknya telah menggelar pengembangan pangan lokal etnis Kota Medan di Hotel Putra Mulia, Jalan Gatot Subroto, pada Selasa (15/10) lalu.

Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, Ir Rosliana Siahaan mengatakan, kegiatan pengembangan pangan lokal etnis Kota Medan untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang penataan manajemen usaha.

Selain itu, untuk mendorong kreativitas pengusaha pangan lokal etnis dalam mengembangkan dan menciptakan pangan lokal etnis sebagai usaha bisinis pangan lokal etnis di Kota Medan.”Kegiatan ini juga untuk melestarikan dan mempromosikan pangan lokal etnis baik dalam mengolah maupun penyajian, “ ucap Rosliana.

Disebut Rosliana, kegiatan itu dilaksanakan selama 2 hari, diikuti 40 orang dari para pengelola usaha kuliner, rumah makan serta perwakilan masing-masing Kecamatan se-Kota Medan. Kegitatan itu dihadiri narasumber, Ketua MUI Kota Medan, Prof H Mohd Hatta dan Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi BBPOM di Medan, Yanti Agustini, Ssi, Apt M Kes. (rel)

Camat Binjai Anggap Lokasi Pabrik Tersembunyi

SAKSI: Camat Binjai, Rizal Gultom diperiksa sebagai saksi Ruang Sidang Cakra PN Binjai, Selasa (29/10). TEDDY/SUMUT POS
SAKSI: Camat Binjai, Rizal Gultom diperiksa sebagai saksi Ruang Sidang Cakra PN Binjai, Selasa (29/10).
TEDDY/SUMUT POS
SAKSI: Camat Binjai, Rizal Gultom diperiksa sebagai saksi Ruang Sidang Cakra PN Binjai, Selasa (29/10). TEDDY/SUMUT POS

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kepala Desa Sambirejo Kusnadi dan Camat Binjai Rizal Gunawan Gultom bersaksi di hadapan Ketua Majelis Hakim Fauzul Hamdi dan Anggota Dedy serta Tri Syahriawani, Selasa (29/10). Mereka beraksi terkait 3 terdakwa yang dinilai polisi bertanggung jawab atas kebakaran hebat pabrik perakitan mancis ilegal yang memanggang 30 orang.

Kusnadi kali pertama yang bersaksi kepada majelis di Ruang Sidang Cakra PN Binjai. Menurut Kades, peristiwa yang memilukan ini dilaporkannya kepada Rizal pascakejadian.

“Malamnya saya takjiah,” ujar dia.

Menurut dia, selama ini keberadaan pabrik rumahan tersebut dinilai layak. “Setelah kejadian tidak layak,” aku dia.

Dia juga tak dapat memastikan apakah keberadaan pabrik rumahan itu bermanfaat untuk warga sekitar.

“Yang jelas perangkat desa yang hadir (pertemuan dengan ahli waris),” kata Kades yang menunjukkan sikap kaku selama dicecar majelis hakim.

Usai Kades, giliran Camat Binjai, Rizal Gunawan Gultom yang didengar kesaksiannya. Rizal menjelaskan tugas, pokok dan fungsinya sebagai orang nomor satu di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

“Salah satunya terkait dengan perizinan yang ada di wilayah kecamatan,” kata pria yang menjabat sebagai Camat Binjai sejak April 2018 ini.

Namun saat ditanya lebih rinci, Rizal buang badan. Menurut dia, penindakan terhadap aktivitas yang melanggar Peraturan Daerah dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja.

“Kami sebatas melakukan pengawasan, penegakan Perda di Satpol PP. Kalau tahu, menyampaikan kepada Pemkab Langkat melalui Satpol PP. Kalau untuk menghentikan, bukan kewenangan kecamatan. Penegakan Perda ada di Satpol PP,” beber Rizal.

Bahkan, sambung dia, setelah tragedi maut itupun pihaknya belum memahami siapa pemilik asli pabrik rumahan itu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Rizal, namanya PT Kiat Unggul dan berlokasi pusat di Deliserdang.

Bahkan, dia juga tak tahu di mana letak persisnya. “Kami belum memahami punya siapa. Setelah kejadian baru kami cari tahu, yang kami tahu setelah kebakaran belum juga memahami siapa pemiliknya,” ujar dia.

“Tempatnya itu ada di pinggir jalan namun masuk ke dalam. Setelah terjadi (kebakaran), kami enggak yakin itu tempat perakitan mancis. Kami anggap itu tempatnya tersembunyi,” tandasnya.

Memasuki waktu istirahat solat makan sekitar pukul 15.30 WIB, majelis mengakhiri sidang. Rizal bakal diperiksa pada lain kesempatan, tepatnya Selasa (12/11) sekira pukul 09.00 WIB.

Sebelumnya, sebanyak 30 orang tewas terpanggang di pabrik rumahan korek gas, Jalan T Amir Hamzah Dusun IV Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, Jumat 21 Juni 2019.

Penyelidikan polisi menetapkan tiga tersangka. Ketiganya masing-masing, Dirut PT Kiat Unggul Indramawan, Menejer SDM/Personalia Lismawarni dan Menejer Operasional Burhan. Seluruh jenazah berhasil diidentifikasi dan disemayamkan di TPU belakang Balai Desa Sambirejo.(ted/ala)

Idham Sukses Antar Dua Puteranya Raih Nilai Tertinggi di Seleksi Akpol & Juara Olimpiade Matimatika Internasional

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebagai calon tunggal Kapolri, Komjen Idham Azis punya sejumlah prestasi. Prestasi paling mentereng terjadi ketika dirinya tergabung dalam Densus 88 bersama mantan Kapolri Jendral Tito Karnavian. Ketika itu, mereka berhasil menangkap gembong bom Bali, Dr Azhari cs.

Jika kita melihat perjalanan karir (track record) pria yang kini menjabat sebagai Kabareskrim Polri ini, tentu kita yakin kalau sosok pilihan Presiden Jokowi ini memang sarat prestasi.

Apalagi ada prestasi lain yang tak banyak orang tahu, yakni mantan Kapolda Metro Jaya ini ternyata juga sukses dalam mendidik anak-anaknya.

Karena ternyata, dua putranya yakni Ilham dan Irfan juga sarat memiliki prestasi dan sama-sama berhasil menjadi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dengan raihan nilai tertinggi dalam seleksi di tahun yang berbeda.

Putra pertamanya, Ilham Urane Aziz, berhasil meraih nilai terbaik dalam seleksi Akpol tahun 2017. Berdasarkan data resmi Polri, Ilham menjadi peserta terbaik dari 331 peserta yang ada.

Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2019, putra keduanya, Irfan Urane Aziz, juga mengikuti jejak sang kakak dan menjadi yang terbaik dari 264 calon taruna yang mengikuti seleksi taruna Akpol. Kalau melihat sejarah pendidikan Irfan, hal itu tak terlalu mengherankan mengingat Irfan sebelumnya memang “langganan” juara Olimpiade Matematika Internasional.

Menanggapi keberhasilan dua putranya, Idham mengaku sangat bangga dengan apa yang ditorehkan anak-anaknya.

“Ya tentu bangga dengan pencapaian mereka. Kewajiban saya memang menyiapkan yang terbaik untuk masa depan mereka,” ungkap Idham.

Pria kelahiran 30 Januari 1963 ini mengatakan dari sejak anak-anaknya kecil, dia dan isterinya secara bersama-sama menggembleng mereka.
“Kami (Idham dan isteri maksudnya -Red) membimbing mereka dari sisi akademis, fisik dan mentalnya sehingga kemudian mereka sukses dalam studinya,” tutur Idham.

Sementara Fitri Handari Idham, isteri Idham Azis menuturkan sangat bersyukur atas pencapaian kedua puteranya.

“Ya tentu kami bersyukur dengan pencapaian mereka, tapi perjalanan dan perjuangan mereka ke depan masih panjang. Kami sebagai orangtua hanya bisa mensupport dan mendoakan. Kami mensupport apapun pilihan bidang masa depan yang mereka pilih, meski ternyata keduanya memilih melanjutkan pendidikan di Akpol,” tutur lulusan Universitas Indonesia ini kepada wartawan, Rabu (30/10) pagi.

Wanita kelahiran Pangkep, 18 Februari 1975 ini mengatakan salah satu kunci sukses dia dan Pak Idham dalam membimbing anak-anaknya adalah terus membangun komunikasi dengan mereka. “Intinya, anak dan orang tua harus saling terbuka. Orang tua harus bisa dijadikan tempat bertanya,” ujar Fitri. (rel/adz)

Terdakwa Sabu Mengaku Disiksa oleh Oknum Polisi, Barbut Mobil Diduga Jadi Motor

DIAMANKAN: Rama Dani diamankan di Polres Langkat usai ditangkap karena kepemilikan sabu. ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS
DIAMANKAN: Rama Dani diamankan di Polres Langkat usai ditangkap karena kepemilikan sabu.
DIAMANKAN: Rama Dani diamankan di Polres Langkat usai ditangkap karena kepemilikan sabu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terdakwa dugaan kepemilikan sabu seberat 97,53 gram, Ranjit Kumar membantah keterangan saksi polisi dari Ditres Narkoba Poldasu. Bantahan itu disampaikan Ranjit dalam sidang yang digelar di ruang Cakra 7 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (29/10). Mirisnya, terdakwa mengaku disiksa dan diancam bunuh oleh oknum polisi yang menangkapnya.

“SAYA bantah itu majelis. Yang pertama, saya tidak ada ketemu dengan Igo seperti disampaikan saksi Parulian di dekat Bank BRI. Di Bank BRI itu kan ada CCTV nya, silahkan diputar saja. Apakah saya ada ketemu dengan Igo disitu,” ungkap terdakwa di hadapan Ketua Majelis hakim, Tengku Oyong.

“Yang kedua, saya ditangkap mereka bukan pada saat menggunakan sepedamotor. Melainkan saat saya menggunakan mobil jenis Daihatsu Go Panca BK 1167 IX,” sambungnya.

Tak hanya itu, Ranjit juga diancaman untuk mengikuti saja apa yang dikatakan terdakwa Igo.

“Waktu itu mata saya dilakban dan saya dipukuli untuk mengikuti apa yang dikatakan Igo. Bahkan saya diancam, dikatakan apabila masih ingin hidup agar mengiyakan semua yang dikatakan Igo,” beber Ranjit.

“Kalau tidak, saya akan dibunuh kata mereka dengan cara mereka menyuruh napi memukuli saya di penjara hingga mati,” sambungnya.

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nelson Victor Hutabarat dari Kejati Sumut menghadirkan 3 orang saksi dari Kepolisian. Dalam keterangannya, saksi Parulian mengaku sebagai Pembantu Kepala Unit (Panit) yang melakukan penangkapan terhadap Igo Hendra pada Kamis 23 Mei 2019.

“Yudi melakukan undercover buy (penyamaran) dan dikawani oleh informan kami. Sementara kami ada diluar,” ucap Parulian.

Lebih lanjut katanya, Igo pergi keluar rumah dan mengaku bertemu dengan Ranjit di samping kantor BRI cabang pembantu di Pulo Brayan, Kota Medan.

“Ketika dia keluar, kami mengikuti dari belakang hingga sampai dia menemui orang. Saya naik mobil sementara dua anggota saya (Leonardo dan Gok) mengikuti Igo menggunakan sepedamotor,” kata Parulian.

“Lalu saya telepon anggota, menanyakan apakah Igo ketemu sama seseorang, lalu jawab anggota Igo sudah ketemu sama Ranjit. Dan Ranjit memberikan sesuatu yang dibungkus dalam plastik hitam kepada Igo,” ucap Parulian.

Setelah itu, Igo kembali kerumahnya. Sesampai dirumahnya, Igo langsung bertemu dengan Yudi yang sebelumnya sudah menunggu.

Setelah diserahkan Igo bungkusan tersebut kepada Yudi, Parulian bersama dua anggotanya langsung menangkap Igo di rumah. Setelah itu, mereka langsung melakukan pengembangan dan menemui Ranjit di salah satu SPBU di Jalan Kapten Sumarsono.

Disana, Parulian menerangkan bahwa pihaknya langsung menangkap Ranjit yang pada saat itu sedang menunggu sendirian menggunakan sepedamotor.

“Di SPBU itu, terdakwa Ranjit langsung kita amankan dengan barang bukti sebuah hape dan sepedamotor miliknya,” ucap Parulian.

Saat ditanya hakim apakah, Parulian melihat langsung pertemuan Igo dan Ranjit di dekat Bank BRI, Parulian mengaku tidak melihat langsung.

“Saya hanya mendapatkan informasi dari anggota saya yang melihat langsung,” jawabnya.

Diluar sidang, tim penasehat hukum Ranjit Kumar yang terdiri dari Rion Arios Aritonang, Dedi Pranajaya SH, Tuseno SH dan M Koginta Lubis SH memberikan keterangan.

Mereka menegaskan, pada dasarnya pihaknya mendukung penuh program pemerintah memberantas peredaran narkoba. Namun, untuk kasus Ranjit Kumar, dirinya bersedia menjadi penasehat hukum Ranjit lantaran ada dugaan kejanggalan dalam kasus itu.

“Dalam keterangan di persidangan jelas dibantah Ranjit bahwa dirinya tidak ada ketemu sama Igo. Berarti yang ketemu dengan Igo masih bebas berkeliaran diluar sana,” ujar Rion.

“Yang disayangkan adalah orang yang bebas berkeliaran tersebut ditukar dengan orang yang benar-benar tidak bersalah. Nah inilah yang harus kita ungkapkan nantinya,” tandas Rion.(man/ala)

Teknologi Grab Dorong Pertumbuhan Perekonomian Medan Rp2,66 T

BERSAMA: Dari kiri, Public Affairs Communications & Social Impact Manager Grab Indonesia, Shally Pristine; City Manager 2-Wheel Medan Grab Indonesia, Ken Pratama; City Manager 4-Wheel Medan Grab Indonesia, Valenciah Dwitahlie berfoto bersama Akademisi dari Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Prawidya Khairani, M.Si (kiri ketiga), Kadis Perhubungan Sumut Utara Ir. Abdul Haris Lubis (kanan ketiga), Peneliti Ekonomi Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani (kanan kedua), Head of Public Affairs, Sumut Grab Indonesia Guruh Ismael (kanan), dalam acara Diskusi Publik mengenai Manfaat Ekonomi Digital - Grab For Good: Kontribusi Grab terhadap ekonomi Indonesia & Peluncuran Laporan Dampak Sosial Grab 2018 - 2019, Selasa (29/10) di Medan. foto-foto:Triadi Wibowo/Sumut pos
BERSAMA: Dari kiri, Public Affairs Communications & Social Impact Manager Grab Indonesia, Shally Pristine; City Manager 2-Wheel Medan Grab Indonesia, Ken Pratama;  City Manager 4-Wheel Medan Grab Indonesia, Valenciah Dwitahlie  berfoto bersama Akademisi dari Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Prawidya Khairani, M.Si (kiri ketiga), Kadis Perhubungan Sumut Utara Ir. Abdul Haris Lubis (kanan ketiga), Peneliti Ekonomi Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani (kanan kedua), Head of Public Affairs, Sumut Grab Indonesia Guruh Ismael (kanan), dalam acara Diskusi Publik mengenai Manfaat Ekonomi Digital - Grab For Good: Kontribusi Grab terhadap ekonomi Indonesia & Peluncuran Laporan Dampak Sosial Grab 2018 - 2019, Selasa (29/10) di Medan.
foto-foto:Triadi Wibowo/Sumut pos
BERSAMA: Dari kiri, Public Affairs Communications & Social Impact Manager Grab Indonesia, Shally Pristine; City Manager 2-Wheel Medan Grab Indonesia, Ken Pratama; City Manager 4-Wheel Medan Grab Indonesia, Valenciah Dwitahlie berfoto bersama Akademisi dari Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Prawidya Khairani, M.Si (kiri ketiga), Kadis Perhubungan Sumut Utara Ir. Abdul Haris Lubis (kanan ketiga), Peneliti Ekonomi Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani (kanan kedua), Head of Public Affairs, Sumut Grab Indonesia Guruh Ismael (kanan), dalam acara Diskusi Publik mengenai Manfaat Ekonomi Digital – Grab For Good: Kontribusi Grab terhadap ekonomi Indonesia & Peluncuran Laporan Dampak Sosial Grab 2018 – 2019, Selasa (29/10) di Medan. foto-foto:Triadi Wibowo/Sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perkembangan teknologi sangat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal itu dirasakan dengan kehadiran Grab di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Tidak tanggung-tanggung, Grab memberikan kontribusi sebesar Rp2,66 Triliun pada tahun 2018 di kota terbesar ketiga di tanah air ini.

ANGKA itu diperoleh dari riset yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics Riset pada periode November-Desember 2018. Ojek online Grab dijadikan sebagai objek riset.

Peneliti Ekonomi Tenggara Strategics, Stella Kusumawardhani merinci Rp2,66 triliun pendapatan yang disumbang Grab. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh mitra GrabBike sebesar Rp1,06 triliun.

“Kemudian diikuti GrabFood sebesar Rp1,03 triliun, GrabCar senilai Rp 541 miliar, GrabKios individual dan toko sebesar Rp 34 miliar,” sebut Stella Stella pada diskusi publik dengan mengusung tema “Laporan Dampak Sosial 2018-2019” di Adi Mulia Hotel, Selasa (29/10).

Sedangkan, pendapatan mitra pengemudi GrabBike meningkat sebesar 72 persen dan mitra GrabCar sebesar 86 persen. Selain itu, penjualan mingguan mitra merchant GrabFood meningkat sebesar 19 persen.

Melihat data tersebut, kesimpulannya, beroperasinya Grab di Kota Medan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Selain meningkatkan pendapatan para mitra, Grab juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja. 31persen mitra pengemudi GrabBike dan agen individual GrabKios, serta 29 persen mitra pengemudi GrabCar tidak memiliki sumber penghasilan tetap sebelum bermitra dengan Grab,” beber Stella.

Selain di Kota Medan, riset juga dilakukan pada beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Masing-masing, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar.

Hasilnya, dapat dilihat kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada perekonomian nasional sebesar Rp48,9 triliun.

“Kontribusi ekonomi nasional itu didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan tenaga kerja. Dari data terlihat bahwa 32 persen mitra GrabBike dan 24 persen mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap,” tutur Stella.

Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300.000 pengemudi dan 40.000 agen Kudo individual yang sebelumnya menganggur, diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp16,4 triliun pada 2018.

Sementara itu, Public Affairs Communications & Social Impact Manager Grab Indonesia, Shally Pristine mengatakan, Indonesia siap menjadi salah satu ekonomi terbesar di Asia.

Namun kenyataannya, tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut tumbuh bersama Indonesia yang tengah tumbuh.

“Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang. Proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru juga dapat dengan segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Indonesia,” tutur Shally.

Shally mengatakan, kehadiran Grab di Indonesia ingin terus berkontribusi untuk membangunan Indonesia dari segi ekonomi teknologi digital ini.

“Grab ingin membangun sebuah platform yang inklusif. Karena telah menjadi komitmen kami untuk menciptakan dampak positif serta berkelanjutan di setiap negara tempat kami beroperasi. Grab for Good,” tegas Shally.

Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Sumut, Abdul Haris Lubis mengatakan, teknologi digital sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebab, teknologi digital untuk pekerjaan, industri dan pelayanan transportasi telah menjadi kebutuhan.

“Penerapan regulasi terhadap online. Kami dari Pemerintah meminta pelaku usaha untuk terbuka dan transparan menjalani usahanya,” jelas Haris saaat memberikan kata sambutan dalam diskusi tersebut.

Wakil Ketua DPRD Sumut, Yasir Ridho Lubis meminta Grab berkomitmen memberikan pelayanan transportasi yang aman dan nyaman.

“Dengan kehadiran teknologi dilakukan Grab sangat memberikan kontribusi pada pertumbuhan kita,” singkatnya.(gus/ala)

970 TKI asal Medan Kerja di Malaysia, Didominasi Perempuan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sepanjang Januari hingga Oktober 2019, tercatat sebanyak 970 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kota Medan bekerja di negeri jiran, Malaysia. Rata-rata mereka masih berusia produktif, yakni usia antara 18 hingga 30 tahun.

“Rata-rata mereka usia 18 sampai 30 tahun, baik TKI laki-laki maupun perempuan. Tapi dari total itu, mayoritas diisi TKI perempuan. Rinciannya, 804 orang TKI perempuan dan 166 orang TKI laki-laki,” kata

Kepala Bidang Penempatan di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Medan, Syaiful kepada Sumut Pos, Senin (28/10)n

Sedangkan untuk jenis pekerjaan yang biasa dilakukan para TKI di Malaysia, dikatakan Syaiful cukup beragam. “Kalau yang perempuan rata-rata bekerja di kilang atau pabrik elektronik. Sedangkan yang laki-laki rata-rata bekerja sebagai buruh di perkebunan,” ungkapnya.

Sedangkan mengenai jumlah seluruh TKI asal Medan yang saat ini bekerja di Malaysia maupun negara lainnya, Syaiful mengaku tidak bisa memberikan informasi pasti karena banyak TKI yang tidak melaporkan masa kerjanya di luar negeri. “Itu kita belum dapat update. Kalau dari catatan sekarang, takutnya tidak valid karena banyak juga yang mungkin sudah pulang dari sana atau ada yang masa kontraknya habis, atau diperpanjang tapi tidak dilaporkan ke kita,” terangnya.

Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi NasDem DPRD Medan, Afif Abdillah menilai, kondisi ini membuktikan masih rendahnya daya serap tenaga kerja yang diciptakan Pemko Medan terhadap warga Kota Medan itu sendiri. “Inilah salah satu bukti kalau kita belum menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi warga Kota Medan. Kita masih membiarkan warga Kota Medan untuk pergi hingga keluar negeri untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak,” ucap Afif kepada Sumut Pos, Senin (28/10).

Padahal, kata Afif, rentang usia yang berangkat keluar negeri untuk mencari pekerjaan tersebut adalah usia-usia produktif. “Kalau usianya rata-rata 18 sampai 30 tahun, berarti kan masih usia produktif semua itu, sayang sekali kalau tidak bisa diberdayakan untuk Kota Medan sendiri,” katanya.

Untuk itu, Afif mengatakan, dirinya akan mendorong Pemko Medan untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas mungkin agar warga Kota Medan bisa bekerja, berbuat dan membangun Kotanya sendiri agar menjadi lebih maju. “Kota Medan harus ciptakan lapangan kerja seluas mungkin, bina para anak muda di Kota Medan supaya bisa punya keterampilan.

Anak muda usia produktif harusnya bisa memberikan dampak pembangunan yang besar bagi Kota Medan, bukannya malah pergi meninggalkan kotanya untuk membangun negara lain. Ini PR bagi Kota Medan. Warga Medan harus bisa hidup, bekerja dan berbuat banyak hal untuk Kota Medan,” tutupnya. (map)

Jadi Tuan Rumah TPO ke-10, Sumut akan Dikunjungi 1.500 Pejabat dari 16 Negara

RAKOR: Wagubsu, Musa Rajekshah pada rapat koordinasi persiapan Sumut sebagai tuan rumah General Assembly TPO ke-10, di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Medan, Senin (28/10). Humas Pemprovsu
RAKOR: Wagubsu, Musa Rajekshah pada rapat koordinasi persiapan Sumut sebagai tuan rumah General Assembly TPO ke-10, di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Medan, Senin (28/10).
Humas Pemprovsu
RAKOR: Wagubsu, Musa Rajekshah pada rapat koordinasi persiapan Sumut sebagai tuan rumah General Assembly TPO ke-10, di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Medan, Senin (28/10). Humas Pemprovsu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sidang Umum (General Assembly) ke-10 Tourism Promotion Organization (TPO) for Asia Pacific Cities akan digelar di Sumatera Utara (Sumut) pada November 2021 mendatang. Diperkirakan sebanyak 1.500 pejabat dari 16 negara akan mengunjungi daerah ini.

“Dari 1.500 pejabat yang diperkirakan akan hadir, sebanyak 150 di antaranya merupakan kepala daerah 16 negara yang merupakan anggota TPO. ditambah 51 anggota industri pariwisata dari 9 negara,” ungkap Sekretarisn

Jenderal (Sekjen) TPO for Asia Pacific Cities Kim Soo-Il, pada rapat koordinasi persiapan Sumut sebagai tuan rumah General Assembly TPO ke-10, di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Medan, Senin (28/10).

Menurut Kim Soo-Il, Ini akan menjadi momentum penting bagi kebangkitan pariwisata Sumut. “Ini akan menjadi momentum yang sangat bagus untuk Sumut, khususnya pariwisata dan ini juga akan menjadi fenomena politik, karena yang hadir adalah kepala-kepala daerah,” kata Kim Soo-Il, yang fasih berbahasa Indonesia, saat memberikan paparan.

Lebih dari itu, menurutnya, akan banyak orang-orang penting dari Asia Pasifik yang hadir, sehingga ini juga akan membuka peluang ekonomi, pendidikan, industri dan lainnya. “Karena banyaknya kepala-kepala daerah yang hadir dari luar negeri momen ini jangan hanya dimanfaatkan untuk pariwisata saja, kita bisa memperluas ke sektor ekonomi, pendidikan, industri dan lainnya. Jadi, untuk daerah lain agar segera bergabung,” tambah Kim Soo-Il, yang datang ke Sumut bersama empat delegasi TPO yaitu Jo Dal Ryeo (Deputy Secretary General), Lim Hyun Taek (Director of Management Division), Kwon Young (anggota) dan Chung Won Sub (anggtota).

Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah yang hadir pada acara ini berharap, pemerintah daerah (Pemda) di Sumut bisa memaksimalkan TPO. Sampai saat ini ada empat Pemda di Sumut yang bergabung dengan TPO, yaitu Provinsi Sumut, Kabupaten Nias, Samosir dan Serdang Bedagai.

Ada empat manfaat yang akan diperoleh anggota TPO, yaitu promosi melalui berbagai saluran media TPO, pendidikan pariwisata berkualitas tinggi, kerja sama dengan jaringan TPO dan berpartisipasi dalam kegiatan pemasaran bersama.

“Kita ingin membantu daerah-daerah untuk mengembangkan pariwisatanya. Ini momentum bagus untuk Sumatera Utara khususnya sektor pariwisata, jadi kita jangan menyia-nyiakannya, keuntungannya sangat banyak. Walau General Assembly TPO ke-10 dua tahun lagi, kita harus mempersiapkannya sesegera mungkin, ini acara sangat besar,” kata Musa Rajekshah usai acara.

Musa Rajekshah berharap semua OPD, bukan hanya lingkungan Pemprov Sumut, untuk saling berkoordinasi agar Sumatera Utara menjadi tuan rumah yang baik. “Seluruh OPD Sumut harus berkoordinasi untuk mempersiapkan ini, kita harus menjadi tuan rumah yang baik. Ada 5-6 hari tamu-tamu dari berbagai negara berada Sumut selama General Assembly TPO ke-10, persiapannya harus maksimal,” tegas Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumut Ria Telaumbanua mengajak seluruh pemerintah kabupaten/kota di Sumut untuk segera bergabung menjadi anggota TPO. “Ini pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah TPO, jadi kita akan menjadi wajah Indonesia di mata anggota-anggota TPO. Harapannya 33 kabupaten/kota bisa bergabung dengan TPO agar Sumut bisa menjadi tuan rumah General Assembly TPO ke-10 yang baik,” katanya.

Usai rapat koordinasi dengan OPD, BUMN, BUMD dan kepala-kepala daerah se-Provinsi Sumut tim TPO kemudian meneruskan perjalanan mengelilingi Sumut untuk melihat destinasi-destinasi pariwisata di daerah ini. Tim TPO juga akan meninjau akses, fasilitas dan masyarakat setempat untuk merencanakan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan Sumut untuk menjadi tuan rumah General Assembly TPO ke-10.

“Sekarang kita akan ke Samosir. Tim TPO akan melihat fasilitas apa-apa saja yang kita punya, apa yang perlu kita perbaiki atau tingkatkan. Kita juga akan singgah ke tempat lain untuk melihat hal yang sama. Selanjutnya, kita akan berupaya untuk meningkatkan yang perlu ditingkatkan,” tambah Ria.

Rapat koordinasi ini dihadiri Bupati Serdangbedagai Soekirman, Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Wakil Ketua DPRD Sumut Salman Alfarisi, perwakilan kepala daerah kabupaten/kota se-Sumut, pimpinan OPD BUMD, BUMN dan pihak terkait lainnya. (rel)

Idham Azis di Mata Pebulutangkis Dunia

Idham Azis
Idham Azis

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebagai seorang calon tunggal Kapolri yang diajukan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, nama Komjen Idham Azis memang memiliki segudang prestasi mentereng.

Namun di balik prestasi yang gemilang, pria kelahiran 30 Januari 1963 ini juga terkenal sebagai sosok yang tegas dan professional. Selain itu, Idham juga dinilai ‘pandai bergaul’ sehingga banyak teman.

Namun tak banyak kalangan yang mengetahui bahwa lulusan Akpol 1988 ini adalah sosok penggemar berat olahraga badminton. Tak hanya gemar bermain bulutangkis, Idham pun termasuk sosok yang banyak dikagumi oleh sejumlah pebulutangkis professional.

Meski tak pernah menduduki posisi penting di kepengurusan organisasi bulu tangkis nasional atau PBSI, ayah empat anak ini ternyata bersahabat dan sering bertanding dengan para atlet yang mengarumkan nama bangsa indonesia di kancah dunia. Nama-nama seperti Taufik Hidayat, Haryanto Arbi, Edi Tantowi, Gideon atau Liliyana Natsir pernah menjadi patner tanding dan mendapat suport moril darinya.

Ganda putera nomor satu terbaik dunia saat ini, yakni Kevin Sanjaya dan Markus Gideon adalah atlit bulutangkis yang sering mendapat suport dari mantan Wakil Kepala Densus 88 ini. Mereka mengaku sangat beruntung bisa mengenal sang jenderal.

“Pak Idham itu orangnya ramah dan kami berterima kasih karena sering disuport beliau,” kata Gideon.

Dia dan pasangannya Kevin mendoakan agar Idham Azis sukses mengemban jabatan barunya sebagai Kapolri.

Pernyataan serupa juga dilontarkan Taufik Hidayat. Dia mengungkapkan bahwa sosok Idham adalah sosok yang sangat humble meski memiliki jabatan yang tinggi. Selain itu, Kabareskrim Polri ini terkenal sangat mencintai dunia bulutangkis dan tak pernah melewatkan pertandingan-pertandingan bulutangkis ketika memiliki waktu luang.

“Kecintaannya terhadap dunia bulutangkis yang menyebabkan kami kemudian menjadi sahabat. Selain saya ada banyak pebulutangkis lainnya yang menjalin pertemanan dengan beliau, karena Pak Idham sangat ngemong terhadap kami,” kata Taufik.

Dikatakan, sebagai teman, dirinya mendoakan Idham Azis bisa amanah sebagai calon Kapolri baru. “Kalau di dunia bulutangkis, seorang jenderal bintang tiga seperti seorang atlit yang sudah memenangkan gelar Sea Games, Asian Games atau Kejuaraan Dunia. Si atlit tentu akan berusaha meraih gelar Olimpiade sebagai pembuktian terakhirnya, demikian juga Pak Idham dalam meraih karir bintang empatnya sebagai Kapolri,” tutur peraih emas Olimpiade 2004 ini.

Dukungan serupa juga muncul dari pasangan ganda campuran terkuat yang pernah dimiliki Indonesia yakni Tantowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Kedua peraih mendali emas Olimpiade Rio de Jenairo 2016 di nomor ganda campuran ini menyatakan kegembiraannya ketika mendengar bahwa suami Fitri Handari ini menjadi calon Kapolri menggantikan Tito Karnavian.

“Kami mendukung beliau sebagai Kapolri, sebab beliau adalah sosok yang berwibawa, sangat baik dan sangat mengayomi. Semoga di tangan beliau, Polri akan semakin maju,” kata Tantowi Ahmad.

Hal senada juga disampaikan Liliyana Natsir. Pebulutangkis yang memutuskan pensiun Januari 2019 lalu ini mengaku mengenal Idham Azis sejak lama. Dia menyatakan akan mendoakan agar pria berdarah Bugis itu bisa menjaga amanah sebagai orang nomor satu di institusi Polri. “Kita doakan semoga amanah,” kata Liliyana. (rel/adz)