27 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 4844

PAUD Coklat Diresmikan di Manduamas

Allin/sumut pos POTONG PITA: Camat Manduamas, Marihot Simbolon SSos memotong pita sebagai simbol terputusnya segala rintangan dan mewujudkan harapan.
POTONG PITA: Camat Manduamas, Marihot Simbolon SSos memotong pita sebagai simbol terputusnya segala rintangan dan mewujudkan harapan.
Allin/sumut pos

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Pemerintahan Desa Saragih, Kecamatan Manduamas meresmikan Gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Coklat di Jalan Parbangsian Desa Saragih, Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut, Selasa (15/10).

Pengelola PAUD Coklat, Sahat P Sihotang merasa bangga atas prakarsa pemerintah Desa Saragih membangun PAUD yang diberi nama Coklat.

Sementara, Camat Manduamas Marihot Simbolon SSos memberikan apresiasi terhadap kepala desa, Ketua BPD, dan Masyarakat Desa Saragih bisa mengupayakan membangun Gedung Sekolah PAUD.

Menurutnya, sudah ada sekolah PAUD di sini akan menjadi harapan bagi Warga Saragih menyekolahkan anaknya di Paud Coklat. “Tak usah jauh-jauh untuk menyekolahkan anak, karena tujuan dibangun gedung sekolah Paud Coklat demi memudahkan orang tua untuk memonitor anaknya ke sekolah dan bisa berbaur bersama anak-anak satu dengan lainnya,” tuturnya.

Camat Manduamas berharap agar bangunan gedung PAUD Coklat dijaga dan dipelihara dengan profesional supaya dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mendidik dan memberikan nilai-nilai luhur, budi pekerti yang baik, sehingga anak-anak dapat tumbuh kembang kelak menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan Negara.

Kepala Desa (Kades) Saragih Sahwin Tumanggor mengungkapkan, bahwa pembangunan PAUD ini merupakan keinginan masyarakat seluruh Desa Saragih. Maka berdasarkan keingin tersebut Pemerintah Desa Saragih menuangkannya dalam program DD Tahun anggaran 2019.

“Mengenai pembangunan PAUD ini sudah diinginkan seluruh masyarakat, hal ini diusulkan melalui musyawarah desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes),” terang Sahwin.

Selain itu kata Sahwin, tujuan untuk pengembangan pendidikan anak usia dini ini sesuai dengan Program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Tapteng. Mengenai Lokasi Gedung PAUD merupakan hibah dari masyarakat Desa Saragih.

Turut hadir dalam acara peresmian Gedung PAUD Coklat, Penasehat PAUD Coklat Insaf Tarihoran SPd, Guru PAUD Rebenti Sihotang, N Manurung, Sekdes Jimson Barasa, Kaur Pemerintahan Jenda Ependi Barasa, Kaur Umum Marijo, Kaur Pembangunan Gultom Barasa, beserta Kadus Saragih, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, beserta masyarakat Desa Saragih. (mag-11/azw)

Pangdam I/BB: Resimen Mahasiswa Harus Dibesarkan

PRAN HASIBUAN/SUMUT POS BERSAMA: Kadispora Sumut Baharuddin Siagian didampingi Aster Kodam I/BB, Parluhutan Marpaung foto bersama usai pembukaan kegiatan Pemberdayaan Kepemudaan Menwa Sumut 2019, di Hotel Emerald Garden Medan, baru-baru ini.
BERSAMA: Kadispora Sumut Baharuddin Siagian didampingi Aster Kodam I/BB, Parluhutan Marpaung foto bersama usai pembukaan kegiatan Pemberdayaan Kepemudaan Menwa Sumut 2019, di Hotel Emerald Garden Medan, baru-baru ini.
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pangdam I Bukit Barisan (BB) meminta Komando Resimen Mahasiswa Mahatara (Menwa) harus lebih dibesarkan agar keberadaannya punya kebermanfaatan bagi masyarakat dan pembangunan di Sumatera Utara.

“Sekarang saya lihat Menwa ini tidak dibesarkan. Padahal keberadaannya bagi kami (Kodam I/BB) sangatlah penting. Jika ditingkat pelajar ada wadah Gugus Depan atau Pramuka, maka ditingkat mahasiswa ada namanya Menwa. Menwa ini sangat penting. Tidak usah berpikir mau bentuk (organisasi) yang lain, cukup Menwa saja yang dibesari.

Jadi setiap kampus ada Menwa sebagai wadah. Sehingga peran Menwa lebih besar dan peran kampus-kampus juga semakin meningkat,” kata Pangdam I/BB diwakili Asisten Teritorial (Aster) Kodam I/BB, Kolonel Inf Luhut Marpaung dalam acara Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan Menwa Sumut 2019, yang diinisasi Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut, baru-baru ini.

Pria yang akrab disapa Luhut mengungkapkan sejarah terbentuknya Menwa di Indonesia, kenapa peran dan kehadirannya memang dibutuhkan bagi republik ini. Menurutnya, pada 1959 Menwa dibentuk di Kodam Siliwangi. Latar belakang dibentuknya selain tugas sebagai mahasiswa untuk menuntut ilmu, juga ikut dalam usaha bela negara. Dan dahulu pun posisi Menwa dibawah kendali Aster sewaktu masih ditingkat Kodam.

“Ini sekarang yang tidak dipahami banyak orang. Kalau sudah masuk Menwa, mahasiswa saya pikir akan memiliki wawasan kebangsaan lebih baik. Daripada kondisi sekarang yang saya lihat, banyak teman-teman kita mahasiswa dan pemuda tidak tahu soal bela negara.

Menwa sekarang sudah tidak lagi garis komandonya di bawah Kodam I/BB. Sekarang sudah di bawah Dispora. Dulu di pusat dibawah pembinaan Departemen Pertahanan. Saya sebenarnya ingin posisi Menwa ini dikembalikan seperti semula, di bawah Aster,” paparnya.

Dia menambahkan, organisasi Menwa merupakan implementasi dari rakyat semesta. Di mana tertuang jelas dalam Undang Undang Pertahanan RI. Artinya, dalam usaha mempertahankan membela negara, selain melibatkan TNI- Polri juga ikut Menwa didalamnya.

“Menwa ini ada di komponen cadangan, yang sudah disiapkan dan siap dimobilisasi. Makanya di Menwa itu ada pendidikan dasar (Diksar) tentang militer. Jadi memang sudah dipersiapkan sebagai kekuatan sipil yang sewaktu-waktu dapat dikerahkan dalam usaha bela negara. Dimana negara membutuhkan dan memanggil maka Menwa itu langsung ikut mengangkat senjata. Karena dia sudah dibekali dengan Diksar militer. Karenanya Menwa ini perlu dibesarkan disemua perguruan tinggi,” pungkasnya.

Kadispora Sumut, Baharuddin Siagian dalam kesempatan itu menyampaikan Menwa termasuk organisasi kepemudaan yang unik. Pertama karena atribut yang dipakai Menwa mirip dengan militer, dan sudah disiapkan dengan Diksar secara khusus oleh TNI sebagai cadangan kedua bela negara.

Menurutnya banyak aspek dalam konteks bela negara. Di antaranya, bisa dilakukan Menwa bagaimana jadi pelopor mengutip sampah plastik bagi masyarakat.

“Ini sudah menjadi satu contoh yang termasuk dalam bela negara. Ini yang harus kita gelorakan. Tidak perlu kita bicara dalam konteks besar. Sekecil apapun kita lakukan, tapi bermanfaat untuk daerah dan masyarakat itu sudah termasuk aksi bela negara,” katanya.

Bahar juga menyebut, ada dua hal penting dalam diri seorang Menwa. Pertama dia dilatih tentang nasionalisme dan kedua soal kedisiplinan.

“Dua hal ini aja kita bawa setiap hari, sudah aman republik yang kita cintai ini. Sebagai anggota Menwa hal inilah yang mesti kita contohkan,” katanya yang sependapat dengan pernyataan Aster bahwa seluruh kampus agar menghidupkan Menwa ini. “Mudah- mudahan kegiatan bermanfaat bagi adik-adik sekalian. Tidak ada masalah mahasiswa diberi fasilitas, karena hal itu juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Agar kalian punya skill dan bekal untuk kehidupan di masa depan,” sambung dia.

Kegiatan Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan Menwa Sumut 2019 diikuti 50 peserta dan dilaksanakan tiga hari mulai dari 9-11 Oktober, di Hotel Emerald Garden Medan. (prn/azw)

MUI dan UMSU Bahas Titik Nol Islam Indonesia

istimewa DIABADIKAN: Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP foto bersama dengan Ketua MUI Sumut, Prof Dr Abdullah Syah MA, Ketua Balitbang Sumut, Ir Dj Oemar, MSi dan Ketua Panitia Seminar, Prof Dr Hasan Bakti Nasution, MA.
DIABADIKAN: Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP foto bersama dengan Ketua MUI Sumut, Prof Dr Abdullah Syah MA, Ketua Balitbang Sumut, Ir Dj Oemar, MSi dan Ketua Panitia Seminar, Prof Dr Hasan Bakti Nasution, MA.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara (MUI Sumut) bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar Seminar Internasional di Auditorium Pascasarjana UMSU Jalan Denai No 217, Medan, Selasa (15/10). Dalam seminar itu mereka mengambil tema ‘Titik Nol Islam di Indonesia.’

“Sumut bermartabat itu harus dibangun di atas berbagai variable martabat, yakni bermartabat semua aspek kehidupan , sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya, termasuk dalam aspek kesejarahan,” kata Ketua Panitia Seminar Internasional, Prof Dr Hasan Bakti Nasution MA.

Kegiatan ini, dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara, diwakili Kepala Balitbang Provsu Ir H Irman MSI.

Hasan menjelaskan posisi Sumut dengan Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia yang monumennya diresmikan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu menyimpan nilai kesejarahan yang tinggi.

“Keberadaan jejak peradaban masuknya Islam di Indonesia memiliki nilai penting untuk dikaji bersama guna menumbuhkan kesadaran sekaligus motivasi dalam pembangunan,” ungka Hasan.

Namun, Hasan mengatakan hingar-bingar peresmian tersebut sepertinya tidak ada upaya tindak lanjut yang jelas, untuk diapakan monumen itu. Akankah hanya sekedar monument sejarah, atau dijadikan sebagai pemicu untuk mewujudkan Sumut bermartabat.” Seminar ini kita harapkan akan mewujudkan harapan tersebut,” katanya.

Narasumber yang dihadirkan dalam seminar internasional ini terdiri dari empat orang pakar, yakni Prof Dr Zain Musa PhD (Malaysia), Prof Dr Rusmin Tumanggor MA (Jakarta), Prof Dr Usman Pelly (Medan) dan Dr Phil Ichwan Azhari MSi (Medan).

Sementara itu, Rektor UMSU Dr Agussani MAP memberikan apresiasi atas pelaksanaan seminar internasional kerja sama UMSU dan MUI Sumut.

UMSU sebagai institusi perguruan tinggi di Sumut merasa terhormat dipercaya untuk menyelenggarakan kegiatan seminar internasional yang sangat penting ini.

Agussani menegaskan, sudah menjadi komitmen UMSU untuk senantiasa terbuka menjalin kerja sama dengan pihak manapun dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif guna memajukan peradaban.

“Ini selaras dengan visi UMSU, yakni membangun peradaban bangsa dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan sumber daya manusia berdasarkan Al-Islam dan ke-Muhammadiyahan, tentunya kita sangat mendukung acara seminar internasional ini,” katanya.

Ia juga mengungkapkan rencana UMSU untuk mendirikan Cabang Observatorium Ilmu Falak (OIF) di Barus. Menurutnya, OIF adalah pusat unggulan yang dimiliki UMSU sebagai perguruan tinggi swasta terbaik. Bukan hanya di Sumut, tapi juga di pulau Sumatera.

“Semoga rencana pendirian cabang OIF ini nantinya bisa mendukung pengembangan destinasi Barus sebagai Titik Nol Islam di Indonesia,” tutur Agussani.

Kemudian, Ketua MUI Sumut Prof Dr Abdullah Syah MA dalam sambutannya berharap kegiatan seminar ini nantinya bisa melahirkan hasil yang bermanfaat untuk kemajuan umat Islam, khususnya di Sumut.

“Karena itu saya minta panitia seminar ini natinya bisa merangkum hasil seminar ini dan menerbitkannya dalam bentuk sebuah buku,” harapnya. Secara keseluruhan, kegiatan seminar internasional ini berjalan lancar dan cukup dinamis.

Ratusan peserta seminar yang berasal dari sejumlah elemen masyarakat dari Sumut dan Aceh tampak begitu antusias mendengarkandan menanggapi paparan dari para narasumber. (gus/azw)

Kabur dari Tahanan, Tiga Warga Prancis Kembali ke ISIS

net WANITA ISIS: Para wanita pengikut ISIS membentangkan bendera ISIS.
WANITA ISIS: Para wanita pengikut ISIS membentangkan bendera ISIS.

TIGA perempuan Prancis dilaporkan kabur dari tahanan kelompok Kurdi di utara Suriah dan kembali ke dalam genggaman ISIS.

Ketiga perempuan itu awalnya pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Ketiganya ditangkap milisi Kurdi setelah kelompok teroris pimpinan Abu Bakr Al-Baghdad itu kalah pada 2018 lalu.

AFP berhasil mendapatkan pesan yang dikirimkan salah satu perempuan tersebut kepada keluarganya. Dalam pesan itu, perempuan tersebut menuturkan mereka telah diambil lagi oleh ISIS.

“Kami baru menyadari bahwa ISIS telah mengambil kami,” tulis perempuan itu dalam pesan tersebut.

Melalui sebuah pesan, salah satu keluarga dari ketiga perempuan itu mengatakan kepada seorang pengacara, Marie Dose, bahwa sekelompok pria yang membawa perempuan-perempuan tersebut mengaku berasal dari ISIS.

“Mereka mengatakan, Kami adalah saudara dari ISIS, kami akan membawamu ke tempat aman. Kalian adalah bagian dari ISIS dan akan tinggal di sini,” kata anggota keluarga tersebut mengutip cerita salah satu perempuan dalam pesan yang diterimanya.

Insiden ini terjadi ketika kelompok pemberontak Kurdi yang menguasai wilayah di utara Suriah melaporkan bahwa sedikitnya 800 anggota keluarga milisi ISIS kabur dari kamp-kamp penahanan mereka.

Ratusan anggota milisi ISIS itu terdiri dari perempuan dan anak-anak yang berasal dari sedikitnya 54 negara.

Otoritas Kurdi menyalahkan serangan Turki ke utara Suriah atas ratusan keluarga simpatisan ISIS yang kabur tersebut.

Sejak kejatuhan ISIS di Irak dan Suriah tahun lalu, sebanyak 12 ribu militan ISIS bersama keluarganya ditahan di sejumlah kamp penahanan Kurdi. Sekitar 2.500-3.000 simpatisan ISIS itu merupakan warga asing.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menuturkan dia segera bertolak ke Irak untuk mendiskusikan “keamanan” para tahanan ISIS di utara Suriah.

“Atas permintaan Presiden Emmanuel Macron, saya akan segera pergi ke Irak untuk mendiskusikan masalah ini dengan seluruh pihak termasuk kelompok Kurdi, terutama terkait realita terhadap situasi keamanan dan juga keamanan kita,” kata Drian.

Menurut Drian, puluhan warga Prancis juga ditahan di kamp-kamp Kurdi tersebut karena diduga terlibat ISIS.

Sejumlah sumber diplomatik Prancis menuturkan setidaknya ada 60-70 warga yang ditahan. Namun, ia tak menjelaskan apa mereka termasuk tawanan yang kabur.

“Musuh utama dari seluruh aktor di Timur Tengah itu masih tetap ISIS. Bagi kami, koalisi anti-ISIS masih ada,” kata Le Drian. (bbs/azw)

Turki Tidak akan Deklarasi Gencatan Senjata untuk Kurdi, Erdogan Tak Gentar Disanksi AS

AFP Photo/Ozan Kose BERJALAN: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjalan meninggalkan podium usai menyampaikan pidato politiknya, beberapa waktu lalu.
BERJALAN: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjalan meninggalkan podium usai menyampaikan pidato politiknya, beberapa waktu lalu.
AFP Photo/Ozan Kose

SUMUTPOS.CO – Meski didesak Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan gempuran di utara Suriah, Presiden Recep Tayyip Erdogan memastikan bahwa Turki tidak akan pernah mendeklarasikan gencatan senjata dalam perlawanan terhadap kelompok Kurdi di kawasan tersebut.

“Mereka menyuruh kami mendeklarasikan gencatan senjata. Kami tidak akan mendeklarasikan gencatan senjata,” ujar Erdogan sebagaimana dikutip Hurriyet.

Pernyataan ini dilontarkan ketika Wakil Presiden AS, Mike Pence, bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bersiap bertolak ke Turki untuk mendesak pendeklarasian gencatan senjata di utara Suriah.

“(Pence) akan menyuarakan komitmen AS untuk mencapai gencatan senjata segera dan menetapkan syarat untuk negosiasi selanjutnya,” demikian pernyataan kantor Pence yang dikutip AFP.

Pence dijadwalkan bertemu dengan Erdogan pada Kamis (16/10), di mana AS akan melontarkan ancaman sanksi ekonomi terhadap Turki sampai resolusi tercapai.

Namun, Erdogan menyatakan bahwa Turki tidak akan bisa menghentikan perlawanan di utara Suriah selama Kurdi yang mereka anggap sebagai teroris masih berkeliaran di daerah perbatasan negara mereka.

“Mereka menekan kami untuk menghentikan operasi tersebut. Kami punya target yang jelas. Kami tidak takut dengan sanksi,” tutur Erdogan.

AS sendiri awalnya mendukung operasi Turki di utara Suriah ini. Presiden Donald Trump bahkan memerintahkan penarikan pasukan AS yang selama ini membantu pasukan Kurdi di Suriah.

Selama ini, AS bekerja sama dengan pasukan Kurdi di Suriah untuk melawan kelompok militan ISIS. AS pun selalu membela Kurdi, walaupun selama ini Turki menganggap kelompok tersebut sebagai teroris yang melakukan pemberontakan di negaranya.

Kelompok Kurdi pun kecewa karena menganggap AS tak memenuhi janji untuk melindungi mereka dari Turki.

“Pasukan AS tidak menunaikan janji mereka dan menarik pasukan di sepanjang perbatasan Turki. Turki sedang bersiap menyerang sebelah utara dan timur Suriah. Hal itu akan berdampak buruk terhadap perjuangan kami melawan ISIS,” demikian isi pernyataan kelompok Kurdi. (bbs/azw)

Penjaraingan Nasdem, 3 Balon Labuhanbatu Kembalikan Formulir

FAJAR DAME HARAHAP/SUMUT POS DAFTAR: M Riduan Dalimunthe saat mengambil formulir pendaftaran Bakal Calon Bupati di kantor Partai Nasdem Labuhanbatu.
DAFTAR: M Riduan Dalimunthe saat mengambil formulir pendaftaran Bakal Calon Bupati di kantor Partai Nasdem Labuhanbatu.
FAJAR DAME HARAHAP/SUMUT POS

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Sebanyak tiga dari delapan formulir penjaringan bakal calon (balon) bupati dan wakil bupati (wabup) untuk maju dalam Pilkada Labuhanbatu serentak tahun 2020 dikem balikan kepada Partai Nasional De-mokrat (NasDem) Labuhanbatu.

“Ya, ada tiga yang sudah mengembalikan formulir. Sedangkan balon bupati yang mengambil formulir pendaftaran sejak dibuka sebanyak delapan orang,” kata Ketua Nasdem Labuhanbatu, Arsyad Rangkuti di Rantauprapat, Rabu (16/10).

Kata dia yang sudah mengembalikan formulir di antaranya Tigor P Siregar, Erik Atrada Ritonga, dan Hasban Ritonga. Sedangkan yang belum mengembalikan di antaranya Akhyar Simbolon, Dahlan Bukhori, Andi Suhaimi Dalimunthe, Suparno, dan terakhir Muhammad Ridwan Dalimunthe.

Kata dia, pembukaan pendaftaran dimulai pada 23 September hingga 23 Oktober 2019 mendatang. Menurut dia, kepada pihak yang mengambil formulir diharuskan menyerahkan kembali formulir pendaftaran sebelum batas waktu pendaftaran.

Seusai mengambil formulir, Muhammad Riduan Dalimunthe menyatakan siap memimpin Kabupaten Labuhanbatu 2020-2024 dengan mendaftarkan diri sebagai bakal calon Bupati Labuhanbatu ke Partai politik yang membuka pendaftaran calon Bupati.

“Hari ini kita mendaftar ke Partai Nasdem dan siap memimpin Labuhanbatu, dan telah melakukan pertimbangan yang matang. Pemuda harus ikut andil dalam membangun Kabupaten ini,” ujar pria 31 tahun itu, kepada wartawan, Selasa (15/10) sore.

Sementara di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Partai NasDem setempat sudah menerima pengembalian dua dari 5 formulir yang dikeluarkan untuk seleksi penjaringan balon Bupati dan Wabup setempat.

“Sudah ada dua dari 5 yang mengambil formulir pendaftaran. Yakni, Hendri Yanto Sitorus dan Haris Muda Siregar,” ungkap Sekretaris Nasdem Labura, Arif Rivai. Sedangkan yang belum mengembalikan adalah Krisna Hariadi, H Rizal Munthe dan Ruliando Tambunan. Kata Arif, dalam mengembalikan formulir penjaringan seleksi balon bupati itu, yang bersangkutan mesti melengkapi visi misi, phasfoto, fotokopi kartu identitas diri dan syarat lainnya. (mag-11/azw)

PEDAS Dukung Rusdi Sinuraya Ikut Pilkada Medan

ist DUKUNGAN: Rombongan PEDAS menyerahkan formulir pendaftaran Balon Wali Kota/Wakil Wali Kota Medan sebagai dukungan kepada Drs Rusdi Sinuraya (kiri), Selasa (15/10).
DUKUNGAN: Rombongan PEDAS menyerahkan formulir pendaftaran Balon Wali Kota/Wakil Wali Kota Medan sebagai dukungan kepada Drs Rusdi Sinuraya (kiri), Selasa (15/10).

Sejumlah organisasi pedagang yang tergabung dalam Pedagang Bersatu (PEDAS) mendukung Drs Rusdi Sinuraya untuk ikut pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Medan pada 2020 mendatang.

Dukungan untuk menjadikan Rusdi sebagai salah satu bakal calon (balon) Wali Kota Medan itu dibuktikan dengan mengambil formulir pendaftaran wali kota/wakil wali kota diý Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasdem Kota Medan, Jalan T Amir Hamzah, Selasa (15/10).Setelah itu, rombongan PEDAS dipimpin Guntur Limbong langsung bergerak menuju Kantor PD Pasar di Jalan Razak Baru No.1 A, Medan Petisah.

“Alhamdulillah, terima kasih kepada asosiasi pedagang karena telah percaya kepada saya. Namun saya akan memikirkan keinginan serta harapan bapak dan ibu karena saya masih terikat kerja sebagai Dirut PD Pasar Kota Medan,” ujar Rusdi.

Dia mengaku, sebelumnya juga mendapat kejutan dari organisasi pedagang P3TM yang juga memintanya ikut di pencalonan Wali Kota Medan.

“Kemarin saya juga dapat kejutan dari Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Marelan (P3TM) yang tiba-tiba datang membawa formulir pendaftaran Balon Wali Kota Medan dari PDIP. Namun saya belum memberi jawaban karena belum melapor kepada walikota guna meminta arahan, petunjuk dan izin,” ujarnya.ý

Dalam pertemuan tersebut, seorang pedagang H Erwin Pilliang yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO) mengatakan, pedagang lain sangat berharap agar Drs Rusdi Sinuraya maju di Pilkada Kota Medan 2020.

“Kami merupakan perwakilan dari 53 pedagang pasar Kota Medan yang tergabung dalam PEDAS. Coba bayangkan, jika 53 pasar yang ada di Kota Medan bersatu? Jika satu pasar berjumlah tiga ribu orang dikali 53 pasar, berapa jumlah suara yang bisa kami dapat,” jelasnya.

Perwakilan pedagang lain, Mardi Chan menegaskan kedatangannnya bersama PEDAS juga meminta Dirut PD Pasar Drs Rusdi Sinuraya untuk maju di Pilkada Kota Medan.

“Kami meminta kesedian bapak Rusdi Sinuraya untuk tampil di kompetisi Pilkada 2020 untuk Medan satu atau Medan dua. Baru kali ini kami bisa bersinergi dengan PD Pasar, sebab pasar di bawah kepemimpinan Rusdi Sinuraya lebih tentram, ibaratnya

“Medan Rumah Kita, Pasar Rumah Pedagang” dan kami berharap Rusdi Sinuraya menjadi nomor satu atau dua. Kami siap bersinergi untuk membangun Kota Medan,” tegasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Persatuan Pedagang Pasar Petisah Bersatu (P4B), Suwarno. Ia berkeyakinan Rusdi Sinuraya mampu memimpin Kota Medan karena terlihat dari pembangunan yang dilakukannya sejak menjabat Dirut PD Pasar.

“Beliau orang yang betul-betul serius , rajin , kerja keras dan berani membantu program pemerintah atau pembenahan pasar agar lebih baik,” pungkasnya. (rel/azw)

Akun Palsu Gampang Terdeteksi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, tak ada tempat bersembunyi bagi pelaku kejahatan di ruang digital. Meski orang tersebut memakai akun palsu untuk menyebarkan konten hoaks ataupun menyebar kebencian, tetap bisa ditelusuri dan diproses hukum.

“Mau pakai nama palsu, pakai fotonya siapa, kita bisa temukan. Tidak bisa sembunyi di ruang digital,” ujar Semuel dalam diskusi “Milenial dalam Pusaran Hoaks dan Masa Depan Bangsa” di Jakarta, Rabu (16/8).

Oleh karena itu, kata Semuel, masyarakat harus punya kesadaran itu agar tak terjerat Undang-Undang ITE. Selain itu, ia menilai, masyarakat harus sadar bahwa konten yang sudah diposting di media sosial jejak digitalnya tak bisa 100 persen hilang meski sudah dihapus.

Ia mencontohkan hoaks soal kontainer yang mengangkut surat suara tercoblos di Tanjung Priok. Meski postingan itu sudah dihapus, sudah banyak yang meneruskan informasi tersebut, bahkan membumbuinya jadi lebih provokatif.

“Di timeline kita sudah enggak ada, tetapi di mana pun, siapa pun, sudah capture itu. Maka di ruang digital apa yang kita baca, lihat, dan tonton, tidak bisa dipercaya sampai kita tahu sumbernya bisa dipercaya,” kata Semuel.

Ke depannya, kata Semuel, teknologi akan semakin canggih. Maka, cara orang melakukan kejahatan di dunia maya pun juga akan berkembang dan lebih parah lagi.

Oleh karena itu, Semuel menekankan pentingnya melakukan cek dan ricek informasi sebelum menelannya dan menyebarkan ke orang lain. Sebab, tak sedikit warganet yang terprovokasi unggahan yang viral di media sosial hanya dengan melihat judul atau captionnya saja tanpa membaca utuh isi berita.

Jika ragu dengan kebenaran informasi yang diterima, Kemenkominfo juga menyediakan kanal untuk mengeceknya di stophoax.id. (bbs/ala)

Banyak ASN Tidak Suka Pancasila

PELATIHAN: ASN mengikuti pelatihan Pancasila.
PELATIHAN: ASN mengikuti pelatihan Pancasila.
PELATIHAN: ASN mengikuti pelatihan Pancasila.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono, menyebut banyak aparatur sipil negara (ASN) tidak menyukai Pancasila. Namun ia tidak menyebut jumlah ASN yang dimaksud.

“Berdasarkan hasil riset beberapa lembaga itu kan temen-temen di ASN itu banyak yang tidak suka dengan Pancasila,” kata Hariyono di Jakarta, Rabu (16/10).

Menurut dia kondisi demikian merupakan tantangan. Pasalnya, pendidikan Pancasila sejak 1998 hingga 2016 cukup memprihatinkan lantaran tidak wajib diajarkan di pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

“Ini kan tantangan. Demikian pula pengarusutamaan Pancasila di lingkungan publik termasuk di pemerintahan itu juga relatif kurang,” imbuhnya.

Hariyono menganggap fenomena ASN tidak menyukai Pancasila sangat lucu. Mereka semestinya memegang teguh ideologi bangsa karena merupakan abdi negara.

“Kan lucu kalau sebagai aparatur negara kemudian dia sendiri tidak setuju dengan Pancasila karena Pancasila sebagai sebuah dasar negara itu sudah final tapi kalau Pancasila sebagai sebuah cita-cita bangsa itu belum final. Makanya kita perjuangkan bersama-sama,” pungkasnya. (bbs/ala)

Perayaan Pelantikan Presiden Resmi Dibatalkan

net DISKUSI: Presiden RI Joko Widodo berdiskusi soal pelantikan 20 Oktober.
DISKUSI: Presiden RI Joko Widodo berdiskusi soal pelantikan 20 Oktober.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pihak Istana resmi membatalkan rencana perayaan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden secara berlebihan pada 20 Oktober mendatang. Alhasil, syukuran inaugurasi yang dipersiapkan elemen relawan resmi dibatalkan.

Sebelumnya, relawan telah mempersiapkan berbagai kegiatan untuk memeriahkan acara pelantikan Joko Widodo – Ma’ruf Amin (Jokowi – Ma’ruf). Di antaranya karnaval dan pawai budaya nusantara.

Kepastian pembatalan ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, bersama Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi dan Ketua Panitia Inaugurasi Andi Gani Nena Wea, di Kantor KSP, Rabu (16/10).

Menurut Moeldoko, Presiden Jokowi sangat mengapresiasi dan bangga atas berbagai upaya dari relawan dan segenap komponen masyarakat yang menginginkan adanya sebuah acara syukuran dengan jumlah massa yang besar tersebut.

Hanya saja suami Iriana itu menyampaikan pelantikannya diadakan secara sederhana dan khidmat di gedung MPR.

“Tetapi juga sebuah pesan kuat yang disampaikan presiden, beliau menginginkan acara nanti yang direquest teman-teman itu, untuk tidak dilaksanakan secara berlebihan. Jadi untuk itulah tidak perlu dilakukan acara seperti yang saya sebutkan tadi. Karnaval dan seterusnya,” kata Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu juga menyebutkan bahwa Jokowi ingin momentum pelantikannya berjalan sederhana, karena ingin segera bisa bekerja.

“Beliau ingin segera bekerja. Itu poinnya, sehingga tak perlu ada euforia. Ini perlu kami sampaikan agar teman-teman yang sudah siapkan tidak kecewa,” jelasnya.

Moeldoko berharap keputusan ini bisa dipahami oleh para relawan dan pendukung Jokowi – Ma’ruf. Sehingga tidak ada diskusi berkepanjangan terkait kegiatan tersebut.

“Saya juga mengajak teman-teman relawan untuk bisa pahami ini. Intinya presiden, sudah mau kerja saja. Tidak usah ada euforia,” tandas Moeldoko. (jpnn/ala)