net
TERLIBAT: Kadiv Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal menyatakan dua Polwan turut diamankan saat pengembangan kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto, Rabu (16/10).
TERLIBAT: Kadiv Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal menyatakan dua Polwan turut diamankan saat pengembangan kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto, Rabu (16/10).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kadiv Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal mengungkapkan bahwa terdapat dua oknum Polisi Wanita (Polwan) masuk dalam daftar 36 terduga teroris yang ditangkap pasca-penusukan Menko Polhukam Wiranto di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, 10 Oktober 2019 lalu.
“JADI rekan-rekan, pasca-ditangkapnya Abu Rara di Pandeglang, 36 orang kami tangkap. Termasuk 2 Polwan, “ kata Iqbal usai acara FGD Divisi Humas Polri di Hotel Cosmo Amaroossa, Jakarta Selatan, Rabu (16/10).
Berdasarkan informasi, dua polwan itu ditangkap di wilayah Yogyakarta. Namun, polisi belum mengungkap identitas dua Polwan tersebut.
Dengan adanya dugaan itu, Iqbal menekankan bahwa pihaknya langsung melakukan instrospeksi internal Polri. Menurutnya, Korps Bhayangkara tidak akan main-main terhadap oknum anggota yang terlibat dalam kelompok radikalisme.
“Kalau kami tidak main-main. Untuk Polwan akan meningkatkan pengawasan internal kami karena sudah disusupi,” ujar Iqbal.
Iqbal memastikan, Polri akan melakukan tindakan tegas terhadap dua oknum Polwan tersebut. Pasalnya, apabila terbukti, hukuman pemecatan akan segera dilakukan.
“Bisa kami bina, tapi bisa kami pecat. Bukan untuk aksi terorisnya, karena di negara kita aksi terorisme di peradilan walaupun dia teroris kami selesaikan di peradilan. Kami sangat hebat criminal justice sistem di negara kita. Azas praduga tak bersalah tetap kami usung. Mereka akan dipecat atas pelanggaran disiplin dan kode etik kepolisian,” tutup Iqbal.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menjadi target dari serangan teror di Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10).
Wiranto ditusuk saat tiba di Alun-alun Menes, Pandeglang usai menghadiri sebuah acara di Universitas Mathla’ul Anwar. Polisi pun mengamankan dua pelaku yakni SA, FA. Mereka diduga terpapar radikalisme ISIS. Saat ini, polisi masih terus mengembangkan kasus ini. (bbs/ala)
istimewa
TRANDING TOPIK: Pelatih Timnas, Simon McMenemy menjadi tranding topik akibat kekalahan Timnas dalam empat pertandingan terakhir.
GIANYAR, SUMUTPOS.CO -Tim nasional (timnas) Indonesia seolah hanya menjadi pelengkap di kualifikasi Piala Dunia 2022. Betapa tidak, dari empat laga yang telah dijalani pada penyisihan grup G, empat kali pula timnas menelan kekalahan. Ironisnya, tiga dari empat kekalahan itu harus diderita saat timnas bertindak sebagai tuan rumah. Semakin menyakitkan lantaran tiga kekalahan kandang itu diderita dari sesama tim Asia Tenggara.
Ya, setelah Malaysia (5/9) dan Thailand (10/9) berhasil mempecundangi skuad Garuda, tadi malam giliran Vietnam yang mempermalukan tim asuhan Simon McMenemy itu. Skornya juga lumayan telak, 1-3.
Vietnam sudah unggul pada menit ke-26 melalui Duy Manh Do. Pelanggaran yang dilakukan Yanto Basna pada menit ke-55 berbuah penalti untuk Vietnam. Ngoc Hai Que yang bertindak sebagai algojo berhasil menaklukkan kiper M. Ridho. Nguyen Tien Linh (61’) kembali memaksa Ridho memungut bola dari gawangnya. Timnas akhirnya bisa memperkecil ketertinggalan melalui Irfan Bachdim (84’). Gol pemain Bali United itu sekaligus mengakhiri paceklik gol timnas selama 316 menit di kualifikasi Piala Dunia 2022.
Meski berhasil mencetak gol hiburan, teriakan ’’Simon Out..Simon Out..Simon Out’’ tetap nyaring terdengar. Suporter di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, sebagaimana jutaan pendukung timnas, merasa gerah dengan buruknya performa skuad Garuda. Upaya rotasi yang dilakukan McMenemy ternyata juga tidak membuahkan hasil.
Ya, tadi malam McMenemy menurunkan komposisi yang berbeda. Wawan Hendrawan, Ricky Fajrin, Andik Vermansah, Zulfiandi, Dendi Santoso, Hanif Sjahbandi, dan Gavin Kwan Adsit yang tampil saat melawan Uni Emirat Arab (10/10) diistirahatkan. Sebagai gantinya, McMenemy menurunkan M. Ridho, Putu Gede, Riko Simanjuntak, dan Bayu Pradana. McMenemy juga memberikan kesempatan debut buat Otavio Dutra.
Karena tak ada efek dari perubahan komposisi itulah, yang kemudian terdengar teriakan ’’Simon Out’’. Teriakan itu merupakan luapan kejengkelan suporter yang meminta PSSI segera merotasi McMenemy.
Lantas, apa lagi dalih McMenemy atas kekalahan keempat timnas di grup G? Saat disodori pertanyaan tersebut, pelatih asal Skotlandia itu malah terlihat kesal.
’’Apa yang ingin kamu dengar dari saya? Kamu sudah tahu masalahnya, sudah tahu apa yang terjadi, kenapa masih bertanya?’’ katanya sambil menunjuk Jawa Pos.
Dia menambahkan, Vietnam yang mengalahkan Indonesia tadi malam bukanlah tim yang sama di Piala AFF 2016. Vietnam tadi malam adalah tim muda terbaik sehingga membuat ranking Vietnam di FIFA jadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
’’Saya memang harus berhati-hati berkomentar. Tapi kenyataannya, kekalahan ini membuat kami agak sedikit lega dan bisa belajar dari Vietnam. Bagaimana mereka berani ambil risiko dengan pemain-pemain mudanya,’’jelasnya lalu mengangguk-angguk saat mendengar teriakan ’’Simon Out’’ di luar ruang jumpa pers.
McMenemy pun menyindir suporter timnas. Menurut dia, jika sepak bola Indonesia ingin maju, mereka harus meniru Vietnam. Yakni, tidak membuat kerusuhan dan melakukan aksi anarkistis pada ajang internasional seperti melawan Malaysia (5/9). ’’Kalau mau maju, harus dilawan semua itu, dan bersama-sama bagaimana menjadwalkan kompetisi yang baik,’’ tegasnya.
Setelah jumpa pers, bus yang dinaiki timnas sempat dihadang suporter Indonesia. Tentu, teriakan makian dan ’’Simon Out’’ masih terdengar. Beruntung, hal itu bisa diatasi pihak keamanan.
Di sisi lain, pelatih Vietnam Park Hang-seo bangga atas apa yang diraih anak asuhnya. ’’Kami memang kebobolan satu gol. Itu sesuatu yang tidak bisa diprediksi dalam sepak bola. Tapi yang jelas, apa yang sudah dilakukan pemain cukup baik,’’ beber Park.
Disinggung soal performa timnas, Park tidak berani berkomentar. Dia juga tidak mengetahui apa yang ada dalam sepak bola Indonesia sehingga tidak perkasa lagi seperti dulu. ’’Saya tidak mau berkomentar jauh. Yang jelas, pemain Indonesia sudah memberikan yang terbaik di lapangan,’’ paparnya. (jpc/saz)
PSMS Medan bakal meladeni Persiraja Banda Aceh di Stadion Bola Langsa, Aceh, Kamis (17/10) sore. Pada laga lanjutan Liga 2 2019 Wilayah Barat ini, Ayam Kinantan harus rela pindah kandang, usai tak mendapat izin keramaian dari pihak Polrestabes Medan maupun Polres Deliserdang.
Kapten PSMS Legimin Raharjo, berharap kepada para pendukung skuad Ayam Kinantan untuk tetap dapat menghijaukan stadion. Menurutnya, dukungan para fans kini menjadi yang paling utama di 2 sisa laga tim besutan Jafri Sastra ini, dalam menjaga mental para pemain untuk meraih kemenangan.
“Kami sangat berharap, para fans dapat menghijaukan stadion di Langsa. Semoga banyak yang datang, demi memotivasi mental dan semangat para pemain,” ungkap Legimin, baru-baru ini.
Legimin mengaku, menjalani pertandingan berstatus ‘kandang’ di kota lain, tentu tidak sama dengan berlaga di Stadion Teladan Medan. Tapi dia tetap berusaha memotivasi para pemain untuk menjaga semangat meraih kemenangan. “Sudah pasti berbeda. Mau tak mau, kami harus menghargai keputusan yang ada. Dan saya akan memotivasi semangat pemain untuk berusaha meraih poin maksimal,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengaku, telah siap menghadapi Persiaraja. Secara pribadi, dia berharap kondisinya berangsur pulih hingga 100 persen, agar maksimal memimpin skuad Ayam Kinantan di tengah lapangan dalam laga-laga sisa yang bakal menentukan nasib PSMS ke depan. “Saya akan fokus di 2 laga sisa ini. Saya sempat cedera, tapi semoga nanti bisa maksimal. Kami semua bakal berusaha maksimal, berupaya memenangkan semua pertandingan sisa,” kata Legimin, berjanji.
Sementara Sekretaris PSMS, Julius Raja berharap, para pemain dapat berjuang semaksimal mungkin, untuk bisa meraih kemenangan. Menurutnya, di manapun pertandingan digelar, taka akan menjadi masalah besar, jika para penggawa memiliki tekad kuat untuk menang. “Mereka harus semangat. Kami tetap memotivasi pemain, agar bisa bermain baik di Langsa, dan dapat memenangkan pertandingan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, PSMS telah menjalani official traning di Stadion Bola Langsa, Rabu (17/10) pagi. Saat menjalani latihan, Pelatih PSMS, Jafri Sastra mengatakan, tim tidak mengalami kendala berarti dalam menjalani adaptasi. “Normal, tidak ada masalah. Soal rumput dan tanahnya juga normal. Official traning kan untuk beradaptasi dengan kondisi lapangan, dan para pemain terlihat enjoy di sini,” bebernya.
Ketika disinggung soal ukuran lapangan yang terlihat lebih kecil dibanding Stadion Teladan Medan, Jafri mengatakan, itu hanya perasaan saja. “Karena beda tempat saja itu. Jadi perasaan saja seperti itu (lebih kecil). Tapi yang pasti ukurannya sudah pas, sesuai standar nasional. Karena hanya sesekali ke sini, jadi tidak ada masalah,” katanya.
Semenatra Stoper PSMS, Bruno Casimir mengaku, bakal bermain di Stadion Bola Langsa diakuinya bukan sebuah kendala. Bagi dia, PSMS tetap berstatus sebagai tuan rumah. Hal inilah yang membuat Bruno tampil percaya diri bisa membalaskan kekalahan PSMS atas Persiraja di putaran pertama. “Besok (hari ini, red), kami tidak merasa main di Aceh. Kami tetap merasa main di rumah sendiri. Jadi, kami tak peduli rekor kemenangan mereka. Kami percaya diri, itu peluang besar untuk bisa meraih poin penuh dan lolos ke babak 8 besar,” pungkasnya. (bbs/saz)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Indonesia akan mengajukan pemberitahuan konsultasi bilateral dengan Uni Eropa (UE) melalui World Trade Organization (WTO) soal kelapa sawit. Konsultasi ini akan membahas penolakan sawit Indonesia oleh UE melalui Delegated Regulation yang merupakan turunan dari Renewable Energy Directive II (RED II) sebagai energi terbarukan.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengajukan suatu pertemuan dengan UE yang melampirkan dokumen-dokumen pembelaan Indonesia atas diskriminasi tersebut.
“Ini RED II kita mau melakukan notifikasi ke WTO bahwa kita akan memulai proses konsultasi,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana, usai menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 tahun 2019 di ICE BSD City, Tangerang, Rabu (16/10).
Wisnu mengungkapkan, pemberitahuan tersebut akan dilakukan November. Pasalnya, dalam mengirim pemberitahuan ke WTO, Indonesia harus siap dalam pemberkasan.
“Kan kita harus persiapan dulu nih. Kita baru melakukan notifikasi dulu ke WTO. Baru mau dikirim November. Kalau kita mengirim ke sana kita harus yakin dulu kalau kita mau melakukan konsultasi bilateral,” jelas Wisnu.
Ia menjelaskan, sebelum masuk pada proses penyelesaian sengketa atau Dispute Settlement Body (DSB) mengenai penolakan UE, Indonesia harus melakukan konsultasi bilateral terlebih dahulu.
“Proses di DSB kan pertama bilateral consultation dulu. Waktu mau memulai itu kita kasih tahu bahwa kita mau memulai,” paparnya. Kata Wisnu, dalam konsultasi ini Indonesia akan menyewa firma hukum dari Brussel, Belgia.
“Lawyer-nya satu, memang dari luar negeri lawyer-nya. Karena untuk beracara di WTO itu harus ada persyaratannya. Tidak semua lawyer bisa beracara di DSB nya WTO. Lawyer-nya dari Brussel,” ungkap dia.
Perlu diketahui, melalui keputusan RED II itu, biodiesel berbasis kelapa sawit sudah tidak diperbolehkan di UE pada tahun 2030. Pasalnya, RED II menempatkan kelapa sawit sebagai komoditas berisiko tinggi terhadap perusakan hutan (deforestasi)/indirect land-use change (ILUC) (Delegated Regulation/DR Article 3 and Annex). Menurut Wisnu, keputusan tersebut tidak jelas dasarnya. Sehingga, Indonesia mau mengajukan protes.
“Ya RED II-nya, kan kita mau passing out tahun 2030 kan. ILUC-nya kita dianggap sebagai yang high risk di land use. Itu kan kita nggak terima, lagi pula kriterianya apa? Dasarnya apa? Standar dari UE apa? Itu yang mau kita coba dalam notifikasi ini,” pungkas dia. (dtc/ram)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Sarwo Edhi mengungkapkan Indonesia kehilangan 650 ribu hektare lahan sawah. Namun tidak dapat langsung disimpulkan berkurangnya lahan sawah karena beralih fungsi.
Berkurangnya lahan sawah diketahui setelah dilakukan validasi ulang terhadap data statistik pertanian 2017 oleh Kementerian ATR/BPN.
“Jadi kita kehilangan 650 ribu hektare (lahan sawah),” kata dia ditemui usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/10).
Pihaknya pun masih terus melakukan pendataan terhadap lahan sawah yang berkurang di tiap-tiap wilayah mulai dari kabupaten hingga desa.
“Tapi kita masih berusaha klarifikasi dan validasi terhadap sawah-sawah yang berkurang di setiap kabupaten/kota, setiap desa, kecamatan dan kita sampai hari ini sudah dapat 150 ribu hektare kurang lebih,” ujarnya.
Dari 650 ribu hektare lahan, sudah ditemukan sebanyak 150 ribu hektare. Artinya masih ada 500 ribu hektare lahan sawah yang belum terdata dan diketahui statusnya.
“Kan kita berkurang 650 ribu hektare, dan kita berusaha agar mengembalikan yang hilang. Dari yang hilang 650 ribu hektare kita sudah dapat kurang lebih 150 ribu hektare, dan kita harus cari 500 ribu hektare yang dinyatakan hilang,” ujarnya. “Jadi nanti kita normalkan kembali sesuai kondisi lapangan, harapan kita,” tambahnya. (dtc/ram)
LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Polres Deliserdang diduga ‘mengendapkan’ kasus penganiayaan antara Doni Parhusip (27) dan Bongotan Siburian (52). Keduanya sama-sama melapor. Namun, penyidik mengutamakan laporan polisi (LP) Bongotan Siburian yang disebut-sebut sebagai bekas bandar judi togel terbesar di Deliserdang.
CERITANYA, peristiwa penganiayaan yang dialami Doni Parhusip itu terjadi di Jalan Siantar, Gang Azas, Kelurahan Cemara, Kecamatan Lubukpakam, 7 Januari 2017 sekira pukul 11.00 WIB.
Saat itu, Doni hendak keluar rumah. Ketika akan menyalakan sepedamotornya, Bongotan Siburian alias Oppung mengambil paksa kunci kontak motor Doni.
Doni kemudian meminta kunci sepedamotornya kepada Bongotan. Alih-alih diberi, Doni malah didorong Bongotan hingga jatuh ke tanah.
Bukan itu saja, Bongotan juga mengambil handphone milik Doni. Setelah itu, Bongotan meninggalkan Doni.
Kemudian, Doni bertemu dengan Rudi Simarmata. Ia minta ditemani untuk meminta ponselnya kepada Bongotan.
Ketika tiba dirumah Bongotan di Jalan Siantar, Kampung Tomuan, Kelurahan Cemara, Kecamatan Lubukpakam, tiba-tiba pelaku langsung mencekik leher dan menodongkan sebilah pisau ke leher Doni.
Tak terima warga Dusun II, Kampung Baru, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang langsung membuat pengaduan ke Polres Deliserdang.
Oleh petugas SPKT Polres Deliserdang, pengaduan Doni diterima dengan Nomor LP/18/I/2017/SU/RES DS.
Orangtua Doni mengatakan, anaknya belum ada perdamaian dan kemungkinan tidak mau berdamai.
“Anakku sudah masuk penjara pada Agustus 2017 dan bebas Oktober 2019. Sedangkan laporan pengaduan anakku sampai sekarang tak tahu prosesnya,” sebutnya saat disambangi Sumut Pos di rumahnya, Rabu (16/10).
Terpisah, Kanit Idik I Satreskrim Polres Deliserdang, Ipda Randy Anugrah SIK mengaku akan mengecek laporan pengaduan Doni. “Penyidik yang menangani sedang lepas piket, nanti kami check dulu ya,” sebutnya.(btr/ala)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sempat viral di media sosial (Medsos), tiga pelaku bajing loncat berhasil ditangkap dalam tempo waktu 3 jam. Ketiganya telah diamankan di Mapolres Pelabuhan Belawan, Rabu (16/10).
Ketiga pelaku masing-masing, Imanudin Nasution (26), Yunus Bangun (30) dan M Ihsan (25). Semuanya merupakan warga Belawan.
Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan mengatakan, para pelaku melakukan bajing loncat di Jalan Raya Pelabuhan, Belawan. Mereka mencuri 3 batang besi dari mobil truk kontainer dan direkam warga dengan durasi video 1.10 menit.
“Setelah viral, kita langsung turun ke lokasi menangkap pelaku. Dalam tempo 3 jam mereka kita tangkap dengan barang bukti besi yang dicuri,” kata Kapolres didampingi Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Jerico Lavian Chandra, Rabu (16/10).
Aksi itu, kata orang nomor satu di Polres Pelabuhan Belawan ini, dilakukan 4 orang. Sementara, pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap satu pelaku yang berhasil kabur.
“Mereka ini sudah sering melakukan bajing loncat untuk mengambil barang-barang dari truk yang keluar dari pelabuhan. Para pelaku kita jerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian diancam penjara minimal 5 tahun penjara,” pungkas Ikhwan.
Sebelumnya, berita viral bajing loncat menyebar ke beberapa media sosial (Medsos). Dalam video berdurasi 1.10 menit itu, para pelaku mengambil besi baja ringan dari mobil kontainer. Tepatnya di depan PT Smart, Jalan Pelabuhan Raya, Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan.
Meskipun suasana kendaraan ramai melintas, pelaku berhasil mengambil 3 batang besi dari mobil kontainer tersebut.(fac/ala)
Istimewa
BARANGBUKTI: Barang bukti yang diamankan dari tiga pelaku curanmor yang beraksi di rumah kos Jalan Setiabudi Pasar II, Tanjung Sari, Medan Selayang.
BARANGBUKTI: Barang bukti yang diamankan dari tiga pelaku curanmor yang beraksi di rumah kos Jalan Setiabudi Pasar II, Tanjung Sari, Medan Selayang.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Subdit III/Jatanras Direktorat Reskrimum (Ditreskrimum) Poldasu meringkus tiga pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang kerap beraksi di rumah kos Jalan Setiabudi, Pasar II, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang.
Para pelaku ditangkap saat bersembunyi di salah satu kamar Hotel The K, Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, Jumat (4/10) lalu.
Ketiga pelaku masing-masing, Diky Pranata alias Diky (36) warga Jalan Air Bersih, Gang Olahraga, Kelurahan Sudirejo, Kecamatan Medan Kota; Muhammad Dimas alias Dimas (19) warga Jalan Pintu Air 4, Gang Keluarga, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor dan Muhammad Sauzi alias Ozi (28) warga Jalan Merdeka Lorang 21 Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat.
Kasubdit III/Jatanras Polda Sumut AKBP Maringan Simanjuntak mengatakan, penangkapan ketiga pelaku berdasarkan laporan korbannya bernama Kristo Paulus Sinurat yang membuat pengaduan ke Polsek Medan Sunggal. Dalam pengaduannya, korban mengalami pencurian.
“Kejadiannya pada Kamis (3/10) sekitar pukul 03.30 WIB, dimana rumah kos korban disatroni para pelaku,” ujar Maringan, Rabu (16/10).
Dijelaskan Maringan, awalnya pelaku Diky dan Sauzi melihat sepeda motor Vario warna merah milik korban yang diparkir di halaman rumah kos dengan kondisi pagar sedang digembok. Melihat itu, kedua pelaku selanjutnya memotong gembok pagar rumah kos menggunakan gunting besi. Sedangkan pelaku Dimas melakukan pemantauan jika ada orang yang melintas.
“Setelah berhasil merusak gembok pagar dan masuk, pelaku melihat sepedamotor korban yang diparkirkan. Selanjutnya, pelaku Diky merusak stang sepeda motor tersebut dan kemudian dibantu Sauzi mendorongnya secara perlahan keluar,” terang Maringan.
Usai berhasil mengambil sepeda motor korban, sambung Maringan, pelaku kemudian kabur dan menjualnya kepada penadah. Setelah itu, bersembunyi di Hotel The K.
“Dari pengaduan korban yang kemudian dilakukan penyelidikan, kita mendapat informasi para pelaku bersembunyi di hotel tersebut. Tanpa buang waktu, personel lalu ditugaskan melakukan penangkapan dan ketiga pelaku pun tak berkutik,” jelasnya.
Maringan menyebutkan, dari ketiga pelaku disita barang bukti uang tunai Rp500 ribu, satu gembok warna putih dalam kondisi rusak terpotong, satu kunci T, satu kunci Y, anak kunci yang dimodifikasi untuk merusak kunci kontak, pistol mainan, tiga obeng, satu handphone, satu sepedamotor pelaku, gunting besi dan lainnya.
“Uang hasil penjualan sepedamotor curian digunakan untuk membeli sabu-sabu dan foya-foya memuaskan nafsu pribadi para pelaku. Mereka juga sudah beraksi beberapa kali di wilayah hukum Polrestabes Medan,” sebutnya.
Ia menambahkan, kasus ini masih terus dikembangkan lebih lanjut. Sedangkan tersangka dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman lebih dari 5 tahun kurungan penjara.(ris/ala)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Walau telah dituntut rendah Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejatisu, Djajawi Murni (54) tetap minta keringanan hukuman kepada majelis hakim. Padahal, terdakwa pengedar kosmetik ilegal ini, cuma dituntut 5 bulan penjara denda Rp5 miliar subsider 3 bulan kurungan.
“Meminta kepada majelis hakim supaya menghukum seringan-ringannya,” ucap Zai, Penasihat hukum (PH) terdakwa di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (16/10).
Usai mendengarkan pembelaan (pledoi) terdakwa, Ketua Majelis hakim Erintuah Damanik menunda sidang hingga pekan depan dengan agenda putusan.
Sementara, PH terdakwa yang ditemui seusai sidang, mengaku pertimbangan terdakwa meminta keringanan hanyalah masalah izin.
“Itu sudah tugas kami bang, jadi apalah tugas kami kalau tidak minta keringanan,” tandasnya.
Dalam kasus ini, terdakwa yang me rupakan Direktur CV Agung Lestari ini, tidak ditahan alias tahanan kota.
Dalam dakwaan JPU Fransiska Panggabean disebutkan, pada tanggal 21 Januari 2019, terdakwa ditangkap petugas Polda Sumut di gudang kosmetik milik terdakwa di Jalan Merbau No 12 Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah.
“Terdakwa dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar, sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar,” kata JPU.
Lebih lanjut, terdakwa mendirikan CV Agung Lestari yang bergerak di bidang perdagangan dan jual beli kosmetik pada tahun 2004. Kemudian, tahun 2013 terdakwa memulai usaha menjual kosmetik yang tidak memiliki izin edar dimana terdakwa membeli kosmetik tersebut dari Negara Malaysia.
Tahun 2014, terdakwa ingin mengurus izin edar kosmetik yang diperjualbelikan melalui kantor biro jasa yang bernama kantor Felix. Namun saat itu, terdakwa hanya melalui komunikasi saja dan tidak membuat surat permohonan resmi secara tertulis. Sehingga terdakwa tidak dapat memiliki izin untuk memperjualbelikan kosmetik tersebut.
Selama menjalankan bisnis kosmetik ilegalnya itu, terdakwa mempunyai 16 konsumen tetap di Pasar Sambas dan Petisah.(man/ala)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi komplotan pencuri dengan modus gembos ban mobil berhasil digagalkan korbannya di kawasan Jalan Cemara, Desa Sampali, Percut Sei Tuan, Selasa (15/10) siang. Para pelaku yang ber jumlah 3 orang kabur setelah dipergoki pemilik mobil.
Namun satu di antaranya berhasil diringkus korban bersama rekannya dibantu warga setempat. Selanjutnya, pria itu diserahkan ke Polsek Percut Sei Tuan.
Panit I Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Ipda Supriadi membenarkan pihaknya sudah mengamankan salah seorang anggota komplotan pencuri dengan modus gembos ban mobil.
Meski belum memberikan identitas tersangka yang diamankan serta korbannya, Supriadi mengaku saat ini polisi tengah melakukan pengembangan guna mencari pelaku lainnya.
Namun, saat melakukan pengembangan seusai penangkapan itu, pelaku disebut melakukan perlawanan sehingga mendapat tindakan tegas dari polisi dengan menembaknya.
“Saat ini tersangka sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Bahayangkara Medan,” katanya.
Dalam aksinya, sebut Supriadi, para pelaku yang berjumlah 3 orang (yang sudah sering melakukan aksi serupa) mengendarai sepedamotor mengikuti korban yang berada di dalam sebuah mobil.
“Jadi, para pelakunya dari sepedamotor lemparkan (menendang) sebuah benda mirip paku payung ke salah satu ban mobil korban, sehingga ban mobil meletus dan kempes,” sebutnya.
Saat itulah para pelaku rencananya beraksi. Namun, kali ini korban ternyata sudah curiga dan tak keluar dari mobil.
Korban lantas menghubungi temannya untuk menolong. Sehingga, aksi pencurian belum sempat dilakukan.
“Yang diharapkan pelaku, si korban turun dan pelaku bisa berpura-pura membantu sementara pelaku lain melakukan aksi pencurian di dalam mobil korban, ternyata korban tetap di dalam. Teman korban datang menangkap pelakunya bersama warga. Karena korban sudah tau dari kaca spion mobilnya saat pelaku melakukan aksinya,” terangnya.
Setelah menangkap seorang pelaku, korban dan warga melaporkan kejadian itu ke polisi dan berharap meringkus kawanan lainnya. “Jadi, barang atau uang mi lik korban belum sempat dicuri, tapi korban mengaku sudah beberapa kali merugi dengan modus ini. Dan, pelaku ini sudah sering melakukan aksi serupa. Bahkan laporan polisinya juga ada di wilayah Pol sek Medan Timur,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Aris Wibowo mengaku masih melakukan penyelidikan. “Pelakunya ada 3 orang dan 1 orang sudah kita amankan. Saat ini masih kita selidiki. Sabar dulu ya,” katanya.(bbs/ala)