28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 4873

Hasil Uji Lab Tiga Mahasiswi FK USU Negatif Difteri

Difteri-ilustrasi.
Difteri-ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil uji swab tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) asal Malaysia yang diduga terserang difteri atau suspect difteri di Laboratorium (lab) Litbangkes Kemenkes RI ternyata negatif. Hasil uji lab tersebut disampaikan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut.

“Hasil uji lab tiga mahasiswi FK USU yang terkena suspect difteri sudah keluar dari Litbangkes. Hasilnya, mereka negatif (difteri),” ujar Kepala Dinkes Sumut Alwi Mujahit Hasibuan, Senin (7/10).

Oleh karena itu, kata Alwi, masyarakat tidak perlu panik dengan penyakit difteri tersebut. “Masyarakat tidak perlu panik dengan difteri karena hasil uji lab negatif. Namun demikian, tetap harus mewaspadai dengan melakukan vaksin atau imunisasi serta menjaga pola hidup bersih dan sehat,” paparnya.

Alwi mengaku, pihaknya bersama dengan dinas kesehatan di kabupaten/kota sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak Puskesmas, pelaksana program dan kecamatan bahkan bupati untuk mengantisipasi kasus difteri. “Jangan khawatir, sudah ada langkah-langkah yang dilakukan terkait kasus suspect difteri ini. Kita juga sudah mengimbau kepada masyarakat,” pungkasnya.

Sementara, sebelumnya dr Restuti Hidayani Saragih SpPD selaku tim yang menangani pasien difteri di RSUP H Adam Malik mengatakan, penatalaksanaan pasien suspect difteri baik usia kategori anak maupun dewasa tidak perlu menunggu hasil uji swab dari laboratorium. Pun begitu, hasil uji laboratorium tersebut tetap harus ditunggu dan diambil karena ada klasifikasi kasusnya.

“Ada kasus yang butuh konfirmasi, artinya gejala dan tandanya cocok dengan penyakit difteri. Kemudian, sangat mencurigakan ke arah difteri dan untuk menentukan itu adalah dokter ahlinya. Kalau dewasa spesialis penyakit dalam, sedangkan anak-anak ialah dokter spesialis anak dan spesialis THT,” kata dr Restuti.

Ia melanjutkan, jika dokter ahlinya sudah menyatakan oke bahwa dialami seorang pasien gejala klinis dan sesuai dengan tanda-tandanya, maka pasien tersebut dikatakan suspect difteri. Namun demikian, untuk penanganannya dilakukan seperti pasien difteri, yaitu diberi obat antioksin ADS (anti difteri serum) serta antibiotik, tidak perlu menunggu hasil uji sampel. Obat tersebut diberikan minimal 7-14 hari.

“Hasil uji laboratorium yang dilakukan bisa saja hasilnya negatif. Sebab, banyak hal yang mempengaruhi hasil uji lab tersebut, contohnya timing atau waktu pengambilan sampel. Karena, setiap pasien yang suspect difteri sangat berbeda satu sama lain, ada yang datangnya cepat dan ada juga yang lambat. Ada yang sudah mendapat antibiotik dengan membelinya sendiri,” paparnya.

Sebab, lanjutnya, di Indonesia untuk penatalaksaan resep antibiotik masih lemah karena orang bisa beli antibiotik seperti kacang goreng. “Kemudian, siapa yang mengambil sampel dan banyak faktor teknis lainnya yang dapat menentukan hasil uji laboratorium. Jika hasilnya negatif maka tidak serta-merta menggugurkan diagnosis klinis difteri,” ujarnya lagi.

Diketahui, tiga mahasiswi FK USU asal Malaysia yang diduga terserang bakteri difteri adalah Nurul Arifah Ahmad Ali (20), LW (21) dan U (21). Akibatnya, dari ketiga mahasiswi tersebut satu di antaranya yaitu Nurul meninggal dunia.

Nurul sempat dirawat di RSUP H Adam Malik yang masuk pada Kamis (19/9) sekitar pukul 18.30 WIB, setelah sebelumnya dirujuk dari RS USU. Nurul kemudian dirawat di ruang isolasi infeksius dan dilakukan penanganan suspect difteri. Namun pada Jumat (20/9) kondisi kesehatan pasien tersebut terus menurun meski sudah ditangani.

Akhirnya, Nurul meninggal dunia pada Sabtu (21/9) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Artinya, Nurul hanya dirawat satu hari dua malam atau kurang dari dua hari. Saat ditangani ketika dirujuk, kondisinya sudah cukup parah

Sedangkan LW dan U, yang merupakan teman satu kos Nurul, baru masuk dan dirawat di rumah sakit yang sama pada Selasa (24/9) siang. Setelah menjalani perawatan hampir dua minggu, keduanya akhirnya dibolehkan pulang karena kondisinya terus membaik. Meski demikian, keduanya masih harus tetap berobat jalan dan dalam pengawasan sampai nantinya benar-benar sembuh. (ris/ila)

Kebijakan Pembangunan Medan Utara Jauh dari Ekspektasi Publik

Fachril/sumut pos BERSAMA: Ketua Presedium Masyarakat Medan Utara, Saharuddi, foto bersama lainnya.
BERSAMA: Ketua Presedium Masyarakat Medan Utara, Saharuddi, foto bersama lainnya.
Fachril/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Presedium Masyarakat Medan Utara, Saharuddin, mengatakan, realisasi pembangunan dan realitas kebijakan terhadap pembangunan Medan Utara masih jauh dari ekspektasi publikn

Hal itu terbukti dari pengungkapan masyarakat Medan Utara dari berbagai latar belakang memberikan kesaksian atas apa yang mereka rasakan

“Kesaksian yang dilakukan adalah lewat tulis dan baca testimoni masyarakat Medan Utara yang dilakukan oleh sejumlah kalangan,” kata Saharuddin ketika membuka testimoni masyarakat Medan Utara di Kawasan Wisata Danau Siombak, Medan Marelan, Jumat (4/10) lalu.

Hadir pada acara tersebut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, Zulfahri Siagian, Advokad Ibeng S Rani, tokoh pemekaran Medan Utara, Awaluddin dan anggota DPRD Medan dari Fraksi PAN, Subari.

Dalam acara testimoni yang juga turut dihadiri Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan Lubis, sejumlah peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, jurnalis, nelayan, guru, advokat hingga calon Wali Kota Medan memberikan kesaksian mereka terhadap Medan Utara.

“Ada sekitar 19 peserta tulis baca testimoni Medan Utara yang masuk ke panitia, mereka berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, jurnalis, nelayan, guru, advokat hingga calon Wali Kota Medan,” kata Saharuddin.

Dari sejumlah tulisan kesaksian yang sempat dibacakan pada acara tersebut, para peserta lebih memfokuskan tentang kurangnya perhatian Pemko Medan terhadap pembangunan di Medan Utara, sehingga masyarakat bertekad mengajukan usul pemekaran berpisah dengan Kota Medan untuk membentuk daerah otonom baru.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan Lubis, pada kesempatan itu menyatakan mendukung terbentuknya pemekaran Medan Utara. “Kita akan dukung bila untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Kapolres. (fac/ila)

Satpol PP Bersama BKD & PSDM Kota Medan Sidak ASN Keluyuran di Jam Kerja, 7 ASN Kedapatan Lagi Belanja

markus/sumut pos TERJARING: Tim Satpol PP, BKD & PSDM Kota Medan mendapati seorang ASN yang bolos di jam kerja.
TERJARING: Tim Satpol PP, BKD & PSDM Kota Medan mendapati seorang ASN yang bolos di jam kerja.
Markus/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 7 orang Apratur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Medan kedapatan keluyuran pada saat jam kerja di dua pusat perbelanjaan modern dan tradisional di Kota Medan, Senin (7/10).

Ketujuh ASN selanjutnya membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan mereka. Apabila kedapatan kembalin

sanksi tegas pun akan dijatuhkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.53/2019 tentang Disiplin Pegwai Negeri Sipil.

Penyisiran terhadap ASN yang keluyuran pada saat jam kerja dilakukan Satpol PP Kota Medan bersama dengan Badan Kepegawain Daerah dan Pengembangan Suimber Daya Manusia (BKD & PSDM) ketika melakukan inpeksi mendadak (sidak) di sejumlah lokasi di Kota Medan. Sebagai sidak awal, ada dua lokasi yang disambangi petugas Satpol PP yakni Medan Fair Plaza Jalan Gatot Subroto dan Pasar Petisah.

Sidak dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, setelah sebelumnya Kasatpol PP Kota Medan H M Sofyan memberikan arahan kepada seluruh personel yang akan diturunkan melakukan razia di Kantor Satpol PP Jalan Arif Lubis. Dikatakan Sofyan, sidak dilakukan dalam rangka melakukan penertiban, penegakan disiplin sekaligus pembinaan terhadap para ASN agar tidak berkeliaran saat jam kerja.

“Ini sidak pertama kali dilakukan, sifatnya masih sosialisasi dan pembinaan. Bagi ASN yang kedapatan keluyuran, mereka kita buat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya. Namun dalam sidak selanjutnya, tindakan tegas akan dilakukan.

Artinya, ASN yang kedapatan keluyuran pada saat jam kerja akan diserahkan kepada BKD & PSDM Kota Medan untuk ditindak sesuai dengan dengan Peraturan Pemerintah No.53/2019 juncto Peraturan kepala Badan kepegawaian Negara No.21/2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,” kata Sofyan.

Guna menghindari terkena sanksi tegas tersebut, Kasatpol PP mengimbau kepada seluruh ASN maupun nonASN di lingkungan Pemko Medan agar semakin meningkatkan disiplin dan bekerja dengan sebaik-baiknya, serta bertanggungjawab penuh atas tugas-tugas yang telah diamanahkan, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Semoga dengan sidak yang kita lakukan hari ini, tidak ada lagi ASN di lingkungan Pemko Medan yang berkeliaran pada saat jam kerja. Sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat, kita harus disiplin dan bekerja serius dan penuh tanggung jawab. Ingat, sidak seperti ini akan terus rutin kita lakukan!” tegasnya.

Usai arahan, tim pun langsung bergerak melakukan penyisiran dipimpin Kabid Penegakan Peraturan & Perundang-undangan Daerah Satpol PP Ardani. Medan Fair Plaza merupakan lokasi pertama didatangi. Sebab pusat perbelanjaan modern ini ditengarai sering didatangi sejumlah ASN pada saat jam kerja. Informasi tersebut terbukti, 3 orang ASN kedapatan tengah berada di tempat tersebut mengenakan pakaian dinas.

Ketiga ASN itu, satu pria dan dua perempuan, masing-masing ISR bertugas di kantor Kelurahan Sei Sikambing B, S (Dinas Sosial) serta HZ (Kelurahan Aur).Ketiganya kedapatan sedang berada di lantai empat yang merupakan gerai penjualan handphone serta peralatan elektronik lainnya. Dari ketiga ASN terebut, salah seorang diantaranya mengenakan sweater merah untuk menutupi baju dinasnya.

Meski berulangkali minta maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya, namun petugas Satpol PP dan BKD & PSDM tidak bergeming. Ketiganya diminta untuk menandatangani surat pernyataan yang telah dipersiapkan. Dengan berat hati ketiga ASN tersebut akhirnya menandatangani surat pernyataan tersebut.

Setelah itu petugas Satpol PP dan BKD & PSDM bergerak menuju Pasar Petisah. Setelah melakukan penyisiran, akhirnya terciduk 4 orang ASN yang tengah berseliweran di lantai satu tempat penjualan pakaian.

Keempat ASN itu umumnya wanita, masing-masing TSR (Puskesmas Terjun), RP (Puskesmas Amplas), IL (Dinas Kesehatan) dan GS(Dinas Kesehatan). Namum RP dari Puskesmas Amplas ternyata memiliki Surat Perintah Tugas (SPT) dari atasannya sehingga surat pernyataan yang telah ditandatanganinya akhirnya dibatalkan.

Sama seperti ASN yang ditemukan di Medan Fair Plaza, keempat ASN yang terciduk di Pasar Petisah juga semula menolak untuk menandatangani surat pernyataan dengan menyampaikan berbagai alasan. Lantaran petugas Satpol PP dan BKD & PSDM tidak bergeming sedikit pun, keempatnya akhirnya pasrahan dan menandatangani surat pernyataan tersebut. (map/ila)

Curi Ikan di Perairan Indonesia, 6 Kapal Asing Ditenggelamkan

fachril/sumut pos TENGGELAM: Plt Direktur PSDKP - RI, Pung Nugroho, berdiri di atas dek kapal. Sedangkan di seberang tampak 6 kapal mulai tenggelam.
TENGGELAM: Plt Direktur PSDKP – RI, Pung Nugroho, berdiri di atas dek kapal. Sedangkan di seberang tampak 6 kapal mulai tenggelam.
Fachril/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 6 kapal ikan asing mencuri ikan atau ilegal fishing di Perairan Indonesia dimusnahkan dengan cara ditenggelamkan di Perairan Bouy 2 Be-lawan, Sumatera Utara, Senin (7/10).

Pemusnahan barang bukti hasil kejahatan dilakukan setelah adanya kekuatan hukum dari Kejaksaan Negeri Belawan dilaksankan tim gabungan Satgas 115 dari Dirjend Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), TNI AL, Polair, Bea Cukai dan Kejaksaan.

Proses pemusnahan di tengah laut dengan cara mengisi air, batu dan pasir ke dalam kapal asing tersebut kemudian, kapal berbendera Malaysia itu pun ditenggelamkan dengan dibantu kapal petugas agar cepat tenggelam.

Plt Direktur PSDKP – RI, Pung Nugroho mengatakan, pemusnahan 6 kapal yang dilakukan di Belawan bersamaan dengan pemusnahan kapal di daerah lain dengan total 40 kapal. Penenggelaman kapal dilakukan guna memberikan efek jera bagi pelaku ilegal fishing di Perairan Indonesia.”Dengan adanya pemusnahan ini, akan menciptakan lahan baru bagi nelayan tradisional di Indonesia, sehingga budidaya ikan dapat dihasilkan nelayan kita,” ungkapnya. (fac/ila)

Fraksi dan DPC PDIP Kota Medan Bantu Korban Kebakaran

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPC PDIP Kota Medan dan Fraksi PDIP DPRD Kota Medan melakukan aksi sosialnya dengan menyerahkan bantuan bahan material bangunan untuk korban kebakaran di Jalan S Parman Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru, Senin (7/10).

Bantuan diberikan langsung Ketua DPC PDIP Kota Medan, Hasyim SE, bersama Bendahara DPC PDIP Boydo Hk Panjaitan dan pengurus DPC PDIP Medanlainnyan

Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Medan, Robbi Purba dan anggota Fraksi PDIP DPRD Medan yang diterima tim posko dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan disaksikan Plh Lurah Petisah Hulu Erwin E Sibero bersama warga korban kebakaran.

Dikatakan Hasyim, bantuan bahan material bangunan berupa semen sebanyak 50 sak, seng 40 lembar dan paku dengan total nilai Rp 10 juta. Selain itu juga memberikan bantuan uang untuk pengurus ranting PDIP yang juga menjadi korban kebakaran.

“Dari keterangan lurah kalau bantuan domestik makanan sudah cukup diterima warga, jadi kami memberi bantuan bahan bangunan untuk membantu warga korban kebakaran agar dapat secara bertahap memperbaiki rumahnya yang telah rusak,” ujarnya kepada wartawan.

Kedatangan pengurus DPC PDIP dan Fraksi PDIP DPRD Kota Medan ini, lanjut Hasyim, sekaligus memberi semangat kepada warga korban kebakaran agar bisa kembali bangkit dari musibah

“Kita turut prihatin terhadap bencana kebakaran yang terjadi ini dan menjadi tugas kita untuk memberi bantuan baik moril dan materil,” katanya yang juga Ketua DPRD Kota Medan sementara ini.

Ia juga berharap elemen masyarakat lain ikut memberi perhatian dan bantuannya karena warga masih sangat membutuhkan uluran tangan sehingga kondisi rumah warga bisa kembali seperti semula. “Ada sekitar 45 rumah yang menjadi korban kebakaran dan ini sangat butuh bantuan,” tuturnya. (map/ila)

Disdukcapil Medan Giat Program ‘Jumat Menyapa’

ANTAR: Petugas Disdukcapil dan Kecamatan mengantarkan langsung KTP kepada salah satu warga Kota Medan yang mengurusnya lewat program Jumat Menyapa.
ANTAR: Petugas Disdukcapil dan Kecamatan mengantarkan langsung KTP kepada salah satu warga Kota Medan yang mengurusnya lewat program Jumat Menyapa.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di era digitalisasi saat ini, masih begitu banyak masyarakat yang kurang peduli dengan pentingnya dokumen kependudukan yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu maupun keluarga.

Padahal, dokumen kependudukan merupakan identitas diri yang sangat dibutuhkan dalam berbagai hal, sekaligus sebagai status sah di mata hukum.

“Tapi faktanya masih cukup banyak masyarakat yang kurang peduli, nanti begitu sudah ada keperluan baru sibuk untuk mengurus dokumennya. Entah itu KTP, KK, akta kelahiran dan berbagai produk dokumen kependudukan lainnya,” ucap Kepala Dina Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Medan, Drs Zulkarnain MSi kepada Sumut Pos, Senin (7/10).

Untuk itu, kata Zulkarnain, pihaknya telah menciptakan sekaligus melakukan berbagai program untuk meningkatkan n

kesadaran dan kemauan masyarakat untuk segera mengurus dokumen kependudukannya. Salah satunya, dengan melakukan program ‘Jumat Menyapa’.

Dijelaskan Zulkarnain, program ini merupakan program yang baru berjalan di Disdukcapil Kota Medan. Namun hasilnya cukup memuaskan. Sebab, walau baru berjalan beberapa bulan, namun sudah cukup banyak dokumen kependudukan yang didistribusikan oleh Disdukcapil Medan melalui 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan.

“Jadi dalam program ini, masyarakat hanya cukup mendatangi kantor kecamatan di wilayahnya masing-masing. Di sana mereka harus menyerahkan syarat-syarat yang dibutuhkan dalam mengurus dokumen kependudukan. Tentunya akan dibantu pihak Kecamatan. Petugas Disdukcapil akan datang ke sana untuk mengambil syarat-syarat lengkap yang sudah disiapkan, mengurusnya dan akan mengantarkannya kembali ke tiap-tiap kecamatan setiap hari Jumat,” jelasnya.

Nantinya, terang Zulkarnain, masyarakat tinggal mengambil dokumen kependudukan yang sudah selesai di masing-masing kecamatan dan ada juga beberapa yang diantarkan langsung ke rumah masyarakat. Setidaknya, ada 10 dokumen kependudukan yang didistribusikan ke tiap-tiap kecamatan setiap Jumatnya.

“Setidaknya ada 10 dokumen per kecamatan, tapi rutin setiap Jumat. Kalau dikali 21 kecamatan maka setidaknya ada 210 dokumen yang distribusikan dalam satu minggu ke tiap kecamatan oleh petugas kita,” terangnya.

Selain itu, lanjut Zulkarnain, Jumat menyapa ini diinisiasi karena menjadi Program yang merupakan bagian dari model sosialisasi efektif. Sebab apa? Dalam program ini ada dialog antara petugas dengan masyarakat pemohon. Selain itu, pelayanan Disdukcapil ini nantinya diharapkan agar dapat ditularkan kepada masyarakat lainnya.

“Membangun kepercayaan masyarakat bahwa disdukcapil itu siap melaksanakan pelayanan publik di bidang kependudukan. Sesuai dengan sistem dan prosedur SOP, kita ingin memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa masyarakat datang untuk mengurus sendiri dengan syarat yang lengkap, pasti akan dilayani dan tanpa dipungut biaya,” tegasnya.

Terakhir, Zulkarnain mengimbau agar masyarakat tidak lagi pasif atau menunda-nunda kepengurusan dokumen kependudukannya serta menghindari jasa-jasa perantara alias calo agar tidak terkena biaya. “Sebab, lembaga pengelola kependudukan itu adalah Disdukcapil, bukan institusi lain selain Disdukcapil,” pungkasnya.(map/ila)

Wakil Wali Kota Resmikan Tamoe Coffe & Resto di Jalan Kartini

BERGURAU: Wakil Wali Kota, Akhyar Nasution, Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suriono dan lainnya, bercanda di sela-sela menghadiri grand opening Tamoe Coffe dan Resto.
BERGURAU: Wakil Wali Kota, Akhyar Nasution, Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suriono dan lainnya, bercanda di sela-sela menghadiri grand opening Tamoe Coffe dan Resto.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah gerai coffe shop di Kota Medan bertambah lagi menyusul hadirnya Tamoe Coffe dan Resto di Jalan Kartini. Dengan demikian warga yang bermukim di ibukota Provinsi Sumatera Utara ini, punya banyak pilihan alternatif untuk menyerumput kenikmatan kopi sekaligus kuliner terbaik bersama kolega maupun anggota keluarga.

Di samping itu juga tentunya semakin mengukuhkan Kota Medan sebagai tempat bagi para pecinta kopi untuk menikmati aneka kopi terbaik yang ada di nusantara, terkhusus Sumatera Utara yang selama ini terkenal sebagai sentra penghasil kopi terbaik di Tanah Air. Sebut saja, Kopi Sidikalang, Sipirok. Mandailing, Tarutung dan Lintong yang telah sangat melegenda bagi para penikmat kopi.

Kehadiran Tamoe Coffe dan Resto milik Ahmad Aslan Saragih ini meramaikan bisnis coffe shop di Kota Medan setelah dilakukannya grand opening, Sabtu (5/10). Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diwakili Wakil Wali Kota Ir H Akhyar Nasution MSi menghadiri grand opening didampingi Kadis Pariwisata Kota Medan Agus Suriono.

Akhyar berharap, Tamoe Coffe dan Resto punya ciri khas tersendiri sehingga menarik penikmat kopi untuk datang, terutama bagi kalangan generasi muda. “Anak muda di Kota Medan kini telah menjadikan gerai kopi sebagai life style. Selain tempat nongkrong, gerai kopi juga sering dijadikan tempat berdiskusi maupun membicarakan bisnis.

Kondisi itulah, bilang Akhyar yang membuat gerai kopi terus bermunculan di Kota Medan. “Walaupun Kota Medan bukan penghasil kopi dan tidak memiliki perkebunan penghasil kopi namun bisnis gerai kopi saat ini cukup booming. Hampir di setiap sudut kota ditemui gerai kopi dengan menghadirkan aneka varian kopi terbaik dan berkualitas tinggi,” kata Akhyar.

Selain life style, kata Wakil Wali Kota, tradisi minum kopi sudah melekat dalam keseharian warga Kota Medan. Itu sebabnya seluruh kopi terbaik di Tanah Air dengan mudah ditemui di Kota Medan. Oleh karenanya mantan anggota DPRD Kota Medan itu mengajak paca pecinta kopi di Tanah Air untuk mencoba kenikmatan kopi yang ada.

“Apabila mengunjungi Kota Medan, jangan lupa mencicipi kopi yang ditawarkan di gerai-gerai kopi yang ada. Rasakan sensasi kopi terbaik asli dari Sumut, dipastikan akan ketagihan karena cita rasanya. Sama seperti kuliner di Kota Medan, kopi disini juga hanya punya dua rasa yakni enak dan enak sekali,” promosinya.

Memanfaatkan momentum grand opening Tamoe Coffe dan Resto tersebut, Wakil Wali Kota mengajak semua untuk terus mempromosikan Kota Medan sebagai tempat bagi pecinta kopi. Untuk mewujudkan hal itu, Wakil Wali Kota berpesan kepada seluruh pemilik coffe shop agar senantiasa menjaga kualitas dan kenikmatan kopi yang disajikan sehingga memuaskan para penikmat kopi tidak hanya dari Kota Medan tetapi juga daerah lain. (map/ila)

Syukuran 6 Caleg Gerindra Labuhanbatu, Abdul Karim: Gerindra akan Perjuangkan Anggaran Rakyat

FAJAR DAME HARAHAP/SUMUT POS Wakil Ketua DPRD Labuhanbatu, Abdul Karim Hasibuan.
Abdul Karim Hasibuan.

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Partai Gerindra Labuhanbatu menegaskan akan memperjuangkan politik anggaran rakyat di APBD Labuhanbatu.

“Keberadaan legislatif dari Partai Gerindra untuk menyahuti keinginan masyarakat. Agar aspirasi rakyat diperjuangkan. Yakni dengan mengalokasi dana kepentingan masyarakat dalam penganggaran keuangan daerah bersama TAPD,” ungkap Ketua DPC Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Labuhanbatu Abdul Karim Hasibuan kepada Sumut Pos di sela acara syukuran terpilihnya enam kader Partai Gerindra sebagai anggota DPRD Labuhanbatu periode 2019-2024, di Sekretariat, Jalan Perdamaian, Rantauprapat, Minggu (6/10).

Hadir di acara itu para caleg Partai Gerindra Labuhanbatu di 5 Dapil Pemilu 2019, kader, pengurus partai di ranting dan sembilan PAC kecamatan se-Labuhanbatu. Selain itu, juga hadir ketua Partai Perindo dan sejumlah partai politik lainnya, serta tokoh masyarakat Erick Atrada Ritonga.

Dalam kesempatan itu, Karim mengimbau seluruh anggota dewan yang terpilih, agar maksimal berbuat kepada masyarakat Labuhanbatu. Peka terhadap aspirasi dan kebutuhan rakyat.

“Harus jeli melihat dan mendengar aspirasi rakyat. Jangan pernah meninggalkan masyarakat yang selama ini menaruh harapan kepada partai Gerindra,” ujar Wakil Ketua DPRD Sementara ini.

Acara tersebut digelar sebagai bentuk terima kasih kepada para kader dan masyarakat Labuhanbatu, yang telah mempercayakan hak politik dan aspirasinya dengan memilih Partai, Caleg Gerindra dan Capres Prabowo Sandi yang memperoleh kemenangan 65,40 persen se- Labuhanbatu pada Pemilu dan Pilpres 2019.

Karim juga menjelaskan, di DPRD Labuhanbatu, Partai Gerindra memiliki fraksi murni dengan enam legislatif. Struktur fraksi juga telah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra. Yakni, Ketua Sudin Satia Harahap, Wakil Ketua Masud. Sekretaris Maisyaroh dan Wakil Sekretaris Fauzi. Dan Bendahara Dipa Topan dengan Dewan Penasehat Abdul Karim Hasibuan. (mag-13/han)

Berhasil Kendalikan Inflasi , Tebingtinggi Raih Penghargaan TPID Teladan

sopian/sumut pos TERIMA: Sekdako Tebingtinggi Marapusuk Siregar menerima TPID Award dari Gubsu, Edy Ramayadi.
TERIMA: Sekdako Tebingtinggi Marapusuk Siregar menerima TPID Award dari Gubsu, Edy Ramayadi.
Sopian/sumut pos

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Tebingtinggi melalui Sekdako Marapusuk Siregar menerima penghargaan Tim Pengendali Inflansi Daerah (TPID) dari Gurbernur Sumatera Utara Edy Ramayadi di Grand Balroom Hotel Polonia, Jalan Sudirman Kota Medan, Senin (7/10).

Dalam arahannya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengibaratkan menjaga laju inflasi seperti mengendalikan tensi darah di tubuh manusia, sehingga dirinya meminta seluruh pihak bisa menggeluti persoalan harga komoditi tertentu, khususnya cabai merah, bawang, daging ayam dan lainnya.

“Saya ingatkan soal inflasi, khususnya di Kabupaten Kota, itu seperti pengukur tensi, tidak bisa tinggi, tak bisa juga terlalu rendah,” ujar Edy Ramayadi.

Kegiatan dengan tema Sinergitas Informasi dan Upaya Peningkatan Produktivitas Pangan Serta Kerja Sama Perdagangan Antar Daerah di Sumut ini dihadiri Kepala BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat, Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi, Kepala Kantor KPPU Sumut Ramli Simanjuntak, Kabulog Divre Sumut Basirun, sejumlah Kepala Daerah dan pimpinan OPD se Sumut.

Gubsu juga mengingatkan, bahwa persoalan inflasi tidak bisa dipisahkan dari urusan pangan rakyat. Sehingga seluruh pihak berkewajiban memikirkan dan mengurusi persoalan masyarakat. Bahkan komoditi seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, daging ayam dan lainnya yang sempat dikeluhkan masyarakat maupun para pedagang.

“Kenapa saya mau bicara cabai merah, karena ini sempat membuat kita naik tensi. Makanya kenapa kita bergelut soal ini, karena itu juga saya ingin bertemu importir, bagaimana penjelasan mereka,” kata Edy.

Sementara Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Siswo Widayat menyampaikan bahwa tekanan inflasi masih dimungkinkan muncul di November 2019. Sebab kebutuhan pangan yang terus ada, rentan menyumbang inflasi yang besar di tahun ini.

Untuk Sumut, selain cabai merah yang tertinggi, ada juga komoditi pangan lain yang juga mempengaruhi. “Kalau amannya, seperti cabai merah tidak boleh melebihi Rp42 ribu. Sehingga kalau bisa dikendalikan, inflasi kita bisa 4 persen,” bilangnya.

Dijelaskannya lagi, produksi cabai dan komoditi pangan lainnya, harus didata dengan baik sehingga bisa diproyeksikan dan diantisipasi. Sebab, selama tidak ada data valid sebagai dasar analisis, tidak akan dapat diproyeksikan bagaimana langkah ke depan, khususnya menghadapi berbagai momentum seperti hari besar keagamaan.

Disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi, menyebutkan bahwa secara kumulatif pada tahun ini hingga Agustus, laju inflasi kumulatif berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) se-Sumut mencapai 5,40 persen atau melebihi sasaran 4,50 persen. Dengan rincian untuk IHK Sibolga 4,96 persen, Pematang Siantar 2,49 persen, Medan 5,90 persen dan Padang Sidempuan 2,95 persen.

Sementara Sekdako Marapusuk Siregar mengatakan, keberhasilan ini berkat kerja sama yang baik antara Pemerintah Kota Tebingtinggi dengan istansi terkait dalam melaksanakan pemantaun terus harga kebutuhan pokok di Kota Tebingtinggi, harga kebutuhan pokok di pasar pasar tradisional selalu dilakukan pemantauan setiap minggunya, apalagi dalam menghadapi hari hari besar keagamaan, TPID Kota Tebingtinggi selalu bekerja keras dengan melakukan berbagai operasi pasar, sehingga menghendel harga- harga kebutuhan pokok tidak melambung tinggi di pasaran, hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

“Ini adalah kali kedua Pemko Tebingtinggi memperoleh TPID Award Teladan dari Pemprovsu yakni tahun 2018 dan 2019,” jelasnya.

Pemberian penghargaan TPID Award kepada sejumlah daerah seperti Kota Sibolga (TPID Terbaik Kota IHK), TPID Berprestasi seperti Karo, Pematang Siantar, Taput dan Padang Sidempuan, serta TPID Teladan yakni kabupaten Deliserdang, Kota Tebingtinggi dan Kota Medan. (ian/han)

Eco Fashion Indonesia 2019 di Belgia, Dairi Tampilkan Ulos Tenunan Desa Silalahi

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS DIABADIKAN: Ketua Dekranasda Dairi, Romy Mariani Simarmata (3 kanan) diabadikan bersama Merdi Sihombing (kemeja biru) dengan menampilkan rancangan berbahan lain ulos dari pengrajin dari Kecamatan Silahisabungan.
DIABADIKAN: Ketua Dekranasda Dairi, Romy Mariani Simarmata (3 kanan) diabadikan bersama Merdi Sihombing (kemeja biru) dengan menampilkan rancangan berbahan lain ulos dari pengrajin dari Kecamatan Silahisabungan.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Ulos hasil penenun Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi tampil dalam ajang Eco Fashion Indonesia 2019 yang digelar di Antoon Van Dijk Brasserie, Antwerpen Belgia, Jumat (4/10).

Menurut Plt Kabag Humas Pemkab Dairi, Palti Pandiangan, Senin (7/10), keikutsertaan hasil tenunan pengrajin Silalahi itu merupakan rancangan salah satu desainer, Merdi Sihombing dalam koleksi bertajuk Silahi. Eco Fashion Indonesia dibuka oleh duta besar Indonesia untuk Negara Belgia, Yuri Octavian Thamrin.

Penampilan kain ulos hasil penenun ini kerja sama desainer Merdi Sihombing dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Dairi serta didukung PT Inalum.

Dalam kesempatan itu, Ketua Dekranasda Dairi, Ny Eddy Keleng Ate Berutu Romy Mariani boru Simarmata mengatakan, Silahi sendiri adalah koleksi yang terlahir dari program pengembangan komunitas perempuan di Kecamatan Silahisabungan. Motif koleksi Silahi terinspirasi dari kain warisan budaya marga Silalahi.

“Membawa hasil tenun ulos ramah lingkungan dari Dairi ke Eco Belgia bagi kami ibarat mengetuk pintu. Kami ingin memperkenalkan potensi yang kita miliki dengan harapan desainer Belgia khususnya dan Eropa umumnya akan tertarik untuk memakai hasil tenunan Dairi.

Harapan ke depan kain ulos cantik ramah lingkungan ini bisa juga dijadikan bahan rancangan busana desainer mancanegara. “Program pengembangan ulos Silahisabungan ini adalah suatu gerakan yang membawa manfaat penting untuk membina perempuan agar mandiri secara ekonomi,” pungkasnya.(rud/han)