27 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 4886

Tensi Inflasi Sumut Tinggi

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos PUKUL: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat memukul gong sebagai simbolis pembukaan Rapat Koordinasi Pemda Se-Sumatera Utara Tahun 2019 di Medan, Rabu (2/10).
PUKUL: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat memukul gong sebagai simbolis pembukaan Rapat Koordinasi Pemda Se-Sumatera Utara Tahun 2019 di Medan, Rabu (2/10).
BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tensi inflasi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) saat ini sudah dalam kategori ‘stroke’. Karena inflasi Sumut hingga September 2019 cukup tinggi sebesar 3,49 persen, di atas rata-rata nasional yang mencapai 2,20 persen.

Hal ini, diungkapkan oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi pada acara Rapat Koordinasi Pemda Se-Sumatera Utara tahun 2019 yang digelar Bank Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumut, dan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, dengan tema ‘Bersinergi Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Menuju Sumut Bermartabat’, di aula BI Sumut, Jalan Balai Kota Medan, Rabu (2/10).

“Inflasi Sumut saat ini sudah sangat tinggi, di atas rata-rata nasional. Kalau kita manusia, sudah stroke kita ini. Tensi inflasi kalau ketinggian bisa stroke, kalau kebawahan juga bisa stroke,” kata Gubsu.

Dia mengatakan, Sumut saat ini kalah dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), karena inflasi di NTT masih lebih bagus dibandingkan dengan di Sumut. Padahal, lanjutnya, di Sumut itu semuanya ada, potensinya besar, demografi begitu tinggi, rakyatnya pintar-pintar, kekayaan alamnya begitu banyak dan kaya. Sehingga tidak ada alasan masyarakat Sumut tidak sejahtera.

“Ayo saudara-saudaraku, bapak bupati dan wali kota. Marilah kita bergandengan tangan, bersinergi dan berkolaborasi sama-sama membangun perekonomian Sumut yang lebih baik,” tegasnya.

Edy Rahmayadi berharap, Rakor Pemda Se-Sumut itu dapat memberikan hasil yang bermanfaat dan berharap hasil rakor dapat dijadikan satu landasan untuk menjadi panduan untuk dilaksanakan dalam membangun ekonomi yang lebih baik ke depan.

“Rakor ini untuk mempercepat, mengevaluasi apa yang sudah kita cita-citakan sesuai dengan kemampuan kita. Kita perbaiki kenapa inflasi tinggi, rupanya karena cabai. Kan bohong kalau karena cabai inflasi kita jadi naik. Berarti ada yang salah di situ. Nah, kehadiran pemerintah itulah untuk memperbaiki yang salah itu,” tegasnya lagi.

Menurutnya, di Sumut ini memiliki banyak lahan, tanaman cabai begitu subur, panen cabai begitu segar, tapi tidak tahu cabainya kemana. “Ini karena tidak ada yang mengawal para petani kita. Inilah kita ketok para bupati dan wali kota untuk bersama-sama gubernurnya, sama-sama hadir di tengah masyarakat,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, Rakor ini merupakan salah satu bentuk koordinasi antara BI bersama DJPb, BPS, OJK, untuk menghasilkan suatu rekomendasi terhadap pembangunan perekonomian di Sumut ke depan.

“Kita berharap rapat koordinasi ini bisa menelorkan suatu rekomendasi terhadap pembangunan perekonomian di Sumut ke depan seperti apa, terutama kita akan sampaikan hambatan-hambatan apa dan upaya-upaya apa yang harus kita lakukan, untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan, terkait inflasi yang tinggi karena cabai merah, padahal cabai merah banyak di Sumut, Wiwiek mengatakan, sebenarnya hal ini terkait dengan masalah pemasarannya. Meskipun cabai merah banyak di Sumut tetapi tidak semuanya dipasarkan di Sumut, tetapi dipasarkan ke provinsi lain, sehingga di Sumut menjadi kekurangan.

“Setelah kita lihat ternyata hampir setengah atau 50% itu produksi cabai merah kita, didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan di provinsi lain, seperti Riau, Padang, Jambi dan Aceh, sehingga kebutuhan cabai merah di Sumut yang tinggi menjadi kekurangan,” jelasnya. (gus/ram)

Nilai Ekspor dan Impor di Sumut Turun

ilustrasi Ekspor
ilustrasi Ekspor

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut menyebutkan nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut di bulan Agustus 2019 mengalami penurunan dibandingkan bulan Juli 2019, yaitu dari US$707,64 juta menjadi US$673,99 juta atau turun sebesar 4,75 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi mengatakan bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2018, ekspor Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 11,17 persen.

“Sedangkan nilai ekspor Sumut yang mengalami kenaikan pada Agustus 2019 terhadap Juli 2019 terjadi pada golongan karet dan barang dari karet sebesar US$2,36 juta (2,38%) diikuti buah-buahan sebesar US$2,29 juta (14,41%), serta sabun dan preparat sebesar US$1,91 juta (7,76%),” jelas Suhaimi.

Ia menjelaskan penurunan nilai ekspor terbesar bulan ini terjadi pada golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$15,36 juta (-5,94%) diikuti kopi, teh, rempah-rempah turun sebesar US$11,50 juta (-23,02%).

Sedangkan, ekspor ke Tiongkok pada Agustus 2019 merupakan yang terbesar yaitu US$118,63 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$75,97 juta dan India sebesar US$60,98 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,92 persen.

“Sedangkan kelompok negara tujuan ekspor pada Agustus 2019 yakni ekspor ke kawasan Asia atau di luar ASEAN merupakan yang terbesar dengan nilai US$275,42 juta (40,86 persen),” ujarnya.

Untuk Ekspor pada periode Januari sampai Agustus 2019 bila dibandingkan Januari sampai Agustus 2018, lanjut Syech Suhaimi untuk komoditas kopi, teh, rempah-rempah mengalami kenaikan sebesar US$18,35 juta (5,73%).

Sedangkan Komoditas lainnya mengalami penurunan terbesar adalah komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) turun sebesar US$445,82 juta (-19,52%), karet dan barang dari karet turun sebesar US$81,35 juta (-9,99%), berbagai produk kimia turun sebesar US$79,48 juta (-12,10%) dan bahan kimia organik turun sebesar US$61,50 juta (-21,44%). Komoditas lainnya turun dibawah US$20 juta.

“Selama Januari sampai Agustus 2019, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) mampu memberikan kontribusi sebesar 88,78 persen terhadap total ekspor Sumut. Sementara itu ekspor di luar 10 golongan barang memberikan kontribusi sebesar 11,22 persen. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang selama periode Januari sampai Augustus 2019 turun 13,50 persen terhadap periode Januari – Agustus 2018,” jelasnya.

Tak hanya ekspor nilai impor melalui Sumut di bulan Agustus 2019 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$343,02 juta juga mengalami penurunan. Turun sebesar 21,54 persen dibandingkan bulan Juli 2019 yang mencapai US$437,21 juta. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami penurunan sebesar 33,93 persen.

“Pada Agustus 2019, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah karet dan barang dari karet sebesar US$1,08 juta (7,17%), Sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar US$18,91 juta (-45,36%) diikuti bahan kimia anorganik turun sebesar US$14,05 juta (-45,59%),” tandasnya.(gus/ram)

Hakim Minta Akta PT KU ke Disnaker

TEDDY/SUMUT POS DIAMBIL SUMPAH: Kepala UPT Pengawasan Disnaker Wilayah I Medan-Binjai-Langkat, Seveline Rosdiana Butet Tambunan, diambil sumpahnya sebelum bersaksi.
DIAMBIL SUMPAH: Kepala UPT Pengawasan Disnaker Wilayah I Medan-Binjai-Langkat, Seveline Rosdiana Butet Tambunan, diambil sumpahnya sebelum bersaksi.
TEDDY/SUMUT POS

BINJAI, SUMUTPOS.COM – Hingga saat ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) tidak dapat menghadirkan akta pendirian PT Kiat Unggul (KU). Alhasil, Majelis Hakim meminta pihak Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sumut untuk menghadirkan salinan akta tersebut.

Permintaan itu disampaikan kepada Kepala UPT Pengawasan Disnaker Wilayah I Medan-Binjai-Langkat, Seveline Rosdiana Butet Tambunan dalam sidang yang digelar Ruang Cakra Pengadilan Negeri Binjai, Rabu (2/10).

Sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim Fauzul Hamdi didampingi Dedy dan Tri Syahriawani Saragih. Sedangkan jaksa dihadiri oleh Linda Sembiring dan Hamidah Ginting.

Dalam persidangan, Seveline menjadi saksi kedua yang dihadirkan jaksa. Saksi pertama yang dicecar pertanyaan oleh majelis yakni Kepala Desa Sambirejo, Kusnadi (55).

Menurut Kusnadi, tugas pokok dan fungsinya itu salah satu di antaranya melakukan pembinaan kepada masyarakat dan ketenagakerjaan. Dia mengakui, pabrik rumahan yang terbakar beroperasi secara ilegal.

“Tahun 2011, ada jumpai saya (PT KU), mengatakan mau ada kegiatan merakit mancis. Saya sarankan supaya mengurus segala perizinan yang berkaitan dengan usaha tersebut. Secara peraturan wajib,” kata pria yang menjadi Kades sejak 2010 lalu ini.

Menurut dia, perangkat desa sifatnya cuma mengimbau. Meski demikian, pengelola pabrik rumahan ini acuh.

Sebab, pabrik rumahan tersebut tetap beroperasi secara ilegal. Menurut dia, segala sesuatunya sudah dilaporkan ke perangkat kecamatan.

Termasuk beroperasinya pabrik rumahan tersebut. Namun, kata dia, persoalan izin di luar tupoksinya.

Dia mengaku tidak pernah mengecek keberadaan pabrik ilegal tersebut. Menurut dia, pengoperasian pabrik rumahan itu harus mengantongi izin usaha dan lingkungan yang rekomendasi awal dari perangkat desa.

Sebab, perangkat desa merupakan ujung tombak sebagai pengawasan langsung di lapangan.

“Saya tidak pernah datang langsung ke tempat kerja. Setelah kejadian, diketahui ada 20 warga Sambirejo yang meninggal,” ujar dia.

“Itu di luar sepengetahuan kami. Tidak tahu saya, camat tidak pernah nanya,” kata dia.

Jawaban saksi menjengkelkan hakim. “Saudara itu Kades pilihan rakyat. Harusnya maksimal untuk rakyat,” kata majelis kepada saksi.

“Karena tidak ada laporan dari warga yang keberatan,” jawab saksi lagi soal pengawasan.

Sidang dimulai pukul 11.00 WIB. Memasuki jam istirahat, solat makan sekitar pukul 12.30 WIB, majelis hakim menunda sidang yang dilanjutkan usai istirahat.

Tak lama bersaksi, Kades diminta untuk melengkapi data terkait tupoksi. Karenanya, Kades Sambirejo berhenti dicecar majelis.

Selanjutnya majelis hakim memeriksa saksi Seveline Rosdiana Butet Tambunan, Kepala UPT Pengawasan Disnaker Wilayah Medan-Binjai-Langkat. Majelis menyoal bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh saksi.

“Pengawasan yang dilakukan norma kerja dan norma etika. Pengawas itu pengawas ketenagakerjaan. Bagaimana kita tahu kalau tidak ada informasi dari masyarakat,” beber Seveline.

Yang menjadi objek pengawasan, kata dia, meliputi keselamatan kerja dan terdaftarnya pekerja sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

“Sebelum kejadian ini sama sekali tidak ada (laporan). Setelah kejadian itu, koordinasi dengan Polres terkait mekanisme penanganannya,” ujar dia.

Majelis juga lebih rinci menyoal peran Disnaker Sumut. Bahkan, majelis juga menanyakan terkait jumlah perusahaan dan berapa banyak tenaga kerja yang ada di Langkat.

Namun, Seveline kembali bingung menjawabnya. Karenanya, majelis menutup sidang seraya memerintahkan Seveline untuk membawa sejumlah berkas.

Salah satunya, laporan pengawas pascakejadian kebakaran. Termasuk akte perusahaan PT Kiat Unggul yang berkantor di Sunggal, Deliserdang.

“Baik, karena saksi tidak menguasai materi, sidang kita lanjutkan pada Selasa (8/10),” tandas Fauzul sembari mengetuk palu tiga kali.

Sebelumnya, 30 orang tewas terpanggang di pabrik rumahan korek api gas ilegal. Peristiwa terjadi di Jalan T Amir Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Jumat 21 Juni 2019.

Hasil penyelidikan, polisi menetapkan tiga tersangka. Ketiganya Dirut PT Kiat Unggul, Indramawan; Menejer SDM/Personalia, Lismawarni dan Menejer Operasional Burhan.

Seluruh jenazah berhasil diidentifikasi dan disemayamkan di TPU belakang Balai Desa Sambirejo. (ted/ala)

Laka Beruntun di Kampung Rakyat, Labusel, 1 Tewas, Belasan Luka-luka

FAJAR DAME/SUMUT POS PERAWATAN: Korban lakalantas beruntun di Jalinsum, Dusun Sri Pinang, Desa Perkebunan Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labusel mendapat perawatan.
PERAWATAN: Korban lakalantas beruntun di Jalinsum, Dusun Sri Pinang, Desa Perkebunan Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labusel mendapat perawatan.
FAJAR DAME/SUMUT POS

LABUSEL, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan lalu lintas (lakalantas) beruntun terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Kota Pinang, Rabu (2/10) sekira pukul 01.30 WIB. Tepatnya di Dusun Sri Pinang, Desa Perkebunan Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labusel, Km 320-321.

AKIBAT kejadian itu, satu orang tewas di lokasi. Sedangkan 17 lainnya menderita luka-luka.

Informasi diperoleh, awalnya bus PT RAPI BK 7205 UA yang dikemudikan Ramses Sihombing melaju dengan kecepatan tinggi. Di depannya, sebuah mobil barang yang tidak diketahui identitasnya melaju beriringan.

Dari arah berlawanan datang truk BM 8770 ZU dan bus CV INTRA BK 7835 TK melaju beriringan.

Truk dikemudikan Jasri. Sedangkan bus disopiri Hotman Jatiur Sijabat.

Tiba-tiba, bus RAPI mendahului mobil barang yang melaju di depannya. Saat bersamaan, dari arah berlawanan datang bus INTRA.

Ramses Sihombing tidak dapat mengendalikan bus RAPI yang dikemudikannya. Saat itu juga kecelakaan terjadi.

Bus RAPI menabrak bagian kanan bus INTRA. Hilang kendali, bus RAPI kemudian menabrak truk yang ada di belakang bus INTRA.

“Pengemudi bus RAPI mengemudikan busnya kurang hati – hati dengan kecepatan tinggi dan mengambil jalur jalan ke kanan,” kata Kanit Laka Polres Labuhan Batu, Iptu Galih.

Akibat kejadian itu, seorang warga lingkungan PTPN V Perkebunan Tandum, Kabupaten Kampar, Riau tewas di lokasi.

“Korban tewas bernama Arjuna Saragi Simarmata, usia 18 tahun, status pelajar,” bebernya.

Selain itu, belasan korban yang mengalami luka langsung dievakuasi ke sejumlah rumah sakit terdekat.

Di antaranya, Salim (18) warga Duri, Riau; Andreas (2) warga Kebun Pebelawan Timur; Supailina (43) warga Pematan Jaya Langkat; Boston Samosir (44) warga Kandis, Riau; Supiani (38) warga Kebun Riau.

Kemudian, korban Sapiah (5) Kebun Riau; Edison (37) warga Tanjung Morawa, Medan; Marino (47) warga Langkat; Rahmawati (49) warga Pangkalan Brandan; Ibnu Rusdi (57) warga Pangkalan Brandan; Nurani (46) warga Pelelawan Timur; Pani (31) warga Kandis Riau.

Selanjutnya, Nenteria Br Simanjuntak (57) warga Pangkalan Berandan; Dornauli (47) warga Pematang Siantar; Ika Agustina (19) warga Medan; Epi Br Siregar (30) warga Keritang Indragiri Hilir, Riau dan Rina Nora (35) warga Kebun Riau. (mag-13/ala)

Peningkatan Kapasitas Organisasi Kepemudaan, Disporasu Kembali Fasilitasi

PRAN HASIBUAN/SUMUT POS SAMBUTAN: Kadisporasu, Baharuddin Siagian sampaikan sambutan pada kegiatan peningkatan kapasitas kader organisasi kepemudaan Sumut.
SAMBUTAN: Kadisporasu, Baharuddin Siagian sampaikan sambutan pada kegiatan peningkatan kapasitas kader organisasi kepemudaan Sumut.
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumatera Utara kembali memfasilitasi peningkatan kapasitas kader organisasi kepemudaan di Sumut. Kali ini, kegiatan yang dihelat di Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam Medan, Selasa (1/10) malam itu, menghadirkan peserta dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMI) Sumut dan Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumut.

Kadispora Sumut, Baharuddin Siagian saat memberi arahan sekaligus membuka resmi kegiatan tersebut menyampaikan, Pemprovsu sangat apresiasi terselenggaranya kegiatan semacam ini. Dia mengajak seluruh elemen mahasiswa mesti memberi sumbangsih positif bagi pembangunan Sumut, di masa Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah.

“Saya sudah ketemu dan bicara dengan ketua HMI Sumut, ketua GMKI, dan sekarang bertemu dengan adik-adik dari IMM dan KAMMI. Ayo berikan ide, saran, masukan dan kritik membangun Sumut. Sebelum nanti kita ketemu pak gubernur, saya ingin ide-ide itu sudah ada dan menjadi masukan kepada beliau dari sudut pandang mahasiswa terhadap kemajuan Sumut yang kita cintai ini kedepan,” katanya.

Dikatakannya, pemerintah hanya bisa memfasilitasi bukan sebagai alat pemuas bagi mahasiswa. Karenanya sebagai kaum intelektual, kata dia, mahasiswa harus mampu mengeksplorasi kemampuan dirinya sebelum merealisasikan sesuatu yang ingin diciptakan.

“Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang baik yang bisa kalian ciptakan. Baik itu di lingkungan tempat tinggal kalian, daerah kalian dan bagi provinsi ini. Tapi yang terpenting, tanya dulu selera hati kalian. Eksplor dulu potensi yang ada dalam diri kalian. Contohnya menjadi wirausaha muda, ini merupakan peluang bagus kedepan yang mesti kalian persiapkan sejak dini,” katanya.

Kepala Seksi Pemberdayaan Pemuda Dispora Sumut yang juga Ketua Panitia Acara, Budi Syahputra dalam laporannya menyampaikan, sasaran kegiatan penyelenggaraan organisasi kemahasiswaan tahun ini adalah para pengurus atau anggota organisasi kemahasiswaan. “Masing-masing berjumlah 50 orang dari IMM dan KAMMI, dengan total keseluruhan peserta 100 orang. Kegiatan akan berlansung dari 1-3 Oktober 2019,” sebutnya.

Untuk metode kegiatan, kata dia, akan memakai pola ceramah dan tanya jawab. Sementara untuk pemateri, akan melibatkan para tokoh-tokoh, mantan aktivis hingga akademisi yang sudah berpengalaman di bidang organisasi kemahasiswaan. “Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman secara komprehensif tentang organisasi kemahasiswaan, memberdayakan organisasi kemahasiswaan dan memberikan pelatihan dasar kepemimpinan bagi organisasi kemahasiswaan di Provinsi Sumut,” katanya.

Sebelumnya saat beri sambutan, Ketua IMM Sumut, Zulham Hidayah Pardede dan Ketua KAMMI Sumut, Mangaraja Harahap kompak menyatakan harapan melalui kegiatan ini kedepan akan lahir tokoh-tokoh hebat nasional yang berasal dari Sumut. Mereka juga berharap kiranya pemprov melalui Disporasu intens melaksanakan kegiatan-kegiatan semacam ini.

“Kegiatan ini jangan dianggap seremoni tetapi harus kita hayati bersama. Kita harus ingat, bahwa kita tidak sekadar bekerja bagi organisasi tetapi juga bekerja untuk bangsa ini,” tegas Mangaraja.

Turut hadir dalam acara Kabid Pemuda Dispora Sumut M Thohir, pejabat eselon III dan IV dilingkungan Dispora Sumut, dan Ketua KNPI Sumut terpilih, El Adrianshah. (prn/ila)

Hadirkan Menteri dan Wali Kota Surabaya, Kagama Sumut Gelar Millenial Fest Industri 4.0

fachril/sumut pos KETERANGAN: Kagama Sumut berikan keterangan terkait gelaran Millenial Fest Industri 4.0.
KETERANGAN: Kagama Sumut berikan keterangan terkait gelaran Millenial Fest Industri 4.0.
Fachril/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Sumatera Utara (Kagama Sumut) menggelar acara Millenial Fest Industri 4.0 pada 3 – 5 Oktober 2019.

Para millenial Kota Medan akan disuguhkan dengan beragam kegiatan yang penuh edukasi, seperti pameran yang mengusung isu terkini dalam dunia teknologi Selain itu, Seminar Milenial Fest lndustri 4.0, Kompetisi Startup & lndustri Kreatif, lnovasi dan Penelitian Kampus, Pertandingan PUBG – Mobile Legends, dan juga menghadirkan Akustik.

Kegiatan akan berlangsung di Ballroom Hotel Adimulia, Medan, direncanakan akan menghadari sejumlah tokoh nasional dan pelaku entreprenuer ternama. Di antaranya Menteri Perindustrian Ir. Airlangga Hartanto, M.B.A., M.M.T, VP Corporate Affairs Go-Iek Michael Reza

Say, dan Komisaris Utama NET Mediatama, Wishnutama, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM, Paripurna P Sugarda, Gubernur Jateng sekaligus Ketua PP Kagama H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP, Wali Kota Surabaya Dr. Ir. Tri Rismaharini, Wakil Gubernur Sumatera Utara Drs. H. Musa Rajekshah, M.Hum, Staf Ahli Menkominfo Dr. Rini Rachmawati S.Si., M.T, dan Muhammad Aditya dari Gematechno, Ketua OJK, Dr Wimboh Santoso, President Director of Binar Academy Alamanda Shantika Santoso, Core Indonesia Dr Hendri Saparini, Ph.D dan Project Manager Du Anyam Arina N. Baroroh.

Ketua Umum Kagama Sumatera Utara, M Hamied Wijaya mengatakan, acara Millenial Fest ini bertujuan untuk menghasilkan generasi muda yang produktif dan inovatif menuju Industri 4.0, menumbuhkembangkan ekonomi dan industri kreatif lokal maupun nasional guna menghadapi globalisasi, serta memunculkan bibit-bibit muda potensial daerah untuk naik ke pentas nasional guna menyongsong era Industri 4.0.

“Dengan adanya Millenial Fest Industri 4.0 ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran generasi muda dan masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan menuju Industri 4.0, serta meningkatkan etos kerja semua stakeholder, pemerintah pusat, daerah dan masyarakat guna menyambut peradaban dan kehidupan sosial yang lebih baik,” ujar Hamied Wijaya, Selasa (1/10/2019), di Medan.

Ketua Panitia Milenial Fest Industri 4.0, Rizal Ardjuna mengatakan, kegiatan Milenial Fest Industri 4.0 ini direncanakan akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatera Utara (Sumut), H Edy Rahmayadi.

Kemudian dilanjutkan, Ketua Pengda Kagama Sumut, Hamied Wijaya yang akan mengisi seminar bertemakan membangun Smart City dan digitalisasi untuk menyongsong industri 4.0. “Seminar ini akan diikuti oleh Pemko/Pemkab yang ada di seluruh Provinsi Sumatera Utara, praktisi dan juga akademisi, dengan menghadirkan para pembicara yang masing-masing ahli dalam membangun Smart City dan bisnis digitalisasi,” jelas Rizal Ardjuna.

Yang paling istimewa dari Millenial Fest Industri 4.0 adalah pelaksanan seminar yang akan dilakukan tiga sesi dengan narasumber yang ternama. Sesi pertama mengangkat tema Inovasi dan Disrupsi Industri 4.0 diisi

oleh Menteri Perindustrian Ir. Airlangga Hartanto, M.B.A., M.M.T, VP Corporate Affairs Go-Iek Michael Reza Say, dan Komisaris Utama NET Mediatama, Wishnutama’, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM, Paripurna P Sugarda.

Selanjutnya, sesi kedua mengangkat tema tentang Smart City Menuju Industri 4.0, akan diisi oleh Gubernur Jateng sekaligus Ketua PP Kagama H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP., Wali Kota Surabaya Dr. Ir. Tri Rismaharini, Wakil Gubernur Sumatera Utara Drs. H. Musa Rajekshah, M.Hum., StafAhli Menkominfo Dr. Rini Rachmawati S.Si., M.T, dan Muhammad Aditya dari Gematechno.

Dan sesi ketiga menghadirkan tema Entrepreunership & Ekosistem Menuju lndustri 4.0, diisi oleh Ketua OJK, Dr Wimboh Santoso, President Director of Binar Academy, Alamanda Shantika Santoso, Core Indonesia, Dr Hendri

Saparini, Ph.D dan Project Manager Du Anyam, Arina N. Baroroh.

Selain seminar, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan adanya Pameran Millenial Fest Industri 4.0 yang diikuti sebanyak 150 booth dan menampilkan isu-isu terkini dalam dunia teknologi, energi baru & terbarukan, startup & fintech, artificial intelligent & robotik, industry kreatif, dan inovasi & penelitian kampus.

Kemudian kompetisi startup dan industry Kreatif, & lnovasi & Penelitian antar Kampus (ITB, UGM, Ul, USU, dll), E-Sport berupa pertandingan PUBG Mobile dan Mobile Legends dengan

memperebutkan berbagai hadiah menarik, dan disemarakkan dengan acara Akustik sebagai hiburan bagi milenial yang berkecimpung dalam dunia musik.

“Kami berharap masyarakat, khususnya kalangan milenial (mahasiswa dan pelajar) dapat berpartisipasi mengikuti pameran maupun mengunjungi booth-booth yang telah tersedia pada kegiatan ini,” ucap Rizal. (fac)

Pagelaran Miss Internet Indonesia 2019, Luar Biasa! Wakil Sumut Runner Up 1

TIGA BESAR: Difa Putri Ariani saat ditetapkan menjadi tiga besar dalam pemilihan MII 2019 di Gedung JCC Jakarta, baru-baru ini.
TIGA BESAR: Difa Putri Ariani saat ditetapkan menjadi tiga besar dalam pemilihan MII 2019 di Gedung JCC Jakarta, baru-baru ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Difa Putri Ariani, Miss Internet Sumatera Utara 2018 terpilih sebagai Runner Up I Miss Internet Indonesia (MII) 2019. Pemilihan yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) ini berlangsung di Gedung Jakarta Convention Centre Jakarta pada Jumat (27/9) lalu.

Terpilihnya Difa Putri Ariani sebagai Runner Up I MII 2019 ini sebenarnya sudah diprediksi banyak pihak, Selain memiliki performance yang sangat mendukung, Difa juga mampu menjawab semua pertanyaan juri dengan baik. Selain itu, dia juga memiliki banyak kesesuaian tema dengan kegiatan yang sedang berlangsung saat karantina.

Kepada wartawan, Difa Putri Ariani mengaku sangat senang dengan keberhasilan ini. Kata Difa, akan segera membuat program, salah satunya adalah berkolaborasi dengan banyak pihak untuk membantu APJII dalam mensosialisasikan penggunaan internet secara benar dan bermanfaat. “Dengan begitu, ke depannya mampu menghasilkan generasi millennial yang andal dan mampu mengembangkan kreativitas sesuai dengan passion yang mereka miliki,” ujar Difa, Rabu (2/10).

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Sumatera Utara, Bambang Heru Wijaksono mengharapkan dengan terpilihnya Difa sebagai Runner up MII 2019 dapat lebih aktif dalam kegiatan sosialisasi kepada generasi muda di Sumatera Utara khususnya. Selain itu, mampu memberikan teladan baik dalam bersosialisasi di sosial media maupun dalam kehidupan sehari hari.

Ketua Panitia Pemilihan MII 2019, Arnold Makassau Rivai mengakui bahwa perwakilan Sumut luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan masuknya kedua perwakilan Sumut, yakni Ayu Fitri Azhari dalam sembilan besar dan Difa Putri Ariani menjadi Runner Up I MII serta menjadi MII terfavorit melalui instagram (IG) MII.

“Kami harus akui bahwa dua perwakilan Sumatera Utara memang luar biasa, kemampuan mereka di atas rata-rata peserta. Ini pula sebabnya maka kami meminta Sumatera Utara untuk mengirimkan dua wakil dari sana, yakni Ayu Fitri Azhari dan Difa,” kata Arnold.

Diungkapkan Arnold, keduanya memenuhi tagline MII, yakni smart, charm, dan digital. “Dari segi penampilan, public speaking, tanya jawab mereka bedua sangat piawai. Terutama Difa, kemampuannya dalam menjawab pertanyaan juga sangat baik. Mungkin ini karena dilatarbelakangi oleh banyaknya kegiatan yang mereka lakukan di lapangan, sehingga mereka mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri,” pungkas Arnold. (ris/ila)

Sebagian Besar Penghuni Kos

LOKASI Kebakaran: Sejumlah warga mendatangi lokasi kebakaran di Jalan S Parman, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu (2/10).
LOKASI Kebakaran: Sejumlah warga mendatangi lokasi kebakaran di Jalan S Parman, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu (2/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebakaran di kawasan permukiman Jalan S Parman, Medan, menghanguskan 43 rumah. Akibatnya, 385 orang mengungsi. “Pendataan kita total ada 43 rumah terbakar,” kata Kepala Lingkungan 9, Kelurahan Petisah Hulu, Medan Baru, Misli Lubis, ditemui di lokasi, Rabu (2/10).

Misli mengatakan, sebagian rumah yang terbakar diperuntukkan sebagai indekos. Pengungsi di antaranya merupakan penghuni indekos. Sementara itu, jumlah keluarga pemilik rumah yang jadi korban ada 63 orang.

“Saat ini sebagian warga ada yang mengungsi di posko, namun sebagian besar korban mengungsi ke rumah kerabat atau saudaranyan

yang ada di sekitar sini,” ujar Misli.

Di lokasi pengungsian yang juga berada di kawasan Jalan S Parman, sejumlah korban kebakaran mendatangi lokasi kebakaran untuk mengais barang-barang yang tersisa. Mencari barang berharga yang mungkin masih ada, dari puing-puing rumah mereka yang hangus. “Kalau cari surat berharga pasti sudah tak mungkin,” kata seorang korban, Edi Junaidi, Rabu (2/10).

Dia dan dua rekannya terlihat sibuk menyibak arang dan puing bekas kebakaran. Cincin, kalung dan barang berharga lainnya yang mereka cari.

Junaidi bercerita saat api mulai berkobar, yang ada dipikirannya hanyalah menyelamatkan keluarganya, terutama cucu-cucunya. Tak terpikirkan lagi olehnya untuk menyelamatkan harta yang lain.

Sebab, api begitu cepat menyambar dari rumah ke rumah. Beruntung baginya, seluruh keluarganya selamat. Dua rumah keluarga itu habis terbakar, bersama puluhan rumah lainnya.

Angin yang cukup kencang pada malam itu memang membuat api dengan cepat menjalar dari satu rumah ke rumah lain. Warga dengan alat seadanya berupaya memadamkan api, tetapi tak sanggup melawan api. “Apinya seperti hantu. Seram,” kata warga lainnya Herlina Nasution.

Sama seperti Edi, sesaat sebelum kejadian, dia sementara berkumpul dengan beberapa cucunya. Tiba-tiba, dari arah belakang, suasana gaduh. Warga berteriak-teriak. Dia keluar dan menengok. “Api sudah berkobar. Cepat sekali. Kami langsung lari. Tak ada barang yang bisa diselamatkan,” bebernya.

Dia mengibaratkan api yang menyala-nyala itu seperti hantu. Membesar dengan sangat cepat, seolah-olah akan menerkam dia dan cucunya. Gemetaran karena takut, mereka berhamburan ke luar rumah. Hari ini (kemarin,Red), dia terlihat lesu. Matanya masih sembab. Rumahnya luluh lantak.

Posisi rumahnya persis di tengah-tengah puluhan rumah yang ikut hangus terbakar. Sisa-sisa upaya pemadaman api oleh petugas masih terlihat jelas. Air masih menggenangi sebagian besar lantai rumah di sana. Di beberapa sudut, asap-asap kecil masih mengepul habis sisa kebakaran semalam. (bbs/ila)

Wali Kota Tinjau Lokasi Kebakaran di Jalan S Parman Medan

PANTAU: Wali Kota Medan Dzulmi Eldin saat memantau warga korban kebakaran Jalan S Parman di tenda-tenda penampungan kawasan Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu (2/10).
PANTAU: Wali Kota Medan Dzulmi Eldin saat memantau warga korban kebakaran Jalan S Parman di tenda-tenda penampungan kawasan Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu (2/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH langsung meninjau lokasi kebakaran y di Jalan S Parman, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu (2/10). Selain menunjukkan rasa empati atas musibah kebakaran yang terjadi, peninjauan dilakukan untuk melihat kondisi lokasi kebakaran guna dilakukan langkah-langkah selanjutnya melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Peninjauan ini dilakukan Wali Kota bersama Dandim 0201/BS Kol Inf Roy Hansen Sinaga beserta sejumlah pimpinan OPD. Mata Wali Kota tampak memerah saat bertemu dengan warga yang menjadi korban kebakaran tersebutn

Apalagi musibah kebakaran itu menyebabkan 65 KK atau 385 jiwa kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya. Yang tinggal hanya pakaian di badan beserta beberapa peralatan rumah tangga yang bisa diselamatkan.

Sedangkan lokasi kebakaran merupakan kawasan padat penduduk, sehingga menyebabkan api cepat menjalar dan menghanguskan 43 rumah warga meski petugas Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan telah bekerja keras untuk memadamkan api.

Sebagai salah satu langkah yang dilakukan untuk membantu meringankan beban warga, Wali Kota langsung memerintahkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Arjuna Sembiring untuk mendirikan dapur umum dan posko kesehatan.

‘’Saya minta seluruh kebutuhan warga korban kebakaran baik makanan maupun kesehatan segera ditangani melalui dapur umum dan posko kesehatan. Saya tidak mau mendengar ada warga yang tidak dilayani dengan sebaik-baiknya. Jika ada warga yang mengeluh, saya akan mengambil tindakan. Jangan tambah penderitaan warga yang sudah ditimpa musibah ini,’’ tegas Wali Kota.

Instruksi Wali Kota langsung direspon BPBD, sejumlah petugas langsung mendirikan tenda yang akan digunakan untuk dapur umum dan posko kesehatan. Di samping itu juga mendirikan tenda untuk tempat berteduh sementara warga. Sebab sebagian warga lagi telah ditampung pihak keluarga yang bermukim tidak jauh dari lokasi kebakaran. Selain BPBD, personel Kodim 0201/BS juga ikut membantu mendirikan tenda sehingga jumlah warga yang ditampung bisa lebih banyak lagi.

Wali Kota juga memerintahkan kepada Camat Medan Baru Iliyan Chandra Simbolon untuk mendata selengkapnya warga yang menjadi korban dalam musibah kebakaran, termasuk membantu warga untuk mengurus kembali administrasi kependudukan yang terbakar seperti KTP, KK, akta kelahiran, maupun surat nikah.

‘’Permudah seluruh urusan warga dan jangan kutip biaya sepeser pun. Kemudian, koordinir seluruh bantuan yang masuk dari para dermawan sehingga penyalurannya tepat sasaran. Untuk itu, saya minta camat beserta jajaran agar siaga di lokasi guna melayani kebutuhan warga. Jika membutuhkan bantuan yang di luar tupoksi, segera koordinasikan dengan OPD terkait. Saya akan terus pantau ini!’’tegasnya lagi.

Kemudian Wali Kota menghampiri warga sambil menyampaikan rasa prihatin atas musibah kebakaran tersebut. Diharapkan Wali Kota, warga tabah dan kuat menghadapi cobaan tersebut. ‘’Insya Allah Pemko Medan melalui OPD terkait akan memberikan bantuan guna meringkankan beban warga,” ujarnya. (map/ila)

40-an Rumah Terbakar di Jalan S Parman Medan, 385 Jiwa Mengungsi

LOKASI Kebakaran: Sejumlah warga mendatangi lokasi kebakaran di Jalan S Parman, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu (2/10).

Peristiwa kebakaran di Jalan S Parman, Gang Pasir dan Gang Langgar Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Petisah, menghanguskan 43 rumah pada Selasa (1/10) malam. Akibatnya, tidak kurang dari 385 jiwa harus mengungsi ke tempat-tempat penampungan di tenda mapun di posko-posko yang sudah disediakan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Arjuna Sembiring mengatakan, totalnya ada 43 rumah yang hangus akibat kebakaran tadi malam. “Dari kejadian itu ada 65 KK (Kepala Keluarga) yang harus kehilangan rumahnya, total yang mengungsi ada 385 jiwa,” ucap Arjuna kepada Sumut Pos, Rabu (2/9).

Para pengungsi itu, kata Arjuna, sebagian besar menempati tenda-tenda penampungan yang telah disediakan. “Sudah kita sediakan tempat penampungan sementara untuk mereka yang kehilangan tempat tinggal. Tapi kebanyakan mereka mengungsi ke rumah-rumah saudara mereka, rata-rata yang letak rumahnya tidak jauh dari rumah-rumah mereka yang terbakar itu,” jelasnya.

LOKASI Kebakaran: Sejumlah warga mendatangi lokasi kebakaran di Jalan S Parman, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu (2/10).

Sementara untuk penyebab terjadinya kebakaran, lanjut Arjuna, diakibatkan oleh terjadinya arus pendek. “Untuk hasil pengamatan sementara diakibatkan oleh arus pendek listrik. Dan sekarang mereka pun sedang kembali ke rumah mereka masing-masing untuk melihat apakah masih ada yang bisa diambil atau tidak dari rumah mereka masing-masing,” terangnya.

Untuk itu, kata Arjuna, pihak BPBD Medan telah menyediakan dapur umum untuk para pengungsi kebakaran tersebut.

“Kami sudah sediakan dapur umum untuk konsumsi mereka. Selain itu, kami juga sudah siapkan pelayanan kesehatan untuk mereka agar kesehatan mereka bisa tetap terpelihara di tempat penampungan sementara ini,” pungkasnya.

https://sumutpos.co/2019/10/03/wali-kota-tinjau-lokasi-kebakaran/

Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan, Albon Sidauruk menjelaskan, pada saat kejadian tersebut pihaknya langsung menurunkan seluruh unit Mobil Damkar milik Pemko Medan guna memadamkan api. “Kami dapat info kebakaran itu pukul 20.39 WIB, hanya berselang 4 atau 5 menit kami sudah sampai di TKP. Mobil Damkar kita turunkan semuanya, totalnya ada 22 unit,” ucap Albon kepada Sumut Pos, Rabu (2/9).

Api yang semakin merembet ke rumah-rumah sekitarnya saat itu langsung dipadamkan oleh Dinas Damkar Kota Medan dan selesai pada pukul 23.00 WIB.”Jam 10 malam sebenarnya api sudah terkendali, tapi total sampai kepada tahap pendinginan itu sampai jam 11 malam, total ada 43 rumah yang terbakar,” pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Medan Baru, Kompol Martuasah Tobing menyebutkan, kepolisian telah memeriksa tiga orang saksi yang berada di lokasi kejadian.

Menurut Tobing, api diduga berasal dari rumah seorang warga di Gang Langgar No 49 atas nama Sari Banun (63) yang merupakan ibu rumah tangga. “Api diketahui berasal dari bagian atas rumah Sari Banun. Diduga akibat arus pendek listrik,” kata Martuasah Tobing, Rabu (2/10/2019).

Martuasah menjelaskan bahwa kemudian api membesar di rumah dan merembet ke tetangga dan kemudian membesar hingga ke Gang Langgar. “Pemadam kebakaran sebanyak 24 unit dengan sistem isi air ulang secara bergantian berhasil memadamkan api hingga pukul 23.00 WIB,” tutur Martuasah.

Untuk korban jiwa nihil. Pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Dari hasil penyelidikan sementara, ada dua dugaan sumber api yang menyebabkan kebakaran. Pertama, api diduga karena korsleting listrik dari rumah seorang warga di Gang Langgar yang dihuni Sari Banun (63). Kedua, api diduga akibat kompor meledak karena ditinggal oleh pemilik rumahnya,” ungkap Martuasah, Rabu (2/10).

https://sumutpos.co/2019/10/03/sebagian-besar-penghuni-kos/

Meski begitu, sambung dia, dugaan sumber api tersebut belum pasti. Sebab, masih menunggu hasil penyelidikan tim laboratorium forensik. “Api cepat membesar dan merembet ke rumah lainnya di pemukiman padat penduduk tersebut bahkan hingga ke Gang Langgar. Mobil pemadam kebakaran diturunkan dan akhirnya berhasil memadamkan api hingga pukul 23.00 WIB. Kalau korban jiwa hingga saat ini tidak ada. Sedangkan kerugian materil masih belum diketahui secara pasti,” pungkas Martuasah.

Sebelumnya, kebakaran terjadi di kawasan pandat penduduk di Jalan S Parman, Gang Langgar, Medan, tepat di belakang Rahmat Gallery, Selasa (1/10/2019) malam.

Dari Pantau Sumut Pos di lokasi kebakaran, warga tampak histeris melihat kobar api membesar menghangus rumah tersebut. Tidak lepas warga rumah terbakar menangis.”Ya Allah rumah ku, rumah ku terbakar,” teriak seorang ibu yang menagis sambil menatap kobaran api.

Selain itu, warga bersama petugas pemadam kebakaran gotong-royong melakukan pemadaman. Dinas Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran (DP2K) Kota Medan mengerahkan seluruh armadanya. “Tolong tidak ada kepentingan jangan disini, kami mau memadamkan api ini,” teriak pria menggenakan baju kemeja biru sambil menarik selang pemadam kebakaran.

Camat Medan Baru, IC.Simbolon mengatakan, belum diketahui persis penyebab kebakaran tersebut. Dari hasil keterangan warga. Simbolon mengungkapkan diduga arus pendek disalah satu rumah warga. “Infonya rumah tersebut ada usaha gasnya yang menyebabkan kebakaran semakin cepat menyebar,” ucap Simbolon kepada wartawan di lokasi kebakaran.

Kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk tersebut banyak bangunan yang semi permanen sehingga api dengan cepat menyambar bangunan lainnya. “Masyarakat yang melihat api semakin membesar langsung menghubungi petugas Damkar,” tutur Simbolon.

Dengan memakan waktu sekitar 2 jam, petugas pemadam kebakaran berhasil menjinak api. Sementara itu, petugas kepolisian juga sudah melakukan penyeledikan untuk mengetahui persis penyebab kebakaran tersebut. (map/ris/gus/ila)