TINJAU: Perwakilan FIFA meninjau stadion di Indonesia.
TINJAU: Perwakilan FIFA meninjau stadion di Indonesia.
Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria optimistis Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021. Optimisme hadir, menurut Ratu Tisha, karena PSSI dapat melewati dengan baik inspeksi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yang dilakukan pada 16-19 September 2019.
Dalam kunjungan yang diinformasikan FIFA ke PSSI lima hari sebelum kedatangannya, PSSI mampu mempresentasikan lima dari 10 stadion yang disiapkan untuk Piala Dunia U-20 yaitu Stadion Pakansari (Cibinong, Jawa Barat), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Manahan (Solo, Jawa Tengah), Stadion Mandala Krida (Yogyakarta) dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali).
Selain itu, FIFA juga sudah menyaksikan sendiri kualitas 10 dari 50 lapangan latihan yang diajukan untuk Piala Dunia U-20. Sebagai informasi, setiap stadion yang didaftarkan untuk Piala Dunia U-20 harus mempunyai lima lapangan latihan di sekitarnya.
Selain lapangan, FIFA juga memantau langsung sarana pendukung seperti hotel dan transportasi.
“Inspeksi untuk stadion dan lapangan latihan dilakukan FIFA secara acak. Dengan inspeksi ini, PSSI sudah melewati seluruh tahap pencalonan tuan rumah Piala Dunia U-20. Tinggal menunggu keputusan akhir FIFA yang diumumkan pada rapat Dewan FIFA di Shanghai, China pada 23-24 Oktober 2019,” kata Ratu Tisha.
Untuk memperkuat posisi tawar Indonesia dibandingkan dua kandidat tuan rumah lainnya yaitu Peru dan Brazil, PSSI menawarkan jargon ‘diversity’ (keanekaragaman), ‘unity’ (persatuan) dan ‘opportunity’ (kesempatan).
Tema besar tersebut dinilai Ratu Tisha menjadi salah satu kekuatan PSSI sebagai calon tuan rumah Piala Dunia U-20.
Secara umum, maksud ketiga kata tersebut yaitu Indonesia memiliki basis suporter sepak bola (unity) yang sangat besar dan berasal dari berbagai macam suku dan daerah (diversity).
Jika Piala Dunia digelar di Indonesia, maka itu menjadi kesempatan (opportunity) untuk melebarkan potensi besar sepak bola di Tanah Air. “Konsep ini menjadi senjata kita,” tutur Ratu Tisha.
Kemudian, PSSI juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah Indonesia dari tingkat pusat hingga daerah untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“PSSI sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas infrastruktur, termasuk lapangan latihan. Melalui dokumen yang ditandatangani Presiden Joko Widodo, ada jaminan peningkatan tersebut. Terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang memberikan dukungan penuh kepada PSSI ,” ujar Ratu Tisha.
PSSI menyiapkan 10 stadion untuk pencalonan tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021 yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Wibawa Mukti (Cikarang), Stadion Pakansari (Cibinong), Stadion Patriot Candrabhaga (Bekasi), Stadion Mandala Krida (Yogyakarta), Stadion Manahan (Solo), Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya) dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali). (ant/jpnn/dek)
batara/sumut pos
OPTIMIS: PSDS optimis dapat poin di Karo.
OPTIMIS: PSDS optimis dapat poin di Karo. batara/sumut pos
LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – PSDS Deliserdang siap menhhadapi tuan rumah Karo United pada leg pertama babak semifinal Liga 3 zona Sumatera Utara di Stadion Samura Kabanjahe, Karo, Selasa (24/9) sore ini. Traktor Kuning berambisi untuk mencuri poin.
PSDS bertemu Karo United di semifinal, karena hanya mampu menempati runner-up Grup G. Pertandingan ini bakal berjalan seru, karena Karo United yang merupakan tim debutan, mampu lolos sebagai juara grup.
Pelatih PSDS Dosman Sagala menegaskan, timnya akan turun full team pada laga ini. Hanya Purnomo yang tidak bisa diturunkan karena akumulasi kartu kuning.
Sedangkan pemain lainnya siap tampil, termasuk striker M Irsan. “Cuma Purnomo akumulasi kartu kuning. Sisanya semua kondisi aman dan fit,”bilang Dosman.
Di posisi belakang, Dosman mempercayakannya kepada Alwi, Harry, Vikra dan Anjas. Sementara di posisi tengah akan dimotori Risky Ramadhan dan Bima. Barisan depan ada Moh Irsan, Kurnia dan Manbal.
PSDS tentu paham dengan kekuatan Karo United. Sebab, tim berjuluk Laskar Simbisa itu dilatih oleh mantan pelatih PSDS sendiri, Ansyari Lubis.
“Karo United dilatih Ansyari Lubis. Kita tentu tahu kemampuan Ansyari dalam melatih tim. Tapi kita tidak pernah gentar. Kita optimis mencuri poin di Karo,” tegasnya. (btr/dek)
istimewa
TUMPUL: Dua striker PSMS Tri Handoko dan M Renggur belum menunjukkan ketajaman pada putaran kedua Liga 2 musim ini.
TUMPUL: Dua striker PSMS Tri Handoko dan M Renggur belum menunjukkan ketajaman pada putaran kedua Liga 2 musim ini.
PSMS Medan sudah melupakan kekalahan di kandang Persita Tangerang, Minggu (22/9) lalu. Kini, Ayam Kinantan fokus untuk mempersiapkan diri menjamu Babel United di Teladan, Jumat (27/9) mendatang.
KEKALAHAN dari Persita memang membuat peluang PSMS lolos ke delapan besar semakin berat. Saat ini, Ayam Kinantan berada di posisi kelima klasemen Wilayah Barat, dengan koleksi 28 angka dari 18 laga.
Situasi ini membuat PSMS dalam tekanan. Mereka wajib untuk menyapu bersih empat laga sisa. Legimin Raharjo dkk pun tidak bisa santai.
Pelatih PSMS Jafri Sastra masih optimis timnya bakal lolos ke babak dalapan besar. Untuk itu, dia mengajak timnya untuk melupakan kekalahan dari Persita.
“Kita masih optimis lolos ke babak delapan besar. Masih ada empat pertandingan sisa yang harus dimaksimalkan,” ujar Jafri Sastra, Senin (23/9).
Sadar tugas tersebut cukup berat, PSMS akan fokus untuk mempersiapkan tim menghadapi empat laga sisa, termasuk pertandingan terdekat menjamu Babel United. “Kita akan langsung mempersiapkan tim di Medan. Kita tidak ingin kehilangan poin lagi dalam empat laga sisa,” tambahnya.
Jafri mengakui, sektor yang harus diperbaiki adalah lini depan. Pelatih berusia 54 tahun itu mengungkapkan penyelesaian akhir timnya masih buruk. Ini terlihat saat melawan Persita.
“Melawan Persita, kita sebenarnya bermain bagus. Kita memiliki tiga peluang, tapi gagal menjadi gol. Sedangkan Persita memiliki satu peluang, langsung jadi gol. Finishing kita masih buruk,” tambahnya.
Sebelum menjamu Babel United, PSMS masih memiliki bebepa hari. Jafri akan memanfaatkan waktu tersebut untuk memperbaiki lini depan. “Kita akan asah penyelesaian akhir, sebelum menjamu Babel,” tandasnya.
Hingga saat ini, lini depan PSMS memang masih paceklik gol. Tri Handoko yang diharapkan menjadi ujung tombak, sejauh ini baru mengoleksi dua gol. Penyerang lainnya, M Renggur, sejauh ini belum mengoleksi gol. (dek)
BERMASKER: Satu keluarga pengendara sepeda mengenakan masker saat kabut asap melanda Medan, beberapa waktu lalu.
BERMASKER: Satu keluarga pengendara sepeda mengenakan masker saat kabut asap melanda Medan, beberapa waktu lalu.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – KONDISI udara di Kota Medan saat ini tidak sehat, dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau dan Jambi. Meski begitu, Pemko Medan hingga kemarin belum mengambil kebijakan untuk meliburkan anak sekolah. Padahal para pelajar, khususnya siswa sekolah dasar (SD), sangat rentan terdampak penyakit yang ditimbulkan dari kabut asap yang menyelimuti Kota Medan sejak sepekan lalu.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, nantinya jika nantinya dampak asap maksimal, barulah sekolah diliburkann
Meski demikian, diakuinya sudah ada beberapa sekolah di daerah tertentu yang diliburkan karena buruknya dampak asap.
Hal itu dikatakan Gubernur Edy menjawab wartawan, Senin (23/9), soal upaya Pemprov Sumut dilakukan menangani dampak asap. Khusus di Medan, kata Edy, ada alat yang bisa menyampaikan buruknya kualitas udara akibat dampak asap. Dia sudah menyampaikan kepada Kepala BPPD Sumut, bilamana sudah sampai di titik maksimal, sekolah diliburkan.
Edy mengatakan, yang terutama saat ini dilakukan adalah menjaga kesehatan masyarakat agar tidak terganggu dari dampak asap. Sudah diinstruksikannya kepada pihak rumah sakit dan puskesmas di Sumut agar siaga memberikan pelayanan.
Menjawab wartawan soal terbatasnya alat pendeteksi pencemaran udara, Gubernur Edy mengatakan khusus di Medan ada di Lapangan Merdeka. “Memang di kabupaten-kabupaten lain, kita akan pelajari lagi, tapi kita berharap cukuplah sekali ini tak lagi membuat asap-asap yang ke depan,” pungkas Edy.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan, Wiriya Alrahman menyebutkan, kondisi ini akan secepatnya disikapi oleh pihaknya. “Tadi pagi saya lihat masih di angka 150 sampai 160 Co, tapi sekarang sudah di angka 196. Artinya memang sudah mendekati 200 yang merupakan ambang batas dan ini butuh langkah cepat,” ucap Wiriya saat menjawab Sumut Pos, Senin (23/9).
Terkait anak sekolah yang belum diliburkan, Wiriya dengan tegas menyebutkan, pihaknya akan segera memanggil sejumlah OPD terkait untuk membahas hal ini. Mulai dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, hingga Dinas Pendidikan. Karena kata Wiriya, hal ini sudah menyangkut masalah kesehatan masyarakat Kota Medan, khusus siswa sekolah.
“Iya, saya akan segera panggil ini OPD-OPD terkait. Apa-apa yang harus kita lakukan untuk saat ini, kalau anak sekolah butuh segera diliburkan, tentu akan kita upayakan untuk itu. Nanti saya minta penjelasan mereka, begitu juga dengan Dinas Pendidikan, kasihan anak-anak sekolah ini,” tegasnya.
Namun, kata Wiriya, khusus untuk tingkat SMA sederajat bukan merupakan wewenang dari Pemko Medan, melainkan Pemerintah Provinsi. “Provinsi belum ada mengeluarkan statement tentang itu, sedangkan wewenang untuk SMA sederajat ada di Pemprov dan itu sudah diatur oleh undang-undang. Tetapi bukan berarti juga kita harus menunggu itu, kalau memang nanti udara sudah semakin tidak kondusif, maka kita bisa mengambil kebijakan sendiri, setidaknya untuk tingkat SMP sederajat ke bawah. Segera akan kita bahas lagi masalah ini dengan OPD terkait” tegasnya kembali.
Untuk itu, lanjut Wiriya, Pemko Medan sudah mengeluarkan surat edaran kepada semua rumah sakit dan Puskesmas yang ada di Kota Medan untuk sigap dan segera memberikan pelayan maksimal kepada masyarakat yang terkena gangguan kesehatan akibat terpapar asap. “Pak Wali Kota sudah mengeluarkan langsung surat edaran itu. Termasuk kepada camat dan lurah agar terus mengimbau warganya supaya mengurangi aktivitasnya di luar ruangan. Dan satu lagi, apabila memang harus beraktifitas di luar ruangan, tetap gunakan masker.” tutup Wiriya.
Kepada Sumut Pos, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Medan, Syarif Armansyah Lubis menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membahas masalah kabut asap di Kota Medan yang semakin meresahkan tersebut. “Ini kami terus membahasnya di provinsi. Pemko Medan tidak punya alat ISPU (Indeks Standart Pencemaran Udara), yang punya itu Pemprovsu. Terakhir kami lihat sudah di angka 196 Co (Carbonmonoksida),” ucap Armansyah, Senin (23/9).
Pria yang karib disapa Bob ini menuturkan, angka itu memang cukup tinggi, mengingat ambang batas udara tercemar dan tergolong tercemar berat itu ada di angka lebih dari 200 Co. “Iya, kalau sudah di atas 200 Co, itu memang sudah berat pencemarannya dan sangat tidak baik untuk kesehatan,” tuturnya.
Terkait siswa sekolah yang hingga kini belum diliburkan, Armansyah mengatakan, akan segera membahasnya dengan pihak Pemprov Sumut. “Iya, itu juga sedang dibahas dan akan terus dibahas bersama pihak Pemprov. Mungkin karena selama ini masih di bawah angka 200, sekitar 150 atau 160 Co, makanya belum diliburkan. Tapi yakin lah, ini akan segera dibahas karena pihak Pemprov juga belum mengumumkam soal libur sekolah karena asap ini,” jelasnya.
Sementara, saat Sumut Pos hendak menanyakan soal siswa sekolah yang belum diliburkan hingga saat ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Marasutan Siregar tak merespon. Beberapa kali dihubungi Sumut Pos via saluran telepon seluler dan WhatsApp, Marasutan hanya membaca pesan tanpa membalas pertanyaan dan tak bersedia mengangkat sambungan telepon yang sudah berkali-kali dilakukan Sumut Pos. Padahal, kondisi 196 Co sudah sangat mendekati ambang batas cuaca tercemar berat dan membahayakan kondisi kesehatan siswa sekolah. (map)
BERMASKER: Satu keluarga pengendara sepeda mengenakan masker saat kabut asap melanda Medan, beberapa waktu lalu.
BERMASKER: Satu keluarga pengendara sepeda mengenakan masker saat kabut asap melanda Medan, beberapa waktu lalu.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Deliserdang, mengeluarkan warning atas kabut asap yang terjadi di wilayah Medan dan sekitarnya, Senin (23/9).
Berdasarkan monitoring partikulate matter (PM10) yang dilakukan pada pukul 10.00 WIB, disimpulkan bahwa kualitas udara di wilayah Medan dan sekitarnya dalam kondisi tidak sehat.
Kepala BBMKG Wilayah I Medan Edison Kurniawan menyampaikan, umumnya konsentrasi partikulat PM10 berkisar di antara 153.1-163 ugram/m³, yang berarti tidak sehat.
Edison menjelaskan, Partikulat (PM10) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). Adapun nilai ambang batas (NAB) adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien, yaitu NAB PM10 = 150 ugram/m³.
“Oleh karena itu, bagi masyarakat yang beraktifitas di luar ruangan diimbau agar memakai masker pelindung,” jelas Edison
Forecaster On Duty Kualanamu, Yolanda juga mengungkapkan kondisi cuaca berkabut dan udara tidak sehat akan terus dipantau oleh pihak BBMKG. Dengan kondisi itu, disarankan masyarakat menggunakan penutup hidung atau masker saat berada di luar rumah dan selalu menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. “Kondisi Tidak sehat kita keluarkan itu berdasarkan pantauan kualitas udara di Deli Serdang dan Medan hari ini,” ucap Yolanda kepada wartawan, Senin (23/9).
Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan BBMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Deliserdang, Yolanda juga menjelaskan, kondisi tidak sehat tersebut dikeluarkan berdasarkan Monitoring Partikulate Matter (PM 10) Harian.
Di mana, Partikulat (PM 10) adalah Pertikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). Nilai Ambang Batas (NAB) adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien yaitu NAB PM 10 = 150 µgram/m3. “Jadi, dapat disimpulkan bahwa umumnya konsentrasi Partikulate PM 10 di Wilayah Medan dalam kondisi Tidak Sehat berkisar antara 153.1-163 µgram/m3,” jelas Yolanda.
Terkait sampai kapan status tersebut berakhir, Yolanda mengatakan, hal tersebut tergantung dari kepekaan kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan. Potensi kabut asap akan berkurang, bila terjadi turun hujan. “Karena, sepanjang masih ada kebakaran hutan dan lahan, status ini masih terus berlaku untuk Medan dan Deli Serdang. Sementara jarak pandang yang kami pantau di Kualanamu paling rendah 700 meter,” kata Yolanda.
Kondisi udara tidak sehat ini, belum mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari. “Oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan agar memakai masker pelindung,” tandas Yolanda.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumut, Index Standar Pencemaran Udara (ISPU) atau kualitas udara di Kota Medan memang sudah masuk dalam kategori sangat tidak sehat. Berdasarkan data itu disebutkan, pada 19 September 2019, kualitas udara di Kota Medan sudah terukur sangat tidak sehat menuju level berbahaya.
Komponen tidak sehat tersebut terlihat dari angka karbon monoksida (CO) yang telah mencapai level 206. Sementara untuk dikatakan baik harusnya berada di level 0-50. Dikatakan berbahaya jika sudah berada pada level 300 sampai 500.
Sayangnya, DLH Sumut belum bisa memberikan data terupdate hingga 23 September 2019. Berdasarkan data yang diberikan untuk pencemaran udara pada 20, 21 hingga 23 September tidak ada data yang dikirim ke DLH dengan alasan karena system AQMS yang ada di Lapangan Merdeka off. “Yang hari ini belum ada,” ujar Kepala DLH Sumut melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan DLH Sumut, Mariduk Sitorus.
Kemarin, kabut asap di Kota Medan dirasakan lebih parah oleh warga Medan dibandingkan hari-hari sebelumnya. Apalagi dua hari terakhir Kota Medan juga tidak turun hujan. Sangat berbeda dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Melihat kondisi seperti ini, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah kembali mengimbau agar warga Sumut tetap memakai masker, mengingat situasi ini juga bukan hanya berdampak kepada wilayah Sumut, melainkan juga beberapa provinsi di Sumatera maupun Kalimantan. “Untuk libur sekolah kita belum membuat kebijakan tersebut,” sebutnya.
Kepala DLH Sumut, Binsar Situmorang menambahkan, asap tebal yang menyelimuti Kota Medan dan sebagian wilayah di Sumut tersebut sudah memengaruhi kegiatan warga. “Agar tidak terkena ISPA, hindari kegiatan keluar rumah dan tetap menggunakan masker. Asap tebal ini juga kita lihatkan sudah menganggu lalu lintas penerbangan,” katanya.
Bupati Labuhanbatu Bagi Masker
Pemkab Labuhanbatu mempersiapkan kebutuhan masker bagi warganya. Bahkan, masker-masker ini akan disediakan di setiap pusat pelayanan kesehatan. “Kita akan persiapkan di setiap Puskesmas se-Labuhanbatu. Gunanya agar dapat membantu warga menghadapi kabut asap,” ungkapBupati Labuhanbatu, Andi Suhaimi Dalimunthe di sela acara pembagian masker ke masyarakat pengguna jalan raya di Bundaran Simpang Enam, Rantauprapat, Senin (23/9).
Pada kesempatan itu, Pemkab Labuhanbatu membagikan sedikitnya 300-an kotak masker kepada warga yang melintas di sana. Andi Suhaimi mengatakan, kabut asap yang menyelimuti kabupaten Labuhanbatu merupakan asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) propinsi Riau. “Ini asap kiriman dari Kabupaten Rokan Hilir, Riau,” katanya.
Dia memprediksi, dalam beberapa hari ke depan akan ada hujan yang mengguyur Rantauprapat. Dan menjadi harapan dalam mengatasi kabut asap. “Mudah-mudahan hujan dalam dua tiga hari ini bisa hadir ke Rantauprapat dan mengurangi asap yang menyelimuti,” ujarnya.
Kepada masyarakat, khususnya anak-anak dia imbau agar jangan terlalu banyak beraktivitas di luar. Dan menggunakan masker jika keluar ruangan. Dalam aksi sosial itu, Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi Dalimunthe didampingi Sekdakab Labuhanbatu Ahmad Muflih. Dan tampak sejumlah pimpinam organisasi perangkat daerah (OPD) turut hadir. Diantaranya, Kepala BPBD Labuhanbatu, Kepala Bapenda, Kadis Kesehatan, Kadis Pertanian dan lainnya.
Pada momen itu, Andi kerap menyapa warga yang melintas sembari membagikan masker. Pada anak-anak, Bupati Andi juga menyempatkan diri memasangkan masker kepada anak. Dan, Andi juga tampak membagikan masker kepada Wakil Bupati Labuhanbatu Utara yang melintas ketika itu.
BPBD Binjai Bagi Masker
Meski kabut asap belum begitu mengganggu aktivitas masyarakat di Kota Binjai, namun Pemko Binjai melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Binjai melakukan antisipasi dengan membagi-bagikan masker kepada masyarakat di depan Kantor Wali Kota Binjai, Senin (23/9).
Kepala BPBD Kota Binjai, Ahmad Yani mengatakan, pembagian masker kepada pengendara sepeda motor untuk mengurangi resiko kabut asap. “Hari ini kami membagikan seribu masker kepada para pengguna sepeda motor, di dua lokasi, yakni di depan Kantor Walikota, dan sekitaran Tugu Binjai,” ungkapnya.
Yani mengimbau agar masyarakat mengurangi aktiftas di luar rumah dan mengunakan masker guna menghindari resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). “Kepada masyarakat saya berpesan agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan kalau ke luar rumah gunakan masker,” tandasnya. (gus/prn/ted)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Raibnya uang Rp1,6 miliar milik milik Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Setdaprov Sumut dari dalam mobil yang diparkir di areal Kantor Gubsu, 9 September lalu, berbuntut penonaktifan pejabat. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menonaktifkan ketiga pejabat terhitung Jumat (21/9), untuk memudahkan pemeriksaan internal yang sedang dilakukan oleh Inspektoratn
Ketiga pejabat yang dinonaktifkan yakni Raja Indra Saleh sebagai Sekretaris BPKAD yang juga pelaksana tugas (Plt) Kepala BPKAD, Fuad Perkasa sebagai Kabid Pengelolaan Anggaran BPKAD, dan Henri Pohan sebagai Kasubbid Pengelolaan Anggaran I BPKAD.
Selain menonaktifkan tiga pejabat, Gubernur juga menunjuk 4 pejabat untuk mengisi posisi yang lowong. Yaitu Ismael Parenus Sinaga (Kadis Kependudukan dan Pencatatan Sipil) menjadi Plt Kepala BPKAD, Halimatusakdiah (Kabid Perbendaharaan) sebagai Plt Sekretaris BPKAD, Mhd Rahmadani Lubis (Kabid Bina Keuda Kab/Kota) sebagai Plt Kabid Pengelolaan Anggaran, dan Ahmad Syafei (Kasubbid Pengelola Anggaran II) sebagai Plt Kasubbid Pengelola Anggaran I.
Kepada wartawan, Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, mengatakan penonaktifan Indra Saleh untuk memudahkan pihak kepolisian melakukan penyelidikan. “Diharapkan kepada tiga orang ini dapat lebih fokus menghadapi pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat. Sehingga masalah ini segera terungkap dan dapat menjadi pelajaran ke depan,” ujar Wagub.
Ijeck menyebutkan, belum diketahui siapa pelaku di balik hilangnya uang Rp1,6 miliar tersebut. “Karena internal kita tidak mau terganggu dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan penyidik, maka kita serahkan (jabatan) sementara ke Ismail Sinaga,” katanya.
Diharapkan, peristiwa seperti ini tidak terulang lagi ke depan. Karena itu, Wagub meminta semua pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Sumut untuk memiliki rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya. “Saya minta seluruh pejabat mempedomani aturan yang sudah ada,” ujar Musa Rajekshah.
Ijeck juga membantah dugaan ada kaitan penonaktifan Indra Saleh dengan proses lelang pejabat eselon II di lingkungan Pemprovsu saat ini. “Ini ‘kan karena musibah, bukan karena mau lelang. Jadi tidak ada kaitannya,” ucapnya sambil menyebutkan belum menerima laporan hasil pemeriksaan dari Inspektorat.
Dari pihak kepolisian sendiri, Ijeck menyebutkan sudah ada perkembangan lebih detail. Kepolisian sedang mendalami identitas pelaku yang berhasil direkam closed-circuit television (CCTV). “Pelaku sepertinya orang luar Pemprovsu,” sebutnya.
Inspektur Sumut, Lasro Marbun, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan hasil pemeriksaan dari hilangnya uang tersebut. “Hasilnya sudah ada. Dan masih mau kita rapatkan di internal kita dulu. Setelah itu baru kita laporkan ke pak gubernur,” katanya.
Inspektorat sendiri sudah memeriksa 30 saksi dari berbagai OPD, termasuk Satpol PP. Namun pihaknya tidak bisa membuka hasil pemeriksaan ke publik, karena masih bersifat rahasia. “Untuk siapa yang terlibat, belum bisa kita umumkan ke publik,” katanya.
Raja Indra Saleh: Tidak Masalah
Raja Indra Saleh saat dikonfirmasi Sumut Pos, membenarkan hal penonaktifan dirinya dari jabatan Plt kepala BPKAD dan sekretaris BPKAD. “Ini ‘kan bagian dari resiko jabatan. Tidak masalah, saya siap dengan konsekuensi dan keputusan atasan,” tuturnya.
Dirinya menegaskan siap bertanggungjawab atas kasus raibnya uang miliaran rupiah tersebut. Di samping itu, ia juga mendorong agar pihak kepolisian cepat mengungkap kasus dimaksud. “Sebagai pimpinan, saya siap bertanggung jawab sampai tuntasnya kasus ini. Saya tidak akan pernah lari dari tanggung jawab. Biarlah pimpinan nanti yang menilai sejauh mana kasus ini nanti terbuka, siapa yang bersalah dan siapa pelakunya,” katanya. (prn)
Rudy Sitanggang/Sumut Pos
TERBAKAR: Hutan di perbukitan kawasan Danau Toba tepatnya di wilayah Rumah Tanggal Desa Silalahi 3 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, kembali terbakar, Senin (23/9).
TERBAKAR: Hutan di perbukitan kawasan Danau Toba tepatnya di wilayah Rumah Tanggal Desa Silalahi 3 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, kembali terbakar, Senin (23/9). Rudy Sitanggang/Sumut Pos
SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Selagi terpapar kabut asap dari karhutla (kebakaran hutan dan lahan) Riau, cuaca berkabut di Dairi semakin tebal akibat terbakarnya perbukitan hutan lindung di kawasan Danau Toba, tepatnya di wilayah Rumah Tanggal Desa Silalahi 3 Kecamatan Silahisabungan, Minggu (22/9) malamn
Informasi diperoleh dari Satgas Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi, Janwar Silalahi, kawasan perbukitan Danau Toba yang terbakar mencapai sekitar 3 hektare.
“Kebakaran hutan di kawasan Danau Toba Silalahi dalam sebulan terakhir telah terjadi 3 kali. Pemadaman sulit dilakukan karena medannya curam dan terjal, sehingga menyulitkan petugas melakukan pengendalian. Tim hanya bisa memadamkan api dengan peralatan seadanya seperti ranting dan pompa gendong,” ucap Janwar, Senin (23/9).
Kebakaran hutan itu menambah ketebalan kabut asap di wilayah Kabupaten Dairi. Kondisi terpantau, Senin (23/9) di Kecamatan Sidikalang dan Sitinjo, kabut asap menyelimuti dengan jarak pandang hanya 200 meter. Kondisi ini mengancam keselamatan pengendara.
Sejumlah warga mengeluhkan kondisi tersebut. Sahala Siregar (50) dan Parulian Naibaho (59), pengemudi angkutan umum perkotaan di Sidikalang, kepada wartawan mengatakan, kabut asap sangat mengganggu jarak pandang pengendara.
“Kabut sudah terasa sejak 2 hari terakhir. Makin lama makin tebal. Kami berharap pemerintah membagikan masker kepada masyarakat demi kesehatan. Soalnya, warga terancam kena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut),” ucap keduanya.
Polres: Jangan Bakar Hutan di kawasan Danau Toba
Terkait kebakaran hutan di pebukitan Danau Toba dalam sebulan terakhir, Kepolisian Resor Dairi mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan khususnya hutan lindung, di perbukitan kawasan Danau Toba. Khususnya di Desa Silalahi serta Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.
Imbauan disampaikan Kapolres Dairi AKBP Erwin Wijaya melalui Kabag Ops Kompol WH Pranggono, saat menggelar sosialisasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Silalahi belum lama ini.
“Sosialisasi yang dilakukan diikuti instansi terkait, personil Kodim 0206, serta anggota Babinsa dan masyarakat Desa Silalahi. Polres Dairi melarang warga saat membuka lahan atau semak belukar dengan cara membakar. Sebab kawasan Desa Silalahi serta Paropo dinilai sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Kasubbag Humas Polres, Ipda Donni Saleh, Senin (23/9).
Untuk menegaskan larangan itu, Polres Dairi telah memasang sejumlah spanduk imbauan melarang pembakaran hutan dan lahan, di wilayah kerjanya.
“Apabila kedapatan membakar hutan atau lahan dengan sengaja, akan dikenakan pidana penjara 15 tahun dan denda 5 Rp miliar,” kata Kompol WH Pranggono.
Kepala Dinas Kesehatan Dairi, dr Nitawati Sitohang, yang coba dimintai tanggapan mengenai kondisi udara di Dairi, tidak berhasil ditemui.(rud)
istimewa
SERAHKAN: Ketua Partai Nasdem Medan Afif Abdillah menyerahkan formulir kepada Hamdan Simbolon, bakal calon yang akan mendaftar.
SERAHKAN: Ketua Partai Nasdem Medan Afif Abdillah menyerahkan formulir kepada Hamdan Simbolon, bakal calon yang akan mendaftar.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) sudah memberi signal kalau mereka bakal mendukung Bobby Afif Nasution dalam Pilkada Kota Medan tahun depan. Namun begitu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kota Medan tetap membuka pendaftaran atau penjaringan Bakal Calon (Balon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan periode 2020-2024n
“Terhitung sejak hari ini hingga 23 Oktober 2019, tepat satu bulan lamanya, kita resmi membuka pendaftaran,” kata Ketua DPD Partai NasDem Kota Medan, Afif Abdillah didampingi sejumlah pengurus kepada wartawan di Sekratariat DPD Partai NasDem Kota Medan, Jalan T Amir Hamzah Medan, Senin (23/9).
Usai pendaftaran, kata Afif, selanjutnya pada 24-31 Oktober 2019 dilaksanakan pemaparan kandidat. Kemudian pada November sampai Desember, berkas para kandidat sudah masuk ke DPP untuk selanjutnya dilakukan survei. “Kami terbuka kepada siapa saja yang mau mendaftar, baik kader maupun nonkader. Kami persilakan untuk putra-putri terbaik Kota Medan untuk maju,” ujar Afif.
Sesuai slogan partai, sebut Afif, para kandidat yang mendaftar tidak dipungut biaya. “Politik tanpa mahar, itu yang tetap kita kedepankan. Bahkan, untuk materai pada formulir pendaftaran sekalipun kami yang sediakan,” sebutnya.
Disinggung sejumlah nama yang sudah melakukan komunikasi politik ke NasDem, Afif mengakui ada sejumlah nama yang bersilaturahmi dengan NasDem. “Tapi semua itu tergantung, apakah yang bersangkutan itu sendiri mendaftar atau tidak. Kalau dia sendiri tidak mendaftar ke kami, bagaimana kami mengusungnya?” katanya.
Ditanya tentang kemungkinan akan mengusung kader internalnya sendiri, Afif tidak menampik ada sejumlah kader yang bisa dimajukan untuk menjadi kandidat. “Tapi kita kan harus berkoalisi untuk mengusung. Makanya kita terus melakukan komunikasi politik, karena tidak ada yang tidak mungkin, inikan masih mencair,” jelasnya.
Pantauan Sumut Pos, pada hari pertama pembukaan pendaftaran, Ketua DPC PKB, Hamdan Simbolon menjadi orang pertama yang hadir di sekretariat DPD NasDem Medan untuk mengambil formulir. Pengambilan formulir Hamdan Simbolon diterima langsung Ketua DPD Partai NasDem, Afif Abdillah. “Saya mengambil formulir dari NasDem ini untuk ikut sebagai salah satu calon pada Pilkada Medan nanti, saya akan mendaftar sebagai Wakil Wali Kota Medan,” kata Hamdan Simbolon.
Hamdan menyebutkan, ia yakin dan percaya bahwa NasDem akan memilih calon wali kota yang baik dan berkompeten untuk membangun Kota Medan. “Dan saya berharap NasDem memberikan kesempatan bagi saya untuk maju sebagai wakil wali kota dari calon wali kota yang nanti diusung NasDem,” terangnya.
Sebelumnya, pada kesempatan yang sama, DPD NasDem secara resmi mengumumkan struktur fraksi Nasdem DPRD Medan periode 2019-2024. “Selaku ketua fraksi, saya sendiri (Afif Abdillah), wakil ketua diisi Antonius Devolis Tumanggor, Sekretaris diisi Tengku Edriansyah Rendy dan Bendahara diisi oleh Habiburahman Sinuraya,” tutup Afif. (map)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Indra Napitupulu sukses menipu pasangan suami istri (Pasutri) hingga Rp757 juta. Polisi gadungan berpangkat Komisaris Besar (Kombes) ini, mengaku bisa meluluskan putra keduanya masuk Akademi Polisi (Akpol).
Hal itu terungkap dalam sidang di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri Medan, Senin (23/9). Sidang kali ini beragendakan keterangan saksi dan terdakwa.
Dihadapan majelis hakim yang diketuai oleh Erintuah Damanik, korban Tongo Hutajulu mengaku telah melakukan transfer uang sebanyak 13 kali kepada terdakwa.
“Saya percaya karena dia (Indra) mengaku berpangkat Kombes Pol yang bertugas di Mabes Polri,” ucap Tongo.
Tongo semakin percaya dan tidak menaruh curiga. Sebab, menantunya (Andi Dedi Sihombing) yang juga anggota Kepolisian bertugas di Samosir, sempat bertemu dengan terdakwa.
Untuk menyakinkan korban, terdakwa juga membagikan kartu nama yang berpangkat Kombes Pol dan bertugas di Jakarta.
Tahun 2017 silam, Tongo Hutajulu dan Carles Ambarita bertemu terdakwa di Bandara Kualanamu. Keduanya meminta kepada terdakwa agar anak mereka (Syahputra Ambarita) dibantu masuk Bintara Polri.
Nah, saat itu terdakwa menawarkan menjadi Akpol dengan meminta uang Rp400 juta.
“Tapi belakangan uang yang kami serahkan sebanyak Rp757 juta. Setelah ditunggu, anak saya tidak masuk menjadi peserta Taruna Akpol,” kata Tongo.
Mendengar cerita korban, hakim Erintuah Damanik mengaku heran kenapa korban menurutinya.
“Kenapa kalian percaya dan bahkan ada keluarga polisi pula lagi? Kan sudah tegas penerimaan PNS (ASN), Polri, Tentara, Jaksa dan Hakim saat kepemimpinan Jokowi, murni tidak ada diminta uang. Nah, kamu Andi kenapa kamu percaya sampai keluargamu transfer sebanyak 13 kali,” kata Erintuah.
“Percayanya karena dia (terdakwa) menunjuk kartu,” jawab Andi yang turut bersaksi.
“Kenapa tak kau cek? Kenapa setelah uang diberikan dan tak berhasil baru kalian sadar telah ditipu?,” tanya hakim kembali.
Andi tidak bisa menjawab secara keseluruhan kenapa keluarganya bisa tertipu.
Sementara itu, Hilda Monayanti Pasaribu selaku pegawai BNI Cabang Samosir membenarkan ada transfer dari Charles Ambarita kepada Indra Napitupulu sebanyak 13 kali.
Masih dalam persidangan, Syahputra mengaku bahwa terdakwa juga meminta nomor peserta seleksi Akpol.
Setelah mendengarkan keterangan empat korban dilanjutkan dengan keterangan terdakwa. Indra mengaku didesak keluarga korban agar anak mereka dimasukkan menjadi anggota Polri meski dia sendiri tak menjamin kalau si anak bakal masuk. “Tak ada saya jamin,” cetus terdakwa.
Mendengar hal itu, majelis hakim menggelengkan kepalanya. Dalam persidangan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Abdul Hakim mengatakan bahwa sebelumnya terdakwa pernah menjalani hukuman di Tangerang dan proses pemeriksaan kasus di Dairi.(man/ala)
ist
EKSEPSI: Tiga terdakwa kasus pengancaman, menjalani sidang eksepsi, Senin (23/9).
EKSEPSI: Tiga terdakwa kasus pengancaman, menjalani sidang eksepsi, Senin (23/9).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penasihat hukum tiga terdakwa kasus pengancaman dengan kekerasan, meminta majelis hakim membebaskan dari segala dakwaan di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (23/9). Hal itu disampaikan dalam sidang beragendakan nota keberatan atas dakwaan (eksepsi).
EKESEPSI tersebut, dibacakan secara bergantian oleh Superry Daniel Sitompul dan Pransisko Nainggolan. Mereka beranggapan, bahwa terdakwa Anton Sutomo alias Ng Liong Tek (45), Sui Kui alias Ng Siu Kui alias Akui (59) dan Citra Dewi alias Atong (49), tidak memenuhi unsur menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum.
“Bahwa unsur memaksa orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, juga tidak terpenuhi,” ungkap Superry Sitompul, dihapan Ketua Majelis hakim, Erintuah Damanik.
Selain itu, dalam eksepsinya dijelaskan, kasus yang terjadi pada April 2011 baru dilaporkan ke pihak Kepolisian pada tanggal 31 Juli 2018.
“Sehingga jika Jaksa Penuntut Umum (JPU) memperhatikan tenggang waktu tersebut, maka pelaporan ini telah lewat waktu atau kadaluarsa. Oleh karena itu, JPU tidak akan melimpahkan perkara ini,” urai Superry yang didampingi Ferry Iwan S Tambunan dan Berlin Purba.
Lebih lanjut, bahwa perbuatan terdakwa bukan perbuatan tindak pidana. Sebab, Akte No 10 tanggal 1 April 2011 Tentang pengikatan diri untuk melakukan jual beli terhadap dua bidang tanah (SHM No 209 dan SHM No 210) dari saksi korban kepada pihak II (Haris Anggara, Anton Sutomo, Sui Kui dan Citra Dewi).
Kemudian, Akte No 125 tanggl 5 April 2011 tentang akta jual beli terhadap tanah dan bangunan sesuai dengan SHM No 1792 dari saksi korban kepada pihak II (Haris Anggara, Anton Sutomo, Sui Kui dan Citra Dewi).
“Oleh karena perjanjian dibuat dibawah tekanan, maka surat akte tersebut menjadi tidak sah. Oleh karena itu, perkara ini merupakan ranah keperdataan,” timpal Pransisko Nainggolan.
Usai mendengarkan eksepsi terdakwa, majelis hakim menunda sidang Kamis (26/9) depan, dengan agenda jawaban JPU.
Sebelumnya diberitakan, tiga terdakwa warga keturunan, duduk lemas menjalani sidang perdana di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Kamis (19/9) siang. Pasalnya, ketiganya didakwa mengancam dan memeras hingga korban merugi Rp30 miliar.
Ketiga terdakwa masing-masing, Anton Sutomo alias Ng Liong Tek (45), Sui Kui alias Ng Siu Kui alias Akui (59) dan Citra Dewi alias Atong (49).(man/ala)