28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 4946

Anggota DPRD Medan Dilantik 16 September, 50 Dewan Resmi Tanpa Pin Emas

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelantikan anggota DPRD Medan terpilih periode 2019-2024 dari hasil Pemilu 2019 dipastikan akan digelar pada Senin, 16 September 2019 mendatang. Sebanyak 50 anggota DPRD Medan terpilih tersebut akan dilantik di ruang Paripurna DPRD Medan.

Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Medan, Abdul Azis mengatakan, hingga saat ini persiapannya sudah mencapai 70 persen. “Sudah, sudah kita persiapkan, persiapannya sudah cukup matang, bisa dikatakan sudah 70 persen, sudah hampir rampung. Ini kita tinggal gladi saja gladi kotor maupun gladi bersih,” ujarnya.

Sedangkan Pin yang berhak untuk diterima oleh setiap anggota DPRD Medan pada periode ini, Azis kembali menyebutkan bahwa para anggota dewan tersebut tidak akan mendapatkan pin emas, melainkan hanya pin yang disepuh emas. “Itu sudah pasti, bukan pin emas tapi pin yang hanya disepuh emas,” pungkasnya.

Seperti diketahui, KPU Medan telah menetapkan 50 anggota DPRD Medan terpilih periode 2019-2024. Adapun 50 anggota DPRD Medan periode 2019-2024 yang ditetapkan KPU yakni dari Daerah Pemilihan (Dapil) I meliputi Kecamatan Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Baru dan Medan Petisah yaitu Edward Hutabarat (PDIP), Rajudin Sagala (PKS), Dame Duma Sari Hutagalung (Gerindra), Robi Barus (PDI P), Abd Rahman (PAN), Renvelli Pandapotan Napitupulu (PSI), Antonius Devolis Tumanggor (Nasdem) dan Radiawan Sitorus (PKS).

Lalu, anggota dewan yang ditetapkan dari Dapil II dengan kuota 12 kursi meliputi Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Deli dan Medan Marelan yakni Aulia Rachman (Gerindra),HT Bahrumsyah (PAN), Margaret MS (PDI P), Abdul Latif Lubis (PKS), T Edriansyah Rendy (Nasdem), Mulia.Asri Rambe (Golkar), Surianto Butong (Gerindra), Abdul Rani (PPP), Ishaq Abrar M Tarigan (Demokrat), Janses Simbolon (Hanura), Siti Suciati (Gerindra) dan Sudari (PAN).

Dari dapil III meliputi Kecamatan Medan Tembung, Medan Timur dan Medan Perjuangan nama anggota dewan yang ditetapkan KPU Medan yakni, Paul Mei Anton Simanjuntak (PDIP), Wong Chun Sen (PDIP), Sahat B Simbolon (Gerindra), Netty Yuniati Siregar (Gerindra), Modesta Marpaung (Golkar), Edwin Sugesti Nasution (PAN), Irwansyah (PKS), Parlindungan Sipahutar (Demokrat).

Untuk dapil IV meliputi Kecamatan Medan Amplas, Denai, Kota dan Area dengan kuota 10 kursi yakni Hasyim SE (PDIP), David Roni G Sinaga (PDIP), H Ihwan Ritonga (Gerindra), Dedy Aksyari Nasution (Gerindra), Rudiyanto S.Pd.I (PKS), Edi Saputra ST (PAN), M. Rizki Nugraha SE, (Golkar), Drs Hendra DS ( Hanura), Dodi Robert Simangunsong (Demokrat), Afif Abdillah (Nasdem).

Sedangkan untuk dapil V meliputi Kecamatan Medan Johor, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan, 12 anggota dewan yang ditetapkan KPU Medan yakni Daniel Pinem (PDI P), Dhiyaul Hayati (PKS), Mulia Syahputra Nasution (Gerindra), Muhammad Afri Rizky (Golkar), Sukamto SE (PAN), Habiburrahman Sinuraya (Nasdem), Johannes Haratua HTG (PDI P), Syaiful Ramadhan (PKS), Burhanuddin Sitepu (Demokrat), Erwin Siahaan (PSI), Suranta Meliala (Gerindra) dan Hendri Duin (PDI P). (map/ila)

Tuntut Hak & Tak Mau Dipensiunkan, Karyawan Lansia Primkop TKBM Belawan Berdemo

idris/sumutpos UNJUKRASA: Setda Kota Medan, Musaddad Nasution, menerima pengunjuk rasa dari Primkop-TKBM OP Belawan di Kantor Wali Kota Medan, Senin (9/9). siang. Dalam aksinya, para buruh tersebut meminta bantuan kepada Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dalam menuntut haknya. (M IDRIS)’
UNJUKRASA: Setda Kota Medan, Musaddad Nasution, menerima pengunjuk rasa dari Primkop-TKBM OP Belawan di Kantor Wali Kota Medan, Senin (9/9).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Tak mau dipensiunkan secara mendadak, puluhan massa yang tergabung dalam Primer Koperasi (Primkop) Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Belawan melakukan aksi unjuk rasa di kantor Walikota Medan, Senin (9/9) Dalam aksinya, para buruh tersebut meminta bantuan kepada Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dalam menuntut haknya.

Massa yang terdiri dari para karyawan yang telah berusia lanjut itu menuntut hak-hak mereka sekakigus meminta kejelasan atas diberhetikannya mereka secara tiba-tiba dan sepihak oleh koperasi TKBM Pelabuhan Belawan.

Dalam aksinya di depan pagar Kantor Wali Kota Medan, massa dari Primkop TKBM Pelabuhan Belawan memprotes adanya aturan baru yang dikeluarkan oleh pihak Koperasi tentang batas usia bagi para pekerja di TKBM Belawan. Massa tak terima dengan adanya aturan yang mereka nilai sangat merugikan itu.

Menurut mereka, alasan pekerja yang sudah tua dinilai tidak lagi mampu lagi bekerja tidak dapat diterima sepenuhnya. Selain itu, aturan tersebut dibuat sepihak tanpa melibatkan pihak mereka yang sudah lama bekerja di Primkop TKBM Pelabuhan Belawan.

“Mereka mengeluarkan aturan baru tentang batas akhir usia bagi pekerja TKBM yaitu 55 tahun. Katanya usia itu sudah tidak bisa lagi bekerja karena sudah tua. Kami minta kejelasan saja, kenapa begitu? Kenapa dulu tak ada aturan itu dan sekarang tiba-tiba ada aturan itu,” ucap salah satu pekerja TKBM Belawan yang turut dalam aksi tersebut, Rusmiadi.

Dikatakan Rusmiadi, bilapun pihaknya harus diberhentikan maka pihak koperasi TKBM Belawan harus memberikan apa yang menjadi hak-hak mereka terlebih dahulu. “Kalaupun diberhentikan kami minta hak-hak kami dipenuhi. Kami harus diberi pesangon, tak bisa diberhentikan begitu saja. Mereka juga harus selesaikan dulu perumahan yang kami cicil saat ini dari setiap kali ada bongkar muat,” ujar Rusmiadi.

Dilanjutkan Rusmiadi, pihak Primkop TKBM sama sekali tidak menghargai mereka sebagai pekerja yang sudah bekerja di sana selama puluhan tahun. “Sampah saja diletakan pada tempatnya tapi kami yang sudah puluhan tahun bekerja malah tak dipandang jasa-jasa kami. Permintahan kami sederhana saja, penuhi saja hak-hak kami seperti pesangon, BPJS dan perumahan yang masih kami cicil,” tegasnya

Koordinator Aksi, Horas Hugo Gultom mengatakan, permintaan para buruh lansia ini sederhana saja yaitu penuhi hak-haknya seperti pesangon, BPJS Ketenagakerjaan serta perumahan yang masih dicicil dan sebagian belum ada yang lunas. “Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 (Tentang Ketenagakerjaan) sudah jelas, di mana diatur hak dan kewajiban tenaga kerja. Kita ini terdaftar atau resmi, tapi kok dibuang begitu saja. Apa memang begitu nasib semua buruh nantinya ketika lansia, kan jelas menyedihkan kalau seperti ini,” ujarnya.

Bila aspirasi tersebut tidak ditindaklanjuti oleh Wali Kota Medan, maka pihaknya akan melanjutkan aksi tersebut ke pihak-pihak berikutnya. Sebab, saat ini ada 3.000 lebih pekerja di TKBM Pelabuhan Belawan dan lebih dari 1.000 pekerja diantaranya sudah berusia 55 tahun atau lebih. Artinya, lebih dari sepertiga pekerja di TKBM Pelabuhan Belawan akan segera kehilangan pekerjaannya karena adanya aturan baru tersebut.

“Kalau tak didengar aspirasi kami ini maka kami akan menyampaikan persoalan kami ini ke Pak Presiden. Kami yakin Pak Jokowi pasti mau mendengar apa yang menjadi persoalan kami,” tegasnya.

Setelah satu jam lebih menyampaikan aspirasinya, aksi massa akhirnya diterima oleh Asisten Pemerintahan Setda Kota Medan, Musaddad Nasution. Kepada para buruh tersebut, Musaddad berjanji segera menindaklanjutinya dan mengundang ke Dinas Tenaga Kerja (Dinasker) Kota Medan untuk duduk bersama.

“Kita tetapkan waktunya kapan untuk pertemuan, nantinya kita undang juga dari Otoritas Pelabuhan Belawan. Bahkna, kita juga hadirkan pihak Dinas Koperasi dan UMKM Medan dan Pemprovsu. Pihak-pihak yang dihadirkan nantinya itu diharapkan dapat merumuskan atau mencari jalan keluar yang terbaik,” ujarnya.

Mendengar jawaban tersebut, para buruh yang semula berkerumun di depan gerbang Balai Kota Medan, kemudian secara perlahan pergi berangsur-angsur. Aksi seratusan buruh itu berlangsung damai dengan pengawalan ketat petugas kepolisian. (map/ris/ila)

Ratusan Sopir Truk Pelabuhan Unjuk Rasa

fachril/sumut pos SOPIR: Persatuan Sopir Truk Pelabuhan (PSTP) Belawan, berdemo di kawasan Pelabuhan Belawan, Senin (9/9).
SOPIR: Persatuan Sopir Truk Pelabuhan (PSTP) Belawan, berdemo di kawasan Pelabuhan Belawan, Senin (9/9).
Fachril/sumut pos

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan sopir truk kontainer yang tergabung dalam Persatuan Sopir Truk Pelabuhan (PSTP) Belawan, menggelar aksi unjuk rasa damai di kawasan Pelabuhan Belawan, Senin (9/9).

Para sopir truk serta unsur pengurus PSTP dengan mengendarai puluhan sepeda motor serta satu unit mobil pikup mendatangi n

sejumlah perusahaan di Kawasan Industri Medan (KIM), Jalan KL Yos Sudarso dan Pelabuhan Belawan. Mereka menuntut santunan kepada pengemudi truk yang mengalami kecelakaan kerja, meninggal dunia maupun telah pensiun.

Ketua DPP PSTP Belawan, Jonson Butar Butar mengatakan, ada sebahan 20 perusahaan pengangkutan di kawasan Pelabuhan Belawan yang mengabaikan hak pengemudi truk untuk mendapatkan santunan.

Seperti meninggal dunia karena sakit maupun kecelakaan kerja maupun yang sudah pensiun, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tetapi hanya diberikan santunan seadanya.

“Saat ini masih banyak pengemudi truk pengangkut peti kemas yang belum diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan,” sebut Jonson.

Jumlah sopir truk yang tidak mendapat santunan ada sebanyak 27 orang, namun hingga kini beberapa perusahaan transportasi angkutan jasa kontainer tidak ada merealisasikan tuntutan mereka.

“Selama ini kami hanya sifatnya mediasi di Disnaker. Tapi, belum ada titik temu untuk menyelesaikan santuan kepada sopir. Makanya, hari ini sampai tiga hati kedepan kami akan terus demo sampai tuntutan kami direalisasi,” tegasnya di depan PT Samudera Logistik.

Menyikapi aksi unjuk rasa tersebut pihak manajemen PT Samudera Logistik, melakukan pertemuan dengan sejumlah perwakilan pengemudi truk serta pihak keluarga korban namun dalam pertemuan tersebut belum ada keputusan dari pihak perusahaan terhadap tuntutan para pengunjuk rasa. (fac/ila)

Ciptakan Rasa Aman & Jaga Kamtibmas Bersama, Inalum dan Poldasu Tandatangani Nota Kesepahaman

MOU: Direktur Pelaksana INALUM, Oggy Achmad Kosasih (kanan) dan Kapoldasu, Irjen Pol Drs Agus Andrianto, SH, MH (jkiri) usai tandatangan MoU di Mapoldasu. menanda tangani Nota Kesepahaman di Aula Tribrata Mapoldasu Medan pada Jumat (6/9)
MOU: Direktur Pelaksana INALUM, Oggy Achmad Kosasih (kanan) dan Kapoldasu, Irjen Pol Drs Agus Andrianto, SH, MH (jkiri) usai tandatangan MoU di Mapoldasu. menanda tangani Nota Kesepahaman di Aula Tribrata Mapoldasu Medan pada Jumat (6/9)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM bersama Kepolisian Daerah Sumatera Utara menjalin kerja sama yang dituangkan ke dalam Nota Kesepahaman.

Penandatanganan Nota Kesepahaman ini ditandatangani langsung oleh Direktur Pelaksana INALUM Oggy Achmad Kosasih dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Drs Agus Andrianto, SH, MH di Aula Tribrata Mapoldasu Medan pada Jumat (6/9).

Nota Kesepahaman tentang Bantuan Pengamanan Aset Serta Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban di Lingkungan PT INALUM (Persero) ini merupakan perpanjangan dari kerja sama yang sebelumnya sudah terjalin sejak tahun 2017.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Pelaksana INALUM Oggy Achmad Kosasih menyampaikan latar belakang penandatanganan Nota Kesepahaman ini. “Nota Kesepahaman ini merupakan perwujudan peningkatan kerja sama dua institusi negara khususnya peran INALUM sebagai Objek Vital Nasional dan Kepolisian sebagai institusi yang bertugas untuk mengamankan aset-aset strategis negara, menjaga kamtibmas dan memelihara ketertiban serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku,” jelas Oggy.

Oggy mengungkapkan bahwa aset INALUM tersebar di beberapa titik di Provinsi Sumatera Utara yang memerlukan peran dari pihak Kepolisian. “Daerah kerja INALUM meliputi Bendungan & PLTA di Kabupaten Toba Samosir dan Asahan, jalur jaringan transmisi sebanyak 271 tiang sepanjang 120 KM membentang dari Asahan hingga Batu Bara dan Pabrik Peleburan Aluminium serta Pelabuhan TUKS INALUM di Kuala Tanjung.

Tentu dalam hal ini INALUM memiliki keterbatasan dalam pengamanan. Sehingga, peran Kepolisian khususnya Polda Sumatera Utara sangat diperlukan untuk menciptakan rasa aman agar proses produksi INALUM dapat berjalan dengan lancar yang pada akhirnya mampu memberikan kontribusi maksimal kepada pemerintah dan negara,” ungkap Oggy.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Drs Agus Andrianto, SH, MH menginstruksikan kepada seluruh jajarannya agar selalu mengamankan seluruh lapisan masyarakat sebaik mungkin.

“Sudah menjadi kewajiban instansi Polri untuk mengamankan seluruh lapisan masyarakat khususnya yang menjadi wilayah objek vital nasional, dalam hal ini INALUM tentunya wajib dilindungi untuk mendukung operasional INALUM sehingga mampu berkontribusi maksimal bagi pendapatan negara,” tutur Agus.

Sebagai informasi, pada Nota Kesepahaman ini ada beberapa item yang disepakati oleh INALUM dengan Poldasu di antaranya (1) Kegiatan pengamanan Lokasi Kerja, (2) Koordinasi keamanan dan ketertiban Lokasi Kerja, (3) Menyelenggarakan segala kegiatan guna menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di wilayah PT INALUM (Persero), (4) Koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap bentuk-bentuk pengamanan swakarsa, (5) Pengembangan dan pembinaan sikap mental personel baik karyawan maupun Satuan Pengamanan PT INALUM (Persero), (6) Bantuan pengamanan dan Penanganan Kondisi Gawat Darurat Obyek Vital Nasional, (7) Kegiatan sosialisasi hukum dan peraturan terkini untuk Karyawan maupun Satuan Pengamanan PT INALUM (Persero) dan, (8) Kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan bersama antara Poldasu dan PT INALUM (Persero).

Turut hadir dalam penandatanganan Nota Kesepahaman ini Direktur Eksekutif SDM INALUM Ismadi YS, Deputy General Manager Umum INALUM Dwi Yantho, Wakapolda Sumatera Utara, Brigjen Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto, S.I.K, M, Hum beserta jajaran pejabat INALUM dan Kepolisian lainnya. (rel/tri/ila)

Usut Sejumlah Kasus Korupsi, Empat Elemen Massa Geruduk Kejari Lubukpakam

batara/sumut pos BERORASI: Massa dari empat elemen menyampaikan tuntutan mereka sambil berorasi di depan Kejaksaan Negeri Lubukpakam, Senin (9/9).
BERORASI: Massa dari empat elemen menyampaikan tuntutan mereka sambil berorasi di depan Kejaksaan Negeri Lubukpakam, Senin (9/9).
Batara/sumut pos

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Ratusan massa dari empat elemen, yakni Forum Anti Korupsi (FORAK), KNPI Deliserdang, Pemuda Ansor Deliserdang dan Forum Pekerja Swakelola Terzolimi, berunjukrasa di kantor Kejaksaan Negeri Lubukpakam, Senin (9/9).

Dalam aksinya, massa berorasi sambil mengusung sejumlah poster bertuliskan berbagai tuntutan di antaranya, mengusut dugaan korupsi pada proyek pembangunan Pasar Tradisional Bakaran Batu TA 2013-2014, dengan kerugian sebesar Rp14 miliar.

Selain itu, menuntaskan sejumlah kasus proyek di Dinas Pendidikan, Pungutan Liar di lingkungan sekolah seperti pengadaan berbagai seragam sekolah, alat alat perlengkapan sekolah dan LKS. Kemudian, usut tuntas dugaan manipulasi proyek pembangunan gedung fisioterapi dan laboratorium terpadu RSUD Deliserdang, dan dugaan korupsi pemeliharaan gedung RSUD Deliserdang dengan pagu anggaran sekitar Rp11 miliar.

Selanjutnya, dugaan manipulasi data peserta BPJS (dinas kesehatan) Kabupaten Deliserdang, dugaan penyelewengan dana di panti jompo Sidodadi Beringin, dan tuntaskan pembayaran swakelola Rp175 miliar, bentuk perda perlindungan anak dan bubarkan TP4D.

Koordinator aksi Forum Pekerja Swakelola Terzolimi, Safrin menilai Bupati Deliserdang Ashari Tambunan tidak punya hati nurani dan pembohong. “Kami meminta hak kami. Pembangunan sudah kami laksanakan dan dinikmati masyarakat Deliserdang, tapi sampai kini pekerjaan yang sudah kami lakukan tidak juga dibayar,”ungkapnya. Setelah melakukan aksi di Kantor Kejaksaan Negeri Deliserdang, massa bergerak menuju Kantor Bupati Deliserdang dengan agenda tuntutan yang sama.

Setelah berorasi, massa kembali bergerak menuju Kantor DPRD Deliserdang. Di rumah wakil rakyat ini, mereka diterima Anggota DPRD Deliserdang Nusantara Tarigan dan Misnan Aljawi . Kepada massa, Nusantara dan Misnan berjanji akan membahas semua tuntutan yang diminta massa tersebut. “Kami akan bahas ini bersama anggota DPRD Deliserdang lainnya. Kami harap masyarakat bisa bersabar,”ujar Misnan. (btr/han)

Pelatihan Tagana Langkat se-Kabupaten Langkat Diharapkan Bisa Edukasi Siswa Tanggap Bencana

Bambang/sumut pos SERAHKAN: Kabid Linjamsos dan Orsos Dinas Sosial Kabupaten Langkat Rusdan Pohan didampingi Kasi Alfrida Sirait, menyerahkan perlengkapan Pelatihan Formal Tagana Langkat, kepada perwakilan peserta.
SERAHKAN: Kabid Linjamsos dan Orsos Dinas Sosial Kabupaten Langkat Rusdan Pohan didampingi Kasi Alfrida Sirait, menyerahkan perlengkapan Pelatihan Formal Tagana Langkat, kepada perwakilan peserta.
Bambang/sumut pos

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Anggota Tagana sebagai ujung tombak dinas sosial dalam penanganan pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana, dituntut berdisplin tinggi dan memiliki tanggungjawab. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Langkat Rina Wahyuni Marpaung, S.STP, M.AP melalui Kabid Linjamsos dan Orsos Rusdan Pohan, saat membuka Pelatihan Formal Tagana Kabupaten Langkat, di aula Kantor Dinas Sosial di Stabat.

Kepada para peserta pelatihan, Orsos Rusdan meminta agar mencermati dengan baik atas materi yang disampaikan oleh narasumber. Sebab lanjut Orsos Rusdan, Tagana dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab yang baik dalam melayani masyarakat.

“Semoga pelatihan ini dapat menjadikan Tagana sebagai relawan di penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang bermartabat dan handal,” ujarnya, Senin (9/9). Lebih lanjut diharapkannya, Tagana lebih disiplin dan terus meningkatkan kemampuan diri untuk cepat tanggap dalam mengatasi bencana yang terjadi.

Sementara itu, Koordinator Tagana Langkat Muhammad Ahyar mengharapkan para anggota Tagana untuk meningkatkan sumber daya manusia, karena era sekarang ini Tagana tidak hanya berperan pada penanggulangan bencana di lapangan saja, namun ada peran sejalan dengan penanganan bencana, yaitu pra bencana dan pasca bencana yang lebih pada mengedukasi masyarakat, maupun korban bencana.

Ahyar mengungkapkan, saat ini ada program Tagana Goes To School (Tagana masuk ke sekolah) dengan harapan dapat mengedukasi para siswa tentang kebencanaan serta penanggulangannya.

Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini diikuti oleh anggota Tagana dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Langkat. (bam/han)

Disdukcatpil Binjai Launching KIA

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcatpil) Kota Binjai melaunching penyerahan Kartu Identitas Anak (KIA) di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes), Senin (9/9).

Launching penyerahan KIA tersebut dihadiri Wali Kota Binjai yang diwakili Asisten III Administrasi Umum, Meidy Yusri, Pelaksana Harian (Plh) Kadisdukcapil Rahmad Saleh, para camat, lurah, dan puluhan masyarakat yang akan menerima KIA. Disdukcapil sudah melakukan pengumpulan data anak di setiap kantor camat. Antusias masyarakat cukup tinggi untuk mengumpulkan data anak-anak mereka.

Meidy menegaskan, bahwa pengurusan KIA dilakukan secra gratis. “Kalau nanti ada kutipan, segera laporkan kepada kami,” tegas Meidy.

Dia juga mengimbau masyarakat atau para orangtua untuk membawa anak-anaknya mengurus KIA. “Perlu para orangtua ketahui, bahwa kartu kesehatan ibu dan anak berbeda dengan KIA di Disdukcatpil.

Jadi yang sudah punya kartu kesehatan ibu dan anak harus tetap mengurus KIA,” sebut dia. Usai membuka penyerahan KIA, Medy dan para pejabat terkait lainnya menyerahkan KIA secara simbolis kepada anak-anak yang hadir.

Sementara, Plh Kadisdukcatpil Rahmad Saleh menyebutkan, beberapa manfaat KIA, di antaranya sebagai tanda pengenal atau bukti diri yang sah, syarat daftar sekolah (akan diteruskan ke dalam Perda), transaksi keuangan (bantuan bos maupun menabung di bank). Kata Rahmad, KIA bermanfaat untuk pelayanan kesehatan (Yankes) di Puskesmas dan rumah sakit, dokumen keimigrasian, serta mencegah terjadinya perdagangan anak.

Manfaatnya sangat banyak. Karena itu kami imbau kepada masyarakat untuk membuat KIA bagi anak-anaknya,” ujar Rahmad. Dia menambahkan, KIA yang sudah dicetak sebanyak 927 keping dari 5.000 data yang sudah masuk.

Sejauh ini pihaknya masih terus mengumpulkan data dan diharapkan seluruh KIA. “Jumlah anak yang belum mengumpulkan data masih banyak. Total keseluruhan anak di Kota Binjai sekitar 20 ribuan. Nanti kita buka pengumpulan data gelombang ketiga di tiap kantor camat,” tandasnya. (ted/han)

Pembangunan Drainase Kampung Binjai Mendapat Penolakan, PPK: Nggak Mau Warga, ya Sudah…

PENOLAKAN: Meski mendapat penolakan dari warga, pekerja dinas PUPR tetap melakukan membangun Drainase Kampung Binjai.
PENOLAKAN: Meski mendapat penolakan dari warga, pekerja dinas PUPR tetap melakukan membangun Drainase Kampung Binjai.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Meski mendapat penolakan dari warga, namun pembangunan sistem drainase dan jalan beton Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, masih terus berjalan di Kelurahan Binjai, Binjai Kota.

Kabid Perumahan dan Pemukiman Binjai, Amrul Lubis yang dikonfirmasi melalui telepon selularnya terdengar menjawab ketus, Minggu (8/9). Padahal, Amrul bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dalam proyek drainase di Kelurahan Binjai.

“Apa itu? Ha kenapa?” ucapnya mengawali pembicaraan kepada Sumut Pos ketika dikonfirmasi.

Dia mengakui, ada penolakan datang dari warga terkait proyek tersebut. Ditanya bagaimana kelanjutannya, dia menjawab tergantung warga.

Namun hingga kini, pengerjaan proyek itu masih terus berjalan. “Iya nantilah itu. Tergantung warga. Enggak mau warga, ya sudah. Kalau enggak mau, ya sudah,” ketusnya. “Iya, iya. Kenapa?” jawabnya saat ditanya dirinya yang bertindak sebagai PPK dalam proyek tersebut.

Kata dia, warga hingga kini masih musyawarah terkait adanya pengerjaan proyek tersebut. Ditanya berapa panjang pengerjaan drainase itu, Amrul kembali terdengar ketus menjawabnya. “Nanti hasilnya, masih rembuk orang itu. Enggak tahu aku (soal panjang pengerjaan drainase),” tutupnya mengakhiri konfirmasi melalui sambungan telepon.

Sementara, kalangan legislatif juga sudah mendengar adanya penolakan tersebut. Menurut Anggota DPRD Binjai, H Noor Sri Syah Alam Putra, aspirasi warga yang menolak karena dinilai pembangunannya tidak sesuai perencanaan matang.

Berdasarkan keterangan yang dihimpunnya dari warga, pembangunan proyek drainase itu tak tepat sasaran. Karenanya, Dinas Perkim Kota Binjai yang mengurusi hal itu diminta bermusyawarah dengan warga. “Saya sudah mendengar kabar itu dari warga. Dan sudah ke Dinas Perkim untuk meminta agar menyahuti aspirasi warga,” kata Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Binjai ini.

Ternyata penolakan warga tidak hanya pada kurang matangnya perencanaan dan melakukan pengerjaan proyek tanpa sosialisasi terlebih dahulu. Menurut pria yang akrab disapa Haji Kires ini, terungkap bahwa pengerjaan proyek itu dilakukan oleh pihak ketiga.

“Itu menyalahi juknis. Harusnya pengerjaan itu melibatkan masyarakat setempat. Ini tidak. Yang kerja dari luar, bukan masyarakat situ,” tandasnya.

Sebelumnya, sejumlah warga di Kelurahan Binjai, Binjai Kota atau daerah yang akrab dikenal Kampung Binjai menolak adanya pembangunan sistem drainase dan jalan beton yang merupakan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penolakan warga lantaran pelaksana proyek tersebut langsung mengerjakan, tanpa adanya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu.

Informasi dihimpun, pengerjaan proyek ini disebar pada tiga titik di daerah tersebut. Pembangunannya menyasar pada gang-gang sempit.

Pejabat Pembuat Komitmen ini disebut-sebut dari pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Binjai. Pada proyek ini, anggaran yang dikucurkan mencapai Rp1,6 miliar lebih. Rinciannya masing-masing anggaran tersebut yakni, Rp605.384.000, Rp650.384.000 dan Rp451.852.000.

Pada plang tersebut, proyek itu mulai dikerjakan sejak 15 Agustus 2019. Namun berjalan beberapa hari, penolakan warga datang. Padahal, proyek tersebut ditarget rampung pada 30 September 2019.

“Tiba-tiba sudah kerja. Kami enggak tahu. Mau masuk rumah pun payah. Enggak tahu kami mau bangun apa,” kata warga sekitar saat Sumut Pos melakukan pemantauan terhadap ketiga titik lokasi pengerjaan tersebut.

“Kami menolak karena orang ini datang mau main gali-gali saja. Enggak ada izin sama kami yang miliki rumah. Selama ini juga gak ada masalah sama kami seperti kek gini saja,” tambah warga. (ted/han)

PAPBD 2019 dan RAPBD 2020 Sumut Disahkan

istimewa SAH: Gubsu Edy Rahmayadi bersama Ketua DPRD Sumut dan pimpinan DPRD Sumut lainnya usai penandatanganan pengesahan RAPBD 2020 di gedung dewan, Senin (9/9).
SAH: Gubsu Edy Rahmayadi bersama Ketua DPRD Sumut dan pimpinan DPRD Sumut lainnya usai penandatanganan pengesahan RAPBD 2020 di gedung dewan, Senin (9/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sempat berpolemik dan beberapa kali tertunda, akhirnya Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (PAPBD) 2019 dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) 2020 disahkan, Senin (9/9. Paripurna pengesahan kedua ranperda itupun sempat dihujani interupsi hingga aksi walk out (WO) Fraksi PDI Perjuangan)n

Ranperda PAPBD 2019 disahkan dengan struktur pendapatan Rp14,03 triliun dari semula Rp15,3 triliun atau menurun sebesar Rp1,29 triliun (8,44 persen). Ssedangkan RAPBD 2020 ditetapkan dengan pendapatan Rp12,44 triliun dan belanja Rp12,64 triliun. Paripurna berlangsung alot, dari yang awalnya dijadwalkan pukul 10.00 WIB namun baru dimulai sekitar pukul 16.00 WIB, menunggu kehadiran anggota dewan mencukupi kuorum.

Melalui juru bicara Fraksi PDI Perjuangan, Sutrisno Pangaribuan menolak menandatangani daftar hadir maupun menghadiri paripurna PAPBD 2019, karena menilai paripurna PAPBD tersebut melangkahi keputusan paripurna sebelumnya yang memutuskan PAPBD 2019 diserahkan ke Mendagri.

Selain itu, sikap mereka juga tegas menolak PAPBD 2019 karena berbagai persoalan yang terjadi di dalamnya. Seperti penyertaan modal Bank Sumut, perubahan pergub penjabaran dan lainnya. Namun untuk paripurna pengesahan RAPBD 2020, pihaknya mengaku bersedia terlibat. Ia meminta agar absensi dua agenda paripurna itu dipisahkan.

Hingga pukul 15.00 WIB, paripurna kembali diskors karena kehadiran anggota dewan masih belum memenuhi kuorum. Para ketua fraksi diminta untuk memanggil anggota yang belum hadir ke ruang paripurna. Baru 65 anggota dewan yang menandatangani absensi, sementara dibutuhkan 67 anggota untuk memenuhi kuorum.

Usai skors dicabut dan paripurna dinyatakan kuorum, sempat terjadi cekcok di kalangan anggota dewan. Sutrisno Pangaribuan menilai, kuorum terpenuhi hanya berdasarkan tandatangan. Sedangkan kehadiran fisik anggota dewan di ruang paripurna hanya 51 orang. Sebagian anggota lainnya meminta agar paripurna dilanjutkan dan mempertanyakan sikap Fraksi PDI Perjuangan yang awalnya menolak untuk menghadiri paripurna, namun saat paripurna akan dimulai, anggota fraksi PDI Perjuangan turut hadir. Hingga akhirnya anggota Fraksi PDI Perjuangan walk out.

“Kami walk out karena memang sejak awal PDI Perjuangan tidak mau terlibat pembahasan PAPBD 2019. Kami sempat masuk karena ketua fraksi memberitahukan bahwa rapat pimpinan DPRD dan pimpinan fraksi sepakat tidak lagi membahas PAPBD. Ternyata kami tertipu,” kata Sutrisno.

Namun Ketua DPRDSU, Wagirin Arman tetap melanjutkan paripurna dengan pembacaan keputusan bersama juru bicara anggaran tentang PAPBD 2019 oleh Zeira Salim Ritonga dan Muhri Fauzi Hafiz untuk RAPBD 2020.

“Banggar menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas rencana penurunan target PAD 2020 yang direncanakan sebesar Rp5,9 triliun, akan turun cukup signifikan bila dibandingkan dengan PAD 2019 sebesar Rp6,2 triliun. Meskipun penurunan ini merupakan konsekuensi dari kegagalan bayar pajak daerah dari PT Inalum, namun penurunan ini akan berdampak besar terhadap target-target RPJMD 2019-2023,” kata Muhri.

Banggar menekankan agar alokasi belanja yang ditetapkan pada APBD 2020 memiliki aturan pelaksanaan. Misalnya anggaran pencegahan narkoba, maka Pergub tentang pencegahan narkoba tersebut telah ditetapkan. Begitu juga terhadap berbagai alokasi belanja dan pendapatan yang belum memiliki peraturan operasional.

Pendapat akhir fraksi terhadap RAPBD 2020, dua dari 9 fraksi yakni fraksi NasDem dan Fraksi PDI Perjuangan belum dapat menerima RAPBD 2020. Sedangkan Fraksi Hanura menyetujui dan 6 fraksi lainnya dapat menerima. Total fraksi di DPRD Sumut ada 8 fraksi.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para anggota dewan yang telah memperjuangkan disahkan PAPBD 2019 dan RAPBD 2020 demi kepentingan rakyat Sumut. Ia juga meminta agar para anggota dewan yang tidak terpilih lagi untuk periode berikutnya tetap turut serta dalam membangun Sumut ke depannya.

Seperti diketahui, Senin (16/9), akan digelar pelantikan anggota DPRDSU periode 2019-2024, dan paripurna kemarin menjadi yang terakhir bagi DPRDSU masa bakti 2014-2019. (prn)

Indonesia vs Thailand, Berat Bangkit

DUET Duet naturalisasi Lilipaly dan Beto kembali menjadi andalan saat menjamu Thailand di kualifikasi Piala Dunia 2020, Selasa (10/9) malam.
DUET Duet naturalisasi Lilipaly dan Beto kembali menjadi andalan saat menjamu Thailand di kualifikasi Piala Dunia 2020, Selasa (10/9) malam.

Harapan Indonesia untuk bangkit pada laga kedua Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, tampaknya sangat berat. Pasalnya, Thailand yang bakal menjadi tamu Garuda, punya catatan bagus ketika bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUBK).

Ya, Indonesia bakal menjamu Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUBK), Selasa (10/9) malam ini. Laga ini tidak akan mudah Pasalnya, SUBK tidak memihak Garuda saat menghadapi tim Gajah Putih tersebut.

Menurut rekor pertemuan kedua tim, Thailand baru sekali menelan kelalahan di GBK sejak tahun 1997. Sedangkan Indonesia sudah tiga kali menelan kekalahan ketika menjamu Thailand di tempat sama. Sisanya berakhir dengan imbang.

Jalan Indonesia semakin terjal, karena mereka sedang dalam tren buruk. Pada pertandingan perdana, pasukan Simon McMenemy tersebut dipermalukan Malaysia dengan skor 2-3 di kandang sendiri.

Pelatih Indonesia Simon McMenemy sangat mewaspadai Thailand, meski pada laga perdana ditahan Vietnam di kandang sendiri. Bagi Simon, Thailand tetap tim berbahaya. “Selama mereka masih bermain dengan 10, Thailand akan menjadi tim yang sangat kuat dan berbahaya. Tentu ini akan menjadi tantangan yang berbeda ketika menghadapi Thailand dan saya yakin besok akan jadi pertandingan yang menarik,” kata Simon pada konferensi pers di Gelora Bung Karno, Senin (9/9).

Meski begitu, Simon menegaskan bahwa Indonesia tak tertekan. Meski timnya punya rekor kurang baik atas Gajah Putih, Simon menyebutnya sebagai kesempatan untuk mematahkan hasil buruk. “Saya tekankan sekali lagi, saya sama sekali tidak terintimidasi dengan pemain Thailand. Saya tahu rekor kami tidak bagus dengan Thailand tapi saya siap untuk bermain besok dan sama seperti pertandingan melawan Malaysia, rekor yang ada itu memang untuk dipecahkan,” tegas Simon.

Sementara Thailand datang ke Indonesia dengan misi kemenangan. Untuk itu, mereka langsung melakukan evaluasi setelah ditahan imbang oleh Vietnam.

Pelatih Thailand, Akira Nishino mengakui penyelesaian akhir menjadi perhatian timnya. Dia pun fokus untuk membenahi sisi itu sebelum melawan Indonesia. “Setelah laga melawan Vietnam, fokus kami jelas saja mencetak gol. Itu isu yang kami miliki pada laga sebelumnya, yakni ada masalah di lini depan,” ujar Akira.

Akira mengakui timnya mendominasi saat melawan Vietnam, tapi tidak mampu mencetak gol. “Masalahnya pada sepertiga akhir lapangan, ada 13 peluang di area penalti Vietnam. Tetapi tak bisa berbuah gol, itu yang harus kami perbaiki,” tegasnya.

Thailand diperkirakan tetap akan menurunkan materi pemain seperti saat melawan Vietnam. Sedangkan Indonesia diprediksi melakukan rotasi di lini tengah. (bbs/dek)