25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 4983

TKW Asal Pematangsiantar Telantar di Malaysia, Pemprovsu Fasilitasi Pemulangan Meimeris Tumanggor

ISTIMEWA BERTEMU: Sekdaprovsu R Sabrina dan tim utusan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, bertemu dengan Ester Rajagukguk, Pelaksana Fungsi Konsuler 2 KJRI dan Kompol Danu, Atase Kepolisian Republik Indonesia di KJRI, Penang, Malaysia, Senin (26/8) pagi.
BERTEMU: Sekdaprovsu R Sabrina dan tim utusan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, bertemu dengan Ester Rajagukguk, Pelaksana Fungsi Konsuler 2 KJRI dan Kompol Danu, Atase Kepolisian Republik Indonesia di KJRI, Penang, Malaysia, Senin (26/8) pagi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memfasilitasi pemulangan tenaga kerja wanita (TKW) asal Sumut yang sedang sakit dan telantar di Penang, Malaysia, Meimeris Tumanggor (37). Sekdaprovsu R Sabrina dan tim utusan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, yang tiba di Penang, Minggu (25/8) malam, langsung mendatangi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Penang, Senin (26/8) pagin

Sekda dan tim bertemu dengan Ester Rajagukguk, Pelaksana Fungsi Konsuler 2 KJRI dan Kompol Danu, Atase Kepolisian Republik Indonesia di Penang. Pertemuan tersebut, membahas rencana kunjungan ke Rumah Sakit Kerajaan Malaysia di Bukit Martajam Penang, tempat dirawatnya TKW asal Sumut, Meimeris Tumanggor.

Selain untuk melihat kondisi terkini Meimeris Tumanggor, juga akan dilakukan pembicaraan dan negosiasi dengan pihak rumah sakit, agar bisa dilakukan release and discharge (jaminan pembebasan dari proses dan tuntutan hukum). “Jika release and discharge disetujui, kita upayakan pemulangan TKW Meimeris Tumanggor ke Tanah Air, hari ini (kemarin),” ujarnya.

Pertemuan di KJRI Penang, juga membahas upaya hukum dan pertemuan dengan pihak majikan Meimeris Tumanggor, terkait hak-haknya sebagai TKW yang belum didapatkannya. Upaya persuasif ini dilakukan mengingat, Meimeris Tumanggor datang ke Malaysia dengan menggunakan paspor turis dan sudah overstay. “Karena itu tidak bisa dilakukan dengan prosedur hukum normatif, maka kita usahakan dengan cara persuasif,” terangnya.

Dari pertemuan tersebut, juga diketahui kronologi, kondisi dan status TKW, perkembangan kesehatan, dan membahas alternatif pemulangan serta biaya. Sementara itu, Ester Rajagukguk mengatakan, siap membantu upaya penanganan Meimeris Tumanggor. Termasuk upaya release and discharge, negosiasi dengan majikan dan pemulangannya ke tanah air.

“Pada prinsipnya kami mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumut terkait TKW Meimeris Tumanggor, karena itu, kami atas nama KJRI di Penang akan sepenuhnya membantu penanganan masalah ini, sehingga Meimeris Tumanggor dapat segera dipulangkan ke kampung halaman,” ujar Ester.

Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memerintahkan Sekdaprov Sabrina dan tim dari Pemprov Sumut, untuk segera berangkat ke Penang, Malaysia, setelah mendengar kabar adanya TKW asal Sumut Meimeris Tumanggor yang sakit dan terlantar di Penang.

Sekda bersama tim diminta segera mengurus dan melakukan tindakan untuk penanganan TKW yang dirawat di Rumah Sakit Kerajaan Malaysia di Bukit Martajam Penang. Terutama tentang pengobatan dan upaya pemulangan wanita kelahiran Tumba Jae, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), dengan alamat paspor di Pematangsiantar itu.

Dikabarkan di berbagai media massa, Meimeris Tumanggor yang telantar di Penang, Malaysia, sempat bekerja 3 tahun di satu sekolah di Bukit Martajam, Penang, tanpa diberi gaji dan ketika sakit ditinggalkan majikannya di halaman depan Kantor KJRI di Penang.

Namun karena tidak punya paspor dan takut ditahan serta dipulangkan, Meimeris tidak berani masuk KJRI dan cuma berani di halaman KJRI. Kemudian dia ditemukan anggota NGO Perkumpulan Persatuan Masyarakat Indonesia di Malaysia (Permai) dan kemudian membawanya ke RS Kerajaan Malaysia di Bukit Martajam Penang. (prn)

Pemko Medan Alokasikan Anggaran Beli Baju Batik Rp8,6 M, Komisi III Usulkan Dihapus

Ilustrasi
Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengalokasikan anggaran senilai Rp8,6 miliar untuk pengadaan baju batik tradisional pada APBD 2020.

“Pengadaan ini merupakan program tertunda dari dua tahun lalu,” ujar Kabag Perlengkapan dan Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan, S I Dongoran saat rapat pembahasan R-APBD 2020, di gedung DPRD Medan, Senin (26/8).

Dikatakannya, pengadaan batik tersebut tertunda karena masih menunggu Beauty Contest oleh Dinas Pariwisata untuk menentukann

motif apa nantinya batik tradisional itu. “Batik itu nanti dipergunakan oleh ASN pada peringatan hari-hari khusus,” katanya.

Anggota Komisi III DPRD Medan, Modesta Marpaung mempertanyakan anggaran pengadaan batik yang mencapai Rp8,6 miliar untuk 15.550 ASN se-Kota Medan. “Apa tak terlalu besar itu untuk beli batik mencapai Rp8,6 miliar,” ujarnya.

Ketua Komisi III, Bodyo HK Panjaitan meminta kepada SI Dongoran untuk memangkas anggaran belanja untuk batik tradisional. “Kan sayang, hanya untuk batik saja harus habiskan uang Rp8,6 miliar,” kata Boydo.

Boydo mengusulkan kalaupun batik tradisional itu diadakan jangan untuk semua ASN di OPD yang ada di Medan. “Buat aja sampelnya dulu, misal di Sekretariat Pemko Medan dan para pimpinan OPD aja dulu,” usulnya.

Ihwan juga mengingatkan agar belanja batik tradisional itu jangan sampai menjadi ‘ladang korupsi’ bagi para oknum. “Dalam persoalan ini justru kita kembali bertanya siapa yang akan diuntungkan dengan belanja yang begitu fantastisnya ini? Jadi jangan sampai ini jadi ajang bagi-bagi fee proyek, gak betul itu” ujarnya.

Dilanjutkan Ihwan, nantinya ia dan rekan-rekannya di Fraksi Gerindra akan tetap mendesak agar belanja batik tradisional itu dihapus serta diahlihkan menjadi anggaran yang benar-benar memiliki manfaat bagi warga Kota Medan.

Seperti diketahui, dalam pembahasan R APBD TA 2020 di ruangan Komisi III terungkap bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan khususnya Bagian Perlengkapan dan Layanan Pengadaan telah menyediakan alokasi belanja pakaian batik tradisional senilai Rp.8.640.322.500. Karena dinilai cukup besar, Komisi III juga meminta agar anggaran tersebut dapat dipangkas untuk efisiensi anggaran. (map)

Adam & Malik Akhirnya Pulang Kampung

M IDRIS/sumut pos SERAHKAN: Dirut RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo bersama perawat dan tim medis, foto bersama dengan orangtua bayi kembar siam, saat proses serah terima, Senin (26/8).
SERAHKAN: Dirut RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo bersama perawat dan tim medis, foto bersama dengan orangtua bayi kembar siam, saat proses serah terima, Senin (26/8).
M IDRIS/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Raut wajah bahagia terpancar dari pasangan suami istri, Juliadi Silitonga dan Nurida Sihombing, orangtua dari bayi kembar siam Adam dan Malik.

Setelah menjalani perawatan kurang lebih 9 bulan lamanya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, keduanya kini telah dibolehkan pulang membawa dua buah hatinya ke kampung halaman, Desa Manalu Purba Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Senin (26/8).

Pemulangan Adam dan Malik tersebut dilakukan melalui proses serah terima secara resmi dari pihak rumah sakit kepada orang tua bayi. Proses serah terima dilakukan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo didampingi tim yang menangani si kembar dan jajaran. Turut hadir, Dinas Kesehatan Taput dan perwakilan Dinas Kesehatan Sumut.

Nurida Sihombing mengaku senang dengan kepulangan anak ketiga dan keempatnya itu. Bahkan, hal ini sudah lama dinantikan. “Senang sekali tentunya bisa pulang ke kampung bawa si kembar. Untuk itu, saya sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada RSUP Haji Adam Malik dan pihak-pihak yang telah banyak membantu. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan,” ucap Nurida.

Diutarakan dia, kepulangan si kembar ternyata juga sudah dinantikan oleh warga Desa Manalu Purba. Sebab, warga desa akan melakukan proses penyambutan ketika tiba di kampung halaman. “Besok (hari ini, Red) rencananya pulang ke kampung, karena kalau hari ini kami harus beres-beres dulu di rumah kontrakan. Jadi, pas sampai kampung nanti, si kembar akan di Upa-Upa,” ujarnya.

Menurut Nurida, berdasarkan imbauan yang disampaikan oleh tim yang menangani si kembar ,bahwasanya setiap sebulan sekali diwajibkan untuk kontrol ke rumah sakit. Namun, kontrol yang dilakukan tak perlu ke RSUP Haji Adam Malik, melainkan hanya di RSUD Tarutung. “Sebulan sekali harus cek ke rumah sakit untuk mengetahui bagaimana kondisi bekas luka pasca operasi dan juga kondisi kesehatannya. Kalau untuk gizi makanan, yang penting 4 sehat 5 sempurna terpenuhi,” beber dia.

Dikatakannya, saat ini usia si kembar sudah menginjak 9 bulan dengan berat badan masing-masing 8,7 kilogram (kg). “Saya bersama suami akan merawatnya dengan segala upaya. Harapan kami, semoga si kembar nanti bisa menjadi dokter supaya bisa menolong orang lain,” ujarnya.

Dirut RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo merasa bahagia bisa menyerahkan kedua bayi kepada orangtuanya dalam keadaan sehat. Kata dia, selama 9 bulan si kembar dirawat menjadi sumbangsih pihak rumah sakit atau sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

“Pesan kami, tolong terus dipantau perkembangannya dan dirawat dengan baik. Sebab, kasus yang dialami kedua bayi ini sangat langka, bisa dibilang satu dari seribu kasus,” ujar Bambang sembari mengapresiasi tim yang telah menangani Adam dan Malik.

Bambang menuturkan, ketika kedua bayi ini datang pertama kali untuk dirawat di RSUP Haji Adam Malik, kondisi berat badannya masih kurang ideal. Berat badan mereka tidak lebih dari 5 kg. “Setelah dirawat oleh tim yang menanganinya, berat berat si kembar bertumbuh pesat hingga mencapai 16 kg lebih. Dengan kondisi yang semakin membaik, maka diputuskan untuk dilakukan operasi pemisahan tubuh mereka. Operasi pun berjalan dengan baik dan hasilnya bisa dilihat saat ini,” terangnya.

Diakui Bambang, si kembar paling tidak sebulan sekali kontrol ke rumah sakit. Hal itu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi perkembangannya. “Apabila masih bisa ditangani di rumah sakit dekat tempat tinggalnya tentu tidak jadi masalah. Namun, jika tidak bisa ditangani maka harus dibawa kembali ke kami dan kami siap menerimanya,” ucap Bambang.

Menurutnya, tidak ada obat khusus yang harus diberikan kepada si kembar, karena kondisinya sudah benar-benar normal atau sehat. Kedua anak ini tidak ada kelainan, kondisinya seperti pada umumnya anak-anak. Namun, kebetulan tubuh mereka bergabung atau dempet, sehingga harus dipisahkan melalui operasi. “Bayi ini aktif, bahkan cenderung lincah. Tidak ada kontrol khusus lagi, semua sudah normal seperti anak pada umumnya,” papar Bambang.

Sempat Pinjam Alat Vendor

Bambang mengatakan, dalam menangani kasus kembar siam dempet perut ini sempat mengalami kesulitan. Salah satunya, karena kondisi keuangan rumah sakit yang kurang sehat akibat dampak BPJS Kesehatan yang mengalami defisit hingga Rp29 triliun.

“Pada saat kami menangani si kembar, kebetulan sedang kesulitan likuiditas atau keuangan, sehingga dengan terpaksa meminjam alat dari vendor. Sebab, jika tidak dipinjam alat untuk memisahkan tubuh si kembar maka dikhawatirkan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan lantaran kondisi mereka semakin tumbuh besar,” jabarnya.

Disinggung alat apa yang dipinjam ke vendor, Bambang tak menjelaskan secara pasti. Dia mengaku alat tersebut hanya alat kecil saja dan tidak mengeluarkan biaya. “Alat yang dipinjam hanya peralatan kecil dan memang dibutuhkan. Sebab, pada saat itu ada kesulitan likuiditas dengan terhambatnya pembayaran klaim BPJS Kesehatan. Saya rasa, seluruh rumah sakit mana pun juga mengalami kondisi yang sama seperti kami saat itu. Akan tetapi, karena kebaikan vendor dan mereka mau meminjamkannya,” jelas Bambang.

Dia menuturkan, sebetulnya pihak rumah sakit ingin beli alat yang dipinjam dari vendor. Namun, karena kondisi keuangan yang belum memungkinkan sehingga meminjam terlebih dahulu. “Alat yang dipinjam itu sebetulnya beli, tapi dipinjam dulu. Namun, alat tersebut memang dibutuhkan di rumah sakit ini,” katanya.

Terkait biaya perawatan si kembar selama di rumah sakit dan operasi, Bambang enggan membeberkan nominalnya. Ia mengaku, jika ditotal secara keseluruhan jumlahnya cukup besar termasuk dari bantuan pihak lain. “Cukup besar biaya yang dikeluarkan, tapi tidak usahlah disebutkan nominalnya.

Namun, yang jelas rumah sakit ini melayani kedua bayi dengan ikhlas. Kontribusi yang diberikan sangat banyak sekali oleh pihak rumah sakit, mulai dari perawat, pegawai dan dokter. Bahkan, pihak lain pun yang memberikan bantuan,” pungkasnya.

Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) mengatakan, jumlah biaya perawatan dan operasi Adam dan Malik mencapai Rp412 juta. “Biaya itu terhitung dari awal masuk pasien bulan November 2018 hingga saat ini. Biaya itu akan diklaim ke BPJS Kesehatan dan sisanya rumah sakit yang menanggung,” ujarnya.

Sementara, Pemkab Taput diwakili Kepala Dinas Kesehatan, Alexander Gultom sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada tim dokter RSUP Haji Adam Malik karena telah merawat dua warganya dengan baik.

“RSUP Haji Adam Malik telah mengukir prestasi yang patut dibanggakan dan ini prestasi yang sangat luar biasa. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit, kiranya jasa dari pihak-pihak yang memberi kontribusi menjadi amal ibadah yang terbaik untuk semuanya,” ucap Alexander.

Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan keluarga mengenai kondisi kesehatan kedua bayi. Selain itu, juga kepada pihak RSUP Haji Adam Malik apabila ada kendala di kemudian hari. (ris/ila)

Tuntut Gaji, Karyawan RS Martha Friska Demo

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS DEMO: Puluhan pegawai RS Martha Friska berunjuk rasa di halaman RS Martha Friska Jalan Yos Sudarso. Medan, Senin (26/8) Mereka menuntut hak gaji mereka yang belum di bayarkan oleh pihak rumah sakit.
DEMO: Puluhan pegawai RS Martha Friska berunjuk rasa di halaman RS Martha Friska Jalan Yos Sudarso. Medan, Senin (26/8) Mereka menuntut hak gaji mereka yang belum di bayarkan oleh pihak rumah sakit.
SUTAN SIREGAR/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan karyawan Rumah Sakit (RS) Martha Friska melakukan unjuk rasa menuntut gaji. Aksi itu berlangsung di halaman RS Martha Friska Jalan KL Yos Sudarso Km 6, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Senin (26/8) pukul 09.00 WIB.

Bentuk orasi yang dilaksanakan para karyawan dengan membentang spanduk tulisan tuntutan gaji selama 2 tahun masih dicicil. Para karyawan meneriakkan berikan gaji kepada pihak rumah sakit yang statusnya telah merugi tersebut.

Para karyawan terlibat unjuk rasa adalah pekerja di bidang perawat, scuriti, laboratorium, adminstrasi, radiologi, cleaning service dan instalasi gizi.

Seorang karyawan, Luther mengatakan, aksi yang mereka lakukan secara spontan. Mereka menuntut hak gaji dan tunjangan yang belum dibayarkan selama 2 tahun sejak 2018. Parahnya, gaji mereka tidak pernah penuh diterima, pihak manajamen membayar dengan cara mencicil.

“Setiap kami minta gaji, alasan dari rumah sakit katanya menunggu proses dari BPJS tenàga kerja. Makanya, sampai hari ini gaji kami selama 2 tahun belum juga dibayarkan, hari ini kami menuntut agar hak kami segera dibayarkan,” tegas Luther.

Para karyawan yang berunjuk rasa terus berorasi, mereka berharap agar pihak manajemen rumah sakit bisa hadir memberikan penjelasan. Namun, pihak rumah sakit tidak ada yang hadir di tengah – tengah karyawan RS Martha Friska tersebut. (fac/ila)

PLN UIK SBU Kali Pertama Rayakan HUT ke-15

istimewa/sumut pos KETERANGAN: GM PLN UIK SBU, Bambang Iswanto (kanan) dan Senior Manager Umum dan SDM, Eddy Irawan, memberikan keterangan kepada wartawan.
KETERANGAN: GM PLN UIK SBU, Bambang Iswanto (kanan) dan Senior Manager Umum dan SDM, Eddy Irawan, memberikan keterangan kepada wartawan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (PLN UIK SBU) baru kali pertama merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15. Perayaan tersebut digelar di Kantor PLN UIK SBU Sumbagut, Jalan Brigjen Katamso, Senin (26/8), dengan tema “Kebersamaan untuk masa depan PLN UIK SBU yang lebih baik”.

GM PLN UIK SBU Bambang Iswanto mengatakan, tujuan dari perayaan pertama HUT tersebut dengan tekad bersama menerangi Sumatera. “Makna perayaan ini antara lain untuk meningkatkan silaturahim dan tahun ini kita akan canangkan perbaikan dan pemeliharaan aset PLN, karena kita menghandel 3 provinsi.

Bambang Iswanto didampingi Senior Manager Umum dan SDM, Eddy Irawan mengatakan, bicara soal daya mampu listrik seluruh pembangkit di Sumbagut, totalnya sekitar 3.100 MW, sementara beban puncak 2.200 MW. “Sehingga pembangkitan Sumbagut cukup andal,” kata Bambang.

Dikatakannya, pertumbuhan kebutuhan listrik di Sumut paling tinggi di Indonesia, bisa mencapai 7 persen. Secara nasional, hanya 5 persen.

Acara perayaan HUT ditandai dengan pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi, pemberian bantuan kepada kaum duafa yakni sembako bernilai Rp70 juta, dan di sana juga disepakati untuk membuat standar proses bisnis. (ila)

Remunerasi Dokter Belum Dibayar

RS ADAM MALIK: Suasana RSU H Adam Malik Medan tampak dari luar.
RS ADAM MALIK: Suasana RSU H Adam Malik Medan tampak dari luar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, mengeluhkan klaim tunggakan BPJS Kesehatan yang hingga kini belum dibayarkan. Tak tanggung-tanggung, jumlah tunggakan klaim mencapai Rp60 miliar lebih untuk beberapa bulan. Akibatnya, remunerasi dokter dengan terpaksa belum bisa dipenuhi.

“Total pastinya (tunggakan klaim BPJS Kesehatan) saya tidak ingat berapa, yang jelas di atas Rp60 miliar,” ujar Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik, dr Bambang Prabowo saat diwawancarai, Senin (26/8).

Kata Bambang jumlah tunggakan klaim yang mencapai Rp60 miliar lebih itu cukup besar. Terlebih, jika dibayarkan secara langsung. Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan keuangan di rumah sakit maka mau tidak mau harus berutang terlebih dahulu terutama kepada pihak vendor dalam hal peralatan.

“Kita terpaksa utang, dan kita berharap kebaikan hati para vendor. Misalnya, kita utang Rp10 juta tapi baru memiliki uang Rp1 juta. Maka, uang Rp1 juta itu yang kita bayarkan kepada vendor dan mereka mengerti dengan kondisi kita,” ungkapnya.

Bambang mengakui, apabila jumlah tunggakan terus bertambah maka dipastikan berdampak buruk terhadap likuiditas atau keuangan rumah sakit. Artinya, kondisi rumah sakit tak stabil. “Sudah pasti oleng (tak stabil) dengan jumlah tunggakan yang besar, apalagi sampai mencapai Rp100 miliar. Makanya, remunerasi dokter belum dibayarkan termasuk saya sendiri,” ketusnya.

Pihak rumah sakit dan bahkan dirinya telah menagih tunggakan tersebut. Namun, belum ada uangnya. “Sudah saya tanyakan ke pihak BPJS Kesehatan lewat telepon tadi pagi (kemarin, Red), tapi begitulah jawabannya gak ada duit. Saya mengerti, mungkin BPJS Kesehatan di daerah (Medan) sifatnya menerima dana dari pusat. Saya juga sudah tanyakan estimasi kapan dibayar, jawabannya tetap sama belum ada (uang),” beber Bambang.

Bambang juga mengaku, pihaknya sudah melaporkan tunggakan yang cukup besar ini kepada Kementerian Kesehatan. Bahkan ke Presiden RI (Joko Widodo) juga tahu kondisi BPJS Kesehatan saat ini yaitu defisit Rp29 triliun. “Presiden tahu kondisi BPJS Kesehatan yang defisit, tapi mau apalagi? Maka dari itu, kemungkinan solusinya ke Kementerian Keuangan, bagaimana mengatur keuangan BPJS Kesehatan,” ucapnya.

Sebab, sambung dia, jika tidak diatasi keuangan BPJS Kesehatan maka khawatir rumah sakit akan kolaps alias bangkrut akibat dampak tunggakan klaim tersebut. “Operasional rumah sakit itu cukup besar setiap bulan, mulai dari obat-obatan, gaji dan remunerasi pegawai, perawat, dokter dan lainnya. Jika sampai Oktober tunggakan ini berlanjut atau belum dibayarkan, bukan tidak mungkin ada rumah sakit yang kolaps,” ujarnya.

Pun begitu, Bambang meyakini pejabat penentu keputusan dalam hal ini adalah presiden tentu tahu keadaan rumah sakit. “Kami berpesan (kepada BPJS Kesehatan), tolong jangan dianggap rumah sakit ini melakukan tindakan yang menyebabkan ketekoran mereka. Sebab, tidak semua pasien sebentar-sebentar dilakukan operasi. Kami betul-betul melayani pasien dengan hati, dan jangan dianggap seolah-olah melakukan ‘tipu-tipu’. Kalau ada anggapan seperti itu, hal ini jelas menyakitkan bagi kami dan rumah sakit yang lain,” tegasnya.

Bambang melanjutkan, jika ada kelebihan bayar silahkan diperiksa dan dikembalikan pembayaran lebih tersebut. Atau, bisa juga dipotong untuk klaim berikutnya. “Jangan ada anggapan rumah sakit menipu dengan membuat klaim yang fiktif, jadi silahkan diperiksa klaimnya. Ketekoran BPJS Kesehatan jangan dikambinghitamkan ke rumah sakit,” pungkasnya. (ris/ila)

Di Rest Area Tol MKTT, Pertamina Segera Bangun SPBU

istimewa PINTU TOL: Suasana pintu tol Tebingtinggi difoto dari ketinggian. Tol Medan-Tebingtinggi menjadi salah satu tol yang diminati investor asing.
PINTU TOL: Suasana pintu tol Tebingtinggi difoto dari ketinggian. Tol Medan-Tebingtinggi menjadi salah satu tol yang diminati investor asing.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I akan segera membangun Sarana Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di ruas jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi (MKTT) dalam waktu dekat ini. Pembangunan fasilitas tersebut berada di Rest Area MKTT di Kota Tebingtinggi.

Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR I, Muhammad Roby Hervindo mengaku, belum tahu persis kapan akan dibangun SPBU tersebut. “Kita mendapatkan dari direksi sinergi BUMN, Pertamina mendapat hak membuka SPBU-SPBU terutama dibagian jalur tol,” ungkap Roby kepada wartawan di Medan, baru-baru ini.

Menurut Roby, Pertamina diberikan keistimewaan hak membangun SPBU tersebut serta bekerja sama dengan BUMN lainnya seperti Jasa Marga. “Di antaranya di Tebingtinggi secara permanen akan dibangun SPBU tersebut,” jelas Roby.

Roby mengatakan, untuk ruas jalan tol MKTT itu, Pertamina sudah memberikan pelayanan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) saat arus mudik Lebaran 2019 lalu. Namun, dilakukan secara mobile atau tidak permanen.

“Pada saat Ramadan dan Idul Fitri sudah membuka sementara atau mobile. Jadinya, ke depan Rest Area sudah siap dan lainnya sudah dibangun kita, akan membangun SPBU tersebut. Sementara ini, khusus di tol cuma 1 SPBU,” pungkas Roby.

PT Jasa Marga tengah membangun Rest Area di jalur Tol MKTT di Kota Tebingtinggi. Ruas tol sepanjang 61,7 kilometer itu, Rest Area akan memiliki fasilitas berupa SPBU, tempat istirahat bagi pengemudi, Masjid, rumah makan dan oleh-oleh dengan merangkul UMKM.(gus/ila)

Bupati Lantik Kabag Umum Setdakab Humbahas

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor melantik dan mengambil sumpah jabatan Irma Simanungkalit, SSTP, sebagai Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Jumat (23/8) bersama 27 ASN lainnya. Di antaranya, 4 eselon II, 6 eselon III, 17 eselon IV dan ‘1 pegawai auditor.

Irma sebelumnya sebagai Kepala Subbagian (Kasubag) Protokoler Bagian Protokoler Setdakab Humbang Hasundutan, menggantikan Romel Silaban sebagai Kepala Bagian Umum.

“Masih satu unit di sekretariat, pangkat IIId, pendidikan sarjana ilmu kepemerintahaan,”ujar Kepala BKD Humbang Hasundutan, Domu Lumbangaol melalui Sabar Purba, Sekretaris BKD didampingi Kepala Bidang Pembinaan Karir dan Disiplin, Syahrijal Simamora, Senin (26/8).

Sebelumnya, sebanyak 28 pejabat ASN di lingkungan Pemkab Humbahas dilantik Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab, August Panuturan Marbun.

August Panuturi Marbun membacakan pidato bupati Humbahas, mengharapkan pejabat yang dilantik harus berkontribusi memberikan kemajuan di daerah itu.

“Saling bahu membahu dan memberikan kontribusi pelayanan dengan baik, dan sebagai panutan kepada masyarakat, baik dalam perilaku, bekerja maupun dalam berinteraksi kepada masyarakat,” kata Dosmar.

Menurut Dosmar, ASN harus memahami proses birokrasi yang dijalankan.

“Anda pejabat profesional yang kelak menjadi pemimpin dimasa mendatang. Dan kredibilitas yang saudara miliki tunjukan selama bekerja dan tanggap terhadap dinamika, dan menjadi motor penggerak terhadap yang baik,”harapnya. (mag-12/han)

Kegiatan Jambore Kader PKK se-Sumut, TP PKK Sergai Raih 3 Penghargaan

IST BERI PENGHARGAAN: Ketua TP PKK Sumut Ny Nawal Lubis Edy Rahmayadi memberikan penghargaan kepada ketua TP PKK Sergai Ny Hj Marliah Soekirman pada acara jambore PKK, Sabtu (24/8).
BERI PENGHARGAAN: Ketua TP PKK Sumut Ny Nawal Lubis Edy Rahmayadi memberikan penghargaan kepada ketua TP PKK Sergai Ny Hj Marliah Soekirman pada acara jambore PKK, Sabtu (24/8).

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Sergai meraih 3 penghargaan dalam beberapa lomba yang digelar TP PKK Sumut di Le Polonia Hotel, Jalan Sudirman, Medan, Sabtu (24/8).

Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari, 22-24 Agustus 2019 tersebut, TPP PKK Sergai meraih juara harapan 3 kategori Lomba Tertib Administrasi PKK tahun 2018. Desa Tambak Cekur, Kecamatan Serba Jadi keluar sebagai pemenang. Selain itu, juara harapan 3 Kategori Lomba UP2K PKK tahun 2018.

Terakhir, juara 2 lomba Aplikasi Pelaksanaan Kegiatan Administrasi Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR) kelompok kerja (Pokja) 1 tahun 2019. Desa Pon, Kecamatan Sei Bamban keluar sebagai pemenang.

”Ini merupakan kerja keras seluruh pengurus TP PKK Sergai. Ini merupakan bukti, bahwa kita tetap kompak dan solid,” kata Ketua TP PKK Sergai, Ny Hj Marliah.

Marliah berharap, ke depannya agar kekompakan ini terus terjalin. Sehingga mampu menciptakan berbagai ide dan kreasi.

”Yang pada akhirnya dapat meraih prestasi lebih cemerlang lagi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua TP PKK Provinsi Sumut, Ny Nawal Lubis Edy Rahmayadi didampingi Wakil Ketua Sri Ayu Mihari Musa Rajeckhsah mengatakan, pada kegiatan jambore yang bertajuk “Tertib Administrasi PKK”. Dan sub tema “Sukseskan Tata Kelola Administrasi Menuju PKK Unggul dan Bermartabat”, menjadi kesempatan baik bagi seluruh kader untuk dapat menggali informasi tentang pengelolaan administrasi dengan baik.

”Dengan harapan, setiap kader dapat meningkatkan mutu dan kredibilitas TP PKK di wilayahnya masing-masing,” kata Nawal. (sur/han)

Nyatakan Perang terhadap Narkoba di Tapteng, Bupati: Kami Ingin Ada Bandar Narkoba Ditembak Mati

Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani
Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani menyatakan akan perangi peredaran narkoba secara menyeluruh Kabupaten yang dipimpinnya.

Hal itu ditegaskan Bakhtiar dalam sambutannya pada peringatan Puncak HUT ke-74 RI yang digelar Pemkab Tapteng di lapangan bola Pandan, Sabtu (24/8)

Diungkapkan Bakhtiar, dari 350 ribu warganya, kurang lebih 10 ribu telah terpengaruh narkoba. Dan rata-rata total transaksi yang terjadi karena narkoba sebesar Rp1 miliar per hari.

“Oleh karena itu, hari ini kembali saya sampaikan, kita perang dengan yang namanya narkoba,”tegasnya di hadapan warga Tapteng.

Bakhtiar mengkalkulasikan, seandainya 10 ribu pengguna dikalikan Rp100 ribu per-transaksi, maka dalam 1 hari sudah Rp1 miliar terbuang demi narkoba. Dan 1 bila dikalikan selama 1 tahun sebanyak Rp360 miliar. “Uang habis sia-sia demi narkoba,”imbuhnya.

Bakhtiar berharap, pengguna dan pengedar narkoba di Tapanuli Tengah ditindak tegas oleh aparat penegak hukum.

Bahkan pada kesempatan itu, Bakhtiar mengecam segala bentuk remisi bagi oknum yang berkali-kali masuk penjara karena kasus narkoba.

“Mulai hari ini saya ingatkan untuk rapatkan barisan, mari sosialisasikan baik itu di Gereja maupun di Masjid, bahwa narkoba selain merusak mental masa depan juga dapat merusak ekonomi di Kabupaten Tapteng,”ungkapnya.

“Oleh karena itu pak Kapolres, kami mendukung pak Kapolres untuk mengambil tindakan tegas, kami yakin dan percaya pak Kapolres sanggup demi membasmi ini dengan gabungan TNI/Polri. Mulai hari ini pak Kapolres, kami ingin membaca koran yang isinya ada bandar narkoba ditembak mati di Kabupaten Tapanuli Tengah ini,”harapnya.

“Saya tidak peduli tidak menjadi Bupati besoknya lagi, saya tidak bermimpi jadi Bupati, tapi saya ingin mencetak sebuah sejarah, bahwa kita berani melawan narkoba di Kabupaten Tapanuli Tengah,”tegasnya. (mag-11/han)