istimewa JENAZAH: Para jemaah mengangkat keranda jenazah Ustad Arifin Ilham ke rumah duka.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sejumlah tokoh nasional hadir di rumah duka Ustaz Muhammad Arifin Ilham. Jenazah tiba di rumah duka di samping Masjid Azzikra, Sentul, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Kamis (23/5) sore sekitar pukul 17:00 WIB.
Menggunakan ambulans milik Polri, jenazah dibawa dari Bandara Halim Perdanakusumah menuju Sentul. Sejumlah tokoh pun ikut datang ke rumah duka yang bersebelahan dengan Masjid Az Zikra tersebut.
Sebut saja Bupati Bogor Ade Yasin, Walikota Bogor Bima Arya, Hidayat Nur Wahid, Menag Lukman Hakim Syaifuddin, Ustaz Yusuf Mansur, dan beberapa tokoh nasional lainnya.
Setelah beberapa saat di rumah duka, jenazah digotong lagi ke arah masjid dengan pengawalan super ketat dari TNI maupun Polri.
Keranda jenazah sang ustaz langsung dibaringkan di saf pertama untuk kemudian dilakukan salat jenazah.
Salat jenazah dilakukan beberapa saat sebelum azan Magrib yang menandakan waktu berbuka puasa. Usai sembahyang dan buka puasa dilakukan, jenazah dipersiapkan kembali untuk dibawa ke Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Setelah disalatkan untuk kedua kalinya, Ustad Arifin Ilham langsung dibawa ke liang lahat untuk dikebumikan. Para pelayat dan jemaah pun berebut ingin memakamkan beliau.
Pantauan awak media, jenazah selesai disalatkan, Kamis (23/5) sekira pukul 20.20 WIB. Keranda langsung dibawa keluar dan menuju liang lahat yang berada di samping masjid.
Ribuan jemaah yang hadir pun sudah mulai memadati lokasi sang pendakwah dikebumikan. Aparat kepolisian ikut mengatur dan membuat border agar tak ada yang ricuh.
Setelah keranda jenazah lewat, para pelayat maju dan mendekati pusara. Mereka berdesak-desakan dan berebut ingin mengangkat keranda jenazah Ustad Arifin Ilham.
“Jemaah jangan berebut. Jemaah sabar. Insyaallah semua dapat berkah,” ucap moderator yang ingin mengkondisikan keadaan.
Lantunan zikir pun terus berkumandang dan tak berhenti. Jenazah pun akhirnya tiba di pusara. (jpnn/bbs/ala)
istimewa ROMPI ORANGE: Anggota DPRD Sumatera Utara, Rahmianna Delima Pulungan (kiri) mengenakan rompi orange saat memasuki gedung KPK, beberapa waktu lalu.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua anggota DPRD Sumatera Utara Syafrida Fitrie dan Rahmianna Delima Pulungan divonis 5 tahun penjara oleh majelis hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Keduanya juga dihukum denda Rp 300 juta subsider 4 bulan kurungan.
“MENGADILI, menyatakan para terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan korupsi secara bersama-sama dan berlanjut,” ujar ketua majelis hakim Haryono di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (23/5).
Dalam pertimbangan, hakim menilai keduanya tidak mendukung pemerintah dalam memberantas korupsi. Selain pidana penjara dan denda, keduanya juga dihukum membayar uang pengganti.
Syafrida dihukum membayar Rp 647,5 juta. Sementara, Rahmianna dihukum membayar Rp 527,5 juta. Uang tersebut merupakan uang yang diberikan oleh Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho.
Uang yang disebut “uang ketok” itu diberikan agar mereka memberikan pengesahan terhadap Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan (LPJP) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumut Tahun Anggaran 2012, dan pengesahan APBD Perubahan TA 2013.
Kemudian, agar memberikan persetujuan pengesahan APBD TA 2014 dan APBD Perubahan TA 2014. Selain itu, persetujuan pengesahan APBD TA 2015.
Kemudian, agar mereka mau menyetujui LPJP APBD Tahun Anggaran 2014.
Keduanya terbukti melanggar Pasal 12 huruf b juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP.(kpc/ala)
Progress Pembangunan Gedung: Pembangunan gedung perkantoran Inalum ini sudah mencapai realisasi sekitar 30% dan ditargetkan akan selesai pada Januari 2020.
Progress Pembangunan Gedung: Pembangunan gedung perkantoran Inalum ini sudah mencapai realisasi sekitar 30% dan ditargetkan akan selesai pada Januari 2020.
KUALA TANJUNG, SUMUTPOS.CO – PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum yang merupakan Induk Holding Industri Pertambangan yang beroperasi di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara, sedang membangun sebuah gedung perkantoran yang modern dan representatif di kawasan lapangan bola A-Camp Kuala Tanjung.
Gedung yang rencananya terdiri dari 1 unit gedung 8 lantai dan 1 unit ballroom, dengan total luas bangunan 32.353 m2 serta lahan seluas 2,37 hektar. Gedung ini ditargetkan mampu menampung 1.000 lebih orang karyawan.
Manager Proyek Pembangunan Gedung Inalum, Ari Suryo Purnomo menyampaikan bahwa pembangunan gedung Inalum ini selain untuk mendukung pengembangan bisnis, juga untuk memenuhi kebutuhan perkantoran di kawasan Kuala Tanjung yang berkembang cukup pesat ke depan.
Selain digunakan oleh Inalum, lantai 6, 7 dan 8, juga akan diperuntukkan bagi anak usahanya, rekanan, perbankan & asuransi dan perusahaan lain di kawasan Kuala Tanjung yang lokasinya dekat dengan kawasan pelabuhan dan kluster aluminium.
“Dengan adanya gedung baru ini diharapkan akan meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat sekitar. Mendukung percepatan pengembangan ekonomi daerah khususnya di Kabupaten Batubara dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,” ungkap Ari.
TEKS FOTO :
Progress Pembangunan Gedung: Pembangunan gedung perkantoran Inalum ini sudah mencapai realisasi sekitar 30% dan ditargetkan akan selesai pada Januari 2020. (Rel/Tri)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS Medan hampir dipastikan bakal gagal mendatangkan stoper naturalisasi incarannya, Bio Paulin. Pasalnya, klub Liga 2 yang juga menincarnya, PSGC Ciamis, sudah mendapatkan tanda tangan Paulin, meski belum diperkenalkan secara resmi oleh klub.
Seperti diberitakan sebelumnya, Manajemen PSMS Medan sudah sempat menjalin komunikasi intens dengan eks Sriwijaya FC itu. Dalam klausul kontraknya, Paulin menginginkan sejumlah fasilitas seperti rumah dan kendaraan, selama membela Ayam Kinantan. Karena diketahui sang stoper bakal membawa keluarganya ikut serta.
Sementara Pelatih PSMS Medan Abdul Rahman Gurning, mengaku belum tahu terkait kabar tersebut. Menurutnya, yang berhubungan langsung dengan Paulin adalah manajemen.
“Kabar terakhir yang saya terima, masih negoisasi. Kalau soal dia (Paulin) sudah ke PSGC, belum ada informasi. Yang berkomunikasi langsung kan manajemen,” ungkap Gurning, Kamis (23/5).
Namun Gurning mengaku, tak jadi masalah besar, jika memang akhirnya PSMS Medan gagal mendapatkan tanda tangan Paulin. Menurutnya, pemain berhak memilih klub mana saja yang dia inginkan. “Tak jadi masalah. Tapi, untuk saat ini belum ada cari pemain naturalisasi lagi. Belum dapat gambaran,” katanya.
Dia memang tak menampik, saat ini tim memang masih membutuhkan pemain berpengalaman untuk mengisi posisi stoper. Karena menurut Gurning, pemain yang ada saat ini belum memenuhi kriteria. Jadi, masih perlu sosok pemain berjiwa pemimpin yang bisa mengatur ritme permainan tim di lini pertahanan.
Sementara terkait laga ujicoba bentrok Pra PON Sumut yang bakal digelar hari ini, Jumat (24/5), sang Pelatih Suharto AD, mengaku, anak-anak asuhnya sudah siap meladeni para penggawa Ayam Kinantan.
Pertandingan yang bakal digelar di Stadion Mini USU ini, dianggap sebagai penambah jam terbang para pemain Pra PON Sumut. “Kekuatan lawan sudah pasti lebih baik, dan ini merupakan lawan yang cukup berat bagi ana-anak. Tapi dengan lawan tangguh seperti PSMS ini, saya harap para pemain bisa menambah pengalamannya. Kami sudah siap,” kata Suharto.
Suharto juga mengungkapkan, tak bakal melihat hasil akhir. Dia sudah instruksikan para pemain untuk bermain bertahan. Karena ingin melihat kekompakan pemainnya saat bertahan. “Dari laga ini, kami berharap bisa membentuk karakter tim. Targetnya bukan hasil akhir. Tapi penerapan taktik compact defence. Yakni penekanan dalam memahami cara bertahan, ketika mendapat serangan lawan,” pungkasnya. (bbs/saz)
PUING: Satu dari delapan rumah yang terbakar tinggal puing, Kamis (23/5). Warga yang jadi korban berharap uluran tangan dermawan.
PUING: Satu dari delapan rumah yang terbakar tinggal puing, Kamis (23/5). Warga yang jadi korban berharap uluran tangan dermawan.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 8 unit rumah terbakar di Jalan Almunium 3, Gang Legiman, Lingkuangan 12, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli. Peristiwa terjadi, Kamis (23/5) sekira pukul 08.30 WIB.
TIDAK ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Api berhasil padam setelah 10 unit mobil pemadam kebakaran Pemko Medan datang melakukan pemadaman.
Kepada wartawan, seorang saksi mata mengatakan, awalnya ia melihat ada kepulan asap di atas rumah Andy.
Selanjutnya, saksi berteriak. Tidak lama kemudian, warga ramai berusaha melakukan pemadaman.
“Warga telah berusaha memadamkan api dengan memggunakan alat seadanya sebelum petugas pemadam kebakaran datang, namun tidak mampu,” katanya Zulhidayadi (44).
Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan Iptu B Pohan mengatakan, api diduga berasal akibat hubungan arus pendek (korsleting) listrik dari rumah Andy.
Selanjutnya, api menjalar dengan cepat ke rumah korban lain. Korban yang terdata masing-masing, Kasih (52), Misrianto (53), Nopiyanti (39), Gilang Ramadan (25), Mila (36), Dian (40), Gendon (43) dan Andy (40).
Pasca kebakaran, semua barang berharga milik korban ditumpuk dan dijaga bersama oleh warga. Sedangkan, para korban direncanakan untuk sementara menginap di rumah tetangga dan keluarga masing- masing.
“Kami butuh bahan bangunan agar kami bisa mendirikan kembali rumah yang sudah terbakar,” lirih salah seorang korban.(fac/ala)
KOMPAK: Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Sandiaga Uno tampak kompak berjabat tangan.
KOMPAK: Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Sandiaga Uno tampak kompak berjabat tangan.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tim Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi akan mendaftarkan gugatan Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK), usai salat Jumat (24/5) hari ini. Menguatkan materi gugatan, Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi Sumatera Utara mengirimkan sejumlah dokumen dugaan kecurangan Pilpres 2019 ke Badan Pemenangan Nasional. MK akan menjadi wadah pertarungan bukti BPN, KPU, dan TKN.
CALON WAKIL Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno memastikan mereka akan menempuh jalur konstitusional melalui Mahkamah Konstitusi (MK). “Kami sedang mempersiapkan untuk submission memasukan gugatan ke MK dan rencananya kami akan mengumumkan tim besok setelah salat Jumat,” kata Sandiaga di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/5).
Prabowo- Sandiaga sudah menunjuk penanggungjawab gugatan ke MK yang akan dipimpin oleh adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo. “Besok rencananya sebelum batas waktun
akan dimasukan sesuai dengan tata cara yang sudah tadi disampaikan oleh para ahli hukum. Ini adalah bentuk langkah-langkah Prabowo-Sandi untuk tetap berada di jalur konstitusional,” ucap Sandiaga.
Dia pun belum bisa memastikan apakah dirinya dan Prabowo bakal ikut saat proses pengajuan gugatan ke MK atau tidak. Semuanya akan kembali dirundingkan besok. “Ini yang lagi disiapkan (materi gugatan) menunggu, malam ini akan kita kebut sampai besok siang akan kita laporkan kepada masyarakat,” tandas Sandiaga.
Untuk mendukung dan menguatkan materi gugatan ke MK, Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi Sumatera Utara sudah menyerahkan sejumlah dokumen dugaan kecurangan Pilpres 2019 ke Badan Pemenangan Nasional.
Wakil Ketua Partai Gerindra Sumut, Sugiat Santoso mengatakan, cukup banyak sekali dokumen maupun barang bukti yang mereka kumpulkan selama perhelatan Pilpres 2019 di Sumut, yang kemudian dijadikan satu laporan ke BPN Prabowo-Sandi. “Yang salah input juga banyak. Lalu terlibatnya birokrasi dan sebagainya sebelum dan sesudah pemilu berlangsung,” katanya menjawab Sumut Pos, Kamis (23/5).
Menurut dia, sejak rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara Pilpres selesai di tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi, semua dugaan kecurangan tersebut langsung pihaknya input atau masukkan untuk selanjutnya dilaporkan ke BPN.
“Pada prinsipnya kami masih optimis, jalur konstitusional akan tegak terhadap kecurangan dan keadilan. Dan kami tetap menunggu instruksi dari BPN terutama Bapak Prabowo Subianto, apa yang harus disikapi setelah mekanisme di Mahkamah Konstitusi nantinya,” tegasnya.
Harus Miliki Bukti Kuat
Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono mengatakan, pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno harus memiliki alat bukti kuat untuk menggugat hasil Pilpres 2019 ke MK. Alat bukti itu dapat berupa dokumen formulir C1, video, maupun rekaman dalam bentuk apapun.
“Semua dalil permohonan itu harus didukung bukti yang kuat. Jangan asal klaim atau asumsi semata. Alat buktinya bisa tertulis, dokumen formulir C1 atau form apapun, bisa juga video, rekaman, entah melalui ponsel atau kamera,” ujar Fajar di gedung MK, Jakarta, Kamis (23/5).
Jika ada saksi yang mendukung alat bukti tersebut, kata Fajar, akan makin memperkuat gugatan yang diajukan. Namun, kata dia, hal itu tak mudah dilakukan. Berkaca dari gugatan Pilpres 2014, saat itu tim Prabowo tak dapat membuktikan kecurangan yang dimaksud. Akhirnya MK pun menolak gugatan tersebut dan memenangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“Paling valid itu misalnya ada bukti C1 kemudian saksi yang mengalami langsung apa yang terjadi. Memang enggak gampang buktikan kecurangan, kehilangan suara, apalagi ini 16,5 juta suara kan,” katanya.
Dalam gugatannya, Prabowo juga harus membuat permohonan tertulis rangkap empat dilengkapi dengan daftar alat bukti tersebut. Permohonan ini memuat identitas, kedudukan hukum pemohon, tenggat pengajuan, hingga alasan mengajukan gugatan. “Apa yang dipersoalkan? (Misalnya) kecurangan, terjadi di mana, kesalahan penghitungan di mana, kemudian apa yang diminta. Itu aja,” ucap Fajar.
Sementara alat bukti yang diajukan, lanjutnya, harus disertakan langsung saat pendaftaran gugatan. Nantinya alat bukti itu dapat ditambahkan ketika proses persidangan. “Yang penting permohonan itu harus masuk dalam tenggat waktu sampai Jumat (24/5) jam 24. Nanti kalau ada penambahan berkas, penambahan alat bukti, itu bisa saja (saat sidang),” ujarnya.
Gugatan itu akan mulai disidangkan pada 14 Juni mendatang. Proses sidang kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan keterangan dari pihak yang digugat dan pihak terkait. Kemudian pada 17 Juni sidang akan dilanjutkan dengan pemeriksaan pembuktian.
Jika seluruh proses selesai, maka hakim akan melakukan pembahasan dan gugatan diputus pada 28 Juni 2019. “Ini memang relatif cepat. Tapi semua prosesnya baru akan dimulai setelah lebaran,” katanya.
KPU: Pengugat yang Membuktikan
Komisi Pemilihan Umum ( KPU) mengaku siap menghadapi gugatan sengketa hasil pemilu yang bakal diajukan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Mahkamah Konstitusi (MK). Komisioner KPU Viryan Azis mengatakan, siapapun yang membawa sengketa hasil pemilu ke MK dengan tudingan KPU melakukan kecurangan, harus mampu membuktikan.
“Prinsipnya, siapa yang mengajukan gugatan, siapa yang mendalilkan, dia yang membuktikan,” kata Viryan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).
Jika ada pihak yang menuding KPU melakukan kecurangan secara terstruktur, masif, dan sistematis atas hasil pemilu, KPU mempersilakan pihak tersebut mengajukan gugatan ke MK. Setelahnya, KPU bakal menyikapi gugatan tersebut berdasar pada data-data yang dimiliki terkait dengan proses pelaksanaan pemilu.
“Bagaimana KPU nanti menyikapinya, KPU sangat tergantung dari apa yang disampaikan oleh tim hukum dari BPN 02. Yang terstrukturnya seperti apa, sistematisnya seperti apa, masifnya seperti apa,” ujar Viryan.
“Poinnya KPU akan menjawab semua gugatan tersebut berdasarkan data-data yang sebenarnya juga sudah diketahui oleh banyak pihak karena setiap proses pemilu bersifat terbuka transparan dan akuntabel,” sambungnya.
Viryan mengatakan, KPU telah membentuk tim hukum untuk menghadapi gugatan sengketa hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK). Tim hukum tersebut sudah mulai bekerja pasca-penetapan hasil pemilu pada Selasa (21/5/2019) dini hari. “KPU sudah merampungkan tim hukum yang nanti akan bertugas untuk sengketa di MK,” kata Viryan.
“Tim hukum mulai bekerja. Tim teknis juga sudah bekerja sejak tanggal 21 pagi mengumpulkan seluruh dokumen terkait yang berpotensi untuk disengketakan,” lanjut dia. Meski demikian, Viryan belum mau menyebutkan rincian tim hukum yang disiapkan oleh KPU. Ia berjanji akan mengumumkan nama-nama tim hukum sengketa hasil pemilu dalam waktu dekat.
TKN Siapkan Penangkal
Sementara itu, Tim Kampanye Nasional ( TKN) sudah siap dalam menangkal tudingan adanya kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis, dan masif oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada sidang sengketa hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi ( MK).
“Tentu selama ini mereka membawakan tema besar yang sering disebut TSM, terstruktur, sistematis, dan masif. Kami tentu sudah siapkan penangkalnya,” ujar Wakil Ketua TKN Arsul Sani di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).
Arsul menambahkan, pihaknya memprediksi BPN kembali akan mengungkap dugaan kecurangan TSM. Namun TKN sudah memiliki data yang bsa menangkal tudingan itu.
TKN, lanjutnya, juga telah merekapitulasi dan memiliki tabulasi data sendiri. Pusat tabulasi datanya pun tak berbasiskan SMS, tetapi berdasarkan formulir C1 yang dikumpulkan para saksi. “Tabulasi TKN tidak berbasis SMS, tetapi berdasarkan formulir C1 yang dikirimkan para saksi TKN maupun dari partai-partai koalisi,” ungkapnya kemudian.
Adapun gugatan sengketa pemilu yang masuk ke MK ditargetkan selesai seluruhnya pada Agustus 2019. Sengketa pemilihan presiden akan selesai 28 Juni sedangkan pileg 9 Agustus. Baca juga: TKN Bentuk Tim Hukum Sengketa Pilpres di MK, Yusril Jadi Ketuanya
“Untuk gugatan pilpres, kita baru akan meregistrasinya pada 11 Juni,” ujar Fajar di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (23/5/2019).
Sidang pendahuluan akan diisi dengan penyampaian permohonan pemohon dan jawaban termohon. Setelah itu, sidang pemeriksaan pembuktian akan dimulai pada 17 Mei. Waktu penyelesaian sidang pembuktian itu adalah 14 hari kerja. Artinya, gugatan perkara pilpres harus selesai maksimal 28 Juni. (prn/kps/bbs)
Besoklah (hari ini, Red) setelah rapat kami informasikan lagi perkembangannya. Nantikan di Polda akan dibahas secara keseluruhan”
Darwin Purba
Kepala Bidang Lalu Lintas
Dinas Perhubungan Sumut
Darwin Purba, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Sumut
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, persiapan menghadapi gelombang arus mudik terus dimatangkan. Mulai dari persiapan sarana trasnportasi public, kondisi jalan, hingga potensi kerawanan kemacetan dan bencana.
Berdasarkan prediksi Dinas Perhubungan Sumut, arus mudik di Sumut akan berlangsung mulai 30 Mei mendatang, hingga mencapai puncaknya pada 3 Juni 2019
Karenanya, posko pelayanan bagi masyarakat selama mudik Lebaran, sudah mulai dibuka sejak 29 Mei mendatang.
Guna membahas persiapan ini, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Sumut, Darwin Purba mengungkapkan, pihaknya bersama stakeholder terkait akan melakukan rapat n
kordinasi gabungan di Mapolda Sumut hari ini, Jumat (24/5). “Besoklah (hari ini, Red) setelah rapat kami informasikan lagi perkembangannya. Nantikan di Polda akan dibahas secara keseluruhan. Dan yang hadir juga seluruh stakeholder terkait. Jadwalnya jam 9 pagi rapat berlangsung,” kata Darwin kepada Sumut Pos, Kamis (23/5).
Dia juga mengungkapkan sesuai prediksi, untuk puncak arus balik diperkirakan sekitar tanggal 7 atau 8 Juni. “Itu mengingat pada 9 Juni sudah Minggu. Namun berpotensi terjadi di hari itu puncak arus balik nanti. Setidaknya kalau mau aman dan nyaman, kami sarankan supaya tidak pulang di H-1 arus balik,” katanya.
Sebelumnya, para stakeholder terkait juga sudah melakukan monitoring kondisi jalan di Sumut menjelang Lebaran. Kegiatan rutin ini dilaksanakan bertujuan agar memastikan tidak ada pengerjaan atau perbaikan jalan selama arus mudik dan balik Lebaran, serta untuk mengetahui jalan mana saja yang dalam kondisi rusak alias tak laik. “Dengan demikian pengendara bisa berhati-hati melintas di jalan tersebut. Ini sudah ada peraturan resmi dari Kapolri untuk melakukan pemantauan langsung di lapangan,” sambung Darwin.
Diketahui, berdasarkan rencana operasi angkutan Lebaran 2019 yang telah Dishub Sumut susun, untuk pembatasan angkutan barang sudah dimulai sejak 31 Mei menjelang puncak arus mudik atau lima hari memasuki momen Lebaran, sampai pada 2 Juni mendatang. “Selanjutnya di puncak arus balik juga demikian yang kami perkirakan pada 9 Juni. Selama tiga hari, mulai 8-10 Juni, angkutan barang juga dilarang untuk beroperasi. Sedangkan untuk posko Lebaran, kita rencanakan dimulai pada 29 Mei mendatang,” kata Darwin.
Kemudian untuk prediksi penumpang dan kapasitas angkutan yang tersedia, Dishub sudah memetakan rata-rata kenaikan penumpang secara agregat sebesar 14 persen di tahun ini. Khusus transportasi darat seperti bus, akan terdapat kenaikan penumpang 5 persen dari tahun lalu, yakni dari 87.584 orang menjadi 91.963 orang. Pada jalur kereta api kenaikan penumpang diperkirakan signifikan yaitu 15 persen, dari 247.576 orang menjadi 284.701 orang.
“Sedangkan untuk jalur udara prediksi kita ada kenaikan penumpang 15 persen dan laut 10 persen, dimana kita hitung mulai H-7 sampai dengan H+7 Lebaran. Khusus perkiraan penumpang transportasi darat, kita ambil berdasarkan data BPTD dari Terminal Pinang Baris, Amplas, Siantar dan Tarutung,” katanya.
Darwin menambahkan, untuk kesiapan sarana bus AKAP dan AKDP 2019 tidak jauh berbeda dengan ketersediaan pada 2018. Antara lain untuk jenis bus sebanyak 1.101 unit atau 19.596 seat/kursi; jenis MPU sebanyak 836 unit atau 6.858 kursi; pemadu moda KNIA terdiri dari bus sebanyak 384 unit dan taksi sebanyak 5.184 unit, dengan total 5.568 unit. Sementara jenis bus AKAP tersedia 615 unit dengan memiliki 24.600 kursi. “Total kapasitas kursi yang tersedia sebanyak 48.594 kursi,” sebutnya.
Tempatkan Personel di Titik Macet
Sementara, guna mengantisipasi kemacetan di sejumlah titik yang dianggap rawan saat arus mudik lebaran nanti, Dinas Perhubungan Kota Tebingtinggi akan personelnya di titik rawan macet. “Kita akan tempatkan petugas untuk mengatur lalulintas di titik lokasi macet seperti Jalan KL Yos Sudarso (Simpang Beo) yang membelah dua jalur baik menuju Kota Pematangsiantar dan menuju Pekanbaru,” kata Kadis Perhubungan Kota Tebingtinggi Saprin Harahap kepada Sumut Pos, Kamis (23/5).
Sedangkan untuk perbatasan menuju Kota Tebingtinggi juga akan di tempatkan personel Dishub untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi di pintu masuk dan keluar jalan tol Tebingtinggi, tepatnya di Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Sergai. “Karena pintu tol Tebingtinggi wilayahnya masih di Kabupaten Serdang Bedagai, kami Dishub Tebingtinggi tidak punya wewenang, pengaturan arus lalulintas wewenang Dishub Sergai. Tetapi jika kita diperbantukan, Dishub Tebingtinggi siap sedia,” jelasnya.
Sedangkan Kasat Lantas Polres Tebingtinggi AKP Enda Iwan Iskandar menyatakan, pihaknya akan menempatkan personel Polantas dalam menjaga serta mengatur arus lalulintas di pintu masuk dan keluar Tol Tebingtinggi apabila terjadi kemacetan. Jika arus kenderaan yang keluar dari jalan tol menuju wilayah Tebingtinggi padat, petugas akan melakukan sistem buka tutup untuk memecah kemacetan dari dua arah, begitu juga pada arus balik lebaran apabila terjadi kemacetan, pihak Polantas akan tetap membuat aturan sistem buka tutup di depan perlintasan pintu Tol Tebingtinggi.
4 Sopir Angkot Positif Narkoba
Guna mengantisipasi kecelakaan dan memberi rasa nyaman kepada masyarakat saat mudik, Dishub dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Deliserdang melakukan tes urin secara mendadak terhadap sopir angkutan umum di Terminal Lubukpakam, Kamis (23/5). Hasilnya, empat sopir angkot positif mengkongsumsi narkoba.
Keempat sopir itu, Fransiscus Sinulingga warga Kuta Buluh, Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, sopir Medan Jaya, Rikki Fernando Siregar warga Jalan Pasar 1B Kecamatan Bandar Perbaungan, sopir KUPJ. Selanjutnya Eko Prasetio warga Perbaungan sopir Bus Rajawali, dan Irwan, sopir KPUM A97. “Dari hasil asesment yang dilakukan dokter kita, maka terhadap keempat orang itu dilakukan rehabilitasi rawat inap,” kata Kepala BNNK Deliserdang, AKBP Drs H Safwan Khayat MHum. Menurut Safwan, tes urin ini dilakukan terhadap 120 sopir bus dan angutan umum untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, terutama menjelang arus mudik lebaran.
Hal serupa juga dilakukan Dishub Tebingtinggi dan BNNK Tebingtinggi di Eks Terminal Bandar Kajum Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi, Kamis (23/5). Dari hasil cek urin ini, BNNK Tebingtinggi tidak menemukan sopir yang terindikasi menggunakan narkotika dan minuman keras.
Sebelum supir menjalani pemeriksaan tes urine, petugas Polantas Polres Tebingtinggi yang bertugas bersama Dinas Perhubungan Kota Tebingtinggi mengarahkan bus untuk masuk ke dalam terminal agar tidak mengganggu kenderaan lain. Kepala BNNK Tebingtinggi Kompol Bambang Rubianto mengatakan, dari test urine yang dilakukan seluruhnya negatif. Tapi belum tahu hari ini, apakah ada yang positif atau tidak karena pemerikaan ini dilaksanakan dua hari.
Menurut Bambang Rubianto, tujuan dilakukannya kegiatan tersebut guna mengantisipasi terjadinya lakalantas menjelang lebaran karena akibat para supir yang kecanduan narkotika. “Hasil test urine puluhan supir bus negatif hari ini,” bilangnya.
Selain pemeriksaan urine, dalam kesempatan tersebut, petugas Dishub Kota Tebingtinggi juga mengecek kelayakan kendaraan. Dimana pemeriksaan dilakukan meliputi fungsi rem, kondisi roda dan mesin kendaraan. Hal itu dilakukan, mengingat dari sejumlah kasus kecelakaan yang terjadi disebabkan kondisi roda atau rem blong. “Dari pemeriksaan hari pertama, kondisi kenderaan yang telah dlakukan pemeriksaan seluruhnya layak jalan,”bilang Kadishub Kota Tebingtinggi, Saprin Harahap. (prn/ian/btr)
Markus Pasaribu/sumut pos
BAKAR BAN: Mahasiswa mengelilingi ban yang mereka bakar saat aksi di depan kantor DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (23/5). Mereka meminta Jokowi dan Prabowo melakukan rekonsiliasi.
Markus Pasaribu/sumut pos BAKAR BAN: Mahasiswa mengelilingi ban yang mereka bakar saat aksi di depan kantor DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (23/5). Mereka meminta Jokowi dan Prabowo melakukan rekonsiliasi.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) Sumut, Ustad Heriansyah ikut dibidik Kepolisian dengan tuduhan makar. Bahkan, dia sudah dipanggil Polda Sumut untuk menjalani pemeriksaan.
“Saya pun sudah dipanggil (Polda Sumut) dengan tuduhan makar. Sekarang ini kan begitu memang cara mereka membungkam kita. Tangkap lalu penjarakan dengan tuduhan makar,” ujar Ustadz Heriansyah kepada Sumut Pos, Kamis (23/5).
Tudingan tersebut, diakui Heriansyah, memakai pasal makar, ujaran kebencian, menyebar hoaks yang sama seperti polisi menjerat tokoh-tokoh dan para alim ulama sebelumnya di negeri ini. Namun sedikit pun ia mengaku tidak gentar dengan ancaman tersebut. “Namanya perjuangan, ya sunatullahnya memang begitu. Insya Allah ini menjadi penyemangat kawan-kawan di luar, jika saya ditahan. Kebenaran mana bisa dihentikan,” tegas dia.
Menurut Heriansyah, persoalan ini bukan semata-mata memperjuangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia 2019-2024. Lebih daripada itu, lanjutnya, ini soal memperjuangkan kebenaran dan menegakkan keadilan di republik yang menganut paham demokrasi. “Sudah nggak itu lagi (demo perjuangkan Prabowo jadi presiden). Salah besar jika mereka menafsirkan aksi umat Islam sekarang ini. Hidup dalam kecurangan itukan aib sama kita (umat Islam). Seharusnya dia (Jokowi) bukan siapa-siapa, tapi karena kebohongannya dia jadi pemimpin di negeri Islam terbesar di dunia,” ungkapnya.
Pihaknya mengaku akan kembali melanjutkan aksi menegakkan keadilan pada hari ini, di lokasi serupa yakni di seputaran Kantor Bawaslu Sumut, Jalan H Adam Malik Medan. “Kalau hari ini (Kamis, Red) kami libur untuk istirahat dulu, dan akan dilanjutkan lagi besok setelah Salat Jumat,” katanya.
Lantas sampai kapan aksi turun ke jalan menyuarakan kebenaran dan keadilan ini berakhir? Dirinya menegaskan, sampai Allah SWT mau menentukan kapan berakhirnya. “Namanya perjuangan tentu kita akan berjuang terus sampai Allah meminta kita untuk berhenti,” bilangnya.
Pemerintah menurutnya makin hari tambah represif menghadapi rakyatnya sendiri. Semakin suka menabrak aturan dan kaidah-kaidah sosial. Begitu juga dengan aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang terhadap para pencari keadilan. “Coba lihat (massa yang tewas) semua terkena peluru tajam. Lihat video-video yang beredar mereka memakai peluru tajam menghadapi rakyatnya sendiri. Bahkan rakyat bisa melihat dari video itu ada ucapan-ucapan komandan polisi mengarahkan untuk memakai peluru tajam,” kata dia.
“Mereka semakin sewenang-wenang, abuse of power, dan semakin tidak adil,” pungkasnya.
Diketahui, Ustadz Heriansyah merupakan salah satu ulama di Sumut yang terlibat aktif dalam GNKR atau sebelumnya bernama people power. Dia bergabung dengan elemen kelompok masyarakat lain di Sumut, menyuarakan kebenaran dan keadilan selama perhelatan paska Pemilu 2019 berlangsung sampai hari ini.
Terpisah, Ketua Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) Sumut Rabualam Syahputra mengaku, hari ini mereka akan melakukan aksi dengan jumlah masa yang lebih besar dari sebelumnya. “Kami atur nafas dulu, atur stamina. Karena pada 25 Mei nanti kami akan kembali lagi,” katanya.
Guna memaksimalkan aksi hari ini, mereka melakukan rapat dengan sejumlah elemen mahasiswa di Sumut. “Kami rapat lagi (Kamis, 23/5). Malam ini presidium akan rapat untuk membahas bagaimana agar massa minimal 50 ribu akan turun ke Medan,” tegasnya.
Menanggapi hal ini, Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, Polri bersama TNI siap melakukan pengamanan aksi unjuk rasa di KPU Sumut maupun Bawaslu Sumut. “Kita bersama TNI (Kodam I/BB) siap mengamankan aksi lanjutan itu,” katanya.
Lebihlanjut mengatakan, massa diminta tidak anarkis saat menyampaikan aspirasi di depan umum. “Kita mau semuanya berjalan dengan aman dan damai tanpa ada kerusuhan,” terang dia.
Nainggolan menyatakan, kalau Polri sendiri telah melakukan siaga 1 dalam pengamanan pasca penetapan hasil Pemilu 2019. “Dari mulai tanggal 22 Mei sampai 25 Mei kita (Polri) siaga 1 untuk mengamankan situasi,” jelas dia.
Katanya lagi, Polda Sumut dan Kodam I/BB akan menurunkan kekuatan sepenuhnya dalam melakukan pengamanan saat massa melakukan aksi pasca keputusan Pemilu. “Kalau Poldasu sebanyak 13.002 personel,” terang dia.
Saat disinggung mengenai surat pemberitahuan melakukan aksi, Polda Sumut mengaku belum ada menerima. “Kalau di Polda sampai saat ini belum ada, tapi kalau di Polrestabes Medan, saya belum monitor,” ucap Nainggolan.
Minta Jokowi-Prabowo Rekonsiliasi
Sementara kemarin (23/5), ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Nusantara menggelar aksi di depan gedung DPRD Sumut. Merekamenuntut penyelesaian berbagai persoalan terkait pelaksanaan Pemilu 2019, terkhusus soal meninggalnya lebih dari 600 petugas KPPS.
“Usut tuntas kematian KPPS karena satu nyawa sangat berharga di negara yang menjunjung tinggi HAM. Kami juga meminta Jokowi dan Prabowo untuk rekonsiliasi. Jika kedua negarawan tersebut tidak melakukan rekonsiliasi, kami meminta keduanya ditangkap dan dicabut hak politiknya, karena merekalah stabilitas keamanan terganggu di Indonesia,” ujar Koordinator BEM NUS, Tareq Ade saat membacakan pernyataan sikap mereka.
Mereka juga menuntut anggota dewan menerima aspirasi mereka. Namun tak ada satupun anggota dewan yang hadir di gedung DPRD. Karena merasa aspirasi tak tertampung, mahasiswa memaksa untuk masuk ke gedung dewan dan menarik pagar berduri serta membakar ban di depan gedung.
Sekitar pukul 15.30 WIB, ratusan massa lainnya dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) juga tiba di depan Gedung DPRDSU. Mereka juga menuntut penuntasan sejumlah persoalan yang terjadi dalam Pemilu 2019. Ratusan massa langsung menduduki Jalan Imam Bonjol depan gedung DPRDSU dan menyampaikan aspirasi melalui orasi secara bergantian.
Mereka juga menuntut diselidikinya kematian KPPS dan indikasi kecurangan penghitungan suara Pemilu, supremasi hukum dan evaluasi kinerja KPU dan Bawaslu, menuntut tanggung jawab pemerintah terhadap demokrasi dan pendidikan politik yang diberikan kepada rakyat, klarifikasi tindakan represif Polri terhadap massa aksi, dan perbaikan peningkatan kualitas pendidikan.
Massa dari HMI juga membakar ban di depan gedung dan merusak pagar berduri, menuntut agar anggota dewan turun menerima dan menampung aspirasi massa. Aparat kepolisian pun menjaga ketat jalannya unjuk rasa. (prn/dvs/mag-1)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nama-nama calon anggota legislatif (Caleg) yang diperkirakan terpilih, sudah terpublikasi sejak selesainya rapat pleno rekapitulasi perolehan suara yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Namun hingga kini, KPU belum bisa mengumumkan secara resmi nama-nama caleg terpilih tersebut karena sejumlah pihak masih melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
KPU Medan pun menyebut, baru akan mengumumkan nama-nama Caleg terpilih apabila gugatan di MK telah selesai secara nasional. “Kami masih menunggu semua gugatan di MK selesai secara nasional. Kalau sudah selesai, langsung kita umumkan nama-nama Caleg terpilih itu secara resmi, langsung kita tetapkan,” kata Komisioner KPU Medan, M Rinaldi Khair kepada Sumut Pos, Kamis (23/5).
Menurut Rinaldi, kemungkinan besar pihaknya akan menyampaikan pengumuman paling cepat pada Juni mendatang. “Prosesnya memang diperkirakan cukup memakan waktu. Paling cepat Bulan Juni baru bisa kita umumkan. Mudah-mudahan tidak terlalu lama, supaya tidak mundur dari Bulan Juni,” harapnya.
Namun begitu, Rinaldi mengaku belum mengetahui apakah KPU Medan termasuk salah satu pihak yang digugat ke MK. “Saya belum dapat kabar. Nanti kita akan coba tanya Pak Khairul, saksi partai PKS provinsi Sumut. Infonya subuh tadi mereka daftar gugatan di MK untuk daerah Sumut,” kata Rinaldi.
Sumut Pos pun mencoba menghubungi saksi PKS Sumut, Khairul Anwar untuk menanyakan perihal gugatan yang mereka daftarkan ke MK. Dari sambungan telepon, Khairul membenarkan adanya gugatan yang mereka sampaikan ke MK. Namun, gugatan tersebut bukan untuk KPU Medan. “Benar, hari ini (23/5) kami dari PKS memang ada melayangkan gugatan ke MK. Adapun yang kami gugat yakni KPU Langkat dan KPU Tebingtinggi,” sebut Khairul kepada Sumut Pos via ponselnya, Kamis (23/5).
Ditanya mengenai hal-hal yang membuat pihaknya melayangkan gugatan terhadap KPU Langkat dan KPU Tebingtinggi ke MK, Khairul menyebutkan bahwa adanya perubahan data perolehan suara partai. “Untuk di Langkat, adanya pengurangan suara Partai Golkar dan penambahan ke PBB, dampaknya perolehan kursi PKS yang jadi berkurang karena beralih ke PBB,” bebernya.
Selanjutnya, untuk tingkat Tebingtinggi mereka melayangkan gugatan karena ketidakprofesionalan KPU Tebingtinggi dan adanya perbedaan C1 yang memberikan penambahan suara untuk Caleg Partai Nasdem. “Hal itupun membuat kami kehilangan kursi di Tebingtinggi dan beralih ke Nasdem,” tuturnya.
Terpisah, Komisioner KPU Tebingtinggi Devisi Penmas Emil Sofyan yang dikonfirmasi Sumut Pos mengaku sudah mengetahui kalau PKS mengajukan gugatan ke MK terkait perselisihan hasil Pemilu 2019 untuk Dapil 3 Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi, Kamis (23/5). Menurut Emil, sesungguhnya KPU Tebingtinggi sudah melaksanakan Rekapitulasi Penghitungan Suara di tingkat Kecamatan Rambutan sesuai prosedur yaitu PKPU Nomor: 4 tahun 2019.
“Namun kami tidak menafikan adanya perdebatan dan dinamika pada saat rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara Kecamatan Rambutan, terutama dari saksi peserta pemilu yaitu PKS,” bilangnya.
Disebutnya, persoalan yang muncul itu berawal dari salinan C1 yang tidak diterima oleh saksi PKS di TPS, maka itu salah seorang pengurus partai kemudian mengambil langkah dengan mencatat sendiri hasil penghitungan di TPS pada pagi harinya (tanggal 18 April) di sejumlah TPS yang ada di Kecamatan Rambutan.
Maka ketika rekapitulasi di tingkat kecamatan dilaksanakan, terjadi perbedaan perolehan suara yang dimiliki saksi PKS dengan salinan C1 yang dimiliki seluruh saksi yang hadir. Karena itu saksi PKS menyampaikan keberatan kepada PPK Rambutan untuk membuka kotak agar dapat dicocokan dengan C1 Plano, dan setelah dicocokkan dengan C1 Plano, tidak ada perbedaan salinan C1 yang dimiliki saksi partai lainnya dengan C1 Plano, yang berbeda cuma data yang dimiliki oleh saksi PKS.
Persoalan ini kemudian mereka tuangkan pada formulir C2 sebagai bukti keberatan mereka terhadap hasil rekapitulasi. Tidak sampai di sini perjuangan PKS untuk mensingkronkan data perolehan suara yang menurut mereka ada perbedaan. Pada saat penyempaian Rekapitulasi pada tingkat Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan di Hotel JW Mariot tanggal 6-9 Mei 2019 yang lalu, saksi PKS juga membawa masalah ini, sampai-sampai pembacaan dan penetapan Rekapitulasi Perolehan Suara untuk Kota Tebingtingi harus di skor sampai pagi harinya, dikarenakan saksi PKS akan membawa salinan C1 mereka untuk dicocokkan pada C1 situng.
“Setelah dicocokkan ternyata lagi-lagi tidak ada perbedaan, sampai akhirnya saksi PKS bersedia menandatangani Berita Acara Penyesaian persilisihan Perolehan Suara dengan mencocokan form C1 KPU dan salinan yang dimiliki oleh PKS,” bilang Emil Sofyan.
Artinya, terang Emil, sebenarnya persolan ini sudah selesai ketika Rekapitulasi tingkat Provinsi, lalu kalau kemudian PKS mendaftarkan perkara gugatan PHP pada MK terkait masalah ini. “Insya Allah, KPU Kota Tebingtinggi siap menghadapi gugatan ini, dan kami akan menyiapkan segala administrasi terkait informasi ini dan Kordiv Hukum KPU Kota Tebingtinggi Mukhlis Moekhtar sudah menyiapkannnya,” jelasnya.
Lima Laporan
Di sisi lain, Ketua Bawaslu Kota Medan, Payung Harahap menyebutkan, pihaknya telah menerima lebih dari 5 laporan resmi terkait dugaan kecurangan Pemilu pasca pengumuman oleh KPU pada 21 Mei dini hari kemarin. Namun, dirinya menyebutkan belum mengetahui mana yang telah memenuhi unsur untuk diregistrasi dan ditindaklanjuti. “Kalau laporan resmi ada kurang lebih 5 laporan, tapi saya sendiri belum tahu mana yang memenuhi unsur untuk diregistrasi dan ditindaklanjuti. Karena kemarin saya sendiri baru kembali dari Jakarta untuk keperluan pemilu ini,” imbuhnya.
Sedangkan untuk laporannya secara keseluruhan, baik dari masa kamoanye hingga saat ini, Payung menyebutkan ada sekitar 15 laporan resmi. “Tapi kebanyakan memang tidak memenuhi unsur dan bukti. Namun begitu bukan berarti tidak kita proses, tetap kita proses sebisa mungkin, setidak-tidaknya laporan tersebut kita jadikan sebagai langkah awal dalam melakukan penyelidikan,” ujar Payung.
Selain itu, untuk yang memenuhi unsur laporan resmi, hingga saat ini pihaknya masih terus mendalami laporan-laporan tersebut. “Sampai sekarang masih kami dalami dan akan terus kita proses. Kalau berikut laporan tidak resmi, seperti hanya via telepon atau pesan singkat saya fikir sudah puluhan laporan” tandasnya. (mag-1/ian)
SAHUR: Wali Kota Binjai M Idaham saat bersantap sahur bersama istri dan anaknya M Andri Alfisah, Kamis (23/5) dini hari. Andri menjadi caleg termuda yang diprediksi lolos ke DPRD Sumut.
SAHUR: Wali Kota Binjai M Idaham saat bersantap sahur bersama istri dan anaknya M Andri Alfisah, Kamis (23/5) dini hari. Andri menjadi caleg termuda yang diprediksi lolos ke DPRD Sumut.
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Muda, energik, kreatif. Itulah M Andri Alfisah, calon legislatif (caleg) DPRD Sumut yang diprediksi terpilih dari Daerah Pemilihan Sumut 12 (Binjai-Langkat). Caleg yang masih berusia 22 tahun ini berhasil menggarap suara kaum milenial Binjai-Langkat, dengan membangun komunitas berbasis kreativitas.
TIM SAHUR Sumut Pos berkesempatan berbincang dengan caleg milenial itu, di Rumah Dinas Wali Kota Binjai, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, Kamis (23/5). Sebelum santap sahur, Caleg nomor urut 6 dari Partai Demokrat ini tampak begitu santun saat menemui Tim Sumut Pos.
Andri sebenarnya baru saja lulus dari sebuah universitas swasta di Singapura. Ia mengambil jurusan Managemen Bisnis. Sebelum lulus, ia telah membangun usaha kecil-kecilan lewat sebuah perusahaan agency bisnis. Soal pencalegan, ia mengaku memutuskan mendaftar jadi caleg pada H-3 pendaftaran ditutup.
Pendidikan bisnis, kok tertarik masuk politik sih?
“Menurut Andri, anak muda sebaiknya jangan anti politik. Karena cerita politik adalah hal yang lazim dalam kehidupan sehari-hari. Kalau anti berpolitik, entar yang nerusin bangsa ini siapa? Kan kita? Jadi sebaiknya kaum muda belajar berpolitik sejak sekarang,” ujar pria muda kelahiran 16 Mei 2019 ini kalem.
Apakah keputusannya dipengaruhi ayahnya H Muhammad Idaham, seorang birokrat sekaligus politikus? Andri yang kemarin pagi mengenakan kaus putih dipadu celana panjang cokelat dan peci hitam, menggelengkan kepala.
“Andri memutuskan sendiri terjun ke politik, karena mau memberikan tenaga pikiran ke masyarakat. Bukan mau gaya-gayaan. Hanya saja Andri berharap pengalaman ayah yang sudah matang di dunia politik, bisa mengajari anak muda untuk berpolitik yang baik dan benar. Pengalaman yang tidak baik jangan ditiru. Yang baik dilanjutkan, bahkan kalau bisa ditingkatkan,” sambung anak sulung dari dua bersaudara ini.
Sebagai caleg milenial, mengapa tidak memilih parpol yang minenial juga?
Andri mengaku enggak tertarik. “Kurang sepaham saja dengan parpol itu,” imbuhnya seraya tersenyum.
Pria muda yang bercita-cita menjadi pebisnis ini, berencana akan melanjutkan studinya ke jenjang Strata 2, dengan gelar Magister di ujung namanya. “Pengennya sih melanjut ke UK (United Kingdom, Inggris). Tapi jika terpilih (kursi DPRD Sumut), mungkin akan melanjut ke USU saja,” terangnya.
Caleg Demokrat ini diprediksi lolos ke kursi DPRD Sumut, dengan perolehan total suara 19.760. Ia mengucapkan puji syukur kepada Tuhan esa atas prediksi lolos tersebut. Bagi dia, torehan 14.914 suara hanya di Kota Rambutan saja, diraih lewat kerja keras, dan mungkin ditambah pengaruh sang ayah.
Bagaimana caranya menggarap suara?
“Saya menggarap suara generasi milenial. Salah satunya dengan cara membangun kepercayaan anak-anak muda Binjai. Awalnya anak-anak muda yang saja temui idealis, enggak mau ikut dunia politik. Memilih golput. Tapi Andri berhasil mengambil hati mereka,” ujar Andri.
Ia mengisahkan usahanya menggarap kaum muda itu. Tapa bawa embel apapun, ia datang ke warung-warung anak muda, ajak mereka ngobrol dan cerita. “Dari obrolan, saya menangkap keinginan anak-anak muda Binjai agar ide dan kreativitas mereka didukung dan diberi sarana berekspresi,” beber Andri.
Anak-anak muda itu memiliki berbagai kreasi. Mulai dari band, seni mural, bisnis, hingga komunitas vespa. “Selama ini kreatifitas mereka kurang dihargai di Binjai. Malah lebih dihargai di kota lain. Orang Medan malah sering booking mereka,” ujar dia.
Obrolan itu akhirnya melahirkan kegiatan Binjai Kreatifest yang digelar akhir 2018 lalu. Hampir seluruh acara, kata Andri, digarap sendiri oleh anak-anak muda Binjai.
Acara perdana berhasil, menyusul acara kedua. Saat itu Pemko Binjai menggaet Bukalapak sebagai sponsor. Acara kedua berjalan sukses. “Hingga kreatifitas anak-anak Binjai mulai dikenal hingga kota-kota lain,” cetusnya tanpa bermaksud menyombong.
Meski pemilu telah usai, Andri tidak berhenti berkreatifvitas. Ramadan ini, komunitas anak-anak muda yang dibinanya tetap menggelar kegiatan. “Namanya Terbang: Tarawih Bareng Abang-abang. Kami berkeliling kayak Safari Ramadan,” ujar dia.
Dengan merogoh kocek masing-masing, mereka menyumbang BKM sesuai kebutuhan masjid yang dikunjungi. “Nilainya tidak besar. Semangatnya kebersamaan,” cetusnya seraya tersenyum manis.
Dengan prediksi lolosnya Andri ke kursi DPRD, ia berharap dapat membawa suara anak-anak muda Kota Rambutan yang kreatif tersebut, ke tingkat yang lebih besar. “Andri juga pingin turun lagi ke bawah, cerita dengan ibu-ibu yang kemarin minta UMKM diperhatikan,” ujar dia.
Tepat pukul 04.10 WIB, ayah Andri yang menjabat sebagai Walikota Binjai dua periode, Idaham, menemui Tim Sahur Sumut Pos. Mantan Kadis Pertamanan Kota Medan ini mengamini, Andri mendaftar sebagai Caleg DPRD Sumut pada H-3 penutupan pendaftaran.
“Padahal sebelumnya dia (Andri) telah berjanji dengan teman-temannya, akan melanjutkan S2 ke Inggris. Akhirnya, keempat teman dekatnya memang lanjut. Sementara Andri saya sarankan S2 di sini saja. Biar sekalian menemani kami. Soalnya anak saya hanya dua. Adeknya sudah pergi kuliah ke Sydney, ambil (jurusan) Sipil Perkotaan,” beber Idaham.
Idaham mengakui, anak-anak muda Binjai memiliki segudang prestasi yang disalurkan lewat sejumlah komunitas. Dan putra sulungnya itu terbukti mampu mengorganisirnya.
“Saya saja enggak sanggup. Ada 17 lebih komunitas yang terlibat Binjai Kreatifes pertama akhir 2018 lalu,” ujar Idaham.
Bagi Idaham, Binjai Kreatifest adalah sebuah kegiatan yang bagus. Cemerlang. “Tidak dianggarkan di APBD Binjai. Mereka cari sponsor sendiri. Seperti dari Gojek, Bukalapak, dan sebagainya. Saya supporting (mendukung) saja. Biar mereka jadi disainernya,” tambah Idaham.
Menurutnya, Pemko Binjai tidak menyediakan dana APBD, agar independesi anak-anak muda itu tidak teracuni. “Mereka bak air yang mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Kita hanya perlu membuka krannya saja,” cetusnya bangga.
Yayasan dari kumpulan Binjai Kreatifest saat ini ada di Kelurahan Jatinegara, Binjai Utara. Rencananya resmi diluncurkan usai Lebaran 1440 Hijriah. “Ada barbershopnya yang sekarang sudah bisa dipakai. Konsepnya bukan kantor, bukan kafe. Tapi semacam rumah kreativitas. Coffee shopnya sistem take away. Nanti hasilnya untuk yayasan,” timpal Andri.
Obrolan yang mengalir nyaris membuat lupa untuk santap sahur. Istri Idaham, Lisa Andriani mengajak suami dan buah hati serta tim, untuk santap sahur. Menunya ayam kampung goreng, sambal udang, ikan sepat digoreng kering, capcai, hingga sambal teri.
Sembari santap sahur, Andri melanjutkan ceritanya yang terputus. “Diputuskan menyediakan barbershop karena anak-anak muda dari sini (Binjai) banyak melahirkan stylish,” ucap Andri.
Anggota komunitas berusia dari 22 sampai 30 tahun. Andri sendiri malah menjadi yang paling muda.
Di usianya yang masih muda, Andri mengaku sempat dicemooh saat terjun ke dunia politik. Pun demikian, semangat Andri tak surut. “Sejak awal Andri sudah bilang, akan menjadi agen yang menaungi semua untuk anak muda. Jangan jual saya ini anak siapa. Akhirnya yang mencemooh pun lama-lama pun mendekat. Mereka justru yang kerap nge-push agar terus bergerak,” bebernya.
Berragam kreatifitas komunitas, menurutnya, sebagian terinspirasi dari kalangan milenial Singapura. “Di sana anak-anak muda di-push untuk terus berkreasi dan belajar berbisnis sejak dini. Bukan sekadar belajar teori,” jelasnya.
Idaham menimpali, jiwa kepemimpinan Andri sudah ada sejak masih mengenyam bangku sekolah. Waktu SMA, ia bahkan pernah menjadi ketua salah satu club mobil di Kota Medan. “Sejak dini ia memang kami ajarkan mandiri. Tidak mau ditimang-timang orangtua,” cetus Lisa Andriani, ibunda Andri menutup acara sahur. (tim)