SOPIAN/SUMUT POS
BERIKAN: Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan didampingi Dandim 0204 DS Letkol Syamsul Arifin memberikan bantuan kepada anak yatim.
no picture
ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan menggelar buka puasa bersama di Aula Pendopo Rumah Dinas Bupati Asahan Jalan Lintas Sumatra, Senin (13/5).
Pelaksana Tugas (Plt)Bupati Asahan, H. Surya dalam sambutannya, meminta kepada seluruh Tim Safari Ramadan untuk tidak bicara politik saat berkunjung ke-202 Desa dan Kelurahan yang akan dikunjungi.
“Pemkab Asahan berharap kepada tim dan ustad, agar saat memberikan tausiah jangan bicara politik. Bicara tentang syair Islam atau tentang manfaat bulan suci Ramadan dan manfaat berpuasa, “ kata Surya.
Dikatakan Surya, Tim Safari Ramadan haruslah membicarakan tentang bulan suci Ramadan, agar masyarakat Asahan dapat termotivasi dan menjalankan ibadah puasa selama Ramadan.
“Saya yakin manfaat menjalankan ibadah puasa sangat baik bagi kesehatan,”bilang Surya.
Selain tentang Ramadan, Surya mengajak, masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, sekaligus bicara pembangunan di Kabupaten Asahan.
Kunjungan Tim Safari Ramadan, kata Surya, bertujuan untuk bersilaturahim dan berdialog langsung dengan masyarakat, sekaligus menyerap aspirasi masyarakat tentang pembangunan Asahan.
“Safari Ramadan yang digelar Pemkab Asahan dan buka puasa ini untuk menjalin ukhuwah silaturahim dengan warga dan para ASN di Kabupaten Asahan, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Asahan,”bilangnya.
Adapun acara berbuka puasa Pemkab Asahan dihadiri Kapolres Asahan, AKBP Faisal Napitupulu, Kajari Asahan, Dandim Asahan serta para tamu undangan lainnya. Juga dirangkai langsung dengan sholat taraweh bersama.(omi/han)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sementara itu, Rapat Dengar Pendapat (RDP) komisi D DPRD Sumut dengan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provsu, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provsu, Biro Pembangunan Setdaprovsu, Asosiasi Badan Usaha dan Asosiasi Profesi dibidang Jasa Konstruksi, Senin (13/5) kemarin mengungkapkan, bahwa pembangunan infrastruktur di Sumut kembali terancam molor.
Infrastruktur di Sumut terancam dikerjakan pada akhir tahun. Sebab, sampai saat ini masih ada sejumlah permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam proses tender di Pemprovsu. Dalam kesempatan itu, Kabag Pelayanan dan Pengadaan Biro Pembangunan Setdaprovsu Zainuddin mengatakan, salah satu permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam proses tahap pelaksanaan tender, yakni input rencana umum pengadaan (RUP) pada aplikasi SIRUP mengalami keterlambatan, lewat dari Februari.
“Akibat adanya kendala pada sistem integrasi dari e – keuangan ke SIRUP dan harus melalui verifikasi oleh LKPP RI,” katanya. Kemudian, lanjutnya, penyampaian rencana pelaksanaan pengadaan (RPP) oleh OPD kepada Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) Provsu yang lambat dan lampiran dokumen RPP yang disampaikan tidak lengkap. “Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK), harga perkiraan sendiri (HPS), spesifikasi teknis oleh OPD banyak ditemukan masih belum mengadopsi ketentuan dan peraturan yang berlaku saat ini,” imbuhnya.
Sementara, Sekretaris Dinas BMBK Provsu Hasudungan Siregar mengatakan, Dinas BMBK telah menyerahkan data kelengkapan RPP yang terdiri dari Surat KPA, KAK, spesifikasi teknis, gambar, HPS, rancangan kontrak, fotokopi RKA/DPA, SK KPA/PPK, RUP ke Biro Administrasi Pembangunan pada 28 Maret 2019. “Surat perintah Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas BMBK telah diterbitkan oleh Kepala Biro Pembangunan pada tanggal 22 April 2019 dan sampai saat ini masih dilakukan koordinasi antara UKPBJ dengan Dinas BMBK,” ujarnya sembari mengakui masih banyak paket yang direview.
Mendengar hal ini, Perwakilan Inkindo Sumut, Pendi Sebayang meminta proses lelang dipercepat, dan Maret sudah clear. “Kita minta supaya dikeluarkan peraturan gubernur, sehingga perusahaan yang masuk dan mengerjakan proyek konstruksi di Sumut wajib KSO,” tegas Pendi Sebayang.
Perwakilan Asosiasi Badan Usaha bidang Jasa Konstruksi Rikson Sibuea memaparkan, masih ada yang mengerjakan konstruksi bukan orang yang berkompeten. “Misalkan sudah jelas namanya UD Taylor, tapi bisa mengerjakan konstruksi. Kita minta Pemprovsu agar persoalan-persoalan yang diungkapkan tidak terulang,” imbuhnya. (mag-1/han)
istimewa/sumut pos
RAKOR: Wagubsu Musa Rajekshah didampingi Kepala Dinas Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provinsi Sumut Effendy Pohan menghadiri Rapat Koordinasi bersama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) untuk mengkaji pemantapan infrastruktur jalan Sumatera Utara.
istimewa/sumut pos RAKOR: Wagubsu Musa Rajekshah didampingi Kepala Dinas Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provinsi Sumut Effendy Pohan menghadiri Rapat Koordinasi bersama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) untuk mengkaji pemantapan infrastruktur jalan Sumatera Utara.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Infrastruktur jalan sangat penting bagi pembangunan Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Karenanya, pembangunan dan pemantapan infrastruktur jalan menjadi salah satu fokus Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut saat ini.
“Jika diibaratkan sebagai anatomi tubuh, maka infrastruktur jalan atau lalu lintas merupakan urat nadi. Apabila urat nadi tidak berfungsi, maka terhenti pula proses pembangunan. Untuk itu, Pemprov Sumut sangat fokus dengan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan. Harus lebih baik, harus ada peningkatan,” ujar Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) Musa Rajekshah ketika memimpin Rapat Koordinasi bersama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) untuk mengkaji pemantapan infrastruktur jalan Sumut, di ruang rapat FL Tobing lantai 8 Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Senin (13/5).
Wagubsu mengatakan, tujuan utama diadakannya rapat koordinasi ini adalah untuk membangun sinergi dengan berbagai pihak dan mengetahui kondisi jalan, khususnya jalan lintas Sumut, yang telah dikaji oleh BBPJN. “Jalan itu kan ada wewenang nasional, ada wewenag provinsi, kabupaten/kota, maka di rapat ini kita mau koordinasikan supaya ke depan pembangunan itu sejalan dan terarah, mana daerah-daerah prioritas dan juga daerah-daerah yang perlu koordinasi dengan kabupaten/kota dan provinsi. Kemudian nantinya untuk dibawa ke pusat,” jelasnya.
Salah satu masalah yang menjadi perhatian dalam rapat tersebut adalah terhambatnya proses pelebaran jalan akibat ada tiang listrik atau pipa telekomunikasi di sekitar jalan.
Wagub kemudian mengingatkan mengapa sinergi sangat penting dalam proses pembangunan.
Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provinsi Sumut Effendy Pohan menyampaikan, kondisi ruas jalan provinsi Sumut untuk tahun 2013-2018 telah mencapai kondisi yang mantap hingga 88,09 persen yakni seluas 2.685,42 km, sedangkan yang belum mantap yakni 11,91 persen atau setara 363,08 km. Dengan total ruas jalan 3.048,50 km.
Kepala BBPJN II Medan Selamet Rasidi juga memaparkan kondisi jalan nasional di Sumut. Katanya, panjang jalan nasional di Sumut 2.632,22 km. “Untuk semester II tahun 2018, kondisi baik sudah 38,87 persen, sedang 52,39 persen, rusak ringan 7,1 persen, dan rusak berat 1,54 persen,” jelasnya.
Dijelaskan Selamet, ada dua hal yang menghambat upaya pemantapan jalan nasional di Sumut yakni permasalahan lahan dan utilitas. “Permasalahan lahan ini, kita butuh kepala daerah untuk koordinasi. Sedangkan utilitas menyangkut tiang listrik, kabel optik telekomunikasi, dan pipa air,” paparnya.
Rapat ditutup dengan kesimpulan bahwa akan ada rapat koordinasi lanjutan yang menghadirkan seluruh kepala daerah kabupaten/kota untuk memberikan paparan secara lengkap terkait kondisi dan permasalah jalan di tiap kabupaten/kota. Sehingga, nantinya diketahui daerah mana saja yang perlu untuk segera diprioritaskan penanganannya. Selain itu, keberadaan tiang, kabel optik, dan pipa air juga diharapkan segera dikomunikasikan dengan BUMN atau BUMD terkait. (prn/han)
Telkomsel mempertegas komitmennya untuk mengakselerasi kemajuan negeri dengan memulai aksi di bidang strategic investments menyentuh perkembangan ekosistem teknologi Indonesia pada sektor teknologi, media dan telekomunikasi melalui anak perusahaan baru bernama Telkomsel Mitra Inovasi (TMI).
Telkomsel mempertegas komitmennya untuk mengakselerasi kemajuan negeri dengan memulai aksi di bidang strategic investments menyentuh perkembangan ekosistem teknologi Indonesia pada sektor teknologi, media dan telekomunikasi melalui anak perusahaan baru bernama Telkomsel Mitra Inovasi (TMI).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Telkomsel, operator seluler terbesar di Indonesia yang bertansformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital, mempertegas komitmennya untuk mengakselerasi kemajuan negeri, khususnya dalam mengembangkan ekosistem digital di Indonesia. Telkomsel kini memulai aksi di bidangstrategic investments menyentuh perkembangan ekosistem teknologi Indonesia pada sektor teknologi, media dan telekomunikasi.
Hari ini, Telkomsel menyatakan telah menyediakan dana investasi baru untuk menemukan, melakukan pendanaan strategis dan kemudian bekerjasama dengan berbagai startup yang berada di tahap pertumbuhan awal (early-growth stage). Dana awal yang dikeluarkan adalah sebesar USD 40 juta, berkolaborasi dengan MDI Ventures Telkom dan Singtel Innov8, sebuah corporate venture capital (CVC) milik Singtel.
Inisiatif ini akan melibatkan anak perusahaan baru yang dimiliki 100% oleh Telkomsel bernama Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). TMI bertugas melakukan aktivitas investasi serta proses sinergi dan kolaborasi di berbagai unit bisnis Telkomsel untuk mendorong aspek transformasi digital perusahaan dalam rangka mengakselerasi pengembangan berbagai layanan baru, meningkatkan pengalaman pelanggandan optimalisasi proses bisnis perusahaan. TMI berinvestasi pada perusahaan baru yang menjanjikan dan memiliki potensi bekerjasama secara sinergis dalam mengakselerasi pertumbuhan perusahaan tersebut dengan memanfaatkan akses pada ekosistem, aset, dan kompetensi yang dimiliki Telkomsel.
Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah mengatakan, “Kami menyadari bahwa Asia Tenggara merupakan kawasan yang berkembang dengan sangat cepat, kolaborasi kami bersama MDI Ventures Telkom dan Singtel Innov8 melalui TMI akan memberikan Telkomsel kemampuan untuk menghadirkan engagement model yang lebih fleksibel, responsif dan dapat diandalkan bagi startup yang mencari akses ke permodalan strategis kami, dan di saat bersamaan juga dapat menghadirkan user experience yang lebih baik dengan kerjasama yang saling menguntungkan dalam jangka panjang.”
Ririek kemudian menambahkan bahwa TMI diharapkan dapat berperan sebagai sarana untuk mengakses berbagai peluang baru yang menarik di sektor teknologi.
“Kami bekerja sama dengan startup dalam membangun rencana strategis dan eksekusi operasional untuk memaksimalkan nilai jangka panjang. Kami selalu mencari cara untuk memanfaatkan aset Telkomsel dan memposisikannya untuk bisa dikembangkan dengan cara yang berbeda. Banyak market insights yang dapat kami berikan dari perspektif enterprise dan consumer di Indonesia. Kami juga dapat membantu meningkatkan corporate awareness dalam ekosistem bisnis digital,” ujarAndi Kristianto, Chief Executive Officer (CEO) TMI.
“Dalam tiga tahun terakhir, kami berkembang dari sebuah CVC eksperimental menjadi kendaraan pertumbuhan untuk Telkom Indonesia. Kami memiliki satu exit IPO di TSE (Tokyo Stock Exchange), dan dua trade sales exit dalam jangka waktu tiga tahun, selain berkontribusi pada top line dan bottom line bagi Telkom Metra Holding. Kami antusias dapat berkolaborasi dengan TMI untuk berpartisipasi dalam pendanaan ini dan bekerja dalam berbagai sektor telekomunikasi digital,” kataNicko Widjadja, CEO MDI Ventures.
Sedangkan CEO Singtel Innov8, Edgar Hardless mengatakan, “Secara global, Innov8 hadir guna mencari berbagai startup dengan teknologi dan solusi yang mutakhir dan disruptif. Kami melihat bahwa dalam perjalanan mereka, banyak startup yang memiliki ketertarikan yang semakin besar untuk dapat mengembangkan bisnisnya ke Asia Tenggara, mengingat ukuran dan potensi pertumbuhan di kawasan ini. Telkomsel, dengan kehadirannya yang kuat di pasar Indonesia, memiliki posisi yang tepat untuk membantu startup agar mendapatkan akses ke Indonesia. Kami menantikan untuk dapat bekerja sama dengan TMI.”
Berkolaborasi dengan startup bukanlah hal yang baru bagi Telkomsel. Sejak 2015, lebih dari 5.000 startup dari 20 kota di Indonesia telah mendapatkan akses kepada sumber daya Telkomsel melalui program The NextDev. Pada tahun 2018, Telkomsel juga meluncurkan program inkubasi untuk internet of things (IoT) bernamaTelkomsel Innovation Center (TINC), yang bertujuan untuk membantu mereka mengeksekusi strategi go-to-market dan meningkatkan kapabilitas teknis produk mereka.(*)
Triadi Wibowo/Sumut Pos
ASN: Beberapa ASN Pemko Medan usai mengikuti upacara, kemarin. Selama Ramadan, ASN Pemko Medan maupun Pemrovsu pulangnya lebih cepat.
Ilustrasi ASN
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Wakil Wali Kota Binjai, Timbas Tarigan menyerahkan secara simbolis Surat Keputusan (SK) pengangkatan kepada 88 Calon Aparatur Sipil Negara Pemko Binjai formasi tahun 2018 di Lapangan Apel Balai Kota, Senin (13/5).
Rinciannya 66 tenaga guru, 3 orang mantan Tenaga Honorer K-2 dan Tenaga Teknis sebanyak 19 orang. “Kepada saudara – saudara para CASN, saya ucapkan selamat bergabung dan selamat mengabdi untuk pemerintah dan masyarakat,” ucap Timbas
Dalam amanatnya, Wakil Wali Kota Binjai menyampaikan kepada CASN untuk dapat memenuhi dan mematuhi seluruh kewajiban sesuai dengan ketentuan dan peraturan. Selain itu, jaga nama baik Pemerintah Kota Binjai di tengah masyarakat.
“Kepada saudara-saudara CASN Pemko Binjai sekalian, saya ingin menekankan bahwa saudara berbangga karena dinyatakan lulus setelah melalui persaingan yang begitu ketat dan cukup berat, sehingga hendaknya menjadi spirit dan semangat untuk berbuat, bekerja, berbakti dan melayani dengan semaksimal mungkin di tempat tugas saudara-saudara,” kata Timbas.
Dia menambahkan, agar segera cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja serta pahami tugas pokok serta fungsi unit kerja. Sebab, tupoksi adalah pedoman untuk melaksanakan apa saja yang menjadi bidang tugas masing-masing.
“Sebagai aparatur pemerintah, saudara-saudara harus memenuhi dan mematuhi seluruh kewajiban sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku serta jaga nama baik Pemerintah Kota Binjai di tengah-tengah masyarakat. Baik melalui perbuatan, perkataan dan lainnya. Tunjukkan bahwa saudara adalah seorang aparatur yang memiliki akhlak dan karakter yang baik selayaknya seorang aparatur,” tandasnya. (ted/han)
teddy/sumut posPAPARKAN:
Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri Nuryanto didampingi Kasat Reskrim AKP Wirhan Arif memaparkan tersangka dan barang bukti yang diamankan.
teddy/sumut posPAPARKAN: Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri Nuryanto didampingi Kasat Reskrim AKP Wirhan Arif memaparkan tersangka dan barang bukti yang diamankan.
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Wardan Ginting (25) yang diduga merampok hingga membunuh Malu Sembiring (63), ternyata bermotif dendam. Tersangka sakit hati terhadap korban karena batal diajak memanen cabai rawit yang diberi upah Rp70 ribu.
“Awalnya tersangka dengan korban bertengkar mulut sehingga tersangka merasa kesal dengan korban, kejadian ini terjadi pada Selasa 7 Mei 2019,” jelas Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri Nuryanto didampingi Kasat Reskrim AKP Wirhan Arif kepada wartawan di Mapolres, Senin (13/5).
Kekesalan warga Dusun Bangun Mulia, Desa Belinteng, Sei Bingai, Langkat ini memuncak. Pelaku kemudian memukul kedua bahu korban menggunakan kayu bulat sepanjang 50 centimeter.
Bahkan, kayu tersebut terbelah dibuat tersangka karena dihantam ke bahu korban. Meski demikian, korban yang menetap di Dusun Simpang Burah, Desa Belinteng, Sei Bingai, Langkat masih sempat duel dengan pelaku. Saat tengah berkelahi, tersangka berhasil merebut sebilah parang yang terselip di pinggang kanan korban.
“Setelah tersangka menguasai parang, langsung menggorok leher korban di bawah kuping sebelah kiri. Kemudian korban masih melawan, yang mana pada waktu itu tersangka kembali mengambil 1 buah kayu yang kemudian memukulkannya ke bagian dada korban hingga terjatuh,” ujar mantan Danyon A Brimobdasu ini. Setelah korban tak berdaya, tersangka kembali mengayunkan parang sekuat tenaganya ke arah kepala. Selanjutnya, tersangka merogoh kedua kantung celana korban untuk mengambil sejumlah uang tunai.
Saat menggeledah, tersangka sempat berujar lantang bahwa kejadian ini akibat ulah korban. Keesokan harinya tepat pukul 9.00 WIB, mayat korban ditemukan oleh warga.
Hasil olah TKP, polisi mendapati sejumlah barang bukti yang mengarah kepada dugaan perampokan dan pembunuhan. Kapolres mengapresiasi gerak cepat yang dilakukan personel Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai.
“Syukur Alhamdulillah, kita bisa menangkap tersangka yang kejadiannya tanggal 7 Mei 2019, ditangkap pada tanggal 11 Maret 2019. Tersangka lari ke Riau. Waktu penangkapan, tersangka berusaha melarikan diri hingga akhirnya diberi tindakan tegas dan terukur,” ujar perwira menengah yang akrab disapa Nugie ini.
Sementara, Wardan Ginting menyesali perbuatannya. Dia melakukan hal ini karena ingin membuktikan bahwa korban memiliki ilmu kebal. “Karena ada kebalnya, pukul pakai kayu enggak mempan,” ujar Wardan di Mapolres Binjai.
Menurut Wardan, informasi bahwa korban memiliki ilmu kebal diperolehnya dari warga sekitar. Tersangka mengaku, uang tunai yang diambil dari saku celana korban sebesar Rp2.250.000.
“Saya menyesal pak. Biasa saya yang diajak. Janjinya juga sama saya tapi kenapa orang lain. Rp70 ribu per hari (upah manen cabai rawit),” ujar tersangka.
“Setelah kejadian, saya lari ke Diski tempat kawan namanya Solihin. Satu malam saja di situ (Diski) lalu bergerak ke Pekanbaru naik bus. Karena di sana (Pekanbaru) ada kerja, jadi sekalian saja,” tandasnya.
Sebelumnya, tersangka tak kooperatif saat diajak petugas melakukan pengembangan. Bahkan, tersangka berusaha melarikan diri.
Kemudian, petugas melakukan tembakan peringatan, tapi tidak diindahkan. Karenanya, petugas melakukan tindakan tegas dan terukur. Dua peluru bersarang pada betis kiri dan kanan tersangka.
Pelaku ditangkap usai sesosok mayat yang diduga korban perampokan dan pembunuhan ditemukan oleh warga di Dusun Bangun Mulia, Desa Belinteng, Sei Bingai, Langkat, Rabu (8/5) siang.
Mayat tersebut dalam posisi telungkup. Selain mayat, hasil olah TKP polisi menemukan 1 bungkus rokok merek Bintang Mas, 1 buah senter kepala, 1 buah celana pendek dan 1 buah baju kemeja lengan panjang warna biru.
Hasil visum luar oleh tim medis Puskesmas Namu Ukur, korban mengalami luka bagian kepala, leher, lengan tangan kiri dan bagian dada.
Tim Inafis juga melakukan olah TKP di sekitaran 800 meter persisnya pada sebuah pondok milik korban. Hasilnya, didapat bercak darah dan barang bukti pada sepotong kayu, sepasang sandal jepit warna kuning hingga potongan sarung parang milik korban.
Masih di sekitar gubuk korban, dijumpai sebilah parang, sepasang baju kaos putih bercak darah dan dua buah sebo warna merah serta hitam. (ted/ala)
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS
RAKOR BANJIR: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Wagubsu Musa Rajekshah, Pangdam I/BB, MS Fadhilah dan lainnya saat memimpin rakor lanjutan soal penanganan banjir Kota Medan.
, di ruang kerja Gubsu lantai X, Selasa (13/5).
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS RAKOR BANJIR: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Wagubsu Musa Rajekshah, Pangdam I/BB, MS Fadhilah dan lainnya saat memimpin rakor lanjutan soal penanganan banjir Kota Medan. , di ruang kerja Gubsu lantai X, Selasa (13/5).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengaku sangat sulit berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II, dalam hal penanganan banjir di Kota Medan Gubsu meminta pihak BWSS II, Pemko Medan dan seluruh perangkat kerjanya saling bersinergi dalam membuat grand desain penanggulangan banjir di ibukota Sumut.
“Saya minta BWSS jangan banyak alasan! Karena itu adalah sektor Anda, tapi dampaknya rakyat Sumut yang kena. Saya agak sulit koordinasi dengan Anda. Kalau saya tak bisa bicara di sini, saya akan bicara di Jakarta,” ujar Gubsu dalam rapat koordinasi lanjutan penanganan banjir Kota Medan, di lantai X ruang kerjanya, Selasa (13/5).
Pernyataan tegas Gubsu Edy ini, dilatarbekangi pemaparan yang sebelumnya disampaikan perwakilan BWSS II bermarga Sihite. Kata Sihite, paling cepat pada 2023 baru bisa dilakukan pekerjaan fisik untuk normalisasi sungai di Medan. Sebab terlebih dahulu masyarakat yang bermukim di daerah aliran sungai (DAS) harus direlokasi ke rumah susun atau rusun.
“Harapannya pindah dulu masyarakat baru konstruksi jalan. Untuk rusun sebagai relokasi masyarakat masih dicari lokasinya, desain berikut adalah perencanaannya. Makanya dari jadwal sebelumnya baru di 2022 bisa dibangun (rusun) dan pengerjaan fisik di 2023. Itu menurut pernyataan Bappeda Medan,” ungkap dia.
Secara teknis untuk BWSS, Gubsu Edy ingin penyelesaian administrasi harus sudah terjadwal dalam tujuh bulan ke depan di sisa 2019 ini. Apalagi dari postur anggaran, Edy menyebut sesuai penyampaian Kepala BWSS II, Roy Pardede saat rakor sebelumnya tersedia Rp1,9 triliun. “Dalam dua tahun kan bisa selesai itu kita buat Rp1, 3 T kalau dianggarkan saja itu dua tahun bisa selesai masalah banjir di Medan,” kata Gubsu.
Nanti masalah pembebasan lahan rusun, lanjutnya, dia sudah meminta Kakanwil BPN. “Kalau kalian tak mau, tak usah. Saya nanti ke menteri PUPR. Bappeda juga begitu, rencanakan. Proses izinnya biar kita bawa. Anda bikin ini semua. Inti pokoknya keinginan saya banjir Medan ini terselesaikan. Ini yang prioritas,” katanya didampingi Wagubsu Musa Rajekshah dan Pangdam I/BB MS Fadhilah. Wajah Sumut ada di Medan.
Edy meminta semua peserta rapat yang hadir, untuk mencatat apa-apa saja yang mesti dilakukan masing-masing instansi, untuk kemudian dijadikan sebuah buku perencanaan atau buku biru yang akan dibawanya ke Jakarta.
“Bentuk tim telusuri sungai lagi sehingga kita punya data. Teknisnya nanti bisa kita presentasikan ke menteri atau kita yang undang dia datang. BWS saya mau harus buat program di 2020 sesuai mau saya ini. Kami (Pemprovsu) juga bentuk tim untuk kerja. Jadi semua terprogram,” tegasnya.
Mantan Pangkostrad ini menambahkan, tugas normalisasi sungai merupakan domain dari BWSS. Dan salah satu penyebab banjir yang terjadi di Medan, akibat banyak sungai yang ada mengalami sendimentasi atau pendangkalan.
“TNI juga ikut bantu. AMDAL kok sampai berbulan-bulan. Saya ingin memotong prosedur yang berbelit-belit. Anda bisa bayangin empat tahun lagi dibangun (rusun), masyarakat akan masih kena banjir lagi. Kita di sini membicarakan tentang nasib masyarakat. Masak sudah 72 tahun Sumut ini berdiri masih banjir, untuk apa,” katanya.
Akademisi USU yang juga mantan Pimpro Penanganan Banjir Citarum, Asman Sembiring mengungkapkan, masalah pembebasan tanah memang tidak mudah. Namun kalau pemda mendukung tentu bisa cepat terlaksana.
“Prinsipnya dari semua sungai kita desain dulu penanganannya. Instansi terkait juga buat plan soal tanah, pemetaan sungai Deli dan Babura. Kira-kira dapat selesai satu tahun soal tanah, itu sudah bagus dan menjadi crash program buat banjir Medan,” katanya.
Pangdam I BB, MS Fadhilah menegaskan, pada prinsipnya Kodam I/BB setuju dengan keinginan Gubsu. Terlebih pihaknya punya banyak perangkat untuk membantu pemda.
“Kendaraan kami juga punya selagi tidak dipakai. Intinya kita ingin mendorong, mendukung kemauan Sumut lebih baik. Pesan saya, pertama gak perlu malu kita belajar dari Jakarta. Persoalan banjir Medan ini mirip-mirip sedikit. Dan terpenting kita punya kemauan yang sama. Jangan ada dusta diantara kita supaya nanti jalannya tak pincang,” katanya.
Turut hadir dalam rakor lanjutan itu, antara lain pimpinan OPD terkait masalah banjir, baik instansi vertikal, Provsu dan juga Pemko Medan. (prn/ila)
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS
RAKOR BANJIR: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Wagubsu Musa Rajekshah, Pangdam I/BB, MS Fadhilah dan lainnya saat memimpin rakor lanjutan soal penanganan banjir Kota Medan.
, di ruang kerja Gubsu lantai X, Selasa (13/5).
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS RAKOR BANJIR: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Wagubsu Musa Rajekshah, Pangdam I/BB, MS Fadhilah dan lainnya saat memimpin rakor lanjutan soal penanganan banjir Kota Medan.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota Komisi D DPRD Medan, Hendra DS mengatakan, banjir yang terjadi di Medan merupakan cerita lama yang hingga kini belum juga dapat dituntaskan. Banjir yang selalu melanda di Medan, khususnya terjadi saat musim penghujan dinilai disebabkan pengelolaan tata kota yang sudah salah dari awal.
Menurutnya, penataan drainase dan parit dari awal sudah salah. Sebab, proyek pengembangan Medan Urban Development Project (MUDP) atau pembangunan gorong-gorong yang cukup besar tidak lagi berjalan.
“Kota Medan sudah masuk ke dalam kategori darurat banjir, karena konsep pengelolaannya sudah salah dari awal. Buktinya, proyek MUDP tidak jalan dan kanal juga tidak berfungsi,” ujar Hendra DS yang ditemui di gedung DPRD Medan, Senin (13/5).
Untuk itu, lanjut dia, konsep perbaikan banjir di Medan harus dimulai perbaikan dari awal. Artinya, semua diurut dari nol. “Kalau cuma untuk perbaikan mendalami parit-parit atau drainase, masalah banjir tidak akan selesai. Siapapun pemimpinnya sekarang ini tidak akan bisa mengatasi banjir, makanya harus diurut dari awal. Lihat saja, 2 jam hujan lebat di Medan maka air sudah tergenang karena drainase tidak jalan,” ungkapnya.
Hendra DS juga menilai, banjir juga disebabkan sampah yang belum dapat diatasi Pemko Medan. Padahal, Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan Sampah dan perda-perda lainnya yang berpihak pada masyarakat sudah ada. Namun, tidak dijalankan dengan tegas oleh Pemko Medan karena perangkat pendukung tidak disiapkan seperti Peraturan Walikota (Perwal).
“Ada Perda tapi tak ada Perwal, itulah faktanya Perda Pengelolaan Sampah. Jadi, percuma saja Perda dibuat namun tak bisa difungsikan,” cetusnya.
Selain itu, sambung dia, perangkat pendukung lainnya dalam penerapan Perda Pengelolaan Sampah dalam mendukung mengatasi banjir yakni dengan memasang kamera CCTV di setiap lokasi dan menempatkan petugas Satpol PP. Sehingga, begitu ada yang melanggar maka bisa langsung ditindak atau dikenakan sanksi agar ada efek jera. “Makanya, percuma ada perda tapi orang buang sampah sembarangan dibiarkan,” ucapnya.
Sedangkan untuk normalisasi sungai, lanjut Hendra, juga perlu kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Pusat. Sebab, normalisasi Sungai Deli tidak hanya dapat mencegah banjir tapi juga bisa dijadikan tempat wisata.
“Pemko harus tegas, di bantaran sungai tidak boleh lagi ada rumah warga. Tapi, segera bangun rumah susun dan sosialisasi ke warga dengan jelas agar tidak menolak untuk dipindahkan. Jangan malah langsung digusur, tapi tidak tahu tempat penampungannya. Kasih gratis 1 hingga 2 tahun warga tinggal di rumah susun itu sehingga warga terayomi,” paparnya.
Lebih jauh politisi Partai Hanura ini mengatakan, memang dalam mengatasi semua permasalahan kota diperlukan pemimpin yang andal dan cepat bertindak mencari solusi agar masalah dapat selesai. “Wali Kota sekarang masih lemah karena memang dia punya keterbatasan. Jadi seharusnya kepala-kepala dinasnya punya inovasi, jangan hanya memberi laporan-laporan bagus saja,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution menghadiri Rapat Lanjutan Normalisasi Sungai Sei Deli dan Sungai Babura di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu (8/5).
Dalam kesempatan ini, Akhyar tanggap terhadap dalam menata Kota Medan yang berfokus dalam hal penangan sungai yang menyebabkan banjir di Kota Medan. Hal ini dibuktikan, penjelasan yang diberikan Akhyar terperinci mengenai permasalahan yang mendasar terhadap penyebab banjir di Kota Medan. Salah satunya, mengenai aliran drainase yang bertubrukan di ruas Jalan Sutomo yang akhirnya meluap dan menyebabkan banjir.
Selanjutnya, Akhyar menjelaskan bahwa sekitar tahun 1980-an, di Kota Medan telah memiliki proyek pengembangan drainase yang dinamai MUDP yang telah membangun drainase/gorong-gorong yang cukup besar. Namun, pada saat ini drainase tersebut tidak terlihat lagi sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Padahal drainase tersebut dibuat untuk dapat mengatasi genangan air di sekitar Jalan Thamrin dan Jalan Asia. (ris/ila)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinding bagian bawah luar basement Pasar Kampunglalang yang roboh, tak membuat pihak kontraktornya, PT Budi Mangun KSO diberi sanksi. Justru malah lepas dari jeratan sanksi.
Kepala Dinas Perkim-PR Medan, Benny Iskandar mengaku, pihaknya tidak ada memberi sanksi berupa denda dan sebagainya terhadap kontraktor PT Budi Mangun KSO. Sebab, bangunan pasar itu masih dalamn
tanggung jawab kontraktor. “Masih dalam masa pemeliharaan 6 bulan. Kalau ada kerusakan, maka menjadi tanggung jawab mereka (kontraktor),” ujar Benny.
Menurut Benny, sanksi berupa denda dapat diberikan kepada kontraktor apabila terlambat menyelesaikan bangunan atau volume bangunan tidak sesuai dengan peruntukkan. “Bangunan pasar sudah sesuai dibangun, jadi tidak ada sanksi denda,” ujarnya.
Disinggung pihak akan mem-blacklist kontraktor tersebut, Benny tak menjawab secara pasti. “Blacklist itu jika gagal menyelesaikan pekerjaan. Jadi, sanksi apapun tidak ada diberikan,” kata Benny lagi.
Direktur Utama PD Pasar Kota Medan, Rusdi Sinuraya mengatakan, dinding yang roboh itu kini telah diperbaiki. Untuk itu, kualitas bangunan pasar tradisional yang hitungan bulan baru rampung direvitalisasi jangan diragukan lagi.
Kata Rusdi, dinding yang roboh tersebut hanya sebagian kecil saja karena tanah yang longsor. Lain halnya dengan tiang atau strukturnya, kemungkinan menimbulkan kecemasan.
“Memang yang memperbaiki itu Dinas Perkim-PR tapi yang mengoperasionalkan PD Pasar. Jadi, pada intinya tidak mengganggu aktivitas jual beli di Pasar Kampung Lalang dan pedagang berjualan seperti biasa,” tuturnya.
Rusdi menegaskan, pedagang tidak perlu cemas atau khawatir dengan konstruksi bangunannya. Begitu juga dengan masyarakat yang hendak berbelanja di pasar tersebut.
“Jangan dipolitisir persoalan kecil menjadi besar, karena hal ini sangat berdampak buruk terhadap perkembangan pasar itu ke depannya. Dinding yang roboh itu hanya dinding samping dan tidak berpengaruh terhadap konstruksi bangunan,” pungkasnya.
Sebelumnya, para pedagang merasa khawatir bangunan pasar yang baru hitungan bulan mereka tempati dinding atau tembok bagian bawah luar basement roboh. Robohnya dinding tersebut terjadi pada bulan lalu. (ris/ila)
man/sumut pos
PERIKSA: Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan saat kembali memeriksa makanan di Ramadhan Fair.
o yang Kadis Ketahanan Pangan Kota Medan, Emilia Lubis, memeriksa makanan di stan Ramadhan Fair, Senin (13/5).
man/sumut pos PERIKSA: Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan saat kembali memeriksa makanan di Ramadhan Fair.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, kembali melakukan pemeriksaan terhadap makanan yang dijual di Ramadhan Fair, Senin (13/5) sore. Sebanyak 33 sampel dari 29 stan penjual makanan, diambil lalu diperiksa di mobil laboratorium milik Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan.
Pemeriksaan kali ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, Emilia Lubis. “Hari ini (kemarin,Red) kita khusus memeriksa kandungan formalin dan boraks yang ada di makanan. Oleh karena itu, untuk sampel yang kita ambil adalah mie, “ ungkap Emilia.
Emilia mengatakan, hasil pemeriksaan atas semua sampel yang diambil, tidak ditemukan zat-zat berbahaya. Dengan begitu, makanan di Ramadhan Fair aman dikonsumsi sehingga masyarakat tidak resah saat berkunjung ke Ramadhan Fair.
“Kepada pedagang makanan di Ramadhan Fair juga kita imbau untuk berjualan dengan baik dan benar. Kita imbau menggunakan bahan pangan yang aman dan bermutu. Jangan pakai bahan pangan yang telah 3 hari disimpan,” ujarnya.
Disinggung soal pemeriksaan akan berlanjut, Emilia mengaku pihaknya akan langsung kembali melakukan pemeriksaan bila mendapat informasi bahan pangan berbahaya di Ramadhan Fair. Hal itu mengingat karena pihaknya setiap hari juga memeriksa makanan yang sedang banyak beredar di pasar saat bulan Ramadan. Selain itu, untuk makanan di Ramadhan Fair, pemeriksaan juga turut dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. (man/ila)