27 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 78

Wujudkan Jeruk Karo Berkualitas dan Mendunia

SAMBUTAN: Bupati Karo Antonius Ginting saat menyampaikan sambutan pada penyerahan bantuan kepada kelompok tani di kawasan Liang Melas Datas (LMD), Jumat (3/10).(Istimewa)
SAMBUTAN: Bupati Karo Antonius Ginting saat menyampaikan sambutan pada penyerahan bantuan kepada kelompok tani di kawasan Liang Melas Datas (LMD), Jumat (3/10).(Istimewa)

KARO, SUMUTPOS.CO – Pemkab Karo melalui Dinas Pertanian, dan didukung APBD Provinsi Sumatera Utara (Sumut), menyerahkan bantuan perangkap dan atraktan hama lalat buah jeruk kepada kelompok tani (poktan) di kawasan Liang Melas Datas (LMD), Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Jumat (3/10) lalu.

Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas, mutu, serta daya saing jeruk Karo, sebagai komoditas hortikultura unggulan daerah. Sekaligus mendukung upaya pengendalian hama terpadu dan berkelanjutan.

Dalam sambutannya pada penyerahan bantuan tersebut, Bupati Karo Antonius Ginting, menegaskan komitmen pemerintah daerah bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan berbagai pemangku kepentingan untuk terus mendukung petani jeruk melalui program nyata di lapangan.

“Kami ingin agar jeruk Karo tidak hanya diproduksi dalam jumlah banyak, tapi juga berkualitas tinggi, bebas dari hama dan penyakit, serta mampu memenuhi standar pasar nasional maupun ekspor. Harapan kami, jeruk Karo benar-benar mendunia,” ungkap Antonius.

Antonius juga menginstruksikan para camat dan kepala desa, agar memastikan bantuan dimanfaatkan secara optimal dengan pemasangan dan penggunaan perangkap sesuai petunjuk teknis dari Dinas Pertanian. Menurutnya, ke depan Pemkab Karo akan memperkuat pendampingan, pelatihan, dan penyaluran bantuan bagi desa-desa yang belum memperoleh fasilitas serupa.

Adapun bantuan yang disalurkan, meliputi dari APBD Kabupaten Karo: 2.820 unit perangkap lalat buah dan 5.640 sachet atraktan, mencakup lahan seluas 141 hektare. APBD Provinsi Sumut: 4.000 unit perangkap lalat buah dan 4.000 sachet atraktan, mencakup lahan seluas 261,5 hektare.

Penyerahan bantuan berlangsung di Jambur Desa Pola Tebu, Kecamatan Kutabuluh. Turut hadir perwakilan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumut Marino; Plt Kadis Pertanian Karo Michael Purba; Camat Lau Baleng, Kutabuluh, dan Tigabinanga; Kapolsek Kutabuluh; perwakilan PT Astani; penyuluh pertanian; serta para pengurus dan anggota kelompok tani. (deo/saz)

Wakil Ketua DPRD Medan Rajudin Sagala Dukung Program Sertifikasi Masjid Kota Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Ketua DPRD Medan Rajudin Sagala mendukung sepenuhnya program akselerasi sertifikasi masjid di Kota Medan. Rajudin menegaskan dukungan tersebut di hadapan pengurus Aliansi Ormas Islam di antaranya Ustadz Zulkarnain, Buya Rafdinal, Ustadz Aidan Nazwir, Ustadz Rahmat Gustin, Latif Balatif, Riswan dan Ibrahim Sinambela yang beraudiensi di ruang kerjanya, Senin (6/10/2025).

Rajudin menegaskan, program sertifikasi yang direncanakan Aliansi juga merupakan misi dirinya sebagai wakil rakyat. “Bahkan secara pribadi saya telah berhasil memproses sertifikasi beberapa masjid di Kota Medan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral,” kata politisi PKS ini.

Dalam pertemuan itu, Rajudin berjanji akan mendorong Wali Kota Medan Rico Waas untuk memproses program teresebut. Menurutnya, program sertifikasi adalah amal shaleh bagi wali kota sebagai seorang muslim dan menjadi legasi terbaik sebagai seorang kepala daerah.

“Untuk itu, apa yang menjadi harapan umat Islam dan merupakan program Aliansi Ormas Islam sudah sepatutnya mendapat sambutan positif dari Wali Kota Medan,” ujar Rajudin.

Sebelumnya, Aliansi Ormas Islam menegaskan, umat Islam tidak anti pembangun. Tetapi pembangunan yang membawa dampak negatif terhadap eksistensi rumah ibadah sehingga sering menjadi korban penggusuran, merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan warga kota.

“Medan merupakan kota yang kurang ramah pada rumah ibadah. Karena faktanya dalam sepuluh tahun terakhir, ada belasan masjid yang jadi korban penggusuran,” ujar Ustadz Zulkarnain.

Melalui perjuangan Aliansi bersama warga kota, sebut Zulkarnain, ada beberapa masjid yang berhasil diselamatkan dan berdiri kembali di tempat semula. Seperti masjid Al-Ikhlas di Jalan Timor, Masjid Raudhatul Islam di Jalan Haji Adam Malik, dan lain-lain. Menurut Aliansi, sertifikasi wakaf merupakan suatu keharusan untuk melindungi masjid- masjid yang ada di Kota Medan.

“Penggusuran masjid menjadi ancaman konflik sosial yang harus dihindari. Dan pemerintah yang bijak lebih mengutamakan pencegahan daripada menanggung dampak sosial negatif yang merugikan semua pihak,” pungkasnya. (adz)

Perayaan HUT ke-80 TNI di Medan, PLN Sukses Hadirkan Listrik Tanpa Kedip

Petugas PLN terus bersiaga memastikan suplai kelistrikan tetap berjalan lancar.
Petugas PLN terus bersiaga memastikan suplai kelistrikan tetap berjalan lancar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara sukses menjaga keandalan pasokan listrik tanpa kedip selama rangkaian Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berlangsung di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (5/10/2025).

Perayaan yang mengusung tema “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju” tersebut, dihadiri oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sumatera Utara, antara lain Kasdam I/Bukit Barisan Brigjen TNI Deki Santoso Pattinaya yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, serta unsur TNI dari tiga matra, Polri, Satpol PP, dan ribuan masyarakat yang memadati area upacara dan pameran Alutsista.

Dalam perayaan yang berlangsung khidmat sekaligus meriah itu, PLN menyiagakan tim teknik dan pelayanan selama 24 jam penuh untuk memastikan seluruh sistem distribusi listrik berjalan optimal, terutama di area Lapangan Merdeka Medan dan sekitarnya yang menjadi pusat kegiatan.

Sebagai langkah antisipasi, PLN menyiapkan dua penyulang yakni penyulang utama dan penyulang cadangan (backup) guna menjamin kontinuitas pasokan listrik selama acara berlangsung. Selain itu, genset berkapasitas 250 KVA juga disiagakan di lokasi sebagai sumber energi tambahan apabila terjadi kondisi darurat.

Senior Manager Perencanaan PLN UID Sumatera Utara Efi Ziarman, menjelaskan bahwa kesiapan teknis dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya melalui pengecekan jaringan, panel distribusi, gardu, hingga peralatan cadangan.

“Kami melakukan simulasi pasokan dan memastikan seluruh sistem utama maupun cadangan bekerja normal. Selama acara berlangsung, seluruh rangkaian kegiatan mulai dari upacara, parade, hingga demonstrasi Alutsista berjalan dengan suplai listrik yang stabil dan tanpa gangguan,” ujar Efi.

Sementara itu, Kasdam I/Bukit Barisan Brigjen TNI Deki Santoso Pattinaya, dalam amanat tertulis Panglima TNI menegaskan pentingnya sinergi antara TNI dan seluruh elemen bangsa dalam menjaga keutuhan serta keamanan negara.

“TNI adalah tentara rakyat, lahir dari rakyat dan berjuang bersama rakyat. Oleh karena itu, sinergi yang terjalin dengan berbagai pihak termasuk PLN sangat penting untuk memastikan keberhasilan setiap kegiatan kenegaraan dan pelayanan publik,” ungkapnya.

General Manager PLN UID Sumatera Utara Ahmad Syauki, menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh personel PLN yang telah memastikan keandalan listrik di setiap momentum penting kenegaraan.

“Kehadiran listrik yang andal pada kegiatan berskala nasional seperti HUT TNI merupakan bentuk kontribusi nyata PLN dalam mendukung stabilitas dan kemajuan bangsa. Kami berterima kasih kepada seluruh petugas di lapangan yang telah bekerja siaga agar perayaan berjalan sukses tanpa kedip,” ujar Syauki.

Pada perayaan HUT ke-80 TNI itu, turut dimeriahkan dengan demonstrasi kolaboratif tiga matra (darat, laut, udara), pameran Alutsista, serta atraksi drumband Satpol PP Sumut yang menampilkan formasi angka “80”.

Masyarakat juga antusias melihat langsung kendaraan taktis TNI seperti tank, panser Anoa, Maung, dan wahana militer lainnya.

Dengan dukungan penuh dari PLN, perayaan HUT ke-80 TNI di Medan berlangsung sukses, aman, dan lancar. PLN berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari semangat “TNI Rakyat, Indonesia Maju” melalui pelayanan kelistrikan yang andal, aman, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Sumatera Utara. (ila)

Murni Teguh Memorial Hospital Raih PERSI Award 2025 untuk Layanan Jantung dan Neurologi Terbaik

FOTO BERSAMA: Dari kiri ke kanan; Perwakilan Persi Wilayah Sumut dr Jamaluddin, MARS, Plt. Direktur Murni Teguh Memorial Hospital dr Jong Khai, MARS, dr Muhammad Yusuf, SpS, FINS, FINA, dr Nizam Zikri Akbar, SpJP(K) FIHA FAsCC, Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk DR dr Mutiara, MHA, MKT serta Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan dr. Bangbang Buhari, MKM, foto bersama.
FOTO BERSAMA: Dari kiri ke kanan; Perwakilan Persi Wilayah Sumut dr Jamaluddin, MARS, Plt. Direktur Murni Teguh Memorial Hospital dr Jong Khai, MARS, dr Muhammad Yusuf, SpS, FINS, FINA, dr Nizam Zikri Akbar, SpJP(K) FIHA FAsCC, Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk DR dr Mutiara, MHA, MKT serta Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan dr. Bangbang Buhari, MKM, foto bersama.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Murni Teguh Memorial Hospital kembali menorehkan prestasi penting dengan dianugerahinya PERSI Award 2025 sebagai salah satu dari 12 rumah sakit terbaik di Indonesia dalam kategori pelayanan jantung dan 10 RS terbaik dalam pelayanan neurologi.

Penghargaan ini diberikan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) melalui proses seleksi ketat dari 3270 RS se Indonesia yang menilai mutu tata laksana, kelengkapan fasilitas, sarana prasarana, peralatan medis, SDM hingga capaian klinis yang terbukti memberikan dampak nyata bagi pasien dalam kurun waktu tahun 2024.

Untuk penghargaan sebagai RS terbaik dalam layanan neurologi bagi RS MTMH merupakan kali kedua berturut-turut setelah tahun 2024 juga berhasil sebagai 10 RS peringkat terbaik se-Indonesia.

Direktur Murni Teguh Memorial Hospital dr Jong Khai, MARS, menegaskan bahwa penghargaan ini tidak hanya menjadi pengakuan bagi institusi, tetapi juga wujud kontribusi bagi kemajuan layanan kesehatan nasional.

Menurutnya, pencapaian ini menunjukkan bahwa masyarakat kini tidak perlu lagi ragu terhadap kualitas pengobatan penyakit jantung dan saraf di dalam negeri. Standar layanan yang tinggi telah tersedia, sehingga pasien dapat memperoleh penanganan tepat dan cepat tanpa harus bergantung pada rumah sakit luar negeri.

Data Murni Teguh Memorial Hospital memperlihatkan bahwa dalam kurun waktu 2024 hingga Agustus 2025, lebih dari 6.800 pasien jantung telah ditangani melalui tindakan kateterisasi jantung di Cath Lab dan layanan intervensi lainnya. RS MTMH juga telah melaksanakan operasi jantung terbuka secara rutin sejak tahun 2021, bahkan pada tahun 2025 sudah menjadi RS pertama yang melaksanakan MICS(Minimal Invassive Cardiac Surgery) baik tindakan CABG maupun operasi katup jantung.

Sementara itu, lebih dari 3.600 pasien stroke berhasil memperoleh penanganan komprehensif. Tindakan trombolisis, trombektomi juga sudah dilaksanakan secara rutin dalam penanganan stroke. Capaian ini sejalan dengan RS MTMH berhasil beberapa kali meraih Diamond Status WSO (World Stroke Organization)/Angels Award, sebuah penghargaan internasional bergengsi dalam tata laksana stroke.

Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk, Dr dr Mutiara, MHA, MKT, menambahkan bahwa penghargaan dari PERSI semakin memperkuat motivasi rumah sakit untuk mengembangkan layanan unggulan secara berkelanjutan.

Ia menjelaskan bahwa Murni Teguh Memorial Hospital terus menghadirkan inovasi, mulai dari teknik bedah jantung minimal invasif hingga penggunaan teknologi pencitraan mutakhir. Semua upaya tersebut ditujukan untuk meningkatkan keselamatan pasien, mempercepat proses pemulihan, serta memperluas akses layanan medis berkualitas bagi masyarakat.

Sementara itu, Wakil Sekretaris PERSI Wilayah Sumut dr Jamaluddin, MARS, menjelaskan bahwa PERSI Award diberikan berdasarkan indikator input, proses, dan outcome. MTMH dinilai unggul dalam kecepatan diagnosis, ketepatan tindakan medis, dan hasil klinis yang signifikan.

“Dari 290 rumah sakit di Sumatera Utara, MTMH terpilih sebagai perwakilan daerah dan berhasil meraih pengakuan di tingkat nasional. Ini menunjukkan bahwa mutu pelayanan di Sumut sudah bisa bersaing di level nasional,” ujarnya.

Dokter spesialis jantung dr Nizam Zikri Akbar, SpJP(K), FIHA, FAsCC menambahkan, kecepatan penanganan menjadi salah satu kunci keberhasilan.

“Mulai dari pasien datang dengan nyeri dada hingga penegakan diagnosis, semua berlangsung dalam rentang waktu yang sangat singkat. Kami tidak mengenal tanggal merah, karena setiap pasien harus mendapat pelayanan cepat dan tepat,” ujarnya.
Hal senada disampaikan dokter spesialis saraf dr Muhammad Yusuf, SpS, FINS, FINA, yang menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat terhadap gejala stroke.

“Kesempatan emas penanganan stroke ada di empat setengah jam pertama. Di MTMH, semua tindakan mulai dari trombolisis hingga trombektomi dapat dilakukan, sehingga banyak pasien bisa pulang dengan kondisi berjalan kaki hanya beberapa hari setelah perawatan,” tuturnya.

Pengakuan ini mempertegas posisi Murni Teguh Memorial Hospital sebagai pusat rujukan jantung dan neurologi di Sumatera Utara maupun Indonesia.
Lebih dari itu, capaian ini diharapkan dapat menjadi bagian dari penguatan sistem kesehatan nasional, mengurangi ketergantungan pada layanan medis di luar negeri, sekaligus meningkatkan kepercayaan publik terhadap kualitas rumah sakit di tanah air.

Dengan diraihnya PERSI Award 2025, Murni Teguh Memorial Hospital meneguhkan komitmennya untuk terus berada di garis depan pelayanan kesehatan, memberikan harapan baru bagi pasien, serta berkontribusi dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. (ila)

Warga Langkat Diduga Jadi Korban Kekerasan di Kamboja, Pemkab Bantu Kepulangan Jenazah ke Tanah Air

TUNJUKKAN: Adik Argo Prasetyo, Ega Prasetya (kanan) saat menunjukkan foto korban semasa hidup di kediaman mereka, Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.(Teddy Akbari/Sumut Pos)
TUNJUKKAN: Adik Argo Prasetyo, Ega Prasetya (kanan) saat menunjukkan foto korban semasa hidup di kediaman mereka, Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.(Teddy Akbari/Sumut Pos)

SUMUTPOS.CO – Kabar duka datang dari Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Seorang lajang berusia 25 tahun, atas nama Argo Prasetyo, meninggal dunia diduga karena dianiaya di Kamboja. Dugaan penganiayaan terhadap korban, diketahui melalui postingan warga negara Vietnam, yang beredar luas di jagad dunia maya. Terdapat sejumlah luka di wajah korban, seperti mata dan bibir.

Diketahui, pria berkarakter tertutup itu, berangkat ke Kamboja pada April 2024. Keberangkatannya tanpa diketahui oleh keluarga. Adik korban, Ega Prasetya mengungkapkan, korban berangkat ke luar negeri untuk bekerja diketahui setelah sudah di Kamboja.

“Abang saya tidak pamit ke keluarga, tiba-tiba kami dapat kabar sudah di Kamboja,” kata Ega saat diwawancarai di kediamannya, Jalan Lintas Stabat-Tanjungpura, Gang Famili, Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, kabupaten Langkat, akhir pekan lalu.

Kepada Ega, korban mengaku, bekerja di sebuah restoran. Awal-awal kerja di Kamboja, menurutnya, sang kakak sering berkomunikasi.

“Tapi di 2025 ini, kami sudah jarang komunikasi,” beber Ega.

Sebelum meninggal dunia, keluarga mengetahui Argo dalam keadaan kritis, melalui postingan warga negara Vietnam. Menurut Ega, ada seseorang menghubunginya melalui aplikasi WhatsApp, Senin, 29 September lalu.
“Saya dikirimi foto abang saya dengan keadaan sudah lembam-lembam di bagian wajah. “Hallo apa benar ini keluarganya Argo Prasetyo?” Terkejutlah kami sekeluarga. Langsung kami cari tahu, dan tanya-tanya.

Dikirimnya satu akun Facebook warga Vietnam yang menolong abang saya di Kamboja,” kata Ega lagi.
Komunikasi dengan warga negara Vietnam sedikit terhambat, karena beda bahasa.

“Kami mengobrol dengan dia menggunakan bahasa Vietnam, kami translate. Dan berkelanjutan melalui Telegram. Kami tanya bagaimana keadaan abang saya di sana. Ternyata abang saya sudah empat hari dirawat di rumah sakit. Artinya kami baru tahu keadaan abang kami di hari kelima, dengan kondisi yang mengenaskan itu,” ujarnya.

“Terus kami berkomunikasi dengan orang Vietnam itu. Dikirimkannnya foto abang saya masih hidup dirawat di rumah sakit,” kata Ega.

Menurut warga negara Vietnam itu, kata Ega, Argo mengalami hilang ingatan.

“Pada saat itu menurut orang Vietnam itu, abang saya seperti hilang ingatan. Soalnya ditanyai tidak menjawab, dan di lehernya ada bekas pukulan, yang membuat dia susah berbicara dan sulit untuk makan,” tuturnya.

Karena itu, dia pun mencari tahu perusahaan apa sebenarnya tempat Argo bekerja.

“Belakangan ini kami cari tahu, dia kerja di kantor scam Kamboja,” beber Ega.

Korban merupakan sulung dari empat bersaudara, mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Syavrieng Provincial Hospital, Selasa, 30 september. Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Ega mengaku, sempat berkomunikasi dengan Argo, Senin, 15 September. Kepada Ega, Argo meminta untuk dikirim uang sebesar Rp500 ribu, dengan alasan untuk makan. Saat minta uang makan itu, Ega mengaku tidak ada firasat apapun.

“Karena uang makan atau gaji tempat dia bekerja belum keluar. Sempat video call, cuma dia udah pindah tempat kerja katanya, enggak di resto lagi. Resto itu sudah tutup pengakuannya,” sambungnya.

Karakter Argo yang tertutup, menyulitkan keluarga. Ega pun mengakui, Argo tidak memberi tahu tempat kerja barunya di Kamboja, usai restoran tempatnya awal bekerja tutup. Rabu, 17 September atau dua hari berselang, Ega coba menghubungi korban.

“Maaf, namanya bahasa pinjam uang, cuma dia gak respons. Di 20 September 2025 baru dibalasnya, katanya belum tukar uang,” ujarnya.

Setelah itu, komunikasi antara Argo dan keluarganya pun terputus, dan tak pernah berkabar lagi. Karakter Argo yang tertutup, menurut Ega, sejak ibu mereka tiada atau meninggal dunia. Juga selama di Kamboja, Argo tak pernah bercerita keluh kesahnya.

“Gak pernah cerita keluh kesah, paling dia cerita soal belum terima uang makan. Itu saja,” tutur Ega.

Sebelum memilih kerja di Kamboja, Argo bekerja di Alfamart. Namun, Argo memutuskan resign dan memilih jalan ke Kamboja yang kini berujung maut. Setelah kabar Argo memang benar dinyatakan meninggal dunia, keluarga menggelar serangkaian kirim doa mulai dari takjiah hingga tahlilan, meski jenazah belum tiba di Tanah Air. Keluarga juga sudah berusaha dan menghubungi KBRI dan BP2MI, dengan membuat laporan agar dibantu pemulangan jenazah almarhum ke Tanah Air.

“Tapi responsnya kami hanya terus disuruh menunggu, hingga hari keempat meninggal dunia abang saya,” kata Ega.

Ega juga menuturkan, jenazah Argo saat ini masih berada pada tempat pengawetan di Phnom Penh, Ibukota Kamboja.

“Harapan kami sekeluarga, agar jenazah almarhum abang kami kembali ke Tanah Air. Kendalanya juga kami belum tahu, karena dari pihak KBRI belum ada kabar apapun, termasuk biaya,” ujar Ega.

Argo pun disebut kesahariannya merupakan sosok abang yang baik, tidak neko-neko. Namun sayang, karakter almarhum yang tertutup dan memilih jalan berangkat ke Kamboja dengan cara ilegal. Menurut Ega, almarhum ada riwayat penyakit kelainan jantung sejak usianya tiga tahun.

“Sejak ibu meninggal dunia, dia suka-suka hati gitu. Terhadap kami adik-adiknya, almarhum sangat baik. Kalau adiknya ada masalah, dia bertanggung jawab dan peduli sebagai abang,” katanya.

“Kami juga sempat perhatikan sebelum dia mau pergi ke Kamboja, kami lihat dia sibuk ke sana sini. Tapi gak mau cerita mau ke Kamboja. Dan kami gak tau dia pergi dengan siapa, berapa orang, karena dia memang gak bilang sama keluarga,” imbuh Ega.

Peristiwa ini juga sudah didengar oleh pihak kelurahan dan kecamatan, serta sudah dilaporkan ke dinas tenaga kerja.

“Cuma karena memang abang kami ini perginya ilegal, jadi kami masih disuruh menunggu,” bebernya.

Sementara itu, Sumut Pos bertemu dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Langkat, Rajanami Yun Sukatami, di kediaman Argo. Itu menunjukkan Pemkab Langkat peduli dengan warganya.

“Sebagai pemerintah yang warganya membutuhkan perlindungan, kita harus siap. Walaupun menurut data yang ada pada kita, Argo Prasetyo memang berangkat secara nonprosedural,” ujarnya.

Artinya kepergian Argo ke Kamboja, tidak melalui proses sebagaimana mestinya pekerja migran yang berangkat kerja ke luar negeri.

“Tapi kami tetap berupaya, agar jenazah bisa kita kembalikan ke Tanah Air. Tadi saya juga sudah berkomunikasi dengan Kepala BP2MI di Medan, bagaimana upayanya agar jenazah bisa kita kembalikan ke Langkat,” kata Rajanami.

“Kita sudah mengunjungi keluarga almarhum, dan keluarga kami minta membuat laporan secara resmi. Dan akan kami buat surat ke KBRI di Phnom Penh. Dan bagaimana prosesnya, kita tunggu sama-sama,” imbuhnya.

Menurut Rajanami, jika sudah di luar negeri, peristiwa ini sudah domainnya kedutaan besar. Pun begitu, sesuai perintah Bupati Langkat Syah Afandin, jenazah Argo akan tetap diupayakan dibawa pulang ke Tanah Air.

“Pemulangan jenazah ini memang memerlukan biaya, dan ini kendala kita sebenarnya. Dan kita terus terang, anggaran untuk pemulangan ini tak ada. Jadi nanti kita koordinasi dengan BP2MI. Dan melalui BP2MI nanti kita akan berkoordinasi dengan KBRI bagaimana cara penanggulangan biaya pemulangan jenazah. Kami berharap, kementerian luar negeri melalui KBRI nanti bisa dahulu menalangi. Setelah itu baru kita sama-sama memikirkannya,” jelas Rajanami.

Dia berharap, warga Kabupaten Langkat yang memang ingin bekerja di luar negeri, agar mengikuti ketentuan yang ada. Termasuk perusahaan penerima kerja harus jelas di mana dan negara mana, serta mengikuti prosedur yang ada.

“Prosedurnya, silakan datang ke Kantor Dinas Tenaga Kerja Langkat. Di situ sudah diatur bagaimana prosedurnya, dan yang pasti sudah ada perusahaan yang bertanggung jawab di luar. Kalau ada hal-hal seperti yang dialami Argo, kita tinggal minta pertanggungjawaban dari perusahaan,” pungkas Rajanami. (ted/saz)

Mekanisasi Pertanian Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) Untuk Meningkatkan Produktivitas Jagung Pada Kelompok Tani Jeges Program Pengabdian Kepada Masyarakat BIMA 2025 Didanai Oleh KEMDIKTISAINTEK

SUMUTPOS.CO – Kelompok Tani Jeges (Desa Lobu Siregar, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara), yang terdiri dari petani lokal, telah menerima bimbingan dari tim Institut Teknologi Del untuk meningkatkan produktivitas jagung. Pada pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat terhadap kelompok Tani Jeges yang di danai oleh KEMDIKTISAINTEK melalui Progam BIMA Tahun 2025 dengan Judul “Mekanisasi Pertanian Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) Untuk Meningkatkan Produktivitas Jagung Pada Kelompok Tani Jeges”

Tim pelaksana, yang terdiri dari Adrianto Prihartantyo S.Si., M.T. (Ketua), Dr. Merry Meryam Martgrita (Anggota), Aga Nugraha, S.T., M.T. (Anggota), Jhonatan P. Hutapea (Anggota), Rizky Gary Lumban Tobing (Anggota), telah bekerja sama dengan Kelompok Tani Jeges untuk meningkatkan pengolahan lahan jagung.

Permasalahan utama yang ditemukan berkaitan dengan rendahnya efisiensi proses pengolahan lahan akibat masih menggunakan alat konvensional. Jadi kegiatan ini bertujuan untuk     memecahkan permasalahan mitra melalui penerapan teknologi tepat guna traktor mini roda empat, dan peningkatan pengetahuan petani mengenai manajemen pengelolaan lahan yang efisien dan efektif.

Sebagai solusi terhadap permasalahan tersebut, tim pembimbing mengusulkan penerapan teknologi tepat guna traktor mini roda empat dalam pengelolaan lahan yang efisien dan efektif serta didukung dengan menggunakan Sistem Pertanian Berkelanjutan. Selain itu, juga dilakukan peningkatan pengetahuan petani tentang peningkatan pengetahuan petani mengenai manajemen pengelolaan lahan yang efisien dan efektif.

Jadwal kegiatan pembinaan mencakup pelaksanaan serah terima alat traktor mini roda empat pada tanggal 23 Agustus 2025 dan focus group discussion (FGD) pada tanggal 27 September 2025. Kegiatan terakhir monitoring and evaluation (MONEV) eksternal oleh LLDIKTI I dilaksanakan 30 September 2025.

Rangkaian kegiatan terangkum dalam video berikut berada di laman youtube Institut Teknologi Del:

https://www.youtube.com/watch?v=87Gmt8wb3ic&feature=youtu.be&themeRefresh

Dari hasil yang didapatkan Kelompok Tani dalam hal pengolahan lahan untuk pertanian jagung menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan awalnya menggunakan secara konvensional pengolahan lahan 20meter x 20meter membutuhkan waktu pengolahan ± 6 Hari dengan adanya bantuan alat traktor mini roda empat dapat diselesaikan dalam waktu 6 jam.

Selain waktu pengerjaan lahan Kelompok Tani Jeges mampu mengefisiensikan dalam hal tenaga lahan 20meter x 20meter membutuhkan jumlah 6 orang dengan alat traktor mini roda empat dapat diselesaikan dengan 1 orang yang mengoperasikan alat. Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang mengesankan bagi Kelompok Tani Jeges dalam pengolahan lahan. Testimoni dari petani menyatakan kepuasan mereka terhadap hasil pengolahan lahan yang efisien dalam waktu singkat dan biaya pengolahan sangat murah.

Salah seorang petani, Ibu Roselina Napitupulu menyampaikan, “Dengan menggunakan alat traktor mini roda empat dari IT Del, hasil pengolahan lahan jagung saya jauh lebih cepat pengerjaan dan biaya lebih murah sehingga perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Ini benar-benar membantu Kelompok Tani Jeges dan meningkatkan pendapatan keluarga kami.”

Ketua tim pelaksana Adrianto Prihartantyo S.Si., M.T. (Ketua) mengomentari keberhasilan ini, “Kami sangat bangga melihat dampak positif dari program ini. Peningkatan Efisiensi pengolahan lahan Kelompok Tani Jeges lebih dari 100% merupakan pencapaian luar biasa, dan hal ini menunjukkan bahwa pendekatan berkelanjutan seperti pemberian alat traktor mini roda empat dan peningkatan pengetahuan petani mengenai manajemen pengelolaan lahan yang efisien dan efektif dapat memberikan manfaat nyata bagi para petani dan masyarakat lokal.”

Hal ini menegaskan kesuksesan program pembinaan Kelompok Tani Jeges dalam meningkatkan produktivitas pengolahan lahan jagung secara berkelanjutan.

Dengan kerja sama yang kuat antara Kelompok Tani Jeges dan tim pembimbing dari IT Del, serta dukungan pendanaan dari BIMA Kemenristek Dikti, meningkatkan produktivitas pengolahan lahan jagung secara berkelanjutan serta peningkatan pendapatan petani bertambah. Semua ini merupakan langkah-langkah positif menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan bagi masyarakat setempat. (rel)

Dosen USU Dorong Ekonomi Sirkular dan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Padang Tualang melalui Tiga Program Unggulan

Pelatihan pengolahan sampah plastik, kertas, dan kain menjadi produk souvenir dan mainan adat Melayu.
Pelatihan pengolahan sampah plastik, kertas, dan kain menjadi produk souvenir dan mainan adat Melayu.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO — Tim dosen dari Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat desa melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Padang Tualang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Kegiatan ini berfokus pada peningkatan keterampilan warga melalui tiga program unggulan, yaitu pelatihan sambung cangkok pohon durian dan alpukat, pembuatan eco-enzyme, serta pengolahan sampah plastik, kertas, dan kain menjadi bahan berguna untuk souvenir dan mainan adat Melayu.

Program ini merupakan bagian dari kegiatan desa binaan USU yang mengusung konsep ekonomi sirkular dan pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang mandiri, kreatif, dan peduli terhadap kelestarian alam.

Kegiatan ini diketuai Prof. Dr. Ir. Rosdanelli Hasibuan, M.T. dari Fakultas Teknik, bersama tim lintas fakultas yang terdiri dari Dr. Yurnaliza, S.Si., M.Si., dan Ozie Akbar Pratama, S.Si., M.Sc. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ir. Erni Misran, S.T., M.T., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Juliza Hidayati, M.T., Ir. Dini Wahyuni, M.T., Muhammad Hendra Sahputra Ginting, S.T., M.T., serta Risma Fazillah, S.T., M.T. dari Fakultas Teknik dan Prof. dr. Rahayu Lubis, M.Kes., Ph.D. dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Proses pembuatan eco-enzyme oleh warga bersama narasumber dan tim dosen USU.
Proses pembuatan eco-enzyme oleh warga bersama narasumber dan tim dosen USU.

Pelatihan sambung cangkok pohon durian dan alpukat menarik perhatian besar dari masyarakat karena sesuai dengan potensi pertanian lokal. Melalui pendampingan langsung, warga diajarkan teknik mencangkok yang benar agar tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan produktif. Program ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian serta menjadi sumber tambahan penghasilan bagi warga.

Selain itu, pelatihan pembuatan eco-enzyme juga menjadi bagian penting dari kegiatan. Tim USU memperkenalkan proses fermentasi limbah organik rumah tangga seperti kulit buah dan sayuran menjadi cairan alami yang dapat digunakan sebagai pembersih ramah lingkungan, pupuk cair, bahkan bahan dasar sabun padat dan cair.

Tidak kalah menarik, pelatihan pengolahan sampah plastik, kertas, dan kain bekas berhasil menggugah semangat kreativitas warga. Peserta, yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan pemuda desa, belajar membuat berbagai produk bernilai jual seperti souvenir dan mainan tradisional Melayu hadap-hadapan. Hasil karya mereka menunjukkan bahwa bahan bekas dapat diubah menjadi produk estetis dan fungsional dengan nilai ekonomi tinggi.

Kepala Desa Padang Tualang menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan program ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Sumatera Utara. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga membantu warga kami memahami pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah secara kreatif,” ujarnya.

Ketua tim pengabdian, Prof. Dr. Ir. Rosdanelli Hasibuan, M.T., menambahkan, kegiatan ini dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap potensi lokal sekaligus memperkuat ekonomi desa melalui penerapan prinsip ekonomi sirkular. “Kami berharap pelatihan ini tidak berhenti di sini. Masyarakat bisa terus mengembangkan keterampilan ini agar menjadi usaha mandiri yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Melalui kegiatan ini, tim USU berhasil menumbuhkan semangat baru di tengah masyarakat Desa Padang Tualang dalam mengelola sumber daya alam dan limbah dengan bijak. Program PkM ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dan berdaya saing. (rel/adz)

Dua Hotel Milik Kades di Bukit Lawang, Langkat Tak Bayar Pajak

LENGANG: Kondisi meja pelayanan pajak daerah di Kantor Bapenda Langkat, saat lengang. (Teddy Akbari/Sumut Pos)
LENGANG: Kondisi meja pelayanan pajak daerah di Kantor Bapenda Langkat, saat lengang. (Teddy Akbari/Sumut Pos)

SUMUTPOS.CO – Auditor menemukan puluhan hotel di Kabupaten Langkat tidak patuh bayar pajak. Badan Pendapatan (Bapenda) Langkat sudah menindaklanjuti temuan auditor. Dari jumlah puluhan, dua di antaranya merupakan hotel milik kepala desa di Kecamatan Bahorok, Langkat.

Kades Sampe Raya, Bahagia Ginting mengakui, hotel Brown Bambu miliknya tidak patuh bayar pajak selama 2024. Namun dia menyebutkan, tidak ada petugas yang mendatangi hotel miliknya tersebut untuk melakukan penagihan. Bahkan, kata Bahagia, ada 70 lebih penginapan di Bukitlawang tidak pernah bayar pajak.

“Ada 70 lebih penginapan di Bukitlawang, sudah dari tahun 80-an (tidak pernah bayar pajak). Suruh juga Bapenda cek semua (hotel atau penginapan) di Bukitlawang itu. Karena bagaimana mau bayar, kalau kami tak tau. Payah kami mau bayar, tak tau mau ke mana,” ungkap Bahagia ketika dikonfirmasi, Minggu (5/10).

Bahagia mengaku, siap membayar pajak Hotel Brown Bambu, jika memang ada tagihan resmi dari petugas.
“Kalau saya ditanya, ya mau saya bayarnya. Aman hotel itu, kalau mau dijual enak, sudah bayar pajak, karena sudah jelas. Awak ya mau (bayar pajak), kalau bisa pun biar nanti kapan-kapan mau dijual, sudah bayar pajak, berarti orang sudah tahu,” katanya lagi.

Selain Hotel Brown Bambu, auditor mencatat Anugerah Guest House menjadi temuan, karena tidak patuh pajak. Sayangnya, penginapan yang diduga milik Kades Tanjung Lenggang, Ahmad Tahir, belum merespons konfirmasi wartawan.

Terpisah, Kasubbid Pendataan Bapenda Langkat, Defin Panjaitan mengakui, Hotel Brown Bambu dan Anugerah Guest House belum membayar pajak.

“Sampai saat ini, belum ada melaporkan dan membayar pajak hotel tersebut,” katanya, akhir pekan kemarin.
Dia menjelaskan, Bapenda Langkat sudah menindaklanjuti temuan auditor terhadap hotel yang belum bayar pajak tersebut.

“Bapenda Langkat sudah melakukan pendataan terhadap wajib pajak Hotel Brown Bambu dan Anugerah Guest House. Dan (Hotel Brown Bambu serta Anugerah Guest House) sudah didaftarkan menjadi wajib pajak hotel,” tuturnya.

“Pajak hotel sistem self-assessment, adalah merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung atau memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajaknya,” jelas Defin.

Puluhan hotel yang tidak patuh pajak dan menjadi temuan auditor, tercatat mayoritas berada di objek wisata Bukitlawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Beberapa di antaranya juga ada di tempat wisata Tangkahan, Kecamatan Batangserangan, dan Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

Auditor mencatat, puluhan hotel itu menjadi temuan karena tak patuh membayar pajak, dengan melakukan pembanding pada platform pemesanan secara online. (ted/saz)