27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

FK USU Gelar FGD Pencegahan Stunting di Sergai

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) menggelar Diskusi Kelompok Terarah (FGD) dan penilaian status gizi wanita usia reproduktif dalam pencegahan stunting, dalam rangka pemberdayaan wanita usia reproduktif dalam pencegahan stunting, di Desa Nagur Pane, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), pada Jumat (8/9) dan Minggu (10/9).

Hal ini bertujuan, melalui pemberdayaan wanita usia subur sebagai agen perubahan, diharapkan agar angka kejadian stunting di Desa Nagur Pane dapat dicegah.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FK USU dr Fitriyani Nasution MGizi SpGK(K), Anggota Tim Dra Merina Panggabean MMedSc, dr Ariyati Yosi MKed (DV) SpKK (K), Dr dr Dwi Rita Anggraini MKed (PA) SpPA serta 10 orang tim penggerak PKK dan 50 orang wanita usia reproduktif.

Ketua Tim FGD FK USU dr Fitriyani Nasution MGizi SpGK (K) mengatakan, dosen dan mahasiswa FK USU melalui pendanaan dari LPPM USU melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Skim Mono Tahun Reguler 2023, berupa edukasi dan penilaian status gizi pada wanita usia reproduktif yang dilaksanakan, di Aula Kantor Desa Nagur Pane pada Minggu (10/9).

Sebelumya, lanjut dr Fitriyani juga telah dilaksanakan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion, FDG) pada Jumat, 8 September 2023, dipandu fasilitator Nenni Dwi Aprianti Lubis SP MSi dan dr Sri Amelia MKes membahas mengenai segala permasalahan kesehatan masyarakat di Desa Nagur Pane, khususnya terkait stunting.

“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, di antaranya perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta peningkatan sanitasi dan akses air bersih,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (1/10).

Selain itu, tambahnya, faktor ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan dan kurangnya pemberdayaan perempuan serta masalah degradasi lingkungan juga seringkali menjadi masalah non kesehatan yang kemudian menjadi akar dari masalah stunting.

“Peran pemerintah desa sebagai wakil pemerintah di desa sangat penting dalam menanggulangi stunting di wilayahnya. Desa diharapkan dapat membuat program-program yang inovatif dalam mengatasi stunting di wilayahnya sesuai dengan kemampuan sumber daya dan keuangan yang ada di desa,” imbuhnya.

Dikatakannya, PKM menjadi salah satu kegiatan tri darma perguruan tinggi yang dapat membantu para kader sebagai perpanjangan tangan petugas kesehatan dan orang tua dalam membantu mencegah angka kejadian stunting.

Pihaknya berharap, pelaksanaan kegiatan tersebut dapat meningkatkan rasa kepedulian dosen dan mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat dan mampu memberdayakan mereka untuk meningkatkan kesehatan.

“Edukasi stunting yang dilakukan mahasiswa FK USU yang tergabung dalam Standing Committee on Reproductive Health including AIDS (SCORA) Pema FK USU, yang diketuai Yasmin Puspita Maharani ini meliputi edukasi gizi untuk anak, seluruh keluarga dalam perilaku hidup bersih serta sehat yang harus dijalankan oleh keluarga dan seluruh anggota masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

Menurut dr Fitriyani, pengetahuan ibu secara tidak langsung mempengaruhi status kesehatan ibu, janin yang dikandung dan kualitas bayi yang akan dilahirkan.

“Selain itu juga dilaksanakan penilaian status gizi pada Wanita usia reproduktif mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan pemeriksaan Hb. Seluruh rangkaian kegiatan ini disambut baik oleh Masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang ditunjukkan dengan partisipasi untuk hadir dan mengikuti acara,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Nagur Pane Kecamatan Sipispis, Sergai, Firman Simatupang mengungkapkan, bahwa pembinaan dilakukan guna mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan di desa untuk mengatasi stunting.

“Upaya yang telah dilakukan tersebut, seperti pemberian makanan tambahan, pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur, dan revitalisasi kader posyandu. Hal ini memberikan manfaat yang besar bagi desa kami,” ujar Firman. (Dwi)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) menggelar Diskusi Kelompok Terarah (FGD) dan penilaian status gizi wanita usia reproduktif dalam pencegahan stunting, dalam rangka pemberdayaan wanita usia reproduktif dalam pencegahan stunting, di Desa Nagur Pane, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), pada Jumat (8/9) dan Minggu (10/9).

Hal ini bertujuan, melalui pemberdayaan wanita usia subur sebagai agen perubahan, diharapkan agar angka kejadian stunting di Desa Nagur Pane dapat dicegah.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FK USU dr Fitriyani Nasution MGizi SpGK(K), Anggota Tim Dra Merina Panggabean MMedSc, dr Ariyati Yosi MKed (DV) SpKK (K), Dr dr Dwi Rita Anggraini MKed (PA) SpPA serta 10 orang tim penggerak PKK dan 50 orang wanita usia reproduktif.

Ketua Tim FGD FK USU dr Fitriyani Nasution MGizi SpGK (K) mengatakan, dosen dan mahasiswa FK USU melalui pendanaan dari LPPM USU melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Skim Mono Tahun Reguler 2023, berupa edukasi dan penilaian status gizi pada wanita usia reproduktif yang dilaksanakan, di Aula Kantor Desa Nagur Pane pada Minggu (10/9).

Sebelumya, lanjut dr Fitriyani juga telah dilaksanakan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion, FDG) pada Jumat, 8 September 2023, dipandu fasilitator Nenni Dwi Aprianti Lubis SP MSi dan dr Sri Amelia MKes membahas mengenai segala permasalahan kesehatan masyarakat di Desa Nagur Pane, khususnya terkait stunting.

“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, di antaranya perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta peningkatan sanitasi dan akses air bersih,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (1/10).

Selain itu, tambahnya, faktor ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan dan kurangnya pemberdayaan perempuan serta masalah degradasi lingkungan juga seringkali menjadi masalah non kesehatan yang kemudian menjadi akar dari masalah stunting.

“Peran pemerintah desa sebagai wakil pemerintah di desa sangat penting dalam menanggulangi stunting di wilayahnya. Desa diharapkan dapat membuat program-program yang inovatif dalam mengatasi stunting di wilayahnya sesuai dengan kemampuan sumber daya dan keuangan yang ada di desa,” imbuhnya.

Dikatakannya, PKM menjadi salah satu kegiatan tri darma perguruan tinggi yang dapat membantu para kader sebagai perpanjangan tangan petugas kesehatan dan orang tua dalam membantu mencegah angka kejadian stunting.

Pihaknya berharap, pelaksanaan kegiatan tersebut dapat meningkatkan rasa kepedulian dosen dan mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat dan mampu memberdayakan mereka untuk meningkatkan kesehatan.

“Edukasi stunting yang dilakukan mahasiswa FK USU yang tergabung dalam Standing Committee on Reproductive Health including AIDS (SCORA) Pema FK USU, yang diketuai Yasmin Puspita Maharani ini meliputi edukasi gizi untuk anak, seluruh keluarga dalam perilaku hidup bersih serta sehat yang harus dijalankan oleh keluarga dan seluruh anggota masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

Menurut dr Fitriyani, pengetahuan ibu secara tidak langsung mempengaruhi status kesehatan ibu, janin yang dikandung dan kualitas bayi yang akan dilahirkan.

“Selain itu juga dilaksanakan penilaian status gizi pada Wanita usia reproduktif mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan pemeriksaan Hb. Seluruh rangkaian kegiatan ini disambut baik oleh Masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang ditunjukkan dengan partisipasi untuk hadir dan mengikuti acara,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Nagur Pane Kecamatan Sipispis, Sergai, Firman Simatupang mengungkapkan, bahwa pembinaan dilakukan guna mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan di desa untuk mengatasi stunting.

“Upaya yang telah dilakukan tersebut, seperti pemberian makanan tambahan, pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur, dan revitalisasi kader posyandu. Hal ini memberikan manfaat yang besar bagi desa kami,” ujar Firman. (Dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/