26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

SMP Primbana Medan Berkonsep Persuasif dan Kooperatif

Dalam proses pembelajaran tak lagi dibenarkan adanya unsur kekerasan yang dilakukan terhadap siswa oleh guru. Konsep persuasif dan kooperatif kini lebih banyak digunakan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan siswa di kelas. Konsep ini pula yang diusung SMP Primbana Medan.

Kepala SMP Primbana Medan Erika Verawati Bangun SSi mengatakan dengan konsep persuasif diharapkan siswa bisa lebih mudah menerima pelajaran dengan sikap guru yang lebih kepada bujukan untuk belajar. “Dengan konsep ini pula guru bisa lebih mendalami sistem pengelolaan tindakan kelas yang memang sangat penting dimiliki seorang guru. Jadi kedua pelaku pendidikan ini masing-masing mendapatkan manfaat,” katanya, Rabu (2/3).
Dengan konsep persuasif ini pula, lanjutnya, sekolah bisa memberikan ruang lebih kepada orangtua siswa untuk memperhatikan anak-anaknya.

“Karena, jika siswa tak berubah dengan cara persuasif ini, kami akan berkoordinasi dengan orangtua untuk mencarikan solusi. Dengan begitu, target untuk memberikan pendidikan yang layak dan meningkatkan mutu pendidikan siswa yang sama-sama ingin dicapai oleh sekolah dan orangtua tak terkendala,” terang Erika.
Sementara itu, konsep kooperatif juga sekaligus dilaksanakan di kelas. Konsep ini berupa komunikasi dua arah, baik dari guru ke siswa maupun sebaliknya. “Jadi konsep lama tak lagi digunakan seperti ceramah oleh guru dan siswa mencatat. Guru lebih diarahkan untuk menjadi fasilitator sekaligus moderator dalam penggalian ilmu oleh siswa,” tutur Erika.

Erika juga menjelaskan, untuk mendapatkan itu semua, pihaknya juga memberikan pelatihan-pelatihan dan workshop kepada guru seputar kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). “Dengan begitu, kita berharap setiap guru juga mampu menjalankan tugas sesuai kebutuhan siswa kita, yang diterapkan dalam kurikulum,” jelasnya.
Selain dari sisi akademik sekolah yang beralamat di Jalan AH Nasution No 45 Medan ini juga menerapkan penguatan iman setiap siswanya. “Dengan kegiatan seperti pengajian bagi siswa muslim dan kebaktian bagi siswa kristen, diharapkan ilmu yang mereka dapat didukung dengan iman yang kuat. Karena ilmu pengetahuan yang tinggi tanpa didasari agama yang kuat pula akan mengakibatkan satu keburukan,” ujar Erika.

Tak hanya itu, SMP Primbana Medan juga memfasilitasi siswanya untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya dalam berkesenian, olahraga hingga saint. Karena di sekolah tersebut telah terbentuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti kelas olimpiade, grup band, paduan suara, pramuka dan sebagainya.

Saat ini SMP Primbana Medan memiliki jumlah 264 siswa yang diasuh oleh 25 orang guru yang telah sarjana dan 2 diantaranya telah S-2. Menjelang Ujian Nasional (UN) pada April 2011 mendatang, SMP Primbana juga telah mempersiapkan siswanya. “Sebenarnya untuk persiapan UN sejak kelas VII siswa sudah diwanti-wanti, sedangkan guru juga diberitahu untuk membahas soal mirip UN pada mata pelajaran yang diujikan pada UN,” jelas Erika.
Namun, lanjut Erika, pihaknya tetap melaksanakan try out bekerjasama dengan bimbingan belajar (bimbel) yang dikelola oleh yayasan sebanyak 2 kali dan dari bimbel lain sebanyak 2 kali. “Kami juga memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa kelas IX untuk mengakses internet. Tentunya tentang soal-soal mirip UN di website resmi pada jam pelajaran komputer,” katanya. (saz)

Dalam proses pembelajaran tak lagi dibenarkan adanya unsur kekerasan yang dilakukan terhadap siswa oleh guru. Konsep persuasif dan kooperatif kini lebih banyak digunakan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan siswa di kelas. Konsep ini pula yang diusung SMP Primbana Medan.

Kepala SMP Primbana Medan Erika Verawati Bangun SSi mengatakan dengan konsep persuasif diharapkan siswa bisa lebih mudah menerima pelajaran dengan sikap guru yang lebih kepada bujukan untuk belajar. “Dengan konsep ini pula guru bisa lebih mendalami sistem pengelolaan tindakan kelas yang memang sangat penting dimiliki seorang guru. Jadi kedua pelaku pendidikan ini masing-masing mendapatkan manfaat,” katanya, Rabu (2/3).
Dengan konsep persuasif ini pula, lanjutnya, sekolah bisa memberikan ruang lebih kepada orangtua siswa untuk memperhatikan anak-anaknya.

“Karena, jika siswa tak berubah dengan cara persuasif ini, kami akan berkoordinasi dengan orangtua untuk mencarikan solusi. Dengan begitu, target untuk memberikan pendidikan yang layak dan meningkatkan mutu pendidikan siswa yang sama-sama ingin dicapai oleh sekolah dan orangtua tak terkendala,” terang Erika.
Sementara itu, konsep kooperatif juga sekaligus dilaksanakan di kelas. Konsep ini berupa komunikasi dua arah, baik dari guru ke siswa maupun sebaliknya. “Jadi konsep lama tak lagi digunakan seperti ceramah oleh guru dan siswa mencatat. Guru lebih diarahkan untuk menjadi fasilitator sekaligus moderator dalam penggalian ilmu oleh siswa,” tutur Erika.

Erika juga menjelaskan, untuk mendapatkan itu semua, pihaknya juga memberikan pelatihan-pelatihan dan workshop kepada guru seputar kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). “Dengan begitu, kita berharap setiap guru juga mampu menjalankan tugas sesuai kebutuhan siswa kita, yang diterapkan dalam kurikulum,” jelasnya.
Selain dari sisi akademik sekolah yang beralamat di Jalan AH Nasution No 45 Medan ini juga menerapkan penguatan iman setiap siswanya. “Dengan kegiatan seperti pengajian bagi siswa muslim dan kebaktian bagi siswa kristen, diharapkan ilmu yang mereka dapat didukung dengan iman yang kuat. Karena ilmu pengetahuan yang tinggi tanpa didasari agama yang kuat pula akan mengakibatkan satu keburukan,” ujar Erika.

Tak hanya itu, SMP Primbana Medan juga memfasilitasi siswanya untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya dalam berkesenian, olahraga hingga saint. Karena di sekolah tersebut telah terbentuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti kelas olimpiade, grup band, paduan suara, pramuka dan sebagainya.

Saat ini SMP Primbana Medan memiliki jumlah 264 siswa yang diasuh oleh 25 orang guru yang telah sarjana dan 2 diantaranya telah S-2. Menjelang Ujian Nasional (UN) pada April 2011 mendatang, SMP Primbana juga telah mempersiapkan siswanya. “Sebenarnya untuk persiapan UN sejak kelas VII siswa sudah diwanti-wanti, sedangkan guru juga diberitahu untuk membahas soal mirip UN pada mata pelajaran yang diujikan pada UN,” jelas Erika.
Namun, lanjut Erika, pihaknya tetap melaksanakan try out bekerjasama dengan bimbingan belajar (bimbel) yang dikelola oleh yayasan sebanyak 2 kali dan dari bimbel lain sebanyak 2 kali. “Kami juga memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa kelas IX untuk mengakses internet. Tentunya tentang soal-soal mirip UN di website resmi pada jam pelajaran komputer,” katanya. (saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/