28 C
Medan
Monday, December 2, 2024
spot_img

Kembangkan Singkongpreneur, PPK Ormawa Relawan Perpustakaan Lolos Didanai Kemendikbudristek

SUMUTPOS.CO – PROGRAM Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Relawan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) fokus mengembangkan: Singkongpreneur, Teknologi untuk Mendorong Peningkatan Penjualan dan Produktivitas Budidaya Singkong sebagai Fondasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan.

Proposal ini menjadi satu dari tujuh proposal PPK Ormawa yang didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kegiatan di kantor Desa Sempang Empat, Kecamatan Seirampah, Kabupaten Serdangbedagai dibuka Kepala Desa Simpang Empat diwakili Suriadi SE (sekretaris desa), Jumat (5/7). Hadir juga Wakil Sekretaris Student Research and Creative Center (SRCC) UMSU Aflahun Fadhly Siregar MP didampingi Muhammad Hasan SSi.

Turut hadir dosen pendamping Dr Muhammad Arifin MPd, Ketua Umum Relawan Perpustakaan UMSU Adinda Haryanti Siregar, para kepala dusun dan warga Desa Simpang Empat.

Kepala Desa Simpang Empat diwakili Suriadi SE berharap agar masyarakat di Desa Sempang Empat dapat membantu PPK Ormawa UMSU ini dalam menjalankan tugasnya dengan baik. ”Jadi kalau bisa kerja sama, saling membantu sehingga tidak ada satu kendala apapun. Saya berharap kehadiran program PPK Ormawa ini memberikan perubahan. Apalagi tentang peningkatan kapasitas produk singkong,” pintanya.

Ia menambahkan bahwa singkong merupakan tanaman paling utama. Sekarang harga singkong selama tiga tahun terakhir naik di atas Rp.1.000/kilogram. ”Masyarakat yang sebelumnya menanam karet beralih ke tanaman singkong. Desa Simpang Empat merupakan desa produk singkong,” katanya.

Ketua Pelaksana Sabrina mengatakan bahwa PPK Ormawa Relawan Perpustakaan UMSU merupakan satu dari tujuh tim yang lolos didanai Kemendikbudristek RI.

Adapun dalam judul yang diangkat yaitu: Singkongpreneur, Teknologi untuk Mendorong Peningkatan Penjualan dan Produktivitas Budidaya Singkong sebagai Fondasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan.

”Tujuannya adalah untuk peningkatan penjualan dan produktivitas singkong, pemanfaatan limbah kulit singkong dan pemanfaatan teknologi untuk pemasaran produk Singkong dengan membuat website sebagai sarana informasi dan memasarkan olahan produk-produk singkong,” katanya.

Wakil SRCC UMSU Aflahun Fadhly Siregar MP mengatakan bahwa PPK Ormawa merupakan program dari Kemdikbudristek. Dilaksanakan melalui serangkai proses pembinaan Ormawa oleh perguruan tinggi yang diimplementasi dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

”Mereka adalah organisasi mahasiswa yang ada di kampus dan mengabdikan diri ke desa sebagai bagian dari tridarma perguruan tinggi. Program ini diawali dengan mengajukan proposal dan mengajukan Desa Simpang empat di proposal tersebut. Alhamdulilah didanai. UMSU termasuk terbanyak di Sumatera Utara, PT yang PPK Ormawa sebanyak tujuh didanai,” katanya.

Usai pembukaan, Wakil Sekretaris SRCC UMSU Aflahun Fadhly Siregar, Muhammad Hasan SSi. dosen pendamping Dr Muhammad Arifin MPd, ketua tim pelaksana dan ketua ymum Relawan Perpustakaan UMSU mengunjung produk olahan singkong milik Selamat (warga Dusun VII Kp Lalang).

Kunjungan ini untuk melihat tanaman singkong yang tersebar luas hampir di seluruh desa dan produk olahan singkong yang sudah dikirim sampai ke Pulau Jawa. Hanya saja produk tersebut hanya satu jenis berupa opak kering dan belum bervariasi.

Padahal, olahan dari ubi ini bisa menjadi berbagai makanan yang sangat digemari masyarakat.
Selamat mengatakan bahwa kehadiran stakeholder yang fokus dan serius sangat dibutuhkan.

Apalagi, dirinya sudah lama bergelut dengan olahan ubi tetapi hanya fokus membuat opak mentah. Belum ada yang lain. Selamat pun berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap upaya masyarakat desa untuk mengembangkan olahan ubi ini menjadi yang bernilai tinggi.

Ia juga masih kesulitan dalam mengembangkan usahanya khususnya memasarkan produk ke seluruh penjuru dunia melalui media sosial atau website. ”Belum punya. Ya masih seperti ini saja,” ucap Selamat sembari menunjukkan produk dan tempat usahanya.

Menurutnya, kehadiran adik-adik mahasiswa melalui PPK Ormawa ini sangat membantu khususnya dalam mengenal menghadapi usaha di dunia yang sudah serba maju di luar sana.

Desa Simpang Empat merupakan desa produsen ubi. Desa yang terdiri dari 12 dusun ini mengembangkan budidaya ubi. Harganya yang diatas Rp.1.000/kilogram membuat warga desa beralih dari tanaman karet ke tanaman ubi. (dmp)

SUMUTPOS.CO – PROGRAM Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Relawan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) fokus mengembangkan: Singkongpreneur, Teknologi untuk Mendorong Peningkatan Penjualan dan Produktivitas Budidaya Singkong sebagai Fondasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan.

Proposal ini menjadi satu dari tujuh proposal PPK Ormawa yang didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kegiatan di kantor Desa Sempang Empat, Kecamatan Seirampah, Kabupaten Serdangbedagai dibuka Kepala Desa Simpang Empat diwakili Suriadi SE (sekretaris desa), Jumat (5/7). Hadir juga Wakil Sekretaris Student Research and Creative Center (SRCC) UMSU Aflahun Fadhly Siregar MP didampingi Muhammad Hasan SSi.

Turut hadir dosen pendamping Dr Muhammad Arifin MPd, Ketua Umum Relawan Perpustakaan UMSU Adinda Haryanti Siregar, para kepala dusun dan warga Desa Simpang Empat.

Kepala Desa Simpang Empat diwakili Suriadi SE berharap agar masyarakat di Desa Sempang Empat dapat membantu PPK Ormawa UMSU ini dalam menjalankan tugasnya dengan baik. ”Jadi kalau bisa kerja sama, saling membantu sehingga tidak ada satu kendala apapun. Saya berharap kehadiran program PPK Ormawa ini memberikan perubahan. Apalagi tentang peningkatan kapasitas produk singkong,” pintanya.

Ia menambahkan bahwa singkong merupakan tanaman paling utama. Sekarang harga singkong selama tiga tahun terakhir naik di atas Rp.1.000/kilogram. ”Masyarakat yang sebelumnya menanam karet beralih ke tanaman singkong. Desa Simpang Empat merupakan desa produk singkong,” katanya.

Ketua Pelaksana Sabrina mengatakan bahwa PPK Ormawa Relawan Perpustakaan UMSU merupakan satu dari tujuh tim yang lolos didanai Kemendikbudristek RI.

Adapun dalam judul yang diangkat yaitu: Singkongpreneur, Teknologi untuk Mendorong Peningkatan Penjualan dan Produktivitas Budidaya Singkong sebagai Fondasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan.

”Tujuannya adalah untuk peningkatan penjualan dan produktivitas singkong, pemanfaatan limbah kulit singkong dan pemanfaatan teknologi untuk pemasaran produk Singkong dengan membuat website sebagai sarana informasi dan memasarkan olahan produk-produk singkong,” katanya.

Wakil SRCC UMSU Aflahun Fadhly Siregar MP mengatakan bahwa PPK Ormawa merupakan program dari Kemdikbudristek. Dilaksanakan melalui serangkai proses pembinaan Ormawa oleh perguruan tinggi yang diimplementasi dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

”Mereka adalah organisasi mahasiswa yang ada di kampus dan mengabdikan diri ke desa sebagai bagian dari tridarma perguruan tinggi. Program ini diawali dengan mengajukan proposal dan mengajukan Desa Simpang empat di proposal tersebut. Alhamdulilah didanai. UMSU termasuk terbanyak di Sumatera Utara, PT yang PPK Ormawa sebanyak tujuh didanai,” katanya.

Usai pembukaan, Wakil Sekretaris SRCC UMSU Aflahun Fadhly Siregar, Muhammad Hasan SSi. dosen pendamping Dr Muhammad Arifin MPd, ketua tim pelaksana dan ketua ymum Relawan Perpustakaan UMSU mengunjung produk olahan singkong milik Selamat (warga Dusun VII Kp Lalang).

Kunjungan ini untuk melihat tanaman singkong yang tersebar luas hampir di seluruh desa dan produk olahan singkong yang sudah dikirim sampai ke Pulau Jawa. Hanya saja produk tersebut hanya satu jenis berupa opak kering dan belum bervariasi.

Padahal, olahan dari ubi ini bisa menjadi berbagai makanan yang sangat digemari masyarakat.
Selamat mengatakan bahwa kehadiran stakeholder yang fokus dan serius sangat dibutuhkan.

Apalagi, dirinya sudah lama bergelut dengan olahan ubi tetapi hanya fokus membuat opak mentah. Belum ada yang lain. Selamat pun berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap upaya masyarakat desa untuk mengembangkan olahan ubi ini menjadi yang bernilai tinggi.

Ia juga masih kesulitan dalam mengembangkan usahanya khususnya memasarkan produk ke seluruh penjuru dunia melalui media sosial atau website. ”Belum punya. Ya masih seperti ini saja,” ucap Selamat sembari menunjukkan produk dan tempat usahanya.

Menurutnya, kehadiran adik-adik mahasiswa melalui PPK Ormawa ini sangat membantu khususnya dalam mengenal menghadapi usaha di dunia yang sudah serba maju di luar sana.

Desa Simpang Empat merupakan desa produsen ubi. Desa yang terdiri dari 12 dusun ini mengembangkan budidaya ubi. Harganya yang diatas Rp.1.000/kilogram membuat warga desa beralih dari tanaman karet ke tanaman ubi. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/