MEDAN, SUMUTPOS.CO – DOSEN Institut Kesehatan Helvetia (IKH) menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Pengabdian ini dilakukan di Pesantren Ma’had Muhammad Saman di Desa Telaga Sari, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang.
Pengabdian mengambil tema upaya pencegahan keputihan dan pengenalan ramah lingkungan melalui pelatihan cara membuat pembalut go green.
Dosen Diploma 4 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan IKH Elvi Era Liesmayani SSiT MKeb mengatakan bahwa PKM tersebut dilaksanakan pada 2 Juni 2021. ”Yang terlibat dalam PKM adalah Elvi Era Liesmayani SSiT MKeb (ketua) bersama Mey Elisa SKM MKes, Chika Aulia Syaifani dan Ajeng Dian Lestari (anggota),” kata Elvi Era Liesmayani kepada Sumut Pos, kemarin.
Kemudian kepala sekolah, pengurus asrama dan seluruh santri di Pesantren Ma’had Muhammad Saman turut membantu terselenggaranya pengabdian dengan baik.
”Tujuan Kegiatan: Melaksanakan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi dengan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi (personal hygiene) sebagai upaya pencegahan keputihan pada remaja putri dan cara membuat pembalut go green di Pesantren Ma’had Muhammad Saman, Desa Telaga Sari, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang Serdang,” jelasnya.
Kepala Sekolah Pesantren Ma’had Muhammad Saman, Nur’ani SPd sangat mendukung dan senang dengan adanya kegiatan pendidikan kesehatan reproduksi sebagai upaya pencegahan keputihan pada remaja putri dan cara nembuat pembalut go green tersebut.
Sebab, kata Nur’ani, siswi belum tahu apa itu vulva hygiene dan belum tahu bagaimana cara mencegah keputihan. ”Selain itu pelatihan ini juga menjadi masukan untuk materi tambahan dalam pembelajaran di Pesantren khususnya tentang kesehatan reproduksi,” ujarnya.
Peserta juga sangat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan pelatihan. Selain menambah pengetahuan tentang pencegahan keputihan juga menambah wawasan tentang cara membuat pembalut go green. Terbuat dari bahan kain dan dapat dipakai berulang. Karenanya dapat mengurangi sampah pembalut habis pakai buang (diposible).
Kegiatan ini juga dapat memberikan informasi lebih banyak tentang bahaya keputihan dan dampak lingungan karena penggunaan bahan plastik yang sulit dihancurkan dari pembalut habis pakai.
Santri juga menjadi lebih paham mencegah keputihan terutama dalam kehidupan sehari-hari. Seperti mengeringkan vulva setelah buang air kecil (BAK) dan mengganti pembalut setiap 2- 4 jam dihari pertama dan kedua haid.
Oleh karena itu, dengan kegiatan ini membuat para santri peserta pelatihan lebih termotivasi lagi untuk menerapkan kebersihan diri, khususnya vulva hygiene. (dmp)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – DOSEN Institut Kesehatan Helvetia (IKH) menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Pengabdian ini dilakukan di Pesantren Ma’had Muhammad Saman di Desa Telaga Sari, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang.
Pengabdian mengambil tema upaya pencegahan keputihan dan pengenalan ramah lingkungan melalui pelatihan cara membuat pembalut go green.
Dosen Diploma 4 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan IKH Elvi Era Liesmayani SSiT MKeb mengatakan bahwa PKM tersebut dilaksanakan pada 2 Juni 2021. ”Yang terlibat dalam PKM adalah Elvi Era Liesmayani SSiT MKeb (ketua) bersama Mey Elisa SKM MKes, Chika Aulia Syaifani dan Ajeng Dian Lestari (anggota),” kata Elvi Era Liesmayani kepada Sumut Pos, kemarin.
Kemudian kepala sekolah, pengurus asrama dan seluruh santri di Pesantren Ma’had Muhammad Saman turut membantu terselenggaranya pengabdian dengan baik.
”Tujuan Kegiatan: Melaksanakan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi dengan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi (personal hygiene) sebagai upaya pencegahan keputihan pada remaja putri dan cara membuat pembalut go green di Pesantren Ma’had Muhammad Saman, Desa Telaga Sari, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang Serdang,” jelasnya.
Kepala Sekolah Pesantren Ma’had Muhammad Saman, Nur’ani SPd sangat mendukung dan senang dengan adanya kegiatan pendidikan kesehatan reproduksi sebagai upaya pencegahan keputihan pada remaja putri dan cara nembuat pembalut go green tersebut.
Sebab, kata Nur’ani, siswi belum tahu apa itu vulva hygiene dan belum tahu bagaimana cara mencegah keputihan. ”Selain itu pelatihan ini juga menjadi masukan untuk materi tambahan dalam pembelajaran di Pesantren khususnya tentang kesehatan reproduksi,” ujarnya.
Peserta juga sangat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan pelatihan. Selain menambah pengetahuan tentang pencegahan keputihan juga menambah wawasan tentang cara membuat pembalut go green. Terbuat dari bahan kain dan dapat dipakai berulang. Karenanya dapat mengurangi sampah pembalut habis pakai buang (diposible).
Kegiatan ini juga dapat memberikan informasi lebih banyak tentang bahaya keputihan dan dampak lingungan karena penggunaan bahan plastik yang sulit dihancurkan dari pembalut habis pakai.
Santri juga menjadi lebih paham mencegah keputihan terutama dalam kehidupan sehari-hari. Seperti mengeringkan vulva setelah buang air kecil (BAK) dan mengganti pembalut setiap 2- 4 jam dihari pertama dan kedua haid.
Oleh karena itu, dengan kegiatan ini membuat para santri peserta pelatihan lebih termotivasi lagi untuk menerapkan kebersihan diri, khususnya vulva hygiene. (dmp)