30 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

USU Bentuk Bocah “APIK” untuk Penanggulangan Perubahan Iklim

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan kegiatan edukasi dan literasi dalam upaya pembentukan bocah APIK (Arif Perubahan Iklim) pada anak-anak di Desa Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Deliserdang. Pengabdian yang melibatkan 12 mahasiswa USU ini dilaksanakan di lembaga pendidikan usia dini Desa Kedai Durian, Minggu (17/9).

Ketua tim pengabdian kepada masyarakat Winni RE Tumanggor SKM MPH mengatakan, kegiatan yang didanai Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) USU ini melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya kepada anak-anak usia Sekolah Dasar berjumlah 40 peserta di Lembaga Pendidikan Usia Dini Anggrek, Desa Kedai Durian, Delitua, melalui edukasi dan literasi mengenai perubahan iklim.

“Kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu membentuk kepribadian dan kepedulian terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim dengan membentuk Bocah APIK (Arif Perubahan Iklim),” ujar Winni didampingi Ir Indra Chahaya S MSi, Izzah Dienillah Saragih SKM MEpid, dan Emma Marsella SS MSi.

Selanjutnya untuk melihat keberhasilan kegiatan pengabdian, sebelum dan setelah kegiatan, peserta mengisi pre-test dan post-test yang dipandu oleh tim pengabdian. Pelaksanaan pengabdian ini terdiri atas 3 kegiatan utama diantaranya jalan sehat sambil mengutip sampah, bermain atteropoly yaitu permainan monopoli terkait dengan edukasi sampah, dan pojok literasi kepada anak-anak yang memuat kegiatan mendongeng, membaca buku, dan mewarnai dengan topik perubahan iklim.

“Kegiatan jalan sehat dilakukan sambil mengutip sampah dengan tujuan untuk membiasakan anak-anak menjaga lingkungan sekitarnya. Peserta dibagi menjadi 8 kelompok, dimana setiap kelompok dipandu oleh 1 orang tim pengabdian yang membawa 2 kantong sampah (organik diberi stiker berwarna kuning dan anorganik diberi stiker warna hijau). Ketika peserta jalan sambil menemukan sampah, pemandu akan meminta peserta memasukkan sampah sesuai kantong sampah organik atau anorganik,” bebernya.

Kegiatan dilanjutkan dengan bermain atteropoly. Saat bermain atteropoly, anak-anak bermain sambil belajar untuk mengetahui dan memahami bagaimana sampah berkaitan dengan perubahan iklim dan menimbulkan kesadaran bagi mereka untuk membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan terakhir berupa pojok literasi perubahan iklim yang terdiri dari mewarnai, membaca dan mendongeng untuk menguatkan pemahaman anak-anak mengenai perubahan iklim dan dampaknya.

Pada kegiatan mewarnai, peserta mewarnai gambar-gambar edukasi perubahan iklim sehingga ketika anak mewarnai, anak juga mendapat edukasi mengenai perubahan iklim. Buku-buku anak mengenai perubahan iklim juga disediakan oleh tim pengabdian agar peserta dapat membaca buku bergambar mengenai perubahan iklim di pojok literasi.

“Kegiatan literasi ini juga dilengkapi dengan kegiatan mendongeng mengenai menjaga bumi dengan mengenalkan anak bagaimana agar arif terhadap perubahan iklim. Anak-anak sangat senang ketika mendengarkan dongeng dari tim pengabdian,” sebutnya.

Sebelum kegiatan berakhir, peserta mendapatkan edukasi penguatan melalui banner bergambar terkait perubahan iklim, dampak, dan penanggulangannya, serta menampilkan jenis-jenis sampah anorganik dan berapa lama terurainya. Dengan penyampaian ini, diharapkan menumbuhkan kesadaran peserta untuk lebih peduli menangani perubahan iklim. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian apresiasi kepada anak-anak yang dinobatkan sebagai Duta Bocah APIK.

Tim pengabdian disambut baik oleh Kepala Dusun 6 Desa Kedai Durian, Ariadi dan Kepala Lembaga Pendidikan Usia Dini Anggrek Desa Kedai Durian, Warni Eryanti. Melalui kegiatan pengabdian ini, Ariadi berharap kegiatan kepada masyarakat khususnya kepada anak-anak Desa Kedai Durian, Kecamatan Deli Tua nantinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam upaya penanggulangan perubahan iklim. (rel/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan kegiatan edukasi dan literasi dalam upaya pembentukan bocah APIK (Arif Perubahan Iklim) pada anak-anak di Desa Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Deliserdang. Pengabdian yang melibatkan 12 mahasiswa USU ini dilaksanakan di lembaga pendidikan usia dini Desa Kedai Durian, Minggu (17/9).

Ketua tim pengabdian kepada masyarakat Winni RE Tumanggor SKM MPH mengatakan, kegiatan yang didanai Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) USU ini melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya kepada anak-anak usia Sekolah Dasar berjumlah 40 peserta di Lembaga Pendidikan Usia Dini Anggrek, Desa Kedai Durian, Delitua, melalui edukasi dan literasi mengenai perubahan iklim.

“Kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu membentuk kepribadian dan kepedulian terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim dengan membentuk Bocah APIK (Arif Perubahan Iklim),” ujar Winni didampingi Ir Indra Chahaya S MSi, Izzah Dienillah Saragih SKM MEpid, dan Emma Marsella SS MSi.

Selanjutnya untuk melihat keberhasilan kegiatan pengabdian, sebelum dan setelah kegiatan, peserta mengisi pre-test dan post-test yang dipandu oleh tim pengabdian. Pelaksanaan pengabdian ini terdiri atas 3 kegiatan utama diantaranya jalan sehat sambil mengutip sampah, bermain atteropoly yaitu permainan monopoli terkait dengan edukasi sampah, dan pojok literasi kepada anak-anak yang memuat kegiatan mendongeng, membaca buku, dan mewarnai dengan topik perubahan iklim.

“Kegiatan jalan sehat dilakukan sambil mengutip sampah dengan tujuan untuk membiasakan anak-anak menjaga lingkungan sekitarnya. Peserta dibagi menjadi 8 kelompok, dimana setiap kelompok dipandu oleh 1 orang tim pengabdian yang membawa 2 kantong sampah (organik diberi stiker berwarna kuning dan anorganik diberi stiker warna hijau). Ketika peserta jalan sambil menemukan sampah, pemandu akan meminta peserta memasukkan sampah sesuai kantong sampah organik atau anorganik,” bebernya.

Kegiatan dilanjutkan dengan bermain atteropoly. Saat bermain atteropoly, anak-anak bermain sambil belajar untuk mengetahui dan memahami bagaimana sampah berkaitan dengan perubahan iklim dan menimbulkan kesadaran bagi mereka untuk membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan terakhir berupa pojok literasi perubahan iklim yang terdiri dari mewarnai, membaca dan mendongeng untuk menguatkan pemahaman anak-anak mengenai perubahan iklim dan dampaknya.

Pada kegiatan mewarnai, peserta mewarnai gambar-gambar edukasi perubahan iklim sehingga ketika anak mewarnai, anak juga mendapat edukasi mengenai perubahan iklim. Buku-buku anak mengenai perubahan iklim juga disediakan oleh tim pengabdian agar peserta dapat membaca buku bergambar mengenai perubahan iklim di pojok literasi.

“Kegiatan literasi ini juga dilengkapi dengan kegiatan mendongeng mengenai menjaga bumi dengan mengenalkan anak bagaimana agar arif terhadap perubahan iklim. Anak-anak sangat senang ketika mendengarkan dongeng dari tim pengabdian,” sebutnya.

Sebelum kegiatan berakhir, peserta mendapatkan edukasi penguatan melalui banner bergambar terkait perubahan iklim, dampak, dan penanggulangannya, serta menampilkan jenis-jenis sampah anorganik dan berapa lama terurainya. Dengan penyampaian ini, diharapkan menumbuhkan kesadaran peserta untuk lebih peduli menangani perubahan iklim. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian apresiasi kepada anak-anak yang dinobatkan sebagai Duta Bocah APIK.

Tim pengabdian disambut baik oleh Kepala Dusun 6 Desa Kedai Durian, Ariadi dan Kepala Lembaga Pendidikan Usia Dini Anggrek Desa Kedai Durian, Warni Eryanti. Melalui kegiatan pengabdian ini, Ariadi berharap kegiatan kepada masyarakat khususnya kepada anak-anak Desa Kedai Durian, Kecamatan Deli Tua nantinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam upaya penanggulangan perubahan iklim. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/