27.7 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Diwarnai Banting Piring

FOTO: WAHYU DWI NUGROHO/RM Mengenakan pakaian serba hitam, para pasukan keamanan bayaran yang terdiri Laskar Bali, Baladika, bulldog dan lain sebagainya bersama Pecalang berjaga untuk mengantisipasi rusuh dan serangan para preman suruhan Yorrys seperti yang terjadi sepekan lalu di Kantor DPP Golkar, Jakarta.
FOTO: WAHYU DWI NUGROHO/RM
Mengenakan pakaian serba hitam, para pasukan keamanan bayaran yang terdiri Laskar Bali, Baladika, bulldog dan lain sebagainya bersama Pecalang berjaga untuk mengantisipasi rusuh dan serangan para preman suruhan Yorrys, seperti yang terjadi sepekan lalu di Kantor DPP Golkar, Jakarta.

SUMUTPOS.CO – Kemarin, ketika Munas Golkar baru dibuka beberapa menit, ada kericuhan karena masalah sepele. Dua kader dari DPD Papua berkelahi karena saling ledek saat acara makan malam di area lobi Hotel Westin atau depan ruangan Munas.

Awalnya, seorang kader DPD Papua mengambil makan malam yang sudah disediakan panitia. Tapi, kader yang menggunakan batik warna kuning itu mengambil makan dengan cara berteriak.

“Munas Golkar bubar, Munas Golkar bubar,” kata pria tersebut.

Karena tidak suka dengan teriakan itu, salah seorang koleganya yang juga dari DPD Papua mencoba menyindir.”Kita ini cuma pendatang, janganlah bikin ribut, enggak usah bikin ribut, makan gratis,” ujar pria yang mengenakan jas Golkar bertuliskan Ketua Partai Golkar Kabupaten Dogiya Papua itu.

Mendengar pernyataan itu, kader yang pertama teriak tidak terima. “Hei, kenapa, mulut, mulut saya, kenapa?”

Balasan omongan itu malah direspon dengan tantangan berkelahi. Mereka berdua pun saling banting piring dan adu jotos.

Para satgas yang menjaga keamanan di area lobi pun terlihat kesal. Saat memisahkan dua kader Papua itu, sebagian Satgas yang terlanjur emosi ini malah memisahkan dengan cara yang agak kasar. Sikap para Satgas ini justru membuat dua kader yang berkelahi semakin emosi. Mereka berdua sempat melempar piring-piring yang ada di meja, banner, hingga tempat sampah. Ujung-ujungnya kader yang terlihat menggenakan jas kuning bertuliskan Ketua Partai Golkar Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua itu, dilarikan ke luar gedung hotel. Sedangkan rekan lainnya yang mengenakan baju batik kuning terlihat luka berat setelah dipukuli dan diinjak massa partai. Kader yang mengalami luka berat tersebut langsung diamankan petugas dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

 

Nyaris Gagal Dibuka

Sebelumnya, pelaksanaan Munas yang digelar di The Westin Resort, Nusa Dua Bali, kemarin (30/11) nyaris digagalkan kelompok massa. Ratusan kelompok massa sengaja didatangkan dari luar Bali di antaranya Madura dan Surabaya.

Rencananya mereka sengaja digiring ke lokasi Munas mempergunakan 15 armada bus. “Ada juga kelompok massa dari NTT dan NTB mempergunakan sepeda motor. Namun upaya mereka gagal masuk areal Munas. Hanya satu armada berhasil masuk. Sisanya ditahan di areal Lagoon kawasan BTDC oleh aparat kepolisian sekaligus dilakukan negosiasi untuk diminta balik.

Satu kendaraan bus yang sempat lolos sampai depan pintu gerbang The Westin Resort langsung dihadang dan ‘dipukul’ mundur oleh pengamanan dari kelompok massa dari Nusa Dua Bersatu. Sopir bus nyaris dipukuli yang memaksa memasukkan kendaraannya.

Sementara itu, pengamanan Munas Golkar di The Westin Resort Nusa Dua benar-benar dilakukan secara berlapis. Selain mempergunakan pengamanan resmi dari TNI-Polri, Munas Golkar juga mempergunakan kelompok massa dan ormas yang ada di Bali.

Ratusan pengaman berbadan besar dan kekar serta menggunakan seragam serba hitam itu sengaja dikerahkan di lokasi Munas.” Pengamanan ini, tidak mengatasnamakan masing-masing kelompok massa melainkan pengamanan bersama untuk menjaga pelaksanaan Munas partai Golkar dan menjaga keamanan Bali sebagai daerah tujuan wisata.

Wakil Ketua Koordinator Keamanan Munas partai Golkar tingkat lokal, Wayan Mariyana Wandira mengatakan, jika pengamanan sengaja dilakukan secara berlapis. Disebutkan, pada ring satu, dimana pelaksanaan Munas dijaga oleh kader partai dan anggota satgas dari partai Golkar. Pada ring dua dijaga oleh keamanan dari gabungan TNI-P0lri dan rekan-rekan kader partai seperti Wayan Suyasa (Badung) yang mengkoordinir anak buahnya. “Kami tidak bisa menyebutnya dari ormas karena kami memerintahkan pada kader partai mengajak mereka untuk membantu pengamanan ,” dalihya.

Wandira yang juga Ketua DPD II Golkar Denpasar mengatakan, Golkar Denpasar tetap memberikan dukungan penuh pada Aburizal Bakrie sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar lima tahun ke depan. Alasannnya mendukung ARB, kata Wandira agar dapat melanjutkan perjuangan partai Golkar sebagai partai oposisi” di DPR dan patut diingat partai Golkar bisa hidup di semua sisi . Sebab, sebagai partai oposisi saat ini akan menguntungkan masyarakat banyak. “Kalau sebagai oposisi” yang merugikan rakyat, Golkar Denpasar akan menentang keras,” tegasnya.

Sementara salah seorang anggota pengamanan dari tim Boxer Denpasar yang menyebut bernama Alex mengaku diminta membantu pengamanan Munas Golkar sampai selesai. Alex mengatakan pengamanan dari tim Boxer ada pada ring dua melibatkan anggotanya sekitar 50-an orang bergabung bersama teman-teman lain hingga jumlahnya sampai 150-an orang. “Kami diminta untuk tenaga pengamanan,” ujarnya.

Sementara pada pengamanan di ring tiga Mangku Punia salah seorang kader Golkar dari Pecatu Badung mengatakan, pengamanan pada ring tiga ini lebih banyak dari pecalang dan dari Nusa Dua bersatu disamping gabungan dari teman-teman yang lain. Jumlahnya ratusan orang. Dari desa adat sendiri, kata Mangku Punia, sudah secara tegas menyampaikan untuk mengamankan wilayahnya demi kepentingan pariwisata.”Bendesa Bualu sudah jelas menyampaikan pada kami, mereka bukan membela pelaksanaan Munas tetapi mengamankan wilayahnya karena daerah pariwisata,” tegasnya.

Hingga pukul 17.30 situasi dan kondisi di The Westin Resort tetap aman, namun demikian pecalang dan pengamanan dari kelompok massa terus siaga sambil membawa pentongan, bambu dan kayu pelapah kelapa.

Sementara itu, Ketua AMPG Kabupaten Badung Wayan Suyasa mengatakan, meski banyak menuai pro dan kontra, pihaknya bakal mengamankan dan mendukung terselenggaranya Munas. Bahkan, Suyasa mengklaim ada sekitar 500 anggota AMPG yang ikut menjaga areal munas.

“Saya sudah menggerakkan 500 anggota AMPG untuk menjaga jalannya Munas. Mereka yang berpakaian batik adalah anggota AMPG,” kata Suyasa.

Tak hanya itu. Suyasa yang juga pimpinan salah satu ormas ini menyatakan barisan AMPG berada di ring satu dan pengamanan Munas. Tujuannya sudah barang tentu ikut menyeterilkan lokasi Munas dari ancaman gangguan. “Kami AMPG berada di ring satu dan dua penjagaan munas,” tegasnya.

Pertanyaannya, bukannya sudah ada polisi yang mengamankan? Menurut Suyasa, AMPG selaku bagian partai mempunyai kewajiban untuk menjaga kondusifitas munas. Selain itu, lanjut Suyasa, Munas Golkar juga berdampak pada nama dan citra Bali. Jika sampai terjadi kerusuhan maka nama Bali akan ikut tercoreng. “Mereka yang datang ke munas menginap juga di hotel, maka secara pendapatan pajak dan retribusi hotel juga meningkat. Saya berpikir untuk Bali keseluruhan, tidak hanya untuk Golkar saja,” imbuh pria asal Penarungan, Mengwi. (pra/san/yes/bbs/jpnn/rbb)

FOTO: WAHYU DWI NUGROHO/RM Mengenakan pakaian serba hitam, para pasukan keamanan bayaran yang terdiri Laskar Bali, Baladika, bulldog dan lain sebagainya bersama Pecalang berjaga untuk mengantisipasi rusuh dan serangan para preman suruhan Yorrys seperti yang terjadi sepekan lalu di Kantor DPP Golkar, Jakarta.
FOTO: WAHYU DWI NUGROHO/RM
Mengenakan pakaian serba hitam, para pasukan keamanan bayaran yang terdiri Laskar Bali, Baladika, bulldog dan lain sebagainya bersama Pecalang berjaga untuk mengantisipasi rusuh dan serangan para preman suruhan Yorrys, seperti yang terjadi sepekan lalu di Kantor DPP Golkar, Jakarta.

SUMUTPOS.CO – Kemarin, ketika Munas Golkar baru dibuka beberapa menit, ada kericuhan karena masalah sepele. Dua kader dari DPD Papua berkelahi karena saling ledek saat acara makan malam di area lobi Hotel Westin atau depan ruangan Munas.

Awalnya, seorang kader DPD Papua mengambil makan malam yang sudah disediakan panitia. Tapi, kader yang menggunakan batik warna kuning itu mengambil makan dengan cara berteriak.

“Munas Golkar bubar, Munas Golkar bubar,” kata pria tersebut.

Karena tidak suka dengan teriakan itu, salah seorang koleganya yang juga dari DPD Papua mencoba menyindir.”Kita ini cuma pendatang, janganlah bikin ribut, enggak usah bikin ribut, makan gratis,” ujar pria yang mengenakan jas Golkar bertuliskan Ketua Partai Golkar Kabupaten Dogiya Papua itu.

Mendengar pernyataan itu, kader yang pertama teriak tidak terima. “Hei, kenapa, mulut, mulut saya, kenapa?”

Balasan omongan itu malah direspon dengan tantangan berkelahi. Mereka berdua pun saling banting piring dan adu jotos.

Para satgas yang menjaga keamanan di area lobi pun terlihat kesal. Saat memisahkan dua kader Papua itu, sebagian Satgas yang terlanjur emosi ini malah memisahkan dengan cara yang agak kasar. Sikap para Satgas ini justru membuat dua kader yang berkelahi semakin emosi. Mereka berdua sempat melempar piring-piring yang ada di meja, banner, hingga tempat sampah. Ujung-ujungnya kader yang terlihat menggenakan jas kuning bertuliskan Ketua Partai Golkar Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua itu, dilarikan ke luar gedung hotel. Sedangkan rekan lainnya yang mengenakan baju batik kuning terlihat luka berat setelah dipukuli dan diinjak massa partai. Kader yang mengalami luka berat tersebut langsung diamankan petugas dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

 

Nyaris Gagal Dibuka

Sebelumnya, pelaksanaan Munas yang digelar di The Westin Resort, Nusa Dua Bali, kemarin (30/11) nyaris digagalkan kelompok massa. Ratusan kelompok massa sengaja didatangkan dari luar Bali di antaranya Madura dan Surabaya.

Rencananya mereka sengaja digiring ke lokasi Munas mempergunakan 15 armada bus. “Ada juga kelompok massa dari NTT dan NTB mempergunakan sepeda motor. Namun upaya mereka gagal masuk areal Munas. Hanya satu armada berhasil masuk. Sisanya ditahan di areal Lagoon kawasan BTDC oleh aparat kepolisian sekaligus dilakukan negosiasi untuk diminta balik.

Satu kendaraan bus yang sempat lolos sampai depan pintu gerbang The Westin Resort langsung dihadang dan ‘dipukul’ mundur oleh pengamanan dari kelompok massa dari Nusa Dua Bersatu. Sopir bus nyaris dipukuli yang memaksa memasukkan kendaraannya.

Sementara itu, pengamanan Munas Golkar di The Westin Resort Nusa Dua benar-benar dilakukan secara berlapis. Selain mempergunakan pengamanan resmi dari TNI-Polri, Munas Golkar juga mempergunakan kelompok massa dan ormas yang ada di Bali.

Ratusan pengaman berbadan besar dan kekar serta menggunakan seragam serba hitam itu sengaja dikerahkan di lokasi Munas.” Pengamanan ini, tidak mengatasnamakan masing-masing kelompok massa melainkan pengamanan bersama untuk menjaga pelaksanaan Munas partai Golkar dan menjaga keamanan Bali sebagai daerah tujuan wisata.

Wakil Ketua Koordinator Keamanan Munas partai Golkar tingkat lokal, Wayan Mariyana Wandira mengatakan, jika pengamanan sengaja dilakukan secara berlapis. Disebutkan, pada ring satu, dimana pelaksanaan Munas dijaga oleh kader partai dan anggota satgas dari partai Golkar. Pada ring dua dijaga oleh keamanan dari gabungan TNI-P0lri dan rekan-rekan kader partai seperti Wayan Suyasa (Badung) yang mengkoordinir anak buahnya. “Kami tidak bisa menyebutnya dari ormas karena kami memerintahkan pada kader partai mengajak mereka untuk membantu pengamanan ,” dalihya.

Wandira yang juga Ketua DPD II Golkar Denpasar mengatakan, Golkar Denpasar tetap memberikan dukungan penuh pada Aburizal Bakrie sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar lima tahun ke depan. Alasannnya mendukung ARB, kata Wandira agar dapat melanjutkan perjuangan partai Golkar sebagai partai oposisi” di DPR dan patut diingat partai Golkar bisa hidup di semua sisi . Sebab, sebagai partai oposisi saat ini akan menguntungkan masyarakat banyak. “Kalau sebagai oposisi” yang merugikan rakyat, Golkar Denpasar akan menentang keras,” tegasnya.

Sementara salah seorang anggota pengamanan dari tim Boxer Denpasar yang menyebut bernama Alex mengaku diminta membantu pengamanan Munas Golkar sampai selesai. Alex mengatakan pengamanan dari tim Boxer ada pada ring dua melibatkan anggotanya sekitar 50-an orang bergabung bersama teman-teman lain hingga jumlahnya sampai 150-an orang. “Kami diminta untuk tenaga pengamanan,” ujarnya.

Sementara pada pengamanan di ring tiga Mangku Punia salah seorang kader Golkar dari Pecatu Badung mengatakan, pengamanan pada ring tiga ini lebih banyak dari pecalang dan dari Nusa Dua bersatu disamping gabungan dari teman-teman yang lain. Jumlahnya ratusan orang. Dari desa adat sendiri, kata Mangku Punia, sudah secara tegas menyampaikan untuk mengamankan wilayahnya demi kepentingan pariwisata.”Bendesa Bualu sudah jelas menyampaikan pada kami, mereka bukan membela pelaksanaan Munas tetapi mengamankan wilayahnya karena daerah pariwisata,” tegasnya.

Hingga pukul 17.30 situasi dan kondisi di The Westin Resort tetap aman, namun demikian pecalang dan pengamanan dari kelompok massa terus siaga sambil membawa pentongan, bambu dan kayu pelapah kelapa.

Sementara itu, Ketua AMPG Kabupaten Badung Wayan Suyasa mengatakan, meski banyak menuai pro dan kontra, pihaknya bakal mengamankan dan mendukung terselenggaranya Munas. Bahkan, Suyasa mengklaim ada sekitar 500 anggota AMPG yang ikut menjaga areal munas.

“Saya sudah menggerakkan 500 anggota AMPG untuk menjaga jalannya Munas. Mereka yang berpakaian batik adalah anggota AMPG,” kata Suyasa.

Tak hanya itu. Suyasa yang juga pimpinan salah satu ormas ini menyatakan barisan AMPG berada di ring satu dan pengamanan Munas. Tujuannya sudah barang tentu ikut menyeterilkan lokasi Munas dari ancaman gangguan. “Kami AMPG berada di ring satu dan dua penjagaan munas,” tegasnya.

Pertanyaannya, bukannya sudah ada polisi yang mengamankan? Menurut Suyasa, AMPG selaku bagian partai mempunyai kewajiban untuk menjaga kondusifitas munas. Selain itu, lanjut Suyasa, Munas Golkar juga berdampak pada nama dan citra Bali. Jika sampai terjadi kerusuhan maka nama Bali akan ikut tercoreng. “Mereka yang datang ke munas menginap juga di hotel, maka secara pendapatan pajak dan retribusi hotel juga meningkat. Saya berpikir untuk Bali keseluruhan, tidak hanya untuk Golkar saja,” imbuh pria asal Penarungan, Mengwi. (pra/san/yes/bbs/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/