30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Heran dengan Perjodohan Prabowo-Ganjar untuk Pilpres 2024

Cawapres Ganjar Hak Prerogatif Mega

SUMUTPOS.CO – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan (PDIP) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran Jakarta, berakhir kemarin, Minggu (1/10). Sampai acara itu ditutup, partai banteng belum mengumumkan nama bakal cawapres. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan, dirinya mempunyai hak prerogatif untuk menentukan sosok pendamping Ganjar Pranowo.

MEGAWATI mengatakan, Kongres PDIP di Bali pada 2019 memberikan hak prerogatif bagi dirinya untuk memutuskan nama capres maupun cawapres. “Jadi, ngapain saya ngomong sama orang,” kata Megawati di hadapan ribuan kader PDIP, kemarin.

Kenapa hak prerogatif diberikan kepadanya? Megawati mengatakan, hak itu diberikan karena para kader bercaya bahwa dia akan memilih orang yang benar. Hal itu Megawati buktikan ketika memilih Joko Widodo sebagai pemimpin. Baik ketika Jokowi menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan menjadi presiden dua periode.

Menurutnya, sejak ditunjuk menjadi Wali Kota Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta, dan presiden, Jokowi sudah 22 tahun bersama PDIP. Baik dirinya maupun Jokowi adalah sama-sama petugas dan kader partai. Sebutan itu sudah jelas termaktub dalam anggaran dasar dan anggaran rumah rangga (AD/ART) PDIP.

Begitu juga Ganjar Pranowo yang sekarang diusung sebagai bakal calon presiden (Bacapres). Ganjar juga petugas dan kader partai yang ditugaskan sebagai kandidat yang akan bertarung pada Pilpres 2024. Sebagai petugas partai, maka para kader harus bergerak untuk memenangkan Ganjar sebagai presiden.

Dengan bekerja keras dan turun ke bawah, Megawati yakin Ganjar akan menjadi Presiden kedelapan Indonesia. “Saya yakin, hakul yakin, ainul yakin, insya Allah kalau kita kerja keras, Ganjar Pranowo bisa menjadi Presiden kedelapan,” kata Megawati yang langsung disambut tepuk tangan seluruh kader PDIP.

Kendati demikian, kata dia, keyakinan itu hanya bisa terwujud apabila seluruh kader PDIP mau turun ke bawah menyapa rakyat. Hanya dengan cara itulah, harapan Ganjar menang dalam Pilpres 2024 ada di depan mata.

Dalam kesempatan itu, Presiden Kelima RI itu mengaku bukanlah orang yang suka melihat hasil survei. Tapi, pagi kemarin sebelum menutup rakernas, Megawati sempat melihat hasil survei terkait elektoral capres pada Pemilu 2024.

Megawati mengatakan, dirinya merasa senang melihat elektabilitas Ganjar saat ini mengalami tren kenaikan yang positif. “Kan ibu bilang, ibu nggak suka lihat-lihat survei, tapi iseng saja tadi pagi, wah Pak Ganjar itu udah naik tung, tung, tung (arah tangan ke atas). Ya, tapi terus kalian nggak kerja ya tung, tung, tung, tung (arah tangan ke bawah),” tuturnya.

Meski demikian, Megawati meyakini kerja politik yang dilakukan beberapa hari ini bisa menyatukan chemistry dan semangat juang di antara kader PDIP untuk sama-sama dalam pergerakan turun ke bawah. “Dengan segala bekal itu, segeralah kembali ke rumah masing-masing, dan turun ke rakyat,” paparnya.

Terkait nama bacawapres Ganjar, Megawati belum mengumumkannya. Namun, dia heran ketika nama Ganjar dipasangkan dengan Prabowo. Prabowo sebagai capres dan Ganjar menjadi cawapres. Sebagai ketua umum partai, dia sendiri tidak mengetahui rencana perjodohan dua tokoh tersebut.

Megawati mengaku bingung dengan wacana tersebut. “Lho saya sendiri sampai bingung, di media tiba-tiba dibilang gini, iya sudah ada persetujuan bahwa nanti Pak Prabowo jadi presidennya, Pak Ganjar jadi wakil presidennya. Aku terus di rumah melongo wae. Iki yang ngomong sopo yo. Aku ketua umun kok malah nggak ngerti,” ungkapnya.

Menurut Megawati, perjodohan itu seperti seorang laki-laki dan perempuan yang dipasang-pasangkan. Padahal, keduanya sudah sama-sama memiliki pacar. “Itu kan digatuk-gatukke. Kok bingung karepe dewe yo,” tuturnya.

Dalam penutupan rakernas kemarin, PDIP menyampaikan rekomendasi ekstrenal. Yaitu, delapan rekomendasi tentang pemenangan pemilu dan sembilan rekomendasi soal ketahanan pangan. Rekomendasi itu dibacakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di depan peserta rakernas yang digelar tiga hari itu.

Hasto mengatakan, Rakernas merekomendasikan strategi pemenangan pemilu dengan cara gotong royong, berbasiskan TPS, dan dilakukan oleh seluruh elemen partai yang menyatukan pemenangan Pemilu legislatif dan Pemilu presiden sebagai satu kesatuan pemenangan. “Berkaitan dengan hal tersebut, setiap kader partai, anggota dan simpatisan wajib turun ke akar rumput berkomunikasi secara langsung dengan rakyat,” ucapnya.

Selanjutnya, kata Hasto, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PDIP Megawati terkait pengumuman cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo pada momentum yang tepat dengan mempertimbangkan dinamika politik, pergerakan Tiga Pilar Partai di akar rumput, kesiapan badan pemenangan pemilu legislatif, dan konsolidasi tim pemenangan presiden.

Hasto menegaskan, partainya bertekad untuk melaksanakan keputusan ketua umum yang menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres. “Dan menginstruksikan kepada seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai disetiap ingkatan untuk bekerjasama dengan seluruh elemen masyarakat, Partai politik pengusung, dan relawan guna memenangkan Pemilu Presiden 2024,” tegasnya.

Terpisah, Bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto kemarin, ikut menghadiri upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Prabowo tidak banyak bicara soal kontestasi.

Namun saat disinggung soal kans Ganjar menjadi pendampingnya, Menteri Pertahanan memberikan acungan jempol. “Semua oke, maju terus,” ujarnya.

Bagi mantan Danjen Kopassus itu, prioritasnya adalah kemajuan bangsa. “Yang penting Indonesia maju,” terangnya.

Di lokasi, Prabowo menjadi salah satu sosok yang menjadi sasaran selfie oleh para warga di sekitar Lubang Buaya. Prabowo yang baru saja usai mengikuti upacara itu langsung diserbu warga yang berebutan ingin bersalaman dan berfoto dengannya. Bahkan, Prabowo juga diteriaki presiden oleh warga sekitar Lubang Buaya tersebut.

Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai, kans Prabowo-Ganjar sangat kecil. Dari sisi elektoral, keduanya memiliki elekrabilitas yang baik dan sama-sama punya peluang menjadi Presiden terpilih. “Orang yang sama-sama punya kemampuan mememangkan pilpres malah disatukan. Ga masuk logika kompetisi kita,” ujarnya.

Hal itu, juga secara otomatis akan menyulitkan untuk menempatkan pihak yang di posisi wakil. Sebab, keduanya sama-sama kuat. Belum lagi, jika berbicara marwah partai. Baik PDIP maupun Gerindra berada di papan atas. Sulit untuk menerima di posisi wakil. “Masa sih PDIP mau diposisi kedua.Ga kebayang oleh kita,” imbuhnya.

Opsi itu, lanjut dia, hanya bisa terjadi jika ada ancaman serius terhadap kelompok nasionalis. Namun sejauh ini, Ray tidak melihat gejala tersebut. Bahkan, Anies yang sebelumnya dicap kelompok islam kanan, belakangan justru tidak mencerminkan itu lagi.

Sementara itu, bacapres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyambangi Bandung, Jawa Barat, kemarin. Anies menghadiri acara Apel Akbar Desa Bersatu Jawa Barat dan Jalan Bersama Amin di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung. Dalam acara tersebut, Anies berbicara tentang desa yang harus menjadi prioritas pembangunan. “Alokasi sumber daya (desa) harus ditambah untuk membangun dan memastikan kesejahteraan warga desa,” ujar Anies.

Menurutnya, kepala desa punya peran penting dalam mewujudkan pembangunan yang dimaksud. Setidaknya, kepala desa harus punya keleluasaan untuk menggunakan dana yang dibutuhkan warganya.

Kesejahteraan masyarakat desa bisa dilakukan dengan mensejahterakan para petani, peternak dan nelayan. Sebab, mereka yang selama ini menyiapkan kebutuhan pangan untuk seluruh keluarga di Indonesia. “Kami ingin petani, peternak, nelayan hidupnya tak sulit lagi,” terang mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Tak hanya Apel Akbar Desa, selama di Bandung Anies juga menghadiri acara Ngariung Bareng 1000 Alumni ITB. Dalam acara tersebut, Anies menegaskan pentingnya mengambil keputusan politik dengan landasan ilmu pengetahuan, saind dan metode ilmiah. “Kita harus mengembalikan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah jadi guidance dalam pengambilan keputusan,” tuturnya.

Menurut Anies, ada risiko besar jika kebijakan yang diambil tidak dilandasi ilmu pengetahuan. Risiko itu diantaranya ongkos yang mahal, serta waktu dan tenaga yang terbuang. “(Ilmu pengetahuan, Red) perlu dikembalikan dan jadi agenda utama dalam pengambilan keputusan,” ungkapnya. Keputusan berbasis sains, lanjut Anies, punya nilai keadilan dan mendapat kepercayaan publik. (lum/far/tyo/jpg)

SUMUTPOS.CO – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan (PDIP) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran Jakarta, berakhir kemarin, Minggu (1/10). Sampai acara itu ditutup, partai banteng belum mengumumkan nama bakal cawapres. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan, dirinya mempunyai hak prerogatif untuk menentukan sosok pendamping Ganjar Pranowo.

MEGAWATI mengatakan, Kongres PDIP di Bali pada 2019 memberikan hak prerogatif bagi dirinya untuk memutuskan nama capres maupun cawapres. “Jadi, ngapain saya ngomong sama orang,” kata Megawati di hadapan ribuan kader PDIP, kemarin.

Kenapa hak prerogatif diberikan kepadanya? Megawati mengatakan, hak itu diberikan karena para kader bercaya bahwa dia akan memilih orang yang benar. Hal itu Megawati buktikan ketika memilih Joko Widodo sebagai pemimpin. Baik ketika Jokowi menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan menjadi presiden dua periode.

Menurutnya, sejak ditunjuk menjadi Wali Kota Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta, dan presiden, Jokowi sudah 22 tahun bersama PDIP. Baik dirinya maupun Jokowi adalah sama-sama petugas dan kader partai. Sebutan itu sudah jelas termaktub dalam anggaran dasar dan anggaran rumah rangga (AD/ART) PDIP.

Begitu juga Ganjar Pranowo yang sekarang diusung sebagai bakal calon presiden (Bacapres). Ganjar juga petugas dan kader partai yang ditugaskan sebagai kandidat yang akan bertarung pada Pilpres 2024. Sebagai petugas partai, maka para kader harus bergerak untuk memenangkan Ganjar sebagai presiden.

Dengan bekerja keras dan turun ke bawah, Megawati yakin Ganjar akan menjadi Presiden kedelapan Indonesia. “Saya yakin, hakul yakin, ainul yakin, insya Allah kalau kita kerja keras, Ganjar Pranowo bisa menjadi Presiden kedelapan,” kata Megawati yang langsung disambut tepuk tangan seluruh kader PDIP.

Kendati demikian, kata dia, keyakinan itu hanya bisa terwujud apabila seluruh kader PDIP mau turun ke bawah menyapa rakyat. Hanya dengan cara itulah, harapan Ganjar menang dalam Pilpres 2024 ada di depan mata.

Dalam kesempatan itu, Presiden Kelima RI itu mengaku bukanlah orang yang suka melihat hasil survei. Tapi, pagi kemarin sebelum menutup rakernas, Megawati sempat melihat hasil survei terkait elektoral capres pada Pemilu 2024.

Megawati mengatakan, dirinya merasa senang melihat elektabilitas Ganjar saat ini mengalami tren kenaikan yang positif. “Kan ibu bilang, ibu nggak suka lihat-lihat survei, tapi iseng saja tadi pagi, wah Pak Ganjar itu udah naik tung, tung, tung (arah tangan ke atas). Ya, tapi terus kalian nggak kerja ya tung, tung, tung, tung (arah tangan ke bawah),” tuturnya.

Meski demikian, Megawati meyakini kerja politik yang dilakukan beberapa hari ini bisa menyatukan chemistry dan semangat juang di antara kader PDIP untuk sama-sama dalam pergerakan turun ke bawah. “Dengan segala bekal itu, segeralah kembali ke rumah masing-masing, dan turun ke rakyat,” paparnya.

Terkait nama bacawapres Ganjar, Megawati belum mengumumkannya. Namun, dia heran ketika nama Ganjar dipasangkan dengan Prabowo. Prabowo sebagai capres dan Ganjar menjadi cawapres. Sebagai ketua umum partai, dia sendiri tidak mengetahui rencana perjodohan dua tokoh tersebut.

Megawati mengaku bingung dengan wacana tersebut. “Lho saya sendiri sampai bingung, di media tiba-tiba dibilang gini, iya sudah ada persetujuan bahwa nanti Pak Prabowo jadi presidennya, Pak Ganjar jadi wakil presidennya. Aku terus di rumah melongo wae. Iki yang ngomong sopo yo. Aku ketua umun kok malah nggak ngerti,” ungkapnya.

Menurut Megawati, perjodohan itu seperti seorang laki-laki dan perempuan yang dipasang-pasangkan. Padahal, keduanya sudah sama-sama memiliki pacar. “Itu kan digatuk-gatukke. Kok bingung karepe dewe yo,” tuturnya.

Dalam penutupan rakernas kemarin, PDIP menyampaikan rekomendasi ekstrenal. Yaitu, delapan rekomendasi tentang pemenangan pemilu dan sembilan rekomendasi soal ketahanan pangan. Rekomendasi itu dibacakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di depan peserta rakernas yang digelar tiga hari itu.

Hasto mengatakan, Rakernas merekomendasikan strategi pemenangan pemilu dengan cara gotong royong, berbasiskan TPS, dan dilakukan oleh seluruh elemen partai yang menyatukan pemenangan Pemilu legislatif dan Pemilu presiden sebagai satu kesatuan pemenangan. “Berkaitan dengan hal tersebut, setiap kader partai, anggota dan simpatisan wajib turun ke akar rumput berkomunikasi secara langsung dengan rakyat,” ucapnya.

Selanjutnya, kata Hasto, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PDIP Megawati terkait pengumuman cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo pada momentum yang tepat dengan mempertimbangkan dinamika politik, pergerakan Tiga Pilar Partai di akar rumput, kesiapan badan pemenangan pemilu legislatif, dan konsolidasi tim pemenangan presiden.

Hasto menegaskan, partainya bertekad untuk melaksanakan keputusan ketua umum yang menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres. “Dan menginstruksikan kepada seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai disetiap ingkatan untuk bekerjasama dengan seluruh elemen masyarakat, Partai politik pengusung, dan relawan guna memenangkan Pemilu Presiden 2024,” tegasnya.

Terpisah, Bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto kemarin, ikut menghadiri upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Prabowo tidak banyak bicara soal kontestasi.

Namun saat disinggung soal kans Ganjar menjadi pendampingnya, Menteri Pertahanan memberikan acungan jempol. “Semua oke, maju terus,” ujarnya.

Bagi mantan Danjen Kopassus itu, prioritasnya adalah kemajuan bangsa. “Yang penting Indonesia maju,” terangnya.

Di lokasi, Prabowo menjadi salah satu sosok yang menjadi sasaran selfie oleh para warga di sekitar Lubang Buaya. Prabowo yang baru saja usai mengikuti upacara itu langsung diserbu warga yang berebutan ingin bersalaman dan berfoto dengannya. Bahkan, Prabowo juga diteriaki presiden oleh warga sekitar Lubang Buaya tersebut.

Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai, kans Prabowo-Ganjar sangat kecil. Dari sisi elektoral, keduanya memiliki elekrabilitas yang baik dan sama-sama punya peluang menjadi Presiden terpilih. “Orang yang sama-sama punya kemampuan mememangkan pilpres malah disatukan. Ga masuk logika kompetisi kita,” ujarnya.

Hal itu, juga secara otomatis akan menyulitkan untuk menempatkan pihak yang di posisi wakil. Sebab, keduanya sama-sama kuat. Belum lagi, jika berbicara marwah partai. Baik PDIP maupun Gerindra berada di papan atas. Sulit untuk menerima di posisi wakil. “Masa sih PDIP mau diposisi kedua.Ga kebayang oleh kita,” imbuhnya.

Opsi itu, lanjut dia, hanya bisa terjadi jika ada ancaman serius terhadap kelompok nasionalis. Namun sejauh ini, Ray tidak melihat gejala tersebut. Bahkan, Anies yang sebelumnya dicap kelompok islam kanan, belakangan justru tidak mencerminkan itu lagi.

Sementara itu, bacapres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyambangi Bandung, Jawa Barat, kemarin. Anies menghadiri acara Apel Akbar Desa Bersatu Jawa Barat dan Jalan Bersama Amin di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung. Dalam acara tersebut, Anies berbicara tentang desa yang harus menjadi prioritas pembangunan. “Alokasi sumber daya (desa) harus ditambah untuk membangun dan memastikan kesejahteraan warga desa,” ujar Anies.

Menurutnya, kepala desa punya peran penting dalam mewujudkan pembangunan yang dimaksud. Setidaknya, kepala desa harus punya keleluasaan untuk menggunakan dana yang dibutuhkan warganya.

Kesejahteraan masyarakat desa bisa dilakukan dengan mensejahterakan para petani, peternak dan nelayan. Sebab, mereka yang selama ini menyiapkan kebutuhan pangan untuk seluruh keluarga di Indonesia. “Kami ingin petani, peternak, nelayan hidupnya tak sulit lagi,” terang mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Tak hanya Apel Akbar Desa, selama di Bandung Anies juga menghadiri acara Ngariung Bareng 1000 Alumni ITB. Dalam acara tersebut, Anies menegaskan pentingnya mengambil keputusan politik dengan landasan ilmu pengetahuan, saind dan metode ilmiah. “Kita harus mengembalikan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah jadi guidance dalam pengambilan keputusan,” tuturnya.

Menurut Anies, ada risiko besar jika kebijakan yang diambil tidak dilandasi ilmu pengetahuan. Risiko itu diantaranya ongkos yang mahal, serta waktu dan tenaga yang terbuang. “(Ilmu pengetahuan, Red) perlu dikembalikan dan jadi agenda utama dalam pengambilan keputusan,” ungkapnya. Keputusan berbasis sains, lanjut Anies, punya nilai keadilan dan mendapat kepercayaan publik. (lum/far/tyo/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/