MEDAN, SUMUTPOS.CO – Acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) Partai Golongan Karya (Golkar) di Gedung Graha Widya Bhakti II, DPP Partai Golkar, Jakarta, Minggu (1/11), membuahkan hasil positif hingga ke daerah.
Salah satu buah rekonsiliasi yang dipetik dari pertemuan kedua kubu yakni Ketum versi Munas Ancol, Agung Laksono, dan Ketum versi Munas Bali, Aburizal Bakrie, adalah menghilangkan kubu-kubuan dan tidak diperbolehkan kebijakan memecat fungsionaris dan kader secara sepihak.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut Ajib Shah mengucap syukur atas Silatnas yang mengembalikan soliditas kader yang selama ini dirundung perpecahan akibat berbeda pucuk pimpinan pusat.
“Kami syukuri acara Silatnas kemarin. Pastinya juga berlanjut sampai di daerah. Kami secepatnya menggelar rekonsiliasi,” ujar Ajib kepada wartawan, Senin (2/11).
Menurut dia, dengan jalan silaturahim artinya akan membuka pintu rekonsiliasi menuju persatuan partai yang seutuhnya. Karena akibat konflik ini berlangsung sejak 2014 lalu, banyak yang dirugikan, termasuk persiapan partai menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. Konsekuensinya harus ada syarat khusus untuk bisa memberikan dukungan kepada calon kepala daerah, yakni dukungan kedua kubu ditandai dengan keputusan pimpinan pusat.
“Supaya aman dan nyaman kita bersama, tidak ada kubu-kubuan. Tidak ada lagi Golkar yang mana (Munas Ancol atau Bali), namun yang ada Golkar Indnesia, Golkar Sumut,” sebutnya.
Soal pernyataan dukungan kepada Jokowi-JK, Ajib menegaskan, pihaknya akan mengikuti intruksi pimpinan partai di tingkat pusat. Termasuk dengan keputusan bersatunya kedua kubu yang selama ini menimbulkan polemik baik di kalangan kader maupun masyarakat.
“Sampai itu ya kami pasti ikut. Apapun keputusan DPP (pusat) kami akan ikut. Jadi kami sambut baik,” katanya.
Terkait dampak yang pernah terjadi akibat perpecahan kubu di Golkar Sumut, Ajib mengungkapkan dirinya akan menghadiri pertemuan di Jakarta untuk membahasnya lebih rinci.
Meskipun di Sumut, dia menyebutkan, mayoritas kader memilih mengakui Aburizal Bakrie sebagai ketum, dan sebagian kecil yang mengakui keabsahan Agung Laksono sebagai ketum.
“Untuk di Sumut, hari ini (kemarin, Red) kami rapat di Jakarta pukul 19.00 WIB. Kita tunggu saja ya,” tukasnya.