34 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Tersandung Komite Etik, Tommy Minta Restu Akbar

FOTO ANTARA/Prasetyo Utom Putra mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
FOTO ANTARA/Prasetyo Utom
Putra mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Putra bungsu almarhum Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra tampaknya benar-benar serius ingin bertarung dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar. Pria yang akrab disapa Tommy itu mengirim utusannya untuk mengambil formulir pendaftaran calon ketua umum dalam Musyawarah Nasional Luarbiasa (Munaslub) Partai Golkar yang dipercepat jadwalnya menjadi 15-17 Mei mendatang, dari agenda sebelumnya 23-25 Mei.

Anggota panitia pengarah Munaslub Partai Golkar, Andi Sinulinga Tommy Soeharto telah mengambil formulir pendaftaran calon ketua umum. Hanya saja, pengambilan formulir tidak dilakukan oleh Tommy sendiri, tapi dengan memberi kuasa kepada tim suksesnya.

“Kemaren ada surat kuasa dari Pak Tommy, untuk mengambil formulir. Timsesnya (yang ambil),” kata Andi di Jakarta, Selasa (3/5).

Nantinya, seorang calon memenuhi syarat atau tidak akan diteliti oleh tim verifikasi. Prinsipnya, lanjut Andi, tidak ada larangan bagi kader partai mendaftarkan diri sebagai calon.

“Bisa diwakili. Nanti ada komite verifikasi. Di Riau dia calon, dia kader Golkar,” tambahnya.

Hanya saja majunya Tommy diperkirakan tersandung syarat yang diajukan komite etik bagi para bakal caketum yang mendaftar cukup banyak. Salah satunya adalah wajib memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT).‎ Seperti diketahui, sesuai prinsip tidak tercela, tampaknya Tommy tidak memenuhi syarat.

‎Dari tahun 2002 hingga 2006, dia dipenjara lantaran merencanakan pembunuhan terhadap Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita pada 26 Juli 2001. Dia juga didakwa atas kepemilikan senjata api dan amunisi, dan sengaja melarikan diri.

Merujuk dari fakta itu, saat ditanyakan arti kata tidak tercela yang dimasukkan dalam syarat yang diajukan, Andi mengatakan bahwa di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Golkar yang lalu, derivasi (proses pembentukan kata yang menghasilkan kata-kata yang berbeda dari paradigma yang berbeda) belum diperjelas apa yang dimaksud tidak tercela.

Kata dia, rujukan tercela itu subjektif. “Kecuali, sudah tercela secara hukum. Itu perdebatan kita semua, parameter PDLT itu,” sebut dia.

Kendati demikian, yang pasti, usai tahap pendaftaran bakal calon ketua umum Golkar, akan ada verifikasi yang menentukan apakah mereka lolos atau tidak bertarung dalam Munaslub nantinya.

“Ada komite verifikasi. Ya, apapun cerita, dia kader Golkar,” jawabnya diplomatis
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung telah mengetahui kabar langkah Tommy Soeharto yang akan memperebutan kursi pimpinan partai beringin. Akbar mengaku Tommy sudah menghubunginya. ‎”Sudah ada komunikasi dengan saya,” ungkapnya di Akbar Tandjung Institute, Pancoran, Jakarta, Selasa (3/5). ‎
‎Kata dia, berdasarkan catatan yang ada, Tommy terbilang aktif dalam kepengurusan beberapa puluh tahun lalu. Pengalamannya pun cukup mumpuni di bidang organisasi. Khususnya, organisasi yang berafiliasi dengan Partai Golkar. “Karena itu beliau punya hak untuk maju,” ujarnya.

FOTO ANTARA/Prasetyo Utom Putra mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
FOTO ANTARA/Prasetyo Utom
Putra mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Putra bungsu almarhum Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra tampaknya benar-benar serius ingin bertarung dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar. Pria yang akrab disapa Tommy itu mengirim utusannya untuk mengambil formulir pendaftaran calon ketua umum dalam Musyawarah Nasional Luarbiasa (Munaslub) Partai Golkar yang dipercepat jadwalnya menjadi 15-17 Mei mendatang, dari agenda sebelumnya 23-25 Mei.

Anggota panitia pengarah Munaslub Partai Golkar, Andi Sinulinga Tommy Soeharto telah mengambil formulir pendaftaran calon ketua umum. Hanya saja, pengambilan formulir tidak dilakukan oleh Tommy sendiri, tapi dengan memberi kuasa kepada tim suksesnya.

“Kemaren ada surat kuasa dari Pak Tommy, untuk mengambil formulir. Timsesnya (yang ambil),” kata Andi di Jakarta, Selasa (3/5).

Nantinya, seorang calon memenuhi syarat atau tidak akan diteliti oleh tim verifikasi. Prinsipnya, lanjut Andi, tidak ada larangan bagi kader partai mendaftarkan diri sebagai calon.

“Bisa diwakili. Nanti ada komite verifikasi. Di Riau dia calon, dia kader Golkar,” tambahnya.

Hanya saja majunya Tommy diperkirakan tersandung syarat yang diajukan komite etik bagi para bakal caketum yang mendaftar cukup banyak. Salah satunya adalah wajib memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT).‎ Seperti diketahui, sesuai prinsip tidak tercela, tampaknya Tommy tidak memenuhi syarat.

‎Dari tahun 2002 hingga 2006, dia dipenjara lantaran merencanakan pembunuhan terhadap Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita pada 26 Juli 2001. Dia juga didakwa atas kepemilikan senjata api dan amunisi, dan sengaja melarikan diri.

Merujuk dari fakta itu, saat ditanyakan arti kata tidak tercela yang dimasukkan dalam syarat yang diajukan, Andi mengatakan bahwa di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Golkar yang lalu, derivasi (proses pembentukan kata yang menghasilkan kata-kata yang berbeda dari paradigma yang berbeda) belum diperjelas apa yang dimaksud tidak tercela.

Kata dia, rujukan tercela itu subjektif. “Kecuali, sudah tercela secara hukum. Itu perdebatan kita semua, parameter PDLT itu,” sebut dia.

Kendati demikian, yang pasti, usai tahap pendaftaran bakal calon ketua umum Golkar, akan ada verifikasi yang menentukan apakah mereka lolos atau tidak bertarung dalam Munaslub nantinya.

“Ada komite verifikasi. Ya, apapun cerita, dia kader Golkar,” jawabnya diplomatis
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung telah mengetahui kabar langkah Tommy Soeharto yang akan memperebutan kursi pimpinan partai beringin. Akbar mengaku Tommy sudah menghubunginya. ‎”Sudah ada komunikasi dengan saya,” ungkapnya di Akbar Tandjung Institute, Pancoran, Jakarta, Selasa (3/5). ‎
‎Kata dia, berdasarkan catatan yang ada, Tommy terbilang aktif dalam kepengurusan beberapa puluh tahun lalu. Pengalamannya pun cukup mumpuni di bidang organisasi. Khususnya, organisasi yang berafiliasi dengan Partai Golkar. “Karena itu beliau punya hak untuk maju,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/