Menurut Akbar, majunya Tommy untuk menjadi ketum Golkar patut diapresiasi. “Kalau beliau terpanggil, tentu kita harus berikan apresiasi terhadap keterpanggilan dia,” sebut Akbar.
Kendati demikian, pada akhirnya, untuk menjadi ketum Golkar berada di tangan pemilik suara pada saat Munaslub nanti. Yakni, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I maupun II Golkar. “Akhirnya, Munas yang akan menentukan siapa yang menjadi ketum,” tegas dia.
Diketahui, pada Senin (2/5) petang, Tommy Soeharto direncanakan muncul di agenda sosialisasi panitia pengarah (steering committee) Musyawarah Nasional Luar Biasa kepada bakal calon ketua umum Partai Golkar.
Berdasarkan pantauan wartawan, dalam aula DPP Partai Golkar, tersedia sebelas meja bakal calon ketua umum, di antaranya Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham, Indra Bambang Utoyo, Mahyudin, Setya Novanto, Syahrul Yasin Limpo, Priyo Budi Santoso, Wati Amir, termasuk Tommy Soeharto.
“Pak Tommy Soeharto diundang, karena beliau ada utusan ikut serta, jadi diundang,” ucap Ketua Panitia Pengarah Nurdin Halid, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5).
Dia melanjutkan, Tommy lantas diundang karena kegiatan ini bersifat terbuka dan semua diberi ruang dan kesempatan kepada seluruh kader untuk berkompetisi.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, acara itu merupakan salah satu tahapan sosialisasi kepada bakal calon ketua umum terkait persyaratan dan kebutuhan bakal calon.
“Termasuk materi debat. Jadi betul-betul kami memberikan arah untuk mau ke mana ini para calon membawa partai Golkar ke depan,” kata Nurdin.
Nurdin menjelaskan, tahapan pendaftaran bakal calon dimulai pada 3 dan 4 Mei 2016. Kemudian, Kamis (5/5) akan dilaksanakan tahap verifikasi awal.
“Setelah dinyatakan lolos maka akan diserahkan kepada komite kampanye untuk disosialisasi, dan disertakan dalam kampanye dan debat,” ujar Nurdin.