29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Debat Tanpa Saling Serang, Tiga Capres Terkesan Tampil Hati-hati

SUMUTPOS.CO – Debat kelima yang menampilkan para calon presiden tuntas tadi malam. Dalam debat pemungkas tersebut, tiga capres terkesan tampil hati-hati. Nyaris tidak ada kritikan tajam dan saling serang seperti pada debat-debat sebelumnya

Debat terakhir membahas tema kesejahteraan rakyat (kesra) yang terbagi dalam delapan subtema. Yakni, kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Prabowo Subianto yang lebih awal melakukan pemaparan menyatakan, di bidang kesra, visi besar tertuang dalam strategi transformasi bangsa. Visi tersebut merupakan upaya untuk mempercepat kemakmuran dan memperbaiki kualitas hidup manusia Indonesia.

Strategi itu dituangkan dalam sejumlah program. Pertama, memberi makanan bergizi untuk ibu hamil dan anak-anak usia dini. “Ini akan mengatasi angka kematian ibu waktu melahirkan. Ini akan mengatasi kurang gizi anak stunting. Ini akan menghilangkan kemiskinan ekstrem,’’ ujarnya.

Di sisi lain, program itu juga menyerap semua hasil panen para petani dan nelayan. Dampak lainnya adalah pertumbuhan ekonomi.

Kedua, di bidang kesehatan, Prabowo akan membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten/kota. Dia juga berjanji membangun puskesmas modern di setiap desa se-Indonesia. Dari sisi SDM, paslon nomor urut 2 itu akan mengatasi kekurangan 140.000 dokter dengan menambah fakultas kedokteran dari 92 menjadi 300 dan berbagai beasiswa luar negeri.

Di bidang pendidikan, Prabowo akan memperbaiki gaji guru honorer serta meningkatkan kompetensi guru. “Sehingga mereka bisa memberi pelayanan kepada rakyat dengan sebaik-baiknya,’’ imbuhnya.

Sementara itu, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengambil visi bidang kesra dari salah satu trisakti Bung Karno. Yakni, kepribadian dalam kebudayaan. Di bidang kesehatan, Ganjar akan menjamin pelayanan kesehatan di setiap desa melalui program 1 desa, 1 faskes, 1 nakes.

Dengan program tersebut, setiap ibu, anak, lansia, penyandang disabilitas, hingga masyarakat adat akan mendapatkan peran yang sama dalam layanan kesehatan.”Di daerah-daerah terisolir mereka membutuhkan akses ini dengan sangat bagus,’’ ujarnya.

Jika kesehatan baik, lanjut dia, pendidikan dan kebudayaan bisa dibangun bersama-sama. Di bidang pendidikan, Ganjar memaparkan gagasan pendidikan lebih inklusi, kurikulum yang mantap, dan fasilitas terbaik. “Termasuk memperbaiki kesejahteraan guru dan dosen,’’ terangnya.

Dengan pendidikan dan keterampilan, generasi muda punya peluang mendapatkan pekerjaan yang baik dan berimplikasi pada upah yang layak. Tak hanya itu, dalam pembangunan manusia, Ganjar juga menekankan pada budi pekerti sehingga menjadi manusia yang lengkap.

Kemudian, Ganjar juga menekankan negara harus hadir terhadap kaum disabilitas. Namun, pemerintah harus mampu mendata kaum difabel untuk bisa menghadirkan kesetaraan. “Data dan komitmen kita terhadap data disabilitas. Pertama negara harus hadir, tidak boleh alfa,” kata Ganjar.

Ganjar pun mengungkap program KTP Sakti yang diyakini mampu menghadirkan data untuk keperluan seluruh masyarakat, termasuk di antaranya kaum disabilitas. “Kita mesti menyiapkan data dengan baik. Kenapa kita pakai KTP Sakti? satu KTP saya kita bisa profiling semua, termasuk disabilitas,” papar Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun memastikan akan melibatkan kaum disabilitas dalam setiap pembangunan, jika terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024. “Maka kalaulah satu data Indonesia lalu kita croping, satu saja terkait disabilitas, maka perlakuan kita, bisa kita berikan apapun untuk mereka. Termasuk saya mau cerita pengalaman saja, ketika merancang pembangunan, hadirkan mereka, kasih ruang pertama untuk mereka berpendapat,” pungkas Ganjar.

Sementara itu paslon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan, akan membuat kementerian khusus di bidang kebudayaan. Hal itu dilakukan untuk membuat kebudayaan Indonesia dapat terus ditingkatkan.

“Kami melihat perlu dibentuk, dan kami berencana, Kementerian Kebudayaan yang nantinya akan menjadi penyalur sumber daya dari negara untuk diberikan kepada kalangan budayawan agar mereka tumbuh berkembang membangun karya-karya kebudayaan yang luar biasa di Indonesia,” ujar Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa kebudayaan merupakan kekayaan Indonesia yang besar. “Dan kebudayaan itu bukan satu sektor pembangunan, tapi justru seluruh kegiatan pembangunan ini tujuannya adalah membangun kebudayaan,” ungkapnya.

“Jadi tujuan dari seluruh sektor pembangunan membangun kebudayaan. Karena itu, yang harus dikerjakan pemerintah adalah menciptakan sistem ekistem yang sehat, sehingga budayawan bisa memunculkan eskpresinya,” kata Anies.

Soal pendidikan, Anies juga menyatakan akan segera mengangkat para guru honorer hingga melakukan percepatan sertifikasi guru. Hal itu untuk mengatasi masalah kesejahteraan guru di Indonesia yang saat ini kondisinya memprihatinkan.

“Program yang menurut saya harus dikerjakan, percepatan sertifikasi guru, pengangkatan 700 ribu guru honorer menjadi guru P3K,” ujarnya.

Selain itu, ia juga akan menyediakan beasiswa pendidikan untuk anak guru, dosen, dan tenaga pendidikan. “Jangan sampai mereka mendidik ratusan anak, tapi anaknya tidak pernah bisa menyelesaikan pendidikan sampai tuntas,” tegasnya.

Lebih lanjut, Anis menyebut akan memberi penghargaan dan tunjangan kepada dosen dan peneliti berbasis pada kinerja serta mengurangi beban administrasinya. “Dosen beban administrasinya luar biasa besar. Dosen itu mengajar, meneliti, dan pengabdian masyarakat. Tapi jangan diberikan beban administrasi yang terlalu besar,” ungkapnya.

Dalam masalah ini, Anies menilai bahwa hal yang perlu dipegang adalah kesejahteraan guru merupakan tanggung jawab negara dan semua orang yang terlibat di dalamnya. “Prinsipnya, ada nilainya dulu yang kita pegang, ada turunan teknisnya, dan bebaskan dari beban-beban yang tidak perlu,” pungkas Anies. (jpg/ila)

SUMUTPOS.CO – Debat kelima yang menampilkan para calon presiden tuntas tadi malam. Dalam debat pemungkas tersebut, tiga capres terkesan tampil hati-hati. Nyaris tidak ada kritikan tajam dan saling serang seperti pada debat-debat sebelumnya

Debat terakhir membahas tema kesejahteraan rakyat (kesra) yang terbagi dalam delapan subtema. Yakni, kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Prabowo Subianto yang lebih awal melakukan pemaparan menyatakan, di bidang kesra, visi besar tertuang dalam strategi transformasi bangsa. Visi tersebut merupakan upaya untuk mempercepat kemakmuran dan memperbaiki kualitas hidup manusia Indonesia.

Strategi itu dituangkan dalam sejumlah program. Pertama, memberi makanan bergizi untuk ibu hamil dan anak-anak usia dini. “Ini akan mengatasi angka kematian ibu waktu melahirkan. Ini akan mengatasi kurang gizi anak stunting. Ini akan menghilangkan kemiskinan ekstrem,’’ ujarnya.

Di sisi lain, program itu juga menyerap semua hasil panen para petani dan nelayan. Dampak lainnya adalah pertumbuhan ekonomi.

Kedua, di bidang kesehatan, Prabowo akan membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten/kota. Dia juga berjanji membangun puskesmas modern di setiap desa se-Indonesia. Dari sisi SDM, paslon nomor urut 2 itu akan mengatasi kekurangan 140.000 dokter dengan menambah fakultas kedokteran dari 92 menjadi 300 dan berbagai beasiswa luar negeri.

Di bidang pendidikan, Prabowo akan memperbaiki gaji guru honorer serta meningkatkan kompetensi guru. “Sehingga mereka bisa memberi pelayanan kepada rakyat dengan sebaik-baiknya,’’ imbuhnya.

Sementara itu, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengambil visi bidang kesra dari salah satu trisakti Bung Karno. Yakni, kepribadian dalam kebudayaan. Di bidang kesehatan, Ganjar akan menjamin pelayanan kesehatan di setiap desa melalui program 1 desa, 1 faskes, 1 nakes.

Dengan program tersebut, setiap ibu, anak, lansia, penyandang disabilitas, hingga masyarakat adat akan mendapatkan peran yang sama dalam layanan kesehatan.”Di daerah-daerah terisolir mereka membutuhkan akses ini dengan sangat bagus,’’ ujarnya.

Jika kesehatan baik, lanjut dia, pendidikan dan kebudayaan bisa dibangun bersama-sama. Di bidang pendidikan, Ganjar memaparkan gagasan pendidikan lebih inklusi, kurikulum yang mantap, dan fasilitas terbaik. “Termasuk memperbaiki kesejahteraan guru dan dosen,’’ terangnya.

Dengan pendidikan dan keterampilan, generasi muda punya peluang mendapatkan pekerjaan yang baik dan berimplikasi pada upah yang layak. Tak hanya itu, dalam pembangunan manusia, Ganjar juga menekankan pada budi pekerti sehingga menjadi manusia yang lengkap.

Kemudian, Ganjar juga menekankan negara harus hadir terhadap kaum disabilitas. Namun, pemerintah harus mampu mendata kaum difabel untuk bisa menghadirkan kesetaraan. “Data dan komitmen kita terhadap data disabilitas. Pertama negara harus hadir, tidak boleh alfa,” kata Ganjar.

Ganjar pun mengungkap program KTP Sakti yang diyakini mampu menghadirkan data untuk keperluan seluruh masyarakat, termasuk di antaranya kaum disabilitas. “Kita mesti menyiapkan data dengan baik. Kenapa kita pakai KTP Sakti? satu KTP saya kita bisa profiling semua, termasuk disabilitas,” papar Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun memastikan akan melibatkan kaum disabilitas dalam setiap pembangunan, jika terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024. “Maka kalaulah satu data Indonesia lalu kita croping, satu saja terkait disabilitas, maka perlakuan kita, bisa kita berikan apapun untuk mereka. Termasuk saya mau cerita pengalaman saja, ketika merancang pembangunan, hadirkan mereka, kasih ruang pertama untuk mereka berpendapat,” pungkas Ganjar.

Sementara itu paslon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan, akan membuat kementerian khusus di bidang kebudayaan. Hal itu dilakukan untuk membuat kebudayaan Indonesia dapat terus ditingkatkan.

“Kami melihat perlu dibentuk, dan kami berencana, Kementerian Kebudayaan yang nantinya akan menjadi penyalur sumber daya dari negara untuk diberikan kepada kalangan budayawan agar mereka tumbuh berkembang membangun karya-karya kebudayaan yang luar biasa di Indonesia,” ujar Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa kebudayaan merupakan kekayaan Indonesia yang besar. “Dan kebudayaan itu bukan satu sektor pembangunan, tapi justru seluruh kegiatan pembangunan ini tujuannya adalah membangun kebudayaan,” ungkapnya.

“Jadi tujuan dari seluruh sektor pembangunan membangun kebudayaan. Karena itu, yang harus dikerjakan pemerintah adalah menciptakan sistem ekistem yang sehat, sehingga budayawan bisa memunculkan eskpresinya,” kata Anies.

Soal pendidikan, Anies juga menyatakan akan segera mengangkat para guru honorer hingga melakukan percepatan sertifikasi guru. Hal itu untuk mengatasi masalah kesejahteraan guru di Indonesia yang saat ini kondisinya memprihatinkan.

“Program yang menurut saya harus dikerjakan, percepatan sertifikasi guru, pengangkatan 700 ribu guru honorer menjadi guru P3K,” ujarnya.

Selain itu, ia juga akan menyediakan beasiswa pendidikan untuk anak guru, dosen, dan tenaga pendidikan. “Jangan sampai mereka mendidik ratusan anak, tapi anaknya tidak pernah bisa menyelesaikan pendidikan sampai tuntas,” tegasnya.

Lebih lanjut, Anis menyebut akan memberi penghargaan dan tunjangan kepada dosen dan peneliti berbasis pada kinerja serta mengurangi beban administrasinya. “Dosen beban administrasinya luar biasa besar. Dosen itu mengajar, meneliti, dan pengabdian masyarakat. Tapi jangan diberikan beban administrasi yang terlalu besar,” ungkapnya.

Dalam masalah ini, Anies menilai bahwa hal yang perlu dipegang adalah kesejahteraan guru merupakan tanggung jawab negara dan semua orang yang terlibat di dalamnya. “Prinsipnya, ada nilainya dulu yang kita pegang, ada turunan teknisnya, dan bebaskan dari beban-beban yang tidak perlu,” pungkas Anies. (jpg/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/