JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Target Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pemilihan umum 9 April mendatang tidak hanya untuk masuk tiga besar partai peraih suara terbanyak. Namun, PKS juga membidik kursi DPR pada daerah-daerah dengan penduduk mayoritas beragama nonmuslim.
Ada empat provinsi yang ditargetkan bisa ikut menyumbang kursi bagi PKS di Senayan. Yakni, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Papua. Menurut Presiden PKS Anis Matta, di empat provinsi itu, PKS belum pernah mendapat kursi untuk DPR. “Mudah-mudahan dalam pemilu nanti di empat provinsi itu pecah telur. Insya Allah,” kata Anis dalam election update ke-4 PKS di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, kemarin (17/2).
Jika target tersebut terpenuhi, Anis menyebut PKS akan memiliki etalase demokrasi. Dengan demikian, menurut dia, tidak perlu bicara panjang lebar tentang pluralisme, kebebasan beragama, dan keterbukaan. “Tapi, kita bicara dengan fakta bahwa di tempat minoritas, kita bisa menang,” kata mantan wakil ketua DPR itu.
Dia mengungkapkan, PKS memiliki beberapa caleg nonmuslim. Misalnya, di Bali yang beragama Hindu dan caleg Katolik di Ende, NTT.
Anis optimistis target tiga besar pada Pemilu 2014 bisa tercapai. Apalagi partainya baru mendapat modal dengan kemenangan dalam pilkada di Maluku Utara. Dengan hasil itu, kata dia, saat ini ada empat gubernur yang merupakan kader PKS. Yakni, di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Maluku Utara. Sementara itu, jika dihitung dengan bupati dan wali kota, jumlahnya mencapai 30 orang. “Cuaca politik Indonesia sudah cukup cerah bagi PKS,” ujarnya.
Optimisme itu juga didasari bahwa tiga di antara empat kemenangan pilkada tersebut diperoleh setelah PKS menghadapi badai. Yakni, tertangkapnya mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq oleh KPK. “Itu menandakan, semakin kuat menghadapi tekanan, semakin tinggi lompatan yang akan kita lakukan,” kata Anis yang disambut seru takbir peserta election update.
Anis juga mengklaim PKS bisa mendapat dukungan 60 juta penduduk atau sekitar 25 persen dari total populasi. Itu berangkat dari jumlah penduduk di empat provinsi yang PKS bisa memenangi pilkada. Hasil survei internal memang menunjukkan bahwa PKS masih berada di urutan kelima. Namun, menurut dia, selisih dengan urutan ketiga dan keempat masih dalam kisaran margin error.
PKS, lanjut dia, masih mengandalkan suara dari pemilih tradisional. Selain itu, ada pemilih yang masuk kategori swing voters. “Sisa waktu menuju pemilu, sasaran kami ada pada undecided (belum memutuskan pilihan, Red) dan golput,” terang mantan Sekjen PKS tersebut.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Pemilu DPP PKS Syahfan B. Sampurno mengatakan, election update yang diikuti menjadi sarana untuk mengecek kesiapan menghadapi pemilu. Pihaknya juga melaporkan kesiapan tim tabulasi nasional DPP PKS yang disertai dengan pengamanan untuk mengantisipasi kecurangan pemilu.
Untuk keperluan itu, PKS menggunakan mekanisme layanan SMS ke server yang dimiliki. Selain itu, diterapkan metode scan formulir C-1 (hasil penghitungan suara) dari masing-masing TPS untuk dikumpulkan di website PKS. “Mungkin ini agak lebih maju dari KPU soal tabulasi nasional,” katanya. Dengan begitu, kata dia, akan ada pembanding dengan hasil penghitungan dari KPU. (fal/c6/tom)