30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mega Buka Jalan ke PAN dan PPP

Mbak Mega saat Rakernas PDIP di Semarang. Mega membuka jalan bagi PPP dan PAN.
Mbak Mega saat Rakernas PDIP di Semarang. Mega membuka jalan bagi PPP dan PAN.

SUMUTPOS.CO – Megawati Soekarnoputri membuka jalan kepada dua partai yang hingga kini masih ada di Koalisi Merah Putih (KMP), PPP dan PAN, untuk bisa berkoalisi dengan partainya. Sinyal kesediaan bergabung dengan koalisi Jokowi-JK dari kedua partai tersebut ditunjukkan dengan kehadiran para pimpinan mereka di forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di Semarang, kemarin (19/9).

Mega menegaskan, kalau pihaknya selama ini selalu terbuka dengan partai manapun yang bisa diajak berkoalisi. “Siapapun yang (mau) bersama-sama dengan kami, tentunya kami terbuka,” kata Mega usai acara pembukaan Rakernas di Marina Convention Center, Semarang, kemarin.

Saat didesak tentang ada tidaknya kesepakatan yang sudah terbangun dengan kehadiran kedua pimpinan partai, Mega memilih menjawabnya dengan tetap santai. “Ya, mudah-mudahan, insyaallah, kalau Pak Dradjad kan sudah wakil ketua umum, jadi tolong langsung ke dia. Sama, Pak Emron juga begitu,” ujar Mega.

Di acara pembukaan Rakernas tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP kubu Romahurmuziy Cs., Emron Pangkapi, hadir ditemani Wasekjen DPP PPP Isa Muchsin. Sedangkan, Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Wibowo hadir ditemani Ketua Fraksi PAN sekaligus Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy. ”

Meski membuka lebar bergabungnya kedua partai untuk turut mendukung pemerintahan Jokowi-JK, Mega enggan menggunakan istilah kemungkinan bergabungnya partai-partai tersebut dengan koalisi. Dia lebih sreg menggunakan istilah kebersamaan untuk bekerja bagi nusa dan bangsa. “Dan, seperti yang juga berulangkali Pak Jokowi katakan, bahwa tidak ada negosisasi dan sebagainya,” imbuhnya.

Sambutan meriah diberikan para peserta rakernas PDIP ketika pimpinan PPP dan PAN masuk ke lokasi acara pembukaan. Selain tepuk tangan meriah, seruan ‘Hidup PPP’ atau ‘Hidup PAN’ juga sahut-menyahut diteriakkan sejumlah kader partai penyokong utama koalisi Jokowi-JK tersebut.

Saat itu, masing-masing kedua pimpinan partai dipersilahkan menempati tempat duduk di baris terdepan. Sejajar dengan para ketua umum partai pendukung Jokowi-JK yang lengkap semuanya hadir. Mulai dari Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto, dan Ketua Umum PKPI Sutiyoso.

Mega juga sempat menyinggung tentang sikap terbuka terhadap partai-partai di luar pendukung Jokowi-JK untuk menyusul bergabung. “Jadi, sebaiknya agar energi kebangkitan yang terbatas ini, bisa kita satu-padukan menjadi gerakan perubahan yang menyatu dengan kehendak rakyat,” kata Mega.

Hingga saat ini, koalisi pendukung Jokowi-JK di parlemen memang masih kalah jumlah dengan KMP yang pada pilpres lalu mengusung pasangan Prabowo-Hatta. Dengan ditopang Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PKS dan PPP, PKS, mereka memiliki 292 kursi (47,47 persen) dari total 560 kursi yang ada.”Kekuatan itu berpotensi bertambah besar jika Partai Demokrat (61 kursi/10,19 persen) yang memutuskan tidak berada di dua koalisi yang ada ikut bergabung mendukung.”

Di tempat yang sama, Waketum DPP PAN Dradjad Wibowo masih menyatakan kalau partainya masih berada di KMP. Menurut dia, kedatangan dirinya di acara Rakernas PDIP hanya memenuhi undangan pihak PDIP.

“Setelah melalui pertimbangan secara matang, kami hadir dalam rangka silaturahim dan ini juga budaya yang dikembangkan oleh founding fathers kita, Bung Karno dan Bung Hata serta semuanya,” kata Dradjad usai acara pembukaan.

Dia menyatakan, silaturahim itu tetap akan dilakukan partainya sekalipun terhadap pihak yang punya berbedaan politik yang tajam. “Saya tegaskan, PAN tetap berada di KMP, tidak berubah posisinya namun kita ingin tunjukan kepada masyarakat bahwa perbedaan politik tidak boleh menjadi perpecahan,” imbuhnya.”

Bagaimana jika nanti ada kader secara perseorangan ditawari menteri? Diperbolehkan atau tidak? Politisi berlatarbelakang ekonom itu hanya menyatakan kalau pihaknya tidak membahas soal tawar-menawar semacam itu. “Yang kami bahas bagaimana mematangkan KMP. Intinya, saya tidak mau berandai-andai, karena pilihannya tidak ada, di agama dilarang berandai-andai,” katanya sambil tersenyum.

Hal senada juga disampaikan Emron Pangkapi. Dia menyatakan, kalau pihaknya hingga saat ini belum merubah haluan politik. “Prinsipnya, kami siap berhubungan baik dengan pihak manapun dengan siapapun, itu saja,” kata Emron.

Dia menambahkan bahwa kalaupun ada perubahan arah politik di partainya maka hal itu akan diputus di dalam forum resmi partai. Yaitu, sebut dia, di forum musyawarah kerja nasional (mukernas) yang akan dilaksanakan beberapa hari kedepan. “PDIP saja seperti tadi mengubah haluan politik tadi dengan rakernas, insyaallah (diputus) akhir bulan ini,” kata Emron. (dyn/c9/fat/jpnn/rbb)

Mbak Mega saat Rakernas PDIP di Semarang. Mega membuka jalan bagi PPP dan PAN.
Mbak Mega saat Rakernas PDIP di Semarang. Mega membuka jalan bagi PPP dan PAN.

SUMUTPOS.CO – Megawati Soekarnoputri membuka jalan kepada dua partai yang hingga kini masih ada di Koalisi Merah Putih (KMP), PPP dan PAN, untuk bisa berkoalisi dengan partainya. Sinyal kesediaan bergabung dengan koalisi Jokowi-JK dari kedua partai tersebut ditunjukkan dengan kehadiran para pimpinan mereka di forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di Semarang, kemarin (19/9).

Mega menegaskan, kalau pihaknya selama ini selalu terbuka dengan partai manapun yang bisa diajak berkoalisi. “Siapapun yang (mau) bersama-sama dengan kami, tentunya kami terbuka,” kata Mega usai acara pembukaan Rakernas di Marina Convention Center, Semarang, kemarin.

Saat didesak tentang ada tidaknya kesepakatan yang sudah terbangun dengan kehadiran kedua pimpinan partai, Mega memilih menjawabnya dengan tetap santai. “Ya, mudah-mudahan, insyaallah, kalau Pak Dradjad kan sudah wakil ketua umum, jadi tolong langsung ke dia. Sama, Pak Emron juga begitu,” ujar Mega.

Di acara pembukaan Rakernas tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP kubu Romahurmuziy Cs., Emron Pangkapi, hadir ditemani Wasekjen DPP PPP Isa Muchsin. Sedangkan, Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Wibowo hadir ditemani Ketua Fraksi PAN sekaligus Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy. ”

Meski membuka lebar bergabungnya kedua partai untuk turut mendukung pemerintahan Jokowi-JK, Mega enggan menggunakan istilah kemungkinan bergabungnya partai-partai tersebut dengan koalisi. Dia lebih sreg menggunakan istilah kebersamaan untuk bekerja bagi nusa dan bangsa. “Dan, seperti yang juga berulangkali Pak Jokowi katakan, bahwa tidak ada negosisasi dan sebagainya,” imbuhnya.

Sambutan meriah diberikan para peserta rakernas PDIP ketika pimpinan PPP dan PAN masuk ke lokasi acara pembukaan. Selain tepuk tangan meriah, seruan ‘Hidup PPP’ atau ‘Hidup PAN’ juga sahut-menyahut diteriakkan sejumlah kader partai penyokong utama koalisi Jokowi-JK tersebut.

Saat itu, masing-masing kedua pimpinan partai dipersilahkan menempati tempat duduk di baris terdepan. Sejajar dengan para ketua umum partai pendukung Jokowi-JK yang lengkap semuanya hadir. Mulai dari Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto, dan Ketua Umum PKPI Sutiyoso.

Mega juga sempat menyinggung tentang sikap terbuka terhadap partai-partai di luar pendukung Jokowi-JK untuk menyusul bergabung. “Jadi, sebaiknya agar energi kebangkitan yang terbatas ini, bisa kita satu-padukan menjadi gerakan perubahan yang menyatu dengan kehendak rakyat,” kata Mega.

Hingga saat ini, koalisi pendukung Jokowi-JK di parlemen memang masih kalah jumlah dengan KMP yang pada pilpres lalu mengusung pasangan Prabowo-Hatta. Dengan ditopang Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PKS dan PPP, PKS, mereka memiliki 292 kursi (47,47 persen) dari total 560 kursi yang ada.”Kekuatan itu berpotensi bertambah besar jika Partai Demokrat (61 kursi/10,19 persen) yang memutuskan tidak berada di dua koalisi yang ada ikut bergabung mendukung.”

Di tempat yang sama, Waketum DPP PAN Dradjad Wibowo masih menyatakan kalau partainya masih berada di KMP. Menurut dia, kedatangan dirinya di acara Rakernas PDIP hanya memenuhi undangan pihak PDIP.

“Setelah melalui pertimbangan secara matang, kami hadir dalam rangka silaturahim dan ini juga budaya yang dikembangkan oleh founding fathers kita, Bung Karno dan Bung Hata serta semuanya,” kata Dradjad usai acara pembukaan.

Dia menyatakan, silaturahim itu tetap akan dilakukan partainya sekalipun terhadap pihak yang punya berbedaan politik yang tajam. “Saya tegaskan, PAN tetap berada di KMP, tidak berubah posisinya namun kita ingin tunjukan kepada masyarakat bahwa perbedaan politik tidak boleh menjadi perpecahan,” imbuhnya.”

Bagaimana jika nanti ada kader secara perseorangan ditawari menteri? Diperbolehkan atau tidak? Politisi berlatarbelakang ekonom itu hanya menyatakan kalau pihaknya tidak membahas soal tawar-menawar semacam itu. “Yang kami bahas bagaimana mematangkan KMP. Intinya, saya tidak mau berandai-andai, karena pilihannya tidak ada, di agama dilarang berandai-andai,” katanya sambil tersenyum.

Hal senada juga disampaikan Emron Pangkapi. Dia menyatakan, kalau pihaknya hingga saat ini belum merubah haluan politik. “Prinsipnya, kami siap berhubungan baik dengan pihak manapun dengan siapapun, itu saja,” kata Emron.

Dia menambahkan bahwa kalaupun ada perubahan arah politik di partainya maka hal itu akan diputus di dalam forum resmi partai. Yaitu, sebut dia, di forum musyawarah kerja nasional (mukernas) yang akan dilaksanakan beberapa hari kedepan. “PDIP saja seperti tadi mengubah haluan politik tadi dengan rakernas, insyaallah (diputus) akhir bulan ini,” kata Emron. (dyn/c9/fat/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/