Namun, menurut dia, hanya Ketua Umum Partai Demorat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berhak mengumumkan pemecatan dirinya. Selain SBY, ‎Ruhut menilai mereka tak memiliki kewenangan untuk berbicara apapun terkait sanksi dari partai kepadanya.
“Cari Pak SBY. Yang bisa memecat anak buahnya ketua umum,” bebernya.
Ruhut menambahkan, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto tak berhak memberikan komentar tentang sanksi kepadanya. “Yang mulutnya kayak cucakrowo juga. Makanya aku kritik dia, aku tertawa termehek-mehek. Karena berapa kali dia kepeleset,” pungkasnya
Sementara, Komisi III meminta Partai Demokrat untuk segera mengirimkan pengganti Ruhut Sitompul apabila dia resmi mundur dari jabatannya. Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo menjelaskan, hal itu penting dilakukan agar tidak terjadi kekosongan, utamanya di Fraksi Demokrat.
“Ya kita juga berharap di Komisi III nanti pengganti Pak Ruhut bisa mengisi dan melengkapi formasi yang selama ini ada di Komisi III, khususnya Partai Demokrat,” imbaunya ketika ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (20/10).
Pria yang disapa Bamsoet ini memastikan bahwa Komisi III akan menerima siapapun sosok yang dipilih Partai Demokrat untuk menggantikan Ruhut.
“Itu kan keputusan Demokrat. Siapapun yang dikirim akan kita terima dengan tangan terbuka,” tandasnya.
Sementara Anggota Komisi III DPR, Arsul Sani mengatakan, sebagai anggota yang berasal dari kalangan artis, Ruhut jarang berbicara substansi di sejumlah rapat yang digelar komisi hukum tersebut.
“Termasuk yang selebritis walaupun saya lihat jarang sekali bicara substansi seperti KUHP dan anggaran. Dia bagian yang panasnya aja,” ujar Arsul.
Lebih lanjut sekretaris jenderal PPP itu mengatakan, Ruhut sebagai seorang selebritis pastinya menarik perhatian media. Namun, seharusnya Si Poltak juga menjadi anggota yang serius terkait substansi pembahasan di komisi.
“Tidak boleh kemudian melupakan substansi, nggak pernah baca draf undang-undang,” tegas legislator asal Jawa Tengah itu.
Karenanya, dia mengapresiasi pilihan Ruhut untuk mundur dari keanggotaan DPR. Apalagi, Si Poltak pun menyatakan ingin fokus memenangkan pencalonan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI Jakarta.
“Saya mengapresiasi lebih bagus Pak Ruhut seperti itu. Jadi, dia tidak dalam posisi yang benturan kepentingan,” pungkas Arsul. (jpg/adz)