Mantan kader PDIP itu mengucapkan berterima kasih atas surat rekomendasi yang diberikan DPP Partai Golkar tersebut. “Ya pertama terima kasih. Kemarin kita dapat info diundang ke Jakarta untuk menerima surat tugas sebagai calon gubernur dan calon wali kota di 2024. Saya juga sampaikan mohon maaf belum bisa hadir karena ada tugas di Medan sebagai wali kota. Yang ambil (suratnya) tim, bukan saya pribadi,” ucap Bobby, Rabu (22/11).
Diminta tanggapannya lebih jauh atas surat rekomendasi dari DPP Golkar tersebut, apakah dirinya siap untuk maju kembali di Pilgubsu atau Pilkada Medan, Bobby masih enggan untuk berkomentar banyak. Ia berdalih, waktu Pilkada 2024 masih lama.
Ia pun mengaku ingin berfokus menjalankan tugasnya sebagai wali kota dan menyelesaikan pekerjaan yang ada di Kota Medan. “Tanggapannya (Pilkada) masih lama lagi. Saya pokoknya kerjain tugas saya dulu, saya ditugaskan masyarakat sebagai Wali Kota Medan sampai 2024. Jadi saya selesaikan dulu tugas saya, masih ada pekerjaan-pekerjaan saya di Kota Medan sebagai wali kota yang hari ini belum selesai,” ujarnya.
Ditanya soal kabar dirinya sempat berkomunikasi dengan Partai Golkar sebelum keluarnya surat tersebut dari DPP Partai Golkar, Bobby mengakui jika memang dirinya sempat berkomunikasi dengan Partai Golkar. Akan tetapi, komunikasi tersebut bukan soal rekomendasi dirinya sebagai Cagubsu ataupun Cawalkot di Pilkada 2024.
“Kemarin kita komunikasi saat kedatangan capres – cawapres. Kita komunikasi untuk kedatangan mas Gibran ke Medan. Komunikasinya untuk itu,” katanya.
Soal dirinya yang juga pernah berkomunikasi dengan Partai Golkar untuk maju di Pilgubsu 2024 saat dirinya masih menjadi kader PDIP, Bobby pun tidak membenarkannta.
“Tentukan kemarin PDIP, Golkar, dan partai-partai pengusung dan pendukung lainnya kita sering berkomunikasi. Kita biasa berkomunikasi terkait saran-saran, kira-kira apa yang harus dilakukan di Kota Medan,” jawabnya.
Bobby juga membantah bahwa surat rekomendasi dari DPP tersebut sebagai bukti bahwa dirinya akan bergabung ke Partai Golkar, mengingat saat ini dirinya tak lagi menjadi kader PDIP.
“Ini bukanlah suara Golkar, tapi yang disampaikan Golkar itu kan surat tugas. Bukan berarti yang dapat surat itu kader Golkar, dan bukan saya saja yang bukan kader Golkar yang dapat surat itu. Ada nama-nama lain yang bukan kader Golkar, dan saya lihat belum tentu semua nama-nama itu harus masuk ke Golkar,” pungkasnya.(gus/map)