25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Limbah Industri Datangkan Rezeki

TEBING TINGGI-Limbah industri ternyata tak selamanya buruk. Buktinya, sisa dari pengolahan pengergajian kayu olahan yang biasanya dibuang ataupun dibakar ternyata cukup menguntungkan.

Padahal, sebelumnya limbah tersebut sempat merepotkan karena bisa menimbulkan pencemaran lingkungan yang parahnya apabila terkena air hujan akan menimbulkan bau busuk menyengat dan apabila musim kemarau serbuk tersebut mudah terbakar dan menimbulkan polusi udara.

Di tangan Zulkifli Stp, Limbah tersebut diolahnya menjadi media berkembang atau tumbuhnya budidaya jamur tiram. Hal ini dibuktikan langsung oleh Sumut Pos pada Minggu (6/3) sekira pukul 13.00 WIB di lokasi rumahnya yang berada di Jalan Bakti, Lingkungan V, Kelurahan Damar Sari, Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.
Serbuk gergaji yang diambil Zulkifli dari industri olahan kayu dijadikan sejenis ‘baglog ‘ (tempat mediasi tumbuhnya jamur tiram). Dan, baglog terssebut dijualnya dengan harga Rp5.000 per baglognya. “Bekas serbuk gergaji itu kita olah dan campur dengan kapur yang mengandung kalsium, tepung tapioka, tepung jagung dan dedak sekam padi,’’ jelas Zulkifli.

Tak pelak, apa yang dilakukan Zulkifli ini mendapat apresisai postif dari warga sekeliling dan pelanggannya. Setidaknya hal ini diungkapkan Nurhayati. Perempuan yang sengaja datang dari Kota Stabat Kabupaten Langkat ini merasa kagum dengan apa yang dilakukan Zulkifli. ‘’Kerjanya sosial membantu menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan, tapi di lain sisi bisa menghasilkan uang juga,’’ puji Nurhayati.
Ya, produk olahan yang dihasilkan Zulkifli memang tidak hanya beredar di Tebing Tinggi saja. Tercatat Kota Medan, Tanjung Morawa, Sibolga, Padang Sidimpuan, Balige dan dari daerah lainnya tak luput dari baglog ala Zulkifli tersebut.

“Sebenarnya kita juga membantu pihak pemerintah dengan permasalahan sampah (limbah) dari industri yang ada di Tebing Tinggi. Masih banyak lagi limbah industri yang menjadi permasalahan sosial lingkungan hidup. Dari sini kita ajak insinyur ataupun sarjana untuk berpikir bagaimana menangani limbah-limbah industri yang bisa diolah yang selama ini menjadi masalah bagi kelangsungan hidup manusia di bumi ini,’’ jelas Zulkifli.
Menariknya, baglog hasil kerja Zulkifli juga bisa digunakan setelah dianggap tak berguna. Ya, baglog tidak bisa lagi menjadi media jamur jika sudah terkena virus. Nah, dalam keadaan itu, baglog dapat dipergunakan sebagai pupuk tanaman. (mag-3)

TEBING TINGGI-Limbah industri ternyata tak selamanya buruk. Buktinya, sisa dari pengolahan pengergajian kayu olahan yang biasanya dibuang ataupun dibakar ternyata cukup menguntungkan.

Padahal, sebelumnya limbah tersebut sempat merepotkan karena bisa menimbulkan pencemaran lingkungan yang parahnya apabila terkena air hujan akan menimbulkan bau busuk menyengat dan apabila musim kemarau serbuk tersebut mudah terbakar dan menimbulkan polusi udara.

Di tangan Zulkifli Stp, Limbah tersebut diolahnya menjadi media berkembang atau tumbuhnya budidaya jamur tiram. Hal ini dibuktikan langsung oleh Sumut Pos pada Minggu (6/3) sekira pukul 13.00 WIB di lokasi rumahnya yang berada di Jalan Bakti, Lingkungan V, Kelurahan Damar Sari, Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.
Serbuk gergaji yang diambil Zulkifli dari industri olahan kayu dijadikan sejenis ‘baglog ‘ (tempat mediasi tumbuhnya jamur tiram). Dan, baglog terssebut dijualnya dengan harga Rp5.000 per baglognya. “Bekas serbuk gergaji itu kita olah dan campur dengan kapur yang mengandung kalsium, tepung tapioka, tepung jagung dan dedak sekam padi,’’ jelas Zulkifli.

Tak pelak, apa yang dilakukan Zulkifli ini mendapat apresisai postif dari warga sekeliling dan pelanggannya. Setidaknya hal ini diungkapkan Nurhayati. Perempuan yang sengaja datang dari Kota Stabat Kabupaten Langkat ini merasa kagum dengan apa yang dilakukan Zulkifli. ‘’Kerjanya sosial membantu menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan, tapi di lain sisi bisa menghasilkan uang juga,’’ puji Nurhayati.
Ya, produk olahan yang dihasilkan Zulkifli memang tidak hanya beredar di Tebing Tinggi saja. Tercatat Kota Medan, Tanjung Morawa, Sibolga, Padang Sidimpuan, Balige dan dari daerah lainnya tak luput dari baglog ala Zulkifli tersebut.

“Sebenarnya kita juga membantu pihak pemerintah dengan permasalahan sampah (limbah) dari industri yang ada di Tebing Tinggi. Masih banyak lagi limbah industri yang menjadi permasalahan sosial lingkungan hidup. Dari sini kita ajak insinyur ataupun sarjana untuk berpikir bagaimana menangani limbah-limbah industri yang bisa diolah yang selama ini menjadi masalah bagi kelangsungan hidup manusia di bumi ini,’’ jelas Zulkifli.
Menariknya, baglog hasil kerja Zulkifli juga bisa digunakan setelah dianggap tak berguna. Ya, baglog tidak bisa lagi menjadi media jamur jika sudah terkena virus. Nah, dalam keadaan itu, baglog dapat dipergunakan sebagai pupuk tanaman. (mag-3)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/