31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Warga Terganggu Debu Truk Galian C

SERGAI-Proyek galian C di beberapa wilayah Kabupaten Serdang Bedagai ternyata meresahkan masyarakat. Mereka terganggu dengan debu dari truk yang melaju di jalanan di wilayah mereka.

Parahnya lagi, infrastruktur jalan desa dan kecamatan yang baru selesai dikerjakan ternyata banyak yang sudah hancur akibat proyek itu. Dari penelusuran wartawan koran ini, sejumlah desa yang berada di Kecamatan Perbaungan penyumbang polusi udara tertinggi dari beroperasinya truk galian C.

Sebagai sentra pembuatan batu bata, maka ketika pengendara mulai memasuki Jalan Lintas Sumatera lewat Sungai Ular, secara kasat mata ribuan kubik tanah galian menyebarkan polusi ketika melintas. Bahkan, sejumlah pengguna jalan di wilayah yang kerap berada di belakang truk ataupun berpapasan merasakan mata dan pernapasan terganggu.
Selain pengguna jalan, warga yang bermukim di pinggir jalan merasakan hal yang sama. “Nafas saya sesak karena sering menghirup debu yang beterbangan dibawa truk galian C,” kata Suwitno (39) warga Dusun III, Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Jumat (4/3).

Kendati demikian, protes dari warga dan aktivis lingkungan terhadap merebaknya proyek galian C di wilayah Sergai belum mendapat tindakan ataupun solusi dari pihak terkait. Malah proyek galian C semakin marak dan merajalela.
“Kami sudah melaporkan hal ini kepada pihak desa, akibat galian C banyaknya abu di jalan, tetapi  belum ada tanggapan dari desa. Kami  meminta supaya galian C di wilayah Kelurahan Melati I dan Desa  Melati II ditutup. Karena  sangat membahayakan kesehatan warga dan lingkungan,” kata Mukhlis (39)  warga Desa Melati II, Perbaungan. (mag-15)

SERGAI-Proyek galian C di beberapa wilayah Kabupaten Serdang Bedagai ternyata meresahkan masyarakat. Mereka terganggu dengan debu dari truk yang melaju di jalanan di wilayah mereka.

Parahnya lagi, infrastruktur jalan desa dan kecamatan yang baru selesai dikerjakan ternyata banyak yang sudah hancur akibat proyek itu. Dari penelusuran wartawan koran ini, sejumlah desa yang berada di Kecamatan Perbaungan penyumbang polusi udara tertinggi dari beroperasinya truk galian C.

Sebagai sentra pembuatan batu bata, maka ketika pengendara mulai memasuki Jalan Lintas Sumatera lewat Sungai Ular, secara kasat mata ribuan kubik tanah galian menyebarkan polusi ketika melintas. Bahkan, sejumlah pengguna jalan di wilayah yang kerap berada di belakang truk ataupun berpapasan merasakan mata dan pernapasan terganggu.
Selain pengguna jalan, warga yang bermukim di pinggir jalan merasakan hal yang sama. “Nafas saya sesak karena sering menghirup debu yang beterbangan dibawa truk galian C,” kata Suwitno (39) warga Dusun III, Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Jumat (4/3).

Kendati demikian, protes dari warga dan aktivis lingkungan terhadap merebaknya proyek galian C di wilayah Sergai belum mendapat tindakan ataupun solusi dari pihak terkait. Malah proyek galian C semakin marak dan merajalela.
“Kami sudah melaporkan hal ini kepada pihak desa, akibat galian C banyaknya abu di jalan, tetapi  belum ada tanggapan dari desa. Kami  meminta supaya galian C di wilayah Kelurahan Melati I dan Desa  Melati II ditutup. Karena  sangat membahayakan kesehatan warga dan lingkungan,” kata Mukhlis (39)  warga Desa Melati II, Perbaungan. (mag-15)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/